4, Desember 2017
ABSTRACT
Low fish consumption can be a strong risk factor for incidence of preterm and low birth weight.1.2 The
aim of this research was to determine factors that affect infant outcome. The study was founded by Neys-van
Hoogstraten Foundation. The design of this research was a cohort study with the number of subjects as many
as 41 in Lenteng Subdistrict and 38 pregnant women in Kalianget Subdistrict, Sumenep district. The data of the
age, education, income, household size, pre-pregnancy weight, and parity were obtained using questionnaires,
maternal height using microtoise, energy intake using 2x24 hours recall, fish consumption using semi-
quantitative food frequency questionnaire. The data of weight, length, and birth circumference based on
midwife’s notes. The data analysis using pearson correlation and multiple linear regression. The results showed
that average of pregnant women fish consumption was 61.8 grams. The average of weight, length, and
circumference were 3090.5 grams, 49.1 centimeters, and 33.3 centimeters. There were significant
relationship between fish consumption and maternal height with weight and length birth. There were significant
relationship between maternal fish consumption with birth circumference. Maternal fish consumption and
maternal height become factors that affect birth weight. Maternal fish consumption become factors that affect
length and birth circumference.
Keywords : Consumption, fish, birth outcome
1
Rendra Kusuma : Konsumsi Ikan pada Ibu Hamil dan Kaitannya dengan Outcome
2
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017
Data sekunder yang meliputi berat, panjang, dan
keuntungan mengonsumsi ikan pada saat lingkar kepala lahir bayi (out- come kelahiran)
hamil, tetapi disatu sisi kontribusi ditanyakan kepada bidan desa. Variabel dependen
konsumsi ikan terhadap total konsumsi dari penelitian ini adalah berat, panjang, dan
protein masih rendah. Kontribusi lingkar kepala lahir bayi sedangkan variabel
konsumsi protein ikan pada ibu hamil independen meliputi konsumsi ikan ibu serta
hanya 13,7% terhadap total konsumsi faktor-faktor yang dapat berpotensi sebagai
protein.16 Berdasarkan paparan tersebut,
diperlukan sebuah penelitian untuk
mengetahui konsumsi ikan ibu hamil dan
faktor yang memengaruhi outcome
kelahiran, khususnya di Kabupaten
Sumenep.
3
Rendra Kusuma : Konsumsi Ikan pada Ibu Hamil dan Kaitannya dengan Outcome
perancu diantaranya usia, pendidikan, paritas, gi badan ibu.20,21 Data diolah menggunakan Mic-
asupan energi total, indeks massa tubuh serta rosoft Excel 2013 dan dianalisis secara deskriptif
ting-
4
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017
dan statistik menggunakan SPSS version 16.0 for dibawah garis kemiskinan. Ibu yang tergolong
Windows. miskin di wilayah pesisir lebih rendah dibanding
wilayah non-pesisir. Sebagian besar ibu di kedua
HASIL wilayah tergolong kedalam keluarga kecil.
