Anda di halaman 1dari 17

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PENGGUNA ASUHAN

KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Evi Indriani Br Karo, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh

Kelompok 9 :

Ika Kartika BR Hutapea (221101198)

Jelita Sitompul (221101200)

Lisa Amanda Manalu (221101202)

Nabila Dwi Putri Siregar (221101204)

Nisrina Athirah Mumtaz Hasibuan (221101206)

Rachel Fadilah (221101210)

Richa Monika Lingga (221101214)

Siti Zulaiha (221101218)

Yoshepa Natacia Palimpung (221101226)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan, dengan judul “DAMPAK TEKNOLOGI
INFORMASI PADA PENGGUNA ASUHAN KEPERAWATAN”. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,
saran dan kritik serta kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu kami Ibu Evi Indriani Br
Karo,S.ST., M.Keb sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Medan, 13 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. I

DAFTAR ISI ........................................................................................... Ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................... 3

C. Tujuan Pembahasan ...................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 4

A. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan .................................. 4

1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan ............................ 4

2. Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan ....................... 4

3. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan.................................. 4

B. Dampak Teknologi Informasi Pada Penggunaan Asuhan

Keperawatanan....................................................................... 5

1. Dampak Positif ............................................................ 7

2. Dampak Negatif ........................................................... 8

C. Tujuan Mengetahui Dampak Teknologi Informasi Pada


Penggunaan Askep ………….………………………….……..
9
D. Perkembangan Pelayanan Asuhan
Keperawatan .......................................................................... 10

BAB III PENUTUP.................................................................................. 11

A. Kesimpulan ......................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat menyebabkan pengetahuan


masyarakat tentang kesehatan juga semakin berkembang. Perkembangan pengetahuan
masyarakat , membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan
dapat dipertanggungjawabkan. Kebutuhan layanan kesehatan termasuk keperawatan yang
cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat saat ini. Haltersebut telah membuat
dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas
pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.

Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam
upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengandokumentasi.

Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada


kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal ini
perawat berada dalam posisi kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui
strategi dan intervensi yang mendukung keselamatan pasien.

Isu patient safety merupakan salah satu isu utama dalam pelayanan kesehatan. Para
pengambil kebijakan, pemberi pelayanan kesehatan, dan konsumen menempatkan keamanan
sebagai prioritas pertama pelayanan. Patient safety merupakan sesuatu yang jauh lebih penting
daripada sekedar efisiensi pelayanan. Berbagai risiko akibat tindakan medik dapat terjadi
sebagai bagian dari pelayanan kepada pasien. Identifikasi dan pemecahan masalah tersebut
merupakan bagian utama dari pelaksanaan konsep patient safety.

Penggunaan teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan patient safety. Pada


tahun 2004 Agency for Healthcare Research and Quality menganggarkan $ 60 juta bagi

1
pengembangan teknologi informasi untuk menunjang patient safety. Beberapa penelitian
terdahulu menunjukkan efektivitas penggunaan sistem komputer untuk memperbaiki praktek
peresepan, mengurangi medication error, dan meningkatkan kepatuhan terhadap pelaksanaan
standar pelayanan

Manfaat teknologi memang cukup besar dalam meningkatkan keselamatan pasien dan
kualitas pelayanan keperawatan. Namun dampak negatif yang timbul dari penggunaan
teknologi tersebut, tidak boleh diabaikan.

Meskipun diakui bahwa teknologi dapat mempromosikan perasaan keselamatan pada


pasien, teknologi tidak pernah bisa menggantikan kedekatan dan empati sentuhan manusia.
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah secara signifikan cara asuhan keperawatan
diselenggarakan dan diberikan. Dalam era digital, perawat tidak hanya bekerja dengan catatan
medis fisik, tetapi juga menggunakan sistem informasi kesehatan elektronik, aplikasi
perawatan pasien, dan alat-alat teknologi medis canggih. Latar belakang dampak teknologi
informasi pada pengguna asuhan keperawatan dapat dipahami dari beberapa aspe

