Anda di halaman 1dari 27

TUGAS PANUM MANAJEMEN KEPERAWATAN

“TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN”

OLEH :
Kelompok 6
 NURMA (70900120037)
 UMRAH (70900120038)
 RISDAWATI (70900120039)
 NUR ATMASARI (70900120040)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karenaatas berkat rahmat dan karunia-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan
hinggasampai sekarang ini. Dan tak lupa pula selawat serta salam kita haturkan
kepadajunjungan kita Nabi besar Muhammad saw serta para sahabat-sahabat-
Nya,pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman yang telah mengajarkan iman dan
islamkepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan
Islam.Dengan penuh rasa syukur penulis ucapkan karena dapat menyelesaikan
tugas ini yang berjudul : “teknologi dan sistem informasi manajemen
keperawatan”.Proses penyusunan ini diselesaikan secara bersama-sama.
Dalam penyusunan tugas ini, kami membahas mengenai teknologi dan sistem
informasi manajemen keperawatan. Makalah ini bersumber dari berbagai referensi
berupa buku, e-book, textbook, ataupun artikel.
Semoga tugas ini dapat memberikan pemahaman dan bermanfaat bagi
pembaca. Jika terdapat kesalahan tulisan pada makalah maka saran dan kritik yang
konstruktif dari pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan tugas makalah
selanjutnya.

Gowa, 29 Maret 2021

Kelompok 6
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................
A. Deskripsi Materi...........................................................................................
B. Tujuan Materi..............................................................................................
C. Topik Materi................................................................................................
D. Latar Belakang Materi .................................................................................
BAB II : TINJAUAN TEORI DAN KONSEP .................................................
A. Definisi Sistem Informasi Keperawatan .........................................................
B. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (Simk) ....................
C. Bentuk-Bentuk Teknologi Dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan ......
BAB III : EXERCISE .................................................................................
BAB IV : PENUTUP ...................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi
Pada decade terakhir, konvergensi kesehatan dengan teknologi informasi dan
komunikasi menawarkan kesempatan bagi pasien untuk mengatasi masalah
kesehatan mereka. Kemajuan dalam TIK diyakini dapat mendorong keragaman
solusi kesehatan yang efektif dan efesien dalam semua aspek perawatan klinis,
meningkatkan kualitas, kesetaraan, aksebilitisa perawatan (Feng, King, Khadra,
Hudzon, 2015). Telehealth merupakan layanan kesehatan jarak jauh melalui
pemanfaatn teknologi komunikasi dan informasi dapat memberikan solusi
pelayanan kesehatan untuk daerah terpencil dimana fasilitas kesehatan belum
memadai. Di India, telehealth dimanfaatkan untuk menghubungkan semua
rumah sakit termasuk rumah sakit kecil yang berada di desa (Majundar, 2007).
Telehealth membentuk unit-unit penanganan jarak jauh dir umah sakit besar
yang memilki tenaga ahli yang ditangani dokter jaga. Dengan sistem
telekonferensi, dokter atau perawatn di desa terpencil dapat melakukan
konsultasi jarak jauh dengan dokter ahli di seluruh rumah sakit di India. Apabila
dibutuhkan penanganan lebih mendalam, barulah pasien dirujuk ke rumah sakit
besar dan lengkap. Sistem ini juga meningkatkan pengetahuan dokter dan
perawat di desa terpencil dengan ahli pengetahuan yang terbentuk sebagai
negara kepulauan, pemerintah dan keterjaungkauan pelayanan kesehatan masih
menjadi kendala. Fasilitas kesehatan ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh
masyarakat terutama masyarakat yang berada di daerah terpencil, tertinggal,
dan terluar. Sementara itu telehealth di Indonesia masih di tahap uji coba tahap
diagnostic, yaitu teleradiologi, telecardiologi, dan video conference (Kementerian
kesehatan 2016).
Telehealth merupakan teknologi yang digunakan secara bergantian untuk
merujuk pada pelayanan menggunakan teknologi elektronik pada pasien dalam
keterbatasan jarak. Telehealth merupakan penggunaan teknologi dalam
keperawatan untuk meningkatkan perawatan pada pasien (Skiba, 1998).
Telehealkth menggunakan teknologi komunikasi dalam keperawatan untuk
memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Telehealth yaitu komunikasi jarak
jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optic antar manusia atau computer
(Arianti & Sarina, 2017)
Pemanfaatan teknologi telehealth mempunyai banyak manfaat dan
keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan
pemerintah. Aspek kemudahan dan peningkatan jangkauan serta pengurangan
biaya menjadi lkeuntungan yang bisa terlihat secara langsung. Dengan adanya
kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di rumah atau homecare,
akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan keluarga,
perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah dalam hal
ini adalah departemen kesehatan namun dengan demikian untuk bisa
mengaplikasikan telehealth dalam bidang keperawatan banyak sekali tantangan
dan hambatannya misalnya : faktor biaya, sumber daya manusia, kebijakan dan
perilaku.
Dalam beberapa study disampaikan bahwa tingginya biaya telehealth
dilaporkan sebagai penghalang utama, termasuk dari investasi, perawatan, dan
biaya operasional (Merkel dan enste, 2015). Sedangkan telehealth akan
memberikan keuntungan antara lain menurunkan angka kematian masyarakat
daera tertinggal. Berdasarkan data (CIA WORD FACTBOOK, 2014), indeks
kematian di Indonesia cukup tinggi, yaitu sebesar 6,34 (pada urutan 155 di
dunia). Angka kematian di Indonesia terbesar disebabkan oleh penyakit tidak
menular. Menurut Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (6 januari 2016), stroke
dan kecelakaan lalulintas menjadi penyebab kematian terbesar di tahun 2015.
Sementara penyakir menular seperti TBC justru ada di peringkat ke 6 di dahului
oleh jantung iskemik, kanker, dan diabetes mellitus. Masyarakat daerah
tertinggal denga fasilitas yang kurang memadai banyak yang tidak tertolong
karena menderita penyakit tersebut. Upaya pemerintah untuk mengurangi
tingkat kematian terutama di daerah pedesaan salah satunya dengan
mencanangkan program telehealth.

