Anda di halaman 1dari 20

NAMA : TIARA PUSPITA

NIM : 2014401094

( TINGKAT 2 REGULER 2)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TOPIK: KAJIAN PENYAKIT ENDEMIK 

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan

Pada akhir pembelajaran pokok bahasan ini mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan definisi dari penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV &
Covid-19.
2. Menjelaskan epidemiologi/prevalensi penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19. di Indonesia dan dunia.
3. Menjelaskan penyebab terjadinya penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19.
4. Menjelaskan tanda, gejala dan hasil pemeriksaan penunjang pada  penyakit-penyakit
endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV & Covid-19.
5. Menjelaskan rantai penyebaran/penularan penyakit-penyakit endemis: Flu burung,
SARS, MERS-CoV & Covid-19.
6. Menjelaskan pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit endemis: Flu burung,
SARS, MERS-CoV & Covid-19.

Perintah

Isilah kolom / kotak di bawah ini dengan jawaban yang benar sesuai dengan tugas atau
pertanyaannya!

1. Jelaskan definisi dan penyebab dari penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19.

Penyakit Definisi Penyebab

Flu Burung Flu burung adalah penyakit infeksi Flu burung disebabkan oleh infeksi
yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang berasal dari burung.
virus influenza tipe A yang ditularkan Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat
oleh unggas ke manusia. Ada menyerang dan menular pada unggas, baik
banyak jenis virus flu burung, tetapi unggas liar maupun unggas peternakan, seperti
hanya beberapa yang dapat ayam, bebek, angsa, dan burung. Namun, ada
menyebabkan infeksi pada beberapa jenis virus flu burung yang bisa
manusia.Dalam dunia medis flu menginfeksi manusia, yaitu H5N1, H5N6, H5N8,
burung juga dikenal dengan dan H7N9. ari beragam virus turunan tersebut,
sebutan avian influenza. hingga kini hanya dua jenis yang mewabah dan
menyebabkan tingginya angka kematian, yaitu
H5N1 dan H7N9.penularan flu burung juga bisa
melalui terhirupnya debu atau kotoran unggas
sakit dan mengonsumsi daging unggas yang tak
dimasak hingga matang sempurna.

SARS SARS (Severe Acute Respiratory SARS disebabkan oleh salah satu jenis
Syndrome) adalah infeksi saluran coronavirus yang dikenal dengan SARS-
pernapasan berat disertai dengan associated coronavirus (SARS-CoV).
gejala saluran pencernaan yang Coronavirus merupakan kelompok virus yang
disebabkan oleh coronavirus. bisa menginfeksi saluran pernapasan. 

MERS-Cov Penyakit MERS disebabkan oleh infeksi


MERS (Middle East Respiratory
coronavirus bernama MERS-CoV.
Syndrome) adalah penyakit yang
menyerang pernapasan yang Coronavirus sendiri terdiri dari virus-virus lain
terjadi akibat virus Corona yang yang menyebabkan penyakit, seperti SARS
menyerang saluran pernapasan (severe acute respiratory syndrome/sindrom
mulai dari yang ringan sampai pernapasan akut parah) dan COVID-19 yang
berat. tengah mewabah.

Covid-19 conavirus atau disebut juga Penyebab Virus Corona (COVID-19)


dengan virus corona merupakan Infeksi virus Corona atau COVID-
keluarga besar virus yang 19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu
mengakibatkan terjadinya infeksi kelompok virus yang menginfeksi sistem
saluran pernapasan atas ringan pernapasan. Pada sebagian besar
hingga sedang, seperti penyakit flu.
kasus, coronavirus hanya menyebabkan
Banyak orang terinfeksi virus ini,
setidaknya satu kali dalam
infeksi pernapasan ringan sampai sedang,
hidupnyavirus corona merupakan
seperti flu.
keluarga besar virus yang
mengakibatkan terjadinya infeksi
saluran pernapasan atas ringan
hingga sedang
2. Jelaskan penyebab berkembangnya penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19 di dunia dan di Indonesia!

