A. Definisi Hepatitis
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol
(Tambayong, 2000;145).
utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada sel-sel hati (Kapita
virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer,
2001). Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin
seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Royyan, 2002).
penyakit infeksi atau peradangan yang terjadi pada sel-sel hati atau hepatosit
B. Etiologi
Menurut Price dan Wilson (2005: 485) Secara umum hepatitis disebabkan
1
4. Virus hepatitis D (HDV)
dikenal adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah
hepatitis “serum”, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parental
dan nonparental (Price dan Wilson, 2005: 243). Hepatitis pula dapat
disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap
C. Patofisiologi
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sembuh dengan fungsi hepar normal (Wijaya & Putri, 2013: 207).
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
2
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan
adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati (Wijaya & Putri, 2013: 207).
normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
3
Skema 2.1 Patofisiologi Hepatitis (Askepterkini.co.id)
D. Manifestasi Klinik
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
1. Fase Inkubasi
4
2. Fase Prodromal (pra ikterik)
timbulnya ikterus.
atau epigastrikum
3. Fase ikterus
a. Ditandai dengan :
E. Penatalaksanaan Medis
2 bulan.
5
2. Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.
3. Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat
sakit.
7. Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.
(Carpenito, 2009)
Menurut Wijaya & Mariza (2013) konsep pengkajian pada pada pasien
1. Pengkajian
a. Biodata pasien
Meliputi : Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia, Alamat, Agama,
Pekerjaan, Pendidikan.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
6
Pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan
atas.
2. Pemeriksaan Fisik
1) Kedaan umum :
2) Sistem respirasi :
3) Sistem kardiovaskuler :
7
TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran
4) Sistem urogenital :
5) Sistem musculoskeletal :
6) Abdomen :
Perkusi : hipertimpani
kesehatan terdekat.
3) Pola eliminasi
8
4) Pola aktivitas dan latihan
dasarnya.
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri
berobat.
istirahat.
9
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi
3. Pemeriksaan Penunjang
intra seluler yang terutama berada di jantung, hati dan jaringan skelet,
terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati.
c. Leukopenia
e. Alkali phosfatase
f. Feses
10
g. Albumin Serum
protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun
h. Gula Darah
i. Anti HAVIgM
j. HbsAG
k. Masa Protrombin
sintesis protombin.
l. Bilirubin serum
n. Biopsi Hati
11
o. Skan Hati
p. Urinalisa
Analisa Data
Menurut Reeves et,al (2001) data yang dapat di kalsifikasikan pada pasien
Data Objektif :
Skala : 6-8.
2 Data Subjektif :
Pasien mengatakan mual Anoreksia Nutrisi kurang
tidak nafsu makan. dari kebutuhan
klien tampak lemah dan
lemas, porsi makan tidak
12
habis hanya habis 3 sendok
Data Objektif :
BB turun
Hb < 12
Konjungtiva anemis
3 Data Subjektif :
Penurunan kekuatan / Intoleransi
Pasien mengatakan bahwa dia
ketahanan tubuh Aktivitas
malas untuk beraktivitas
Data Objektif :
Tonus Otot 4 4
4 4
Data Subjektif :
5 Data Subjektif:
Mual – muntah Resiko tinggi
Pasien mengatakan bahwa
kekurangan
sering muntah
13
Data Objektif : volume cairan
Mata Cowong
Konjungtiva Anemis
6 Data Subjektif : infasi agen dalam Hipertermi
sirkulasi darah
Pasien mengatakan tubuhnya
sekunder terhadap
panas
inflamasi hepar
Data Objektif :
suhu tubuh pasien 38,50 C
4. Diagnosa Keperawatan
adalah:
hepar.
ketahanan tubuh.
mual – muntah.
14
f. Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah
5. Intervensi Keperawatan
sebagai berikut:
c. Kriteria Hasil :
distraksi.
5) Wajah pasien rileks
Intervensi Rasional
Kolaborasi dengan individu untuk Nyeri yang berhubungan dengan
menentukan metode yang dapat hepatitis sangat tidak nyaman, oleh
digunakan untuk intensitas nyeri karena terdapat peregangan secara
kapsula hati, melalui pendekatan
kepada individu yang mengalami
perubahan kenyamanan nyeri
diharapkan lebih efektif mengurangi
15
nyeri.
Untuk mengetahui keadaan umum
Observasi TTV
klien
klienlah yang harus mencoba
Tunjukkan pada klien penerimaan
meyakinkan pemberi pelayanan
tentang respon klien terhadap nyeri
kesehatan bahwa ia mengalami nyeri.
.klien yang disiapkan untuk
B berikan informasi akurat dan mengalami nyeri melalui penjelasan
a) Jelaskan penyebab nyeri nyeri yang sesungguhnya akan
b) Tunjukkan berapa lama nyeri dirasakan (cenderung lebih tenang
akan berakhir, bila diketahui dibanding klien yang penjelasan
kurang/tidak terdapat penjelasan)
Bahas dengan dokter penggunaan kemungkinan nyeri sudah tak bisa
analgetik yang tak mengandung efek dibatasi dengan teknik untuk
hepatotoksi mengurangi nyeri.
terpenuhi, dengan
c. Kriteria Hasil :
makan
5) BB naik
16
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
Makan banyak sulit untuk mengatur
Awasi pemasukan diet / jumlah
bila pasien anoreksi. Anoreksi juga
kalori. Berikan makan sedikit dalam
paling buruk selama siang hari,
frekuensi sering dan tawarkan makan
membuat masukan makanan yang
pagi paling besar
sulit pada sore hari
Berikan perawatan mulut sebelum Menghilangkan rasa tak enak dapat
makan meningkatkan nafsu makan
Menurunkan rasa penuh pada
Anjurkan makan pada posisi duduk
abdomen dan dapat meningkatkan
tegak
nafsu makan
Dorong pemasukan sari jeruk, Bahan ini merupakan ekstra kalori
minuman karbonat dan permen berat dan dapat lebih mudah dicerna /
sepanjang hari toleran bila makanan lain ini
17
a. Diagnosa Keperawatan Ketiga : intoeransi Aktivitas berhubungan
c. Kriteria Hasil :
INTERVENSI RASIONAL
Meningkatkan istirahat dan
ketenangan. Menyediakan energi
Mandiri :
yang digunakan untuk penyembuhan.
Tingkatkan tirah baring / duduk.
Aktivitas dan posisi duduk tegak
Berikan lingkungan tenang; batasi
diyakini menurunkan aliran darah ke
pengunjung sesuai keperluan
kaki, yang mencegah sirkulasi
optimal ke sel hati
Meningkatkan fungsi pernafasan dan
Ubah posisi dengan sering. Berikan meminimalkan tekanan pada area
perawatan kulit yang baik tertentu untuk menurunkan resiko
kerusakan jaringan
Lakukan tugas dengan cepat dan Memungkinkan periode tambahan
sesuai toleransi istirahat tanpa gangguan
Tirah baring lama dapat menurunkan
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,
kemampuan. Ini dapat terjadi karena
bantu melakukan latihan rentang
keterbatasan aktivitas yang
gerak sendi pasif / aktif
mengganggu periode istirahat.
5. Dorong penggunaan teknik Membantu dalam manajemen contoh
manajemen stres, contoh relaksasi relaksasi progresif, visualisasi,
18
progresif, visualisasi, bimbingan
imajinasi, berikan aktivitas hiburan bimbingan imajinasi, berikan
yang tepat, contoh menonton TV, aktivitas hiburan.
radio, membaca
Menunjukkan kurangnya resolusi /
6. Awasi terulangnya anoreksia dan eksaserbasi penyakit, memerlukan
nyeri tekan pembesaran hati istirahat lanjut, mengganti program
terapi
Kolaborasi :
Berikan antidot atau bantu dalam Membuang agen penyebab pada
prosedur sesuai indikasi (contoh hepatitis toksik dapat membatasi
lavase, katarsis, hiperventilasi) derajat kerusakan jaringan
tergantung pada pemajanan
Membantu dalam manajemen
kebutuhan tidur. Catatan :
Berikan obat sesuai indikasi : sedatif, penggunaan berbiturat dan
agen antiansietas, contoh diazepam tranquilizer seperti Compazine dan
(Valium); lorazepam (Ativan) Thorazine, dikontraindikasikan
sehubungan dengan efek
hepatotoksik
Membantu menentukan kadar
aktivitas tepat, sebagai peningkatan
Awasi kadar enzim hati
prematur pada potensial risiko
berulang
19
b. Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam
c. Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Mulai tindakan kenyamanan :
Mandi pancuran dingin
Gosokan punggung
Air hangat Tindakan ini meningkatkan istirahat.
- Aktivitas hiburan rendah Istirahat menurunkan kebutuhan
(membaca, menonton TV, energi yang menghasilkan tegangan
permainan papan) pada hepar.
- Kompres dingin pada dahi untuk
sakit kepala
- Lingkungan tenang
Untuk mengatasi demam. Demam
berhubungan dengan peningkatan
Berikan antipiretik yang diresepkan kehangatan dan berkeringat saat
dan evaluasi keefektifan demam membaik. Hangat disertai
dengan lembab meningkatkan rasa
gatal.
Pertahankan linen dan pakaian Pakaian basah dari berkeringat
kering adalah sumber ketidaknyamanan
Dorong kunjungan dari keluarga dan Isolasi dapat menyebabkan
teman kebosanan yang mencetuskan depresi
20
dan meningkatkan ketidaknyamanan
Suhu dingin membatasi vasodilatasi
jadi menurunkan pengeluaran garam
Mulai tindakan untuk menghilangkan empedu ke permukaan kulit. Soda
puritus : kue dan sagu membantu menetralkan
Berikan mandi pancuran dingin asam pada permukaan kulit. Sabun
- Gunakan soda kue atau tepung alkalin mempunyai efek
sagu pada air mengeringkan, yang meningkatkan
Hindari sabun alkalin rasa gatal. Losion Caladryl
Berikan losin Caladryl mengandung antihistamin, benadryl
Gunakan pakaian yang longgar yang juga menetralkan keasaman
- Pertahankan suhu kamar dingin permukaan kulit, dan menekan ujung
saraf sensori yang mencetuskan
sensasi gatal
Pertahankan kuku pasien terpotong
pendek. Instruksikan pasien
menggunakan bantalan jari untuk
Untuk menurunkan resiko kerusakan
menggaruk kulit atau menggunakan
kulit bila buruk
ujung jari untuk menekan pada kulit
bila sangat perlu menggaruk.
c. Kriteria Hasil :
21
2) Turgor Kulit kembali < 2 Detik
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
Awasi masukan dan haluaran,
Memberikan informasi tentang
bandingkan dengan berat badan
kebutuhan penggantian / efek terapi.
harian. Catat kehilangan melalui
usus, contoh muntah dan diare
Kaji tanda vital, nadi periver,
pengisian kapiler, turgor kulit, dan Indikator volume sirkulasi / perfusi
membran mukosa
Periksa asites atau pembentukan
Menurunkan kemungkinan
edema. Ukur lingkar abdomen sesuai
perdarahan kedalam jaringan
indikasi
Biarkan pasien menggunakan lap
Menghindari trauma dan perdarahan
katun / spon dan pembersih mulut
gusi
untuk sikat gigi
5. Kadar protombin menurun dan
Observasi tanda perdarahan, contoh
waktu koagulasi memanjang bila
hematuria / melena, ekimosis,
absorbsi vitamin K terganggu pada
perdarahan terus menerus dari gusi /
traktus GI dan sintesis protrombin
bekas injeksi
menurun karena mempengaruhi hati
Kolaborasi : Menunjukkan hidrasi dan
Awasi nilai laboratorium, contoh mengidentifikasi retensi natrium /
Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu kadar protein yang dapat
22
menimbulkan pembekuan edema.
pembekuan Defisit pada pembekuan potensial
beresiko perdarahan
Berikan cairan IV (biasanya Memberikan cairan dan penggantian
glukosa), elektrolit elektrolit
c. Kriteria Hasil :
kompres hangat.
Intervensi Rasional
1. Kaji adanya keluahan tanda - tanda Sebagai indikator untuk mengetahui
peningkatan suhu tubuh status hypertermi
23
Kondisi kulit yang mengalami
lembab memicu timbulnya
4. Anjurkan klien untuk memakai
pertumbuhan jamur. Juga akan
pakaian yang menyerap keringat
mengurangi kenyamanan klien,
mencegah timbulnya ruam kulit
6. Implementasi
Menurut Reeves et,al (2001) Implementasi yang dapat dilakukan pada pasien
e. Mengkaji tanda vital, nadi periver, pengisian kapiler, turgor kulit, dan
membran mukosa.
24
b. Memberi informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.
adekuat.
7. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Reeves, Charlene, et al, Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono,
Edisi I, jakarta, Salemba Medika.
25
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan
Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
26