Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Pengkajian Respirasi

Disusun Oleh:
Ainil Hamni 1902003
Intan Agustina 1902010
Tasya Nazira 1902017

Dosen Pengampu: Harmawati. Skp, M.Kep


Prodi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang
Tahun Akademik 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
            Penulis Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas
tentang ”PENGKAJIAN RESPIRASI” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu
tugas dari mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1.

            Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di
dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam
makalah berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.

            Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua


pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                         Padang,    September  2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG....................................................................4
2. TUJUAN..........................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Teknik pengkajian,Anamnesa,Ancaman Fisik.................................5


2. Pemeriksaan Diagnostik...................................................................6
3. Terapi Modalitas,WSD,....................................................................7
4. Suction, Nebulizer............................................................................8

BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Pengkajian repirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada
tubuh manusia.Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif yang
dilakukan dengan cara Inpeksi, pelpasi, perkusi dan auskultasi

Terapi modalitas adalah suatu pendekatan penanganan klien dengan


gangguan bervariasi yang bertujuan untuk mengubah prilaku klien dengan
gangguan jiwa dengan prilaku meladaptif menjadi perilaku yang adaptif.

B.Tunjuan
1.Mengetahui teknik pengkajian Anamnesa paa kelainan respirasi

2.Mengetahui cara Pemeriksaan fisik kelainan respirasi

3.Mengetahui cara Pemeeriksaan diagnostik pada kelainan paru

4.Apa itu Terap modalitas pada sistem pernapasan

4
BAB II
Pembahasan

1.TEKNIK PENGKAJIAN
A.Anamnesa Pada Kelainan Respirasi
Anamnesa dengan penyakit sisitem ini umumnya mengeluhkan sesak, batul, dan nyeri
dada sebagai keluhan pertama.

1. Sesak:Sejak kapan?, sesak timbul pada saat bagaimana?, Serangan sesak dipengaruhi
aktivitas/cuaca/paparan alergi?, posisi kepala saat tidur (tinggi bantal)?
2. Batuk:Sejak kapan?,sifat batuk kring?/lendir?/darah?
 Lendir:Konsistensi Kental?, Warna (Kuning,Hijau,Coklat),bercampur darah?,
Volume banyak pada pagi hari?
Kuning:Infeksi akut (karna virus)
Hijau:Infeksi Kronik (Karna bakteri)
Coklat:Infeksi kuman kuman aerob (abses/empiema)
 Batuk Berdarah:Sejak kapan bercak?,jumlah volume?
3. Nyeri Dada:nyeri pada sistem respirasi sifatnya terlokalisasi yaitu organ terkena
pleura
4. Pemeriksaan Kepala:Memastikan gejala
Sianosis:lihat pada kojungtiva
anamesis:lihat pada bibir dan kunjungtiva
ikterus:lihat pada sclera dan kulit
dispnea:perhatikan adanya pernapasan cuping hidung
5. Pemeriksaan Leher:melakukan pembesaran kelenjar,melakukan pemeriksaan deviasi
trakea dan melakuan pemeriksaan JVP
6. Pemeriksaan Dada:inpeki,Palpasi,Perkusi dan Auskultasi

B.Pemeriksaan Fisik Pada Kelainan Respirasi


Ada 4 cara pemeriksaan fisik Respirasi:

1. Inspeksi

Tujuannya melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang mengalami kondisi tubuh
normal atau abnormal. Itu sebabnya pemeriksa perlu mengetahui karakteristik normal dan
abnormal tiap usia. Kondisi tubuh abnormal pada orang dewasa muda adalah kulit keriput dan
tidak elastis karena kondisi ini umumnya dimiliki orang lanjut usia.

Inspeksi bisa dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman)
dan tidak langsung (dengan alat bantu). Saat palpasi dilakukan, tubuh akan diperiksa secara

5
mendetail dan masing-masing sisi tubuh dibandingkan guna mendeteksi potensi kelainan.
Ikuti instruksi dokter untuk memudahkan proses inspeksi.

2. Palpasi

Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan
inspeksi. Palpasi dilakukan hanya mengandalkan telapak tangan, jari, dan ujung jari.
Tujuannya untuk mengecek kelembutan, kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran, kecepatan,
dan kualitas nadi perifer pada tubuh.

