Anda di halaman 1dari 31

KENAKALAN REMAJA

STUDI KASUS TERHADAP MASALAH SOSIAL DARI TAHUN KE TAHUN


Laporan Penelitian Studi Kasus Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas
Presentasi Kelompok Mata Kuliah Patologi Sosial
Dosen Pengampu: Drs. Wiryo Setiana, M.Si.

Disusun Oleh:

Neng Chery Sukma A 1174040091

Neng Luffi Nur A 1174040092

Ramadhani Muhammad I 1174040107

Rida Nurfadillah S 1174040108

Rizki Rahmatillah Romdoni 1174040112

Roy Syaifudin 1174040116

Sugianti 1174040123

Widi Munawarotul FNA 1174040127

Yadi Mulyadi 1174040131

PMI V C
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim.

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian terkait Kenakalan Remaja Sebuah
Studi Kasus Terhadap Masalah Sosial Dari Tahun Ke Tahun.

Laporan penelitian ini sendiri ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Patologi Sosial. Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan laporan ini. Maka dari itu, saya mengharapkan berbagai saran dan kritik
yang diharapkan dapat membangun baik untuk kami sebagai penulis, maupun pembaca pada
umumnya. Dan tentunya, kami harapkan semoga laporan penulisan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk lebih memahami mengenai Kenakalan Remaja.

Atas terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang jauh
lebih baik.

Bandung, 01 Desember 2019

i
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................2

D. Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3

A. Pengertian Kenakalan Remaja........................................................................................3

B. Faktor-faktor kenakalan remaja......................................................................................4

C. Jenis-jenis kenakalan remaja...........................................................................................7

D. Dampak Kenakalan Remaja..........................................................................................10

E. Hukum KUHP...............................................................................................................12

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................13

A. Data kenakalan remaja..................................................................................................13

B. Solusi mengatasi kenakalan remaja secara umum........................................................16

C. Sudut pandang agama dalam solusi kenakalan remaja.................................................19

D. Hasil wawancara...........................................................................................................21

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................24

A. Kesimpulan...................................................................................................................24

B. Saran..............................................................................................................................24

C. Lampiran.......................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja


sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup
matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling
sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun
melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan
kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya,
orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman
sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa
mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan
inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan pemimpin masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal
yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini seperti semakin
aktif mengikuti organisasi antar pelajar dan peningkatan prestasi, kita melihat pula
arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-
pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat
kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar,
penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang
dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus
kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini
semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan
perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih
positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi
kenakalan di kalangan remaja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan


dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa saja faktor kenakalan remaja?

1
3. Apa jenis, bentuk dan dampak kenakalan remaja
4. Perilaku apa saja yang merupakan kenakalan remaja?
5. Bagaimana upaya mengatasi kenakalan remaja secara agama dan secara uumm ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Tujuan Khusus
a. Menjabarkankan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja
b. Menjelaskan teori-teori kenakalan remaja yang dijelaskan oleh ahli.
c. Mengetahui wujud dan jenis perilaku menyimpang (kenakalan) yang
dilakukan remaja.
d. Menjelaskan beberapa solusi yang dilakukan dalam menanggulangi terjadinya
perilaku kenakalan remaja.
2. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Motivasi.

D. Manfaat

1. Memahami pengertian kenakalan remaja.


2. Mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
3. Mengetahui solusi dalam mengatasi kenakalan remaja.
4. Referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan kenakalan
remaja

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan


dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh,
minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun
seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang
dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai
dimensi kehidupan dalam diri mereka.

Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah remaja. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada
usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi dan
pencarian jati diri, yang karenanya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang
dikenal dengan istilah kenakalan remaja.

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-


norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai
mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk
anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli
mendefinisikan kenakalan remaja ini sebagai berikut:

A. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun)
yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama)
yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan
bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

3
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
a) Paul Moedikdo
 Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan
bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh
hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
 Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
 Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi
sosial.
b) Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan
oleh satu bentuk pengabaian sosial.
c) Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja
yang tidak dapat di terima secara social hingga terjadi tindakan criminal.
d) Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-
norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan
anti sosial di mana di dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif
e) Mussendkk
Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya
dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini
dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

B. Faktor-faktor kenakalan remaja

Kenakalan remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-norma
yang ada. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi,
faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama (Willis, 1994), maupun faktor
lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku seorang anak
(Mulyono, 1995). Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu
faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orangtua

4
sebagai figur tauladan bagi anak (Hawari, 1997). Selain itu suasana keluarga yang
meninbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang
kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada
masa remaja. Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994) orangtua dari remaja nakal
cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anak-anaknya, menghindari
keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orang tua terhadap remaja.
Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasa aman dan menyenangkan akan
menumbuhkan kepribadian yang wajar dan begitu pula sebaliknya.

Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat


dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:

1) Faktor Internal
a. Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system
psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter
psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada
periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa
dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum
adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya
kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.
b. Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
c. Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan
segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara
cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji
secara baik dalam kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang
mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi
hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian
bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar

5
tatanan hidup bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi
tubuhnya.
2) Faktor Eksternal
a. Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang
tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan
batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat
kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada
perhatian kepada anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku
menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada
keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena
kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat
terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik,
akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang
berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang
menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-
mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak
muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani
tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas
dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga
menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma
yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative.
Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban
umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.
d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa
mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi
politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya

6
peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa
remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam
teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing
yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi
kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya,
atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal
yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku
f. Tempat Pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi
ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama
ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang
terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga
bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di
negeri ini.1

C. Jenis-jenis kenakalan remaja

Zakiah Dradjat (1997: 9) mengelompokkan kenakalan menjadi dua jenis


kenakalan, yaitu: kenakalan ringan (keras kepala, tidak patuh pada orangtua, bolos
sekolah, tidak mau belajar, sering berkelahi, suka berkata-kata tidak sopan, cara
berpakaian yang mengganggu ketentraman dan kenyamanan orang lain). Kenakalan
berat (mencuri, memfitnah, merusak barang milik orang lain, balap liar, minuman
keras, judi, kenakalan seksual yaitu tindakan asusila terhadap lawan jenis, tindakan
asusila terhadap remaja yang sejenis.

Menurut Sunarwiyati S (1985) kenakalan remaja ini di bagi menjadi 3, yakni :

a. Kenakalan biasa
Contohnya: Membolos sekolah, suka berkelahi, suka keluyuran, pergi rumah
tanpa pamit dan sebagainya.
b. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan,

1
Dadan Sumara, Sahadi Humaedi,Meilanny Budiarti Santoso, ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli
2017

7
Contohnya : Seperti mengendarai sepera motor tanpa SIM, mengambil barang
orang tanpa ijin atau mencuri
c. Kenakalan khusus,
Contohnya : Hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dan lain sebagainya dan
Seperti penyalahgunaan narkotika.2
a. Bentuk – Bentuk Kenakalan Remaja
Menurut Kartono, bentuk-bentuk perilaku kenakalan remaja dibagi menjadi
empat, yaitu:
1) Kenakalan Remaja Terisolir (Delinkuensi Terisolir)
Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari kenakalan remaja. Pada
umumnya mereka tidak menderita kerusakan psikologis. Perbuatan nakal
mereka didorong oleh faktor-faktor berikut: 1) Keinginan meniru dan ingin
konform dengan gangnya, jadi tidak ada motivasi, kecemasan atau konflik
batin yang tidak dapat diselesaikan. 2) Kebanyakan berasal dari daerah kota
yang transisional sifat yang memiliki subkultur kriminal. 3) Pada umumnya
remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak harmonis, dan mengalami
banyak frustasi. 4) Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali
mendapatkan supervisi dan latihan kedisiplinan yang teratur, sebagai
akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan norma hidup normal.
Kenakalan remaja ini disebabkan karena faktor lingkungan terutama
tidak adanya pendidikan kepada anak, sehingga anak cenderung bebas untuk
melakukan sesuatu sesuai kehendaknya.
2) Kenakalan Remaja Neurotik (Delinkuensi Neurotik)
Pada umumnya, kenakalan remaja tipe ini menderita gangguan
kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa kecemasan, merasa selalu tidak
aman, merasa bersalah dan berdosa dan lain sebagainya. Ciri-ciri perilakunya
adalah: 1) Perilaku nakalnya bersumber dari sebab-sebab psikologis yang
sangat dalam, dan bukan hanya berupa adaptasi pasif menerima norma, dan
nilai subkultur gang yang kriminal itu saja. 2) Perilaku kriminal mereka
merupakan ekspresi dari konflik batin yang belum terselesaikan. 3) Biasanya
remaja ini melakukan kejahatan seorang diri, dan mempraktekkan jenis
kejahatan tertentu. 4) Remaja nakal ini banyak yang berasal dari kalangan
menengah. 5) Remaja memiliki ego yang lemah, dan cenderung mengisolir
2
https://materibelajar.co.id/jenis-jenis-kenakalan-remaja/

