Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“Gangguan Sistem Muskuloskeletal pada Dewasa Fraktur ” 

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Muskuloskeletal

Dosen Pembimbing: Anggriyana Tri Widianti, M.Kep.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1

Ajeng Oktarani Nabila NIM. 032015001

Ananda Herdanta Sobandi NIM. 032015002

Aulia Rizkyah NIM. 032015004

Citra Algiatie Subagja NIM. 032015006

Citra Octaliani Charlida NIM. 032015007

Dewin Sri Rahayu NIM. 032105008

Diana Anwar NIM. 032015009

DDiin yu Mardiani NIM. 032015010


This website stores data such asnaa
cookies to enable essential site AA
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.
OGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
PPRR
P rivacy Policy TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

Marketing
2017
Personalization
Analytics
Save Accept All
 

KATA PENGATAR

Assalamualaikumwr.wb.

harapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang “Gangguan Sistem Muskuloskeletal pa

harap untuk para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena

dari semua pihak masih kami harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

Wassalamu’alaikum.wr.wb. 

Bandung, 29 September 2017


This website stores data such as
cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.
Penyusun
P rivacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All


i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................4
A. Definisi............................................................................................................... 4

B. Klasifikasi........................................................................................................... 4
C. Etiologi............................................................................................................... 6
D. Patofisiologi....................................................................................................... 7
E. Tanda dan Gejala................................................................................................7
F. Komplikasi.......................................................................................................... 8
G. Pemeriksaan Diagnostik....................................................................................9
H. Penatalaksanaan.................................................................................................9
BAB III PENUTUP.................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................... 15

B. Saran................................................................................................................. 15
DDAAFFTTAA AKA 
RRsuch as
This website stores data
PPUUSSTT
cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.

P rivacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All


ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau
tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008).
Dikehidupan sehari hari yang semakin padat dengan aktifitas masingmasing
manusia dan untuk mengejar perkembangan zaman, manusia tidak akan
lepas dari fungsi normal musculoskeletal terutama tulang yang menjadi alat
gerak utama bagi manusia, tulang membentuk rangka penujang dan
 pelindung bagian tubuh dan tempat untuk melekatnya otototot yang
menggerakan kerangka tubuh,. namun dari ulah manusia itu sendiri, fungsi
tulang dapat terganggu karena mengalami fraktur. Fraktur biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan

menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap
(Mansjoer, 2008).

Fraktur Cruris merupakan suatu istilah untuk patah tulang tibia dan fibula
yang biasanya terjadi pada bagian proksimal, diafisis, atau persendian
 pergelangan kaki. Pada beberapa rumah sakit kejadien fraktur cruris
 biasanya banyak terjadi oleh karena itu peran perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan trauma musculoskeletal pada fraktur cruris akan
semakin besar sehingga di perlukan pengetahuan mengenai anatomi,
fisiologi, dan patofisiologi tulang normal dan kelainan yang terjadi pada
 pasien dengan fraktur cruris (Depkes RI, 2005).

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat di tahun 2011 terdapat lebih


dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar
11..33 ang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan
jjuuttaa
This website stores data such as liki prevalensi cukup tinggi yaitu insiden fraktur ekstrimitas
oorr
cookies to enable essential site
tar 40% dari insiden kecelakaan yang terjadi. 2 Fraktur suatu
yyaanngg
functionality, as well as marketing,
mmeemmii
personalization, and analytics. You keadaan dimana terjadi diintegritas pada tulang. Penyebab ya
may change your settings at  bbaawwaa
any time adalah insiden kecelakaan, tetapi factor lain seperti proses dan
or accept the default settings.
hh osteoporosis juga dapat berpengaruh terhadap terjadinya
sseekkii pkes RI, 2011).
P rivacy Policy mmeerruup
an lalu lintas dan kecelakaan kerja merupakan suatu keadaan
Marketing paakkaann
di inginkan yang terjadi pada semua usia dan secara mendadak.
Personalization
tteerrbbaan
dian kecelakaan lalu lintas di kota Semarang sepanjang tahun
nyyaakknn
Analytics

Save Accept All


1
2

2011 mencapai 217 kasus, dengan korban meninggal 28 orang, luka berat 40
orang, dan luka ringan sejumlah 480 orang ( Polda Jateng, 2011).

