Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

T DENGAN
POST SECTIO CAESAREA DI RUANG KENANGA RSIA
PERMATA SARANA HUSADA

Untuk Memenuhi Tugas Stase Maternitas Di Rumah Sakit Permata Sarana


Husada

Dosen Pembimbing : Ns.Betty S.Kep., MPH

Oleh :
Laelatul Aamaliyah
NIM. 211030230283

Program Studi Profesi Ners


STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
Tahun 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala kuasa dan karunia

yang diberikan sehigga penulis dapat menyelesaikan Profesi Ners yang

berjudul”Laporan Asuhan Keperawatan Pada Pasien NY.T Dengan Ibu Nifas Post

SECTIO CAESAREA Di Ruang Kenangan RSIA Permata Sarana Husada”.

Profesi Ners ini diajukan untuk memenuhi tugas maternitas di RSIA Permata

Sarana Husada Tangerang.

Dalam menyelesaikan tugas ini penulisan menyadari bahwa banyak mendapat

bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Dr. (HC) Drs.H.Darsono Selaku Ketua Yayasan STIKes Widya Dharma

Husada Tangerang

2. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kes Selaku Ketua STIKes Widya Dharma

Husada Tangerang

3. Dr. H. M. Hasan, SKM., M.Kes Selaku Wakil Ketua 1 Bidang Akademik

STIKes Widya Darma Husada

4. Siti Novy Romlah, SST., M.Epid Selaku Wakil Ketua 2 Bidang Akademik

Stikes Widya Dharma Husada

5. Ida Listiana, SST, M.Kes Selaku Wakil Ketua 3 Bidang Akademik Stikes

Widya Dharma Husada

6. Ns. Dewi Fitriani, S.Kep., M.Kep Selaku Ketua Studi s1 Keperawatan dan

Pendidikan Profesi Ners Stikes Widya Dharma Husada Tangerang

i
7. Ns.Betty S.Kep., MPH Selaku Pembimbing Profesi Ners Yang Telah

Memberikan Arahan Dan Bimbingan.

Dengan berbagai keterbatasan dalam pembuatan Skripsi ini, penulis menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaikan laporan penelitian

ini.

Tangerang, 04 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I TINJAUAN TEORI .................................................................................. 1

A. KONSEP DASAR SECTIO CAESAREA ............................................... 1

1. Definisi .................................................................................................. 1

2. Etiologi .................................................................................................. 2

3. Klasifikasi.............................................................................................. 3

4. Manifestasi Klinis ................................................................................. 6

5. Pathway ................................................................................................. 8

6. Komplikasi ............................................................................................ 9

7. Penatalaksanaan Post Operasi ............................................................. 10

B. KONSEP DASAR MASA NIFAS ........................................................... 12

1. Definisi Masa Nifas ............................................................................. 12

2. Periode Masa Nifas ............................................................................. 13

3. Perubahan Fisiologis pada IbuNifas .................................................... 13

4. Perubahan SistemReproduksi .............................................................. 13

BAB II TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN .............................................. 17

A. ASUHANKEPERAWATAN .................................................................... 17

iii
1. Pengkajian pada Ibu Post Sectio Caesarea ......... Error! Bookmark not

defined.

2. Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 21

3. Rencana Keperawatan ......................................................................... 23

4. Teori Implementasi ............................................................................ 32

5. Teori Evaluasi ..................................................................................... 32

BAB III LAPORAN KASUS .............................................................................. 34

A. Pengkajian ........................................................................................... 34

B. Analisa Data ........................................................................................ 42

C. Diagnosa keperawatan ......................................................................... 44

D. Rencana asuhan keperawatan .............................................................. 44

E. Catatan perkembangan ........................................................................ 46

BAB III SARAN DAN KESIMPULAN ............................................................ 53

A. Kesimpulan.......................................................................................... 53

B. Saran .................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

BLAMPIRAN …………………………………………………………………..56

iii
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR SECTIO CAESAREA

1. Definisi

Sectio caesarea adalah prosedur pembedahan yang digunakan untuk

melahirkan bayi melalui sayatan yang dibuat pada perut dan rahim ibu

(Hartati dan Maryuni, 2015). Sectio caesarea adalah suatu persalinan

buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depat

perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta

berat janin diatas 500 gram (Indiarti, 2015).

Sectio caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan

sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan

uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya

dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah pada

komplikasi-komplikasi kendati cara ini semakin umum sebagai pengganti

kelahiran normal (Mitayani, 2012). Sectio caesarea merupakan suatu

persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut

dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot

janin diatas 500 gram (Solehati, 2015).Dari beberapa pengertian tentang

Sectio caesarea diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Sectio caesarea

adalah suatu tindakan pembedahan yang tujuannya untuk mengeluarkan

1
2

janin didalam rahim melalui insisi pada dinding dan rahim perut ibu

dengan syarat rahim harus dalam keadaan utuh dan bobot janin diatas 500

gram.

2. Etiologi

Menurut Amin & Hardi (2013) operasi Sectio caesarea dilakukan atas

indikasi sebagai berikut :

a. Indikasi yang berasal dariibu

1) Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi

kedudukan janin seperti bayi yang terlalu besar (giant baby),

kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kelainan tali pusat

dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali

pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutioplasenta

plasenta accreta, danvasaprevia. Kegagalan persalinan vakum atau

forseps ekstraksi, danbayikemba (multiple pregnancy).

2) Indikasi yang berasal darijanin

Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi

kedudukan janin seperti bayi yang terlalu besar (giant baby),

kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kelainan tali pusat

dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali

pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutioplasenta

plasenta accreta, danvasaprevia kegagalan persalinan vakum atau

forseps ekstraksi, danbayikembar (multiple pregnancy).


3

3. Klasifikasi

Bentuk pembedahan Sectio caesarea menurut Manuaba 2012, meliputi :

a. Sectio caesareaKlasik

Sectio caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim.

Pembedahan dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri

kirra-kira sepanjang 10 cm. Tidak dianjurkan untuk kehamilan

berikutnya melahirkan melalui vagina apabila sebelumnya telah

dilakukan tindakan pembedahanini.

b. Sectio caesarea TransperitonelProfunda

Sectio caesarea Transperitonel Profunda disebut juga low cervical

yaitu sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis

ini dilakukan jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak

cukup tipis untuk memungkinkan dibuatnya sayatan transversal.

