Anda di halaman 1dari 4

Nama :Raga Dirgantara Anugrah

NIM :181341125

Mata Kuliah :Interaksi Obat Dan Makanan

Esai :Kasus Keracunan Obat

Keracunan obat adalah kondisi yang disebabkan oleh kesalahan dalam


penggunaan obat, baik dosis yang berlebihan maupun kesalahan dalam
mengombinasikan obat. Gejala dan cara mengatasi keracunan obat dapat berbeda
tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi.Dapat juga diartikan Keracunan obat
adalah suatu efek obat yang timbul pada pasien karena beberapa faktor seperti miss
use (salah penggunaan), miss dose (salah dosis), salah pemberian obat,dan lain –
lain yang sifatnya tidak di sengaja atau disengaja. Sedangkan alergi obat adalah
suatu reaksi yang ditimbulkan olah tubuh akibat pemberian senyawa asing.

Keracunan obat biasanya terjadi pada pasien yang mengonsumsi lebih dari
satu jenis obat sehingga mengalami efek interaksi obat, pada pasien lansia, anak-
anak, atau orang yang memiliki masalah kejiwaan. Keracunan obat juga dapat
terjadi jika seseorang minum obat disertai minuman atau makanan yang dapat
membuat obat tersebut menjadi senyawa beracun, misalnya alkohol. Selain itu,
beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap zat tertentu yang ada di dalam obat,
sehingga dosis normal pun sudah dapat mengakibatkan keracunan.

Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara


pemberian, apakah melalui kulit, mata, paru, lambung atau suntikan, karena hal ini
mungkin mengubah tidak hanya kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan
toksik, tetapi juga jenis dan kecepatan metabolismenya. Pertimbangan lain meliputi
perbedaan respons jaringan.

Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil


sangat kecil (pinpoint), muntah, depresi, dan hilangnya pernapasan pada keracunan
akut morfin dan alkaloidnya. Pupil pinpoint merupakan satu-satunya tanda, karena
pupil biasanya berdilatasi pada pasien keracunan akut. Kecuali pada pasien yang
sangat rendah tingkat kesadarannya, pupilnya mungkin menyempit tetapi tidak
sampai berukuran pinpoint

Pada sebuah kasus keracunan obat mengakibatkan keatian yang dialami


seorang atlet karate yang masih berstatus pelajar SMA dimana obat yang diberikan
oleh dokter salah satu puskesmas tersebut diduga hampir kadaluarsa,saat pasien
diantar keluarga untuk berobat dikatakan terdapat gangguan pada mata pasien dan
dokter secara langsung memberikan obat.Selang dua hari perawatan terdapan
bercak dan bintik merah pda tubuh pasien.Pasien meninggal dikernakan meminum
obat paracetamol dan amoxilin yang sudah kadaluarsa.

Dalam hal ini dapat disimpulkan dalam penanganan pasien harus secara
detail dan hati-hati.Dikarenakan dalam penatalaksaan pemberian obat dan makanan
harus sesuai dengan kondisi pasien pada saat itu,secara khusus untuk
dokter,perawat,ahli farmasi,dan ahli gizi harus lebih detail dan mengetahui secara
pasti apa saja yang di butuhkan oleh pasien baik dari segi obat-obatan dan makanan
agar tidak terjadinya gejala keracunan.

Kasus selanjutnya terjadi pada sorang paisen yang mana di kakatakan oleh
pihak keluarga pasien menderita sakit tipes yang membuatnya di bawa ke salah satu
puskesmas.Kemudian petugas keehatan setempat memberikan obat untuk di
kosumsi.Namun sepulang dari puskesmas pasien yang meminum obat tiba-tiba
kulitnya memerah dan kemudian menghitam dan seperti terkelupas.
Kondisi paling parah dialami pasien dari bagian wajah,kaki,punggung,dan
tangan.Dikatakan bahwa pasien mengalami keracunan obat yang mengakibatkan
kulit pasien menjadi merah dan terkelupas,diduga pula pasien mengalami sindrome
Stevens-Johnson dan juga memiliki alergi pada makanan.Namun dijelaskan untuk
sindrome Stevens-Johnson pada pasien masih dalam pemeriksaan karena pasien
harus melewati beberapa pemeriksaan terlebih dahulu.
Sindrom Steven-Johnson Adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput
lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum berfariasi dari ringan sampai
berat kelainan pada kulit berupa eritema vesikel / bula, dapat disertai purpura. (
Djuanda, 2000). Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa factor
yang dapat dianggap sebagai penyebab antara lain alergi obat, infeksi, makanan,
neoplasma, dan factor fisik. Sindrom ini jarang dijumpai pada usia 3 tahun
kebawah. Pada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa: Kelainan
kulit, Kelainan selaput lendir di orifisium, Kelainan berupa vesikel dan
bula, Kelainan dimukosa, Kelainan mata. Disamping trias kelainan tersebut dapat
pula terdapat kelainan lain, misalnya: nefritis dan onikolisis.
Pada kasus ini dapat dikatakan pula pasien mengalami alergi pada
obat,yang mengakibatkan pasien mengalmi infeksi pada kulit ditandai adanya
merah-merah dan kulit menghitam.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Djuanda, Adi. 2000. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi 3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.

Hamzah, Mochtar. (2005). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI

Http://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-3555043/diduga-keracunan-obat-
kulit-warga-sukabumi-ini-tiba-tiba-melepuh

Http://sports.okezone.com/read/2013/02/04/43/756644/keracunan-obat-karateka-
muda-tewas

Syaifuddin. (2002). Anatomi Fisiologi Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai