Anda di halaman 1dari 37

ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

1. Rheinabila (1914301067)
2. Sila restu ria (1914301088)
3. Sanoval aji padwi (1914301083)
4. Ayu wandira (1914301101)

Tingkat 3 Reguler 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

2021/2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini
mengenai askep isolasi sosial.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Untuk itu, kami
memohon maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar untuk kedepannya
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penulisan makalah ini tidak terulang lagi. Semoga apa yang kami
tulis pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Bandar Lampung, 3 Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
2.1 Pengertian isolasi sosial........................................................................................ 2
2.2 Etiologi isolasi sosial........................................................................................... 2
2.3 Factor-Faktor Yang Mempengaruhi isolasi sosial............................................... 3
2.4 Klasifikasi isolasi sosial........................................................................................ 3
2.5 Tanda Dan Gejala isolasi sosial........................................................................... 4
2.6 Konsep Askep Deficit Perawatan Diri pada Klien Gangguan Jiwa.................... 4
2.7 Asuhan Keperawatan Pada Klien isolasi sosial...............………………………..5

BAB III PENUTUP ....................................................................................................14


3.1 Kesimpulan .........................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

3
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

A. Kasus (Masalah Utama)


1. Pengertian
a. Isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
dianggap menilai, menyatakan, serta memperhatikan sikap negatif dan mengancam bagi
dirinya (Townsend, 2009)
b. Isolasi sosial adalah keadaan ketika seseorang klien mengalami penurunan bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya (Keliat , 2010)
c. Isolasi sosial sebagai suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan
terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam
(Herdman, 2012)
d. Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan
terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam (SAK,
FIK-UI, 2014)

2. Rentang respon
Adaptif maladaptive

1. Pikiran Logis 1. Kadang proses 1. Gangguan proses


2. Persepsi Akurat pikir terganggu pikir (waham)
3. Emosi konsisten 2. Ilusi 2. Halusinasi
dengan 3. Emosi 3. Kesulitan untuk
pengalaman 4. Perilaku tidak memproses emosi
4. Perilaku sesuai biasa 4. Perilaku tidak
5. Hubungan sosial 5. Menarik diri terorganisir
5. Isolasi sosial

B. Proses Terjadinya Masalah


Menurut stuart (2009), masalah isolasi sosial dapat dijelaskan dengan menggunakan
psikodinamika masalah keperawatan jiwa seperti skema dibawah ini:

1. Faktor Predisposisi
4
Stuart (2009), mengatakan faktor predisposisi adalah faktor resiko timbulnya stress yang akan
mempengaruhi tipe dan sumber-sumber yang dimiliki klien untuk menghadapi stress. Stuart
(2009) membagi faktor predisposisi dalam tiga domain yaitu biologis, psikososial dan sosial
kultural.
a. Biologis
Faktor biologis berhubungan dengan kondisi fisiologis yang mempengaruhi timbulnya
gangguan jiwa.
1) Kerusakan pada area otak
Menurut penelitian beberapa area dalam otak yang berperan dalam timbulnya kejadian
skizoferania antara lain sistem limbik, korteks frontal, cerebelum dan ganglia basalis.
Keempat area tersebut saling berhubungan, sehingga disfungsi pada satu area akan
mengakibatkan gangguan pada satu area akan mengakibatkan gangguan pada area
yang lain (Arief, 2009)
2) Peningkatan aktivitas neurotransmiter
Peningkatan ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah peningkatan
pelesapan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine, turunnya nilai ambang,
hipersensitivitas reseptor dopamine, atau kombinasi dan faktor-faktor tersebut.
Videback (2006)
3) Faktor genetika
Penelitian tentang faktor genetik telah membuktikan bahwa skizoferania diturunkan
secara genetika.
b. Psikologis
1) Teori psikoanalitik
Sigmund Freud melalui teori psiko analisa menjelaskan bahwa skizoferania merupakan
hasil dari ketidakmampuan menyelesaikan masalah dan konflik yang tidak disadari
antara impuls agresif atau kepuasan libido serta pengakuan terhadap ego.
2) Teori perilaku
Teori perilaku berasumsi bahwa perilaku merupakan hasil merupakan hasil
pengalaman yang dipelajari oleh klien sepanjang daur kehidupannya, dimaan setiap
pengalaman yang dialami akan mempengaruhi perilaku klien baik yang bersifat adaptif
dan maladaptif

3) Teori Interpersonal

5
Teori Interpersonal berasumsi bahawa skizoferania terjadi karena klien mengalami
ketakutan akan penolakan intrapersonal atau trauma dan kegagalan perkembangan
yang dialami pada masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang
mengakibatkan seseorang menjadi tidak berdaya, tidak percaya diri, tidak mapu
membina hubungan saling percaya dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Faktor sosial budaya menyakini bahwa penyebab skizoferania adalah pengalaman
seseorang yang mengalami kesulitan beradabtasi terhadap tuntutan sosial budaya karena
klien memiliki harga diri rendah dan mekanisme koping mal adaptif.