1. Peningkatan Efisiensi: Teknologi informasi memungkinkan perawat untuk mengakses


catatan medis pasien dengan cepat, mengurangi kebutuhan untuk mencari berkas fisik,
dan mengoptimalkan administrasi perawatan.
2. Peningkatan Keselamatan Pasien: Sistem informasi kesehatan elektronik memungkinkan
perawat untuk menghindari kesalahan dosis obat, mengidentifikasi interaksi obat yang
berpotensi berbahaya, dan memastikan bahwa tindakan perawatan yang benar dilakukan.
3. Kolaborasi Tim yang Lebih Baik: Perawat dapat berkomunikasi dan berkolaborasi
dengan anggota tim perawatan lainnya dengan lebih efisien melalui platform digital,
meningkatkan koordinasi perawatan pasien.
4. Akses ke Informasi Medis Terkini: Dengan teknologi informasi, perawat dapat
mengakses literatur medis terbaru, panduan perawatan, dan penelitian ilmiah untuk
memberikan perawatan yang lebih mutakhir.
5. Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan: Teknologi mendukung pengumpulan data
yang lebih lengkap dan akurat, yang dapat digunakan untuk menganalisis dan
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

2
6. Pendidikan dan Pelatihan Perawat: Teknologi digunakan dalam pendidikan dan pelatihan
perawat untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknologi medis dan
penggunaannya dalam praktek klinis.
7. Pengelolaan Stres dan Beban Kerja: Meskipun teknologi dapat menambah tekanan
dalam penggunaan yang tepat, penggunaan alat bantuteknologi dapat membantu perawat
mengelola stres dan beban kerja mereka dengan lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian, Tujuan untuk mengetahui dampak teknologi informasi pada pengguna


asuhan keperawatan.

2. Dampak teknologiinformasipada pengguna asuhan keperawatan.

3. Dampak Positif dan Negatif informasipada pengguna asuhan keperawatan.

4. Perkembangan pelayanan asuhan keperawatan.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan.

2. Tujuan Khusus

 Untuk mengetahui pengertian,dampak teknologi informasi pada pengguna


asuhan keperawatan.
 Untuk mengetahui dampak positif dan negatif informasi pada pengguna asuhan
keperawatan.
 Untuk mengetahui tujuan dari dampak teknologi informasi pada pengguna
asuhan keperawatan.
 Untuk mengetahui apa saja perkembangan pelayanan asuhan keperawatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan adalah prosedur yang dimulai dari penghimpunan


data, penggarapan data, pengkajian dan transfer informasi yang diperlukan untuk
mengelola dan mengendalikan yankes serta digunakan untuk keperluan penelitian serta
untuk pelatihan.

Sistem informasi kesehatan merupakan beberapa unsur dan langkah yang terpola
bertujuan untuk memproduksi informasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan tata laksana yankes pada masing-masing tahap sistem kesehatan.

Kesehatan yakni suatu sistem yang tersusun atas data, informasi, parameter,
langkah-langkah, peranti, teknologi. dan sumber daya manusia yang saling berhubungan
dan dikendalikan secara sistematis sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan yang bermanfaat dalam mendukung pembangunan kesehatan, yang tercantum
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem
Informasi Kesehatan.

2. Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan

Landasan hukum pijakan dalam Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yaitu Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi
Kesehatan.

3. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan

Tujuan Pengembangan SIK adalah sebagai berikut :


a. Mempersiapkan informasi yang berkualitas. Informasi tersebut berdasarkan kriteria
berikut: kredibel, faktual, tepat waktu dan signifikan. Kriteria tersebut merupakan

4
pilar informasi.
b. Meminimalkan terjadinya duplikasi data.
c. Meningkatkan keamanan data.
d. Mempersiapkan fasilitas untuk berinteraksi secara sederhana.
e. Mempersiapkan akses agar seluruh pemangku kepentingan dapat dengan mudah
memperoleh informasi.
f. Memelihara Integrasi data.

B. DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PENGGUNA ASUHAN


KEPERAWATAN

Pelayanan yang berkualitas dan aman, memang menjadi tujuan dari setiap

instansi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu upaya yang

dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan pemanfaatan tehkhologi

informasi. Namun tekhnologi informasi tetap memiliki dampak negatif yang harus

disadari dan diantisipasi agar tidak menjadi masalah yang justru dapat membahayakan

pasien dan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan.