8
diri dari lingkungan. 6) Motif kejahatannya berbeda-beda. 7) Perilakunya
menunjukkan kualitas kompulsif (paksaan).
3) Kenakalan Remaja Psikotik (Delinkuensi Psikopatik)
Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari
kepentingan umum, dan segi keamanan, kenakalan remaja ini merupakan
oknum kriminal yang paling berbahaya. Ciri tingkah laku mereka adalah: 1)
Hampir seluruh remaja delinkuen psikopatik ini berasal dan dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal, diliputi banyak pertikaian keluarga.
2) Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa, atau melakukan
pelanggaran. 3) Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada suasana
hatinya yang kacau, dan tidak dapat diduga. 4) Mereka selalu gagal dalam
menyadari dan menginternalisasikan norma-norma sosial yang umum berlaku,
juga tidak peduli terhadap norma subkultur gangnya sendiri. 5) Kebanyakan
dari mereka juga menderita gangguan neurologis, sehingga mengurangi
kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri. Psikopat merupakan bentuk
kekalutan mental dengan karakteristik sebagai berikut: tidak memiliki
pengorganisasian dan integrasi diri, orangnya tidak pernah bertanggung jawab
secara moral, selalu mempunyai konflik dengan norma sosial dan hukum.
Mereka sangat egoistis, anti sosial, dan selalu menentang apa, dan siapapun
tanpa sebab.
Kenakalan remaja ini pada tahap yang serius karena mengarah ke
kriminal, dan sadisme. Kenakalan ini dipicu adanya perilaku turunan atau
tingkah laku dari keluarga (orang tua) yang berbuat sadis, sehingga anaknya
cenderung untuk meniru.
4) Kenakalan Remaja Defek Moral (Delinkuensi Defek Moral)
Defek (defect, defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera,
cacat, kurang. Kenakalan remaja defek moral mempunyai ciri-ciri: selalu
melakukan tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak terdapat
penyimpangan, namun ada disfungsi pada inteligensinya. Kelemahan remaja
delinkuen tipe ini adalah mereka tidak mampu mengenal dan memahami
tingkah lakunya yang jahat, juga tidak mampu mengendalikan dan
mengaturnya, mereka selalu ingin melakukan perbuatan kekerasan,
penyerangan dan kejahatan, rasa kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya

9
sangat dingin tanpa afeksi jadi ada kemiskinan afektif, dan sterilitas
emosional.
Terdapat kelemahan pada dorongan instinktif yang primer, sehingga
pembentukan super egonya sangat lemah. Impulsnya tetap pada taraf primitif
sehingga sukar dikontrol dan dikendalikan. Mereka merasa cepat puas dengan
prestasinya, namun perbuatan mereka sering disertai agresivitas yang meledak.
Remaja yang defek moralnya biasanya menjadi penjahat yang sukar
diperbaiki. Mereka adalah para residivis yang melakukan kejahatan karena
didorong oleh naluri rendah, impuls, dan kebiasaan primitif, di antara para
penjahat residivis remaja, kurang lebih 80 % mengalami kerusakan psikis,
berupa disposisi, dan perkembangan mental yang salah, jadi mereka menderita
defek mental. Hanya kurang dari 20 % yang menjadi penjahat disebabkan oleh
faktor sosial atau lingkungan sekitar.

Jensen dalam Sarwono, membagi kenakalan remaja menjadi empat bentuk: 1)


Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian,
perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain. 2) Kenakalan yang
meninbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan
lain-lain. 3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:
pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks bebas. 4) Kenakalan yang
melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara
membolos, minggat dari rumah, membantah perintah.

Dari beberapa bentuk kenakalan pada remaja dapat disimpulkan bahwa


semuanya menimbulkan dampak negatif yang tidak baik bagi dirinya sendiri dan
orang lain, serta lingkungan sekitarnya. Adapun aspek-aspeknya kenakalan remaja
terdiri dari aspek perilaku yang melanggar aturan dan status, perilaku yang
membahayakan diri sendiri dan orang lain, perilaku yang mengakibatkan korban
materi, dan perilaku yang mengakibatkan korban fisik..

D. Dampak Kenakalan Remaja

a) Akan menghancurkan masa depan dirinya sendiri. Kenakalan remaja yang


sudah dianggap biasa seperti misalnya mencuri makanan, jika dibiarkan akan
menjadi kebiasaan dan berkembang menjadi mencuri barang-barang yang lain.
Apalagi bila si pelaku mendapat pujian atau tantangan dari teman – temannya,

