DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
1. Rheinabila (1914301067)
2. Sila restu ria (1914301088)
3. Sanoval aji padwi (1914301083)
4. Ayu wandira (1914301101)
Tingkat 3 Reguler 2
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini
mengenai askep isolasi sosial.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Untuk itu, kami
memohon maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar untuk kedepannya
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penulisan makalah ini tidak terulang lagi. Semoga apa yang kami
tulis pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
2.1 Pengertian isolasi sosial........................................................................................ 2
2.2 Etiologi isolasi sosial........................................................................................... 2
2.3 Factor-Faktor Yang Mempengaruhi isolasi sosial............................................... 3
2.4 Klasifikasi isolasi sosial........................................................................................ 3
2.5 Tanda Dan Gejala isolasi sosial........................................................................... 4
2.6 Konsep Askep Deficit Perawatan Diri pada Klien Gangguan Jiwa.................... 4
2.7 Asuhan Keperawatan Pada Klien isolasi sosial...............………………………..5
3
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
2. Rentang respon
Adaptif maladaptive
1. Faktor Predisposisi
4
Stuart (2009), mengatakan faktor predisposisi adalah faktor resiko timbulnya stress yang akan
mempengaruhi tipe dan sumber-sumber yang dimiliki klien untuk menghadapi stress. Stuart
(2009) membagi faktor predisposisi dalam tiga domain yaitu biologis, psikososial dan sosial
kultural.
a. Biologis
Faktor biologis berhubungan dengan kondisi fisiologis yang mempengaruhi timbulnya
gangguan jiwa.
1) Kerusakan pada area otak
Menurut penelitian beberapa area dalam otak yang berperan dalam timbulnya kejadian
skizoferania antara lain sistem limbik, korteks frontal, cerebelum dan ganglia basalis.
Keempat area tersebut saling berhubungan, sehingga disfungsi pada satu area akan
mengakibatkan gangguan pada satu area akan mengakibatkan gangguan pada area
yang lain (Arief, 2009)
2) Peningkatan aktivitas neurotransmiter
Peningkatan ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah peningkatan
pelesapan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine, turunnya nilai ambang,
hipersensitivitas reseptor dopamine, atau kombinasi dan faktor-faktor tersebut.
Videback (2006)
3) Faktor genetika
Penelitian tentang faktor genetik telah membuktikan bahwa skizoferania diturunkan
secara genetika.
b. Psikologis
1) Teori psikoanalitik
Sigmund Freud melalui teori psiko analisa menjelaskan bahwa skizoferania merupakan
hasil dari ketidakmampuan menyelesaikan masalah dan konflik yang tidak disadari
antara impuls agresif atau kepuasan libido serta pengakuan terhadap ego.
2) Teori perilaku
Teori perilaku berasumsi bahwa perilaku merupakan hasil merupakan hasil
pengalaman yang dipelajari oleh klien sepanjang daur kehidupannya, dimaan setiap
pengalaman yang dialami akan mempengaruhi perilaku klien baik yang bersifat adaptif
dan maladaptif
3) Teori Interpersonal
5
Teori Interpersonal berasumsi bahawa skizoferania terjadi karena klien mengalami
ketakutan akan penolakan intrapersonal atau trauma dan kegagalan perkembangan
yang dialami pada masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang
mengakibatkan seseorang menjadi tidak berdaya, tidak percaya diri, tidak mapu
membina hubungan saling percaya dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Faktor sosial budaya menyakini bahwa penyebab skizoferania adalah pengalaman
seseorang yang mengalami kesulitan beradabtasi terhadap tuntutan sosial budaya karena
klien memiliki harga diri rendah dan mekanisme koping mal adaptif.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus normal atau eksternal yang mengancam klien antara lain
dikarenakan adanya ketegangan peran, konflik peran, peran yang tidak jelas, peran berlebihan,
perkembangan transisi, situasi transisi peran dan transisi peran sehat-sakit (Stuart, 2009)
a. Psikologis
1) Internal
Stesor yang berasal dar dalam adalah kegagalan dan perasaan bersalah yang dialami
klien
2) Eksternal
Stesor eksternal adalah kurangnya dukungan dan lingkungan serta penolakan dari
lingkungan atau keluarga.
b. Sosial Budaya
Sosial Budaya merupakan ancaman terhadap sistem diri. Ancaman terhadap sistem diri
merupakan ancaman terhadap identitas diri, harga diri, dan fungsi integritas sosial.