Sebaran karakteristik ibu berdasarkan Uji beda t menunjukkan ada perbedaan
wilayah tempat tinggal ditunjukkan pada Tabel 1. yang signifikan konsumsi ikan ibu di wilayah
Rata-rata usia ibu 27 tahun dan usia ibu di non-pe- sisir dan pesisir (p<0,01). Konsumsi ikan
wilayah pesisir cenderung lebih tinggi dibanding ibu di wilayah pesisir (79,4±53,8 g/hari) lebih
wilayah non-pesisir. Sebagian besar ibu tinggi jika dibandingkan dengan di wilayah non-
menamatkan pen- didikan SD (30,4%) dan SMA pesisir (45,6 ± 48,4 g/hari). Konsumsi ikan ibu
(31,6%) dan rata-ra- ta lama pendidikan di yang lebih dari 40 gram/hari lebih banyak di
wilayah non-pesisir cend- erung lebih tinggi wilayah pesisir (75,9%) di banding wilayah non
dibanding wilayah pesisir. Ra- ta-rata pendapatan pesisir (41,5%). Sedangkan untuk kontribusi
per kapita ibu di wilayah pesisir cenderung lebih asupan zat gizi dari ikan terhadap asupan total,
tinggi jika dibandingkan dengan wilayah non- hanya kontribusi le- mak ikan terhadap asupan
pesisir dan secara keseluruhan ra- ta-rata lemak total yang ber- beda secara signifikan
pendapatan per kapita ibu sebesar 790.000 (p<0,05) antar dua wilayah penelitian. Kontribusi
± 1.447.000. Terdapat sebagian ibu yang berada asupan lemak dari ikan ter-
5
Rendra Kusuma : Konsumsi Ikan pada Ibu Hamil dan Kaitannya dengan Outcome
hadap asupan lemak total signifikan lebih tinggi (p=0,739; r=-0,038), dan lingkar kepala lahir bayi
di wilayah pesisir dibandingkan wilayah non- (p=0,403; r=0,095). Sementara itu tinggi badan
pesisir. Rata-rata asupan energi total ibu sebesar ibu berhubungan positif dengan berat (p=0,005;
1.307 ± 395 Kal/hari, dan sebagian besar (75,9%) r=0,310) dan panjang lahir bayi (p=0,047;
meng- alami kekurangan energi tingkat berat. r=0,224), tetapi tidak berhubungan deng-
Rata-ra- ta Indeks Massa Tubuh (IMT) pra-hamil an lingkar kepala lahir bayi (p=0,142; r=0,167).
ibu se- besar 22,6±3,8 (normal), walaupun Jumlah anak yang pernah dilahirkan (paritas)
terdapat ibu yang termasuk kategori kurus (7,6%) tidak berhubungan dengan berat lahir bayi
dan gemuk (8,9%). Rata-rata tinggi badan ibu (p=0,920; r=0,011), panjang lahir bayi (p=0,798;
sebesar 151,4± 5,6 cm, tetapi ada sebesar 39,2% r=-0,029), dan lingkar kepala lahir bayi (p=0,290;
ibu yang berkate- gori pendek (<150 cm). Rata- r=0,120). Begitupun pendidikan ibu tidak
rata ibu melahirkan sebanyak 0,82 ± 0,9 dan memiliki hubung- an dengan berat lahir bayi
sebagian besar ibu belum pernah melahirkan (p=0,894; r=-0,015), panjang lahir bayi (p=0,768;
(nullipara) (44,3%). Sementa- ra itu ibu yang r=0,034), dan lingkar kepala lahir bayi (p=0,886;
pernah melahirkan satu kali sebe- sar 34,2% dan r=0,016). Asupan ener- gi ibu tidak berhubungan
yang melahirkan lebih dari dua kali sebesar dengan berat lahir bayi (p=0,735; r=-0,039),
21,5%. Keseluruhan karakteristik ibu ber- panjang lahir bayi (p=0,400; r=-0,096), maupun
dasarkan wilayah tempat tinggal ditunjukan pada dengan lingkar kepala la- hir bayi (p=0,907; r=-
Tabel 1. 0,013). Konsumsi ikan ibu memiliki hubungan
Uji beda t menunjukkan terdapat perbedaan positif dengan berat lahir bayi (p=0,000; r=0,
yang signifikan berat lahir bayi di wilayah non- 348), panjang lahir bayi (p=0,037; r=0,248),
pe- sisir dan pesisir (p<0,05). Rata-rata berat lahir maupun dengan lingkar kepala lahir bayi
bayi sebesar 3090,5±392,9 gram, dan rata-rata (p=0,039; r=0,302) seperti yang ditunjukkan pada
berat lahir bayi di wilayah pesisir signifikan lebih Tabel 3.
