Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN PENYULUHAN 1000 HPK


DI PUSKESMAS GABUS II
TANGGAL 23 SEPTEMBER 2021

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan ibu serta anak adalah penentu kualitas sumber daya manusia.
Kesehatan ibu dan status gizi pada masa sebelum hamil, saat pembuahan, selama
hamil, nifas dan menyusui, serta kesehatan bayi/baduta mulai janin, dilahirkan sampai
dengan berusia dua tahun (1000 hari). Periode 1000 hari adalah periode emas yang
dimulai dari 270 hari sejak pembuahan, selama kehamilan dan 730 hari pada
kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya. Sehingga periode 1000 HPK (Hari
Pertama Kehidupan) merupakan periode yang sangat kritis yang berpotensi kearah
angka kejadian kematian ibu, bayi, balita serta angka kejadian balita gizi buruk dan
balita pendek.
Seorang ibu hamil yang mengalami masalah gizi seperti anemia dan KEK
(Kekurangan Energi Kronis) akan berpotensi menghasilkan bayi BBLR, keguguran,
kelahiran premature dan dapat beresiko terhadap kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kondisi anemia dan KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupkan faktor kematian utama
ibu.
Angka Kematian Ibu menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu yang
sangat mempengaruhi kondisi kesehatan janin yang dikandungnya. Kejadian lahir
mati dan kematian bayi dipengaruhi oleh kondisi kehamilan, komplikasi pada ibu dan
bayi baru lahir, serta pertolongan persalinan disamping kondisi yang berkaitan
dengan perawatan bayi baru lahir. Menjaga kesehatan janin di dalam kandungan ibu,
mencegah penularan penyakit dari ibu ke anak, menstimulasi perkembangan otaknya
(brain booster) dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan janin selama
dalam kandungan ibu.
Bayi yang lahir dengan BBLR sejak awal kehidupan akan mengalami
hambatan pertumbuhan, baik pertumbuhan fisik maupun pertumbuhan mental.
Pertumbuhan fisik berkait dengan pertumbuhan otak, BBLR akan membawa akibat
tidak dapat berkembangnya potensi intelegensi anak secara optimal. Oleh karena itu
pemeliharaan gizi anak bukan dimulai setelah anak lahir, melainkan harus dimulai
sejak bayi masih dalam kandungan.
Pemeliharaan gizi ibu semasa hamil bukan saja akan berguna untuk ibu
menghindari kesulitan semasa kehamilan dan waktu melahirkan, akan tetapi juga
1
membawa manfaat bagi bayi. Bayi yang lahir dari ibu yang gizinya baik, selain dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik juga akan mendapat ASI dalam jumlah cukup
karena produksi ASI oleh ibu juga dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu semasa
kehamilan.
Pengawalan bayi tidak hanya perlu diperhatikan saat bayi dalam kandungan,
bayi baru lahir hingga anak usia 2 tahun juga perlu diperhatikan, hal tersebut sangat
mendukung dalam menciptakan generasi yang platinum. Pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal pada anak hingga usia 2 tahun harus didukung dengan
melakukan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) pada anak.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Dengan
ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka
intervensi apa yang harus diberikan akan lebih mudah dilakukan. Anak yang sakit dan
kurang gizi akan tumbuh lebih pendek dan berpengaruh terhadap perkembangan
kognitif sehingga akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan, serta menurunkan
produktivitas pada usia dewasa.
Berkaitan dengan kondisi permasalahan di atas perlu dilakukan intervensi
untuk mencegah dampak yang ditimbulkan seperti kejadian kematian ibu, bayi,
baduta serta angka kejadian baduta gizi buruk dan baduta pendek, sehingga dirasa
perlu dilaksanakan kegiatan pendampingan Program 1000 HPK (Hari Pertama
Kehidupan) di Puskesmas Gabus II .

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan dan mencegah Baduta Pendek (Stunting) di wilayah kerja
Puskesmas Gabus II

2. Tujuan Khusus
a. Mempersiapkan kesehatan ibu hamil dan status gizi serta tumbuh kembang
janin
b. Mempersiapkan dan mengoptimalkan upaya untuk keselamatan ibu serta bayi
saat proses persalinan
c. Mempersiapkan kesehatan ibu saat saat masa nifas dan menyusui
d. Mengoptimalkan tumbuh kembang dan status gizi saat bayi hingga anak usia 2
tahun.

2
C. MANFAAT
1. Bagi Pemerintah
Dapat digunakan sebagai rujukan informasi dan bahan masukan bagi
pemerintah dalam pembuatan dan evaluasi program yang ada kaitannya dengan
menurunkan Kematian Ibu, Kematian Bayi dan Baduta, serta Baduta Pendek
(Stunting) berdasarkan dari hasil pendampingan program 1000 HPK.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi dan tolak ukur masyarakat agar lebih sadar
terhadap kesehatan ibu dan anak serta status gizi yang dimulai dari hamil,
bersalin, nifas dan menyusui, bayi hingga anak usia 2 tahun agar dapat
mencegah terjadinya kematian ibu, kematian bayi dan baduta, serta kejadian
baduta pendek (stunting) berdasarkan hasil pendampingan program 1000 HPK
3. Bagi Sasaran Penyuluhan
a. Memperoleh persiapan kesehatan dan status gizi ibu serta tumbuh kembang
janin selama masa kehamilan melalui pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan
sebelum memasuki proses persalinan
b. Memperoleh persiapan dan upaya pengoptimalan keselamatan ibu dan bayi
saat proses persalinan.
c. Memperoleh persiapan kesehatan dan status gizi ibu saat masa nifas dan
menyusui melalui pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan
d. Memperoleh upaya optimalisasi tumbuh kembang dan status gizi saat bayi
hingga anak berusia 2 tahun melalui pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan.

D. SASARAN
Sasaran kegiatan Penyuluhan 1000 HPK adalah ibu hamil di wilayah Puskesmas
Gabus II

E. WAKTU
Kegiatan Penyuluhan dilaksanakan 3 September 2021
F. TEMPAT PELAKSANAAN
Balai Desa Tunggulrejo

G. TENAGA PELAKSANA

1. Petugas Gizi
2. Bidan Desa

3
I. ANGGARAN
Anggaran berasal dari dana BOK Puskesmas Gabus II tahun 2021

Karangrejo , 3 September 2021


Mengetahui,
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kepala Puskesmas Gabus II

dr. Sri Setiyani Slamet, S.Kep, MM


NIP. 19650227 199003 2 010 NIP. 19671023 198803 1 004

Anda mungkin juga menyukai