10
maka pelaku akan semakin tertantang dan merasa hebat akibatnya barang yang
dicuripun akan meningkat baik kuantiti maupun nilainya. Jika remaja mencoba
obat-obatan terlarang, selain dapat merusak fisik akan rusak juga mentalnya.
b) Remaja yang telah melanggar hukum atau norma sosial biasanya akan dijauhi
oleh orang-orang disekitarnya karena khawatir remaja tersebut akan membawa
pengaruh yang baik bagi hidup orang tersebut dan bagi orang terdekatnya.
c) Karena dijauhi, maka akan tumbuh perilaku anti sosial atau tidak bersosialisasi
dan akan berpengaruh pada gangguan mental .
d) Karena sering melakuakan pelanggaran pada norma sosial, lama-kelamaan
akan menjadi kebiasaan sehingga perilaku buruk tersebut menjadi tabiatnya
sehari-hari.
e) Dampak kenakalan remaja juga dapat menjadi bibit kriminalitas ketika sudah
dewasa.
f) Remaja yang hamil diluar nikah sudah pasti masa depan suram ada didepan
mata.Karena yang perempuan harus berhenti sekolah dan yang laki-laki harus
membiayai hidup anaknya. Sedangkan teman-temannya yang lain sedang
asyik-asyiknya bermain, belajar dan mengejar cita-cita.
g) Orang tua pun terkena dampak nya karena Kedua orang tua akan menanggung
beban materi atas semua akibat dari kenakalan anaknya. Selain itu orang tua
akan menanggung beban moril karena dicemooh oleh teman, saudara dan
tetangga karena anaknya melanggar norma sosial.
h) Pihak Sekolah juga akan terkena dampak negatifnya. Karena adanya pelajar
yang melakukan kenakalan remaja maka nama sekolah akan tercoreng. Orang-
orang akan selalu ingat bahwa sekolah “A” yang siswanya suka tawuran, atau
sekolah “B” yang siswinya hamil diluar nikah karena melakukan sex bebas dan
sebagainya.
i) Daerah tempat tinggalnyapun akan terkena juga dampak kenakalan remaja
tersebut, Karena setiap orang jika menyebut nama daerah itu akan langsung
ingat akan kenakalan yang telah dilakukan pelaku Apalagi bila kenakalan
tersebut sudah menjurus ke arah kriminal dan sudah viral.3

3
Hurlock, E.B.. Child Development ( New York: Mc. Millan Publishing co.Inc., 1978). Sarwono, S.W.,Psikologi
Remaja ( Edisi VI; Jakarta: Raja Grafindo Persada,2002).

11
E. Hukum KUHP

UU KUHP TENTANG KENAKALAN REMAJA


 Pasal 489 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”):
“Kenakalan terhadap orang atau barang yang dapat menimbulkan bahaya,
kerugian atau kesusahan, diancam dengan pidana denda paling banyak dua
ratus dua puluh lima rupiah.”
 Melanggar kesusilaan didepan umum
Pasal 281 KUHP menyatakan bahwa: “Dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya
empat ribu lima ratus rupiah”:
Ke-1 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dihadapan umum;
Ke-2 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dimuka orang lain yang
hadir tidak dengan kemauannya sendiri.
 Penyalahgunaan Narkoba
Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
menyebutkan bahwa;
(1) Setiap Penyalah guna:
a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun;
c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun
 Pembunuhan
Dalam kasus pembunuhan diatur dalam buku II BAB XIX pasal 338 yang
berbunyi : barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain diancam karena
pembunuhan dgn pidana penjara 15 tahun.
 Pencurian biasa
Kasus pencurian di atur pasal 362 yang berbunyi:Barang siapa mengambil
barang,yang seluruhnya/sebgian kepunyaan org lain untuk dimiliki diancam
penjara 5 tahun.

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Data kenakalan remaja

Berikut ini penulis sajikan berbagai data tentang kenakalan remaja berdasarkan
statistik dari berbagai sumber.Tingkat sadisme dan seks bebas di kalangan remaja
Indonesia kian memprihatinkan. Hal ini ditandai makin tingginya angka pembuangan
bayi di jalanan sepanjang Januari 2018. Ada 54 bayi dibuang di jalanan pada Januari
2018. Pelaku umumnya wanita muda berusia antara 15 hingga 21 tahun. Ind Police
Watch (IPW) mendata, sepanjang Januari 2018 bayi yang dibuang di Indonesia sebanyak
54 bayi. “Angka ini mengalami kenaikan dua kali lipat (100 persen lebih) jika
dibandingkan dalam periode yang sama pada Januari 2017, yang hanya ada 26 kasus
pembuangan bayi,” ungkap Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam rilisnya diterima
hidayatullah.com, Rabu (31/01/2018).