Penyebab SARS
SARS disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang dikenal dengan SARS-
associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus merupakan kelompok virus yang
bisa menginfeksi saluran pernapasan. Saat terinfeksi virus ini, biasanya akan terjadi
gangguan pernapasan mulai dari ringan sampai berat.
Para ahli menduga bahwa virus penyebab SARS berasal dari kelelawar dan luwak.
Virus ini kemudian bermutasi menjadi virus baru yang bisa menular dari hewan ke
manusia dan dari manusia ke manusia.
Virus SARS dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara, antara lain:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah penderita SARS yang batuk atau
bersin
 Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar
percikan ludah penderita SARS
 Berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan penderita SARS

Seseorang juga dapat tertular SARS ketika menyentuh barang yang terkontaminasi
oleh tinja penderita SARS. Penularan ini terjadi bila penderita tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah buang air besar.
SARS lebih berisiko terjadi pada seseorang yang kontak jarak dekat dengan
penderita, misalnya berada di wilayah yang mengalami wabah SARS, tinggal satu
rumah dengan penderita SARS, atau petugas kesehatan yang merawat penderita
SARS.

Penyebab Flu Burung


Flu burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang berasal dari burung.
Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menyerang dan menular pada
unggas, baik unggas liar maupun unggas peternakan, seperti ayam, bebek, angsa,
dan burung. Namun, ada beberapa jenis virus flu burung yang bisa menginfeksi
manusia, yaitu H5N1, H5N6, H5N8, dan H7N9.
Di tahun 2021, pemerintah China juga melaporkan bahwa terdapat penularan virus flu
burung jenis baru, yaitu jenis H10N3.
Virus flu burung dapat menginfeksi manusia jika terjadi kontak langsung dengan
unggas yang terinfeksi virus ini. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko
terinfeksi virus flu burung adalah:
 Menyentuh unggas yang terinfeksi, baik yang masih hidup atau sudah mati
 Menyentuh kotoran, air liur, dan lendir, dari unggas yang terinfeksi
 Menghirup percikan cairan saluran pernapasan (droplet) yang mengandung virus
 Mengonsumsi daging atau telur unggas terinfeksi yang mentah dan tidak matang

Penularan antarmanusia diduga juga dapat terjadi, tetapi belum jelas mekanisme dan
cara penularannya. Seseorang lebih berisiko terinfeksi virus flu burung jika memiliki
faktor-faktor berikut ini:

 Bekerja sebagai peternak unggas


 Bekerja sebagai tim medis yang merawat penderita flu burung
 Memiliki anggota keluarga yang menderita flu burung
 Pergi ke daerah atau tempat terjadinya infeksi flu burung
 Berada dekat dengan unggas yang terinfeksi
 Sering mengonsumsi daging atau telur unggas yang tidak matang

Penyebab Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV)


MERS CoV disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menyebabkan batuk pilek dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Selain
menginfeksi manusia, MERS CoV juga dapat menginfeksi hewan, khususnya unta.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular MERS CoV
adalah:

 Berada di dekat penderita MERS CoV, terutama bagi lansia, orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah, dan petugas medis yang merawat penderita MERS
CoV.
 Baru pulang dari Arab Saudi atau negara sekitarnya, dan mengalami gejala gangguan
pernapasan.
 Kontak dengan unta yang terinfeksi virus ini, termasuk meminum susu unta yang tidak
dipasteurisasi dan memakan dagingnya yang tidak dimasak dengan benar-benar
matang.

PENYEBAB COVID-19
disebabkan oleh SARS-CoV-2 yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus
yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi
pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan
paru-paru, seperti pneumonia.
Pada penghujung tahun 2020, beberapa laporan kasus menyebutkan bahwa virus
Corona telah bermutasi menjadi beberapa jenis atau varian baru, misalnya varian
delta.
COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa
infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui
cara-cara berikut:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-
19 bersin atau batuk
 Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah
menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19, misalnya uang atau
gagang pintu
 Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa
mengenakan masker

CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel
zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis
tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat
hirup melalui nebulizer.
Dari data yang dikeluarkan oleh WHO, saat ini ditemukan beberapa varian SARS-
CoV-2 penyebab COVID-19. Berikut rincian jenis varian baru tersebut:

 Varian Alfa (B.1.1.7) yang pada awalnya ditemukan di Inggris sejak September 2020.
 Varian Beta (B.1.351/B.1.351.2/B.1.351.3) yang pada awalnya ditemukan di Afrika
Selatan sejak Mei 2020.
 Varian Gamma (P.1/P.1.1/P.1.2) yang pada awalnya ditemukan di Brazil sejak
November 2020.
 Varian Delta (B.1.617.2/AY.1/AY.2/AY.3) yang pada awalnya ditemukan di India sejak
Oktober 2020.
 Varian Eta (B.1.525) yang penyebarannya ditemukan di banyak negara sejak
Desember 2020.
 Varian Iota (B.1526) yang pada awalnya ditemukan di Amerika sejak November 2020.
 Varian Kappa (B.1617.1) yang pada awalnya ditemukan di India sejak Oktober 2020.
 Varian Lamda (c.37) yang pada awalnya ditemukan di Peru sejak Desember 2020.
3.Sebutkan tanda dan gejala dari masing-masing penyakit-penyakit endemis: Flu burung,
SARS, MERS-CoV & Covid-19!

