NIM : 2014401094
( TINGKAT 2 REGULER 2)
Perintah
Isilah kolom / kotak di bawah ini dengan jawaban yang benar sesuai dengan tugas atau
pertanyaannya!
1. Jelaskan definisi dan penyebab dari penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19.
Flu Burung Flu burung adalah penyakit infeksi Flu burung disebabkan oleh infeksi
yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang berasal dari burung.
virus influenza tipe A yang ditularkan Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat
oleh unggas ke manusia. Ada menyerang dan menular pada unggas, baik
banyak jenis virus flu burung, tetapi unggas liar maupun unggas peternakan, seperti
hanya beberapa yang dapat ayam, bebek, angsa, dan burung. Namun, ada
menyebabkan infeksi pada beberapa jenis virus flu burung yang bisa
manusia.Dalam dunia medis flu menginfeksi manusia, yaitu H5N1, H5N6, H5N8,
burung juga dikenal dengan dan H7N9. ari beragam virus turunan tersebut,
sebutan avian influenza. hingga kini hanya dua jenis yang mewabah dan
menyebabkan tingginya angka kematian, yaitu
H5N1 dan H7N9.penularan flu burung juga bisa
melalui terhirupnya debu atau kotoran unggas
sakit dan mengonsumsi daging unggas yang tak
dimasak hingga matang sempurna.
SARS SARS (Severe Acute Respiratory SARS disebabkan oleh salah satu jenis
Syndrome) adalah infeksi saluran coronavirus yang dikenal dengan SARS-
pernapasan berat disertai dengan associated coronavirus (SARS-CoV).
gejala saluran pencernaan yang Coronavirus merupakan kelompok virus yang
disebabkan oleh coronavirus. bisa menginfeksi saluran pernapasan.
Penyebab SARS
SARS disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang dikenal dengan SARS-
associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus merupakan kelompok virus yang
bisa menginfeksi saluran pernapasan. Saat terinfeksi virus ini, biasanya akan terjadi
gangguan pernapasan mulai dari ringan sampai berat.
Para ahli menduga bahwa virus penyebab SARS berasal dari kelelawar dan luwak.
Virus ini kemudian bermutasi menjadi virus baru yang bisa menular dari hewan ke
manusia dan dari manusia ke manusia.
Virus SARS dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara, antara lain:
Tidak sengaja menghirup percikan ludah penderita SARS yang batuk atau
bersin
Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar
percikan ludah penderita SARS
Berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan penderita SARS
Seseorang juga dapat tertular SARS ketika menyentuh barang yang terkontaminasi
oleh tinja penderita SARS. Penularan ini terjadi bila penderita tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah buang air besar.
SARS lebih berisiko terjadi pada seseorang yang kontak jarak dekat dengan
penderita, misalnya berada di wilayah yang mengalami wabah SARS, tinggal satu
rumah dengan penderita SARS, atau petugas kesehatan yang merawat penderita
SARS.
Penularan antarmanusia diduga juga dapat terjadi, tetapi belum jelas mekanisme dan
cara penularannya. Seseorang lebih berisiko terinfeksi virus flu burung jika memiliki
faktor-faktor berikut ini:
Berada di dekat penderita MERS CoV, terutama bagi lansia, orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah, dan petugas medis yang merawat penderita MERS
CoV.
Baru pulang dari Arab Saudi atau negara sekitarnya, dan mengalami gejala gangguan
pernapasan.
Kontak dengan unta yang terinfeksi virus ini, termasuk meminum susu unta yang tidak
dipasteurisasi dan memakan dagingnya yang tidak dimasak dengan benar-benar
matang.
PENYEBAB COVID-19
disebabkan oleh SARS-CoV-2 yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus
yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi
pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan
paru-paru, seperti pneumonia.
Pada penghujung tahun 2020, beberapa laporan kasus menyebutkan bahwa virus
Corona telah bermutasi menjadi beberapa jenis atau varian baru, misalnya varian
delta.
COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa
infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui
cara-cara berikut:
Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-
19 bersin atau batuk
Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah
menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19, misalnya uang atau
gagang pintu
Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa
mengenakan masker
CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel
zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis
tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat
hirup melalui nebulizer.
Dari data yang dikeluarkan oleh WHO, saat ini ditemukan beberapa varian SARS-
CoV-2 penyebab COVID-19. Berikut rincian jenis varian baru tersebut:
Varian Alfa (B.1.1.7) yang pada awalnya ditemukan di Inggris sejak September 2020.
Varian Beta (B.1.351/B.1.351.2/B.1.351.3) yang pada awalnya ditemukan di Afrika
Selatan sejak Mei 2020.
Varian Gamma (P.1/P.1.1/P.1.2) yang pada awalnya ditemukan di Brazil sejak
November 2020.