Sebagian sayatan vertikal dilakukan sampai ke otot-otot bawah rahim.

c. Sectio caesareaHisterektomi

Sectio caesarea Histerektomi adalah suatu pembedahan dimana setelah

janin dilahirkan dengan Sectio caesarea, dilanjutkan dengan

pegangkatanrahim.

d. Sectio caesareaEkstraperitoneal

Sectio caesarea Ekstraperitoneal, yaitu Sectio caesarea berulang pada

seorang pasien yang sebelumnya melakukan Sectio caesarea. Biasanya

dilakukan di atas bekas sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan


4

dengan insisi dinding dan faisa abdomen sementara peritoneum

dipotong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus

sehingga uterus dapat dibuka secaraekstraperitoneum.

4. Etiologi

Menurut Sagita (2019), indikasi ibu dilakukan Sectio Caesareaadalah

ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini.

Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi

4.000 gram > Dari beberapa faktor Sectio Caesarea diatas dapat diuraikan

beberapa penyebab sectio sebagai berikut :

a. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu

tidak sesuai dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara normal. Tulang-tulang panggul

merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul

yang merupakan jalan yang harus dilalalui oleh janin ketika akan lahir

secara normal. Bentuk panggul yang menunjukan kelainan atau

panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses

persalinan normal

sehinggaharusdilakukantindakanoperasi.Keadaanpatologistersebutmen

yebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-

ukuranbidang panggulmenjadi abnormal.

b. PEB (Pre-Eklamsi Berat) adalah kesatuan penyakit yang

langsungdisebabkanolehkehamilan,sebabterjadinyamasihbelumjelas.

c. Setelah perdarahan dan infeksi, preeklamsi dan eklamsi


5

merupakanpenyebab kematian maternatal dan perinatal paling penting

dalamilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting,

yaitumampumengenalidanmengobatiagartidakberlanjutmenjadieklamsi

d. KDP (Ketuban Pecah Dini) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartus.

Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37

minggu.

e. Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Sectio

Caesarea. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi

komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu,

bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang

sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.

f. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir,

misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan,

adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek

dan ibu sulit bernafas.

g. Kelainan Letak Janin

1) Kelainan pada letak kepala

a) Letak kepala tengah, bagian terbawah adalah puncak kepala,

pada pemerikasaan dalam teraba UUB yang paling rendah.


6

Etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar,

anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.

b) Presentasi muka, letak kepala tengadah (defleksi), sehingga

bagian kepala yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini

jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %. Presentasi dahi, posisi

kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi

terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu,

biasnya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka

atau letak belakang kepala.

2) Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada

dibagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak

sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki

sempurna, presentasi bokong tidak sempurna dan presentasi kaki.

5. Manifestasi Klinis

Menurut Padila (2015), Manifestasi Klinis Sectio Caesarea,yaitu sebagai

berikut :

a. Fetal distress : Kondisi janin yang tidak kondusif untuk memenuhi

persalinan

b. His lemah/melemah

c. Janin dalam posisi sungsang/melintang

d. Bayi besar (BBL≥4,2 kg)


7

e. Plasenta previa : plasenta ada di depan jalan lahir

f. Distosia persalinan : kelainan letak , panggul sempit

g. Disproporsi cevalo-pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan

panggul)

h. Rupture uteri mengancam

i. Hydrocephalus

j. Primi muda atau tua

k. Partus dengan komplikasi

l. Problema plasenta
8

6. Pathway

Tindakan Sectio caesarea

Adaptasi Insisi

Post Partum

Luka
Psikologis Fisiologis
MK : Resiko
Infeksi
Taking In, MK :
Nyeri
Laktasi Involusi Akut
taking hold,

letting go

letting go Teknik

Perubahan menyusui, MK :
Gangguan
Peran posisi, Mobilitas
Fisik
perlekatan
Pelepasan

Desidula

Menyusui
Menyusui
Kontraksi
Efektif
Tidak
Uterus
Efektif

Terdapat Lochea

Sumber : Nurarif & Hardhi (2015)


9

7. Komplikasi

Menurut Jitowiyono & Kristiyanasari (2012) komplikasi Sectio caesarea

adalah sebagai berikut :

1. InfeksiPeurperal

Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa

hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis

dansebagainya.

2. Perdarahan

Perdarahanbanyakbisatimbulpadawaktupembedahanjikacabang-cabang

arteri ikut terbuka. Darah yanghilanglewatpembedahan Sectio caesarea

dua kali lipat dibandinglewat persalinan normal.

3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kemih, dan

embolismeparu.

4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya

parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa

terjadi ruptur uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak

ditemukan sesudah Sectio caesareaKlasik

Persalinan Sectio caesarea juga dapat menimbulkan masalah keperawatan

pada ibu diantaranya nyeri bekas luka operasi, kelemahan, kerusakan

integritas kulit, hambatan mobilitas fisik, resiko infeksi, gangguan pola

tidur.
10

8. Penatalaksanaan Post Operasi

Menurut (Hartanti, 2014), ibu post Sectio caesarea perlu mendapatkan

perawatan sebagai berikut :

1) RuangPemulihan

Pasien dipantau dengan cermat jumlah perdarahan dari vagina dan

dilakukan palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus

berkontraksi dengan kuat. Selain itu, pemberian cairan intravena juga

dibutuhkan karena 6 jam pertama penderita puasa paSectio caesareaa

operasi, maka pemberian cairan intravena harus cukup banyak dan

mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau

komplikasi pada organ tubuh lainnya. Wanita dengan berat badan rata-

rata dengan hematokritkurang dari atau sama dengan 30 dan volume

darah serta cairan ekstraseluler yang normal umumnya dapat

mentoleransi kehilangan darah sampai 2.000 ml.

2) Ruang Perawatan

Pemberian cairan infus biasanya dihentikan setelahpenderita

flatus,lalu dianjurkan untuk pemberian minuman dan makananperoral.

Pemberianminuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh

dilakukan pada6-8jam paSectio caesareaa operasi, berupa airputih.

a. Pengawasan fungsi vesika urinaria danusus.

Kateter umumnya dapat dilepas dalam waktu 12 jam paSectio

caesareaa operasi atau keesokan paginya setelah pembedahan dan


11

pemberian makanan padat bisa diberikan setelah 8 jam, bila tidak

ada komplikasi.

b. Ambulasi

Ambulasi dilakukan 6 jam pertama setelah operasi harus tirah

baring dan hanya bisa menggerakan lengan, tangan, menggerakan

ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,

menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser

kaki.Setelah 6 jam pertama dapat dilakukan miring kanan dan kiri.