Ancaman sistem diri berasal dari dua sumber yaitu eksternal dan interna. Sumber eksternal
dapat disebabkan karena kehilangan orang yang sangat dicintai karena kematian,
perceraian, perubahan status pekerjaan, dilema etik, ataupun tekanan sosial dan budaya.
Sedangkan sumber internal disebabkan karena kesulitan membangun hubungan
interpersonal di lingkungan sekitar seperti di lingkungan rumah atau di tempat kerja, dan
ketidakmampuan menjalankan peran baru sebagai orang tua, pelajar atau pekerja. Penelitian
tentang faktor lingkungan sebagai salah satu penyebab isolasi sosial menyimpulkan bahwa
lingkungan memiliki andil yang cukup besar terhadap timbulnya harga diri rendah pada
klien seperti lingkungan yang tidak kondusif dan selalu memojokkan klien yang pada
akhirnya akan mempengaruhi aktifitas klien termasuk hubungan dengan orang lain.
6
3. Penilaian stresor
Penilaian terhadap stresor yang dialami klien dengan isolasi sosial meliputi kogniti, affektif,
fisiologis perilaku dan sosial
a. Kognitif
Pda klien dengan isolasi sosial kemampuan kognitif klien sangat terbatas klien lebih
berfokus pada masalah bukan bagaimana mencari alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi.
b. Alternatif
Respons afektif pada pasien isolasi sosial adalah adanya perasaan putus asa, sedih, kecea,
merasa tidak berharga dan merasa tidak diperhatikan menurut Stuart dan Larais (2005)
perasaan yang dirasakan klien tersebut dapat mengakibatkan sikap menarik diri dari
lingkungan sekitar.
c. Fisiologis
Respon perilaku dan sosial yang ditampilkan klein merupakan hasil belajar dari
pengalaman sosial pada masa kanak-kanak dan dewasa khususnya dalam menghadapi
berbagai stresor yang mengancam harga diri rendah.
d. Perilaku
Respon isolasi sosial teridentifikasi tiga perilaku yang maladaptif yaitu sering melamun,
tidak mau bergaul dengan klien lain, tidak mau mengemukakan pendapat, mudah
menyerah dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan atau dalam melakukan tindakan.
e. Sosial
Respon perilaku dan sosial memperlihatkan bahwa klien isolasi sosial lebih banyak
memperlihatkan respon menghindar terhadap stresor yang dialaminya.
4. Mekanisme koping
Mekanisme kopng yang biasa digunakan adalah pertahanan koping jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego.
5. Sumber Koping
Menurut Stuart (2009), sumber koping merupakan pilihan atau strategi bantuan untuk
memutuskan mengenai apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi suatu masalah. Dalam
menghadapi stressor klien dapat menggunakan berbagai sumber koping yang dimilikinya baik
interna atau eksterna
a. Kemampuan personal
7
Pada klien dengan isolasi sosial kemampuan personal yang harus dimiliki meliputi kemampuan
secara fisik dan mental. Kemampuan secara fisik teridentifikasi dari kondisi fisik yang sehat.
Kemampuan mental meliputi kemampuan kognitif, afektif, perilaku dan sosial. Kemampuan
kognitif meliputi kemampuan yang sudah ataupun yang belum dimiliki klien didalam
mengidentifikasi masalah, menilai dan menyelesaikan masalah, sedangkan konsep diri klien
dan kemampuan perilaku terkait dengan kemampuan melakukan tindakan yang adekuat dalam
menyelesaikan stressor yang dialami. Kurangnyadukungan, penghargaan dan kesempatan untuk
melatih kemampuan yang dimiliki klien dari lingkungan sekitar klien akan mengakibatkan
rendahnya motivasi klien untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, timbulnya rasa
rendah diri yang pada akhirnya akan mengakibatkan gangguan dalam berinteraksi dngan
lingkungan sekitar. Temuan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh maslim (2001),
bahwa gejala negatif pada klien dengan gangguan jiwa kronik adalah kurang atau tidak adanya
motivasi.
b. Dukungan Sosial
Taylor, dkk (2003) menyatakan bahwa dukungan social akan membantu klien untuk
meningkatkan pemahaman terhadap stressor dalam mencapai keterampilan koping yang efektif.