Berbagai penyebab fraktur diantaranya cidera atau benturan, faktor


 patologik,dan yang lainnya karena faktor beban. Selain itu fraktur akan
 bertambah dengan adanya komplikasi yang berlanjut diantaranya syok,
sindrom emboli lemak, sindrom kompartement, kerusakan arteri, infeksi,
dan avaskuler nekrosis. Komplikasi lain dalam waktu yang lama akan
terjadi mal union, delayed union, non union atau bahkan perdarahan (Price,
2005).

Berbagai tindakan bisa dilakukan di antaranya rekognisi, reduksi, retensi,


dan rehabilitasi. Meskipun demikian masalah pasien fraktur tidak bisa
 berhenti sampai itu saja dan akan berlanjut sampai tindakan setelah atau
 post operasi. Fenomena yang ada di rumah sakit menunjukan bahwa pasien
di rumah sakit mengalami berbagai masalah keperawatan diantaranya nyeri,
kerusakan mobilitas, resiko infeksi, cemas, bahkan gangguan dalam
 beribadah. Masalah tersebut harus di antisipasi dan di atasi agar tidak terjadi
komplikasi. Peran perawat sangat penting dalam perawatan pasien pre dan
 post operasi terutama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien.

B.  Tujuan
1.   Jelaskan pengertian Fraktur!
2.  Sebutkan klasifikasi Fraktur!
3.  Sebutkan etiologi Fraktur!
4.   Jelaskan patofisiologi Fraktur!
5.   Sebutkan tanda dan gejala Fraktur!
6.  Sebutkan komplikasi Fraktur!
77..   pemeriksaan diagnostik Fraktur!
This website stores data suchSSeebbuutt
as
kkaann
cookies to enable essential site na penatalaksanaan pada Fraktur? 
functionality, as well as marketing,
88..
personalization, and analytics.   
You
Masalah
may change your settings atBBaaggiiaa
any time
mmaa
or accept the default settings. hui pengertian Fraktur
hui klasifikasi Fraktur
CC..  RRuum
P rivacy Policy
muussaann hui etiologi Fraktur
Marketing 11..   hui patofisiologi Fraktur
Personalization MMeenngghui tanda dan gejala Fraktur
Analytics eettaa 22..   hui komplikasi Fraktur

Save MMeenngg
Accept All
7.  Mengetahui pemeriksaan diagnostik Fraktur
8.  Mengetahui penatalaksanaan Fraktur 

This website stores data such as


cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.

P rivacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All


 

BAB II
TINJAUAN TEORI

 Def i n i s i
A. F r a k t ur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menetukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap.

Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada


fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada
 beberapa keadaan trauma muskuloskeletal, fraktur dan dislokasi terjadi
 bersamaan. Hal ini terjadi apabila di samping kehilangan hubungan yang
normal antara kedua permukaan tulang disertai pula fraktur persendian
tersebut.

B.  Klasifikasi
Klasifikasi fraktur dapat dibagi dalam klasifikasi penyebab, klasifikasi
 jenis, klasifikasi klinis, dan klasifikasi radiologis.

1.   Klasifikasi penyebab
a.  Fraktur traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan
kekuatan yang besar. Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut
sehingga terjadi fraktur.
 b.  Fraktur patologis
Disebabkan oleh kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan
 patologis di dalam tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerah-daerah
tulang yang telah menjadi lemah karena tumor atau proses patologis
lainnya. Tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas.
PPeennyyee bab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam ini adalah
This website stores data such as ttuum baik primer maupun metastasis.
cookies to enable essential site moorr,,
r stress
functionality, as well as marketing, cc..  
personalization, and analytics. You bkan oleh trauma yang terus-menerus pada suatu tempat
FFrraakkt
may change your settings at any time u.
or accept the default settings. tuu
i jenis
DDiisseebba
r terbuka
a
P rivacy Policy r tertutup
tteerrtteenntt
r kompresi
Marketing 22..  
r stress
Personalization KKllaassi
r avulasi
iffiikkaas
Analytics
s aa..   stick fracture (fraktur lentur atau salah satu tulang patah sedang
nnya membengkok)
FFrraakkt
Save Accept All

