Anda di halaman 1dari 37

MANAJEMEN BENCANA

Pengertian Bencana :

Disasters (bencana) adalah


kerusakan yang serius akibat
phenomena alam luar biasa dan/atau
disebabkan oleh ulah manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa,
kerugian material dan kerusakan
lingkungan yang dampaknya
melampaui kemampuan masyarakat
setempat untuk mengatasinya,
sehingga membutuhkan bantuan dari
luar;
DISASTER = HAZARD + VULNERABILITY :

Hazards adalah ancaman/bahaya yang ditimbulkan oleh


phenomena alam yang luar biasa yang berpotensi
merusak atau mengancam kehidupan manusia,
menyebabkan kehilangan harta-benda, mata
pencaharian, dan/atau kerusakan lingkungan.
Misal : tanah longsor, banjir, gempa-bumi, letusan
gunung api, kebakaran dll;

Vulnerability (kerentanan) adalah keadaan


atau kondisi yang mengurangi kemampuan
masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk
menghadapi bahaya atau ancaman bencana;

Risk (resiko), kemungkinan dampak yang


merugikan yang diakibatkan oleh hazard
dan/atau vulnerability;
Kesiapsiagaan Bencana :
Upaya-upaya yang memungkinkan
masyarakat (individu, kelompok,
organisasi) dapat mengatasi bahaya
peristiwa alam, melalui pembentukan
struktur dan mekanisme tanggap
darurat yang sistematis;

Tujuan : untuk meminimalkan korban


jiwa dan kerusakan sarana-sarana
pelayanan umum;
Kesiapsiagaan Bencana meliputi :
upaya mengurangi tingkat resiko,
formulasi Rencana Darurat Bencana
(Disasters Plan), pengelolaan
sumber-sumber daya masyarakat,
pelatihan warga di lokasi rawan
bencana;
Mitigasi :
Serangkaian tindakan yang dilakukan
sejak dari awal untuk menghadapi
suatu peristiwa alam – dengan
mengurangi atau meminimalkan
dampak peristiwa alam tersebut
terhadap kelangsungan hidup manusia
dan lingkungan hidupnya (struktural);

Upaya penyadaran masyarakat


terhadap potensi dan kerawanan
(hazard) lingkungan dimana mereka
berada, sehingga mereka dapat
mengelola upaya kesiapsiagaan
terhadap bencana;
• Pembangunan dam penahan
banjir atau ombak;
• Penanaman pohon bakau;
• Penghijauan hutan;
JENIS KEJADIAN BENCANA

• Sudden onset (terjadi secara tiba-tiba). Tidak ada petanda


awal, tidak ada waktu untuk bersiap-siap menghadapinya,
misal : gempa bumi, tsunami;
• Slow onset (terjadi secara perlahan). Terdapat petanda
awal, kemudian menjadi situasi darurat, dan terakhir menjadi
bencana, misal : kekeringan, banjir, perselisihan sosial;
SIKLUS BENCANA

BENCANA Tanggap Darurat


Mitigasi dan
Pencegahan
Program2 Ops. Relief
Mitigasi dan Pemenuhan
Kesiapsiagaan kebutuhan dasar

Pembangunan Normalisasi
Analisis kapasitas Kehidupan
dan kerentanan Perbaikan
sarana

Rekonstruksi Rehabilitasi

7
Tahap Kesiapsiagaan
Ada 9 kegiatan dlm tahap kesiapsiagaan:
Penilaian Risiko (risk assessment)
Perencanaan Siaga (contingency planning)
Mobilisasi Sumberdaya (resource
mobilization)
Pendidikan dan Pelatihan (training &
education)
Koordinasi (coordination)
Mekanisme Respon (response mechanism)
Peringatan Dini (early warning)
Manajemen Informasi (information systems)
Gladi / Simulasi (drilling/simulation)
Tanggap Darurat Bencana :
Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat
menyusul terjadinya suatu peristiwa bencana,
termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan
(damage and needs assessment), penyaluran
bantuan darurat, upaya pertolongan, dan
pembersihan lokasi bencana;

Tujuan :
Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia;
Mengurangi penderitaan korban bencana;
Meminimalkan kerugian material;
Rehabilitasi :

Serangkaian kegiatan yang dapat membantu korban


bencana untuk kembali pada kehidupan normal yang
kemudian diintegrasikan kembali pada fungsi-fungsi yang
ada di dalam masyarakat. Termasuk didalamnya adalah
penanganan korban bencana yang mengalami Trauma
Psychologis;

Misalnya: Renovasi atau perbaikan sarana-sarana umum,


perumahan dan tempat penampungan sampai dengan
penyediaan lapangan kegiatan untuk memulai hidup baru;
Rekonstruksi :

Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti


sebelum terjadinya bencana, termasuk pembangunan
infrastruktur, menghidupkan akses sumber-sumber ekonomi,
perbaikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat;

Berorientasi pada pembangunan - tujuan : mengurangi


dampak bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat
secara ekonomis pada masyarakat;
Kerentanan (Vulnerability) :

Vulnerability adalah keadaan atau kondisi yang mengurangi kemampuan masyarakat


untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana;

Faktor yang mempengaruhi tingkat kerentanan :


• Sifat alamiah dari wilayah yang bersangkutan;
• Kedekatannya dengan sumber bahaya bencana;
• Konstruksi bangunan yang ada di atas wilayah tersebut;
• Kemiskinan;
• Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk;
• Urbanisasi
• Perubahan praktik-praktik kebudayaan;
• Degradasi lingkungan;
• Kurangnya kesadaran dan minimnya informasi;
• Ketidakstabilan politik dan keamanan;
Jenis-Jenis Kerentanan
1. Kerentanan Phisik

Berkenaan dengan hasil karya manusia seperti infrastruktur, konstruksi


bangunan, area pemukiman dan lingkungan alam seperti areal pertanian,
kehutanan, budidaya air, dan hasil-hasil produksi.

2. Kerentanan Sosial Budaya

Terdapat 5(lima) hal yang perlu diperhatikan dalam menilai kerentanan sosial
budaya :
• Kategori kelompok rentan dalam masyarakat (balita, ibu hamil/menyusui, lansia,
penyandang cacad phisik/mental);
• Matapencaharian yang beresiko;
• Kepadatan penduduk;
• Persepsi masyarakat terhadap resiko;
• Ketiadaan institusi sosial budaya;
3. Kerentanan Organisasi/Institusional

• Eksistensi Institusi setempat (Pemerintah/Swasta) yang terkait dengan


upaya penanggulangan bencana;
• Pedoman dan Kebijakan Institusi terkait upaya PB;
• Koordinasi dan Kerjasama antara Institusi yang terkait tersebut;
• Konsistensi dan komitmen institusi-institusi terkait dalam upaya PB;

4. Kerentanan Ekonomi

Terdapat 2(dua) hal yang menyebabkan kerentanan ekonomi :


• Potensi kehilangan sumber-sumber ekonomi secara langsung;
• Potensi kehilangan sumber-sumber ekonomi secara tidak langsung;
5. Kerentanan Sikap dan Motivasi

Berekenaan dengan persepsi masyarakat tentang bencana dan kemampuan


mereka untuk mengurangi atau mengatasi dampak bencana – hal mana juga
tercermin dalam penetapan prioritas upaya penanggulangan bencana;

Contoh penggunaan istilah Hazard, Vulnerability dan Risk :


• Gunung Api adalah Hazard;
• Terdapat resiko (Risk) dari letusan gunung api;
• Desa kami sangat rentan/rawan (Vulnerable) karena kami tinggal dekat dengan
gunung api, oleh karena itu sangat beresiko (High-Risk) terhadap bencana;
• Terdapat ancaman apabila gunung api itu meletus dan menghancurkan desa
kami;
Resiko
• Kemungkinan menghadapi bahaya, kerusakan dan kehilangan sehubungan dengan
terjadinya peristiwa bencana di masa depan;
• Dalam pengertian yang relatif, biasanya digambarkan dengan istilah “Resiko Tinggi” (high-
risk), “Moderate” (rata-rata), “Low Risk” (resiko rendah) untuk menunjukkan tingkat
kemungkinannya;

Menentukan Tingkat Resiko

• Menentukan probabilitas (kemungkinan) kejadian dan tingkat kerusakan/keparahannya;


• Menginventarisir elemen-elemen yang paling beresiko terkena dampak peristiwa alam,
dan membuat estimasi angka kerugian (lokasi pemukiman, jumlah penduduk, kegiatan
ekonomi, peralatan, perumahan, sarana pelayanan, infrastruktur, pertanian dan
peternakan);
• Kerentanan (Vulnerability) – semakin besar faktor kerentanannya akan semakin besar pula
tingkat resiko yang akan dihadapi;
Disaster = Hazard x Risk

Risk = Hazard x Vulnerability


KERENTANAN
Adalah tingkat dimana sebuah
masyarakat, struktur, layanan, atau
daerah geografis yang
berpotensi/mngkin rusak atau
terganggu oleh dampak bahaya
tertentu karena sifat2nya,
konstruksinya, dan dekat dengan
daerah berbahaya atau daerah yang
rawan/rentan
JENIS2 KERENTANAN
• Kerentanan fisik/materi
• Kerentanan sosial budaya
• Kerentanan keorganisasian/kelembagaan
• Kerentanan ekonomi
• Kerentanan sikap/motivasi
Kerentanan fisik
Berhubungan erat dengan
lingkungan infrastruktur buatan
manusia serta lingkungan
pertanian alam, kehutanan
• (jalan, jembatan, puskesmas, pelabuhan,
bandara, terminal angkutan, sekolah,
pasar, KUD, tempat pelelangan ikan,
rumah gadai, tempat ibadah, sarana
rekerasi, perkantoran, pertokoan)
Kerentanan sosial budaya

Unsur2 atau faktor2


kerentanan secara demografis
seperti kepadatan penduduk
dan tingkat kewaspadaan
(hubungan keluarga)
Kerentanan kelembagaan

Berbagai faktor yang


berasal dari hal-hal
keorganisasian atau
kelembagaan
(organisasi, kelembagaan,
jaringan sosial)
Kerentanan Ekonomi

Berkaitan erat dengan cara


orang mencari nafkah dan
mata pencaharian mereka
(mata pencaharian,
keuangan, akses pinjaman
Kerentanan sikap/motivasi

Anggapan/pendapat
seseorang atas resiko serta
kemampuannya untuk
mengurangi dan mengatasi
bencana
GARIS BESAR ORANG RENTAN
• Mengabaikan kerentanan atau adanya
persepsi yg terbatas mengenai resiko
• Kepentingan, kekuasaan & keinginan yg
terbatas untuk mengubah kerentanan
• Kepemimpinan yang lemah dan tidak
efektif unutuk memperbaiki kondisi
• Pilihan yang sangat sedikit atau bahkan
tidak ada pilihan sama sekali
KAPASITAS
Kemampuan potensial
sesungguhnya yang ada di dlm
masyarakat utk menghadapi
bencana lewat berbagai sumber
daya manusia atau materi untuk
membantu pencegahan dan TD
yang efektif
PENGGOLONGAN KAPASITAS
• Kapasitas fisik
• Kapasitas sosial ekonomi
• Kapasitas
keorganisasian/kelembagaan
• Kapasitas ekonomi
• Kapasitas bersikap/memotivasi
RESIKO
Suatu peluang dari timbulnya akibat
buruk atau kemungkinan kerugian
dalam hal kematian, luka-luka,
kehilangan dan kerusakan harta
benda, gangguan kegiatan mata
pencaharian dan ekonomi atau
kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan interaksi antara ancaman
bencana dan kerentanan
PENGURANGAN RESIKO ???
Upaya terpadu yg dilaksanakan oleh
masyarakat dan mitra setempat untuk
mengurangi kerentanan yg ada di
masyarakat dan meningkatkan kapasitas
masyarakat utk dpt menanggulangi
dampak dari bencana, wabah penyakit,
masalah kesehatan, lingkungan dsb
Mengurangi Risiko Bencana

Dapat dilakukan dengan cara:


• Mengurangi Ancaman Bahaya
• Mengurangi Kerentanan
• Meningkatkan Kemampuan
• Menghindarkan Pemicu Kejadian
• Melakukan Kesiapsiagaan
Strategi Mengurangi Risiko
Bencana

Ancaman X Ke-Rentan-an
RB =
Ke-Mampu-an
PENENTUAN RESIKO
• Kemungkinan terjadinya bahaya : alamiah
atau bhy tehnologi disuatu daearah/lokasi
• Unsur Resiko : Mengidentifkasi serta
membuat penemuan ttg data penduduk,
bangunan, atau unsur lain yg trtimpa
bencana saat bahaya terjadi
• Kerentanan unsur-unsur yang beresiko :
Sejauh mana kerusakan bangunan atau
manusia atau unsur lain saat harus
mengalami beberapa tingkatan bahaya
• Dilihat dari letak geografisnya : Adalah hal
yg lazim di Indonesia terjadi banyak
bencana alam. Namun pada
kenyataannya dlm beberapa tingkatan
perencanaan bisa pula dilakukan utk
hampir semua bencana
DAMPAK BENCANA BAGI
MANUSIA & LINGKUNGANNYA
• Fisik/lingkungan dan kesehatan
• Kelembagaan/keorganisasian
• Sosial/budaya
• Ekonomi
• Sikap motifasi
Isu penting
Pergeseran paradigma dan pendekatan
penanggulangan bencana dari:
– Tanggap darurat ke Pengurangan
Risiko
– Sektoral menjadi Terpadu
– Sentralistis ke Desentralisasi
– Tugas Pemerintah ke Berbasis
Komunitas
TUGAS

Silahkan analisa lingkungan


disekitar anda, kemudian
simpulkan HVCR/BKRK nya

Anda mungkin juga menyukai