Varian Delta (B.1.617.2/AY.1/AY.2/AY.3) yang pada awalnya ditemukan di India sejak
Oktober 2020.
Varian Eta (B.1.525) yang penyebarannya ditemukan di banyak negara sejak
Desember 2020.
Varian Iota (B.1526) yang pada awalnya ditemukan di Amerika sejak November 2020.
Varian Kappa (B.1617.1) yang pada awalnya ditemukan di India sejak Oktober 2020.
Varian Lamda (c.37) yang pada awalnya ditemukan di Peru sejak Desember 2020.
3.Sebutkan tanda dan gejala dari masing-masing penyakit-penyakit endemis: Flu burung,
SARS, MERS-CoV & Covid-19!
Flu Burung
Demam
Batuk
Sakit tenggorokan
Nyeri otot
Sakit kepala
Kelelahan
Hidung berair atau tersumbat
Sesak napas
SARS
Gejala SARS
Gejala SARS biasanya muncul 2–10 hari setelah seseorang
terinfeksi virus SARS-CoV, tapi bisa juga baru muncul 14 hari
setelahnya. Gejala infeksi virus ini bisa bervariasi pada tiap
orang, namun secara umum akan muncul gejala berupa:
Demam
Batuk
Sesak napas
Nafsu makan menurun
Tubuh mudah lelah
Menggigil
Sakit kepala
Nyeri otot
Diare
Mual
Muntah
MERS-Cov
Gejala MERS
MERS akan menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa
karena virus penyebabnya sejenis. Beberapa gejala MERS yang
akan terjadi, antara lain:
Demam.
Batuk-batuk.
Napas pendek.
Gangguan pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah.
Nyeri otot.
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
Diare
Sakit kepala
Konjungtivitis
Hilangnya kemampuan mengecap rasa
Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
Ruam di kulit
Gejala serius:
kesulitan bernapas atau sesak napas
nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak
Flu burung
1. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan unggas yang terpapar virus
penyebab flu burung. Hindari unggas yang memiliki potensi terpapar flu burung, baik
unggas yang masih hidup atau sudah mati.
2. Penularan flu burung dapat terjadi karena kontak cairan dari unggas yang terpapar virus
flu burung dengan seseorang yang sehat.
3. Ketika memiliki unggas yang dicurigai terpapar virus flu burung, hindari kotoran dan
kandang unggas tersebut. Debu dari kandang unggas yang terpapar dan terhirup dapat
menjadi pemicu seseorang tertular virus penyebab flu burung.
4. Perhatikan tingkat kematangan yang optimal ketika mengonsumsi daging unggas.
Konsumsi daging unggas atau telur dengan tingkat kematangan yang kurang optimal
dapat meningkatkan risiko penularan.
5. Penularan virus flu burung dapat terjadi ketika seseorang mandi atau berenang dengan
air yang sudah terpapar virus flu burung.
SARS
MERS-CoV
3. Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau
tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta
bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi.
Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar mau pun hewan peliharaan yang
kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular melalui hewan
adalah toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies.
3. Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya gigitan
nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab infeksi. Contoh penyakit infeksi
akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis (kaki gajah),
chikungunya, penyakit Lyme dan infeksi virus Zika.
COVID-19
1. Tetesan pernapasan
(droplets) dan aerosol Ketika orang yang terinfeksi Covid-19 batuk, bersin, atau
berbicara, droplets atau partikel kecil yang disebut aerosol membawa virus ke udara
dari hidung atau mulut mereka. Siapapun yang berada dalam jarak 2 meter dari
pembawa virus tersebut dapat menghirupnya ke paru-paru mereka.
2. Transmisi udara
Penelitian menunjukkan bahwa virus dapat hidup di udara hingga 3 jam. Virus dapat
masuk ke paru-paru Anda jika seseorang menghirup udara yang mengandung virus
itu. Para ahli masih menyelidiki atas seberapa sering virus menyebar melalui jalur
udara dan seberapa besar kontribusinya terhadap pandemi.
Cara lain untuk tertular virus corona baru adalah ketika Anda menyentuh permukaan
tempat seseorang yang terkena virus batuk atau bersin. Anda mungkin menyentuh
meja atau gagang pintu yang terkontaminasi lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata
Anda. Virus dapat hidup di permukaan seperti plastik dan baja tahan karat selama 2
hingga 3 hari. Untuk menghindari hal ini terjadi, bersihkan dan desinfeksi semua meja
dapur, kenop, dan permukaan lain yang Anda dan keluarga sentuh beberapa kali
sehari.
Pencegahan SARS
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah SARS, yaitu:
Bila Anda mengalami gejala mirip SARS, lakukan beberapa langkah berikut untuk
mencegah penyebaran SARS ke orang lain:
Mengenakan masker dan segera mencari petugas medis jika terjadi gejala pernapasan.
Menjaga kebersihan tangan.
