Anda di halaman 1dari 16

DINAMIKA ATMOSFER (LAPISAN, CUACA, IKLIM, DAN

PEMBAGIAN IKLIM)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPA MI/SD

Dosen Pengampu:

Raden Syaifuddin, M. Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Adinda Nurhabibah Nasution (06010722001)

Nidaus Sa’diyah (06010722016)

Faiza Nida Rafifah (06010722034)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

APRIL 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim…

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-NYA kepada kami. Sehingga pada kesempatan ini, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi mata kuliah “IPA MI/SD” dengan
tema “Dinamika Atmosfer (Lapisan, Cuaca, Iklim, dan Pembagian Iklim)” tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, sehinnga kita semua bisa mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti.

Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada Bapak Raden
Syaifuddin, M. Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah IPA MI/SD. Makalah ini
disusun agar pembaca maupun penyusun dapat memahami tentang
Kepemimpinan Pendidikan dalam membangun hubungan dengan masyarakat.

Kami selaku penyusun makalah menyadari bahwa dalam pembuatan dan


penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami selaku
penyusun makalah memerlukan kritik dan saran dari pembaca. Sebagai penutup,
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Sekian dan Terimakasih.

Surabaya, 29 April 2023

Tim Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB 1 PEMBAHASAN ................................................................................. 1

A. Ciri-Ciri Lapisan Atmosfer dan Pemanfaatannya ............................. 1


B. Dinamika Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim .......................................... 4

II
BAB I

PEMBAHASAN

A. Ciri-Ciri Lapisan Atmosfer dan Pemanfaatannya


1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer ialah lapisan yang terdiri dari beberapa gas yang
dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan sebagai
pelindung bumi dari serangan luar. Udara kering dalam atmosfer
mengandung gas nitrogen ±78%. Atmosfer yang semakin ke atas
cenderung berubah menjadi atom gas.
Ilmu yang mempelajari atmosfer disebut meteorologi. Hal
yang dipelajari dalam meteorology antara lain, yakni: awan,
angina, Guntur, gejala cahaya, endapan air di udara, dan lain-lain.
Bagian-bagian atmosfer yang ditelusuri adalah sebagai
berikut:
 Atmosfer bagian bawah, ditelusuri dengan alat
synopsis secara langsung. Misalnya: termometer,
barometer, berograf, dan lain sebagainya.
 Atmosfer bagian atas, ditelusuri dengan alat-alat
berikut ini:
a. Balon yang dilengkapi dengan meteograf (alat
pencatat temperatur, tekaan, dan basah udara).
b. Balon yang dilengkapi dengan dengan radio
sonde yang dapat memancarkan hasil
penyelidikan mengenai temperature, tekanan,
dan legas udara ke permukaan bumi.
2. Lapisan Atmosfer
Atmosfer terdiri dari lapisan-lapisan sebagai berikut:
a. Troposfer: 0 – 12 km.

1
 Lapisan ini memiliki pengaruh yang sangat besar pada
kehidupan di bumi. Pada lapisan ini, terjadi peristiwa-
peristiwa cuaca. Seperti angina, hujan, awan, halilintar,
dan lain-lain.
 Troposfer itu terdiri atas:
 Lapisan planetair: 0 – 1 km.
 Lapisan konveksi: 1-8 km.
 Lapisan tropopause: 8 – 12 km.
 Temperatur troposfer itu relatif, tidak konstan. Semakin
tinggi, maka suhu semakin rendah.
 Ketinggian troposfer di kutub ± 8 km suhu ± -46 ºC, di
daerah sedang ± 11 km suhu ± -50 ºC, dan di daerah
ekuator ketinggian ± 16 km dengan suhu ± -50 ºC.
 Tropopause yakni lapisan pembatas antara lapisan
troposfer dengan statosfer. Temperaturnya relatif
konstan.
 Kegiatan udara secara vertikal (konveksi) terhenti pada
lapisan tropopause ini.
b. Sratosfer: 12 – 60 km.
 Statosfer terdiri dari 3 lapisan, yakni:
 Lapisan isoterm.
 Lapisan panas.
 Lapisan campuran teratas.
 Dalam statosfer terbentuk lapisan O3 pada ketinggian 35
km. Perbedaan ketinggian menyebabkan perbedaan
temperatur.
 Lapisan ozon yaitu lapisan pelindung troposfer dan
permukaan bumi dari pancaran ultraviolet yang
berlebihan, sehingga tidak merusak kehidupan di bumi.