4
5

g.   Fraktur transversal
h.   Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa fragmen)
i.   Fraktur impaksi (sebagaian fragmen tulang masuk ke dalam tulang
lainnya).
3.   Klasifikasi klinis
Manifestasi dari kelainan akibat trauma pada tulang bervariasi. Klinis yang
didapatkan akan memberikan gambaran pada kelainan tulang. Secara
umum keadaan patah tulang secara klinis dapat diklasifikasikan sebagai
 berikut:
a.  Fraktur tertutup (close fracture)
Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh
fragmen tulang sehingga lokasi fraktur tidak tercemar oleh lingkungan
atau tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
 b.  Fraktur terbuka (open fracture)
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan
dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk

dari dalam (from witbin) atau dari luar (from without).


c.  Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan
komplikasi misalnya mal-union, delayed union, non-union, serta
infeksi tulang
4.   Klasifikasi radiologis
Klasifikasi fraktur berdasarkan penilaian radiologis yaitu penilaian
lokalisasi/letak fraktur meliputi : diafisial, metafisial, intraartikular, dan
fraktur dengan dislokasi. Estimasi penilaian pada konfigurasi atau sudut
 patah dari suatu fraktur dapat dibedakan.
Jenis Deskripsi
Fraktur transversal Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap
sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini,
segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau
direduksi kembali ke tempatnya semula, maka
segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya
This website stores data such as dikontrol dengan bidai gips.
cookies to enable essential sFitreaktur kuminutatif Serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan
functionality, as well as marketing,  jaringan di mana terdapat lebih dari dua fragmen
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time tulang
or accept the default settingsF. raktur oblik Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut
terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit
diperbaiki.
P rivacy Policy Fraktur segmental Dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang
Marketing menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai
darahnya. Fraktur semacam inisulit ditangani.
Personalization Biasanya, satu ujung yang tidak memiliki pembuluh
Analytics darah akan sulit sembuh dan mungkin memerlukan

Save Accept All


resi terjadi ketika dua tulang menumbuk
Frakturtulang yang
impaksi
i dapat

teral dari tulang punggung menunjukkan pengurangan


pada satu atau beberapa vertebra.
r ini khas pada cedera terputar sampai tulang patah. Yang menarik adalah bahwa jenis fraktur rendah energi ini hanya menimbulkan sedik
Fraktur spiral

C.  Etiologi
Fraktur disebabkan oleh trauma di mana terdapat tekanan yang
 berlebihan pada tulang yang biasanya di akibatkan secara langsung dan
tidak langsung dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau
luka yang di sebabkan oleh kendaraan bermotor.
Penyebab patah tulang paling sering di sebabkan oleh trauma terutama
 pada anak-anak, apabila tulang melemah atau tekanan ringan. (Doenges,
2000:627)

Menurut Carpenito (2000:47) adapun penyebab fraktur antara lain:


1.  Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka
dengan garis patah melintang atau miring.
2.  Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh
ddaarriipat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian
This website stores data such as tteemm
ng lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
cookies to enable essential site yyaanng
functionality, as well as marketing, n akibat tarikan otot
g
personalization, and analytics. You ppaallii
ang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat
may change your settings at any time 33..  emuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi
or accept the default settings.
KKeekkeerr
ganya, dan penarikan.
aassaa
P rivacy Policy PPaattaahhoenges, 2000:627) adapunpenyebab fraktur antara lain:
ttuullLangsung
Marketing
  bbeerruaktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda
Personalization
uppaa misalnya benturan atau pukulan pada anterbrachi yang
Analytics pp batkan fraktur
ddaarrii
Save Accept All
2.   Trauma Tak Langsung
Yaitu suatu trauma yang menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh
dari tempat kejadian kekerasan.
3.   Fraktur Patologik
Stuktur yang terjadi pada tulang yang abnormal(kongenital,peradangan,
neuplastik dan metabolik).

D.  Patofisiologi
ketika terjadi fraktur pada sebuah tulang, maka periosteum serta
 pembuluh darah di dalam korteks, sumsum tulang, dan jaringan lunak di
sekitarnya akan mengalami disrupsi. Hematoma akan terbentuk di antara
kedua ujung patahan tulang serta di bawah peroisteum, dan akhirnya
 jaringan granulasi menggantikan hematoma tersebut.