Saat palpasi dilakukan, posisi harus rileks dan nyaman untuk mencegah ketegangan otot.
Dokter menjelaskan apa yang akan dilakukan, alasan, dan apa yang dirasakan. Kamu juga
diminta menghela napas agar lebih rileks dan berhenti jika merasakan nyeri saat pemeriksaan
berlangsung.

3. Auskultasi

Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan
abnormal menggunakan alat bantu stetoskop. Suara yang didengarkan berasal dari sistem
kardiovaskuler, respirasi, dan gastrointestinal.

4. Perkusi

Bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa kulit. Perkusi bisa dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Perkusi secara langsung dilakukan dengan mengetukkan
jari tangan langsung pada permukaan tubuh.

Sementara perkusi secara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah tangan
non-dominan (biasanya tangan kiri) di permukaan tubuh yang akan diperkusi, kemudian
jaringan tengah tangan dominan (biasanya tangan kanan) diketuk-ketuk di atas jari tengah
tangan non-dominan untuk menghasilkan suara.

Terdapat lima jenis suara yang dihasilkan (pekak, redup, sonor, hipersonor, dan timpani) dan
keseluruhannya menggambarkan kondisi organ tubuh bagian dalam.

C.Pemeriksaan Diagnostik pada Kelainan Paru


Dokter akan melakukan pemeriksaan Diagnostik Seperti:

Pulse oximetry, untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah

Rontgen dada, untuk memastikan kondisi paru-paru dan luas area paru yang mengalami
infeksi atau peradangan

CT scan, untuk melihat kondisi paru-paru secara lebih detail

Tes darah, untuk memastikan adanya infeksi dan menentukan penyebab infeksi

6
Tes dahak atau sputum, untuk mendeteksi kuman penyebab infeksi

Kultur cairan pleura, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi

Bronkoskopi, untuk melihat kondisi saluran napas dengan bantuan alat bronkoskop

Tes urine, untuk mengidentifikasi bakteri Streptococcus pneumonia dan Legionella


pneumophila yang bisa ada di urine

2.TERAPI MODALITAS PADA SISTEM PERNAFASAN


1.WSD (Water Sealed Drainage)

a. Pengertian
Merupakan salah modalitas terapi yang paling efektif untuk mengembalikan kondisi
didalam cavum pleura itu sendiri,yakni dengan menggunakan selang yang dimasukan
kedalam cavum pleura pasien dan kemudian dihubungkan dengan seperangkat botol sehingga
akan mendrainase cairan abnormal dari dalam cavum pleura keluar dan mengembalikan
kondisi cavum pleura kembali normal.

Pada terapi menggunakan WSD, ada beberapa komplikasi yang dapat


muncul,Komplikasi ini dapat beryupa komplikasi mekanik , sistematik, dan lain
lain.Komplikasi mekanik antara lain terlepasnya selang dari dada pasin, terjadi pneumothorax
sekunder dan lain lain.Komplikasi Sistematik yakni terjadinya infeksi sekunder pada cavum
pluer a sehingga menyebabkan penimbulan pus pada cavum pleura yang kita kenal juga
sebagai empyema dan terakhir yakni terjadinya reekspansi udema pilmonum.

b. Prinsip Dasar Pemasangan WSD


Mekanisme ppemasangan normal bekerja atas prinsip tekanan negatif yaitu tekanan
dalam rongga dada adalah lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga menyebabkan
udara untuk bergerak kedalam paru paru selama inspirasi
c. Tempat Insersi Slang WSD
 Untuk pengeluaran udara dilakukan pada intercoltals 2-3 garis midlavicula
 Untuk pengeluaran cairan dilakukan pada 7-8-9 mid aksilaris line/dorsal
axillar line
d. Tujuan
 Untuk mengeluarkan udara,cairan,atau darah dari rongga pleura
 Untuk mengembalikan tekanan negativ pada rongga pleura
 Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian
 Untuk mencegah reflix drainase kembali ke dalam rongga dada