2
 Stratopause merupakan lapisan peralihan antara
statosfer dan mesosfer. Suhu di stratopause umumnya
konstan.
 Pada ketinggian 50 km dan suhu 5 ºC disebut daerah
stratopause.
c. Mesosfer: 60 – 80 km.
 Mesosfer terletak di antara lapisan stratopause dan
mesopause. Mesopause merupakan lapisan peralihan
antara mesosfer dengan stratosfer.
 Mesosfer memiliki temperatur -50 ºC sampai 70 ºC.
 Merupakan lapisan pelindung bumi dari kejatuhan
meteor. Meskipun ada meteor yang sampai ke
permukaan bumi, namun sudah terbakar dan hancur
sehingga yang sampai ke bumi hanya kepingan
pecahannya saja.
d. Termosfer: 80 – 100 km.
 Mempunyai temperature antara -40 ºC sampai -5 ºC.
 Di dalam lapisan ini sebagian molekul dan atom-atom
udara mengalami ionisasi.
e. Ionosfer: 100 – 800 km.
 Mempunyai temperatur antara 0 ºC sampai >70 º C.
 Di dalam lapisan ini seluruh atom udara mengalami
ionisasi.
 Pada lapisan ionosfer terdapat 3 lapisan, sebagai
berikut:
 Lapisan E atau lapisan Kennelly Heavyside (100
– 200 km).
 Lapisan F atau lapisan Appleton (200 – 400
km).

3
Pada kedua lapisan di atas, gelombang radio
mengalami pemantulan yakni gelombang
panjang dan pendek.
 Lapisan Atom (400 – 800 km).
f. Eksosfer: Lebih dari 800 km.
 Lapisan ini merupakan lapisan atmosfer bumi paling
luar.
 Pengaruh gaya berat lapisan ini sangat kecil.
 Jarang terjadi benturan antar bagian.
 Pada lapisan meteor mulai berinteraksi dengan susunan
gas atmosfer bumi.
3. Pemanfaatan Penyelidikan Atmosfer
Beberapa kegunaan dari penyelidikan atmosfer, antara lain yakni:
 Untuk ramalan cuaca (perkiraan cuaca) jangka pendek atau
jangka panjang. Perkiraan cuaca ini penting sekali untuk
keperluan pertaian, penerbangan, pelayaran, dan
peternakan.
 Untuk mencari tahu kemungkinan-kemungkinan
diadakannya hujan buatan.
 Untuk mengetahui sebab-sebab gangguan radio, televisi,
dan bagaimana cara memperbaiki hubungan melalui udara.
 Untuk mengetahui syarat-syarat hidup di lapisan udara
bagian atas. Tempat menyelidiki atmosfer disebut stasiun
meteorologi atau observatorium meteorologi.
B. Dinamika Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
1. Penyinaran matahari
Di Indonesia temperatur dipengaruhi letak lintang dan
keadaan alam. Letak lintang diindonesia, Letak astronomis
Indonesia berada pada titik 6 derajat Lintang Utara (LU) sampai 11
derajat Lintang Selatan (LS). Indonesia adalah iklim tropis

4
sehingga banyak matahari yang diterima. Berapa banyak
sinar yang diterima bumi dipengaruhi oleh:
 Lamanya penyinaran, makin lama penyinaran makin tinggi
temperaturnya.
 Sudut datangnya sinar matahari, makin miring sinar matahari
(pagi dan sore) semakin kurang panasnya.
 Tinggi rendahnya tempat, makin tinggi tempat temperaturnya
makin kecil.
 Keadaan udara, apabila udara banyak mengandung awan dan
gas arang, maka panasnya akan berkurang.
 Angin dan arus laut, adanya angin dan arus laut yang datang
dari daerah dingin akan mendinginkan daerah yang dilalui.
 Keadaan tanah, tanah yang licin dan putih banyak
memantulkan panas. Tanah yang kasar dan hitam banyak
menyerap panas.
 Sifat permukaan, daratan lebih cepat menerima panas daripada
lautan.
Udara itu bersifat diaterman, artinya dapat melewatkan panas
matahari. Setelah panas matahari sampai ke permukaan bumi,
maka akan menyebar ke udara. Udara dapat menjadi panas karena
proses konveksi, adveksi, turbulensi, dan konduksi.
a) Konveksi adalah pemanasan secara vertikal. Udara di atas
yang belum panas akan menjadi panas karena pengaruh
udara di bawahnya yang sudah panas.
b) Adveksi adalah penyebaran panas secara horizontal yang
menyebabkan udara di sekitarnya juga menjadi panas.
c) Turbulensi adalah penyebaran panas secara berputar-putar
menyebabkan udara yang sudah panas bercampur dengan
udara yang belum panas.
d) Konduksi adalah pemanasan secara kontak/bersinggungan
terjadi karena molekul-molekul udara yang dekat dengan