Latihan pernafasan dapat dilakukan sedini mungkin setelah ibu

sadar sambil tidur telentang. Hari kedua post operasi, pasien dapat

didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu

menghembuskannya. Pasien dapat diposisikan setengah duduk

atau semi fowler. Selanjutnya pasien dianjurkan untuk

belajarduduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian

berjalan sendiri pada hari ke tiga sampai hari ke lima paSectio

caesareaa operasi.

c. Perawatan Luka

Luka insisi diperiksa setiap hari dan jahitan kulit, bila

balutanbasah dan berdarah harus dibuka dan diganti.


12

B. KONSEP DASAR MASA NIFAS

1. Definisi Masa Nifas

Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali

organ kandungan seperti sebelum hamil dan waktu kurang lebih 6

minggu (Walyani & Purwoastuti, 2015).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum

hamil, lama masa nifa yaitu 6-8 minggu (Amru,2012)

Jadi postpartum atau masa nifas (puerperium) adalah masa dimana

kondisi pemulihan sesudah persalinan selesai hingga kembali ke

kondisi sebelum hamil yang terjadi kurang lebih 6-8minggu.

Wanita pasca Sectio caesarea persalinan harus cukup istirahat dengan

tidur telentang selama 8 jam pasca Sectio caesareaa persalinan.

Setelah itu, ibu boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah

terjadinya trombosis dan tromboemboli, hari kedua ibu diperbolehkan

duduk. Pada hari ke tiga ibu dianjurkan berjalan-jalan dan pada hari

keempat atau hari kelima diperbolehkan pulang. Makanan yang

dikonsumsi sebaiknya mengandung protein, sayur-sayuran, dan buah-

buahan (Mochtar,2013).
13

2. Periode Masa Nifas

Adapun tahapan atau periode masa nifas menurut

Walyani & Purwoastuti (2015) menjadi 3, yaitu

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah

diperbolehkanberdiri atau berjalan, serta beraktivitas layaknya

wanitanormal.

b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetaliayang lamanya sekitar 6-8minggu.

c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

dansehatsempurna, terutama bila selama hamil atau waktu

persalinanmempunyaikomplikasi.

3. Perubahan Fisiologis pada Ibu Nifas

Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan

dengan kondisi postpartum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami

perubahan menurut (Wulandari, 2017) setelah melahirkan antara lain :

4. Perubahan Sistem Reproduksi

a. Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi

sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan

pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya (Tinggi

Fundus Uteri).

b. Perubahan Vulva danVagina

Vulva dan vagina mengalami pebekanan serta peregangan yang


14

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dalam beberapa hari

pertama setelah partus keadaan vulva dan vagina masih kendur,

setelah 3 minggu secara perlahan akan kembali ke keadaan

sebelum hamil.

c. Perubahan Perineum

Perineum akan menjadi kendur karena sebeumnya teregang oleh

tekanan kepala bayi dan tapak terdapat robekan jika dilakukan

episiotomi yang akan terjadi masa penyembuhan selama 2

minggu.

d. Perubahan Serviks

Serviks mengalami involusi bersama uterus, setelah persalinan

ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tenagh,

setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

e. Perubahan pada Payudara

Suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan

pembengkakan vaskular sementara, air susu saat diproduksi

diispan di alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan

cara dihisap oleh bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan

laktasi.

f. Perubahan Abdomen

Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi Sectio caesarea

biasanya terdapat luka post Sectio caesarea dengan berbagai

bentuk insisi. Selain luka insisi terdapat perubahan pada pola


15

pencernaan ibu post nifas yang biasanya membutuhkan waktu

sekitar 103 hari agar fungsi saluran cerna dan nafsu makan dapat

kembali normal. Dibandingkan ibu yang melahirkan secara

spontan lebih cepat lapar karena telah mengeluarkan energi yang

begitu banyak pada prosespersalinan.

g. Perubahan Pada Genetalia

Lokhea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea

berbau amis atau anyir dengaan volume yang berbeda-beda pada

setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan

adanya infeksi. Pengeluaran lokhea dibagi berdasarkan jumlah

dan warnanya sebagai berikut :

1) Lokhea Rubra

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa

postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi

darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak

bayi, lanugo (rambut bayi), danmekonium.

2) Lokhea Sanguinolenta

Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta

berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.

3) Lokhea Serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung

serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar


16

pada hari ke-7 sampai harike 14

4) Lokhea Alba

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,

selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati, berupa

cairan putih. Lokhea alba dapat berlangsung selama 2-6

minggu postpartum.

5) Lokhea Purulenta

Lokhea ini disebabkan karena terjadinya infeksi, cairan yang

keluar seperti nanah yang berbau busuk.

6) Lochiostatis

Pengeluaran lokhea yang tidak lancar.


BAB II

TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN

A. ASUHANKEPERAWATAN

1. Pengkajian pada Ibu Post Sectio Caesarea

Pada pengkajian klien dengan sectio caesarea, data yang ditemukan

meliputi distres janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan,

malposisi janin, prolapstali pusat, abrupsi oplasenta dan plasenta previa.

a. Identitas atau biodata klien

Meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,

pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor

registrasi, dan diagnosa keperawatan.

b. Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk

menentukan prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada

post operasi SC biasanya adalah nyeri dibagian abdomen, pusing

dan sakit pinggang.

c. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat pada saat sebelum inpartus di dapatkan cairan yang

keluar pervaginan secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-

tanda persalinan.

17
2) Riwayat kesehatan dahulu

Didapatkan data klien pernah riwayat SC sebelumnya, panggul

sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain

dapat juga mempengaruhi penyakit sekarang.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung, HT,

TBC, DM, penyakit kelamin, abortus yang mungkin penyakit

tersebut diturunkan kepada klien.

d. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala dan Muka

1) Rambut

Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan

rambut,danapakah ada benjolan.

2) Mata

Terkadangadanyapembengkakanpadakelopakmata,konjungt

iva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata

pucat(anemia) karena proses persalinan yang mengalami

perdarahan, sklerakuning.

3) Telinga

Biasanyabentuktelingasimetrisatautidak,bagaimanakebersih

annya,adakah cairanyang keluardaritelinga.

4) Hidung

18
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum

kadang-kadangditemukan pernapasan cuping hidung.

