PENDAHULUAN
Ijtihad merupakan upaya untuk menggali suatu hukum yang sudah ada
pada zaman Rasulullah SAW. Hingga dalam perkembangannya, ijtihad
dilakukan oleh para sahabat, tabi’in serta masa-masa selanjutnya hingga
sekarang ini. Meskipun pada periode tertentu apa yang kita kenal dengan
masa taqlid, ijtihad tidak diperbolehkan, tetapi pada masa periode tertentu
pula (kebangkitan atau pembaharuan), ijtihad mulai dibuka kembali.
Karena tidak bisa dipungkiri, ijtihad adalah suatu keharusan, untuk
menanggapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks
problematikanya.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian ijtihad
3. Kriteria mujtahid
4. Masalah taqlid
5. Ittiba’
6. Talfiq
1
III. PEMBAHASAN
1. Pengertian ijtihad
2
Dalam definisi lain, dikatakan bahwa ijtihad yaitu mencurahkan
seluruh kemampuan untuk menetapkan hukum syara’ dengan jalan
istinbat (mengeluarkan hukum) dari Kitabullah dan Sunah Rasul.
Menurut kelompok mayoritas, ijtihad merupakan pengerahan segenap
kesanggupan dari seorang ahli fiqih atau mujtahid untuk memperoleh
pengertian terhadap sesuatu hukum syara’. Jadi, yang ingin dicapai
oleh ijtihad yaitu hukum Islam yang berhubungan dengan tingkah laku
dan perbuatan orang-orang dewasa. Ulama telah bersepakat bahwa
ijtihad dibenarkan, serta perbedaan yang terjadi sebagai akibat ijtihad
ditolerir, dan akan membawa rahmat saat ijtihad dilakukan oleh yang
memenuhi persyaratan dan dilakukan di medannya (majalul ijtihad).
3
2. Pengertian hukum
4
diperselisihkan. Wahbah al-Zuhaili menyebutkan tujuh sumber hukum
yang diperselisihkan, enam sumber yang telah disebutkan di atas dan
yang ketujuh adalah ad-dzara’i. Sebagian ulama menyebutkan enam
sumber hukum yang masih diperselisihkan itu sebagai dalil hukum
bukan sumber hukum, namun yang lainnya menyebutkan sebagai
metode ijtihad.
a. Wajib
b. Sunnah
5
Suatu perbuatan jika dikerjakan akan mendapat pahala, dan
jika ditinggalkan tidak berdosa. Atau bisa anda katakan
sebagai suatu perbuatan yang diminta oleh syari’ tetapi tidak
wajib, dan meninggalkannya tidak berdosa.
c. Haram
Suatu ketentuan larangan dari agama yang tidak boleh
dikerjakan. Kalau orang melanggarnya, berdosalah orang itu.
d. Makruh
e. Mubah
Arti mubah itu adalah dibolehkan atau sering kali juga disebut
halal. Satu perbuatan yang tidak ada ganjaran atau siksaan
bagi orang yang mengerjakannya atau tidak
mengerjakannyaatau segala sesuatu yang diidzinkan oleh
Allah untuk mengerjakannya atau meninggalkannya tanpa
dikenakan siksa bagi pelakunya
6
3. Kriteria mujtahid
a. Mengetahui al-Quran
b. Mengetahui as-sunnah
4. Taqlid
5. Ittiba’
6. Talfiq
11
Pada dasarnya talfiq dibolehkan dalam agama, selama tujuan
melaksanakan talfiq itu semata-mata untuk melaksanakan pendapat
yang paling benar setelah meneliti dasar hukum dari pendapat itu dan
mengambil yang lebih kuat dasar hukumnya. Ada talfiq yang tujuannya
untuk mencari yang ringan-ringan saja, yaitu mengikuti pendapat yang
paling mudah dikerjakan sekalipun dasar hukumnya lemah. Talfiq
semacam ini yang dicela para ulama. Jadi talfiq itu hakekatnya pada
niat.
IV. KESIMPULAN
V. PENUTUP
Demikian makalah ijtihad dalam mata kuliah Ushul Fiqh II yang diampu
oleh bapak Musahadi HAM, yang tentunya masih jauh dari kesempurnaan.
Pemakalah sadar bahwa ini merupakan proses dalam menempuh
pembelajaran, untuk itu pemakalah mengharapkan kritik serta saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah saya. Harapan pemakalah
semoga makalah ini dapat dijadikan suatu ilmu yang bermanfaat bagi kita
semua. Amien.
12
DAFTAR PUSTAKA
13