Menurut Cope, Nelson dan Patterson, 2008, perawat sebagai konsumen

informasi dan pengguna teknologi dalam perawatan kesehatan harus terlibat dalam

pemilihan peralatanbaru, mendapat pelatihan untuk peggunaannya, dan memantau

pengaruh teknologi terhadap keselamatan pasien dan keluarga secara berkelanjutan.

Pemilihan peralatan yang mahal dengan tehnologi yang canggih dapat

membahayakan jika tidak digunakan dengan tepat. Team yang menangani peralatan

kesehatan WHO, menggambarkan pendekatan yang sistematis meliputi perawatan,

pelatihan,pemantauan, dan pelaporan kewaspadaan pada perangkat peralatan medis

yang digunakan. Melalui pengawasan, perawat memainkan peran penting dalam

mengidentifikasi lebih awal kesalahan yang terkait dengan teknologi. Staf yang sudah

5
terlatih akan dapat mengenali masalah yang terjadi pada peralatan yang digunakan

sehingga dengan cepat dapat ditindak lanjuti.

Hampir serupa dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien,

penggunaan peralatan juga menuntut perawat untuk mengumpulkan data secara

berkelanjutan untuk mengidentifikasi berfungsi atau tidaknya alat yang digunakan,

menginterpretasikan data untuk menemukan sumber masalah peralatan , dan bertindak

dengan cepat berdasarkan interpretasi untuk melaporkan masalah tersebut sehingga

segera dapat diperbaiki.

Penelitian menemukan bahwan kualitas pelayanan yang rendah sering

disebabkanoleh ketidakmampuan perawat dalam menggunakan tehnologi baru secara

tepat dan aman. Sebagai pengguna akhir, perawat dapat memaksimalkan keselamatan

melalui proses seleksi, pengawasan berkelanjutan dan metoda penilaian resiko secara

proaktif (Cope, Nelson, Paterson, 2008).

Cope, Nelson, Paterson (2008) menjelaskan ada empat strategi yang

dikembangkan oleh badan peralatan kesehatan WHO terkait penggunaan tekhnologi

untuk keselamatan pasien, antara lain :

a Kebijakan, Perawat sebagai pemberi perawatan pasien langsung harus terlibat

dalam menetapkan dan mengevaluasi kebijakan kelembagaan, organisasi, dan

masyarakat yang berkaitan dengan teknologi.

b Kualitas dan keamanan, Perawat dapat memastikan bahwa teknologi yang mereka

gunakan memenuhi kualitas internasional dan standar keselamatan dan spesifikasi

teknis yang diperlukan sesuai dengan lingkungan klinis di mana alat tersebut

digunakan.

c Akses, Perawat dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan institusi dibuat

berdasarkan masukan dari mereka dan juga masukan dari stakeholders lainnya.
6
d Penggunaan, Perawat harus terlibat dalam kebijakan intuitif mereka dan proses

yang berhubungan dengan pemeliharaan, pelatihan, pemantauan, dan pelaporan

efek samping terkait dengan teknologi.

Teleheath dan telenursing, sebagai salah satu bentuk pemanfaatan technologi

dalam bidang kesehatan juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus diketahui

oleh perawat. Seperti kerahasiaan data pasien, keandalan dan validitas transmisi harus

menjadi pertimbangan dalam menggunakan metode ini.

Sifat pemantauan secara berkesinambungan perangkat ini mungkin terbukti

merupakan pelanggaran hak-hak pasien terhadap privasi, dan karena masalah etika bagi

penyedia layanan kesehatan tetap harus dipertimbangkan. Penyedia layanan kesehatan

harus sadar untuk menghormati privasi dan kerahasiaan pasien. Terlepas dari teknologi

telehealth spesifik digunakan, keandalan dan validitas transmisi data sangat penting

untuk keselamatan pasien. Sangat penting bagi perawat untuk melihat teknologi

telehealth sebagai media untuk perawatan, dan bukan sebuah alat untuk menggantikan

praktek keperawatan yang berkualitas tinggi.