5) Mulutdangigi

Mulutbersih/kotor,mukosabibirkering/lembab.

b. Leher

Saatdipalpasiditemukanada/tidakpembesarankelenjartiroid,karn

aadanya prosespenerangan yang salah.

c. Paru-paru

Kesimetrisan bentuk/postur dada, (gerakan nafas, frekuensi

irama, kedalaman, dan upaya pernafasan), warna kulit, lesi,

edema, pembengkakan/penonjolan, kaji pergerakan dada,

massa dan lesi nyeri, tractile fremitus apakah normal kanan dan

kiri.

d. Jantung

Terjadi peningkatan frekuensi nadi, irama tidak teratur, serta

peningkatan tekanan darah.

e. Payudara

Inspeksi ukuran, bentuk, warna dan kesimetrisan serta palpasi

konsistensi apakah ada nyeri tekan guna menentukan status

laktasi.

f. Abdomen

Apakah kembung, asites, terdapat nyeri tekan, lokasi massa,

lingkar abdomen, bising usus, tampak linea nigra, striae.

19
Terdapat luka operasi sectio caesarea, mengkaji luka jahitan

post sectio caesarea.

g. Ektremitas bawah

Inspeksi ukuran, bentuk, bentuk kesimetrisan, edema, dan

varises. Suhu dan pembengkakan dirasakan dengan palpasi.

Tanda-tanda tromboflebitis yaitu kemerahan, panas, nyeri

tekan, biasanya terjadi pada betis. Tanda hooman, muncul

nyeri betis saat gerakan dorsofleksi.

h. Genetalia

Melihat kebersihan dari genetalia, adanya lesi atau nodul dan

mengkaji keadaan lokhea. Lokhea yang berbau menunjukkan

tanda-tanda resiko infeksi.

e. Nutrisi

Ibu yang menyusui harus mengkonsumsi tambahan Ibu yang

menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari , pil

zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya 40

hari pasca bersalin, makan dengan diet berimbang untuk

mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup ,

mengonsumsi kapsul vitamin A 9200.000) unit, agar bisa

memberikan vitamin A kepada bayinya melalui asinya (Siti, dkk

2013). Makanan bergizii terdapat pada sayur hijau, lauk pauk dan

buahh. Konsumsi sayur hijau seperti bayam, sawi, kol dan sayur

20
hijau lainnya menjadi sumber makanan bergizi. Untuk lauk pauk

dapat memilih daging ayamm, ikan, telur, dan sejenisnya.

f. Pemeriksaan laboratorium

Untuk mengkaji apakah ada anemia, pemeriksaan hitung darahh

lengkap, hematokrit atau haemoglobin dilakukan dalam 2 sampai

48 jam setelah persalinan. Karena banyaknya adaptasi fisiologi saat

wanita kembali ke keadaan sebelum hamil, nilai darah berubah

setelah melahirkan. Dengan rata-rata kehilangan darah 400-500 ml,

penurunan 1g kadar haemoglobin atau 30% nilai hemmatokrit

masih dalam kisaran yang diharapkan. Penurunan nilai yang lebih

besar disebabkan oleh perdarahan hebat saat melahirkan, hemoragi,

atau anemia prenatal.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan

tampak meringis.

b. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan

dengan merasa lemah.

d. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan ASI

dibuktikan dengan ASI belum keluar

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

dibuktikan dengan tidak mampu mandi/berpakaian secara mandiri.

21
f. Gangguan mobilitan fisik berhubungan dengan efek agen

farmakologis (anestesi) dibuktikan dengan fisik lemah.

g. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan prosedur

pembedahan dibuktikan dengan perdarahan.

22
3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa TujuandanKriteriahasil IntervensiKeperawatan


Keperawatan(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera Setelah dikakukan tindakan Observasi:
fisik dibuktikan dengan tampak meringis keperawatan 3x24 jam diharapkan  Identifikasi lokasi, karakteristik,
Tingkat nyeri menurun. frekuensi, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
Kriteria Hasil:  Identifikasi faktor penyebab nyeri
 Keluhan nyeri menurun(5)  Monitor efek samping penggunaan
 Tampak meringis analgetik
menurun(5)
 Sikap protektif menurun (5) Terapeutik:
 Berikan teknik nonfarmakologis
(tarik nafas dalam, kompres hangat
atau dingin)
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri(suhu,

23
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur

24
Edukasi:
 Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi pereda nyeri
 Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
 Anjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian analgetik
(jikaperlu)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan Setelah melakukan tindakan Observasi:
integritas kulit. keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
Tingkat infeksi menurun. lokal dan sistemik
Kriteria Hasil:
Terapeutik:
 Kebersihan luka meningkat(5)
1. Batasi jumlah pengunjung
 Kebersihan badan
2. Berikan perawatan kulit pada area
meningkat(5)
edema
 Nyeri menurun(5)

25
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
4. Pertahankan teknik aseptik pada
pasein beresiko tinggi

Edukasi:

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi


 Ajarkan cuci tangan dengan benar
 Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi:

 Kolaborasi pemberian
antibiotik ataupun imusisasi (jika
perlu)

26
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Setelah melakukan tindakan Observasi:
imobilitas dibuktikan dengan klien merasa keperawaran 3x24 jam
 Identifikasi keterbatasan fungsi dan
lemah. diharapkan Toleransi aktivitas
gerak sendi
meningkat.
 Monitor lokasi dan sifat
Kriteria Hasil:
ketidaknyamanan atau rasa sakit
 Kemudahan dalam melakukan selama bergerak atau beraktivitas
aktivitas sehari-hari
Terapeutik:
meningkat(5)
 Kecepatan berjalan meningkat  Lakukan pengendalian nyeri
(5) sebelum memulai latihan
 Jarak berjalan meningkat(5)  Berikan posisi tubuh optimal untuk
 Perasaan lemah menurun(5) gerakan sendi pasif atau aktif
 Fasilitasi menyusun jadwal latihan
rentang gerak aktif atau pasif
 Berikan penguatan positif untuk
melakukan latihan bersama

Edukasi:

27
 Jelaskan kepada pasien atau
keluarga tujuan dan rencanakan
latihan bersama
 Anjurkan pasien duduk ditempat
tidur, disisi tempat tidur (menjuntai)
atau dikursi
 Anjurkan melakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif secara
sistematis
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Setelah dikakukan tindakan Observasi:
kelemahan fisik dibuktikan dengan tidak mampu keperawatan 3x24 jam diharapkan  Monitor tingkat kemandirian
mandi/berpakaian secara mandiri. Perawatan diri meningkat.  Identifikasi kebutuhan alat bantu
dalam melakukan kebersihan diri,
KriteriaHasil:
berpakaian,berhias, dan makan.
 Kemampuan mandi
 Monitor integritas kulit pasien.
meningkat (5)
 Kemampuan mengenakan
Terapeutik:
pakaian secara mandiri
 Dampingi dalam