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus normal atau eksternal yang mengancam klien antara lain
dikarenakan adanya ketegangan peran, konflik peran, peran yang tidak jelas, peran berlebihan,
perkembangan transisi, situasi transisi peran dan transisi peran sehat-sakit (Stuart, 2009)
a. Psikologis
1) Internal
Stesor yang berasal dar dalam adalah kegagalan dan perasaan bersalah yang dialami
klien
2) Eksternal
Stesor eksternal adalah kurangnya dukungan dan lingkungan serta penolakan dari
lingkungan atau keluarga.
b. Sosial Budaya
Sosial Budaya merupakan ancaman terhadap sistem diri. Ancaman terhadap sistem diri
merupakan ancaman terhadap identitas diri, harga diri, dan fungsi integritas sosial.
Ancaman sistem diri berasal dari dua sumber yaitu eksternal dan interna. Sumber eksternal
dapat disebabkan karena kehilangan orang yang sangat dicintai karena kematian,
perceraian, perubahan status pekerjaan, dilema etik, ataupun tekanan sosial dan budaya.
Sedangkan sumber internal disebabkan karena kesulitan membangun hubungan
interpersonal di lingkungan sekitar seperti di lingkungan rumah atau di tempat kerja, dan
ketidakmampuan menjalankan peran baru sebagai orang tua, pelajar atau pekerja. Penelitian
tentang faktor lingkungan sebagai salah satu penyebab isolasi sosial menyimpulkan bahwa
lingkungan memiliki andil yang cukup besar terhadap timbulnya harga diri rendah pada
klien seperti lingkungan yang tidak kondusif dan selalu memojokkan klien yang pada
akhirnya akan mempengaruhi aktifitas klien termasuk hubungan dengan orang lain.

6
3. Penilaian stresor
Penilaian terhadap stresor yang dialami klien dengan isolasi sosial meliputi kogniti, affektif,
fisiologis perilaku dan sosial
a. Kognitif
Pda klien dengan isolasi sosial kemampuan kognitif klien sangat terbatas klien lebih
berfokus pada masalah bukan bagaimana mencari alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi.
b. Alternatif
Respons afektif pada pasien isolasi sosial adalah adanya perasaan putus asa, sedih, kecea,
merasa tidak berharga dan merasa tidak diperhatikan menurut Stuart dan Larais (2005)
perasaan yang dirasakan klien tersebut dapat mengakibatkan sikap menarik diri dari
lingkungan sekitar.
c. Fisiologis
Respon perilaku dan sosial yang ditampilkan klein merupakan hasil belajar dari
pengalaman sosial pada masa kanak-kanak dan dewasa khususnya dalam menghadapi
berbagai stresor yang mengancam harga diri rendah.
d. Perilaku
Respon isolasi sosial teridentifikasi tiga perilaku yang maladaptif yaitu sering melamun,
tidak mau bergaul dengan klien lain, tidak mau mengemukakan pendapat, mudah
menyerah dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan atau dalam melakukan tindakan.
e. Sosial
Respon perilaku dan sosial memperlihatkan bahwa klien isolasi sosial lebih banyak
memperlihatkan respon menghindar terhadap stresor yang dialaminya.

4. Mekanisme koping
Mekanisme kopng yang biasa digunakan adalah pertahanan koping jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego.

5. Sumber Koping
Menurut Stuart (2009), sumber koping merupakan pilihan atau strategi bantuan untuk
memutuskan mengenai apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi suatu masalah. Dalam
menghadapi stressor klien dapat menggunakan berbagai sumber koping yang dimilikinya baik
interna atau eksterna
a. Kemampuan personal
7
Pada klien dengan isolasi sosial kemampuan personal yang harus dimiliki meliputi kemampuan
secara fisik dan mental. Kemampuan secara fisik teridentifikasi dari kondisi fisik yang sehat.
Kemampuan mental meliputi kemampuan kognitif, afektif, perilaku dan sosial. Kemampuan
kognitif meliputi kemampuan yang sudah ataupun yang belum dimiliki klien didalam
mengidentifikasi masalah, menilai dan menyelesaikan masalah, sedangkan konsep diri klien
dan kemampuan perilaku terkait dengan kemampuan melakukan tindakan yang adekuat dalam
menyelesaikan stressor yang dialami. Kurangnyadukungan, penghargaan dan kesempatan untuk
melatih kemampuan yang dimiliki klien dari lingkungan sekitar klien akan mengakibatkan
rendahnya motivasi klien untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, timbulnya rasa
rendah diri yang pada akhirnya akan mengakibatkan gangguan dalam berinteraksi dngan
lingkungan sekitar. Temuan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh maslim (2001),
bahwa gejala negatif pada klien dengan gangguan jiwa kronik adalah kurang atau tidak adanya
motivasi.

b. Dukungan Sosial
Taylor, dkk (2003) menyatakan bahwa dukungan social akan membantu klien untuk
meningkatkan pemahaman terhadap stressor dalam mencapai keterampilan koping yang efektif.
Pendapat lain yang mendukung pernyataan diatas mengenai pentingnya dukungan social
didalam proses penyembuhan klien adalah pernyataan yang diungkapkan oleh sarafino (2002),
yang menyatakan bahwa dukungan social merupakan perasaan caring, penghargaan yang akan
membantu klien untuk dapat menerima orang lain yang berasal dari keyakinan yang berbeda.
Pendapat senada yang diuraikan oleh Tomaras. Et.al,.(2001 dalam keliat,2003) yang
mengatakan bahwa dukungan anggota keluarga didalam membantu merawat klien dengan
skizofrenia akan mengurangi frekuensi kekambuhan klien.

c. Aset Material
Asset material yang dapat diperoleh meliputi dukungan financial, system pembiayaan layanan
kesehatan seperti asuransi kesehatan ataupun program layanan kesehatan bagi masyarakat
miskin, kemudahan mendapatkan fasilitas dan layanan kesehatan serta
Keterjangkauan pe,biayaan pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana transportasi untuk
mencapai layanan kesehatan selama dirumah sakit maupun setelah pulang.