Hasil penelitian narkoba pada kelompok pelajar usia 17-18 tahun di Swedia dan
Italia, menunjukkan angka penyalahguna narkoba sekitar 15% dan 43%1. Penelitian di
Inggris (tahun 2006) pada kelompok pelajar usia 11-15 th, menunjukkan 17% responden
pernah menyalahgunakan narkoba2. Penelitian di Kanada tahun 2007 pada kelompok
pelajar usia ≤ 18 tahun, menunjukkan 25,6% responden pernah menyalahgunakan
narkoba3. Di Amerika Serikat, tren prevalensi penyalahgunaan ganja pada remaja sejak
2002 hingga 20134 berada pada kelompok remaja sekolah kelas 12 dan kelas 10 jauh
lebih tinggi dibanding populasi umum usia diatas 12 tahun. Pada tahun 2013, prevalens
pada pelajar kelas 10 mencapai 29,8% dan pada kelas 12 sebesar 36,4% sementara pada
populasi umum sebesar 12,6% atau dapat dikatakan angka prevalens setahun pada pelajar
kelas 10 dan 12 sekitar 3 kali lipat dibanding prevalensi ganja pada populasi umum
(UNODC, 2015). Di Pakistan terjadi trend peningkatan penyalahgunaan narkoba tahun
2009. Diperkirakan terdapat 500 ribu penyalahguna heroin dan 125 ribu penyalahguna
narkoba suntik di negara tersebut atau terjadi peningkatan angka prevalensi sekitar 7%
setiap tahunnya, atau dengan prediksi 1 dari 10 orang mahasiswa di Pakistan adalah
pecandu.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dari 87 juta populasi anak
di Indonesia, sebanyak 5,9 juta di antaranya menjadi pecandu narkoba. Mereka jadi
pecandu narkotika karena terpengaruh dari orang-orang terdekat. “Dari total 87 juta anak

13
maksimal 18 tahun, tercatat ada 5,9 juta yang tercatat sebagai pecundu,” kata Komisioner
Bidang Kesehatan KPAI, Sitti Hikmawatty dalam konferensi pers di Gedung KPAI,
Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 6/3/2018. (Sumber
:https://news.okezone.com/read/2018/03/06/337/1868702/5-9-juta-anak indonesiajadi-
pecandu-narkoba).

Angka putus sekolah pada siswa SMP di Yogyakarta pada tahun pelajaran
2017/2018 menunjukkan kelas VII sejumlah 74 anak, kelas VIII sejumlah 142 dan kelas
IX 2014, sehingga pada tahun ajaran tersebut sebanyak 402 anak di Yogyakarta putus
sekolah. (Sumber: Ikhtisar Pendidikan dan Kebudayaan 2017/2018 Kementrian
Pendidikan Republik Indonesia). Data terakhir penghuni lapas secara nasional
menunjukkan tahanan anak laki laki 978, tahanan anak perempuan 21 anak.

Sedangkan narapidana anak laki-laki sejumlah 2.115 dan perempuan sejumlah 93


anak. Khusus di kantor wilayah Yogyakarta menunjukkah data menunjukkan propinsi
yang tingkat hunian anak paling kecil, yaitu hanya pada narapidana anak laki-laki
sejumlah 10 anak (sumber: sistem database pemasyarakatan direktorat jendral
pemasyarakatan Republik Indonesia, tahun

KPAI : Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266
Kasus. Sepanjang tahun 2011 hingga 2017 terdapat 9.266 kasus. Dari tahun ke tahun,
jumlah paling banyak yaitu pada tahun 2014. Di mana jumlah kasus ABH mencapai
jumlah 2.208.Paling tinggi kedua pada 2013 yaitu sebanyak 1.428 kasus. Tertinggi ketiga
pada 1.413 kasus pada 2012.

14
Data dinsos jawa barat,

Dari kasus tersebut terdapat anak yang sebagai pelaku. Jumlahnya pun tak
kalah tinggi. Tercatat, pada tahun ini anak sebagai pelaku kekerasan seksual sebanyak
116 kasus. Sedangkan anak sebanyak korban, terdapat 134 kasus merupakan anak
korban kekerasan seksual.

15
Kasus lainnya yang menjadi tren di antaranya, anak sebagai korban
trafficking, anak korban prostitusi, anak korban eksploitasi seks komersial dan anak
sebagai korban eksploitasi pekerja. Pada 2016 terdapat 340 kasus anak yang ditangani
oleh KPAI. Jumlah paling tinggi adalah anak sebagai korban prostitusi, yaitu
sebanyak 112 kasus. Selanjutnya, kasus anak sebagai korban eksploitasi sebanyak 87
kasus. Sedangkan anak sebagai korban perdagangan sebanyak 72 kasus.

Terakhir adalah anak sebagai korban eksploitasi seks komersial sebanyak 69


kasus. Pada tahun ini anak sebagai korban prostitusi masih cukup tinggi, yaitu
sebanyak 83 orang. Selanjutnya adalah anak sebagai korban eksploitasi pekerja
sebanyak 76 kasus.“Sedangkan anak sebagai eksploitasi seks komersial sebanyak 66
kasus dan anak sebagai korban trafficking sebanyak 31 kasus,” ungkapnya.