Penyakit Tanda dan gejala

Flu Burung

Gejala Flu Burung


Gejala flu burung umumnya baru muncul setelah 3–5 hari
terpapar virus ini. Gejala yang timbul dapat berbeda-beda, mulai
dari yang ringan hingga parah. Meskipun kadang orang yang
terinfeksi virus flu burung bisa tidak merasakan gejala apa pun,
tetapi secara umum, penderita flu burung akan mengalami gejala
berupa:

 Demam
 Batuk
 Sakit tenggorokan
 Nyeri otot
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Hidung berair atau tersumbat
 Sesak napas

Pada beberapa penderita, gejala lain yang juga dapat timbul


antara lain muntah, sakit perut, diare, gusi berdarah, mimisan,
nyeri dada, dan mata merah (konjungtivitis). Pada infeksi yang
berat, flu burung bahkan bisa menyebabkan pneumonia, acute
respiratory distress syndrome (ARDS), gagal napas, kejang, dan
gangguan sistem saraf.

SARS

Gejala SARS
Gejala SARS biasanya muncul 2–10 hari setelah seseorang
terinfeksi virus SARS-CoV, tapi bisa juga baru muncul 14 hari
setelahnya. Gejala infeksi virus ini bisa bervariasi pada tiap
orang, namun secara umum akan muncul gejala berupa:

 Demam
 Batuk
 Sesak napas
 Nafsu makan menurun
 Tubuh mudah lelah
 Menggigil
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Diare
 Mual
 Muntah

Gejala SARS mirip dengan gejala flu, tapi dapat memburuk


dengan cepat. Pada sebagian besar kasus, SARS akan
berkembang menjadi pneumonia, yaitu peradangan pada kantong
udara di dalam paru-paru. Kondisi ini juga rentan
menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen di sel dan jaringan
tubuh).

MERS-Cov
Gejala MERS
MERS akan menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa
karena virus penyebabnya sejenis. Beberapa gejala MERS yang
akan terjadi, antara lain:

 Demam.
 Batuk-batuk.
 Napas pendek.
 Gangguan pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah.
 Nyeri otot.

Tidak hanya itu, tanda-tanda pneumonia juga sering dialami oleh


mereka yang mengidap MERS. Karena tahap-tahap awal
penyakit ini sangat mirip dengan gejala flu, MERS termasuk
penyakit yang sulit dideteksi. Kamu disarankan untuk
mewaspadainya dan segera memeriksakan diri jika mengalami
gejala-gejalanya.

Penting untuk diketahui juga bahwa MERS dengan tingkat


keparahan yang tinggi dapat memicu gagal organ, terutama ginjal
dan syok sepsis. Oleh karena itu, pengidapnya harus menerima
perawatan medis darurat di rumah sakit.

Covid-19 Gejala Virus Corona (COVID-19)


Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19
bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat
bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh
bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


 Batuk kering
 Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:

 Diare
 Sakit kepala
 Konjungtivitis
 Hilangnya kemampuan mengecap rasa
 Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
 Ruam di kulit

Gejala yang paling umum:


 demam
 batuk kering
 kelelahan
 Gejala yang sedikit tidak umum:
 rasa tidak nyaman dan nyeri
 nyeri tenggorokan
 diare
 konjungtivitis (mata merah)
 sakit kepala
 hilangnya indera perasa atau penciuman
 ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau
jari kaki

Gejala serius:
 kesulitan bernapas atau sesak napas
 nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
 hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari


sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian
pasien yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen
tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia.
Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari
virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR. Untuk menemukan
tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah Anda, klik
di sini.

4. Jelaskan rantai penyebaran/penularan penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,


MERS-CoV & Covid-19!