d. Keyakinan Positif
Keyakinan positif adalah keyakinan diri yang menimbulkan motivasi dalam menyelesaikan
segala stressor yang dihadapi. Keyakinan positif diperoleh dari keyakinan terhadap kemampuan
8
diri dalam mengatasi ketidakmampuan klien dalam beinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Adanya keyakinan positif yang dimiliki klien akan memotivasi dan membantu klien untuk
menggunakan mekanisme koping yang adaptif, kegiatan spiritusl seperti berdoa, mengikuti
kegiatan keagamaan yang ada merupakan salah satu mekanisme koping adaptif yang dilakukan
oleh klien dalam menilai stressor yang dialami.

C. Masalah Keperawatan, Data Yang Perlu Dikaji, dan pohon masalah


1. Masalah keperawatan
Diagnosa keperawatan primer untuk respon sosial maladaptif (NANDA), STUART, 2009
a. Coping, defensive
b. Self-esteem,chrome low
c. Self-mutilation,risk for
d. Social interaction, impaired
e. Violence, risk for self-directed or other-directed
f. Anxiety
g. Family processes, interruted
h. Role performance, ineffective
i. Social isolation

2. Data yang perlu dikaji

NO DATA YANG PERLU DIKAJI MASALAH


1 Subjektif Isolasi Sosial
Pasien mengatakan tentang :
1. Perasaan sepi
2. Perasaan tidak aman
3. Perasaan bosan dan waktu terasa lambat
4. Ketidakmampuan berkonsentrasi
5. Perasaan ditolak
Objektif
1. Banyak diam
2. Tidak mau bicara
3. Menyadari

9
4. Tidak mau berinteraksi
5. Tampak sedih
6. Ekspresi datar dan dangkal

3. Pohon Masalah

Resiko gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Tidak efektifnya koping individu, koping defensif

D. Diagnosis
A. Diagnosa keperawatan : isolasi sosial
B. Diagnosa medis : skizoferenia

10
E. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 1. Membina Setelah 3x SP 1
hubungan saling pertemuan, pasien 1) Identifikasi 1) Untuk mencari
percaya dapat penyebab tahu atau
2. Dapat menjelaskan isolasi sosial: menggali apa
mengidentifikasi pentingnya : siapa yang penyebab isolasi
penyebab isolasi 1) Berkenalan serumah, siapa sosial
sosial: siapa dengan yang dekat dan
yang serumah, anggota apa sebabnya 2) Memberi
siapa yang dekat keluarga 2) Jelaskan pengetahuan
dan apa 2) Berkenalan 2- keuntungan
sebabnya 3 orang punya teman 3) Memberi
3. Dapat tetangga atau dan bercakap- pengetahuan
memberitahukan tamu, cakap
kepada klien berbicara saat 3) Jelaskan 4) Melatih untuk
keuntungan melakukan kerugian tidak berinteraksi
punya teman kegiatan punya teman dengan orang lain
dan bercakap- 3) Berkenalan dan tidak 5) Membiasakan
cakap dengan 4-5 bercakap-cakap kegiatan untuk
4. Dapat orang, 4) Latih cara latihan
memberitahukan berbicara saat berkenalan berkenalan
kepada klien melakukan 4 dengan pasien,
kerugian tidak kegiatan perawat dan
punya teman harian tamu
dan tidak 4) Berkenalan > 5) Masukan pada
bercakap-cakap 5orang baru, jadwal kegiatan
5. Klien dapat berbicara saat untuk latihan
berkenalan melakukan berkenalan

11
dengan pasien, kegiatan SP 2
perawat, dan harian dan 1) Evaluasi 1) Mengetahui
tamu. sosialisasidiri. kegiatan capaian
berkenalan kegiatan yang
dengan dilakukan
beberapa orang, 2) Untuk
beri pujian menambah
2) Latih cara percaya diri
berbicara saat klien
melakukan
kegiatan harian 3) Untuk
(latih 2 membiasakan
kegiatan) kegiatan latihan
3) Masukkan pada berkenalan
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan
dengan 2-3
orang pasien,
perawat dan
tam, berbicara
saat melakukan
kegiatan harian
SP 3

1) Evaluasi
kegiatan, latih
berkenalan
(beberapa
orang) dan
berbicara saat
melakukan
duan kegiatan
harian. berikan
pujian
12
2) Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
(2 kegiatan
baru)
3) Masukan dalam
jadwal kegiatan
harian untuk
latihan
berkenalan 4-5
orang,
berbicara saat
melakukan 4
kegiatan harian
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kegiatan latihan hasil dan
berkenalan, harapan.
bicara saat
melakukan 2) Memberikan
empat latihan praktik
kegiatanharian. langsung untuk
Berikan pujian meningkatkan
2) Latih cara kemampuan
bicara sosial: motorik klien.
meminta 3) Memberi
sesuatu pengetahuan
menjawab
pertanyaan 4) Memberi
3) Masukkan pada pengetahuan.
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan >
5orang, orang
13
baru, berbicara
saat melakukan
kegiatan harian
dan sosialisasi

