Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Marketing
2017
Personalization
Analytics
Save Accept All
KATA PENGATAR
Assalamualaikumwr.wb.
harapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang “Gangguan Sistem Muskuloskeletal pa
harap untuk para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena
dari semua pihak masih kami harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Wassalamu’alaikum.wr.wb.
Marketing
Personalization
Analytics
KATA PENGATAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................4
A. Definisi............................................................................................................... 4
B. Klasifikasi........................................................................................................... 4
C. Etiologi............................................................................................................... 6
D. Patofisiologi....................................................................................................... 7
E. Tanda dan Gejala................................................................................................7
F. Komplikasi.......................................................................................................... 8
G. Pemeriksaan Diagnostik....................................................................................9
H. Penatalaksanaan.................................................................................................9
BAB III PENUTUP.................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................................. 15
DDAAFFTTAA AKA
RRsuch as
This website stores data
PPUUSSTT
cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.
P rivacy Policy
Marketing
Personalization
Analytics
A. Latar Belakang
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau
tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008).
Dikehidupan sehari hari yang semakin padat dengan aktifitas masingmasing
manusia dan untuk mengejar perkembangan zaman, manusia tidak akan
lepas dari fungsi normal musculoskeletal terutama tulang yang menjadi alat
gerak utama bagi manusia, tulang membentuk rangka penujang dan
pelindung bagian tubuh dan tempat untuk melekatnya otototot yang
menggerakan kerangka tubuh,. namun dari ulah manusia itu sendiri, fungsi
tulang dapat terganggu karena mengalami fraktur. Fraktur biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap
(Mansjoer, 2008).
Fraktur Cruris merupakan suatu istilah untuk patah tulang tibia dan fibula
yang biasanya terjadi pada bagian proksimal, diafisis, atau persendian
pergelangan kaki. Pada beberapa rumah sakit kejadien fraktur cruris
biasanya banyak terjadi oleh karena itu peran perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan trauma musculoskeletal pada fraktur cruris akan
semakin besar sehingga di perlukan pengetahuan mengenai anatomi,
fisiologi, dan patofisiologi tulang normal dan kelainan yang terjadi pada
pasien dengan fraktur cruris (Depkes RI, 2005).
2011 mencapai 217 kasus, dengan korban meninggal 28 orang, luka berat 40
orang, dan luka ringan sejumlah 480 orang ( Polda Jateng, 2011).
B. Tujuan
1. Jelaskan pengertian Fraktur!
2. Sebutkan klasifikasi Fraktur!
3. Sebutkan etiologi Fraktur!
4. Jelaskan patofisiologi Fraktur!
5. Sebutkan tanda dan gejala Fraktur!
6. Sebutkan komplikasi Fraktur!
77.. pemeriksaan diagnostik Fraktur!
This website stores data suchSSeebbuutt
as
kkaann
cookies to enable essential site na penatalaksanaan pada Fraktur?
functionality, as well as marketing,
88..
personalization, and analytics.
You
Masalah
may change your settings atBBaaggiiaa
any time
mmaa
or accept the default settings. hui pengertian Fraktur
hui klasifikasi Fraktur
CC.. RRuum
P rivacy Policy
muussaann hui etiologi Fraktur
Marketing 11.. hui patofisiologi Fraktur
Personalization MMeenngghui tanda dan gejala Fraktur
Analytics eettaa 22.. hui komplikasi Fraktur
Save MMeenngg
Accept All
7. Mengetahui pemeriksaan diagnostik Fraktur
8. Mengetahui penatalaksanaan Fraktur
P rivacy Policy
Marketing
Personalization
Analytics
BAB II
TINJAUAN TEORI
Def i n i s i
A. F r a k t ur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menetukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap.
B. Klasifikasi
Klasifikasi fraktur dapat dibagi dalam klasifikasi penyebab, klasifikasi
jenis, klasifikasi klinis, dan klasifikasi radiologis.