28
meningkat(5) melakukan perawatandiri
 Mempertahankan kebersihan  Fasilitasi kemandirian klien
diri meningkat(5)  Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi:
 Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
 Anjurkan ketoilet secara mandiri
5. Gangguan mobilitan fisik berhubungan dengan Setelah dikakukan tindakan Observasi:
efek agen farmakologis (anestesi) dibuktikan keperawatan 3x24 jam  Identifikasi adanya nyeri atau
dengan fisik lemah. diharapkan Mobilitas fisik keluhan fisik lainnya
meningkat.  Identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
KriterianHasil:
Terapeutik:
 Nyeri menurun(5)
 Fasilitas aktivitas mobilisasi
 Kelemahan fisik menurun(5)
denganalatbantu
 Kekuatan otot meningkat(5)
 Libatkan keluarga untuk membantu
 Gerakan terbata smenurun(5)
pasien dalam meningkatkan
pergerakan

29
Edukasi:
 Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
 Anjurkan mobilisasidini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. duduk
di tempat tidur, pindah dari tempat
tidur ke kursi)
6. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan Setelah dikakukan tindakan Observasi:
dengan prosedur pembedahan dibuktikan dengan keperawatan 3x24 jam  Monitor frekuensi dan kekuatan
perdarahan. diharapkan Keseimbangan cairan nadi
meningkat.  Monitor tekanan darah
 Monitor jumlah dan warna urin
Kriteria Hasil:
 Monitor intake dan output
 Asupan cairan meningkat(5) cairan
 Kelembaban membran Terapeutik:
mukosa meningkat(5)  Atur waktu pemantauan sesuai

30
 Membran mukosa dengan kondisi klien
membaik(5)  Dokumentasikan hasilpemantauan
 Turgor kulit membaik(5) Edukasi:
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan

31
4. Teori Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang

dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria

hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam (Potter & Perry, 2011).

Komponen tahap implementasi :

a. Tindakan keperawatan mandiri

b. Tindakan keperawatan kolaboratif

c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan

keperawatan.

5. Teori Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang

telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan

menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,

perencanaan dan pelaksanaan (Mubarak,dkk.,2011).

Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam

Wardani, 2013):

S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh

keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.

O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan

pengamatan yang objektif.

32
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.

P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis. Tugas dari

evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai

dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk

membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati,

2011)

Ada tiga alternative dalam menafsirkan hasil evaluasi yaitu :

a. Masalah teratasi

Masalah teratasi apabila pasien menunjukkan perubahan tingkah laku

dan perkembangan kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan.

b. Masalah sebagian teratasi

Masalah sebagian teratasi apabila pasien menunjukkan perubahan dan

perkembangan kesehatan hanya sebagian dari kriteria pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan.

c. Masalah belum teratasi

Masalah belum teratasi, jika pasien sama sekali tindak menunjukkan

perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan atau bahkan timbul

masalah yang baru.

33
BAB III

LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
Nama : Ny. T
No RM : 001505
Umur : 36 Th
Agama : Kristen
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Pamulang permai, BSI Blok B 11/4 RT
009/RW 005
Diagnosa Medis :

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Umur : 37 Th
Agama : Kristen
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Sarjana
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Pamulang permai, BSI Blok B 11/4 RT
009/RW 005

34
3. Data Umum Kesehatan
Status obstetrikus : P2 A2

No Tipe persalinan BB waktu lahir Usia Janin Keadaan bayi Umur sekarang
waktu lahir
1. Normal 3,100 gr 40 minggu 3 Kulit 10 th
hari kemerahan,
menangis kuat,
bergerak aktif,
usaha bernafas
baik
2. Sectio Caesarea 3,300 gr 40 minggu 4 Kulit 1 hari
hari kemerahan,
menangis kuat,
bergerak aktif,
usaha bernafas
baik

1. Keluhan utama :

Ibu mengatakan nyeri pada bagian perut karena post Sectio Caesarea,

Ibu mengatakan perut seperti ditusuk tusuk, Ibu mengatakan perut

terasa perih, skala nyeri 4. Ibu mengatakan sulit menggerakan

badannya, ibu mengatakan ingin BAK harus dibantu dengan

suaminya, ibu mengatakan masih belum bisa berjalan terlalu jauh

sendiri.

2. Masalah prenatal :

Ibu mengatakan mengalami mual, muntah di trimester pertama

35
3. Riwayat persalinan sekarang :

Pada tanggal 01 Oktober 2021 jam 14.00 WIB pasien dibawa

suaminya ke IGD Rumah Sakit mengaku hamil anak ke dua yang

sebelumnya pernah keguguran 2 kali. Dengan usia kehamilan 40

minggu tidak mengeluh mules dan gagal induksi. Klien masuk ruang

OK pada tanggal 04 Oktober 2021 dan dilakukan persalinan secara

Sectio Caesarea pada jam 11.20 WIB. Setelah 2 jam di ruang

Recovery klien dipindahkan di ruang rawat inap.

4. Riwayat Kesehatan yang lalu :

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan yang lalu, hanya

saja sakit biasa seperti demam, flu dan batuk.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Ibu mengatakan keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit

menular, alergi obat, dan tidak mempunyai penyakit keturunan

6. Riwayat KB :

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat KB

7. Rencana KB :

Ibu mengatakan ingin belum berkeinginan untuk KB

8. Pola Aktivitas Sehari-Hari

Jenis Aktivitas Di rumah Di Rumah Sakit


1. Pemenuhan nutrisi Makan : Makan :
Jenis makanan : nasi + Jenis makanan : nasi +
lauk + sayur + cemilan lauk + sayur + sepotong
roti
Porsi : satu porsi habis Porsi : satu porsi habis

36
Minum : 8-10 gelas Minum : 7-8 gelas perhari
perhari (1 gelas : 200ml) (1 gelas : 200ml)
2. Eliminasi BAK : 5-6 kali/hari BAK : 4-5 kali/hari
BAB : 1-2 kali/hari BAB : 1 kali/hari
3. Istirahat dan tidur Tidur : 7-8 jam perhari 7-8 jam perhari
4. Ambulasi Aktivitas mandiri Aktivitas ke kamar mandi
dibantu oleh suaminya,
karena masih nyeri pada
luka operasi
5. Kebersihan diri/ Mandi 2x sehari Mandi 1x sehari
personal hygiene Sikat gigi 2x sehari Sikat gigi 2x sehari
Ganti pakaian 2x sehari Ganti pakaian 2x sehari

9. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : Compos Mentis dengan GCS E4M6V5

c. Tanda vital :

TD : 120/70 mmHg,

N : 80x/menit,

RR : 19x/menit,

S : 36,50C

d. Kepala

1) Rambut

Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan

rambut,danapakah ada benjolan.