Pendapat lain yang mendukung pernyataan diatas mengenai pentingnya dukungan social
didalam proses penyembuhan klien adalah pernyataan yang diungkapkan oleh sarafino (2002),
yang menyatakan bahwa dukungan social merupakan perasaan caring, penghargaan yang akan
membantu klien untuk dapat menerima orang lain yang berasal dari keyakinan yang berbeda.
Pendapat senada yang diuraikan oleh Tomaras. Et.al,.(2001 dalam keliat,2003) yang
mengatakan bahwa dukungan anggota keluarga didalam membantu merawat klien dengan
skizofrenia akan mengurangi frekuensi kekambuhan klien.
c. Aset Material
Asset material yang dapat diperoleh meliputi dukungan financial, system pembiayaan layanan
kesehatan seperti asuransi kesehatan ataupun program layanan kesehatan bagi masyarakat
miskin, kemudahan mendapatkan fasilitas dan layanan kesehatan serta
Keterjangkauan pe,biayaan pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana transportasi untuk
mencapai layanan kesehatan selama dirumah sakit maupun setelah pulang.
d. Keyakinan Positif
Keyakinan positif adalah keyakinan diri yang menimbulkan motivasi dalam menyelesaikan
segala stressor yang dihadapi. Keyakinan positif diperoleh dari keyakinan terhadap kemampuan
8
diri dalam mengatasi ketidakmampuan klien dalam beinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Adanya keyakinan positif yang dimiliki klien akan memotivasi dan membantu klien untuk
menggunakan mekanisme koping yang adaptif, kegiatan spiritusl seperti berdoa, mengikuti
kegiatan keagamaan yang ada merupakan salah satu mekanisme koping adaptif yang dilakukan
oleh klien dalam menilai stressor yang dialami.
9
4. Tidak mau berinteraksi
5. Tampak sedih
6. Ekspresi datar dan dangkal
3. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
D. Diagnosis
A. Diagnosa keperawatan : isolasi sosial
B. Diagnosa medis : skizoferenia
10
E. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 1. Membina Setelah 3x SP 1
hubungan saling pertemuan, pasien 1) Identifikasi 1) Untuk mencari
percaya dapat penyebab tahu atau
2. Dapat menjelaskan isolasi sosial: menggali apa
mengidentifikasi pentingnya : siapa yang penyebab isolasi
penyebab isolasi 1) Berkenalan serumah, siapa sosial
sosial: siapa dengan yang dekat dan
yang serumah, anggota apa sebabnya 2) Memberi
siapa yang dekat keluarga 2) Jelaskan pengetahuan
dan apa 2) Berkenalan 2- keuntungan
sebabnya 3 orang punya teman 3) Memberi
3. Dapat tetangga atau dan bercakap- pengetahuan
memberitahukan tamu, cakap
kepada klien berbicara saat 3) Jelaskan 4) Melatih untuk
keuntungan melakukan kerugian tidak berinteraksi
punya teman kegiatan punya teman dengan orang lain
dan bercakap- 3) Berkenalan dan tidak 5) Membiasakan
cakap dengan 4-5 bercakap-cakap kegiatan untuk
4. Dapat orang, 4) Latih cara latihan
memberitahukan berbicara saat berkenalan berkenalan
kepada klien melakukan 4 dengan pasien,
kerugian tidak kegiatan perawat dan
punya teman harian tamu
dan tidak 4) Berkenalan > 5) Masukan pada
bercakap-cakap 5orang baru, jadwal kegiatan
5. Klien dapat berbicara saat untuk latihan
berkenalan melakukan berkenalan
11
dengan pasien, kegiatan SP 2
perawat, dan harian dan 1) Evaluasi 1) Mengetahui
tamu. sosialisasidiri. kegiatan capaian
berkenalan kegiatan yang
dengan dilakukan
beberapa orang, 2) Untuk
beri pujian menambah
2) Latih cara percaya diri
berbicara saat klien
melakukan
kegiatan harian 3) Untuk
(latih 2 membiasakan
kegiatan) kegiatan latihan
3) Masukkan pada berkenalan
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan
dengan 2-3
orang pasien,
perawat dan
tam, berbicara
saat melakukan
kegiatan harian
SP 3
1) Evaluasi
kegiatan, latih
berkenalan
(beberapa
orang) dan
berbicara saat
melakukan
duan kegiatan
harian. berikan
pujian
12
2) Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
(2 kegiatan
baru)
3) Masukan dalam
jadwal kegiatan
harian untuk
latihan
berkenalan 4-5
orang,
berbicara saat
melakukan 4
kegiatan harian
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kegiatan latihan hasil dan
berkenalan, harapan.
