DISUSUN OLEH :
EVA FAJRIA NINGRUM (18.13.1264)
FITRI MILLIANI (18.13.1265)
INDAH RAHMATIKA UTAMI (18.13.1268)
KARMILA HIDAYANTI (18.13.1270)
KHOFIFAH AFDILLA (18.13.1271)
PIPIT DWI FINA (18.13.1279)
QUTWATUN FADILA (18.13.1280)
KELAS 2A
POLITEKNIK AISYIYAH PONTIANAK
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
ATONIA UTERI
A. Definisi
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan
merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus
merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena
kegagalan mekanisme ini. Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-
serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi
plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi.Umumnya
Perdarahan karena atonia uteri terjadi dalam 24 jam pertama post partum.
Overdistensi uterus, baik absolut maupun relatif, merupakan faktor risiko mayor
terjadinya atonia uteri. Overdistensi uterus dapat disebabkan oleh kehamilan ganda, janin
makrosomia, polihidramnion atau abnormalitas janin (misal hidrosefalus berat), kelainan
struktur uterus atau kegagalan untuk melahirkan plasenta atau distensi akibat akumulasi darah
di uterus baik sebelum maupun sesudah plasenta lahir.
Lemahnya kontraksi miometrium merupakan akibat dari kelelahan karena persalinan
lama atau persalinan dengan tenaga besar, terutama bila mendapatkan stimulasi. Hal ini dapat
pula terjadi sebagai akibat dari inhibisi kontraksi yang disebabkan oleh obat-obatan, seperti
agen anestesi terhalogenisasi, nitrat, obat-obat antiinflamasi nonsteroid, magnesium sulfat,
beta-simpatomimetik dan nifedipin. Penyebab lain yaitu plasenta letak rendah, toksin bakteri
(korioam- nionitis, endomiometritis, septikemia), hipoksia akibat hipoperfusi atau uterus
couvelaire pada abruptio plasenta dan hipotermia akibat resusi- tasi masif. Data terbaru
menyebutkan bahwa grandemultiparitas bukan merupakan faktor risiko independen untuk
terjadinya perdarahan post partum.
D. Faktor Predisposisi
1) Oversistensi Uteri
Anak Besar
Gemeli
Hidramnion
2) Gangguan Kontraksi Alat Rahim
Grandemultipara
Hamil Jarak Pendek
Gangguan Gizi Pada Bumil
Anemia Pada Kehamilan
3) Retensio Plasenta
4) Endometrium Tipis
E. Penanganan