2) Mata

simetris kiri dan kanan konjungtiva tidak anemis, tidak ada

nyeri tekan, sklera berwarna putih

37
3) Telinga

Bentuksimetris, tampak bersih tidak ada cairan yang keluar

4) Hidung

Simetris, tidak ada polip

5) Mulutdangigi

Mulutbersih, mukosabibirlembab, tidak ada sariawan. Gigi

tidak ada karies

e. Leher

Tidak ada pembesarankelenjartiroid

f. Thoraks

1) Jantung

Palpasi : ictus cordis teraba di IC

Auskultasi : suara vesikuler

2) Paru

Inspeksi : simetris kanan kiri

Palpasi : vokal fremitus sama, kanan dan kiri

Perkusi : sonor dikedua lapang paru

Auskultasi : suara vesikuler

3) Payudara :

Simetris kanan kiri, tampak bersih, tidak ada luka, tidak ada

nyeri tekan, aerola menonjol. Kolostrum sudah keluar.

g. Abdomen :

38
Inspeksi : terdapat luka Sectio caesarea bentuk horizontal,

abdomenbagian bawah dengan panjang 10cm dan

lebar 0,3cm. Luka tertutup dengan perban. Luka

tampak ada rembesan darah.Terdapat striae dan

linea nigra

Palpasi : Teraba fundus 2cm dibawah pusat. Uterus teraba

keras. Kandung kemih teraba lunak.

Auskultasi : Bising usus 5x/menit

Perkusi : Hipertimpany

h. Ektremitas :

Kekuatan otot 3333│3333tidak terdapat fraktur, refleks patella (+).

Reflek babinsky dan budzinky (+)

i. Perinium

Utuh, karena persalinan melalui sectio caesarea

39
Genitalia Jumlah Warna Konsistensi Nyeri Bau
 Perdarahan
pervagina :
- Flour albus Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Lochea rubra
400ml Merah segar Lunak Tidak ada Amis
 Luka episiotomy

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

j. Hooman sign : dorfleksi kaki, tidak ada nyeri pada betis

k. Hemoroid : tidak ada

l. Varises : tidak ada

10. Pola interaksi sosial

Orang terdekat pasien adalah keluarga bila ada masalah pasien

mendiskusikan dengan keluarga

a. Kegiatan keagamaan

Ibu berdoa setiap sebelum makan

b. Keadaan psikososial selama sakit:

harapan keluarga pasien lekas sembuh, keluarga pasien berinteraksi

dengan baik dengan petugas kesehatan

11. PemeriksaanPsikososial

Konsep diri : ibu mengatakan bahagia atas kelahiran anak keduanya

Peran diri : ibu mengatakan sudah berpengalaman dalam merawat

bayi anak pertamanya

40
Identitas diri : ibu mengatakan sudah siap menjadi ibu

Harga diri : ibu mengatakan sanggup merawat dan akan berusaha

memberikan ASI eksklusif bayinya

12. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Hubungan Perkawinan

: Keturunan

: Klien

13. Pemeriksaan Penunjang

Tgl Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Interpretasi


01 Hemoglobin 10,3 g/dl P (14-18 ) W(12-16) Normal
Oktob Leukosit 11,0 Ribu/mm3 4.0 – 10.0 Tidak normal
er Trombosit 286 Ribu//mm3 150-450 Normal
2021 Basofil 0 % 0-1 Normal
Batang 4 % 2-6 Normal
Eosinofil 1 % 0-3 Normal

41
Limposit 21 % 20-40 Normal
Monosit 6 % 2-8 Normal
Segmen 68 % 40-70 Normal
HBSAG Negatif Normal

Tgl Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan Interpretasi


04 BLEEDING TIME 3 Menit 1-6 Normal
Oktob
er
2021
CLOTHING TIME 10 Menit 1-15 Normal
Sumber : Laboratorium RS

14. Terapi :

15. Teranol 3x1

16. Nucef 2x1

17. Asi M 2x1

18. Ironyl 1X1

19. Nulacta 1x1

B. ANALISA DATA

NO Data Fokus Problem Etiologi


1 DS : Nyeri akut (D.0077) Agen pencedera fisik,
- Ibu mengatakan nyeri operasi sectio caesarea
pada bagian perut karna
post Sectio Caesarea
- Klien mengatakan perut
seperti ditusuk tusuk
- Klien mengatakan perut

42
terasa perih
DO :
- Klien meringis kesakitan
- Uterus teraba keras
P : Nyeri dibagian perut
bawah.
Q : Nyeri seperi ditusuk-
tusuk
R : Nyeri dirasakan
sampai kepinggang
bagian belakang
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri dirasakan saat
aktivitas.
2 DS : Gangguan mobilitas fisik Nyeri post Sectio Caesarea
- klien mengatakan sulit (D.0054)
menggerakan badannya.
- klien mengatakan ingin
BAK harus dibantu dengan
suaminya.
- Klien mengatakan masih
belum bisa berjalan terlalu
jauh sendiri

DO
- klien tampak kesusahan
untuk miring kanan dan
kiri
- klien tampak dibantu oleh
suaminya.
- klien tampak lemah.

3 DS : Resiko Infeksi (D.0142) Luka post section caesarea

43
DO :
- Terdapat luka post sectio
caesarea sepanjang 10cm
- Luka tampak terbalut
perban
- Perban tampak terlihat
rembesar
- Leukosit : 10.6 ribu/mm3

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut bd agen pencedera fisik, operasi sectio caesarea


2. Gangguan mobilitas bd adanya luka post sectio caesarea
3. Resiko infeksi bd adanya luka post sectio caaesarea

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (1.08238)
bd agen tindakan keperawatan Observasi
pencedera selama 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fisik, diharapkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
operasi menurun dengan 2. Identifikasi skala nyeri
sectio kriteria hasil : 3. Identifikasi skaa nyeri non verbal
caesarea Tingkat nyeri 4. Monitor efek samping penggunaan
1. Keluhannyerimenu analgetik
run(5) Terapeutik
2. Tampakmeringis 5. Berikan tekhnik non farmakologis untuk
menurun(5)
mengurangi rasa nyeri (terapi musik,
3. Sikapprotektifmenur
un (5) terapi pijat,kompres hangat, dll)
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi

44
7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8. Anjurkan menggunakan anakgetik secara
tepat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
mobilitas bd tindakan keperawatan Observasi
adanya luka selama 3x24 jam 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
post sectio diharapkan mobilitas fisik lainnya
caesarea fisik meningkat dengan 2. Identifikasi melakukan pergerakan
kriteria hasil : 3. Monitor kondisi umum selama
Mobilitas Fisik melakukan mobilisasi
1. Pergerekan Terapeutik
ekstremitas 4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi ditempat
meningkat (5) tidur
2. Kekuatan otot 5. Libatkan keluarga untuk membantu
meningkat (5) melakukan pergerakan
3. Rentang gerak Edukasi
(ROM) meningkat 6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
(5) 7. Anjurkan mobilisasi dini (duduk ditempat
4. Nyeri menurun (5) tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
3 Resiko Setelah dilakukan Observasi:
infeksi bd tindakan 1. Monitortandadangejalainfeksilokalda
adanya luka n sistemik
keperawatan selama
post sectio Terapeutik:
3x24 jam
caaesarea
diharapkanTingkatin 2. Anjurkan kecukupan nutrisi, cairan,
feksimenurun. dan istirahat
3. Kelola antibiotik sesuai resep
KriteriaHasil:
(clindamycin 3x1)
 Kebersihanlukam 4. Berikanperawatankulitpadaareaedem
eningkat(5) a
5. Cucitangansebelumdansesudahkonta
 Kebersihanbadan
kdenganpasiendanlingkunganpasien

45
meningkat(5) 6. Pertahankanteknikasepticpadapasein
 Nyerimenurun(5) beresiko tinggi

E. CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl/Jam Diagnosa Implementasi SOAP


04 Oktober Nyeri akut bd agen Observasi S:
2021 pencedera fisik, 1. Mengidentifikasi lokasi - Ibu mengatakan
Jam 09.00 operasi sectio dibagian perut bawah, nyeri pada bagian
caesarea karakteristik, durasi setiap 5 perut karena post
menit, frekuensi, kualitas, Sectio Caesarea
intensitas nyeri. O:
2. Mengidentifikasi skala nyeri P : klien mengatakan
6 nyeri perut bagian
Terapeutik bawah.
1. Memberikan tekhnik non Q : nyeri seperi
farmakologis untuk ditusuk-tusuk
mengurangi rasa nyeri (tarik R : nyeri dirasakan
nafas dalam) sampai kepinggang
Edukasi bagian belakang
1. Menganjurkan memonitor S : Skala nyeri 4
nyeri secara mandiri T : Nyeri dirasakan
2. Menganjurkan saat aktivitas.
menggunakan analgetik
(asam mefanamat 3x1) - klien tampak
Kolaborasi meringis kesakitan
1. Mengkolaborasi pemberian - uterus teraba
analgetik (asam mefanamat membulat
3x1) A : Nyeri belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan

46
05 Oktober Nyeri akut bd agen Observasi S:
2021 pencedera fisik, 1. Mengidentifikasi lokasi P : klien mengatakan
10.00 operasi sectio dibagian perut bawah, perut bagian bawah
caesarea karakteristik, durasi setiap 5 masih nyeri
menit, frekuensi, kualitas, Q : nyeri seperi
intensitas nyeri. ditusuk-tusuk
2. Mengidentifikasi skala nyeri R : Nyeri dirasakan
6 sampai kepinggang
Terapeutik bagian belakang
1. Memberikan tekhnik non S : Skala nyeri 3
farmakologis untuk T : Nyeri dirasakan
mengurangi rasa nyeri (tarik saat aktivitas.
nafas dalam)
Edukasi O:
3. Menganjurkan memonitor - klien masih tampak
nyeri secara mandiri meringis kesakitan
4. Menganjurkan - uterus masih teraba
menggunakan analgetik membulat
(asam mefanamat 3x1)
Kolaborasi A:
1. Mengkolaborasi pemberian Masalah belum
analgetik (asam mefanamat teratasi
3x1)
P : Intervensi
dilanjutkan

06 Oktober Nyeri akut bd agen Observasi S:


2021 pencedera fisik, 1. Mengidentifikasi lokasi P : klien mengatakan
Jam 15.00 operasi sectio dibagian perut bawah, perut bagian bawah
caesarea karakteristik, durasi setiap 5 masih sedikit nyeri
menit, frekuensi, kualitas, Q : nyeri seperti
intensitas nyeri. ditusuk-tusuk
2. Mengidentifikasi skala nyeri R : Nyeri dirasakan

47
6 sampai kepinggang
Terapeutik bagian belakang
1. Memberikan tekhnik non S : skala nyeri 2
farmakologis untuk T : nyeri dirasakan
mengurangi rasa nyeri (tarik saat aktivitas
nafas dalam)
Edukasi O:
1. Menganjurkan memonitor - klien terlihat
nyeri secara mandiri sedikit nyeri
2. Menganjurkan A:masalah belum
menggunakan analgetik teratasi
(asam mefanamat 3x1) P:
Kolaborasi Intervensi di hentikan
1. Mengkolaborasi pemberian (pasien pulang)
analgetik (asam mefanamat
3x1)

48
Tgl/Jam Diagnosa Implementasi SOAP
04 Oktober Gangguan mobilitas 1. Mengidentifikasi adanya S :
2021 bd adanya luka post nyeri di bagian perut bawah - klien mengatakan
Jam 09.00 sectio caesarea atau keluhan fisik lainnya sulit menggerakan
2. Mengidentifikasi melakukan badannya.
pergerakan miring kanan - klien mengatakan
kiri, duduk, berjalan. jika ingin BAK
3. Memonitor frekuensi jantung harus dibantu
dan tekanan darah sebelum dengan suaminya.
memulai mobilisasi
4. Memonitor kondisi umum O :
selama melakukan mobilisasi - klien tampak
Terapeutik kesusahan untuk
1. Memfasilitasi aktivitas miring kanan dan
mobilisasi ditempat tidur kiri
2. Melibatkan keluarga untuk - klien tampak
membantu melakukan dibantu oleh
pergerakan suaminya.
Edukasi - klien tampak lemah.
1. Menganjurkan melakukan
mobilisasi dini A : Masalah belum
2. Menganjurkan mobilisasi teratasi
sederhana yang harus dilakukan P : Intervensi
(duduk tempat duduk, duduk dilanjutkan
disisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi.
05 Oktober Gangguan mobilitas 1. Mengidentifikasi adanya S:
2021 bd adanya luka post nyeri di bagian perut bawah - klien mengatakan
Jam 11.00 sectio caesarea atau keluhan fisik lainnya sudah bisa duduk
2. Mengidentifikasi melakukan dan berdiri tanpa
pergerakan miring kanan dibantui suaminuya
kiri, duduk, berjalan. - klien mengatakan