bicara saat
melakukan 2) Memberikan
empat latihan praktik
kegiatanharian. langsung untuk
Berikan pujian meningkatkan
2) Latih cara kemampuan
bicara sosial: motorik klien.
meminta 3) Memberi
sesuatu pengetahuan
menjawab
pertanyaan 4) Memberi
3) Masukkan pada pengetahuan.
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan >
5orang, orang
13
baru, berbicara
saat melakukan
kegiatan harian
dan sosialisasi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas klien
Inisial : Tn S
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
No. Register :-
Nama : Tn G
Umur : 42 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
B. Alasan Masuk
Klien masuk Klinik Aulia Rahma pada tanggal 14 Oktober 2016 diantar keluarganya karena
di rumah klien ribut dengan istrinya. Selain itu klien juga mengamuk, emosinya labil, susah
tidur, tidak mau makan dan minum, halusinasi (+), paranoid (+). Klien lebih suka
menyendiri, klien sering menunduk, banyak diam. Tahun 2008 klien sudah pernah dirawat
di Klinik Aulia Rahma. Klien kambuh karena menolak minum obat. Kemudian keluarg
Faktor Predisposisi
15
Keluarga klien mengatakan klien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2008 dan
Keluarga klien merawatnya hanya di rumah. Keluarga mengatakakan klien tidak mau
minum obat.
3. Penganiayaan
Klien mengatakan tidak pernah ada ataupun mengalami penyaniayaan fisik, seksual
maupun penolakan dari lignkungan dan dari keluarganya. Klien mengatakan tidak
pernah mengalami tindak kriminal. Klien juga mengatakan tidak pernah menjadi korban
maupun saksi.
Masalah Keperawatan : -
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa dan tidak ada
Masalah keperawatan : -
Klien mengatakan tidak ada pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami klien.
Masalah keperawatan : -
C. Fisik
1. Tanda-tanda Vital
S : 36,40 C RR : 20x/Menit
TB : 162 Cm BB : 50 Kg
16
2. Keluhan Fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan tentang fisiknya. Klien tidak merasa tubuhnya
Masalah keperawatan : -
D. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: laki- laki
: perempuan : klien
: menikah : meninggal
Klien tinggal satu rumah dengan anak dan istrinya. Klien mengatakan ayahnya sudah
meninggal. Klien mengatakan ibunya sangat menyayangi dirinya. Ibunya tidak pernah
marah terhadap dirinya. Istrinya juga sangat menyayangi dirinya. Jika ada masalah
Masalah Keperawatan : -
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan suka terhadap semua organ tubuhnya dan semuanya biasa saja
b. Identitas diri
17
Klien mengatakan sebelum dirawat klien tinggal bersama istri dan anaknya dan
posisi klien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Klien mengatakan sebagai anak
bungsu sikap klien biasa saha dan tidak merasa puas. Namun sebagai laki-laki klien
Masalah Keperawatan : -
c. Peran
Klien mengatakan perannya dalam keluarga adalah sebagai kepaa keluarga dan
keluaga. Walaupun pekerjaannya hanya sebagai buruh tapi klien merasa cukup.