 Flu burung

dapat menular ketika seseorang melakukan kontak langsung dengan unggas


yang memiliki virus penyebab flu burung. Ketahui cara penularan virus
penyebab flu burung kepada manusia, yaitu:

1. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan unggas yang terpapar virus
penyebab flu burung. Hindari unggas yang memiliki potensi terpapar flu burung, baik
unggas yang masih hidup atau sudah mati.
2. Penularan flu burung dapat terjadi karena kontak cairan dari unggas yang terpapar virus
flu burung dengan seseorang yang sehat.
3. Ketika memiliki unggas yang dicurigai terpapar virus flu burung,  hindari kotoran dan
kandang unggas tersebut. Debu dari kandang unggas yang terpapar dan terhirup dapat
menjadi pemicu seseorang tertular virus penyebab flu burung.
4. Perhatikan tingkat kematangan yang optimal ketika mengonsumsi daging unggas.
Konsumsi daging unggas atau telur dengan tingkat kematangan yang kurang optimal
dapat meningkatkan risiko penularan.
5. Penularan virus flu burung dapat terjadi ketika seseorang mandi atau berenang dengan
air yang sudah terpapar virus flu burung.

 SARS

sindrom pernapasan akut berat (SARS) adalah penyakit menular yang


memengaruhi sistem pernapasan. SARS diketahui telah memengaruhi 26
negara, sehingga penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang sangat
diwaspadai di dunia. SARS bisa ditularkan dari orang ke orang melalui bersin,
batuk, ataupun kontak langsung dengan pengidapnya. seorang juga bisa
tertular SARS dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh
tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi dan kemudian menyentuh mata,
mulut, ataupun hidung individu normal. Penyakit ini juga diduga dapat
menyebar melalui udara, tapi para peneliti belum mengkonfirmasi hal ini.
Faktor lain yang meningkatkan risiko tertular penyakit ini, yakni melakukan
perjalanan ke negara lain yang sedang marak terjadinya penyakit SARS.

 MERS-CoV

Penularan secara langsung


Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu:

1. Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain


Berbagai jenis kuman dan virus penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang ke
orang lainnya melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui
sentuhan, percikan air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman.
Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi darah atau jarum
suntik yang dipakai bergantian dengan orang lain.
Selain melalui darah, penularan melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya
melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit infeksi. Penularan infeksi
melalui kontak seksual ini sering menjadi penyebab infeksi menular seksual.

2. Dari ibu ke bayi


Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko tinggi untuk
menularkan penyakit yang dideritanya ke janin di dalam kandungan. Di samping itu,
penularan penyakit infeksi dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan
atau saat menyusui ASI.

3. Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau
tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta
bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi.
Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar mau pun hewan peliharaan yang
kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular melalui hewan
adalah toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies.

Penularan secara tidak langsung


Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung, yaitu:

1. Benda yang terkontaminasi


Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran air, gagang
pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda
yang telah terkontaminasi kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi.
Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui penggunaan barang
pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau cukur, secara bergantian dengan orang
lain.

2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi


Sembarangan mengonsumsi makanan dan minuman juga dapat menyebabkan Anda
tertular penyakit infeksi. Berbagai jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan
dalam makanan atau minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga
matang atau makanan dan minuman yang tidak dipasteurisasi.
Contoh penyakit infeksi yang terjadi melalui metode ini adalah diare, keracunan
makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung.

3. Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya gigitan
nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab infeksi. Contoh penyakit infeksi
akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis (kaki gajah),
chikungunya, penyakit Lyme dan infeksi virus Zika.

 COVID-19

1. Tetesan pernapasan

(droplets) dan aerosol Ketika orang yang terinfeksi Covid-19 batuk, bersin, atau
berbicara, droplets atau partikel kecil yang disebut aerosol membawa virus ke udara
dari hidung atau mulut mereka. Siapapun yang berada dalam jarak 2 meter dari
pembawa virus tersebut dapat menghirupnya ke paru-paru mereka.

2. Transmisi udara

Penelitian menunjukkan bahwa virus dapat hidup di udara hingga 3 jam. Virus dapat
masuk ke paru-paru Anda jika seseorang menghirup udara yang mengandung virus
itu. Para ahli masih menyelidiki atas seberapa sering virus menyebar melalui jalur
udara dan seberapa besar kontribusinya terhadap pandemi.