tinggi dari pada wilayah non-pesisir. Di wilayah Hasil regresi linier berganda pada wilayah
non-pesisir terdapat 4,9% bayi dengan kategori non-pesisir menunjukkan bahwa konsumsi ikan
BBLR (<2.500 g) sedangkan di pesisir tidak ada. berpengaruh terhadap berat dan panjang lahir
Bayi yang lahir dengan berat badan lebih 4.000 bayi dengan persamaan berturut-turut
gram hanya terdapat di wilayah pesisir (7,9%). Y1a=2860,0+2,9X (R2=0,147; p=0,013) dan Y
=32,6+0,107X + 2a 1
Uji beda t menunjukkan tidak terdapat perbedaan 0,010X (R2=0,248; p=0,004). Tidak terdapat vari-
2
panjang lahir bayi di wilayah non-pesisir dan pe- abel independen yang berpengaruh terhadap ling-
sisir (p>0,05). Rata-rata panjang lahir bayi secara kar kepala lahir bayi di wilayah non-pesisir. Se-
keseluruhan sebesar 49,1±1,4 sentimeter, dan se- mentara itu di wilayah pesisir konsumsi ikan juga
bagian besar tergolong kedalam kategori normal berpengaruh terhadap berat lahir bayi dengan per-
(91,1%). Uji beda t menunjukkan ada perbedaan samaan Y =2995,5+2,5X (R2=0,118; p=0,035).
yang signifikan lingkar kepala lahir di wilayah 1
Selain itu ternyata tinggi badan ibu berpengaruh
non-pesisir dan pesisir (p<0,01). Rata-rata lingkar terhadap panjang lahir bayi di pesisir dengan per-
kepala bayi yang dilahirkan secara keseluruhan samaan Y =51,2-0,075X (R2=0,147; p=0,010).
2
sebesar 33,3±1,4 sentimeter, dan rata-rata lingkar Namun, tidak terdapat variabel independen yang
kepala lahir bayi di wilayah pesisir lebih tinggi berpengaruh terhadap lingkar kepala lahir bayi di
dibandingkan non-pesisir. Sebagian besar bayi wilayah pesisir. Ada pun secara total (non-pesisir
di wilayah non-pesisir lingkar kepalanya <33 cm dan pesisir) analisis regresi linier berganda
(41,5%) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. menun- jukkan bahwa tinggi badan ibu (X1) dan
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa usia konsumsi ikan ibu (X2) dan berpengaruh terhadap
ibu tidak berhubungan dengan berat lahir bayi berat la- hir bayi dengan persamaan
(p=0,917; r=-0,012), panjang lahir bayi (p=0,126; Y1c=102,1+18,6X1+ 2,8X2 (R2=0,242; p=0,000).
r=-0,173), dan lingkar kepala lahir bayi (p=0,188; Sedangkan untuk panjang dan lingkar kepala lahir
2
r=0,150). Hasil uji korelasi menunjukkan IMT bayi dipengaruhi oleh konsumsi ikan ibu dengan
pra-hamil ibu tidak berhubungan dengan berat persamaan ber- turut-turut Y2c=48,7+0,006X (R
lahir bayi (p=0,885; r=0,017), panjang lahir bayi =0,055; p=0,037) dan Y =32,9+0,006X
3
(R2=0,054; p=0,039) seperti
6
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Variabel Independen dengan Outcome Kelahiran
Wilayah Variabel Y Model R2 B p value
Non-pesisir Y1a=Berat lahir bayi Constant 0.147 2860.0 0.013
1.Konsumsi Ikan (g/hari) 2.9
Y2a=Panjang lahir bayi Constant 0.248 32.6 0.004
1. TB ibu 0.107
2. Konsumsi Ikan (g/hari) 0.010
Y3a=Lingkar kepala lahir bayi Variable Entered/Removed
7
Rendra Kusuma : Konsumsi Ikan pada Ibu Hamil dan Kaitannya dengan Outcome
dengan berat lahir rendah dan lahir prematur. 28 ikan pada ibu hamil di wilayah non-pesisir dapat
Tidak terdapatnya hubungan diduga karena bayi meningkatkan berat dan panjang lahir bayi. Oleh
dengan berat lahir dibawah 2.500 gram dalam karena itu, ibu hamil di wilayah non-pesisir
penelitian ini hanya 3,8%, sementara yang sangat penting untuk meningkatkan konsumsi
dengan berat badan normal sebanyak 93,7%. ikannya karena berdasarkan analisis, peningkatan
Pendidikan merupakan salah satu pintu untuk konsumsi ikan di wilayah non-pesisir sensitif
masuknya pengetahuan, salah satunya terhadap penambahan berat dan panjang lahir
pengetahuan gizi saat hamil. Harapannya dengan bayi sementara di wilayah pesisir hanya sensitif
semakin meningkatnya pendidikan akan terhadap berat lahir bayi.