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas klien

Inisial : Tn S

Alamat : Desa Purwodadi Dalam Lampung Selatan

Umur : 36 Tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

Suku/Bahasa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam

Informan : Rekam Medis


14
Tanggal Masuk : 14 Oktober 2016

Tgl Pengkajian : 04 November 2016

No. Register :-

Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn G

Alamat : Desa Purwodadi Dalam Lampung Selatan

Umur : 42 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh

Suka/bahasa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam

Hub.Dengan Klien : Kakak Kandung

B. Alasan Masuk

Klien masuk Klinik Aulia Rahma pada tanggal 14 Oktober 2016 diantar keluarganya karena

di rumah klien ribut dengan istrinya. Selain itu klien juga mengamuk, emosinya labil, susah

tidur, tidak mau makan dan minum, halusinasi (+), paranoid (+). Klien lebih suka

menyendiri, klien sering menunduk, banyak diam. Tahun 2008 klien sudah pernah dirawat

di Klinik Aulia Rahma. Klien kambuh karena menolak minum obat. Kemudian keluarg

membawanya ke Kinik Aulia Rahma kembali.

Faktor Predisposisi

1. Gangguan jiwa dimasa lalu : YA

15
Keluarga klien mengatakan klien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2008 dan

dirawat di Yayasan Aulia Rahma

2. Pengobatan sebelumnya : Kurang berhasil

Keluarga klien merawatnya hanya di rumah. Keluarga mengatakakan klien tidak mau

minum obat.

Masalah Keperawatan : Ketidakpatuhan

3. Penganiayaan

Klien mengatakan tidak pernah ada ataupun mengalami penyaniayaan fisik, seksual

maupun penolakan dari lignkungan dan dari keluarganya. Klien mengatakan tidak

pernah mengalami tindak kriminal. Klien juga mengatakan tidak pernah menjadi korban

maupun saksi.

Masalah Keperawatan : -

4. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? : Tidak

Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa dan tidak ada

yang ppernah dirawat di rumah sakit jiwa.

Masalah keperawatan : -

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan tidak ada pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami klien.

klien mengatakan pengalaman hidupnya biasa-biasa saja.

Masalah keperawatan : -

C. Fisik

1. Tanda-tanda Vital

TD : 120/70 mmHg N : 84 x/Menit

S : 36,40 C RR : 20x/Menit

TB : 162 Cm BB : 50 Kg

16
2. Keluhan Fisik

Klien mengatakan tidak ada keluhan tentang fisiknya. Klien tidak merasa tubuhnya

tidak enak badan. Kondisi fisik tidak ada masalah.

Masalah keperawatan : -

D. Psikososial

1. Genogram

Keterangan :
: laki- laki

: perempuan : klien

: menikah : meninggal

: tinggal serumah : keturunan

Klien tinggal satu rumah dengan anak dan istrinya. Klien mengatakan ayahnya sudah

meninggal. Klien mengatakan ibunya sangat menyayangi dirinya. Ibunya tidak pernah

marah terhadap dirinya. Istrinya juga sangat menyayangi dirinya. Jika ada masalah

klien cerita kepada istrinya.

Masalah Keperawatan : -

2. Konsep diri

a. Gambaran Diri

Klien mengatakan suka terhadap semua organ tubuhnya dan semuanya biasa saja

tidak ada yang spesial.

b. Identitas diri
17
Klien mengatakan sebelum dirawat klien tinggal bersama istri dan anaknya dan

posisi klien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Klien mengatakan sebagai anak

bungsu sikap klien biasa saha dan tidak merasa puas. Namun sebagai laki-laki klien

merasa puas. Klien lebih banyak menerima apa adanya.

Masalah Keperawatan : -

c. Peran

Klien mengatakan perannya dalam keluarga adalah sebagai kepaa keluarga dan

sebagai kepala keluarga klien bertanggung jawab dalam masalah perekonomian

keluaga. Walaupun pekerjaannya hanya sebagai buruh tapi klien merasa cukup.

Masalah keperawatan : -

d. Ideal diri

Klien mengatakan harapannya klien dapat berkumpul kembali dengan keluarganya

dirumah dan klien juga berharap dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.

e. Harga diri

Klien mengatakn terlahir dikeluarha tidak mampu. Klien malu. Klien terlihat tidak

percaya diri.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial

a. Orang terdekat : orang tua dan istri

b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :

Klien mengatakan orang terdekat menurutnya dalan orang tuanya dan istrinya.

Semenjak dirawat di klinik klien mengataan tidak mempunya orang terdekat

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

18
Klien mengatakan dirumah klien tidak pernah mengikuti kegiatan atau acara

kumpul-kumpul. Klien lebih senang bekerja pulang dari pada bergabung dengan

orang-orang lain. Menurutnya sendiri itu lebih tenang.

Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual

d. Nilai dan keyakinan :

klien mengatakan dirinya tidak mengalami gangguan jiwa dan menurutnya dirinya

biasa saja dan orang lain juga menganggap dirinya biasa saja

e. Kegiatan Ibadah

Klien mengatakan ibadah itu tidak terlalu penting dan klien mengatakan jarang

melakukan sholat 5 waktu

Masalah Keperawatan : Resiko Defisit spiritual

E. Status Mental

1. Penampilan

Penampilan klien tidak rapi, rambut panjang. Klien mandi tetapi tidak pakai sabun /

mencuci rambut, dan tidak menggosok gigi. Keadaan mulut dan gigi klien kotor. Klien

mengatakan malas mengganti baju

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan

Klien berbicara lambat dan sesekali klien tampak berfikir sejenak klien hanya

menjawab seperlunya saja. Bicara lambat tetapi terarah jawabannya. Kadang

jawabannya suka berubah ubah dan terkadang emosional ingin marah.

Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

19
3. Aktivitas Motorik

Klien tampak lesu dan tidak bersemangat. Klien tampak berbicara sepperlunya saja dan

tampak tenang. Sesekali klien merubah posisi duduknya.

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial

4. Alam Perasaan

klien mengatakan khawatir. Tetapi tidak tahu apa yang dikhawatirkan.

5. Afek

Saat diberi stimulus klien tampak datar tidak ada ekspresi.

Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

6. Interaksi selama wawancara

Selama berkomunikasi klien tampak kontak mata kurang tertuju kepada lawan bicara.

Klien tampak sesekali hanya menatap lawan bicara

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

7. Persepsi

Klien mengatakan seringn mendengar suara-suara tanpa ada wujudnya. Klien

mengatakan mendengar nya pada pagi dan sore hari. Klien mengatakan suara itu

muncul kadang menyuruhnya untuk marah-marah. Klien tampak berbicara dan senyum-

senyum sendiri.

Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

8. Proses pikir

Ketika klien sedang diajak berbicara pembicaraan terhenti tiba tiba tanpa gangguan

eksternal kemudian dilanjutkan kembali.

Masalah Keperawatan : Gangguan Proses pikir

9. Isi Pikir

Klien mengatakan sedang kepikiran dengan keluarganya dirumah. Klien sudah

menghilangkan pikiran-pikiran khawatir terhadap keluarga namun tidak bisa


20
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir

10. Tingkat kesadaran

Klien tampak duduk saja. Klien kebanyakan menunduk. Sesekali klien menatap lawan

bicara. Saat dikaji tampak orientasi terhadap waktu, tempat dan orang disekitarnya

baik..

Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir

11. Memory

Saat dikaji tentang ingatan masa lalunya, klien tampak bingung dan mengatakan lupa.

Klien mampu mengingat nama perawat dan temannya yang baru berkenalan namun

tidak mampu mengingat dengan baik

Masalah Keperawatan : Kerusakan memori

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Klien tidak mampu berhitung sederhana dan klien sulit untuk berkonsentrasi dengan

apa yang sedang dibicarakan

Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir

13. Kemampuan Penilaian

klien mampu mengambil keputusan yang sederhana seperti memilih makan dulu

sebelum mandi.

Masalah Keperawatan : -

14. Daya Tilik Diri

Klien mengatakan dirinya baik baik saja, tidak sakit. Klien mengatakan tidak perlu

dirawat di klinik

Masalah Keperawatan : Kerusakan penilaian


21
G. Kebutuhan persiapan pulang

1. Makan dan minum

a) Makan

Klien Makan 3 kali/hari dengan nafsu makan baik, jenis makanan nasi,sayur dan lauk, klien

mengatakan menyukai semua jenis makanan dan cara makan dari mulut kemudian dikunyah dan

ditelan. Klien makan sendiri menggunakan tangan.

b) Minum

Klien minum 4-5 gelas /hari, klien minum air putih, dan klien minum tanpa bantuan

orang lain

2. BAB/BAK

Klien BAB/BAK tanpa bantuan orang lain, Klien setelah BAB membersihkan diri dan

menyiramnya.

3. Mandi

Klien Mandi 2 Kali sehari. Klien jarang menggosok gigi. Mulut dan gigi klien tampak

kotor, Klien mandi tanpa menggunakan sabun, Klien malas mengganti baju. Klien mandi

hanya kalau disuruh perawat.

Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri

4. Berpakaian

Penampilan klien tidak rapi, klien mengganti pakaian sesuai jadwal ganti pakaian 3

hari/sekali, klien tidak menyisir rambut.

Masalah keperawatan : defisit perawatan diri

5. Istirahat dan Tidur

Klien mengatakan tidur siang 1 jam dan tidur malam 7-8 jam. Tidak ada kebiasaan

sebelum dan setelah bangun tidur.

22
Masalah keperawatan : -

6. Penggunaan Obat

Klien mengatakan belum paham tentang dosis obat maupun nama obat. Namun klien

mengtakan rutin dan teratur dalam minum obat yang diberikan perawat.

Masalah keperawatan : kurang pengetahuan

7. Pemeliharaan Kesehatan

Klien mengatakan setelah pulang dari Klinik Aulia Rahma klien belum mengetahui

perawatan apa yang harus klien lakukan. Klien hanya mengetahui harus minum obat

secara teratur.

8. Kegiatan didalam rumah

Klien mengatakan klien hanya mampu menjaga kerapihan rumah seperti menyapu rumah

secara mandiri.

9. Kegiatan diluar rumah

Klien mengatakan jarang keluarg rumah apalagi melakukan hal-hal seperti belanja,

bertransportasi keluarh rumah dan kegiatan luar rumah tidak pernah klien lakukan

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

G. Mekanisme Koping

Klien mengatakan lebih senang sendiri. Klien mengatakan jarang menceritakan kepada

orang lain tentang masalahnya. Klien merasa tidak percaya dengan orang lain. Klien

tampak menghindar dari orang lain klien tampak tidak mau berinteraksi.

Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif

H. Masalah Psikososial dan Pengetahuan

1. Klien berhubungan dengan dukungan kelompok spesifik

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan masyarakat/kelompok

tertentu.