B. Tujuan Materi
a. Untuk mengetahui konsep telenursing, telemedicine, Mhealth, telehealth
dalam pelayanan keperawatan
b. Untuk mengetahui praktek penggunaan telenursing, telemedicine, Mhealth,
telehealth dalam pelayanan keperawatan
c. Untuk mengetahui platform telehealth dalam pelayanan keperawatan
C. Topik Materi
a. Konsep telenursing
b. Konsep telemedicine
c. Konsep Mhealt
d. Konsep telehealth
D. Latar Belakang Materi
Teknologi informasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di jaman yang
sangat modern ini. Berkat teknologi berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh
manusia. Hal tersebut akan juga berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan adanya kemajuan
teknologi. Dengan demikian perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang
holistic tentunya harus dapat menyesuaikan pelayanan asuhan tersebut dengan
kemajuan teknologi yang ada. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehtana
yang berperan aktif dalam merawat pasien memiliki konstribusi yang besar dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
informasi. Dengan menggunakan suatu teknologi informasi diharapkan pelayanan
akan lebih praktis dan mudah bagi pasien dan perawat.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini di Indonesia
belum secara luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di
pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian
sampai pada evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian ynenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai
konstribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu dari pengkajian sampai pada evaluasi dan
yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik.
Namun, pada realitanya di lapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih
bersifat manual atau konvensional, belum disertai dengan sistem/perangkat
teknologi yang memadai. Untuk membenahi sistem tersebut, maka diperlukan
inovasi-inovasi dalam pelayanan kesehatan melalui teknologi dan sistem
informasi manajemen keperawatan. Pada makalah ini akan dibahas mengenai
teknologi dan sistem informasi manajemen keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KONSEP
A. Definisi Sistem Informasi Keperawatan
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu computer, ilmu
informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen
dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal,
Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang
standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan dan memberdayakan
pasien untuk memilihi asuhan kesehatan yang diinginkan (Putra, 2019).
Sistem Teknologi Informasi (TIK) sudah menjadi bagan yang integral dalam
berbagai aspek kehidupan,termasuk dalam pelayanan kesehatan. Rekam
Medis/Kesehatan Elektronik (RMKE) merupakan salah satu bentuk penerapan TIK
dalam sistem pelayanan kesehatan melalui komputerisasi data pasien. RMKE
mencakup Rekam Medis Elektronik (Electronic Medical Record) (EMR). Rekam
Kesehatan Eletronik (Electronic Health Record), dan Rekam Kesehatan Pribadi
(Personal Health Record) (Gunawan & Christianto, 2020)
B. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) merupakan paket
perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan
keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program-program atau
modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan.
Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :
1) Mengklasifikasikan pasien
2) Pembentukan saraf
3) Penjadwalan
4) Catatan personal
5) Laporan bertahap
6) Pengembangan anggaran
7) Alokasi sumber dan pengendalian biaya
8) Analisa kelompok diagnose yang berhubungan
9) Pengendalian mutu
10)catatan pengembangan staf
11)model simulasi untuk pengamilan keputusan
12)rencana strategi
13)Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
14)Evolusi program
Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan
laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut
kriterianya. Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan formula beban
kerja, juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan piegawai yang
sebenarnya dapat dibuat. SIMK dan computer dapat membuat perawatan pasien
lebih efektif dan ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk
mengatur perawatan pasien, termasuk didalamnya sejatah pasien, rencana
perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan
perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang
perawat. Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti
sistem manual pada pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus
memungkinkan peningkatan kualitas dari perawatan. Dengan sistem informasi
usia, manajer perawat dapat merencanakan karier untuk mereka sendiri dan
perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat
(Putra, 2019).
C. Bentuk-bentuk teknologi dan sistem informasi manajemen
keperawatan
1. Telenursing
a. Definisi telenursing
Telenursing didefiniskan sebagai perpaduan layanan telekomunikasi dan
keperawatan setiap kali ada jarak fisik yang substansial antara perawat atau
antara pasien dan perawat. American Nurses Association (ANA) mendefinisikan
telenursing sebagai subjek telehalth dimana fokusnya adalah pada praktik
profesi tertentu (yaitu keperawatan). Meskipun penggunaan teknologi mengubah
media penyampaian asuhan keperawatan dan mungkin memerlukan kompetensi
terkait dengan penggunaannya untuk memberikan asuhan keperawatan, proses
keperawatan dan ruang lingkup praktik tidak berbeda dengan
telenursing.Perawat yang terlibat dalam praktik telenursing terus menilai,
merencanakan, mengintervensi hasil asuhan keperawatan, tetapi mereka
melakukannya dengan menggunakan teknologi seperti internet, computer,
telepon, alat penilaian digital, dan peralatan telemonitoring.Mengingat bahwa
layanan kesehatan yang sekarang disediakan melalui teknologi telah
berkembang, istilah telehealth digunakan untuk menangkap luasnya layanan
(Amudha, R, Nalini, R, 2017).
b. Prinsip Telenursing
Prinsip Telenursing terdiri dari :
1) Tidak mengubah sifat dasar dari praketk asuhan keperawatan, dimana
perawat terlibat dalam telenursing mulai dari pengkaian, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan.
2) Perawat juga terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan dan dukungan
secara pribadi dalam telenursing hubungan ditetapkan melalui
penggunaan telepon, kompouter, internet atau teknologi komunikasi
lainnya.
c. Ruang Lingkup Telenursing
Telenursing tumbuh pada tingkat yang lebih cepat di banyak negara karena
beberapa faktor :Efektif dalam menurunkan niaya perawatan kesehatan,
peningkatan jumlah penuaan dan populasi sakit kronis, dan peningkatan cakupan
perawatan kesehatan hingga jauh, pedesaan, daerah kecil, atau berpenduduk
jarang. Diantara banyaknya manfaat, telenursing juga dapat membantu
meningkatkan kekurangan perawat, mengurangi jarak dan menghemat waktu