Kerusakan jaringan tulang memicu respons inflamasi intensif yang


menyebabkan sel sel dari jaringan lunak di sekitarnya serta dari rongga

sumsum tulang akan menginvasi darah fraktur dan aliran darah ke seluruh
tulang akan mengalami peningkatan, sel sel osteoblast di dalam peroisteum,
endosteum, dan sumsum tulang akan memproduksi osteoid (tulang muda
dari jaringan kolagen yang belum mengalami klasifikasi, yang juga disebut
kalus). Osteoid ini akan mengeras di sepanjang permukaan luar korpus
tulang dan pada kedua ujung patahan tulang. Sel sel osteoklast mereabsorbsi
material dari tulang yang terbentuk sebelumnya dan sel sel osteoblast
membangun kembali tulang tersebut. Kemudian osteoblast mengadakan
transformasi menjadi osteosit (sel sel tulang yang matur).

E.  Tanda dan Gejala


a)  Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk


 bidai alamiah yang dirancang untung meminimalkan gerakan antar
This website stores data such as ffrraagg tulang.
mmeenn terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan
cookies to enable essential site
  bb))   SSeetg bergerak tidak secara alamiah (gerakan luar biasa) bukannya
functionality, as well as marketing,
teellaahh
personalization, and analytics. You
may change your settings at anycceennd
time id seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan
or accept the default settings. ngkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba)
deerruun
as yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan
n
P rivacy Policy as normal. Ekstermitas tidak dapat berfungsi dengan baik
tteeggaa
ungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat
Marketing pp
etnya otot.
rriigg
Personalization ktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya
aattaauu
Analytics otot yang melekan diatas dan dibawah tempat fraktur. Fragmen
Save ttuu
Accept All
sering saling melingkupi satu sama lain 2.5 sampai 5 cm (1 sampai 2
inci).
d)  Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang
dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu
dengan lainnya. (Uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan
lunak yang lebih berat).
e)   Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru
terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.
Tidak semua tanda gejala fraktur tersebut terjadi pada setiap fraktur.
Kebanyakan justru tidak ada fraktur linear fisur atau fraktur impikasi
(permukaan patahan tulang pada gejala, tanda fisik dan pemeriksaan sinar-
x pasien. Biasanya pasien mengeluh mengalami cedera pada daerah
tersebut. (Bunner & Shuddarth)
f)   Gangguan sensasi atau kesemutan dapat terjadi, yang menandakan

kerusakan saraf.nonfraktur.
dengan bagian Denyut nadi dibagiandenyut
Hilangnya distal fraktur harus utuh
nadi disebelah dandapat
distal sama

menandakan sindrom kompartemen walaupun adanya denyut nadi tidak


menyingkirkan gengguan ini. (Corwin)

F.  Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

1.   Deformitas dan disfungsi permanen jika tulang yang fraktur tidak bisa
sembuh (nonunion) atau mengalami kesembuhan yang tidak sempurna
(malunion)
2.   Nekrosis aseptik (bukan disebabkan oleh infeksi)pada segmen tulang
akibat gangguan sirkulasi
3.   Syok hipovolemik akibat kerusakan pembuluh darah (khususnya pada
ffrraakkt lang femur)
This website stores data such as tuurr
kompartemen.
cookies to enable essential site ttuu
44..  
functionality, as well as marketing, jal akibat deklasifikasi yang disebabkan oleh immobilisasi yang
personalization, and analytics. You
SSiinnddrro
may change your settings at any time
omm 55..   emak akibat disrupsi sumsum tulang atau aktivitas sistem saraf
or accept the default settings.
BBaattuu pascatrauma (yang dapat menimbulkan disstres pernafasan atau
ggiinn raf pusat) ( Kowalak, 2002)
P rivacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All


G.  Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis fraktur ditegakan berdasarkan:
1.   Riwayat cedera traumatik dan hasil pemeriksaan fisik, termasuk palpasi
secara perlahan-lahan dan upaya pasien yang dilakukan dengan hati hati
untuk menggerakan bagian tubuhnya disebelah distal lokasi cedera.
2.   Foto rongten bagian tubuh yang dicurigai mengalami fraktur dan sendi di
atas serta di bawah tempat fraktur (untuk memastikan diagnosis); sesudah
reposisi dilakukan, untuk memastikan kelurusan atau alignment tulang.