5
permukaan bumi akan menjadi panas. Molekul-molekul
udara yang sudah panas bersinggungan dengan yang belum
panas sehingga menjadi sama-sama panas.
Letak astronomis indonesia adalah 94° BT- 141°BT dan 6°LU-
11°LS. Wilayah garis khatulistiwa mempunyai pengaruh besar
pada keadaan suhu udara karena posisi Indonesia terletak pada
daerah lintang rendah, maka Indonesia memiliki suhu rata-rata
tahunan yang tinggi, yaitu kurang lebih 26°C. Tetapi amplitudo
suhu tahunannya kecil, yaitu sekitar 1 °C. Hal itu dikarenakan oleh
pemanasan matahari yang tinggi sepanjang tahun.
Perbedaan suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian suatu
tempat dari permukaan laut. Makin tinggi suatu tempat, makin
rendah suhunya. Suhu di Indonesia tidak banyak mengalami
perubahan karena wilayah Indonesia merupakan kepulauan, maka
luas wilayah perairan. sangat besar pengaruhnya terhadap
pengendalian suhu. Hal inilah yang menyebabkan tidak
terdapatnya perbedaan yang besar antara suhu maksimum dan suhu
minimum tahunan. aktor perubahan suhu:
1) Ketinggian tempat dari permukaan laut berbeda-beda.
Setiap naik 100 m suhunya turun (kurang lebih) 0,5 °C.
2) Adanya perbedaan siang dan malam. Suhu maksimum
terjadi pada siang hari, antara pukul 13.00 - 14.00 dan
suhu minimum terjadi menjelang pagi sekitar pukul 04.30.

2. Suhu udara
Suhu udara diukur dengan termometer. Termometer
maksimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan
termometer minimum digunakan untuk mengukur suhu terendah.
Selain itu digunakan juga termometer pencatat. Pengukuran panas
dilakukan dalam waktu tertentu, biasanya dalam satu hari titik
selang waktu 1 jam, suhu yang terekam pada termometer dicatat

6
titik keadaan suhu sepanjang hari juga dapat diamati dengan
termograf dan kertas yang berisikan catatan suhu yang disebut
termogram. Kertas termograf umumnya diganti setiap hari.
Catatan suhu pada termograf dan termometer dapat
menunjukkan adanya perubahan suhu udara sepanjang hari.
Biasanya, Suhu tertinggi terjadi pada jam 01.00 atau 02.00 siang
dan suhu terendah terjadi pada jam 04.00 atau 05.00 pagi titik
angka derajat panas sepanjang hari dirata kan, sehingga akan
didapatkan suhu tertentu yang disebut suhu harian. Dari catatan
suhu setiap hari tersebut ternyata suhu harian pun tidak sama. Suhu
harian selama sebulan di rata-rata kan juga, sehingga akan
diperoleh suhu bulanan suhu bulanan itu pun tidak sama dalam
setahun. Suhu udara di daerah rendah lebih tinggi dari pada di
pegunungan. Demikian pula suhu udara di daerah tropis lebih
tinggi daripada di daerah sedang dan kutub.
3. Tekanan udara
Permukaan bumi mendapat tekanan dari udara, karena
udara memiliki massa. Besarnya tekanan udara dapat diukur
dengan Barometer. Barometer air raksa merupakan hasil percobaan
Torricelli pada tahun 1643. Barometer air raksa tidak mudah
dibawa kemana-mana sebagai gantinya digunakan brometer
aneroid.
Makin tinggi suatu tempat dari muka laut Makin rendah
tekanan udaranya. Hal ini disebabkan oleh makin berkurangnya
udara yang menekan titik tekanan udara dihitung dengan
menggunakan satuan militer. Garis pada peta yang
menghubungkan tekanan udara sama disebut isobar.
Barometer dipakai juga untuk mengukur tinggi 4 dari muka
laut titik setiap kenaikan 10 m, permukaan air raksa dalam tabung
turun rata-rata 1 mm. Satuan ini dapat juga dinyatakan dalam
milibar dalam kurung MB. Pada lapisan atmosfer bawah tekanan