meningkat pula pengetahuan yang akhirnya Namun, secara total konsumsi ikan ibu
berpengaruh pada status gizi ibu dan bayi yang berpengaruh terhadap berat, panjang, dan lingkar
dilahirkan. Namun, dalam penelitian ini tingkat kepala lahir bayi. Bersama tinggi badan ibu,
pendidikan ibu tidak memiliki hubungan dengan konsumsi ikan berpengaruh terhadap berat lahir
outcome bayi yang dilahirkan. Hal ini sejalan bayi. Ibu dengan tinggi badan yang lebih rendah
dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan memiliki risiko kematian bayi dan berat lahir bayi
tidak ada hubungan yang signifikan antara yang rendah pula. Hal ini menunjukkan adanya
kejadian BBLR dan pendidikan ibu.22 pengiriman zat gizi dan penyakit ibu selama
Asupan energi ibu tidak berhubungan masa kecilnya terhadap kesehatan bayinya yang
dengan outcome bayi yang dilahirkan. Hal ini tergambar dalam tinggi badan ibu.27 Sementara
berbeda dengan penelitian sebelumnya yang itu, penelitian sebelumnya menunjukkan
menyatakan bahwa konsumsi energi berhubungan bahwa peningkatan konsumsi ikan ibu dapat
dengan berat badan lahir.29 Namun, dalam meningkatkan pertumbuhan janin.30 Penelitian
penelitian ini menunjukkan bahwa asupan energi lain menunjukkan peningkatan berat dan
yang tinggi tidak selalu berhubungan dengan lingkar kepala lahir seiring dengan peningkatan
meningkatnya berat lahir bayi. Rata-rata asupan konsumsi ikan ibu.20,21 Pengaruh konsumsi ikan
energi yang lebih tinggi di wilayah non-pesisir ibu terhadap berat lahir bayi utamanya karena
tidak diikuti dengan rata-rata berat lahir bayinya. kandungan lemak pada ikan.2,13,20 Penambahan
Konsumsi ikan ibu memiliki hubungan berat, panjang, dan lingkar kepala lahir bayi dapat
positif dengan berat, panjang, dan lingkar dijelaskan karena kandungan omega-3 dalam ikan
kepala lahir bayi. Penelitian lain menyatakan yang mungkin akan mengganggu prostaglandin
terdapat hubungan positif antara peningkatan yang terlibat dalam proses persalinan sehingga
konsumsi ikan ibu dengan berat dan lingkar memperpanjang durasi kehamilan dan juga
kepala lahir bayi.20 Konsumsi ikan ibu menjadi dengan cara menurunkan viskositas darah
faktor yang berpengaruh terhadap outcome bayi sehingga aliran darah dan zat gizi ke plasenta
yang dilahirkan. Seiring dengan meningkatnya terpenuhi dengan baik, dengan demikian
konsumsi ikan harian ibu maka akan cenderung pertumbuhan janin dapat meningkat.2 Selain itu,
meningkatkan berat, panjang, dan lingkar kepala ikan juga merupakan sumber dari beberapa zat
lahir bayi. Bersama dengan tinggi badan ibu, gizi yang penting untuk perkembangan janin,
konsumsi ikan memiliki pengaruh terhadap berat seperti iodium. Iodium merupakan bahan baku
lahir bayi. Begitupun terhadap panjang dan hormon tiroid. Hormon ini berperan untuk
lingkar kepala lahir bayi juga dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan.31 Pengaruh
konsumsi ikan ibu. konsumsi ikan ibu dengan lingkar kepala lahir
Konsumsi ikan di wilayah non-pesisir mungkin juga karena kandungan asam lemak tak
berpengaruh terhadap berat dan panjang lahir jenuh ganda terutama asam lemak omega-3, EPA
bayi, tetapi di wilayah pesisir konsumsi ikan (eicosapentaenoic acid) dan DHA
hanya berpengaruh terhadap berat lahir bayi. Hal (docosahexaenoic acid) yang terkandung dalam
ini menunjukkan walaupun rata-rata konsumsi ikan sehingga konsumsi ikan ibu yang cukup
ikan di wilayah non-pesisir lebih rendah daripada selama kehamilan menunjukkan perkembangan
konsumsi ikan di wilayah pesisir, tetapi data ini syaraf bayi yang lebih baik.2,14,15
menunjukkan dengan peningkatan konsumsi Konsumsi ikan dan kontribusi lemak ikan
8
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017
terhadap asupan lemak total ibu yang lebih tinggi fect of Fish and Omega 3 LCPUFA Intake on
di wilayah pesisir juga sejalan dengan berat dan Low Birth Weight in Indian Pregnant
lingkar kepala lahir bayi yang lebih tinggi di Women. European Journal of Clinical
wilayah pesisir. Sehingga konsumsi ikan dapat Nutrition. 2009; 63: 340–346.