B. Solusi mengatasi kenakalan remaja secara umum

Dalam ilmu psikologi sendiri mengatasi kenakalan remaja ada berbagai caranya,
tergantung dari pribadi anaknya dan latar belakang masalahnya.Mengingat remaja
memiliki cerita yang berbeda setiap kali mengatakan bahwa mereka menjadi nakal
ataupun sering melanggar aturan. Nah, berikut ini ada cara yang tepat mengatasi
kenakalan remaja. Diantaranya :

1. Tingkatkan Agama

Psikologi Agama menjelaskan bahwa kehidupan beragama keluarga


menjadikan sebuah anak sebagai seseorang yang tahu akan kewajiban dan batasan
atau tidak. Terkadang saja anak-anak yang sudah mengerti agama dan hal yang
dilakukannya terlarang masih saja ada yang melanggar apalagi mereka yang tidak
mempelajari mengenai agama.Apapun agamanya, semua pasti mengajarkan
kebaikan.Sehingga perlu meningkatkan lagi iman anak-anak.

2. Isi Waktu Bersama

Remaja memang bukan anak-anak lagi yang mau pergi dengan orang tua
kemanapun bersama.mengisi waktu luang diserahkan kepada kebijaksanaan remaja
tersebut, namun anda sebagai orang tua jangan juga gengsi atau merasa tidak peduli.
Karena seringkali anak remaja yang kurang kasih sayang mendapatkan kesulitan
untuk bercerita dan akhirnya lari pada kenakalan remaja.

16
Remaja sama seperti anak-anak bahwa mereka membutuhkan materi, juga
membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Karena alasan inilah,
waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan keluarga dimana anda
bisa menghabiskan waktu dengan mengobrol dan berkegiatan seru lainnya.Bisa juga
berbentuk permainan layaknya, misalnya scrabble, monopoli, catur dan lain
sebagainya.Selain itu, dapat pula berupa tukar pikiran berbicara dari hati ke hati.

3. Campur Tangan Orang Tua

Sebagai orang tua, anda hendaknya membantu memberikan pengarahan agar


anak memilih jurusan sesuai dengan bakat, minat dan hobi si anak.Seringkali anak
yang nakal karena mereka tidak terarah untuk melakukan hal positif. Atau bisa juga
wujud dari penolakan mereka akan permintaan anda yang memaksa menginginkan
anaknya mengikuti permintaan anda.

Tetapi apabila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan
hobinya anda harus bisa memberikan pengertian.Namun mereka harus memilih
apapun yang telah mereka tentukan, jangan sampai mereka menyesal dan tidak mau
bertanggung jawab.Termasuk mengenai sekolah dan permasalahan apapun lainnya.

4. Sugesti Positif

Terkadang beberapa anak berubah menjadi anak nakal akibat pengaruh dan
paksaan atau dari orang atau faktor luar.Bukan karena anak tersebut memang nakal,
Sehingga tugas anda untuk mengatasinya bisa menumbuhkan lebih banyak pikiran-
pikiran positif (kognisi). Bahwa melakukan hal tersebut buruk dan melakukan hal
yang lebih baik akan jauh lebih menyenangkan.  Memberikan sugesti-sugesti positif
apa yang seharusnya dilakukan. Sehingga para komunitas geng motor tersebut dapa
bepikir bahwa tindakan mereka itu tidak benar sebagai contoh juga bisa menjadi hal
yang paling ampuh untuk itu.

5. Bergaul dengan Teman Sebaya

Seringkali, banyak orang tua yang membiarkan anaknya bermain dengan siapa
saja.Padahal berbagai orang yang seringkali bergaul dengan bukan teman sebaya bisa
saja mempengaruhinya. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang
hanya beda umur 2 atau 3 tahun mungkin masih dalam toleranis. Namun jika anda

17
membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya,
yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang
buruk yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.

6. Identitas Diri

Identitas diri memang cukup mengganggu banyak anak remaja dimana remaja
mengalami kegagalan menghadapi identitas peran dan lemahnya control diri. Hal ini
menyebabkan kenakalan remaja tersebut bisa dicegah atau bisa diatasi dengan prinsip
keteladanan.Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik, juga mereka berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

Cara lainnya, selain itu ada berbagai cara mengatasi kenakalan remaja yang bisa anda
gunakan triknya :

 Berikan Time Out

 Dengarkan Keluhan dan Alasan Mereka Melakukan hal tersebut

 Berikan Jadwal yang teratur meskipun terkesan seperti anak-anak namun


terkadang hal ini ampuh.

 Tidak mengekang terlalu parah atau terlalu ketat.

 Berikan alat komunikasi dimana anda juga bisa memantaunya atau bisa
mengawasinya.

  Berikan waktu untuk bersama dengan keluarga besar, sahabat, anda khususnya
sebagai orang tua dan lainnya agar mereka bisa tahu bahwa banyak orang yang
mengharapkan mereka berubah.

 Jauhkan dari lingkungan yang kemungkinan memberikan dampak buruk terhadap


mereka.

