Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SWARI TIRTANIA

NO BP : 1711011042

KELAS :B

PERBEDAAN SARS, MERS DAN COVID-19

COVID-19, SARS, dan MERS merupakan penyakit infeksi virus pada saluran
pernapasan yang bisa berakibat fatal. SARS disebabkan oleh beta coronavirus bernama
SARS-CoV (Severe Acute Respiratory Syndrome) pertama kali mewabah di China pada
tahun 2002, sementara Penyakit MERS berasal dari beta coronavirus yang bernama MERS-
CoV (Middle East Respitory Syndrome Coronavirus) pertama kali muncul di Timur Tengah
pada tahun 2012. Dan Covid-19 disebabkan oleh novel coronavirus bernama SARS-CoV-2.

Perbedaan SARS, MERS, dan COVID-19 :

1. Masa inkubasi
Meskipun virus penyebab COVID-19, SARS, dan MERS berasal dari keluarga
virus yang sama, yaitu coronavirus, ketiga penyakit ini memiliki masa inkubasi yang
berbeda. Masa inkubasi penyakit MERS adalah 2–14 hari (rata-rata 5 hari), dan masa
inkubasi penyakit SARS adalah 1–14 hari (rata-rata 4-5 hari). Sementara masa
inkubasi COVID-19 adalah 1–14 hari, dengan rata-rata 5 hari.
2. Penularan pertama
SARS diketahui ditularkan dari luwak ke manusia, sedangkan MERS
ditularkan dari unta berpunuk. Sementara pada COVID-19, ada dugaan bahwa hewan
yang pertama kali menularkan penyakit ini ke manusia adalah kelelawar
3. Pengobatan SARS, MERS, dan COVID-19
Sejauh ini, belum ada obat yang terbukti efektif dalam mengatasi COVID-19.
Beberapa obat antivirus, seperti oseltamivir, lopinavir, dan ritonavir, sudah dicoba
untuk diberikan kepada pasien COVID-19 sambil terus diteliti. Sedangkan pada
SARS dan MERS, pemberian lopinavir, ritonavir, serta obat antivirus spektrum luas
terbaru bernama remdesivir sudah terbukti efektif sebagai pengobatan.
4. Gejala
- COVID-19 :
Demam, batuk, kelelahan, sakit kepala, hemoptisis, diare
- SARS
Menggigil, batuk kering, demam, sakit di bagian dada
- MERS
Demam, batuk, gangguan pernapasan akut, diare
5. Tingkat kematian
MERS memiliki tingkat kematian hingga 37%, SARS memiliki tingkat
kematian 10%, sedangkan COVID-19 belum ditetapkan perhitungannya namun
hingga saat ini COVID-19 merupaka virus korona dengan kasus kematian tertinggi.
6. Mutasi gen
Mutasi gen dalam virus corona menghasilkan pembelahan yang membuat
lonjakan protein jumlah virus di dalam tubuh dan mengikat sel, sama seperti
mekanisme yang terjadi pada HIV. Sedangkan SARS memasuki tubuh manusia
dengan mengikat protein reseptor pada membran sel. Metode virus corona baru ini
mengikat sel 100 hingga 1.000 kali lebih kuat dibandingkan SARS.
SARS-CoV-2 tidak dapat memperbanyak diri tanpa menginfeksi sel mamalia
sebagai inangnya atau rumahnya. Virus ini bisa menginfeksi sel pada manusia melalui
kecocokan reseptor (molekul protein yang menerima sinyal kimia dari luar sel) pada
sel tersebut. Virus ini memiliki protein reseptor permukaan yang dapat berikatan
dengan enzim (ACE2) di permukaan sel paru-paru (sistem pernapasan) dan usus halus
(sistem pencernaan) dengan dipicu oleh enzim tertentu pada sel inang. Ini seperti
gembok dan kunci yang cocok, sehingga dapat menyebabkan terbukanya suatu akses.
Sebuah penelitian terkini menunjukkan enzim pada sel inang, yang disebut furin,
memiliki peranan yang penting pada proses ikatan antara virus SARS-CoV-2 dan
inangnya. Furin ditemukan pada banyak jaringan tubuh manusia, termasuk paru-paru,
hati, dan usus halus. Dengan demikian, virus itu berpotensi menyerang banyak organ.

Anda mungkin juga menyukai