Disusun Oleh :
Debby Indriyani Z 742003.S.19003
Faizin 742003.S.19012
Mila Karnelia 742003.S.19017
Rossanti 742003.S.19028
Runingsih 742003.S.19029
Sri Intan 742003.S.19030
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Penyakit Jantung Bawaan...........................................................3
B. Klasifikasi Penyakit Jantung Bawaan..................................................3
C. Etiologi..........................................................................................................6
D. Patofisiologi..................................................................................................7
E. Pathway.........................................................................................................8
F. Manifestasi Klinis.........................................................................................9
G. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................9
H. Penatalaksanaan..........................................................................................10
I. Komplikasi..................................................................................................11
J. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................12
BAB III..................................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................17
A. Pengkajian...................................................................................................17
B. Analisa data.................................................................................................21
C. Diagnosa......................................................................................................22
D. Intervensi keperawatan...............................................................................23
E. Implementasi dan Evaluasi.........................................................................27
BAB IV..................................................................................................................33
ii
PENUTUP..............................................................................................................33
A. Kesimpulan.................................................................................................33
B. Saran............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 8–10 bayi dari 1000 kelahiran
hidup dan 30 % diantaranya telah memberikan gejala pada minggu-minggu
pertama kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani
dengan baik, 50% kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan.
Menurut American Heart Association, sekitar 35.000 bayi lahir tiap tahunnya
dengan beberapa jenis defek jantung bawaan. PJB bertanggung jawab
terhadap lebih banyak kematian pada kehidupan tahun pertama bayi dari pada
defek congenital lain. Sedangkan di Amerika Utara dan Eropa, PJB terjadi
pada 0,8% populasi, membuat PJB menjadi kateri yang paling banyak dalam
malformasi strukturkongenital.
Di negara maju hampir semua jenis PJB telah dideteksi dalam masa bayi
bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang
banyak yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa
jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi. Pada
beberapa jenis PJB tertentu sangat diperlukan pengenalan dan diagnosis dini
agar segera dapat diberikan pengobatan serta tindakan bedah yang diperlukan.
Untuk memperbaiki pelayanan di Indonesia, selain pengadaan dana dan pusat
pelayanan kardiologi anak yang adekuat, diperlukan juga kemampuan deteksi
dini PJB dan pengetahuan saat rujukan yang optimal oleh para dokter umum
yang pertama kali berhadapan denganpasien.
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan
sistem kardiovaskuler : Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penyakit jantung bawaan dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu :
1. Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik
Penyakit Jantung Bawaan Asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi
jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya
lubang di sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan
salah satu katup jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau
3
4
C. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab dari PJB ini tidak diketahui
(Sastroasmoro, 1994). Beberapa faktor yang diyakini dapat menyebabkan
PJB ini secara garis besar dapat kita klasifikasikan menjadi dua golongan
besar, yaitu genetik dan lingkungan. Selain itu, penyakit jantung bawaan juga
dapat disebabkan oleh faktor prenatal. Berikut ini beberapa penyebab
terjadinya penyakit jantung bawaan karena faktor prenatal, genetic dan
lingkungan.
1. Faktor Prenatal
a. Ibu menderita penyakit infeksi
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
2. Faktor Genetic
Hal yang penting kita perhatikan adalah adanya riwayat keluarga yang
menderita penyakit jantung, seperti :
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
3. Faktor Lingkungan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Paparan lingkungan yang tidak baik, misalnya menghirup asap
rokok.
7
D. Patofisiologi
Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.Daerah yang bertekanan tinggi ialah
jantung kiri sedangkan daerah yang bertekanan rendah adalah jantung kanan.
Sistem sirkulasi paru mempunyai tahanan yang rendah sedangkan sirkulasi
sistemik memiliki tahanan yangtinggi.
Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang bertekanan
tinggi dengan rongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi
aliran darah dari rongga jantung yang bertekanan tinggi ke jantung yang
bertekanan rendah. Sebagai contoh adanya Defek pada sekat ventrikel, maka
akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian ini
disebut Pirau (Shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteri
pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan
lebih tinggi dari tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel
kanan yang miskin akan okigen mengalir dari defek tersebut ke ventrikel kiri
yang kaya akan oksigen, keadaan ini disebut dengan Pirau (Shunt) kanan ke
kiri yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik.
Kadar oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkanSianosis.
Kelainan Jantung Bawaan pada umumya dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut :
hipertropi,takhikardia.
2. Curah jantung yang rendah, dengan gejala : gangguan pertumbuhan,
intoleransi terhadapaktivitas.
3. Hipertensi pulmonal, dengan gejala : Dispnea,takhipnea.
4. Penurunan saturasi oksigen arteri, dengan gejala : polisitemia,
asidosis,sianosis.
E. Pathway
9
F. Manifestasi Klinis
1. Bayi lahir dalam keadaan sianosis, pucat kebiru – biruan yang disebut
Picasso Blue. Sianosis merata keseluruh tubuh kecuali jika resistensi
vascular paru sangat tinggi, dibagian tubuh sebelah atas akan lebih
sianotik dibanding bagianbawah.
2. Pada foto merah terlihat jelas gambaran pembuluh darahabnormal
3. Pada umur tiga bulan, terjadi kelambatan penambahan berat badan dan
panjang badan serta perkembangan otak terganggu.
4. Disertai pulmonal stenosis sering timbul serangan anoksia, yang
menandakan bahayakematian.
5. Bila terdapat gejala takipnea, maka tanda adanya gejala gagaljantung.
6. Pada aliran darah paru yang meningkat menunjukkan penampangan
anterior – posterior dadabertambah.
7. Pada anak besar, tampak jelas voussure cardiac kekiri.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan
16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan
peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan
parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht
normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologi
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal,
tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks
jantung terangkat sehingga seperti sepatu
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula
hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal.
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel
10
H. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
a. Pembedahan
Metode Operatif : Setelah pembiusan umum dilakukan, dokter akan
membuat sayatan pada dada, menembus tulang dada atau rusuk
sampai jantung dapat terlihat. Kemudian fungsi jantung digantikan
oleh sebuah alat yang berfungsi untuk memompa darah keseluruh
tubuh yang dinamakan Heart lungbypass yang juga menggantikan
fungsi paru-paru untuk pertukaran oksigen setelah itu jantung dapat
dihentikan detaknya dan dibuka untuk memperbaiki kelainan yang
ada, seperti apabila ada lubangpada septum jantung yang normalnya
tertutup, maka lubang akan ditutup dengan alat khusus yang
dilekatkan pada septum jantung.
b. Kateterisasi jantung
I. Komplikasi
2. Serangan sianotik, pada serangan ini anak atau pasien menjadi lebih biru
dari kondisi sebelumnya tampak sesak bahkan dapat
menimbulkankejang.
3. Abses otak, biasanya terjadi pada PJB sianotik biasanya abses otak
terjadi pada anak yang berusia diatas 2 tahun yang diakibatkan adanya
hipoksia da melambtkanya aliran darahdiotak.
4. Endokarditis
6. CHF
8. Enterokolitisnekrosis
12. Aritmia
b. Keluhan Utama
c. Riwayat kesehatan
13
2) Riwayat kehamilan
3) Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan.
Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar
dijumpai P pulmonal.
4) Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi
ventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis &
penurunan aliran darah ke paru-paru
5) Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui
defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri
koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi
adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan
ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan NANDA 2015-2017)
3. RiwayatKesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak napas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan pada tanggal 11 mei 2021 tiba-tiba sesak napas
hebat disertai batuk berlendir sehingga keluarga pasien membawa ke
IGD RSUD. Gunung jati Cirebon dan selanjutnya dirawat di ruang
ICCU. Saat dikaji pasien mengatakan masih sesak napas disertai batuk
dan sudah bisa mengeluarkan dahak. Pasien trampak lemas dan terlihat
adanya clubbing finger dan sedikit kebiruan pada bibir. Pasien bed rest
, ADL (makan, minum, personal higyene dan toileting) dibantu
perawat dan keluarga.
