Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN URETHRITIS

OLEH :
EXAL KURNIAWAN MANGGAS (2116020)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2019
BAB I
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997)
Uretritis didefinisikan sebagai peradangan akibat infeksi dari uretra. Istilah uretritis untuk
penyakit menular seksual (PMS). Uretritis merupakan kondisi peradangan yang dapat
menular. Penyebabnya adalah infeksi uretritis yaitu, karena infeksi dengan Neisseria
gonorrhoeae atau Ngu (yaitu, karna infeksi dengan Chlamydia trachomatis, Ureaplasma
urealyticum, Mycoplasma hominis, Mycoplasma genitalium, atau Trichomonas vaginalis).

B. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman gonore atau kuman lain, kadang – kadang uretritis terjadi
tanpa adanya bakteri. (Anonym 1997)
Penyebab klasik dari uretritis adalah infeksi yang dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoed.
Akan tetapi saat ini uretritis disebabkan oleh infeksi dari spesies Chlamydia, E.Coli atau
Mycoplasma. (Emanuel Rubin, 1982)

C. Klasifikasi
a. Uretritis Akut
Penyebab
Asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate mengalami infeksi.
Keadaan ini lebih sering diderita kaum pria.

Tanda dan Gejala :


 Mukosa merah udematus
 Terdapat cairan eksudat yang purulent
 Ada ulserasi pada uretra
 Mikroskopis : terlihat infiltrasi leukosit sel – sel plasma dan sel – sel limfosit
 Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu
morning sickness
 Pada oria : pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh
kelompok pus
 Pada wanita : jarang diketemukan uretritis akut, kecuali bila pasien
menderita.
Diagnosa Diferential
 Uretritis GO
 Amicrobic pyuhria
 Uretritis karena trichomonas
 Prostatitis non spesifik
Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman
penyebab.

Tindakan Pengobatan
 Pemberian antibiotika
 Bila terjadi striktuka, lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougil

Komplikasi
 Mungkin prostatitis
 Periuretral abses yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau
urine fistula

II. Uretritis Kronis


Penyebab
 Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut
 Prostatitis kronis
 Striktura uretra
Tanda dan Gejala
 Mukosa terlihat granuler dan merah
 Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit, fibroblast
bertambah
 Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak pertama
 Uretra iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, cystitis.
Prognosa
Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung kemih, ureter,
ginjal.

Tindakan Pengobatan
 Chemoterapi dan antibiotika
 Cari penyebabnya
 Berikanlah banyak minum
Komplikasi
Radang dapat menjalar ke prostate.
III. Uretritis Gonokokus
Penyebab
Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus)

Tanda dan Gejala


Sama dengan tanda dan gejala pada uretritis akut, karena uretritis ini adalah
bagian dari uretritis akut

Prognosa
Infeksi dapat menyebar ke proksimal uretra.
Komplikasi
 Infeksi yang menyebar ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan
frekuensi kencing
 Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh, mengakibatkan terjadi
infeksi submukosa yang meluas ke korpus spongiosum
 Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akan
menyebabkan terjadinya fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudian
mengakibatkan striktura uretra. (underwood,1999)
IV. Uretritis Non Gonokokus (Non Spesifik)
Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik) merupakan
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang paling sering diketemukan.
Pada pria, lender uretra yang mukopurulen dan disuria terjadi dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu setelah melakukan hubungan kelamin dengan wanita yang
terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi gonokokus tidak dapat di deteksi secara
mikroskopis atau kultur. (Underwood,1999)

Insiden
Masih merupakan penyakit yang sering terjadi pada banyak bagian dunia,
insiden berhubungan langsung dengan promiskuitas dari populasi

Etiologi
Infeksi hamper selalu didapat selama hubungan seksual. Gonokokus membelah
diri pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan setelah itu menginvasi kelenjar peri
uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia dan keterlibatan limfatik.

Makroskopik
Peradangan akut dari mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada
permukaan; dapat terjadi ulserasi dari mukosa.

Rabas
Timbul 3-8 hari setelah infeksi dan kental, kuning serta banyak. Apusan
memperlihatkan sejumlah besar sel – sel pus (100%), banyak mengandung diplokokus
gram negative intraseluler yang difagositosis.