1. Klasifikasi penyebab
a. Fraktur traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan
kekuatan yang besar. Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut
sehingga terjadi fraktur.
b. Fraktur patologis
Disebabkan oleh kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan
patologis di dalam tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerah-daerah
tulang yang telah menjadi lemah karena tumor atau proses patologis
lainnya. Tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas.
PPeennyyee bab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam ini adalah
This website stores data such as ttuum baik primer maupun metastasis.
cookies to enable essential site moorr,,
r stress
functionality, as well as marketing, cc..
personalization, and analytics. You bkan oleh trauma yang terus-menerus pada suatu tempat
FFrraakkt
may change your settings at any time u.
or accept the default settings. tuu
i jenis
DDiisseebba
r terbuka
a
P rivacy Policy r tertutup
tteerrtteenntt
r kompresi
Marketing 22..
r stress
Personalization KKllaassi
r avulasi
iffiikkaas
Analytics
s aa.. stick fracture (fraktur lentur atau salah satu tulang patah sedang
nnya membengkok)
FFrraakkt
Save Accept All
4
5
g. Fraktur transversal
h. Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa fragmen)
i. Fraktur impaksi (sebagaian fragmen tulang masuk ke dalam tulang
lainnya).
3. Klasifikasi klinis
Manifestasi dari kelainan akibat trauma pada tulang bervariasi. Klinis yang
didapatkan akan memberikan gambaran pada kelainan tulang. Secara
umum keadaan patah tulang secara klinis dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Fraktur tertutup (close fracture)
Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh
fragmen tulang sehingga lokasi fraktur tidak tercemar oleh lingkungan
atau tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
b. Fraktur terbuka (open fracture)
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan
dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk
C. Etiologi
Fraktur disebabkan oleh trauma di mana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang yang biasanya di akibatkan secara langsung dan
tidak langsung dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau
luka yang di sebabkan oleh kendaraan bermotor.
Penyebab patah tulang paling sering di sebabkan oleh trauma terutama
pada anak-anak, apabila tulang melemah atau tekanan ringan. (Doenges,
2000:627)
D. Patofisiologi
ketika terjadi fraktur pada sebuah tulang, maka periosteum serta
pembuluh darah di dalam korteks, sumsum tulang, dan jaringan lunak di
sekitarnya akan mengalami disrupsi. Hematoma akan terbentuk di antara
kedua ujung patahan tulang serta di bawah peroisteum, dan akhirnya
jaringan granulasi menggantikan hematoma tersebut.
sumsum tulang akan menginvasi darah fraktur dan aliran darah ke seluruh
tulang akan mengalami peningkatan, sel sel osteoblast di dalam peroisteum,
endosteum, dan sumsum tulang akan memproduksi osteoid (tulang muda
dari jaringan kolagen yang belum mengalami klasifikasi, yang juga disebut
kalus). Osteoid ini akan mengeras di sepanjang permukaan luar korpus
tulang dan pada kedua ujung patahan tulang. Sel sel osteoklast mereabsorbsi
material dari tulang yang terbentuk sebelumnya dan sel sel osteoblast
membangun kembali tulang tersebut. Kemudian osteoblast mengadakan
transformasi menjadi osteosit (sel sel tulang yang matur).
kerusakan saraf.nonfraktur.
dengan bagian Denyut nadi dibagiandenyut
Hilangnya distal fraktur harus utuh
nadi disebelah dandapat
distal sama
F. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
1. Deformitas dan disfungsi permanen jika tulang yang fraktur tidak bisa
sembuh (nonunion) atau mengalami kesembuhan yang tidak sempurna
(malunion)
2. Nekrosis aseptik (bukan disebabkan oleh infeksi)pada segmen tulang
akibat gangguan sirkulasi
3. Syok hipovolemik akibat kerusakan pembuluh darah (khususnya pada
ffrraakkt lang femur)
This website stores data such as tuurr
kompartemen.
cookies to enable essential site ttuu
44..
functionality, as well as marketing, jal akibat deklasifikasi yang disebabkan oleh immobilisasi yang
personalization, and analytics. You
SSiinnddrro
may change your settings at any time
omm 55.. emak akibat disrupsi sumsum tulang atau aktivitas sistem saraf
or accept the default settings.