7
e. Sistem Drainase Dada

System Keuntungan Kerugian


Satu tombol -Penyusunan sederhana -Saat drainase dada mengisi
-mudah untuk pasien yang botol,Lebih banyak kekuatan
dapat berjalan diperlukan untuk
memungkinkan udara dan
cairan pleura keluar dari
dada masuk ke botol
-Campuran darah drainase
dan udara menimbulkan
campuran yang membatasi
garis pengukuran
drainase,untuk
menjadikanya aliran tekanan
pleura harus lebih tinggi dari
tekanan botol
Dua botol -mempertahankan water -Menambah area mati pada
seal pada tingkat konstan system drainase yang
-memungkinkan observasi mempunyai potensial untuk
dan pengukuran drainase masuk kedalam area pleura
yang lebih baik -untuk terjadinya
aliran,tekanan pleura harus
lebih tinggi dari tekanan
botol
-mempunyai batas kelebihan
kapasitas aliran udara pada
adanya kebocoran pleural
Tiga botol System paling aman untuj Lebih kompleks lebih
mengatur penghisapan banyak kesempatan untuk
terjadinya kesalahan dalam
perakitan dan pemeliharaan
Unit water Plastic tidak mudah pecah -Mahal
sealsekali seperti botol -Keehilangan water seal dan
pakai kekurangan pengukura
drainase bila unit terbalik
Flutter valve -Ideal untuk tranport karena -mahal
segel air dipertahankan -katu berkipas tidak
apabila botol terbalik memberikan informasi
-kuarang satu ruang untuk visual pada tekanan
mengisi intraplural karna tidak ada
-tak ada masalah dengan fluktuasi air pada ruang
penguapan air water seal

8
-pnurunan kadar kebisingan
Calibrated -sama dengan diatas mahal
spiring -tidak mampu mengatasi
mechanis volume besar
f. Indikasi Pemasangan WSD
Indikasi pemasangan wsd:
 Homoteraks, Ifusi pleura
 Pneumotoraks (>25%)
 Profilaksi pada pasin trauma dada yang akan dirujuk
 Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator

2.Suction

a. Pengertian
Suction merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga
memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret pada klien yang tidakmampu mengeluarkanya sendiri.

Sebagian pasien mempunyai permasalahan di pernapasan yang memerlukan bantuan


ventilator mekanik dan pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube)masuk sampai cabang Bronkus
pada saluran pernapasan.

b. Tujuan
1.Untuk memelihara saluran pernapasan tetap bersih.
2.Untuk mengeluarkan sekret dari pasien yang tidak mmpu mengeluarkan sendiri.
3.Diharapkansuplay pksigen terpenuhi dengan jalan nafas yang adekuat

c. Indikasi
1.Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup
2.Pasien yang koma
3.Pasien yang tidak bisa batuk karna kelumpuhan dari otot pernapasan
4.Bayi ata anak dibawah umur 2 tahun
5.Pasien yang secretnya sangat banyak dan kental,dimana dia sendiri sulit untuk
mengeluarkanya
d. Kontra Indikasi
1.Pasien dengan stridor
2.Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal
3.Pulmonary oedem
4.Post pneumonectomy,ophagotomy yang baru
e. Alat Yang Digunakan
1.Penghisap pertebel atau yang dipasang didinding dengan selang penghubung
2.Kateter steril 12-16 Fr

9
3.Air steri tau normal saline
4.Sarung tangan steril
5.Pelumas larut air
6.Handuk mandi atau slimut yang melindungi klien atau baju klien
7.Masker wajah dan kasa steril
8.Pinset anatomis
9.Cairan desenfentan untuk mencuci kateter steril
10.Spetel
f. Prosedur Tindakan dan Rasional
No Langah-Langkah Rasional
1 Siapkan peralatan disamping Memungkinkan kelancaran dalam
tempat tidur pelaksanaan prosedur tanpa gangguan
2 Cuci tangan dan gunakan sarung Mengurangi transmisi mikroorganisme
tangan
3 Jelaskan pada klien bagaimana
prosedur akan membantu
membersihkan jalan nafas dan
menghilangkan beberapa
masalah pernapasanya,Jelaskan
bahwa batuk,bersin,atau
menelan adalah normal
4 Posisikan klien dengan tepat: Reflek gag mencegah aspirasi isi
-bila sadar dengan reflek gag gastrointestinal,Posisi ke satu sisi atau
berfungsi baringkan klien pada hiperektensi leher meningkakan insersi
posisi semi fowlers dengan perlahan kateter kedalam orafaring atau
kepala miring ke satu sisi untuk nasofaring secara berurutan
penghisapan oral,baringkan
klien pada posisi flowers dengan
leher ekstensi untuk
penghisapan nasal
-Bila sadar-baringkan klien pada Mencegah lidah klien menghadap jalan
posisi lateral menghadap pada nafas,meniingkatkan drainase sekret
anda untuk penghisapan oral pulmonal, dan mencegah aspiralsisi
atau nasal. gastrointestinal.
5 Tempatkan handuk pada bantal Mencegah linen tempat tidur atau baju tidur
atau bawah dagu klien basah akibat dari sekret.Handuk dapat
dibuang,mengurangi penyebaran bakteri
6 Pilih tekanan dan tipe unit Menjamin tekanan negatif yang aman sesuai
penghisap yang tepat, untuk dengan klien,tekanan negaif yang berlebihan
semua unit penghisap adalah dapat mencetus cedera muklosa
120-150 mm Hg pada orang
dewasa,100-120 mm Hg .Pada
anak anak atau 60-100 mm Hg
pada bayi
7 Tuangkan air steril atau normal Diperlukan untuk melumasi kateter guna
salinkan air ke wadah steril mengurangi friksi dan meningkatkan pasase
lembut.