23
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan fisik

Keluarga klien mengatkan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan lingkungan fisik

3. Masalah Berhubungan dengan pendidikan

Keluarga klien mengatakan pendidikanya sampai dengan SMP

4. Masalah berhubungan dengan sulit dalam ekonomi

Klien mengatkan bekerja sebagai buruh dan tidak ada masalah dalam pekerjaannya

5. Masalah berhubungan dengan perumahan

Klien mengatatakan tinggal dilingkungan menengah kebawah

6. Masalah berhubungan dengan ekonomi

Keluarga klien mengatakan klien pernah mengeluh tentang masalah ekonomi

7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan

Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah berobat ke puskesmas

Jelaskan :

Klien mengatakan tidak pernah berhubungan dengan kelompok tertentu. Tidak ada

masalah dalam berhubungan dengan lingkungan fisik dan lingkungan keluarganya. Klien

mengatakan terlahir dilingkungan yang menengah kebawah. Klien terlihat banyak

menunduk. Klien terlihat kurang ppercaya diri

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

J. Kurang pengetahuan

Klien mengatakan tidak mengetahi tentang penyakit jiwa yang dialami saat ini dan klien juga

tidak mengetahui tentang obat-obatan yang dia minum.

Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan

K. Aspek Medis

Diagnosa Medik : Skizofrenia

Terapi Medik :

24
Halloperidol (2mg) 2x1/ hari

Chlorpomazine (5mg) 1x1/hari

Trihexipenidin (50mg) 2x1/hari

L. Data Fokus

Data Subyektif

- Klien mengatakan pernah dirawat di klinik aulia rahma tahun 2008

- Klien mengatakan tidak mau minum obat

- Klien mengatakan karena tidak minum obat klien dibawa keluarganya ke klinik aulia

rahma karena kambuh kembali gejala gejalanya

- Klien mengatakan di rumah tidak pernah mengikuti kegiatan bermasyarakat

- Klien mengatakan lebih suka menyendiri daripada mengikut kegiatan bermasyarakat

- Klien mengatakan klien mengatakan lebih suka menyendiri daripada berbicara dengan

orang lain

- Klien mengatakan sendiri itu tenang

- Klien mengatakan lebih senang bekerja daripada berbicra dengan orang lain

- Klien mengatakan jarang keluar rumah

- Klien mengatakan malas untuk mengganti baju

- Klien mengatakan suka marah-marah

- Klien mengatakan terlahir dilingkungan keluarga yang tidak mampu

- Klien mengatakan tidak bisa menghilangkan pikiran khawatir terhadap keluarganya

- Klien mengatakan lupa saat ditanya tentang masa lalunya

- Klien mengatakan saat sendiri sering mendengar suara suara yang tidak ada wujudnya

- Klien mengatakan suara tersebut menyuruh untuk marah

- Klien mengatakan jarang menceritakan tentang masalahnya kepada orang lain

- Klien mengatakan tidak percaya dengan orang lain

- Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya

25
- Klien mengatakan tidak tahu tentang obat yang dikonsumsinya

Data Obyektif

- Klien berbicara lambat

- Klien tidak mau memulai pembicaraan

- Klien berbicara seperlunya

- Klien tampak lesu dan tidak bersemangat

- Klien terlihat lebih senang sendirian

- Klien hanya berbicara ketika ada yang bertanya

- Klien tidak ada kontak mata terhadap lawan bicara

- Penampilan klien terlihat tidak rapi

- Wajah klien tampak tegang

- Sesekali nada bicaranya tampak tinggi

- Klien tampak gelisah sambil memegangi tangannya

- Klien terlihat tidak percaya diri

- Klien sering menunduk

- Klien tampak tidak mau berinteraksi

- Klien tidak paham tentang penyakitnya

- Klien tidak bisa menyebutkan nama obat yang ditunjukkan perawat

- Klien tampak kadan-kadang berbicara sendiri

L. Analisa Data

No Data Masalah
1. DS: Ketidak patuhan

- Klien mengatakan pernah dirawat di

klinik aulia rahma

- Klien mengatakan tidak mau minum oba

dan menyebabkan klien kambuh dibawa


26
ke klinik aulia rahma

DO:

- Klien menolak ketika disuruh minum

obat oleh istrinya


2 DS: Isolasi Sosial

- Klien mengatakan di rumah tidak pernah

mengikuti kegiatan bermsyarakat

- Klien mengatakan lebih suka menyendiri

daripada berbicara dengan orang lain

- Klien mengatakan sendiri itu tenang

- Klien mengatakan senang berbicara

daripada berbicara dengan orang lain

DO:

- Klien bicaranya lambat

- Klien tidak mau memulai pembicaraan

- Klien berbicara seperlunya saja

- Klien tampak lesu dan tidak bersemangat

- Klien telihat lebih sering sendirian

- Klien tidak ada kontak mata dengan

lawan bicaranya
3 DS: Defisit Perawatan

- Klien megatakan mandi 2x/hari diri

- Klien mengatakan mandi tidak pakai

sampo dan sabun

- Klien mengatakan malas pengganti baju

DO:

- Penampilan klien tidak rapi

27
- Klien terlihat memakai beju dan celana

tidak rapi

- Gigi klien terlihat kotor

- Mulut klien bau

4 DS: Resiko Perilaku

- Klien mengatakan suka marah-marah Kekerasan

DO:

- Wajah klien tampak tegang

- Sesekali nada bicaranya agak tinggi

- Klien tampak gelisah sambil memegangi

tangannya

5 DS: Harga Diri rendah

- Klien mengatakan terlahir dari keluarga

tidak mampu

DO:

- Klien sering terlihat melamun

- Klien terlihat tidak percaya diri

6 DS : Gangguan proses

- Klien mengatakan tidak bisa pikir

menghlangkan perasaan khawatir

terhadap keluarganya

- Klien mengatakan tidak ingat saat

ditanyakan tentang masa lalunya

DO:
28
- Saat sedang berbicara sering tiba tiba

berhenti seperti klien sedang memikirkan

sesuatu kemudian berlanjut kembali

- Klien tampak bignung

- Klien sering me nunduk


7 DS: Gangguan Sensori

- Klien mengatakan saat sendirian sering Persepsi :

mendengar suara suara yang tidak ada halusinasi

wujudnya Pendengaran

- Klien mengatakan suara tersebut

menyuruhnya untuk marah

DO:

- Klien tampak kadang berbicara sendiri

- Klien terlihat gelisah

8 DS: Koping individu

- Klien mengatakan jrang menceritakan tidak efektif

masalahnya kepada orang lain

- Klien mengatakan tidak percaya dengan

orang lain

- Lebih senang sendiri

DO:

- Klien tampak menghidar dari orang lain

- Klien tampak tidak mau berinteraksi

9 DS : Kurang

- Klien mengatakan tidak mengetahui pengetahuan


29
tentang penyakitnya

- Klien mengatakan tidak tahu tentang obat

yang dikonsumsinya

DO:

- Klien bertanya tentang penyakitnya

- Klien tidak bisa menyebutkan nama obat

yang ditunjukkan perawat

M. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Defisit Perawatan Diri

Gangguan pola pikir GSP : Halusinasi Pendengaran

ISOLASI SOSIAL

Ketidakpatuhan HDR

Kurang pengetahuan Koping Individu tidak efektif

N. Prioritas masalah

1. Isolasi Sosial

2. GSP : Halusinasi Pendengaran

3. Resiko Perilaku Kekerasan

O. Intervensi

Tanggal Diiagnosa Intervensi


30
1 Isolasi Sosial SP 1
1. identifikasi penyebab isolasi sosial
2. diskusi tentang keuntungan dan
kerugian jika memiliki teman
3. latih cara berkenalan
4. masukan pada jadual kegiatan
SP 2
1. evaluasi kegiatan berkenalan
2. latih cara berbicara saat melakukan
kegiatan (latih 2 kegiatan)
3. latih berkenalan dengan 2-3 orang
4. masukan kedalam jadual kegiatan

SP3
1. evaluasi kegiatan latihan
berkenalan
2. latih cara berbicara (2 kegiatan
baru)
3. latih berkenalan dengan 4-5 orang
4. masukan kedalam jadual kegiatan
SP4 1. evaluasi kegiatan latihan
berkenalan
2. latih cara bicara sosial
3. latih cara berkenaln lebih dari 5
orang
4. masukan kedalam jadual
kegiatan

2 Halusinasi SP 1:
1. identifikasi halusinasi: isi, frekuensi,
Pendengaran
waktu,situasi, perasaan dan respon
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi
: menghardik, obat, bercakap-cakap
dan melakukan kegiatan
3. latih cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
4. Masukan dalam jadual kegiatan
SP 2 :
1. Evaluasi kegiatan menghardik, beri
pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi
dengan minum obat jelaskan ^
benar : jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara dan continue minum
3. masukan pada jadual kegiatan

SP 3;
1. Evaluasi kegiatan menhhardik dan
minum obat
2. latih cara mengontrol dengan
bercakap-cakap
3. masukan pada jadual kegiatan
31
SP 4:
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik, minum obat dan
mbercakap-cakap
2. latih cara mengontrol dengan
kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
3. masukan pada jadual kegiatan.
3 Resiko Perilaku SP11. Identifikasi penyebab, tanda
gejala, RPK yang dilakukan, akibat
Kekerasan
RPK
2. Jelaskan cara mengontrol RK:
fisik, obat, verbal, spiritual
3. Laithan cara mengontrol RPK
secara fisik: tarik nafas dalam dan
pukul bantal
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fis

SP21. Evaluasi kegiatan latihan fisik.


Beri pujian.
2. Latih cara mengontro, RPk dengan
obat (jelskan6 benar: jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fisik dan minum
obat
SP3 1.Evaluasi kegiatan latihan fisik dan
obat. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol RPK secara
verbal (3 cara: mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar)
3. Masukkan jadwal kegiatan untuk
kegiatan latihan fisik, obat, dan
verbal
SP41. Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat
dan verbal. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol RPK secara
spiritual (2 kegiatan)
3. Masukkan jadwal kegiatan untuk
kegiatan latihan fisik, obat, verbal,
dan spiritual

32
P. Dokumentasi Keperawatan

Nama : Tn. E

IMPLEMENTASI EVALUASI

33
Hari/tgl: Jumat/04 Nov 16 Pkl: 09.00

DATA: SUBJEKTIF:

1. -  Klien mengatakan lebih suka


2. - menyendiri daripada dengan teman
3. -  Klien mengatakan sering mendengar
suara-suara yang menyuruhnya untuk
marah ketika sendirian
DIAGNOSIS:  Klien mengatakan sering mengamuk
1. - di rumahnya karena menolak disuruh
2. - minum obat
3. -