 Diajak atau diberikan waktu khusus untuk konseling, jika sudah sulit ditangani
minta bantuan psikolog dan psikiater.

18
 Membiarkan mereka untuk membereskan permasalahan sendiri, agar bisa
bertanggung jawab dan merasa “kapok” serta tidak ingin lagi melakukan
kenakalan.

 Menguji dengan tanggung jawab dan konsekuensi

 Mendisplinkan Waktu

Terkadang beberapa remaja mengatakan “merdeka atau mati” namun bukan


seperti pahlawan dimana yang adalah apabila orang tua tak mau memberikan
kemerdekaan atau kebebasan, maka mereka lebih memilih mati bunuh diri atau keluar
sebagai anak. Meskipun terkadang permintaan mereka mungkin tidak masuk akal
tetapi jangan sampai anda juga terlalu memanjakan

C. Sudut pandang agama dalam solusi kenakalan remaja

a. Dalil dan Hadits Kenakalan Remaja

 Q.S Al-Hujurat : 11

‫ء ِ ّمن ِن ّ َسٓا ٍءعَىَس ٰ ٓ َأن يَ ُك َّن َخرۡي ٗ ا ِ ّمهۡن ُ َّ ۖن َواَل تَلۡ ِم ُز ٓو ْاَأن ُف َسمُك ۡ َواَل تَنَابَ ُزو ْا ِبٱَأۡللۡ َقٰ ِ ۖب‬ٞ ‫م ِ ّمن قَ ۡو ٍم عَىَس ٰ ٓ َأن يَ ُكون ُو ْا َخرۡي ٗ ا ِ ّمهۡن ُ ۡم َواَل ِن َسٓا‬ٞ ‫يَٰ َٓأهُّي َاٱذَّل ِ َين َءا َمنُو ْااَل ي َۡسخ َۡرقَ ۡو‬
‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱٱِل ٱ‬
١١ ‫ون‬ َ ‫ِبئۡ َس مۡس ُ لۡ ُف ُس ُوق ب َ ۡعدَ ميَٰ ِۚن َو َمن ل َّ ۡم يَتُ ۡب فَُأ ْولَٰ ٓ ِئ َك مُه ُ َّلظٰ ِل ُم‬
‫ِإۡل‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS : 49: 11)
 Hadits tentang Kenakalan Remaja
, ‫ وفعهل أبوبكر‬: ‫ قال‬, ‫عن أنس بن ماكل ريض هللا عنه أن النيب صىل هللا عليه وسمل أيت برجل قدرشب امخلرجفدله جبريدتني حنوأربعني‬
)‫ ( متفق عليه‬.‫ فأمربه معرريض هللا عنه‬, ‫ أخف احلدودمثانون‬: ‫ٰ فقال عبدالرمحن بن عوف‬,‫فلاماكن معراستشارالناس‬
Artinya :“Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., katanya: “Sesungguhnya seorang
lelaki yang meminum arak telah di hadapkan kepada Nabi SAW., kemudian beliau
memukulnya dengan dua pelepah kurma sebanyak empat puluh kali. Anas berkata
lagi, “hal tersebut juga dilakukan oleh Abu Bakar”. Ketika Umar meminta pendapat
19
dari orang-orang (mengenai hukuman tersebut), Abdurrahman bin Auf berkata,
“Hukuman yang paling ringan (menurut ketetapan Al-Qur’an) adalah delapan puluh
kali pukulan”. Kemudian Umar pun menyuruhnya demikian”.( HR. Muttafaq ‘Alaih).
َ ‫ َو َاليَرْش َ ُب ْاخلَ ْم َر ِحنْي‬.‫الس ِار ُق ِحنْي َ يَرْس ِ ُق َوه َُومُؤْ ِم ٌن‬
َّ ‫ َو َاليَرْس ِ ُق‬.‫ َاليَ ْزىِن َّالزاىِن ِحنْي َ يَ ْزىِن َوه َُومُؤْ ِم ٌن‬:‫هللا ص قَا َل‬
ِ ‫ع َْن َاىِب ه َُر ْي َر َة َا َّن َر ُس ْو َٰل‬
‫ مسمل‬.‫يَرْش َ هُب َا َوه َُومُؤْ ِم ٌن‬
Artinya : “Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
berzina seorang yang berzina ketika dia berzina itu dalam keadaan iman. Dan tidaklah
mencuri seorang pencuri ketika mencuri itu dalam keadaan iman. Dan tidak pula
meminum khamr (seorang peminum khamr) ketika meminumnya itu dalam keadaan
iman.” [HR. Muslim juz 1, hal. 76]
b. Solusi Menyikapi

Pertama,membentuk lingkungan yang baik. Sebagaimana di sebutkan diatas


lingkungan merupakan factor terpenting yang mempengaruhi prilaku manusia, maka
untuk menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan lingkungan yang baik
dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang sholeh,
memilih teman yang dekat dengan sang Khalik dan masih banyak cara lain yang bisa
kita lakukan, jika hal ini mampu kita lakuakan, maka peluang bagi remaja atau anak
untuk melakuakan hal yang negative akan sedikit berkurang.