10
8 Kenakan sarung tangan yang Mempertahankan asepsi saat kateter
sterilpada tangan dominan anda dimasukan kedalam mulut atau hidung klien
9 Kenakan tangan yang telah Mempertahankan sterilisasi
menggunakan sarung
tangan,sambungkan kateter ke
mesin penghisap
10 Perkirakan jarak antara daun -Jarak ini menjamin bahwa kateter penghisap
telinga klien dan ujung hidung akan tetap pada region faringeal.Insersi
dan letakan ibu jari dan jari kateter pada titik ini menempatkan kateter di
telunjuk dari tangan yang telah trakea.
menggunakan arung tangan
11 Basahi ujung kateter dengan -Pembasah ujung kateter mengurangi friksi
larutan steril.Pasang penghisap dan memudahkan pemasangan.
dengan ujungnya terletak dalam Pemasangan ,penghisap pada kateter berada
larutan dalam larutan steril menjamin bahwa
peralapat penghisap berfungsui sebelum
kateter dimasukan
12 Penghisap
-Oraferingeal dengan perlahan Menghindari turbanasi nasal oleh kateter dan
masukan kateter kedalam satu masuk lebih mudah kedalam nasofaring
sisi mulut klean dan arahkan
kedalan orafaring .jangan
lakukan penghisapan selama
pemasangan
-nasofaringeal dengan perlahan Resiko trauma pada murkosa oral dan masal
masukan kateter kesalahsatu selama pemasangan kateter dikurangi
lobang hidung .arahkan kearah
medial sepanjang dasar rongga
hidung.Jangan dorong paksa
kateter,bila lobang hidung yang
satu tidak paten,coba hidung
yang lain.jangan lakukan
penghisapan selama pemasangan
13 Sumbat port penghisap dengan Sumbatan pada pot penghisap mengaktifkan
ibujari anda dengan perlahan tekanan penghisap.penghisap dilakukan
rotasi kateter saat anda secaraintermiten saat kateter ditarik,Rotasi
menariknya ke seluruh proses mengangkat sekret dari permukaan jalan
prosedur tidak boleh dari 15 nafas dan mencegah trauma dari tekanan
detik penghisapan pada satu area,
CATATAN: penghisapan juga membuang
udara,Suplay oksigen klien dapat sangat
berkurang bila prosedur berlangsung lebih
dari 15 detik
14 Bilas kateter dengan larutan Membuang sekret dari kateter melumasinya
steril dengan meletakan dalam untuk penghisapan beruikutnya
larutan dan lakukan penghisapn
15 Bila klien tidak mengalami stres Memungkinkan kesempatan klien untuk
selama pernapasan,Biarkan ia meningkatkan masukan oksigenya
istirahat selama 20-30 detik
sebelum memasukan ulang