INTERVENSI: OBJEKTIF:
1. Identifikasi masalah yang dirasakan
 Klien terlihat lebih sering menunduk
 Klien tidak mampu memulai
pembicaraan
RENCANA TINDAK LANJUT:  Klien hanya menjawab pertanyaan
1. Melatih SP 1 Isolasi Sosial yang diberikan
2. Melatih SP 1 Halusinasi
 Klien terkadang melamun saat
3. Melatih SP 1 Resiko Perilaku
ditanya
Kekerasan
 Klien terlihat tegang dan gelisah
sambil menggenggam tangannya
 Nada suara klien tinggi

ANALISIS:
1. Isolasi Sosial (+)
2. Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran (+)
3. Resiko Perilaku Kekerasan (+)

PLANNING:
1. Berlatih mengenal penyebab masalah
yang dialami

Q. Dokumentasi Keperawatan

Nama : Tn. E

IMPLEMENTASI EVALUASI
34
Hari/tgl: Sabtu/05 Nov 16 Pkl: 09.00

DATA: SUBJEKTIF:

4. Klien mengatakan lebih suka  Klien mengatakan keuntungan punya


menyendiri teman adalah bisa berbagi cerita tetapi
5. Klien mengatakan sering mendengar klien lebih suka menghardik
suara-suara ketika sedang sendirian  Klien mengatakan suara-suara itu
6. Klien mengatakan sering marah- muncul ketika sendirian dan
marah menyuruhnya untuk marah-marah
7. Klien tampak tegang dan gelisah
8. Nada bicara klien agak tinggi

OBJEKTIF:
DIAGNOSIS:  Klien mampu memperagakan
4. Isolasi Sosial berkenalan dengan perawat dan satu
5. Gangguan Sensori Persepsi: temannya
Halusinasi Pendengaran  Klien mampu memperagakan cara
6. Resiko Perilaku Kekerasan menghardik
 Klien mampu memperagakan tarik
nafas dalam dan pukul bantal
INTERVENSI:  Klien masih tampak tegang dan
2. Latih SP 1 Isolasi Sosial gelisah
3. Latih SP 1 Halusinasi
4. Latih SP 1 Resiko Perilaku
Kekerasan
ANALISIS:
4. Isolasi Sosial (+)
RENCANA TINDAK LANJUT: 5. Gangguan Sensori Persepsi:
4. Melatih SP 2 Isolasi Sosial Halusinasi Pendengaran (+)
5. Melatih SP 2 Halusinasi 6. Resiko Perilaku Kekerasan (+)
6. Melatih SP 2 Resiko Perilaku
Kekerasan
PLANNING:
2. Berlatih berkenalan dengan pasien
lain sebanyak 2 orang
3. Berlatih cara menghardik 3 kali
sehari
4. Berlatih cara tarik nafas dalam 3 kali
sehari
5. Berlatih cara pukul bantal 3 kali
sehari

R. Dokumentasi Keperawatan

Nama : Tn. E

IMPLEMENTASI EVALUASI
35
Hari/tgl: Sabtu/05 Nov 16 Pkl: 16.00

DATA: SUBJEKTIF:

1. Klien mengatakan lebih suka  Klien mengatakan sudah berkenalan


menyendiri dengan 2 temannya, namanya Pak A dan
2. Klien mengatakan sering mendengar Pak Z
suara-suara ketika sedang sendirian  Klien mengatakan sudah latihan
3. Klien mengatakan sering marah- menghardik 3 kali
marah  Klien mengatakan sudah latihan
4. Klien tampak tegang dan gelisah nafas dalam dan pukul bantal 3 kali
5. Klien sudah bisa berkenalan,  Klien mengatakan masih suka
menghardik, tarik nafas dalam, dan pukul menyendiri dan suara-suara masih
bantal muncul kadang-kadang

DIAGNOSIS:
1. Isolasi Sosial OBJEKTIF:
2. Gangguan Sensori Persepsi:  Klien mampu berbicara dengan baik
Halusinasi Pendengaran saat berkenalan dengan temannya
3. Resiko Perilaku Kekerasan  Klien mampu menyebutkan kembali
nama dan dosis obat yang biasa
dikonsumsi
INTERVENSI:
 Klien mampu menyebutkan kembali
1. Latih SP 2 Isolasi Sosial
prinsip 6 benar minum obat
2. Latih SP 2 Halusinasi
 Klien mampu memperagakan cara
3. Latih SP 2 Resiko Perilaku
menghardik
Kekerasan
 Klien mampu memperagakan tarik
nafas dalam dan pukul bantal
RENCANA TINDAK LANJUT:  Klien tampak tenang
1. Melatih SP 3 Isolasi Sosial
2. Melatih SP 3 Halusinasi
3. Melatih SP 3 Resiko Perilaku
Kekerasan ANALISIS:
1. Isolasi Sosial (+)
2. Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran (+)
3. Resiko Perilaku Kekerasan (+)

PLANNING:
1. Berlatih berkenalan dengan pasien
lain sebanyak 2 orang
2. Berlatih cara menghardik 3 kali
sehari
3. Berlatih cara tarik nafas dalam 3 kali
sehari
4. Berlatih cara pukul bantal 3 kali
sehari
5. Minum obat secara teratur 2 kali
sehari
36
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. ( 2009). Nursing Diagnoses: Difinition & Classification 2009-2011. Philadelphia:


NANDA International
Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 9th ed. Missouri: Mosby.
Inc.
Fausiah, F., & Widury, J. (2005) Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: UI-Press

37

Anda mungkin juga menyukai