Harley & Timmons ( 2010) mengakui bahwa penggunaan teknologi yang tepat

dalammendukung asuhan keperawatan tersebut baik , tetapi harus hati- hati, karena

penggunaannyatidak boleh menggantikan keterampilan pengamatan secara tradisional

dan aspek sentuhan manusia.

Keamanan keseluruhan dan efektivitas teknologi dalam perawatan kesehatan

akhirnyatergantung pada pengguna , oleh karena itu setiap bentuk teknologi dapat

memiliki dampak negatif jika tidak digunakan dengan benar atau disalah tafsirkan.

1. DAMPAK POSITIF

Dampak positif dari mengetahui teknologi informasi pada pengguna askep yaitu :

7
1. Perawatan yang Lebih Efektif: Informasi yang akurat dan terbaru membantu perawat
membuat keputusan yang lebih baik dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas perawatan yang diberikan kepada
pasien.

2.Keselamatan Pasien: Dengan memiliki akses terhadap informasi yang lengkap, perawat
dapat menghindari kesalahan dalam pengobatan, dosis, dan prosedur perawatan, yang
dapat meningkatkan keselamatan pasien.

3. Pemahaman yang Lebih Baik: Informasi yang baik membantu pasien dan keluarganya
memahami kondisi kesehatan dan perawatan yang diberikan. Ini dapat meningkatkan
kerjasama antara pasien dan tim perawatan.

4. Pemantauan yang Lebih Efisien: Data dan informasi yang baik membantu perawat
dalam pemantauan pasien, pengambilan keputusan segera, dan penyesuaian perawatan
jika diperlukan.

5. Penelitian dan Pengembangan: Data yang dikumpulkan dalam asuhan keperawatan


juga dapat digunakan untuk penelitian dan pengembangan dalam dunia perawatan
kesehatan, sehingga dapat membantu memajukan praktek perawatan yang lebih baik di
masa depan.

6. Peningkatan Profesionalisme: Perawat yang memiliki akses dan mengutamakan


informasi dalam praktek mereka menunjukkan tingkat profesionalisme yang lebih
tinggi,yang dapat meningkatkan reputasi profesi perawat.

2. DAMPAK NEGATIF

Meskipun memiliki banyak dampak positif, akan tetapi ternyata teknologi


informasi dan komunikasi memiliki beberapa dampak negatif yang cukup mengganggu
kehidupan sehari-hari. Kebanyakan dampak tersebut disebabkan karena penyalahgunaan
dari teknologi informasi dan komunikasi, ataupun disebabkan karena kurangnya
pemahaman user akan etika dan juga cara untuk menggunakan teknologi informasi dan

8
juga komunkasi dengan baik dan juga benar. Adapun Dampak negatif dari mengetahui
teknologi informasi pada pengguna askep yaitu :
1. Pasien dan keluarga pasien menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik.
2. Meningkatnya penipuan dan juga kejahatan cyber.
3. Kurangnya sentuhan atau kontak dengan pasien.
4. Peralatan yang membahayakan sebab ketidakpandaian ners dalam
penggunaannya.
5. Pelanggaran privacy klien.

C. TUJUAN MENGETAHUI DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA

PENGGUNA ASUHAN KEPERAWATAN

Adapun tujuan untuk mengetahui dampak teknologi informasi pada pengguna


asuhan keperawatan, yaitu :
1. Meningkatkan Kualitas Perawatan
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampak teknologi informasi,
perawat dapat meningkatkan kualitas perawatan yang mereka berikan kepada pasien. Ini
termasuk penggunaan teknologi untuk diagnosis yang lebih cepat, perencanaan
perawatan yang lebih baik, dan pemantauan pasien yang lebih efisien.

2. Mengurangi Risiko Kesalahan


Dengan menyadari dampak positif teknologi informasi, perawat dapat
menghindari kesalahan dalam penggunaan sistem informasi kesehatan, memastikan
bahwa data pasien terlindungi, dan mencegah kesalahan dalam administrasi obat atau
perawatan lainnya.

3. Meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan


Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa perawat terus mengembangkan
keterampilan dan pengetahuannya dalam penggunaan teknologi informasi yang relevan
untuk asuhan keperawatan. Ini bisa termasuk pelatihan terus-menerus dan sertifikasi.

9
4. Efisiensi dalam Pengelolaan Data
Menggunakan teknologi informasi dengan baik membantu perawat dalam
pengelolaan data pasien, termasuk catatan medis elektronik, sehingga perawatan dapat
menjadi lebih efisien.

5. Meningkatkan Kolaborasi Tim:


Perawat dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan komunikasi dan
kolaborasi dengan anggota tim perawatan lainnya melalui penggunaan teknologi, seperti
berbagi informasi pasien secara cepat dan akurat.

6. Meningkatkan Kepuasan Pasien:


Dengan memahami dampak positif teknologi informasi pada perawatan, tujuan
ini adalah untuk menciptakan lingkungan perawatan yang memuaskan bagi pasien, di
mana mereka merasa perawatan mereka terkoordinasi dengan baik dan informasi mereka
dihargai.

7. Mengatasi Tantangan dan Risiko:


Pemahaman tentang dampak teknologi informasi juga membantu perawat
mengatasi tantangan dan risiko yang mungkin muncul dalam penggunaan teknologi ini,
seperti masalah keamanan data atau masalah etik.

D. PERKEMBANGAN PELAYANAN KEPERAWATAN

Era globalisasi dan era informasi yang akhir ini mulai masuk ke Indonesia telah membuat
tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam Negara kita. Tidak terkecuali dalam sektor pelayanan
kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus dipenuhi
oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia
menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis
teknologi informasi. Namun memang kita tidak bisa mnutup mata akan hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan SDM yang menguasai
bidang keperawatan dan teknologi informasi sevara terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk
menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di
bidang teknologi informasi keperawatan.
10
Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan,
kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan
keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan
sistem suatu rumah sakit. Pelayanan rumah sakit setidaknya terbagi menjadi dua bagian besar yaitu
pelayanan medis dan pelayanan yang bersifat non-medis, sebagai contoh pelayanan medis dapat
terdiri dari pemberian obat, pemberian makanan, asuhan keperawatan, diagnosa medis, dan lain-
lain. Ada pun pelayanan yang bersifat non medis seperti proses penerimaan, proses pembayaran,
sampai proses administrasi yang terkait dengan klien yang dirawat merupakan bentuk pelayanan
yang tidak kalah pentingnya.
1. Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami perkembangan

teknologi informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan
data secara digital ke dalam komputer yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi
apa yang sesuai dengan diagnosis yan sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa
yang diharapkan oleh perawat setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses
tersebut tentunya harus sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC yang sebelumnya telah
dimasukkan ke dalam database program aplikasi yang digunakan. Namun ada hal yang perlu
kembali dipahami oleh semua tenaga kesehatan yang menggunakan teknologi informasi yaitu
semua teknologi yang berkembang dengan pesat ini hanyalah sebuah alat bantu yang tidak ada
gunanya tanpa intelektualitas dari penggunanya dalam hal ini adalah perawat dengan segala
pengetahuannya tentang ilmu keperawatan.

2. Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya perkembangan teknologi informasi seperi

sekarang ini semakin terbantu dalam menyediakan sebuah bentuk pelayanan yang semakin efisien
dan efektif, dimana para calon klien rumah sakit yang pernah berobat atau dirawat di RS idak perlu
lagi menunggu dalam waktu yang cukup lama saat mendaftarkan diri karena proses administrasi
yang masih terdokumentasi secara manual di atas kertas dan membutuhkan waktu yang cukup lama
mencari data klien yang sudah tersimpan, ataupun setelah sekian lama mencari dan tidak ditemukan
akhirnya klien tersebut diharuskan mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas menurunkan efisiensi
RS dalam hal penggunaan kertas yang tentunya membutuhkan biaya. Bandingkan bila setiap klien
didaftarkan secara digital dan semua data mengenai klien dimasukkanke dalam komputer sehingga
ketika data-data tersebut dibutuhkan kembali dapat diambil dengan waktu yang relatif singkat dan
akurat.