( Kowalak, 2002)

Pemeriksaan penunjang

1.   X-ray: menentukan lokasi/ luasnya fraktur


2.   Scan tulang: memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak.
3.   Arteriogram: dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler
4.   Hitung darah lengkap: hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun
 pada perdarahan; peningkatan leukosit sebagai respon terhadapp
 peradangan
5.   Kretinin : trauma otot meningkat beban kretinin untuk klirens ginjal
6.   Profil koalgulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,
transfusi atau cedera hati.

( Apley, A. Graham, 1995. Nurarif, Aminhuda, 2016)

H.  Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Kedaruratan

Bila dicurigai adannya fraktur, penting untuk melakukan imobilisasi


  bbaaggiiaauh segera sebelum klien dipindahkan bila klien mengalami
This website stores data such as
nn ttuubb
cookies to enable essential site elum dapat pembidaian, ekstermitas harus disangga diatas
cceeddeerra
functionality, as well as marketing, awah tempat patahan untuk mencegah gerakan rotasi maupun
personalization, and analytics.
a,,You
sseebb
may change your settings at any time
embidaian sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan
ssaammppa
or accept the default settings. ragmen tulang.
aii ddiibb
aanngguull fragmen patahan tulang dapat menyebabkan timbulnya rasa
P rivacy Policy
aassii.. PP akan jaringan lunak dan perdarahan lebih lanjut. Nyeri yang
Marketing lluunnaakk na fraktur sangat berat dapat dikurangi dengan menghindari
Personalization oolleehh ff ang daerah yang cedera diimbolisasi dengan memasang bidai
engan bantalan yang memadai, dan kemudian dibebat dengan
Analytics GGeerra
mun tetap harus memperhatikan nadi perifer. Imbolisasi tulang
akkaann
Save Accept All
 panjang ekstermitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua
tungkai bersama, dengan ekstermitas yang sehat bertindak sebagai bidai
 bagi ekstermitas yang cedera.

Luka ditutup dengan pembalut steril (bersih) untuk mencegah


kontaminasi jaringan lebih dalam pada luka terbuka. Jangan sekali-kali
menggunakan reduksi fraktur, bahkan bila ada fragmen tulang yang keluar
melalui luka atau menembus kulit. Evaluasi klien dengan lengkap. Pakaian
dilepas dengan lembut, diawali dibagian tubuh yangs sehat dan dilanjutkan
 pada sisi yang cedera. Pakaian mungkin harus dipotong pada sisi yang
cedera. Ekstermitas sebisa mungkin jangan sampai digerakan untuk
mencegah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut.

Pertolongan pertama pada penderita patah tulang diluar rumah sakit


adalah sebagai berikut.

1.   Jalan napas
Bila penderita tak sadar, jalan napas dapat tersumbat karena lidahnya
sendiri yang jatuh kedalam faring, sehingga menutup jalan napas atau
adanya sumbatan lendir, darah, muntahan atau benda asing. Untuk
mengatasi keadaan ini, penderita dimiringkan sampai tengkurap. Rahang
dan lidah ditarik ke depan dan bersihkan faring dengan jari-jari.
2.   Perdarahan pada luka
Cara yang paling efektif dan paling aman adalah dengan meletakan kain
yang bersih (kalau bisa steril) yang cukup tebal dan dilakukan penekanan
dengan tangan atau dibalut dengan verban yang cukup menekan.
Torniket sendiri mempunyai kelemahan dan bahaya. Kalau dipasang
terlalu kendur menyebabkan perdarahan vena berlebihan. Kalau dipasang