Masalah keperawatan : -
d. Ideal diri
dirumah dan klien juga berharap dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
e. Harga diri
Klien mengatakn terlahir dikeluarha tidak mampu. Klien malu. Klien terlihat tidak
percaya diri.
3. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang terdekat menurutnya dalan orang tuanya dan istrinya.
18
Klien mengatakan dirumah klien tidak pernah mengikuti kegiatan atau acara
kumpul-kumpul. Klien lebih senang bekerja pulang dari pada bergabung dengan
4. Spiritual
klien mengatakan dirinya tidak mengalami gangguan jiwa dan menurutnya dirinya
biasa saja dan orang lain juga menganggap dirinya biasa saja
e. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan ibadah itu tidak terlalu penting dan klien mengatakan jarang
E. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien tidak rapi, rambut panjang. Klien mandi tetapi tidak pakai sabun /
mencuci rambut, dan tidak menggosok gigi. Keadaan mulut dan gigi klien kotor. Klien
2. Pembicaraan
Klien berbicara lambat dan sesekali klien tampak berfikir sejenak klien hanya
19
3. Aktivitas Motorik
Klien tampak lesu dan tidak bersemangat. Klien tampak berbicara sepperlunya saja dan
4. Alam Perasaan
5. Afek
Selama berkomunikasi klien tampak kontak mata kurang tertuju kepada lawan bicara.
7. Persepsi
mengatakan mendengar nya pada pagi dan sore hari. Klien mengatakan suara itu
muncul kadang menyuruhnya untuk marah-marah. Klien tampak berbicara dan senyum-
senyum sendiri.
8. Proses pikir
Ketika klien sedang diajak berbicara pembicaraan terhenti tiba tiba tanpa gangguan
9. Isi Pikir
Klien tampak duduk saja. Klien kebanyakan menunduk. Sesekali klien menatap lawan
bicara. Saat dikaji tampak orientasi terhadap waktu, tempat dan orang disekitarnya
baik..
11. Memory
Saat dikaji tentang ingatan masa lalunya, klien tampak bingung dan mengatakan lupa.
Klien mampu mengingat nama perawat dan temannya yang baru berkenalan namun
Klien tidak mampu berhitung sederhana dan klien sulit untuk berkonsentrasi dengan
klien mampu mengambil keputusan yang sederhana seperti memilih makan dulu
sebelum mandi.
Masalah Keperawatan : -
Klien mengatakan dirinya baik baik saja, tidak sakit. Klien mengatakan tidak perlu
dirawat di klinik
a) Makan
Klien Makan 3 kali/hari dengan nafsu makan baik, jenis makanan nasi,sayur dan lauk, klien
mengatakan menyukai semua jenis makanan dan cara makan dari mulut kemudian dikunyah dan
b) Minum
Klien minum 4-5 gelas /hari, klien minum air putih, dan klien minum tanpa bantuan
orang lain
2. BAB/BAK
Klien BAB/BAK tanpa bantuan orang lain, Klien setelah BAB membersihkan diri dan
menyiramnya.
3. Mandi
Klien Mandi 2 Kali sehari. Klien jarang menggosok gigi. Mulut dan gigi klien tampak
kotor, Klien mandi tanpa menggunakan sabun, Klien malas mengganti baju. Klien mandi
4. Berpakaian
Penampilan klien tidak rapi, klien mengganti pakaian sesuai jadwal ganti pakaian 3
Klien mengatakan tidur siang 1 jam dan tidur malam 7-8 jam. Tidak ada kebiasaan
22
Masalah keperawatan : -
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan belum paham tentang dosis obat maupun nama obat. Namun klien
mengtakan rutin dan teratur dalam minum obat yang diberikan perawat.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan setelah pulang dari Klinik Aulia Rahma klien belum mengetahui
perawatan apa yang harus klien lakukan. Klien hanya mengetahui harus minum obat
secara teratur.
Klien mengatakan klien hanya mampu menjaga kerapihan rumah seperti menyapu rumah
secara mandiri.