perjalanan, serta menjauhkan pasien dari Rumah Sakit.
Penggunaan telenursing yang paling umum adalah pusat panggilan yang
dioperasikan oleh organisasi perawatan yang dikelola oleh perawat terdaftar
yang bertindak sebagai manajer kasus atau kinerja triage pasien, informasi dan
konseling sebagai cara untuk mengatur akses dan aliran pasien serta mengurangi
penggunaan ruang gawat darurat.
Telenursing juga telah digunakan sebagai alat perawatan di rumah. Misalnya
pasien yang sedang tidak bisa bergerak atau tinggal di tempat yang terpencil
atau sulit dijangkau, atau warga yang mengidap penyakit kronis seperti PPOK,
diabetes, disabilitas, penyakit degenerative saraf (penyakit pasrkinson, alzeimer),
boleh tinggal di rumah dan dikunjungi serta dibantu secara teratur oleh perawat
melalui konferensi video, internet, videophone, dan lain-lain. Aplikasi lain dari
perawatan di rumah adalah untuk perawatan pasien di situasi pasca operasi dan
perawatan luka.
Telenursing juga dapat memberikan kesempatan untuk pendidikan pasien,
telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil tes dan pemeriksaan kesehatan,
bantuan untuk fisik dalam implementasi protocol perawatan medis. Aplikasi
potensial telenursing juga dapat mengcakup melatih perawat dari jarak jauh.
membantu dan melatih perawat di negara berkembang, perawatan untuk tentara
di dalam atau di dekat medan perang, serta kolaborasi dan bimbingan oleh
perawat di seluruh dunia (Kumar & Snooks, 2011)
d. Aplikasi telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui
pusat melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan
home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Didalam
homecare berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam
home care perawat menggunakan system memonitor parameter. Fisiologi
seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui
internet. Dalam perawatan pasien dirumah, maka perawat dapat memonitor
tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak
flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video
conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin
dana penatalaksanaan sesak napas. Melalui system interaktif video, pasien
contact on-call perawat setiap waktu untk menyusun video consultasi
kealamat sesuai dengan masalah sebagai contoh bagaimana ganti baju,
memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak napas. Secara khusus
sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan
kelemahan khusunya dengan penyakit kardiopolmuner. Telenursing
membantu pasien dan keluarga untuk berpatisipasi aktif di dalam perawatan,
khususnya dalam manajemen penyakit kronis. Hal ini juga mendorong
perawat menyiapkan informasi secara akurat dan memberikan dukungan
secara online. Kontiunitas perawatan dapat di tingkatkan dengan
menganjurkan sering kontak anatara pelayanan kesehatan dengan maupun
keperawatan dengan individu, pasien dan keluarganya. Media telenursing
antara lain :
1) Telepon (telpon seluler)
2) Personal digital system (pda)
3) Mesin vaksin mili (vaks)
4) Internet
5) Video atau audio konferensi
6) Teleradiolog
7) Computer system informasi
8) Teleborotik
Pedoman peraktik lainnya yang menggunakan praktik telenursing adalah :
1) Menyampaikan informasi penting klien seperti data
elektroradiogram, ct-scant, foto rontgen, dan sebagainya
2) Menggunakan video, computer untuk memantau kondisi
kesehatan klien
3) Memantau status kesehata klien di rumah sakit atau dirumah
misalnya, tekanan darah, nadi dan suhu
4) membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan
kesehatan di tempat tujuan mereka.
5) Membantu operasi klien dari jarak jauh
6) Menggunakan video conference untuk menyediakan sesi
pendidikan keperawatan berkelanjutan
7) Mengembangkan website untuk memberikan informasi
kesehatan dan waktu konseling.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian :
1) Faktor legalitas; dapat didefinisakan sebagai otonomi profesi
keperawatan atau institusi keperawatan yang mempunyai tanggung
jawab dalam pelayanan telenursing
2) Faktor finansial; pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang
cukup besar karena sarana dan prasarana sangat banyak perlu
dukungan pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek
finansial dalam pelaksanaan telenursing.
3) Faktor skill; ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu
pengetahuan dan skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu
di lakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Tatalaksananya
telenursing sangat tergantung oleh aspek pengetahuan dan skill
antara pasien dan perawat.
4) Faktor motivasi; motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama
dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan
pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
e. Isu telenursing saat ini
Telenursing penuh dengan potensi masalah hukum, etika, dan peraturan saat
ini terjadi dengan telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, praktek
telenursing di negara bagian dan antar negara, perawat yang merawat harus
memiliki lisensi baik di negara bagiannya atau negara tempat tinggal dan di
negara bagian/ negara tempat pasien menerima teleker berada). Masalah hukum
seperti akuntabilitas, malpraktek, dan lain-lain juga sebagian besar masih belum
terpecahkan dan sulit untuk diatasi. Selain itu, banyak pertimbangan terkait
kerahasiaan dan keselamatan pasien data klinis. Dengan demikian hukuman
perdata dapat dijatuhkan terhadap layanan kesehatan penyedia jika mereka tidak
sesuai dengan hukum negara bagian. Praktisi telenursing harus melakukan
pertimbangan terkait beberapa hal, selain untuk memastikan praktek yang aman
dan etis dengan privasi dan kerahasiaan informasi pasien (Kumar & Snooks,
2011)
f. Bentuk-bentuk Telenursing
Bentuk-bentuk Telenursing dapat berupa triage telenursing, call-center
services, konsultasi melalui secure email messaging system, konseling melalui
hotline service, audio atau videoconferencing anatara pasien dengan petugas
kesehatan atau dengan sesame petugas kesehatan, discharge planning
telenursing, home-visit telenursing dan pengembangan websites sebagai pusat
informasi dan real-time counseling pada pasien (COACH, 2015).
g. Keunggulan Telenursing
Padila at all (2018) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dengan
adanya perangkat telenursing maka masalah-masalah terkait penyediaan SDM
perawat yang kurang memadai di beberapa RS dapat teratasi, termasuk
didalamnya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya Kejadian
Luar Biasa (KLB), yang tidak bisa meninggalkan ruangan karena pasien
membludak, tetap bisa terkoordinir dengan baik dengan adanya sistem
telenursing ini sebagai saran komunikasi dan monitoring tindakan keperawatan
income RS meningkat tajam, lalu akan menambah peningkatan gaji perawat dan
tim medis lainnya sehingga akan meningkat pula produktivitas dalam bekerja.