terlalu kuat dan terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan syaraf dan
  ppeemmh darah. Dalam melakukan penekanan atau pembebatan pada
bbuulluu
This website stores data such as
ang mengalami perdarahan, harus diperhatikan denyurt nadi
cookies to enable essential site ddaaeerr
aahh yyserta pengisian kapiler untuk mencegah terjadinya kematia
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics.   ppeerriif
You
may change your settings at any time
feerr,,
or accept the default settings.
  jjaarriin atu kecelakaan kebanyakan soyk yang terjadi adalah syok
nggaann..
ik. Syok bisa terjadi bila orang kehilangan darahnya 30% dari
P rivacy Policy 33..  
SSyyookk darahnya. Pada fraktur femur tertutup orang dapat kehilangan
Marketing PPaadda000-1500 cc.
Personalization a ssuuanda syok yang dapat terjadi setelah trauma adalah sebagai
Analytics hheemm
oorraag ut nadi lebih dari 100 x/menit.
Save Accept All
 b.  Tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg.
c.  Wajah dan kuku menjadi pucat atau sianotik.
d.  Kulit tangan dan kaki dingin.
Gejala-gejala lain dapat berupa sakit (bukan gejala yang dominan),
otot-otot menjadi lunak, timbul rasa haus, pernafasan menjadi cepat dan
dalam, serta kesadaran normal, apatis atau koma.

Paling baik untuk mengatasi syok karena perdarahan adalah diberikan


darah (transfuse darah), sedangkan cairan lainya seperti plasma, dextran,
dan lain-lain kurang tepat larena tidak ada sel darah yang sangat
diperlukan untuk transportasi oksigen.

4.  Fraktur dan dislokasi


Fraktur dan dislokasi dari anggota gerak harus dilakukan imobilisasi
sebelum penderita dibawa kerumah sakit. Guna bidai selain untuk
imobilisasi atau mengurangi sakit, juga untuk mencegah kerusakan
 jaringan lunak yang lebih parah. Pada fraktur/dislokasi servikal dapat
dipergunakan gulungan kain tebal atau bantalan pasir yang diletakan
disebelah kanan dan kiri kepala. Pada tulang belakang cukup diletakkan
di alas keras. Fraktur/ dislokasi didaerah bahu atau lengan atas cukup
diberikan sling (mitella). Untuk lengan bawah dapat dipakai papan dan
 bantalan kapas. Fraktur femur atau dislokasi sendi panggul dapat dipakai
Thomas splint atau papan panjang dipasang yang dari aksila papan
ditambah bantalan kapas dari pangkal paha sampai pedis. Untuk trauma
di daerah pedis dapat dipakai bantalan pedis.

Prinsip penanganan fraktur


Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan
 pengembalian fungsi serta kekuatan normal dengan rehabilitasi.
((ssmmeellt 002). Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang
This website stores data suchtzzeerr,,22
as jarannya dan rotasi anatomis. Metode untuk mencapai reduksi
cookies to enable essential   ppaaddaa
site
functionality, as well as marketing, ah dengan reduksi tertutup, traksi, dan reduksi terbuka. Metode
kkeesseejja untuk mereduksi fraktur bergantung pada sifat frakturnya.
personalization, and analytics. You
may change your settings ataany time
or accept the default settings.
ffrraakkttuu ebanyakan kasus, reduksi tertutup dilakukan dengan
rr aaddaallikan fragmen tulang ke posissinya (ujung-ujungnya saling
P rivacy Policy yyaanngg n) dengan manipulasi dan traksi manual. Selanjutnya, traksi
ddiippiilliihukan untuk mendapatkan efek reduksi imobilisasi. Beratnya
Marketing
h uaikan dengan spasme otot yang terjadi.
Personalization
Analytics PPaadda
ktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Dengan pendekatan
a kkmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin,
Save Accept All
mmeenngg
kawat, sekrup, plat, paku atau batangan logam dapat digunakan untuk
mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan
tulang solid terjadi.

Tahapan selanjutnya setelah fraktur direduksi adalah mengimbolisasi dan


mempertahankan fragmen tulang dalam posisi dan kesejajaran yang benar
sampai terjadi penyatuan. Imbolisasi dapat dilakukan dengan fiksasi interna
datau eksterna. Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai,
traksi kontinu, pin, dan teknik gips. Sedangkan implant logam digunakan
untuk fiksasi interna.

Mempertahankan dan mengembalikan fragmen tulang, dapat dilakukan


dengan mempertahankan reduksi dan imbolisasi. Panntau status
neurovaskuler, latihan isometric, dan memotivasi klien untuk berpartisipasi
dalam memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri.