18
19
4. Pengkajian Primer
a. Airways (jalan nafas)
Sumbatan
(-) benda asing (-) bronscospasme
() lain-lain sebutkan:
b. Breathing (pernafasan)
Sesak dengan :
Frekuensi: 23x/menit
Warna: Putih
Konsistensi: Encer
20
Bunyi napas:
c. Circulation
1) Sirkulasi perifer
Nadi : 102x/menit
Irama: ( ) teratur (√) tidak
Denyut: ( ) lemah (√) kuat ( ) tidak kuat
TD: 110/80 mmHg
Ekstremitas :
(√) Hangat () Dingin
Warna Kulit :
( ) cyanosis (√) Pucat () Kemerahan
Nyeri Dada : ( ) Ada (√) Ttidak
Karakteristik nyeri dada :
(-) Menetap (-) Menyebar keleher (-) Seperti ditusuk-tusuk
(-) Seperti ditimpah benda berat
Capillary refill
( ) < 3 detik (√) > 3 detik
Edema :
( ) Ya (√) Tidak
Lokasi edema :
(-) Muka (-) Tangan (-) Tungkai (-) Anasarka
2) Fluid (cairan dan elektolit)
a) Cairan
Turgor Kulit
(√) < 3 detik ( ) > 3 detik (√) Baik ( ) Sedang ( ) Jelek
b) Mukosa Mulut
( ) Lembab(√) Kering
c) Kebutuhan nutrisi :
Oral : Air putih 350 cc/hari
21
(-) Alkohol
(-) Obat-obatan
d. Disability
Tingkat kesadaran :
22
Jumlah : 15
5. Pengkajian Sekunder
a. Musculoskeletal / Neurosensoril
(-) Spasme otot
(-) Vulnus
(-) Krepitasi
(-) Fraktur
(-) Dislokasi
(-) Kekuatan Otot
b. Integumen
(-) Vulnus
(-) Luka Bakar
c. Psikologis
1) Pasien tampak gelisah
2) Kurang pengetahuan
B. Analisa data
Data Fokus Etiologi Masalah
keperawatan
DS : Ketidakefektifan Penurunan curah
Pasien mengatakan pompa jantung jantung
sesak nafas
Batuk susah
mengeluarkan dahak
DO :
Keadaan tampak
lemah
23
Batuk
Terdapat clubbing
finger
Nafas tidak teratur
dan lemah
Terapi O2 masker 6
lpm, saat
diauskultasi
terdengar bunyi
ronchi : basah halus
Nadi : 102x/menit
RR : 23x/menit
C. Diagnosa
1. Penurunan curah jantung
2. Intoleransi aktivitas
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan Kriteria hasil dan Intervensi keperawatan
24
tujuan
Penurunan curah jantung Setelah dilakukan Observasi
tindakan Identifikasi
keperawatan selama tanda/gejala
3x24 jam primer penurunan
diharapkan masalah jantung
Curah jantung Identifikasi
Membaik dengan tanda/gejala
kriteria hasil : sekunder
Sesak nafas penurunan curah
membaik jantung
Batuk Monitor tekanan
menurun darah
Lemah Monitor intake
menurun dan output cairan
Monitor berat
badan setiap hari
pada waktu yang
sama
Monitor saturasi
oksigen
Monitor keluhan
nyeri dada
Periksa tekanan
darah dan
frekuensi nadi
sebelum dan
sesudah aktivitas
Periksa tekanan
darah dan
frekuensi nadi
sebelum
25
pemberian obat
Terapeutik
Posisikan pasien
semi Fowler atau
Fowler dengan
kaki kebawah
atau posisi
nyaman
Berikan diet
jantung yang
sesuai
Fasilitasi pasien
dan keluarga
untuk modifikasi
gaya hidup sehat
Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stres,
jika perlu
Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Edukasi
Anjurkan
beraktifitas fisik
sesuai toleransi
Anjurkan
beraktifitas fisik
secara bertahap
Ajarkan pasien
26
dan keluarga
mengukur intake
dan output cairan
harian
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Observasi
tindakan Identifikasi
keperawatan selama gangguan fungsi
2x24 jam tubuh yang
diharapkan masalah mengakibatkan
Toleransi aktivitas kelelahan
meningkat dengan Monitor
kriteria hasil : kelelahan fisik
Keluhan dan emosional
lemah Monitor pola dan
menurun jam tidur
Kemudahan Monitor lokasi
dalam dan
melakukan ketidaknyamanan
aktivitas selama
sehari – hari melakukan
Meningkat aktivitas
Terapeutik
Sediakan
lingkungan
nyaman dan
rendah stimulus
Berikan Aktivitas
27
distraksi yang
menyenangkan
Fasilitasi duduk
di sisi tempat
tidur, jika tidak
dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
Anjurkan titah
baring
Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
Ajarkan strategi
koping Untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
Dx Perawat
1 Rabu 12 Mei Mengidentifikasi S: Perawat
2021 tanda dan gejala Ibu klien
10.00 WIB penurunan curah mengatakan
jantung anaknya masih
terasa sesak dan
Memonitor tekanan nyeri dada
darah
Ibu klien
Memonitor keluhan mengatakan
nyeri dada anaknya merasa
lebih nyaman
Memeriksa tekanan dengan posisi
10.30 WIB darah dan frekuensi semi fowler
nadi sebelum dan
sesudah aktivitas O:
dan minum obat Tekanan Darah :
110/80 MmHg
Memposisikan klien Nadi : 102
semi flower x/menit
RR : 23 x/menit
Memberikan terapi
relaksasi Klien tampak
meringis
Menganjurkan kesakitan
12.00 WIB beraktivitas sesuai
toleransi Keluarga dan
klien tampak
Menganjurkan menerapkan apa
beraktivitas secara yang dianjurkan
bertahap
A:
Berkolaborasi Masalah teratasi
29
Memberikan terapi O:
relaksasi Tekanan Darah :
110/80 MmHg
Berkolaborasi Nadi :
14.00 WIB
dengan dokter untuk 100x/menit
pemberian obat RR : 22x/menit
Klien tampak
meringis
kesakitan saat
melakukan
aktivitas
Keluarga dan
klien tampak
menerapkan apa
yang dianjurkan
A:
Masalah teratasi
sebagian
31
P:
Intervensi
dilanjutkan
2 Kamis 13 Mei Memonitor pola dan S : Perawat
2021
jam tidur Ibu klien
08.00 WIB
mengatakan
Menganjurkan anaknya sering
melakukan aktivitas mengeluh sesak
secara bertahap saat beraktivitas
Berkolaborasi O:
13.00 WIB
dengan ahli gizi Klien tampak
untuk meningkatkan ceria dan minat
energy untuk
beraktivitas
Klien tampak
mulai bisa
beraktivitas
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
1 Jumat 14 Mei Memonitor tekanan S : Perawat
2021
darah Ibu klien
10.00 WIB
mengatakan
Memonitor keluhan anaknya sudah
nyeri dada tidak mengeluh
32
Klien tidak
tampak meringis
kesakitan
Keluarga dan
klien tampak
menerapkan apa
yang dianjurkan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihentikan
2 Memonitor pola dan S : Perawat
33
Berkolaborasi O:
dengan ahli gizi Klien tampak
untuk meningkatkan ceria dan minat
energy untuk
beraktivitas
Klien tampak
beraktivitas dan
bercerita dengan
orang tuanya
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihetikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan perlu adanya kerja sama tim baik
dokter, perawat sebagai pelaksana, klien maupun keluarga klien untuk
mendapatkan kemudahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan demi
terwujudnya mutu yang lebih baik.
34
DAFTAR PUSTAKA
Morton, P. G., Fontaine, D., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. 2011. Keperawatan
Kritis. Jakarta : EGC.
Price & Wilson. 2009. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
6. Jakarta : EGC
Roebiono & Poppy S. 2008. Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI
Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Jakarta :EGC.
35