49
3. Memonitor frekuensi jantung jika ingin BAK
dan tekanan darah sebelum sudah bisa sendiri
memulai mobilisasi tanpa dibantu
4. Monitor kondisi umum suaminya
selama melakukan mobilisasi
Terapeutik O:
3. Memfasilitasi aktivitas - klien tampak sudah
mobilisasi ditempat tidur bisa melakukan
4. Melibatkan keluarga untuk aktivitas tanpa
membantu melakukan bantuan suaminya
pergerakan - klien tampak bisa ke
Edukasi kamar mandi sendiri
2. Menganjurkan mobilisasi tanpa dibantu
sederhana yang harus dilakukan suaminya
(duduk tempat duduk, duduk A : Masalah teratasi
disisi tempat tidur, pindah dari P : Intervensi
tempat tidur ke kursi. dihentikan

50
Tgl/Jam Diagnosa Implementasi SOAP
04 Resiko Observasi: S:
Oktober infeksi 1. Monitortandadangejalainfeksil O:
2021 bd okaldan sistemik - Terdapat luka post sectio caesarea
Jam 13.00 adanya sepanjang 10cm
Terapeutik:
luka post - Luka tampak terbalut perban
sectio 1. Menganjurkan kecukupan - Perban tampak terlihat rembesan
caaesarea nutrisi, cairan, dan istirahat - Leukosit : 10.6 ribu/mm3

2. Cucitangansebelumdansesudah A : Masalah belum teratasi


P : intervensi dilanjutkan
kontakdenganpasiendanlingkun
ganpasien
3. Pertahankanteknikasepticpadap
aseinberesiko tinggi
Kolaborasi
4. Mengelola antibiotik sesuai
resep (clindamycin 3x1)

05 Resiko Observasi: S :=
Oktober infeksi 2. Monitortandadangejalainfeksil O:
2021 bd okaldan sistemik - Terdapat luka post sectio caesarea
Jam 09.00 adanya sepanjang 10cm
Terapeutik:
luka post - Luka tampak terbalut perban
sectio 5. Menganjurkan kecukupan - Perban tampak terlihat rembesan
caaesarea nutrisi, cairan, dan istirahat - Leukosit : 10.6 ribu/mm3

6. Cucitangansebelumdansesudah A : Masalah belum teratasi


P : intervensi dilanjutkan
kontakdenganpasiendanlingkun
ganpasien
7. Pertahankanteknikasepticpadap
aseinberesiko tinggi
Kolaborasi
8. Mengelola antibiotik sesuai

51
resep (clindamycin 3x1)
06 Resiko Observasi: S :=
Oktober infeksi 3. Monitortandadangejalainfeksil O:
okaldan sistemik
2021 bd - Terdapat luka post sectio caesarea
Jam 10.00 adanya Terapeutik: sepanjang 10cm
luka post - Luka tampak terbalut perban
9. Menganjurkan kecukupan
sectio nutrisi, cairan, dan istirahat - Perban tampak terlihat rembesan
caaesarea 10. Cucitangansebelumdansesudah - Leukosit : 10.6 ribu/mm3
kontakdenganpasiendanlingkun A : Masalah belum teratasi

ganpasien P : intervensi dihentikan, pasien

11. Pertahankanteknikasepticpadap pulang

aseinberesiko tinggi
Kolaborasi
12. Mengelola antibiotik sesuai
resep (clindamycin 3x1)

52
BAB III

SARAN DAN KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan umum dari hasil studi kasus ini yaitu: asuhan keperawatan pada

post op sectio caesarea diagnosa keperawatan nyeri akut dalam terapi telaksai

mampu mengurangi skala nyeri. Kesimpulan secara khusus dari hasil studi

kasus ini yaitu pengkajian di lakukan dengan menggunakan format nyeri akut,

sehingga ditemukan data tentang keluhan nyeri pada klien sesuai dengan

pengkajian PQRST .

1. Diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu Nyeri akutberhubungan

dengan agen cedera fisik, Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

luka post sectio caesarea, resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

post sectio caaesarea, diagnosa ini di dukung oleh data yang ditemukan

dari hasil pengakijan. Namun pada kasus kali ini kelompok tidak

mengkaji tentang menyusui ASI.

2. Intervensi dalam membuat rencana keperawatan disesuaikan dengan

situasi dan kondisi klien serta kondisi lingkungan.

3. Impelemtasi tindakan keperawatan pada klien Ny. J disesuaikan dengan

rencana keperawatan yang sebelumnya tersusun dan sesuaikan dengan

konsidi klien pada pelaksanaan, tidak semua tindakan dapat tercapai

karena keterbatan waktu .

4. Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses yang berfungsi untuk

menilai hasil tindakan keperawatan dan rencana keperawatan sebagai tolak

53
ukur dan evaluasi dilakukan merupakan evaluasi diri jangka pendek,

sedangkan tujuan jangka panjang belum dapat teratasi karena

membutuhkan waktu yang cukup lama.evaluasi yang didaptkan pada N

y.J. Masalah sudah teratasi dan klien sudah pulang.

B. SARAN

1. Bagi Rumah Sakit

Dapat menambah dan mengebangkan ilmu yang sudah ada serta

meningkatkan mutu pelayanan kesehtan khususnya untuk memberikan

asuhan keperawatan pada pasien post op section ceaser dalam

pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

2. Bagi Klien

Agar selalu memperhatikan serta tidak melakukan hal – hal yang

menyingpang dari petunjuk dokter atau perawat. Bila dirumah harus

dapat melakukan perawatan diri dan bertambah pengetahuan tentang

post Sectio caesarea

3. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam

mengasuh klien post sectio caesarea.

4. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset,

khususnya studi kasus tentang pelaksaan pemenuhan kebutuhan rasa

nyam pasien post sectio caesarea.

54
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnose Medis &

SDKI, SIKI, SLKI. Media Action Publishing : Yogyakarta

Amru, Sofian. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri :Obstetri Operatif edisi 3

jilid 1&2. EGC : Jakarta

Manuaba. 2012. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Mochtar, Rustam. 2013. Sinopsis Obstetri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawtan Praktis berdasarkan

Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc dalam berbagai Kasus. Yogyakarta :

Mediaction

Perry & Potter. 2011. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik.

Jaarta : EGC

Purwoastuti, E., Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan

Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Setiadi, 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Soleharti, Tetti. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan

Maternitas. Bandung : PT Refika Aditama

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI

55
LAMPIRAN

56
Lampiran 1
Identitas Pasien

57
58
Lampiran 2
Hasil Laboratorium pasien

59
60

Anda mungkin juga menyukai