BBaattuu pascatrauma (yang dapat menimbulkan disstres pernafasan atau
ggiinn raf pusat) ( Kowalak, 2002)
P rivacy Policy
Marketing
Personalization
Analytics
( Kowalak, 2002)
Pemeriksaan penunjang
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Kedaruratan
1. Jalan napas
Bila penderita tak sadar, jalan napas dapat tersumbat karena lidahnya
sendiri yang jatuh kedalam faring, sehingga menutup jalan napas atau
adanya sumbatan lendir, darah, muntahan atau benda asing. Untuk
mengatasi keadaan ini, penderita dimiringkan sampai tengkurap. Rahang
dan lidah ditarik ke depan dan bersihkan faring dengan jari-jari.
2. Perdarahan pada luka
Cara yang paling efektif dan paling aman adalah dengan meletakan kain
yang bersih (kalau bisa steril) yang cukup tebal dan dilakukan penekanan
dengan tangan atau dibalut dengan verban yang cukup menekan.
Torniket sendiri mempunyai kelemahan dan bahaya. Kalau dipasang
terlalu kendur menyebabkan perdarahan vena berlebihan. Kalau dipasang
terlalu kuat dan terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan syaraf dan
ppeemmh darah. Dalam melakukan penekanan atau pembebatan pada
bbuulluu
This website stores data such as
ang mengalami perdarahan, harus diperhatikan denyurt nadi
cookies to enable essential site ddaaeerr
aahh yyserta pengisian kapiler untuk mencegah terjadinya kematia
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. ppeerriif
You
may change your settings at any time
feerr,,
or accept the default settings.
jjaarriin atu kecelakaan kebanyakan soyk yang terjadi adalah syok
nggaann..
ik. Syok bisa terjadi bila orang kehilangan darahnya 30% dari
P rivacy Policy 33..
SSyyookk darahnya. Pada fraktur femur tertutup orang dapat kehilangan
Marketing PPaadda000-1500 cc.
Personalization a ssuuanda syok yang dapat terjadi setelah trauma adalah sebagai
Analytics hheemm
oorraag ut nadi lebih dari 100 x/menit.
Save Accept All
b. Tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg.
c. Wajah dan kuku menjadi pucat atau sianotik.
d. Kulit tangan dan kaki dingin.
Gejala-gejala lain dapat berupa sakit (bukan gejala yang dominan),
otot-otot menjadi lunak, timbul rasa haus, pernafasan menjadi cepat dan
dalam, serta kesadaran normal, apatis atau koma.
k o m p l ik a si i
y a n g o p ti m a l
n f ek s i
un t u k
melaksanakan tindakan sebelum 6-7 jam sejak kecelakaan, disebut golden
period.
Secara klinis patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat (Pusponegoro
A.D., 2007), yaitu:
Derajat 1 : Terdapat luka tembus kecil seujung jarum, luka ini didapat dari
tusukan fragmen – fragmen tulang dari dalam.
P rivacy Policy
Marketing
Personalization
Analytics
BAB III
PENUTUP
oux G & Lockhart R, 2001). Fraktur femur dapat terjadi pada beberapa tempat diantaranya: kolum femoris, trokhanter, batang f
B. Saran
Patah tulang bisa terjadi pada siapa saja. Patah tulang juga dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Oleh
tubuh untuk bergerak bebas serta melakukan fungsi didalam tubuh.
P rivacy Policy
Marketing
Personalization
Analytics
15
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius.
P rivacy Policy
Marketing
Personalization
Analytics
PATHWAY
Tekanan sumsum
tulang lebih tinggi
Pergeseran fragmen Spasme otot
dari kapiler
tulan
Peningkatan
Deformitas tekanan kapiler Melepaskan
katekolamin
Gg. Fungsi Pelepasan histamin
ekstremitas Metabolisme asam
laktat
Protein plasma
Hambatan mobilitas hilang
fisik Bergabung dengan
trombosit
Edema
Personalization
ppeerrddaarra n
ahhaann
Analytics
ipov olemi)
KKeehhiill
Save Accept All