Klien mengatakan jarang keluarg rumah apalagi melakukan hal-hal seperti belanja,
bertransportasi keluarh rumah dan kegiatan luar rumah tidak pernah klien lakukan
G. Mekanisme Koping
Klien mengatakan lebih senang sendiri. Klien mengatakan jarang menceritakan kepada
orang lain tentang masalahnya. Klien merasa tidak percaya dengan orang lain. Klien
tampak menghindar dari orang lain klien tampak tidak mau berinteraksi.
tertentu.
23
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan fisik
Keluarga klien mengatkan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan lingkungan fisik
Klien mengatkan bekerja sebagai buruh dan tidak ada masalah dalam pekerjaannya
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak pernah berhubungan dengan kelompok tertentu. Tidak ada
masalah dalam berhubungan dengan lingkungan fisik dan lingkungan keluarganya. Klien
J. Kurang pengetahuan
Klien mengatakan tidak mengetahi tentang penyakit jiwa yang dialami saat ini dan klien juga
K. Aspek Medis
Terapi Medik :
24
Halloperidol (2mg) 2x1/ hari
L. Data Fokus
Data Subyektif
- Klien mengatakan karena tidak minum obat klien dibawa keluarganya ke klinik aulia
- Klien mengatakan klien mengatakan lebih suka menyendiri daripada berbicara dengan
orang lain
- Klien mengatakan lebih senang bekerja daripada berbicra dengan orang lain
- Klien mengatakan saat sendiri sering mendengar suara suara yang tidak ada wujudnya
25
- Klien mengatakan tidak tahu tentang obat yang dikonsumsinya
Data Obyektif
L. Analisa Data
No Data Masalah
1. DS: Ketidak patuhan
DO:
DO:
lawan bicaranya
3 DS: Defisit Perawatan
DO:
27
- Klien terlihat memakai beju dan celana
tidak rapi
DO:
tangannya
tidak mampu
DO:
6 DS : Gangguan proses
terhadap keluarganya
DO:
28
- Saat sedang berbicara sering tiba tiba
wujudnya Pendengaran
DO:
orang lain
DO:
9 DS : Kurang
yang dikonsumsinya
DO:
M. Pohon Masalah
ISOLASI SOSIAL
Ketidakpatuhan HDR
N. Prioritas masalah
1. Isolasi Sosial
O. Intervensi
SP3
1. evaluasi kegiatan latihan
berkenalan
2. latih cara berbicara (2 kegiatan
baru)
3. latih berkenalan dengan 4-5 orang
4. masukan kedalam jadual kegiatan
SP4 1. evaluasi kegiatan latihan
berkenalan
2. latih cara bicara sosial
3. latih cara berkenaln lebih dari 5
orang
4. masukan kedalam jadual
kegiatan
2 Halusinasi SP 1:
1. identifikasi halusinasi: isi, frekuensi,
Pendengaran
waktu,situasi, perasaan dan respon
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi
: menghardik, obat, bercakap-cakap
dan melakukan kegiatan
3. latih cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
4. Masukan dalam jadual kegiatan
SP 2 :
1. Evaluasi kegiatan menghardik, beri
pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi
dengan minum obat jelaskan ^
benar : jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara dan continue minum
3. masukan pada jadual kegiatan
SP 3;
1. Evaluasi kegiatan menhhardik dan
minum obat
2. latih cara mengontrol dengan
bercakap-cakap
3. masukan pada jadual kegiatan
31
SP 4:
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik, minum obat dan
mbercakap-cakap
2. latih cara mengontrol dengan
kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
3. masukan pada jadual kegiatan.