3. Transmisi permukaan benda

Cara lain untuk tertular virus corona baru adalah ketika Anda menyentuh permukaan
tempat seseorang yang terkena virus batuk atau bersin. Anda mungkin menyentuh
meja atau gagang pintu yang terkontaminasi lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata
Anda. Virus dapat hidup di permukaan seperti plastik dan baja tahan karat selama 2
hingga 3 hari. Untuk menghindari hal ini terjadi, bersihkan dan desinfeksi semua meja
dapur, kenop, dan permukaan lain yang Anda dan keluarga sentuh beberapa kali
sehari.

5.Jelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit endemis: Flu burung,


SARS, MERS-CoV & Covid-19!
Pencegahan Flu Burung
Cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi flu burung adalah dengan
mencegah penularannya. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

 Menghindari kontak langsung dengan unggas


 Menghindari kontak langsung dengan orang sakit
 Menerapkan etika batuk, yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau
lipat siku saat batuk atau bersin
 Menjaga kebersihan dan mencuci tangan secara rutin
 Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut, sebelum cuci tangan
 Tidak mengonsumsi daging atau telur unggas yang belum matang
 Melakukan isolasi mandiri saat mengalami demam atau gejala flu yang ringan, untuk
mencegah penularan virus kepada orang-orang sekitar
 Tidak mengunjungi daerah atau tempat terjadinya wabah flu burung

Pencegahan SARS
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah SARS, yaitu:

 Jangan bepergian ke daerah endemik SARS. Jika terpaksa bepergian ke daerah


tersebut, jaga kesehatan, hindari pusat keramaian, gunakan masker, dan ikuti protokol
atau aturan yang diberlakukan di negara tersebut.
 Terapkan hand hygiene. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jika tidak ada,
gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol sebanyak 60–95%.
 Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut sebelum mencuci tangan.

Bila Anda mengalami gejala mirip SARS, lakukan beberapa langkah berikut untuk
mencegah penyebaran SARS ke orang lain:

 Segera ke IGD rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan.


 Hindari kontak jarak dekat dengan orang lain. Beri tahu keluarga atau teman untuk
tidak menjenguk dulu sampai 10 hari setelah gejala hilang.
 Kenakan masker dan sarung tangan, terutama bila ada orang lain di sekitar, untuk
menurunkan risiko penularan ke orang lain.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke
tempat sampah. Bila tidak ada tisu, tutup mulut dan hidung dengan lipat siku, lalu
segera cuci lipat siku dan lengan dengan air dan sabun.
 Jangan berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain, serta cuci
pakaian terpisah dari pakaian orang lain.
 Rutin cuci tangan, terutama setelah menutup mulut dengan tangan saat bersin atau
batuk dan setelah dari toilet.
pencegahan MERS
Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjangkit MERS, yaitu sebagai berikut:

 Mengenakan masker dan segera mencari petugas medis jika terjadi gejala pernapasan.
 Menjaga kebersihan tangan.
 Menutup hidung dan mulut dengan kertas tisu ketika bersin dan buang kertas tisu kotor
di tempat sampah berpenutup.
 Meningkatkan kekebalan tubuh yang baik dengan menjalani diet yang seimbang,
olahraga teratur istirahat yang cukup, jangan merokok dan hindari konsumsi alkohol.
 Meskipun virus corona dapat bertahan hidup selama beberapa waktu di lingkungan,
tetapi virus tersebut mudah dihancurkan dengan sebagian besar detergen dan agen
pembersih.
 Menjaga ventilasi yang baik.

PENCEGAHAN COVID-19

1.Sering-Sering Mencuci Tangan

Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan hingga
bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus,
termasuk virus Corona.

Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat Anda memiliki risiko rendah terjangkit
berbagai penyakit.

2. Hindari Menyentuh Area Wajah

Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti mata, mulut,
dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari.

Sangat penting menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan


benda atau bersalaman dengan orang lain.

3.Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan

Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah penyebaran virus
Corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik.

Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran virus Corona.


4. Jangan Berbagi Barang Pribadi

Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting untuk tidak berbagi
peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri demi
kesehatan dan mencegah terinfeksi virus Corona.

5. Etika ketika Bersin dan Batuk

Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara. Ketika Anda bersin dan
batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan
kelenjar liur.

Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Cuci
tangan Anda hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada kuman, bakteri, dan virus
yang tertinggal di tangan.

9.Mencuci Bahan Makanan

Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting dilakukan. Rendam bahan
makanan, seperti buah-buah dan sayur-sayuran menggunakan larutan hidrogen
peroksida atau cuka putih yang aman untuk makanan.

Simpan di kulkas atau lemari es agar bahan makanan tetap segar ketika ingin
dikonsumsi.