Selain itu, telenursing juga membantu pasien dan keluarga untuk ikut
berpartisipasi aktif dalam perawatan terutama self-management untuk penyakit
kronis dan mengurangi lama perawatan ( Length of Stay). Sistem ini memfasilitasi
perawat memberikan informasi dan dekungan yang akurat secara online.
Telenursing dapat meningkatkan keinginan diri dan meningkatkan kesadaran
pasien dalam lepatuhan terhadap diet, aktivitas fisik, dan perilaku sehat terkait
dengan penyakit. American Nursing Association telah mempertimbangkan
telenursing sebagai bagian dari telemedicine yang berfokus pada penyediaan
layanan keperawatan khusus (Padila, P, Lina, L, 2018).

Telenursing meningkatkan akses pasien ke perawatan yang berpengaruh dan


efektif. telepon digunakan sebagai sarana komunikasi yang tersedia, dan semakin
banyak digunakan dalam telenursing. Metode pemberian perawatan ini tidak
hanya mengurangi biaya dan memfasilitasi akses ke layanan perawatan, tetapi
juga meningkatkan hubungan antara pasien dan perawat (Javanmardivard, S,
Ghodsbin, F, 2017).

Dalam hasil penelitian Yang, Jiang, & Li tahun 2019, mengenai peran
telenursing dalam manajemen pasien dengan diabetes dihasilkan bahwa
telenursing sebagai alat yang berguna untuk pendidikan pasien dan intervensi
perilaku, dapat membantu pasien diabetes untuk meningkatkan kontrol glikemik
mereka (Yang, S, Jiang, Q, Li, 2019). Amudha at all (2017) dalam hasil
penelitiannya mengungkapkan bahwa praktik telehealth di India berlangsung
lebih dari satu dekade dengan bantuan komunikasi satelit. Empat ratus node
telemedicine didirikan di India oleh Indian Space Research Organisation
(ISRO)Teleconsultation, tele-education dan observasi penyakit adalah area utama
yang dicakup oleh ISRO. Kemajuan teknologi informasi perawatan kesehatan
membantu mengatasi kekurangan dalam infrastruktur kesehatan dan kekurangan
tenaga profesional medis (Amudha, R, Nalini, R, 2017).

h. Manfaat Telenursing
Banyak manfaat lain bila kita menggunakan teknologi dalam layanan
keperawatan jarak jauh (Telenuring ) diantaranya:
1) Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu.
2) Mempersingkat hari rawatan dan mengurangi biaya perawatan
3) Membantu memenuhi kenutuhan kesehatan.
4) Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi.
5) Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan
di rumah dengan jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan.
6) Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk
mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video
dan internet (American Nurse Assosiation, 1999).
Selain itu telekomonuikasi elektronikak merupakan akses terbaik untuk
kesempatan pendidikan, metode baru dalam pendokumentasian, peningkatan
akses informasi, pengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang
dapat membantu melakukan perubahan dalam profesionalisasi perawat.
Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan
telenursing adalah yaitu :
1) Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan jeluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan
2) Denga sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan jangakauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3) Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS
4) Dapat meningkatkan pelayanan untu pasien kronis, tanpa memerlukan biaya
dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi
5) Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (Model distance
learnig) dan perkembangan riset keperawatan berbasis pembelajaran di
kampus, video comperence, pebelajaran online dan dipelajari dan
dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.
selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang
berpengalaman klinik namun telah pensiun dari pelayanan kesehatan, dan masih
dapat memberikan asuhan keperawatan secara online. hal ini juga menghindari
kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi nososkomial, memberikan privasi
ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. dapat di bayangkan bagi penderita
HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkoba/obat terlarang/alkoholik akan lebih
merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini.
menurut Ian St. George (2007), ada beberapa keuntungan telenursing
yaitu :
1) bagi pengusaha :
a) penghematan biaya tempat kerja, biaya kantor, biaya parker
b) peningkatan produktifitas
c) peningkatan motivasi; karyawan merespon dengan baik untuk
sinyal kepercayaan dan keyakinan
d) keterampilan retensi; karyawan tetap dapat di pertahankan
meskipun da masalah keluarga, misalnya keluarga dalam
kondisi sakit, keluarga krisis, dalam kehamilan dan mengasuh
anak kecil, bekerja lebih sedikit absen.
e) organisasi lebih fleksibel; dalam hal restrukturisasi dapat terus
bekerja tanpa gangguan.
f) fleksibel staf; tingkat staf dapat mencerminkan beban kerja
tanpa perlu berpindah tempat/ atau melkukan perjalanan
g) ketahanan; gangguan transportasi tidak menyebabkan
keterlambatan atau ketidak hadiran.
2) bagi karyawan
a) mengurangi waktu dan biaya perjalan, keamanan pribadi lebih
terjamin, biaya yang lebih rendah untuk pakaian seragam
kantor dan perawatan.
b) kesempatan bekerja tidak hanya terbatas pada pekerjaan
sebagai perawat saja.
c) berkurangnya gangguan terhadap kehidupan keluarga;
mengurangi kebutuhan relokasi untuk mengambil perubahan
pekerjaan.
d) keseimbangan bekerja dan kehidupan keluarga menjadi lebih
baik
e) partisipasi dalam masyarakat lokal lebih tinggi meskipun kita
bekerja
f) jam kerja lebih fleksibel.
3) bagi masyarakat
a) mengurangi kemacetan lalu lintas
b) mengurangi jumlah perjalanan dan dengan demikian
pencemaran juga berkurang.

i. Hambatan Telenursing

Pada penggunaannya, aplikasi telenursing di lapangan juga mengalami


beberapa hambatan atau kekurangan yaitu tidak dapat melihat pasien, adanya
dilema etis, kesulitan teknologi, kurang kontak dengan pasien secara langsung,
privasi, keamanan dan kerahasiaan, perlu bantuan teknis, biaya peralatan tinggi,
kurang pengetahuan dan pendidikan yang tepat dalam menangani komputer dan
internet, masalah keselamatan pasien, informasi yang tertunda atau hilang, saran
yang disalahartikan. Bagi perawat, segmen tele-keperawatan baru dan kinerjanya
membutuhkan pelatihan dalam sumber daya teknologi dan dalam proses kerja
baru. Untuk ini, pelatihan ini harus dimulai pada tingkat sarjana untuk mengikuti
era teknologi saat ini (Souza et al., 2019). Melalui penelitian terkait perspektif
pemberi kerja dan karyawan dalam lingkup pemberian asuhan keperawatan
berbasis telenursing, peneliti memberikan pandangan luas tentang keterampilan
dan kompetensi yang dibutuhkan. Diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada aplikatif telenursing di lapangan membutuhkan beragam kompetensi
yang dapat disusun menjadi empat kategori: kompetensi profesional,
metodologis, personal, dan sosial (Christine, C, Bettina, Z, Cartes, S, 2016).

2. Telemedicine
a. Definisi telemedicine

Telemedicine, kombinasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK),


multimedia, dan teknologi jaringan computer untuk menyampaikan dan
mendukung berbagai macam pengobatan aplikasi dan layanan memiliki beberapa
definisi yang diterima secara luas. Definisi yang diberikan dalam wiki adalah :
‘telemedicine adalah aplikasi kedokteran klinis yang berkembang pesat dimana
medis informasi ditransfer melalui telephone atau internet dan terkadang
jaringan lain untuk tujuan konsultasi, dan terkadang prosedur atau pemeriksaan
medis jarak jauh.’ Misalnya, pertukaran informasi telemedicine memberikan
definisinya sendiri sebagai penggunaan sinyal elektronik untuk mentransfer data
medis dari satu situs ke situs lain melalui internet, telephone, PC, satelit, atau
peralatan konferensi video dirangkai untuk meningkatkan akses keperawatan
kesehatan. Sedangkan (Reid, 1996) mendefinisikan telemedicine sebagai
penggunaan pengantar teknologi telekomunikasi canggih untuk bertukar
informasi kesehatan dan menyediakan kesehatan layanan perawatan melintasi
hambatan geografis, waktu, sosial, dan budaya. variasi definisi tidak berhenti
sampai di sini, telemedicine report to congress menyatakan bahwa : telemedicine
dapat berarti akses keperawatan kesehatan dimana hanya sedikit yang tersedia
sebelumnya. Pada kasus emergency, akses ini dapat berarti perbedaan antara
hidup dan mati. Secara khusus, didalamnya kasus dimana waktu respon medis
cepat dan perawatan khusus diperlukan, ketersediaan telemedicine bisa menjadi
krisis. Misalnya, seorang spesialis di Rumah sakit Universitas Carolina utara
mampu mendiagnosis patah tulang belakang dari kejauhan menggunakan
pencitraan video telemedicine (Fong et al., 2011)

Telemedicine merupakan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara


jarak jauh melalui pemanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam
rangka memberikan panduan/konsultasi diagnostik dan tata laksana perawatan
pasien antara fasilitas pelayanan kesehatan pengampu dan yang diampu.