11
• Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang
menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai
komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau
computer.Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan
tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan
dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-
medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using telecommunications
technology (National Council of State Boards of Nursing). Telenursing diartikan sebagai
pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-
fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari
telemedicine atau telehealth).
Manfaat telenursing :
• Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi harirawat di RS, peningkatan
jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas merata
• Beberapa keuntungan telenursing :
• Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan krg dapat mengurangi kunjungan
ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home)
• Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
• Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS
• Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan tehnologi Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus,
video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan
klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara
interaktif.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dampak Teknologi Informasi Pada Pengguna Asuhan Keperawatan Pelayanan


yang berkualitas dan aman, memang menjadi tujuan dari setiap instansi pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
mencapai hal tersebut adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi. Perawat sebagai
konsumen informasi dan pengguna teknologi dalam perawatan kesehatan harus terlibat
dalam pemilihan peralatan baru, mendapat pelatihan untuk penggunaannya, dan
memantau pengaruh teknologi terhadap keselamatan pasien dan keluarga secara
berkelanjutan.

Ada 2 dampak sistem informasi kesehatan yaitu dampak positif dan negatif.
Dampak positif sistem informasi kesehatan meliputi perawatan yang lebih efektif,
keselamatan pasien, pemahaman yang lebih baik, pemantauan yang lebih efisien,
penelitian dan pengembangan, serta peningkatan profesionalisme. Sedangkan dampak
negatif yang sering terjadi dari sistem informasi kesehatan yaitu, pelanggaran privasi
pasien, dan kurangnya sentuhan atau kontak dengan pasien.

B. SARAN

Perawat sebagai konsumen informasi dan pengguna teknologi dalam perawatan


kesehatan harus terlibat dalam pemilihan peralatan baru, mendapat pelatihan untuk
penggunaannya, dan memantau pengaruh teknologi terhadap keselamatan pasien dan
keluarga secara berkelanjutan sehingga dampak buruk dari penggunaan teknologi
informasi tersebut dapat teratasi.

Saran kami mengenai dampak teknologi terhadap sistem informasi kesehatan yaitu
untuk meminimalkan dampak negatif dari sistem informasi kesehatan, supaya perawat,
baik pasien maupun keluarga pasien terjalin hubungan kekeluargaan dalam proses
pengobatan dan penyembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Gagnon M-P, Desmartis M, Labrecque M, Car J, Pagliari C, Pluye P, et al.


Systematic review of factors influencing the adoption of information and
communication technologies by healthcare professionals. J Med Syst.
2012;36:241–77.

Harley, S & Timmons, S. 2010. Clinical assessment skills and the use of monitoring
equipmen. Pediatric Nursing Vol 22/8 Oktober 2010.

Hebda, T., & Czar, P. (2019). Handbook of Informatics for Nurses & Healthcare Professionals
(6th ed.). Pearson.

HIMSS Nursing Informatics Awareness Task Force. (2015). Nursing Informatics 101.
Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS).

McGonigle, D., & Mastrian, K. (2018). Nursing Informatics and the Foundation of Knowledge
(4th ed.). Jones & Bartlett Learning.

Powell-Cope, G., Nelson, A.L. and Patterson, E.S. (2008) Patient Care Technology and Safety.
Patient Safety and Quality : An Evidence-Based Handbook for Nurses. Agency for Healthcare
Research and Quality (US).

Santy Irene Putri, S.ST, MPH.,Prima Soultoni Akbar, S.ST, MPH. 2019.Sistem Informasi
Kesehatan. Uwais Inspirasi Indonesia:Kec. Pulung, Kab. Ponorogo.

Sulisnadewi. Dampak Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Patient Safety Dan Kualitas
Pelayanan Keperawatan. (dalam http://www.fk.ui.ac.id).

Weaver, C. A., & Ball, M. J. (2017). Nursing informatics and the foundation of knowledge. In
J. M. Carr (Ed.), Health Information Management (2nd ed., pp. 457-496). American Health
Information Management Association (AHIMA).

Liaw, T.1993. The Computer Based Patient Record : An Historical Perpective.

Anda mungkin juga menyukai