Empat (R) pada Fraktur

Istilah empat R pada fraktur disampaikan oleh Price (1995),yaitu


rekognisi, reduksi, retensi, dan rehabilitasi. Rekognisi  menyangkut
diagnosis fraktur pada tempat kejadian dan kemudian dirumah sakit,
Riwayat kecelakaan , derajat keparahan, jenis kekuatan yang berperan, dan
deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri, menentukan
apakah ada kemungkinan fraktur dan apakah perlu dilakukan pemeriksaan
spesifiik untuk mencari adanya fraktur.

Reduksi adalah usaha dan tindakan memanipulasi fragmen-fragmen


tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak asalnya.
Fraktur tertutup pada tulang panjang sering ditangani dengan reduksi
tertutup. Untuk evaluasi awal biasanya dapat dilaksanakan pemasangan
  bbiiddaaii   dan untuk mengurangi nyeri selama tindakan, klien dapat diberi
This website stores data such––  as  ggiippsntravena sedatif atau blok syaraf local. Retensi, sebagai aturan
cookies to enable essential ssite
nnaarrkkooka gips yang dipasang untuk mempertahankan reduksi harus
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
ttiikkaa iiendi diatas fraktur dan dibawah fraktur. Bila kedua sendi
may change your settings at any time
uummuum membentuk sudut longitudinal tulang patah, maka koreksi
or accept the default settings.
m,, mmaan oposisi dapat dipertahankan, sekaligus mencegah perubahan
mmeelleewnal.
P rivacy Policy
waattii ss
anaan Fraktur Terbuka
Marketing   ppoossiissii
Personalization nnyyaa g terbuka memerlukan pertolongan segera. Penundaan waktu
Analytics aanngguulla
assii ddaam b e r ik a n p er t o l o nga n a a m e
Save Accept All y a p e m a p a ran d a r i l in g ku n g an
n g ak i ba tk a n
lu a r . W a k tu

k o m p l ik a si i
y a n g o p ti m a l

n f ek s i
un t u k
melaksanakan tindakan sebelum 6-7 jam sejak kecelakaan, disebut  golden
 period. 

Secara klinis patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat (Pusponegoro
A.D., 2007), yaitu:

Derajat 1 : Terdapat luka tembus kecil seujung jarum, luka ini didapat dari
tusukan fragmen –  fragmen tulang dari dalam.

Derajat 2 : Luka lebih besar disertai dengan kerusakan kulit subkutis.


Kadang  –   kadang ditemukan adanya benda  –    benda asing
disekitar luka.

Derajat 3 : Luka lebih besar dibandingkan dengan luka pada derajat 2.


Kerusakan lebih hebat karena sampai mengenai tendon dan
otot –  otot saraf tepi.

Pada luka derajat 1 biasanya tidak mengalami kerusakan kulit, sehingga


 penutupan kulit dapat ditutup secara primer. Namun pada derajat 2, luka
lebih besar dan bila dipaksakan menutup luka secara primer akan terjadi
tegangan kulit. Hal ini akan menggangu sirkulasi bagian distal. Sebaiknya
luka diberikan terbuka dan luka ditutup setelah 5  –  6 hari (delayed
primary
 suture). Unutk fiksasi tulang karena derajat 2 dan 3 paling baik
menggunakan fiksasi eksterna. Fiksasi eksterna yang paling sering dipakai
adalah  Judet, Roger Anderson,dan Methyl  Methacrylate.  Pemakaian gips
masih dapat diterima, bila peralatan tidak ada. Namun, kelemahan
 pemakaian gips adalah perawatan yang lebih sulit.

Salah satu tindakan untuk fraktur terbuka yaitu dilakukan debridement.

Debridemen bertujuan untuk membuat keadaan luka yang kotor menjadi


  bbeerrssiih ngga secara teroritis fraktur tersebut dapat dianggap fraktur
h,, sseehhii
This website stores data such as
tteerrttuuttu mun secara praktis hal tersebut tidak pernah tercapai. Tindakan
cookies to enable essential site
upp..
functionality, as well as marketing, t dilakukan dalam anastesi umum dan selalu harus disertai dalam
personalization, and analytics. You
NNaa luka dengan air steril/ NaCl yang mengalir. Pencucian ini
may change your settings at any time
ddeebbrriid peranan penting untuk membersihkan kotoran  –   kotoran yang
or accept the default settings.
deemmeennada tulang.
  ppeennccu
P rivacy Policy ktur terbuka tidak boleh dipasang torniket, hal ini penting untuk
ucciiaann
batas jaringan yang vital dan nekrotik. Daerah luka dicukur
Marketing mmeemmee
dicuci dengan deterjen yang lunak (missal Physohex), sabun
Personalization ggaanngg
n sikat lamanya kira  –   kira 10 menit, dan dicuci dengan
Analytics mmeennee
air
mmppaall
Save Accept
pp All D e n g n siraman air mengalir diharapkan dapat
lir a n a ir .
terangkat
Tindakan pembedahan berupa eksisi pinggir luka, kulit, subkutis, fasia,
dan pada otot  –   otot nekrosis yang kotor. Fragmen tulang yang kecil
dan tidak mempengaruhi stablitas tulang dibuang. Fragmen yang cukup besar
tetap dipertahankan.