6
turun 1 MB tiap kenaikan 8 m. Pada lapisan atmosfer atas, tekanan
turun 1 MB tiap kenaikan lebih dari 8 mm.
Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat
dinamakan juga altimeter umumnya digunakan untuk mengukur
ketinggian kapal udara yang sedang terbang tekanan udara pada
suatu tempat berubah sepanjang hari.
4. Angin
Perbedaan tekanan udara di beberapa tempat menimbulkan
aliran udara aliran ini berlangsung dari tempat yang tekanan
udaranya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya rendah. Udara
mengalir Inilah yang disebut angin.
Arah dan Kecepatan angin dapat diketahui dengan
bermacam-macam cara antara lain dengan bendera angin. Arah
angin dinyatakan dalam derajat. 2 360° atau 0° berarti angin Utara:
90 derajat angin timur 180 derajat angin Selatan dan 270 derajat
angin Barat. Besarnya Kecepatan angin dapat ditentukan dengan
alat yang disebut Anemometer dan hasil catatannya disebut
anemogram.
Penentuan arah dan Kecepatan angin memiliki banyak
manfaat terutama untuk keperluan penerbangan dalam
penyelidikan angin biasanya digunakan balon pilot balon pilot itu
terbuat dari karet berwarna merah dan diisi dengan gas hidrogen
sesudah balon dilepaskan diikuti dengan theodolit. Adalah
teropong yang dapat mengukur sudut horizontal dan vertikal.
Dengan mengetahui kedudukan balon tiap menit diketahui pula
arah dan Kecepatan angin pada ketinggian tertentu. Pengukuran ini
hanya mampu mencapai angin pada ketinggian 6 atau 7 km. Data
di atas 7 KM diperoleh dengan menggunakan alat yang disebut
rawit. Rawit terdiri dari balon yang lebih besar dan dilengkapi
dengan reflektor atau pemancar radio.
Kecepatan angin ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :

7
1) Gradien garometik
Gradien barometrik adalah angka yang
menunjukkan perbedaan tekanan udara melalui dua
garis isobar yang dihitung untuk tiap-tiap 111 km =
1 derajat di ekuator.
2) Hukum Stevenson
Kecepatan angin bertiup berbanding lurus dengan
gradien barometriknya. Semakin besar gradien
barometernya semakin besar kecepatannya.
3) Relief permukaan bumi
Angin bertiup kencang pada Daerah yang reliefnya
rata dan tidak ada rintangan.
4) Ada tidaknya pohon tinggi dan lebat
Pohon-pohon yang lebat dan tinggi dapat
menghambat kecepatan angin.
5. Awan
Awan adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di
dalam udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan
atau pemadatan uap air yang terdapat dalam Udara setelah
melampaui keadaan jenuh titik kondisi awan dapat berupa cair,
gas, atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu.
Pembagian awan yang ada sekarang ini adalah hasil
Kongres internasional tentang awan yang diadakan di Munchen
tahun 1802 dan uppsala (Swedia) tahun 1894. Adapun
pembagiannya adalah sebagai berikut :
a) Awan tinggi
Terdapat pada ketinggian antara 6 km/12 KM.
Awan ini selalu terdiri dari kristal-kristal es karena
ketinggiannya. Awan yang tergolong awan tinggi,
yaitu:

8
1. Cirrus : awan ini halus dan berstruktur
seperti serat berbentuk seperti bulu burung
2. Cirro stratus : bentuknya seperti kelabu putih
yang halus dan rata menutup seluruh langit
sehingga tampak cerah atau terlihat seperti
anyaman yang terbuat tidak teratur.
3. Cirro cumulus : awan ini terputus-putus dan
penuh dengan kristal-kristal es sehingga
bentuknya seperti segerombolan domba dan
sering dapat menimbulkan bayangan.
b) Awan menengah
Terdapat pada ketinggian antara 3-6 KM. Awan
yang tergolong awan menengah titik yaitu:
1. Altocumulus : awan ini kecil-kecil tetapi
banyak.
2. Alto stratus awan ini bersifat luas dan tebal.
c) Awan rendah
Terdapat pada ketinggian kurang dari 3 km. Awan
yang tergolong awan rendah yaitu:
1. Stratocumulus : awan ini berbentuk seperti
bola-bola yang sering menutupi seluruh
langit sehingga tampak seperti golongan di
lautan.
2. Stratus : awan yang rendah dan sangat luas
tingginya di bawah 2000 m
3. Nimbo stratus : awan ini bentuknya tidak
menyatu tepinya compang-camping tak
beraturan
d) Awan yang terjadi karena udara naik terdapat pada
ketinggian antara 500 m-1.500 meter.
1. Cumulus