Telemedicine berguna untuk pengaturan perawatan primer dan khusus dalam


sistem kesehatan publik, komunikasi elektronik dalam membuat rujukan untuk
perawatan khusus, membantu dalam menghubungkan pasien dan rumah sakit
utama dengan klinik perawatan di daerah terpencil dan dapat meningkatkan
kerjasama antara dokter spesialis dan perawat rujukan (Coelho, 2011).

Kesuksesan program telemedicine terlihat dari meningkatnya tingkat


konsultasi, penerimaan secara positif, dan keseluruhan umpan balik yang positif
dari pasien (Dobke, et al, 2011).

Virtual Communities for Healthcare merupakan salah satu metode untuk


meningkatkan kualitas hidup pasien yang dikembangkan melalui metode
pembelajaran jarak jauh dengan menciptakan “virtual self-help groups”. Kualitas
hidup yang dimaksud adalah meningkatnya kemandirian, self-management,
memperkaya pengetahuan medis dan memperbaiki kondisi kesehatan (Chorbev,
et al, 2011).

gambar ilustrasi konsep telemedicine

Secara sederhana, telemedicine sesungguhnya telah diaplikasikan ketika


terjadi diskusi antara dua dokter membicarakan masalah pasien lewat mobile.

gambar blok diagram sistem telemedicine

Praktek telemedicine dapat dibagi menjadi dua kategori berbeda:


realtime dan store-and-forward. Telemedicine realtime melibatkan interaksi
sinkron antara pihak yang bersangkutan. Misalnya, perawatan kesehatan
profesional dan pasien mungkin berinteraksi dengan video conference.
Sementara telemedicine realtime sering efektif dalam hal kepuasan konsultasi
dan pasien, itu menyajikan tantangan. Terpenting adalah penjadwalan dari
pihak yang bersangkutan, karena biasanya ada dua penyedia layanan
kesehatan yang terlibat dalam konsultasi (penyedia lokal dan dokter), dan
mereka berdua harus tersedia pada saat yang sama.
Bidang telemedicine lebih dari interaksi klinis, memiliki teknologi untuk
menghubungkan remote site juga memungkinkan pembelajaran jarak jauh.
Ini mungkin melibatkan pelatihan atau berbagi informasi untuk perawatan
kesehatan profesional yang tidak secara langsung melibatkan pasien namun
tetap meningkatkan perawatan.
a. Teori dan Konsep yang Mendukung Sistem Telemedicine
1) Membangun perangkat lunak
Menurut Pressman (2010, p1), Perangkat Lunak Komputer
adalah produk yang dibangun oleh seorang tenaga profesional dan bisa
dikembangkan dalam jangka waktu yang panjang, meliputi program yang
akan dieksekusi oleh komputer dengan ukuran dan arsitektur tertentu.
Konten yang berada di dalamnya merupakan implementasi dari eksekusi
program komputer, bisa berupa informasi deskriptif maupun informasi
virtual.
Rekayasa perangkat lunak mencakup proses, kumpulan metode,
dan berbagai alat yang mendukung tenaga profesional untuk membangun
perangkat lunak komputer yang berkualitas tinggi. Perangkat lunak
menjelma menjadi sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia, karena
keberadaannya mempengaruhi setiap aspek kehidupan, meliputi
perdagangan, budaya, serta kegiatan sehari-hari.
membangun sebuah perangkat lunak sama dengan membangun
produk-produk lainnya. Penerapan proses yang terencana, beradaptasi
dengan perkembangan perangkat lunak dengan maksimal agar
menghasilkan produk berkualitas tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan
orang banyak.
Ada beberapa cara dalam membangun atau membuat sebuah
perangkat lunak antara lain adalah Model Building and Fix, Model
Waterfall, Prototyping, Model Incremental, dan Model Spiral.
3. Mhealth
Mobile health (mhealth) merupakan inovasi dalam bidang kesehatan yang
berguna membuat perubahan dan mempromosikan terkait manajemen
kesehatan di luar perawatan di rumah sakit. Perawat bisa memanfaatkan
mhealth dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. pelayanan yang efisien,
efektif dan berkualitas bisa didapatkan dengan mhealth.
menggunakanmhealth dapat memberdayakan pasien menjadi aktif
berkontribusi dalam pengobatan dengan meningkatkan perawatan diri dalam
mengoptimalkan kesehatan sehingga pembiayaan kesehatan dapat
diminimalkan.
Penggunaan mobile–health memiliki beberapa keunggulan antara lain;
telepon pintar telah digunakan oleh masyarakat luas (Heijden, et al., 2013),
oleh karena itu penyedia layanan tidak perlu menyediakan dana untuk
membeli perangkat khusus sebagai media pengaplikasian mobile-health.
Pembuat- an dan pembelian aplikasi mobile-health yang berbasis Java,
Symbian, iOS, atau Android juga akan lebih murah karena kompleksitas
program dan ukuran file lebih kecil dibanding- kan dengan aplikasi pada
eHealth yang menggunakan PC. Operasional aplikasi mobile– health cukup
sederhana sehingga akan mem- buat pengguna akan lebih mudah
beradaptasi terhadap penggunaan teknologi ini. Keunggul- an ini cocok untuk
Indonesia yang masih minim sumber daya.
Pengenalan mobile–health di Indonesia merupakan langkah tepat untuk
mensiasati tren perawatan di luar rumah sakit yang sudah mulai merambah
area keperawatan anak dengan penyakit kronis dan Aplikasi home care di
Indonesia suatu saat pasti akan berkembang menjadi home hospital dengan
jenis pelayanan yang lebih kompleks dan membutuhkan aplikasi mobile-
health seperti yang telah dicontohkan di berbagai negara seperti Amerika
Serikat, Swedia, dan Jepang (Ridgway, et al., 2011). Melalui percontohan ini
hendaknya perawat bisa mengambil pelajaran terkait dengan peran profesi
keperawatan dalam menyongsong masa depan (Sheridan, 2012).
Penggunaan mobail–health dapat meningkatkan kualitas pelayanan home
hospital di berbagai kontinum perawatan, sehingga penggunaan mobile–
health dalam pelayanan keperawatan anak dengan penyakit kronis dengan
seting home hospital patut dipertimbangkan. Perawat anak Indonesia
hendaknya mulai melihat penggunaan telepon pintar sebagai alat ko-
munikasi efektif dengan beberapa profesi ke- sehatan lain terkait yang dapat
berkontribusi terhadap perbaikan pelayanan kesahatan di masa yang akan
datang (LL, NN, PN).
Hadirnya mHealth bukan hanya membawa keuntungan bagi profesi
kepoerawatan juga merupakan tantangan bagaimana memaksimalkan
layanan asuhan keperawatan dalam penggunaannya. Oleh karenanya,
strategi intervensi haruslah didasarkan pada asumsi bahwa pasien, perawat,
dan tim layanan kesehatan lain menggunakan teknologi sebagai alat untuk
update informasi tentang kesehatan pasien dan perawatan diri pasien agar
perawat segera mengidentifikasi masalah yang muncul dan memperbaiki
manajemen perawatan.
Intervensi kesehatan yang menggunakan teknologi tidak lepas dari istilah
Social Networking Sites (SNS), sehingga akan muncul masalah etika terkait
dengan confidentiality, privacy, dan trust. Agar perawat dapat melakukan
intervensi yang etis, aman, efektif serta holistik hendaklah perawat
memastikan jalur komunikasi yang baik dengan pasien, menciptakan protokol
penggunaan alat, mengajarkan keterampilan dan cara pengoperasian serta
menjamin keamanan terkait privasi pasien, autonomi pasien, dan informed
consent.
4. Telehealth
a. Definisi telehealth
World Health Organization (WHO) mendefinisikan telehealth sebagai
pemberian pelayanan kesehatan, dimana pasien dan penyedia layanan
dipisahkan oleh jarak. Telehealth menggunakan TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) untuk pertukaran informasi untuk diagnosis dan perawatan
penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan untuk pendidikan
berkelanjutan para professional kesehatan, Istilah telehealth umumnya
digunakan bersama dengan atau secara sinonim dengan telenursing,
telemedicine, teleconsultation, telehomecare, e-health dan informatika.
Meskipun telehealth dimulai dengan telepon, telehealth sekarang
menggabungkan beragam teknologi yang terus berkembang, termasuk
konferensi video, pemantauan jarak jauh, pendidikan telehealth, perangkat
digital dan bentuk lain dari komunikasi berbasis internet.
Istilah seperti telehealth atau telemedicine, digunakan secara bergantian
untuk merujuk pada pelayanan menggunakan teknologi elektronik pada
pasien dalam keterbatasan jarak. Pada aplikasinya, penggunaan telehealth
sangat membantu terkait pemenuhan kesejahteraan kesehatan untuk pasien
dan keluarga. Dalam lingkup asuhan keperawatan itu sendiri, ada telenursing
yang hadir untuk memecahkan masalah kesehatan bersama-sama dengan
sejawat atau pelaku dan profesi kesehatan lainnya (Rawat, 2018).
Telehealth dibagi menjadi dua metode, yaitu secara langsung/real time
dan secara tidak langsung/store & forward (Farrar, 2015). Konsep layanan
telehealth secara langsung menggunakan videoconferencing yang
disampaikan pasien pada perawat dalam menyampaikan masalahnya.
Penerapan telehealth pada layanan homecare adalah salah satu bentuk
aplikasi metode telehealth secara langsung. Pasien secara langsung
berinteraksi pada perawat mengenai masalahnya, kemudian mendapatkan
umpan baik secara langsung dari (farrar, 2015).
Berbeda halnya dengan metode aplikasi telehealt secara tidak langsung.
Pasien dan perawat berinteraksi dengan menggunakan e-mail sebagai
penghubung interaksi antara keduannya (farrar, 2015) pasien berkonsultasi
menegnai masalah atau hasil laboratoriumnya pada perawat. Kelemahan dari
metode ini adalah lambatnya respon yang di berikan perawat.
Legal Etik PelaksanaanTelehealthInternational Code of Ethics menyusun
prinsip-prinsip dalam pelayanankesehatan berbasis teknologi yaitu
berterusterang, jujur, mempertahankan kualitas, adanya inform consent,
menjaga privasi, profesionalisme, bertanggungjawab,dan akuntabilitas
(Farrar, 2015).Meskipun pelayanan kesehatan yangdiberikan secara virtual,