Perawatan Pasien Fraktur Tertutup

Pasien dengan fraktur tertutup (sederhana) harus diusahakan untuk


kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin. Penyembuhan fraktur dan
 pengambilan kekuatan penuh dan mobilitas mungkin memerlukan sampai
 berbulan  –   bulan. Pasie diajari bagaimana mengontrol pembengkakan dan
nyeri sehubungan dengan fraktur dan trauma jaringan lunak. Mereka
didorong untuk aktif dalam batas imobilisasi fraktur. Tirah baring
diusahakan seminimal mungkin. Latihan segara dimulai untuk
mempertahankan kesehatan otot yang sehat dan untuk meningkatkan
kekuatan otot yang diperlukan untuk pemindahan dan untuk menggunakan
alat bantu (mis. Tongkat, walker). Pasien diajari mengenai bagaimana
menggunakan alat tersebut dengan aman. Perencanaan dilakukan untuk
membantu pasien menyesuaikan lingkungan rumahnya sesuai kebutuhan
dan bantuan keamanan pribadi, bila perlu. Pengajaran pasien meliputi
 perawatan diri, informasi obat –  obatan. Pemantauan kemungkinan
potensial masalah, dan perlunya melanjutkan supervise perawatan
kesehatan.

This website stores data such as


cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.

P rivacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All


 

BAB III
PENUTUP

oux G & Lockhart R, 2001). Fraktur femur dapat terjadi pada beberapa tempat diantaranya: kolum femoris, trokhanter, batang f

B. Saran
Patah tulang bisa terjadi pada siapa saja. Patah tulang juga dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Oleh
tubuh untuk bergerak bebas serta melakukan fungsi didalam tubuh.

This website stores data such as


cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.

P rivacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All

15
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3 Revisi. Jakarta. EGC.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :


Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
EGC.

Mansjoer, Arif, dkk. 2000.  Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 2.  Jakarta:
Media Aesculapius.

 Nurarif, Amin Huda.  NANDA NIC NOC. 2015  Aplikasi Asuhan Keperawatan


 Berdasarkan Diagnosa Medis, Edisi Revisi. Jakarta. EGC.

This website stores data such as


cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.

P rivacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All


17

PATHWAY

Trauma langsung Trauma tidak langsung Trauma langsung

Akibat tarikan otot Fraktur

Diskontinuitas tulang Pergeseran fragmen


N eri Akut
tulan

Perubahan jaringan sekitar Kerusakan fragmen tulang

Tekanan sumsum
tulang lebih tinggi
Pergeseran fragmen Spasme otot
dari kapiler
tulan
Peningkatan
Deformitas tekanan kapiler Melepaskan
katekolamin
Gg. Fungsi Pelepasan histamin
ekstremitas Metabolisme asam
laktat
Protein plasma
Hambatan mobilitas hilang
fisik Bergabung dengan
trombosit
Edema

Laserasi kulit Emboli


Penekanan
 pembuluh darah
Menyumbat
This website stores data such as  pembuluh darah
cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
PPuuttuuss eri Kerusakan
vveennaa//aarr
personalization, and analytics. You integritas Ketidakefektifan
tt
may change your settings at any time   kulit
eri perfusi jaringan
or accept the default settings. Resiko infeksi
PPuuttuuss  
vveennaa//aarr
P rivacy Policy
tt
 
Marketing

Personalization
  ppeerrddaarra n
ahhaann
Analytics
 
ipov olemi)
KKeehhiill
Save Accept All
 

Anda mungkin juga menyukai