Perjalanan Penyakit
a) Dapat mengalami resolusi dalam 2-4 minggu, sebagai akibat pengobatan
atau kadang – kadang spontan.
b) Menjadi kronik.
Penyulit
a) Uretritis posterior, prostatitis, vesikulitis, epididimitis dan sistitis.
b) Abses peri uretral.
c) Penyebaran sistemik – arthritis supuratif atau teno – sinovitis tidak jarang
ditemukan pada kasus yang terabaikan sementara endokarditis jarang sekali
terjadi. (A.D Thomson,1997)

a. Uretritis Abakterial Penyakit Reiter


Klinik
Uretritis yang berkaitan dengan konjunktivitis dan artritis

Etiologi
Kemungkinan terdapat organisme dari kelompok chlamydia

Hasil
Kemungkinan terdapat pemulihan spontan, tetapi sering kali terdapat riwayat
yang lama, dengan banyak eksaserbasi klinik. Pada kasus yang berat terdapat ulserasi
dari mukosa bukal, kulit kaki, glans penis, uretra dan kandung kemih. Iritis dan keraitis
dapat menjadi penyulit konjunktivitis.

D. Patofisiologi
Uretra Gonorhoeal disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan melalui
kontak seksual. Pada pria inflamasi orifosium meatal terjadi disertai rasa terbakar ketika
urinasi. Rabas uretral purulen muncul dalam 3-4 hari setelah kontak seksual. Pada wanita
rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit bersifat asimtomatik. Pada pria melibatkan
jaringan disekitar uretra menyebabkan perioretritis dan lain lain.
Uretra gonorhoeal tidak berhubungan dengan neisseria gonorrhoeae biasanya disebabkan
oleh Klamidia trakomatik atau Ureaplasma urelytikum. Pada pria adalah asimtomatik,
pasien akan disuria tingkat sedang-parah dan rabas uretral dengan jumlah sedikit-sedang.
Masuknya organism melalui:
1) Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat
2) Hematogen.
3) Limfogen
4) Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskop

E. Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya Jika penyebabnya
adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-virus (misalnya asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke
belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.

F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis, epididimitis, dan
striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat berupa Borthlinitis, praktitis,
salpingitis, dan sistitits.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
terdiri atas nama, No MR, umur, pekerjaan, agama, jenis kelamin, alamat,
tanggal masuk RS, alasan masuk, cara masuk, penanggung jawab. Pada biodata perlu
adanya pencatatan secara akurat. Pada kasus uretritis 90% dialami oleh pria.
Sebaliknya Pada wanita hanya sedikit yang mengalami dan kebanyakan asimptomatik.

B. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga

C. Pemeriksaan Fisik
1) Pola sehat sakit
 Riwayat penyakit sekarang : kali dengan PQRST
 Riwayat penyakit terdahulu : Apakah klien pernah atau sedang mengalami
penyakit kelamin. Apakah klien pernah mengalami lesi local yang berlokasi
dekat uretra.
2) Pola aktivitas sehari – hari
 Nutrisi
Kaji pola nutrisi klien apakah klien mengalami mual, muntah atau anoreksia
berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan adanya inflamasi uretra.
 Eliminasi
Perubahan pola eliminasi berkemih biasanya ; terjadi penurunan frekuensi /
oliguri
 Istirahat / tidur
Apakah klien mengalami gangguan tidur, keletihan, kelemasan, malaise
dikarenakan adanya inflamasi uretra dan adanya rasa nyeri.
Apakah klien mengalami gangguan tidur karena ansietas / ketakutan
terhadap penyakitnya
3) Riwayat psokologis
Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambaran
diri klien berhubungan dengan penyakityang dideritanya.

4) Riwayat social ekonomi


Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran
penyakit klien. Misalnya yang suka berganti – ganti pasangan dapat mudah terkena
uretritis karena ia mudah terkena penyakit kelamin.
5) Pemeriksaan wajah
Amati apakah klein mengalami konjunktivitis karena dengan adanya
konjunktivitis dapat menunjukkan terjadinya uretritisabakterial – penyakit reiter
6) Pemeriksaan abdomen
 Inpeksi : Bagaimanakah bentuk abdomen
 Palpasi : Adakah nyeri tekan
 Auskultasi : Adakah peningkatan bising usus / gangguan kontraksi otot
polos ureter yang menyebabkan gangguan miksi
7) Pemeriksaan Genetalia
 Inpeksi :
Pada penderita uretritis adanya mukosa merah udematus.
Terdapat cairan eksudat purulen.
Ada ulserasi diuretra
Adanya pus.
Peradangan akut uretra
 Palpasi
Ada nyeri tekan pada genetalia karena adanya inflamasi
 Auskultasi
Adanya gangguan kontraksi otot polos uretra sehingga terjadi kesulitan
miksi
2. Diagnosa
 Nyeri b/d proses peradangan pada uretra
 Gangguan perubahan eliminasi urine b/d obstruksi/edema/proses peradangan saluran
kemih
 Hipertermi b/d proses peradangan pada saluran kemih
 Resiko infeksi b/d penyebaran pathogen secara sistemik
 Deficit pengetahuan b/d ketidaktahuan menemukan sumber informasi
3. Intervensi
N TUJUAN & KRITERIA
DIAGNOSA INTERVENSI Rasional
O HASIL
1. Nyeri b/d proses Setelah dilakukan (Manajemen (Manajemen
peradangan pada tindakan keperawatan Nyeri) Nyeri)
uretra diharapkan masalah 1. Observasi 1. Untuk
nyeri dapat teratasi adanya petunjuk mengetahui
dengan Kriteria hasil: non verbal berapa berat
mengenai nyeri yang
1. Mengenali kapan
ketidak dialami pasien
nyeri datang dari
nyamanan 2. Pemahaman
skala 1 menjadi
terutama pada pasien tentang
skala 4
mereka yang penyebab
2. Menggambarkan
tidak bisa nyeri yang
factor penyebab
berkomunikasi terjadi akan
dari skala 1
secara efektif. mengurangi
menjadi skala 4
2. Gali bersama ketegangan
3. Menggunakan
pasien factor pasien dan
tindakan
yang dapat memudahkan
pencegahan dari
menurunkan dan pasien untuk
skala 1 menjadi
memperberat diajak bekerja
skala 4
nyeri sama dalam
3. Ajarkan prinsip- melakukan
prinsip tindakan
manajemen nyeri 3. Pemahaman
4. Kolaborasi pasien tentang
dengan pasien, prinsip-prinsip
keluarga dan tim manajemen
medis. nyeri dapat
memudahkan
pasien dalam
mengontrol
nyeri
4. Membantu
pasien dalam
meredakan
nyeri yang
dialami
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan (Manajemen (Manajemen
urine b/d tindakan keperawatan Cairan) Cairan)
obstruksi/edema/proses diharapkan gangguan 1. Monitor jumlah, 1. Untuk
peradangan saluran eliminasi urine pasien warna dan berat mengetahui
kemih teratasi dengan kriteria jenis urine warna dan
hasil: 2. Monitor intake berat jenis
1. Kandung kemih dan output urine untuk
kosong secara cairan intervensi
penuh 3. Atur interval selanjutnya
2. Tidak ada residu waktu 2. Untuk
urine >100-200 cc pemantauan mengetahui
3. Intake cairan sesuai dengan intake dan
dalam rentang kondisi pasien output
normal 4. Jelaskan tujuan pasien
4. Bebas dari ISK dan prosedur selama
5. Tidak ada spasme pemantauan perawatan
bladder 5. Informasikan 3. Agar
6. Balance cairan hasil pasien
seimbang Urinary pemantauan, paham
retention care jika perlu dengan
tindakan
yang
dilakukan
4. Agar
pasien
paham
dengan
tindakan
yang
dilakukan
5. Agar
pasien
mengetahui
intake dan
outputnya
3. Hipertermi b/d proses setelah dilakukan (Manajemen (Manajemen
peradangan pada tindakan keperawatan Demam) Demam)
saluran kemih diharapkan suhu tubuh 1. Monitor tanda- 1. Mengetahui
pasien dalam batas tanda vital (mis. perubahan
normal dengan kriteria Suhu tubuh, tanda-tanda
hasil: frekuensi nadi, vital pasien
1. suhu tubuh pasien frekuensi nafas 2. Mencegah
dalam rentang dan tekanan terjadinya
normal darah) dehidrasi
2. Nadi dan RR dalam 2. Anjurkan sewaktu panas
rentang normal memperbanyak 3. Meminimalisir
3. Tidak ada minum produksi
perubahan warna 3. Anjurkan tirah panas yang
kulit dan tidak ada baring diproduksi
pusing 4. Kolaborasi oleh tubuh
pemberian cairan 4. Membantu
dan elektrolit dalam
intravena, jika menurunkan
perlu panas
4. Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan (Pencegahan (Pencegahan
penyebaran pathogen tindakan keperawatan infeksi) Infeksi)
secara sistemik diharapkan akan 1. Monitor tanda 1. Untuk
menangani atau dan gejala mengetahui
meminimalkan infeksi local dan resiko dan
komplikasi dan sistemik penyebab
mencegah terjadinya 2. Mencuci tangan infeksi
penyebaran infeksi sebelum dan 2. Untuk
dengan kriteria hasil : sesudah kontak mengurangi
1. Pasien bebas dari dengan pasien terjadinya
tanda dan gejala dan lingkungan infeksi
infeksi pasien 3. Untuk
2. Mendeskripsikan 3. Pertahankan mengurangi
proses penularan tehnik aseptic resiko besar
penyakit, factor pada pasien terjadinya
yang beresiko tinggi infeksi
mempengaruhi 4. Jelaskan tanda 4. Agar pasien
penularan serta dan gejala memahami
penatalaksanaanya 5. Kolaborasi tanda dan
3. Menunjukan pemberian gejala
kemampuan untuk imunisasi penyebab
mencegah nyeri
timbulnya infeksi 5. Untuk
meningkatkan
satus
imunitas
pasien
5. Deficit pengetahuan b/d Setelah dilakukan (Edukasi (Edukasi
ketidaktahuan tindakan keperawatan Kesehatan) Kesehatan)
menemukan sumber diharapkan pasien 1. Identifikasi 1. Agar pasien
informasi menunjukan kesiapan dan dapat
pengetahuan tentang kemampuan menyerap
proses penyakit dengan menerima informasi yang
kriteria hasil : informasi diberikan
1. Pasien dan 2. Sediakan materi 2. Untuk
keluarga dan media mempermuda
menyatakan pendidikan h dalam
pemahaman kesehatan memahami
tentang penyakit, 3. Berikan informasiyang
kondisi, kesempatan diberikan
prognosis dan untuk bertanya 3. Agar pasien
program 4. Jelaskan factor dapat
pengobatan resiko yang memahami
2. Pasien dan dapat informasi yang
keluarga mampu mempengaruhi telah diberikan
melaksanakan kesehatan 4. Agar pasien
prosedur yang 5. Ajarkan perilaku mengetahui
dijelaskan secara hidup bersih factor resiko
benar dan sehat yang dapat
3. Pasien dan mempengaruh
keluarga mampu i kesehatan
menjelaskan 5. Untuk
kembali apa yang meningkatkan
dijelaskan/tim kualitas hidup
kesehatan pasien
lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997. Perawatan VB. Akademi Keperawatan Soepraon Malang