11
kateter
16 Bila klien mampu,minta ia untuk Meningkatkan mobilitas sekret ke jalan napas
bernapas dalam dan batu atas,tempat sekret dapat diangkat dengan
diantara penghisapan kateter,bila klien mampu untuk batuk secara
produktif,penghisapan selanjutnya tidak
diperlukan sepanjang jalan nafas bersih pada
auskultasi
17 Bila diperlukan penghusapan Apabila nadi dan pernapasan sudah
ulang ulangi langkah 11-13 normal,dewasa normal nadi:80-120/menit
dan pernapasan :18-25/menit
18 Hisap sekret pada mulut atau Mempertahankan aseptis steril,Mulut harus
dibawah lidah setelah dihisap setealh area steril telah dihisap secara
penghisapan orofaring keseluruh
19 Buang kateter dengan Mengurangi penyebaran bakteri dari kateter
membungkusnya dalam tangan penghisap
anda yang menggunakan sarung
dan lepaskan sarung untuk
membungkus kateter
20 Siapkan peralatan untuk Membiarkan kesiapan akses untuk peralatan
pengghisapan berikutnya penghisap,khususnya bila klien mengalami
distres pernapasan
21 Cuci tangan Agar tidak kena infeksi
22 Catat pada catatan perawat Mendokumentasikan bahwa prosedur telah
jumlah konsistensi,warna dan dilaksanakan
bau sekret,serta respon klien
terhadap prosedur

3.Nebulizer

a.Pengertian
Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang
dihirup. Pengobatan yang memanfaatkan nebulizer biasanya diberikan pada penderita
gangguan pernapasan, seperti asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) saat gejala
sesak napas sedang muncul.

Salah satu pengobatan gangguan pernapasan atau penyakit paru-paru adalah dengan
menggunakan obat yang dihirup atau terapi aerosol. Obat ini ada yang bekerja
untuk mengatasi sesak napas, mengurangi peradangan, dan mencegah kekambuhan gejala.
Pemberian obat hirup ini bisa melalui inhaler dan nebulizer.

b.Tujuan
12
Untuk mengurangi sesak pada penderita asma,untuk mencernakan
dahak,bronkospasme berkurang/menghilang.

c.Obar-Obat Nebulizer
1.Pulmicort:Kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran napas
2.Nact:Mengencerkan dahak
3.Atroven:Melonggarlan saluran napas
4.Berotex:Melonggarkan saluran napas
5.Inflamid:Untuk anti radang
6.Combiven:kombinasi melonggarkan saluran napas
Meptin:melnggarkan saluran napas
d.Indikasi dan Kontraindikasi Nebulizer:

 Indikasi Nebulizer:

Untuk penderita asma,sesak,sesak napas kronik,batuk,pilek,dan gangguan pernapasan.

 Kontraindikasi Nebulizer:

Pada penderita trakeotomi,pada fraktur didaerah hidung.

d.Cara Pemberian Nebulzer

 Persiapan alat:
1.Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter,humidifer

2.masker Nebulizer

3.obat yang akan diberikan

4.spuit 2 cc (sesuai dengan jumlah obat yang diberikan)

5.alat tulis

 Persiapan pasien

-Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

-Menyiapkan lingkungan yang aman untuk klien dan memasang sampiran

 Langkah Langkah

-Memberikan posisi yang nyaman pada klien

-Mengontrol flowmeter dan humidfier

-Mencuci tangan

-Menyambungkan masker nebulizer dengan tabung oksigen dengan selang penghubung

13
-mengontrol apakah selang dan masker bergungsi dengan baik

-menghispas obat sesuai intruksi medik dan memasukan kedalam tabung masker nebulixer

-memasang masker sesuai wajh klien

-mengalirkan oksigen sesuai indikasi medik

-mengevaluasi respon klien (pola napas)

-merapihkan pasien

-cuci tangan

14
BAB III
Penutup
Kesimpulan

Pengkajian repirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada


tubuh manusia.Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif yang
dilakukan dengan cara Inpeksi, pelpasi, perkusi dan auskultasi

Terapi modalitas adalah suatu pendekatan penanganan klien dengan


gangguan bervariasi yang bertujuan untuk mengubah prilaku klien dengan
gangguan jiwa dengan prilaku meladaptif menjadi perilaku yang adaptif.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/EllyeUtami/pengkajian-fisik-pada-sistem-pernapasan-dan-
melakukan-inhalasi-ppt

https://www.academia.edu/9623502/Langkah_langkah_Anamnesa_and_Pemeriksaan_Fisik_
Diagnostic

https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-fisik

https://media.neliti.com/media/publications/113348-ID-hubungan-jumlah-volume-drainase-
water-se.pdf

https://www.academia.edu/13162546/Suction

16

Anda mungkin juga menyukai