Selain untuk membersihkan, larutan yang digunakan sebagai mencuci memiliki sifat
antibakteri yang mampu mengatasi bakteri yang ada di bahan makanan.

10.Selalu memakai masker bila mendesak ke luar rumah dan ketika berbicara dengan
orang lain.
11.Rajin cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
12.Jangan menggosok mata dengan tangan.

6.Jelaskan pengobatan pada penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV &
Covid-19!
 Pengobatan Flu Burung
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani flu burung dapat berbeda-beda,
tergantung dari gejala yang dialami. Pasien yang telah terbukti menderita flu burung
biasanya akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit untuk mencegah penularan
dengan pasien lain.
Obat-obatan antivirus merupakan obat utama yang digunakan untuk mengatasi flu
burung. Beberapa obat antivirus yang biasanya diberikan
adalah oseltamivir dan zanamivir.
Obat antivirus dapat meredakan gejala, mencegah terjadinya komplikasi, serta
meningkatkan peluang pasien untuk sembuh. Obat ini perlu dikonsumsi secepatnya
dalam waktu 2 hari setelah gejala muncul.
Selain untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa digunakan sebagai obat
untuk mencegah flu burung. Oleh karena itu, obat ini terkadang diberikan kepada
orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien, seperti para petugas medis
yang menangani pasien serta anggota keluarga dan kerabat pasien.
Jika pasien mengalami gangguan napas yang cukup parah, termasuk
mengalami hipoksemia, dokter akan memasangkan alat bantu napas dan ventilator
untuk membantu mengatasinya.

 Pengobatan SARS
Pengobatan SARS bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah penularan
SARS ke orang lain. Sampai saat ini, penelitian untuk menemukan vaksin SARS
masih terus dilakukan.
Penderita SARS harus dirawat di rumah sakit dan diisolasi dari pasien lain. Selama
dirawat di rumah sakit, pasien akan diberikan obat-obatan berupa:

 Obat untuk meredakan gejala, seperti obat analgetik-antipiretik, obat batuk, dan obat
untuk meredakan sesak napas
 Obat antivirus untuk menghambat perkembangan virus, seperti lopinavir, ritonavir,
atau remdesivir
 Obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi saat penderita SARS
mengalami pneumonia
 Obat kortikosteroid dosis tinggi untuk mengurangi pembengkakan di paru-paru

Selain diberikan obat-obatan, pasien juga akan diberikan oksigen tambahan melalui


kanula (selang) hidung, masker oksigen, atau tabung endotrakeal (ETT).
 Pengobatan MERS
Belum terdapat pengobatan spesifik dan belum terdapat vaksin. Umumnya, langkah
penanganan dari dokter akan dilakukan berdasarkan gejala yang dialami oleh
pengidap serta kondisi kesehatannya.

 Pengobatan COVID-19
Sampai saat ini, belum ada obat yang secara pasti dapat mengatasi penyakit COVID-
19. Jika Anda di diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya
mengalami gejala ringan, Anda bisa melakukan perawatan atau isolasi mandiri di
rumah.
Ruangan isolasi harus memiliki ventilasi dan cahaya yang baik serta pertukaran udara
yang cukup. Selain itu, ruangan isolasi juga wajib dibersihkan setiap hari dengan air
sabun atau desinfektan. Selama isolasi mandiri, perhatikan beberapa hal berikut:

 Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga
jarak dengan orang dalam satu rumah.
 Selalu gunakan masker jika keluar rumah atau saat akan berinteraksi dengan anggota
keluarga.
 Terapkan etika batuk.
 Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
 Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.
 Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
 Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.
 Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.
 Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat


sembuh dalam 2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri dan
kembali beraktivitas, tetap lakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui
apakah Anda sudah memenuhi kriteria sembuh dari COVID-19.
Jika Anda didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk
Anda untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang
dapat dilakukan dokter antara lain:

 Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala


 Memasang ventilator atau alat bantu napas
 Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi
 Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah
 Memberikan obat-obatan imunosupresif, misalnya tocilizumab (Actemra)
 Memberikan terapi plasma konvalesen

Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit
COVID-19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi
COVID-19 adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir. Selain itu,
obat ivermectin yang diklaim banyak pihak bisa mengobati COVID-19 hingga saat ini
belum terbukti efektif dan masih terus diteliti.
Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi
COVID-19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas
remdesivir masih terus berlanjut.

Anda mungkin juga menyukai