3 Resiko Perilaku SP11. Identifikasi penyebab, tanda
gejala, RPK yang dilakukan, akibat
Kekerasan
RPK
2. Jelaskan cara mengontrol RK:
fisik, obat, verbal, spiritual
3. Laithan cara mengontrol RPK
secara fisik: tarik nafas dalam dan
pukul bantal
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fis
32
P. Dokumentasi Keperawatan
Nama : Tn. E
IMPLEMENTASI EVALUASI
33
Hari/tgl: Jumat/04 Nov 16 Pkl: 09.00
DATA: SUBJEKTIF:
INTERVENSI: OBJEKTIF:
1. Identifikasi masalah yang dirasakan
Klien terlihat lebih sering menunduk
Klien tidak mampu memulai
pembicaraan
RENCANA TINDAK LANJUT: Klien hanya menjawab pertanyaan
1. Melatih SP 1 Isolasi Sosial yang diberikan
2. Melatih SP 1 Halusinasi
Klien terkadang melamun saat
3. Melatih SP 1 Resiko Perilaku
ditanya
Kekerasan
Klien terlihat tegang dan gelisah
sambil menggenggam tangannya
Nada suara klien tinggi
ANALISIS:
1. Isolasi Sosial (+)
2. Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran (+)
3. Resiko Perilaku Kekerasan (+)
PLANNING:
1. Berlatih mengenal penyebab masalah
yang dialami
Q. Dokumentasi Keperawatan
Nama : Tn. E
IMPLEMENTASI EVALUASI
34
Hari/tgl: Sabtu/05 Nov 16 Pkl: 09.00
DATA: SUBJEKTIF:
OBJEKTIF:
DIAGNOSIS: Klien mampu memperagakan
4. Isolasi Sosial berkenalan dengan perawat dan satu
5. Gangguan Sensori Persepsi: temannya
Halusinasi Pendengaran Klien mampu memperagakan cara
6. Resiko Perilaku Kekerasan menghardik
Klien mampu memperagakan tarik
nafas dalam dan pukul bantal
INTERVENSI: Klien masih tampak tegang dan
2. Latih SP 1 Isolasi Sosial gelisah
3. Latih SP 1 Halusinasi
4. Latih SP 1 Resiko Perilaku
Kekerasan
ANALISIS:
4. Isolasi Sosial (+)
RENCANA TINDAK LANJUT: 5. Gangguan Sensori Persepsi:
4. Melatih SP 2 Isolasi Sosial Halusinasi Pendengaran (+)
5. Melatih SP 2 Halusinasi 6. Resiko Perilaku Kekerasan (+)
6. Melatih SP 2 Resiko Perilaku
Kekerasan
PLANNING:
2. Berlatih berkenalan dengan pasien
lain sebanyak 2 orang
3. Berlatih cara menghardik 3 kali
sehari
4. Berlatih cara tarik nafas dalam 3 kali
sehari
5. Berlatih cara pukul bantal 3 kali
sehari
R. Dokumentasi Keperawatan
Nama : Tn. E
IMPLEMENTASI EVALUASI
35
Hari/tgl: Sabtu/05 Nov 16 Pkl: 16.00
DATA: SUBJEKTIF:
DIAGNOSIS:
1. Isolasi Sosial OBJEKTIF:
2. Gangguan Sensori Persepsi: Klien mampu berbicara dengan baik
Halusinasi Pendengaran saat berkenalan dengan temannya
3. Resiko Perilaku Kekerasan Klien mampu menyebutkan kembali
nama dan dosis obat yang biasa
dikonsumsi
INTERVENSI:
Klien mampu menyebutkan kembali
1. Latih SP 2 Isolasi Sosial
prinsip 6 benar minum obat
2. Latih SP 2 Halusinasi
Klien mampu memperagakan cara
3. Latih SP 2 Resiko Perilaku
menghardik
Kekerasan
Klien mampu memperagakan tarik
nafas dalam dan pukul bantal
RENCANA TINDAK LANJUT: Klien tampak tenang
1. Melatih SP 3 Isolasi Sosial
2. Melatih SP 3 Halusinasi
3. Melatih SP 3 Resiko Perilaku
Kekerasan ANALISIS:
1. Isolasi Sosial (+)
2. Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran (+)
3. Resiko Perilaku Kekerasan (+)
PLANNING:
1. Berlatih berkenalan dengan pasien
lain sebanyak 2 orang
2. Berlatih cara menghardik 3 kali
sehari
3. Berlatih cara tarik nafas dalam 3 kali
sehari
4. Berlatih cara pukul bantal 3 kali
sehari
5. Minum obat secara teratur 2 kali
sehari
36
DAFTAR PUSTAKA
37