Menutup hidung dan mulut dengan kertas tisu ketika bersin dan buang kertas tisu kotor
di tempat sampah berpenutup.
Meningkatkan kekebalan tubuh yang baik dengan menjalani diet yang seimbang,
olahraga teratur istirahat yang cukup, jangan merokok dan hindari konsumsi alkohol.
Meskipun virus corona dapat bertahan hidup selama beberapa waktu di lingkungan,
tetapi virus tersebut mudah dihancurkan dengan sebagian besar detergen dan agen
pembersih.
Menjaga ventilasi yang baik.
PENCEGAHAN COVID-19
Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan hingga
bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus,
termasuk virus Corona.
Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat Anda memiliki risiko rendah terjangkit
berbagai penyakit.
Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti mata, mulut,
dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari.
Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah penyebaran virus
Corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik.
Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting untuk tidak berbagi
peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri demi
kesehatan dan mencegah terinfeksi virus Corona.
Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara. Ketika Anda bersin dan
batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan
kelenjar liur.
Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Cuci
tangan Anda hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada kuman, bakteri, dan virus
yang tertinggal di tangan.
Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting dilakukan. Rendam bahan
makanan, seperti buah-buah dan sayur-sayuran menggunakan larutan hidrogen
peroksida atau cuka putih yang aman untuk makanan.
Simpan di kulkas atau lemari es agar bahan makanan tetap segar ketika ingin
dikonsumsi.
Selain untuk membersihkan, larutan yang digunakan sebagai mencuci memiliki sifat
antibakteri yang mampu mengatasi bakteri yang ada di bahan makanan.
10.Selalu memakai masker bila mendesak ke luar rumah dan ketika berbicara dengan
orang lain.
11.Rajin cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
12.Jangan menggosok mata dengan tangan.
6.Jelaskan pengobatan pada penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV &
Covid-19!
Pengobatan Flu Burung
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani flu burung dapat berbeda-beda,
tergantung dari gejala yang dialami. Pasien yang telah terbukti menderita flu burung
biasanya akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit untuk mencegah penularan
dengan pasien lain.
Obat-obatan antivirus merupakan obat utama yang digunakan untuk mengatasi flu
burung. Beberapa obat antivirus yang biasanya diberikan
adalah oseltamivir dan zanamivir.
Obat antivirus dapat meredakan gejala, mencegah terjadinya komplikasi, serta
meningkatkan peluang pasien untuk sembuh. Obat ini perlu dikonsumsi secepatnya
dalam waktu 2 hari setelah gejala muncul.
Selain untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa digunakan sebagai obat
untuk mencegah flu burung. Oleh karena itu, obat ini terkadang diberikan kepada
orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien, seperti para petugas medis
yang menangani pasien serta anggota keluarga dan kerabat pasien.
Jika pasien mengalami gangguan napas yang cukup parah, termasuk
mengalami hipoksemia, dokter akan memasangkan alat bantu napas dan ventilator
untuk membantu mengatasinya.
Pengobatan SARS
Pengobatan SARS bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah penularan
SARS ke orang lain. Sampai saat ini, penelitian untuk menemukan vaksin SARS
masih terus dilakukan.
Penderita SARS harus dirawat di rumah sakit dan diisolasi dari pasien lain. Selama
dirawat di rumah sakit, pasien akan diberikan obat-obatan berupa:
Obat untuk meredakan gejala, seperti obat analgetik-antipiretik, obat batuk, dan obat
untuk meredakan sesak napas
Obat antivirus untuk menghambat perkembangan virus, seperti lopinavir, ritonavir,
atau remdesivir
Obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi saat penderita SARS
mengalami pneumonia
Obat kortikosteroid dosis tinggi untuk mengurangi pembengkakan di paru-paru
Pengobatan COVID-19
Sampai saat ini, belum ada obat yang secara pasti dapat mengatasi penyakit COVID-
19. Jika Anda di diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya
mengalami gejala ringan, Anda bisa melakukan perawatan atau isolasi mandiri di
rumah.
Ruangan isolasi harus memiliki ventilasi dan cahaya yang baik serta pertukaran udara
yang cukup. Selain itu, ruangan isolasi juga wajib dibersihkan setiap hari dengan air
sabun atau desinfektan. Selama isolasi mandiri, perhatikan beberapa hal berikut:
Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga
jarak dengan orang dalam satu rumah.
Selalu gunakan masker jika keluar rumah atau saat akan berinteraksi dengan anggota
keluarga.
Terapkan etika batuk.
Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.
Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.
Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.
Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.
Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit
COVID-19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi
COVID-19 adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir. Selain itu,
obat ivermectin yang diklaim banyak pihak bisa mengobati COVID-19 hingga saat ini
belum terbukti efektif dan masih terus diteliti.
Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi
COVID-19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas
remdesivir masih terus berlanjut.