Kedua, Pembinaan dalam Keluarga. Sebagaimana disebut diatas bahwa kelurga


juga punya andil dalam membentuk pribadi seorang anak, jadi untuk memulai
perbaikan, maka kita harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Keluarga adalah
sekolah pertama bagi anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling kecil, seperti
selalu berkata jujur meski dalam gurauan. Jangan sampai ada kata-kata bohong,
membaca do’a setiap malakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang
baik kepada keluarga dan masih banyak hal lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak
mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik tetapi kita bisa lakukan itu
dengan perlahan dan sabar.

Ketiga, sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki


pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa kita lakukan
di sekolah untuk memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program
mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan keagamaan seperti rohis, sispala, patroli
kemanan sekolah dan lain sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi

20
ini maka kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan
teratasi.

Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki kenakalan yang
terjadi saat ini. Semuanya adalah tanggung jawab kita, orang bijak tidak meyalahkan
keadaan tetapi mecari solusi untuk mengahadapi kenyataan. Marilah kita bekerja
sama dan sama-sama bekerja untuk memperbaiki masa depan generasi kita, karena
hitam dan putih bangsa ini ada di tangan mereka semua. Jika kita tidak memulai dari
sekarang dan dari kita sendiri, maka siapa lagi yang akan memulai dan
memperbaikinya. Tidak ada lagi kata untuk saling menyalahkan. Untuk memulai
perbaikan ini butuh keseriusan semua pihak. Marilah kita sama-sama serius untuk
memperbaiki masa depan bangsa ini. Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok.
Marilah kita memulai tidak hanya dengan bermimpi tetapi dengan usaha yang nyata.4

D. Hasil wawancara

Nama : Riki Firmansyah


Umur : 20
Alamat : Kp Rancakendal Rt 02/04 Desa jelegong kec
Rancaekek
Jenis kelamin : laki-laki
Nakal pada Umur : 13 tahun
Kenakalan yang pertama di lakukan :
 Merokok
 Mabuk
 Ikut geng-gengan
Kenakalan : Geng Motor ( XTC )
Kenakalan yang lumayan fatal : tauran antar geng
Alasannya : Harga diri
Pernah berursan dengan hukum
Respon Keluarga : Marah dan tidak setuju
Berhenti melakukan kenakalan : 19 Tahun

4
https://dosenpsikologi.com/cara-mengatasi-kenakalan-remaja-menurut-psikologi

21
Alas berhenti :
• lingkungan yang baik
• dorongan dari pribadi
Nama : Beng Siswanto
Alamat : Jl kusuma Barat XI Kp Crewet No 15 Duren Jaya Bekasi
Umur : 22
Jenis kelamin : laki-laki
Alesan yang pernah di lakukan :
 Merokok
 Joki balap liar
Hal-hal yang di dapat dari kegiatan tersebut : Banyak Teman dan Memperluar
Pengetahuan
Dampak yang di rasakan : Tidak Ada
Respon Keluarga : Melarang dan Marah
Bisa di simpulkan bawah Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan
remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor
eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang
keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta
pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak
kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Solusi dalam
menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan
represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang
remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul,

22
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan
Segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah
tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan
akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh
dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus


sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di
Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang
dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan


menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan
kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari
orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar
dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya, dan tempat pendidikan.
Untuk menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yanG bisa
dilakukan juga mampu mengatasi kenakalan remaja.

Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja


2. Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan remaja
3. Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu
dengan memberikan pendidikan lagi.

B. Saran

a. Orangtua

Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam


keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta tidak
bertengkar di depan anak. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua

24
harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua
sebagai seorang sahabat terpercaya.

b. Pihak Sekolah

Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi


yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta
dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri
siswa.

c. Pihak Pemerintah

Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan


remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.

d. Masyarakat Umum

Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya.


Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera
laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.

e. Para Remaja

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan


dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di
dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa
menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.

25
C. Lampiran

26
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B.. Child Development ( New York: Mc. Millan Publishing co.Inc., 1978).
Sarwono, S.W.,Psikologi Remaja ( Edisi VI; Jakarta: Raja Grafindo Persada,2002).

https://materibelajar.co.id/jenis-jenis-kenakalan-remaja/

Dadan Sumara, Sahadi Humaedi,Meilanny Budiarti Santoso, ISSN: 2442-448X Vol 4,


No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017

https://dosenpsikologi.com/cara-mengatasi-kenakalan-remaja-menurut-psikologi

27

Anda mungkin juga menyukai