namunpentingnya informed consent sebagaibukti legal pasien dalam
menerimaintervensi yang diberikan (Sri & Sahar,2012). Penyusunan kode etik
layanankesehatan berbasis teknologi ini sesuaidengan prinsip aspek legal
hukum untukmelindungi perawat dan pasien.
Telehealth menggunakan sistem jaringannirkabel pada proses
interaksinya. Dahulutenaga kesehatan dan pasien bertemusecara tatap muka
(face to face), setelahmenggunakan layanan telehealth, aksesinformasi dapat
dilakukan dalam jarakjauh (Farrar, 2015). Kondisi ini sesuaidengan manfaat
telehealth yangmemberikan keefektifan waktu layanankesehatan. Pasien dan
perawat dapatberkomunikasi secara fleksibel sesuaiwaktu yang disepakati
oleh keduanya.
Dampak selanjutnya adanya telehealthadalah dengan
memanfaatkanperkembangan teknologi sebagai solusidalam intervensi
masalah kesehatanpasien (Farrar, 2015). Hasil kajianliteratur mengenai
perkembangan telehealth di Indonesia yang dilakukanoleh Wiwieko, Zesario,
& Aulia (2016)menjelaskan beberapa layanan telehealthmemberikan fasilitas
dalam memberikanalarm pada pasien dengan menggunakanaplikasi teknologi
mobile health (mHealth). Beberapa aplikasi melalui smartphone telah
dikembangkan untukmemberikan kemudahan masyarakatdalam pencegahan
risiko penyakit.Manfaat telehealth ini memberikan salahsatu dampak yang
baik dalam promosikesehatan untuk meningkatkan paradigmasehat. Salah
satunya aplikasi menjagakeseimbangan berat badan, mengurangirisiko
penyakit kronis, mencegah potensigejala kegawatdaruratan, hingga
rencanakehamilan (Sri & Sahar, 2012; Wiwieko,Zesario, & Aulia, 2016).
Penggunaantelehealthdengan sistemnirkabel juga berdampak pada
kolaborasiinter-profesi kesehatan. Perawat danprofesi lainnya dapat
memberikan edukasimelalui website (Farrar, 2015). Secaratidak langsung
akan berdampak pula padakemampuan riset perawat, karena secararutin
memberikan naskah di website padalayanan telehealth.Dampak
aplikasitelehealth ini tidak hanya bermanfaat padapasien, namun perawat dan
sistemlayanan kesehatan menunjukkan peningkatan kemampuan dan
pengetahuan mengenai teknologi kesehatan.
Hambatan Penggunaan TelehealthPenggunaan telehealth
memilikikelemahan dalam penerapannya.Kelemahan itu terjadi karena
adanyakesulitan yang dialami pasien dalammelakukan akses telehealth
dengan sistemkomputerisasi. Hasil penelitian yangdilakukan (Demiris et al.,
2012)menunjukkan perilaku frustasi yangdialami oleh pasien artritis yang
kesulitanmenggunakan mouse komputer, karenamengalami nyeri di kedua
tangannya.Masalah teknis yang terjadi ini tidak dapatterbantahkan, karena
pengembanganteknis telehealth belum disesuaikandengan masalah kondisi
fisik yang terjadipada pasien. Kondisi ini dapatdiselesaikan jika peran keluarga
terjalinselama intervensi dilaksanakan. Keluargaadalah support system
keberhasilanpelayanan homecare menggunakantelehealth.
b. Tekhnologi dalam Telehealth
Pada telehealth secara umum ada dua tekhnologi yang dalam pelayanan:
store forward dan real time tekhnologi.
a) Tekhnologi simpan dan sampaikan (store and forward) misalnya :
gambar yang didapatkan dari elektonik seperi tekhnologi x ray, dapat
dikirimkan pada spesialis untuk diinterpretasi. Gambar tersebut saja
yang berpindah pindah.Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh
spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan tekhnologi ini.
b) Tekhnologi real time
Real time adalahtekhnologi yang membuat pasien dan provider
berinteraksi dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang
memfasilitasi komunikasi dua arah menggunakan tekhnologi real time
dalam telehealth. Tekhnologi realtime juga dapat membuat alat untuk
menstransimisikan gambar dari tempat yng berbeda. Misalnya kamera
untuk mengobservasi keadaan klien. Tekhnologi realtime memfasilitasi
komunikasi dua arah baik audio maupun video, yang bisa digunakan
dalam telehealth Sebagai kombinasi realtime dan robotik, seorang
dokter bedah dapat melakukan operasi dengan alat operasi khusus dari
jarak tertentu. Prosedur ini disebut dengan telepresence. Telepresence
menjadi salah satu sub bagian dari telehealth. Saat ini masih sedang
dikembangkan karena membutuhkan sistem yang 100 % reliable dan
bandwith yang sangat tinggi.
c. Contoh Telehealth
Pelayanan keehatan semakin bergeser dari Rumah sakit menuju
Rumah dan komunitas. Banyak rentang petugas kesehatan (ahli gizi,
pekerja social, perawat) sebagai bagian dalam pelayanan kesehatan yang
menggunakan pelayanan terapeutik dengan telehealth.
Salah satu contoh program tlehealth adalah homecare. Sistem ini
menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia
di rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data data pasien
secara elektronik dan menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan
kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke pasien.
Telenursing adalah bagian dari telehealth. Telenursing menawarkan
program kolabortif dan mengurangi biaya pasien. Sebagai contoh :
konsultasi dengan perawat akn mengurangi angka kejadian masuknnya
pasien dengan keadaan emergency ke Rumah Sakit. Beberapa
keuntungan telenursing yaitu:
a) Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga
dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek,
ruang gawat darurat, RS dan nursing home).
b) Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis.
c) Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat
di RS.
d) Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi.
e) Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model
distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan. Telenursing dapat digunakan dalam
pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan
multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat
dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara
interaktif
d. Keuntungan Telehealth
Beberapa keuntungan telehealth yaitu:
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga
dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek,
ruang gawat darurat, RS dan nursing home).
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis.
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat
di RS
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi.
Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan ( model distance
learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika
kesehatan. Telehealth dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus,
video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning .
Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui
model simulasi lewat secara interaktif.
e. Issue Telehealth
Telehealth terdiri dari berbagai jenis bentuk dan telah menunjukkan
segi manfaatnya. Beberapa manfaat dari telehealth misalnya:
meningkatkan kualitas pelayanan, mengurangi waktu, meningkatkan
produkstifitas akses, meningkatkan peluang belajar. Ada beberapa isu
yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan telehealth yaitu :
a) Pembiayaan
Pembiayaan adalah hambatan dalam penyelenggaraan telehealth.
Meskipun dijumpai bahwa telehealth banyak mempunyai manfaat.
Pemerintah masih kurang dalam mengembangkan telehealth.
b) Aspek legal
Aspek hukum menyatakan bahwa : warga negara harus dilindungi dari
praktek petugas kesehatan yang tidak baik.
c) Standar keamanan
Perhatian dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah
keamaan/keselamatan pasien. Sistem pelayanan telehealth harus bisa
menjamin keselamatan bagi pasien. Berkaitan dengan hal tersebut
ANA (American Nursing Association) menerbitkan 3 pedoman
telehealth yaitu : Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998, kompetensi
telehealth tahun 1999 dan mengembangkan protokol telehealth pada
tahun 2001.
d)Keamanan data
Telehealth memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health
record), yang rawan akan privasi, kerahasiaan dan keamanan data.
Sehingga penyelenggaraan telehealth harus bisa menjamin keamanan
data.
e)Infrastruktur komunikasi
Infrastruktur telekomunikasi merupakn bagian dari telehealth yang
mempunyai biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang lain,
adalah alat untuk hubungan antarmuka (interface) akan sulit
menyelenggarakan telehealth jika tidak ada saling hubungan
(interkoneksi) antar alat.

