Created By :
David Anggriawan
Ervina Anita Dewi
Hayyu Rachmawati Kelompok II
Herlina
Nuriza Fefi Rofika
Trya Yayut
A. KEBUTUHAN ENERGI
Berdasarkan kebutuhan energi atlet tergantung dari masing-
masing energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi yang
dapat dihitung, harus dengan memperhatikan beberapa komponen
penggunaan energi. Adapun komponen-komponen tersebut yaitu basal
metabolic rate (BMR), specific dynamic action (SDA) , aktivitas fisik
dan faktor pertumbuhan (Rahmawati M, 2015).
Adapun langkah-langkah dalam menghitung kebutuhan
energi atlet, adalah :
Menentukan IMT
Menentukan BMR
Pantau kehilangan cairan: Timbang sebelum dan sesudah latihan, terutama saat cuaca panas
dan fase pergantian musim.
Jangan membatasi cairan sebelum, selama, atau setelah latihan.
Jangan mengandalkan dahaga sebagai indikator kehilangan cairan.
Minum lebih awal dan teratur sepanjang aktivitas olahraga, jangan mengkonsumsi alkohol
sebelum, selama, atau setelah berolahraga karena ia bertindak sebagai diuretik dan mencegah
penambahan cairan yang adekuat.
Jangan minum minuman berkafein beberapa jam sebelumnya dan setelah aktivitas fisik karena
akan memberikan efek diuretic.
Sebelum Latihan
Minumlah sekitar 400 sampai 600 ml air, pada saat 2 sampai 3 jam sebelum dimulainya olahraga.
Selama latihan
Minumlah 150 sampai 3 50 ml cairan setiap 15 sampai 20 menit, tergantung kecepatan balapan,
kondisi lingkungan, dan toleransi tubuh.
Setelah Latihan
Minumlah 25% sampai 50% lebih dari berat badan yang hilang atau mengalami hidrasi setelah 4-
6 jam setelah berolahraga.
Minumlah 450 sampai 675 ml cairan untuk setiap penurunan berat badan 0,5 kg yang hilang saat
berolahraga.
Jika seorang atlet berpartisipasi dalam beberapa latihan dalam 1 hari, maka 80% kehilangan
cairan harus diganti sebelum latihan berikutnya.
Penggantian Elektrolit
Sodium : 0,5 sampai 0,7 g / L dalam aktivitas yang lebih dari 1 jam untuk meningkatkan
palatabilitas (rasa nyaman pada atlet) dan mengurangi resiko hiponatremia dan meminimalkan
risiko kram otot.
Elektrolit dalam tubuh terdiri dari kation dan anion. Kation utama
dalam tubuh adalah sodium (Na+) dan potasium (K+). Sedangkan anion
utama adalah klorida (Cl).
Sodium merupakan kation yang terbanyak di dalam cairan ekstra sel
dan bertanggung jawab untuk mempertahankan osmolaritas cairan ekstra
sel. Asupan sodium berkisar antara 3-8 gram (130-250 meq) per hari.
Potasium merupakan kation terpenting dalam cairan intra sel. Asupan
potasium berkisar antara 2-6 gram (50-150 meq) per hari.
Konsentrasi sodium dan potasium pada keringat dipengaruhi oleh
jumlah keringat yang keluar. Jumlah keringat yang keluar berjumlah 200 ml
per jam menyebabkan kehilangan cairan yang mengandung 12 mmol
sodium dan 4 5 mmol potasium. Sedangkan keringat sebanyak 1000 ml
per jam mengakibatkan kehilangan cairan yang mengandung 40 mmol
sodium dan 4-5 mmol potasium (Rahmawati M, 2015).
Penelitian menunjukan bahwa suplemen sodium dan potasium tidak
diperlukan selama olahraga yang berlangsung selama olahraga yang
berlangsung singkat (<1 jam). Garam dalam kehidupan sehari sudah cukup
mempertahankan keseimbangan sodium dan potasium selama bertanding
pada olahraga tingkat sedang (Rahmawati M, 2015).
CONTOH KASUS