Oleh:
A. Latar Belakang
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang diadopsi dari Nutrition Care
Proses tersebut mendukung dan mengarah pada asuhan gizi secara individu.
Sebelum PAGT muncul, asuhan gizi dilakukan oleh dietisien dengan cara
dilakukan di tempat yang berbeda. Selain itu, PAGT juga mempunyai patokan
standar terstruktur dalam menegakkan diagnosis gizi serta intervensi gizi yang
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan
2. Tujuan Khusus
Johannes Kupang.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Institusi
3. Bagi Pasien
diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
pada tangan atau kaki, timbulnya luka gengren pada kaki, serta
insulin oleh sel beta pankreas dan atau gangguan fungsi insulin atau
perlahan-lahan (kronis).
kehamilan.
3. Etiologi
2) Obesitas
4) Ras/etnik
5) Hipertensi
1) Faktor nutrisi
2) Konsumsi alkohol
3) Faktor stres
4) Kebiasaan mendengkur
5) Kebisaan merokok
6) Jenis kelamin
7) Lama tidur
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi dua yaitu akut dan kronis.
5. Mudah lelah.
1. Kesemutan
5. Kelelahan
6. Mudah mengantuk
5. Patofisiologi
insulin berikut :
pembuluh darah.
A.W.,dkk., 2006).
(β) pankreas. Kerusakan sel- sel beta (β) pankreas akan terjadi
kadar gula tinggi. Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah
(Badawi, 2009).
1. Definisi
tinggi (Sumapradja dkk,2011).
(SGA) (Sumapradja dkk,2011).
Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara
berkaitan satu dengan lainnya dan merupakan siklus yang berulang terus
tujuan tercapai maka proses ini dihentikan, namun bila tidak tercapai atau
terdapat masalah gizi baru maka proses berulang kembali mulai dari
dkk, 2011):
a. Pengkajian gizi
b. Diagnosa gizi
c. Intervensi gizi
2. Pengkajian Gizi
yang terkait dengan aspek-aspek asupan zat gizi dan makanan serta aspek
klinis dan perilaku lingkungan yang disertai penyebabnya. Langkah
sistematis.
tipe II
parenteral,
tergambar mengenai:
mengenai:
(1) Kepatuhan,
perilaku.
fisik
dari ukuran tubuh seperti tinggi badan, berat badan, persen lemak
waktu 2 jam. Kadar glukosa darah yang normal pada pagi hari
2005).
b) Hemoglobin
a) Kesadaran
b) Suhu
c) Tensi
d) Nadi
merujuk.
pasien.
Diagnosis gizi adalah masalah gizi spesifk yang menjadi tanggung jawab
nama masalah gizi yang aktual dan atau beresiko menyebabkan masalah
Problem (P), Etiologi (E), Sign/Simptoms (S).
gejala yang melandasi adanya problem gizi. Langkah ini dilakukan untuk
mencari pola dan hubungan antar data yang terkumpul dan kemungkinan
asupan energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik
yang diinginkan.
2) Problem biokimia, perubahan kemampuan metabolisme zat
biasanya
4. Intervensi Gizi
2011).
Intervensi gizi terdiri dari 2 (dua) komponen yang saling berkaitan yaitu
a. Perencanaan
(signs/simptoms).
pengasuh pasien.
edukasi/konseling.
zat gizi makro dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi
rekomendasi,
b. Implementasi
Delivery)
keterampilan (E.2)
perhitungan kebutuhan enegi dan zat gizi serta menyusun menu dan
Namun, jika tujuan masih belum tercapai maka pasien kembali ke tahapan
a. Monitor perkembangan:
gizi
tercapai
c. Evaluasi hasil
berat badan, tekanan darah, faktor risiko, tanda dan gejala, status
Pasien
Masuk
Tidak Beresiko
Skrining 3. Intervensi Gizi
Malnutrisi
Perencanaan
Beresiko Implementasi
Malnutrisi
2. Diagnosis Gizi
1. Populasi
Pasien dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap Diabetes
diteliti adalah:
a. Pasien rawat inap DM di Rumah Sakit Umum Daerah Depati
Bahrin Sungailiat
berlangsung
Bahrin Sungailiat
2. Sampel
gizi pada
pasien DM
E. Instrumen Penelitian
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari hasil laboraturium
E. Etika Penelitian
Etika penelitian ini tidak memberikan nama responden pada lembaran alat
data.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
d. Self Determination