9
merupakan awan tebal dengan puncak-
puncuk yang agak tinggi membentuk pada
siang hari karena udara yang naik.
2. Cumulonimbus
awan ini dapat menimbulkan hujan dengan
kilat dan Guntur titik awan ini bervolume
besar

Namun bisa atau tidaknya awan menimbulkan hujan


tergantung pada musim. Pada waktu musim kering di (daerah
dingin) walaupun awannya tebal belum tentu mendatangkan hujan
sebab dikalahkan oleh angin pada waktu musim panas (daerah
tropis) walaupun awannya tipis sering terjadi hujan.

6. Kelembaban udara
Kelembaban udara dibedakan menjadi kelembaban mutlak
dan kelembaban nibsi. Kelembaban mutlak (absolut) adalah
bilangan yang menunjukkan beberapa gram berat uap air yang
terapung dalam satu meter kubik udara. Sedangkan kelembaban
nibsi (relatif) adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen
perbandingan antara jumlah uap air yang ada dalam udara saat
pengukuran dan jumlah uap maksimum yang dapat di tampung
oleh udara tersebut, atau dengan kata lain :
Kelembapan nisbi = kelembapan mutlak udara x 100%
Nilai jenuh udara

Contoh: Suatu udara di sebuah ruang laboratorium dengan


ukuran 3 x 3 x 3 meter atau bervolume 27 m³ mengandung uap air
sebanyak 360 gram, dan pada suhu 21 °C mengandung uap air
sebanyak 18,5 gram, maka:

Kelembapan mutlaknya = 360 g = 13,333 g/m3.


27 m

10
Kelembapan relatifnya = 13,333 × 100% = 72%.
18,5

Angka-angka persentase diatas menunjukkan bahwa jika


suhu udara naik, maka kelembaban relatifnya berkurang. Karena
itu kelembaban relatif tertinggi adalah pada pagi hari dan terendah
pada sore hari. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur
kelembaban nibsi adalah higrometer rambut. Rambut manusia
mempunyai sifat memanjang pada udara basah, dan memendek
pada udara kering. Perubahan panjang pendeknya rambut ini
mampu menggerakkan jarum pada skala. Higrometer yang
mencatat kelengkapan data secara geometris disebut higrograf.

7. Curah hujan
Tebalnya hujan pada setiap tempat dapat diketahui dengan
pengukuran curah hujan. Alat pengukur hujan disebut penakar
hujan. Disuruh huruf Indonesia pada saat ini terdapat ± 4000 unit
alat penakar hujan titik hasil pengukuran curah hujan dikirim ke
badan meteorologi dan geofisika BMG untuk dievaluasi lebih
lanjut jumlah curah hujan tidak merata di seluruh Indonesia titik
curah hujan di Nusa Tenggara Timur NTT lebih kecil daripada
curah hujan di Pulau Jawa. Jumlah curah hujan tidak sama
sepanjang tahun paling banyak ialah selama bertiup angin musim
barat.
Ada bermacam-macam jenis hujan yang dapat dijelaskan
berikut ini:
a. Hujan zenital (hujan tropis) terjadi di daerah tropis
disebut juga hujan naik ekuatorial.
b. Hujan musim terjadi di daerah-daerah musim.
Hujan zenital di daerah musim mengalami

11
c. perubahan karena daerah-daerah ini dipengaruhi
oleh angin musim.
d. Hujan siklon terjadi di daerah sedang titik angin di
daerah sedang selalu disertai hujan Sebab di daerah
siklon udara naik ke atas dan menjadi dingin.
e. Hujan musim dingin terjadi di daerah-daerah
subtropis daerah subtropis di pesisir barat kontinen
kontinen pada waktu musim dingin mengalami
hujan ketika matahari berada pada posisi nadir.
f. Hujan musim panas terjadi di daerah subtropis yaitu
sebelah tenggara Amerika Serikat, Argentina Utara,
Uruguay dan Brazilia Selatan, Cina Timur, Jepang,
dan pantai timur Afrika Selatan
g. Hujan pegunungan (hujan orografis) terjadi di
daerah pegunungan titik udara yang mengandung
uap air bergerak naik ke atas pegunungan.

12

Anda mungkin juga menyukai