Doengos. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Thomson. AD> 1997. Catatan Kuliah Patologi. EGC. Jakarta

Underwood. JCE. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. EGC. Jakarta

Rubin, Emanuel. 1928. Essencial Pathology. JB Lippincott Company. Philadelpia

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep GSR
    Askep GSR
    Dokumen32 halaman
    Askep GSR
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Spal
    Penyuluhan Spal
    Dokumen7 halaman
    Penyuluhan Spal
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • LP Balita
    LP Balita
    Dokumen13 halaman
    LP Balita
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • LP Inpartu
    LP Inpartu
    Dokumen15 halaman
    LP Inpartu
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Antenatal
    Pengkajian Antenatal
    Dokumen4 halaman
    Pengkajian Antenatal
    Exal Kurniawan Manggas
    100% (1)
  • LP Dislokasi
    LP Dislokasi
    Dokumen10 halaman
    LP Dislokasi
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • Askep GSR
    Askep GSR
    Dokumen14 halaman
    Askep GSR
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • LP Triage
    LP Triage
    Dokumen19 halaman
    LP Triage
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Anc
    Laporan Pendahuluan Anc
    Dokumen29 halaman
    Laporan Pendahuluan Anc
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • Askep PNC
    Askep PNC
    Dokumen10 halaman
    Askep PNC
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat
  • Makalah Enterpreneurship
    Makalah Enterpreneurship
    Dokumen11 halaman
    Makalah Enterpreneurship
    Exal Kurniawan Manggas
    Belum ada peringkat