f. Praktik penggunaan telehealth


1. Tehnologi nerkabel pada pasien pemantuan
a) Home care
Pelayanan telehelth misalnya pelayanan home care atau pelayanan di
rumah dimana klien hanya menghubungi perawat yang berada di
rumah sakit atau puskesmas atau yayasan dan menginformasikan
alamat serta keluhan kemudian perawat home akan berkunjung ke
rumah klien dengan peralatan yang akan digunakan sesuia dengan
kebutuhan klien (sudaryanto, 2008).
b) Aplikasi Mobile Healt
Perkembangan mobile healt berkembang luas di amerika serikat,
Australia,dan beberapa Negara di UNI Eropa, banyak hal yang
ditawarkan oleh mobile healt seperti pengkajian yang dapat dilakukan
secara langsung dan memasukkan data kedalam mobile health yang
telah terpasang di ponsel atau smartphone. Anak dan keluarga juga
bisa memasukkan datamisalnya sakit atau keluhan yang dialami saat
ini, diagnosis dan intervensi bisa disampaiakn kepada keluargamelalui
halaman web yang terintegrasi dengan smartphone. Hasil
pemeriksaan penunjang seperti hasil laboratorium dapat dikirim
melalui emailsehingga keluarga tidak lagi melakukan antriuntuk dapat
mendapatkan hasil tersebut hal ini akan sangat bermanfaat khususnya
anak dengan penyakit kronis.
c) Jaringan area tubuh
Body area network (BAN) ketika jaringan memungkinkan perangkat
pemancar radio yang sangat kecil dan aman dipasang ditubuh
manusia. Selain penerapannya yang semakin popular di kalangan
keperawatan kesehatan, BAN juga banyak digunakan dalam banyak
aplikasi karena sifatnya yang felksibel. Perangkat ini sangat kecil
sehingga dapat ditanam didalam tubuh manusia. Ini menyediakan
tehnologi yang mendasari untuk mengeluarkan peringatan secara
otomatis jika perilaku tidak normal terdeteksi. Ini menyediakan
sesuatu yang aman dan nyaman dalam mencatataktivitas seharai-hari
dan menentukan apakah penggunaan telah sesuai target yang
ditentukan selama sesi latihan. Oleh karena itu mendukung orang
yang memutukan perhatian medis atau hanya pemantauan
kebugaran. Biosensor melekat pada tubuh pengguna untuk
pemantauan kesehatan jarak jauhyang menawarkan movbilisasi
sangat tinggi.
d) Penyelamatan darurat
Telemedicine menawarakan solusi untuk penyelamatan gawat darurat.
Tehnologi nirkabel inidapat membantu sangat jelas misalnya
sesederhana dan sepopuler penggunaan ponsel selama dua decade
terakhir, seseorang dengan sangat mudah menggunakannya dan
menhbungi ambulance segera, waktu yang digunakan lebih minim
dibandingkan era sebelumnya yang harus mencari pos telepon untuk
menghubungi pihak rumah sakit, hal ini juga meminimalisir kematian
karena rentang waktu yang digunakan, hal ini akan meningkatkan
peluang penyelamatan karena letak atau lokasi akan sangat akurat
dengan penggunakan GPS ponsel.
BAB III
EXERCISE
1. Perawat A. Melakukan penjadwalan kegiatan keperawatan menggunakan
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK), hal tesebut termasuk
kedalam modul atau program?
a. Mengklasifikasikan pasien
b. Pembentukan saraf
c. Penjadwalan
d. Catatan personal
e. Semua jawaban benar
2. Perawat C. Mengirimkan gambar yang didapatkan dari elektonik seperi
tekhnologi x ray, dan kemudian dikirimkan ke spesialis untuk diinterpretasi.
Hal yang dilakukan oleh perawat C. Adalah penggunaan tehnologi apa?
a. Tehnologi simpan
b. Tehnologi sampaikan
c. Tekhnologi real time
d. Telekomunikasi
e. Tekhnologi simpan dan sampaikan (store and forward)
3. Perawat N. Melakukan observasi kepada klien dengan menggunakan video
call (vc) hal ini termasuk kedalam penggunaan elektronik apa?
a. Tekhnologi real time
b. Tehnologi simpan
c. Tehnologi store
d. Tehnologi sampaikan
e. Tehnologi forward
4. Terjadi sebuah kecelakaan lalu lintas di jalan x, seorang tenaga kesehatan
melakukan tindakan dengan menelfon ambulance dan menshare lokasi lewat
GPS kepada tenaga kesehatan gawat darurat hal yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan tersebut adalah?
a. Penggunaan telehealth
b. Penggunaan smartphone
c. Penggunaan elektronik
d. Penyelamatan darurat
e. Semua jawaban benar
5. Seorang perawat melakukan pengkajian pada anak dengan penyakit kronis,
orang tau anak dininstruksikan untuk mengisi keluhan anak pada halaman
web hal tersebut merupakan bagian dari praktek penggunaantelehealth?
a. Aplikasi mobile health
b. Jaringan area tubuh
c. Penyelamatan darurat
d. Pengkajian
e. Semua salah
6. Rs x. Melakukan melakukan pelatihan jarak jauh dengan para tenaga
kesehatan baik dokter, perawat, analis, farmasi dan perawat hal tersebut
merupakan pengaplikasian dari?
a. Telemedice
b. Telemedicine realtime
c. store-and-forward
d. realtime
e. video conference
7. seorang perawat melakukan pelimpahan tugas kepada perawat lainnya
dengan cara menelfon perawat tersebut karena alasan tertentu hal yang
dilakukan oleh perawat tersebut termasuk kedalam telemedice?
a. telemedicen perawatan primer
b. telemedien perawatan sekunder
c. telemedicine
d. pelimpahan tugas
e. komunikasi efektif
BAB IV : KESIMPULAN
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu computer, ilmu informasi
dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan. Sistem informasi memiliki peluang yang lebih
besar untuk kedepannya dan lebih memudahkan dalam mengorganisasikan pada
saat pelayanan keperawatan, baik dari pengkajian sampai jenis pemeriksaan, lebih
memudahkan dalam pengiriman informasi dan lebih memaksimalkan waktu, tidak
membutuhkan waktu yang lebih dalam mengirimkan atau menyampaikan informasi
kepada sesama perawat atau tenaga kesehatan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amudha, R, Nalini, R, D. (2017). Telehealth and Telenursing-Progression in
Healthcare Practice. Research Journal of Pharmacy and Technology , 10(8),
2797–2800. https://doi.org/doi:10.5958/0974-360X.2017.00495.4
Arianti, S., & Sarina, K. (2017). Kajian Tekno-Ekonomi Pada Telehealth di Indonesia.
Jurnal Buleting Pos Dan Telekomunikasi, 15(1), 43–54.
https://doi.org/10.17933/bpostel.2017.150104
Christine, C, Bettina, Z, Cartes, S, D. (2016). Developing a Holistic Competence
Model for Telenursing Practice : Perspectives from Telenurses ang Managers of
Telemedical Service. Journal of The In
ternational Society for Telemedicine and EHealth, 4(22), 17–21.
COACH. (2015). CANADIAN TELEHEALTH REPORT.
Fong, B., Fong, A. C. M., & Li, C. K. (2011). Telemedicine Technologies (Information
Technologies in Medicine and Telehealth) (1st ed.). WILEY.
Gunawan, T. S., & Christianto, G. M. (2020). Rekam Medis/Kesehatan Elektronik
(RMKE): Integrasi Sistem Kesehatan. Jurnal Etika Kedokteran Indonesia , 4(1),
27–23. https://doi.org/10.26880/jeki.v4il.43
Javanmardivard, S, Ghodsbin, F, D. (2017). The Effect of Telenursing on Self-
Efficacy in Patients with Non-Alcoholic Fatty Liver Disease : a randomized
conrolled clinical trial. Gastroenterology & Hepatology from Bed to Bench , 10(4),
263–271.
Kumar, S., & Snooks, H. (2011). Telenursing (K. J. Hannah & M. J. Ball (eds.)).
Springer. https://doi.org/10.1007/978-0-85729-529-3
Padila, P, Lina, L, D. (2018). Home Vist Berbasis Sistem Informasi Manajemen
Telenursing. JKS Jurnal Keperawatan Silampari , 2(1), 217–235.
Putra, C. S. (2019). Peranan Teknologi Informasi Dalam Pelayanan Keperawatan Di
Rumah Sakit. SIMTIKA, 2(3), 30–31.
Rawat, G. (2018). Teleursing. International Journal of Current Research , 10(3),
66185–66187.
Yang, S, Jiang, Q, Li, H. (2019). The Role of Telenursing in The Management of
Diabetes : A Systematic Review anf Meta-analysis. Public Health Nursing, 36(4),
575–586. https://doi.org/doi:10.1111/phn.12603

Anda mungkin juga menyukai