mejadi salah satu alternatif dalam upaya pebaikan 2. Mohanty BP, Ganguly S, Karunakaran D,
gizi anak utamanya dalam penurunan kejadian Chakraborty K, Sharma AP, Mohapatra PKR,
BBLR. Karena konsumsi ikan di trimester ketiga Nayak NR . Maternal Fish Consumption and
terkait erat dengan berat badan bayi lahir, dimana Prevention ff Low Birth Weight in the Devel-
risiko terjadinya BBLR telihat lebih tinggi saat oping World. National Academy Science Let-
konsumsi ikan ibu yang rendah pada trimester ters. 2012; 35(5):433-438.
tiga kehamilan.1 3. Kemenkes RI. Buku Studi Diet Total: Survei
Konsumsi Makanan Individu Indonesia 2014.
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2014.
Konsumsi ikan, kontribusi lemak ikan 4. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2013.
terhadap asupan lemat total ibu, berat dan lingkar Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013.
kepala lahir bayi lebih tinggi dan signifikan di 5. Kementan RI. Outlook Komoditas Pertanian
wilayah pesisir dibanding wilayah non-pesisir. Subsektor Peternakan Daging Sapi. Jakarta:
Terdapat hubungan positif antara tinggi badan ibu Kementrian Pertanian RI; 2015.
dengan berat dan panjang badan lahir. Terdapat 6. Kementan RI. Outlook Komoditas Pertanian
hubungan yang positif antara konsumsi ikan Subsektor Peternakan Daging Ayam. Jakarta:
ibu dengan berat, panjang, dan lingkar kepala Kementrian Pertanian RI; 2015.
lahir bayi. Konsumsi ikan dan tinggi badan ibu 7. Kementan RI. Outlook Komoditas Pertanian
merupakan faktor yang memengaruhi berat Subsektor Peternakan Telur. Jakarta: Kemen-
lahir bayi. Konsumsi ikan ibu juga berpengaruh trian Pertanian RI; 2015.
terhadap panjang dan lingkar kepala lahir bayi. 8. Kementan RI. Outlook Komoditas Pertanian
Perlu peningkatan asupan energi bagi ibu hamil Subsektor Peternakan Susu. Jakarta: Kemen-
di kedua wilayah serta peningkatan konsumsi trian Pertanian RI; 2015.
ikan ibu di wilayah non-pesisir, hal ini bisa 9. KKP RI. Keragaan Perikanan Tangkap 2015.
dilakukan salah satunya dengan pendidikan gizi Jakarta: Kementrian Kelautan dan Perikanan
dan memasyarakatkan gemar makan ikan bagi ibu RI; 2015.
hamil. Ikan dapat dijadikan sebagai pangan 10. KKP RI. Kelautan dan Perikanan dalam An-
sumber protein yang baik untuk memenuhi gka 2013. Jakarta: Kementrian Kelautan dan
kebutuhan saat kehamilan. Perlu diadakan Perikanan RI; 2013.
penelitian lanjutan untuk melihat faktor-faktor 11. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Su-
lain yang berpengaruh terhadap outcome menep. Rekam Jejak Pembangunan Kelautan
kelahiran. dan Perikanan di Kabupaten Sumenep. Sume-
nep: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupat-
UCAPAN TERIMA KASIH en Sumenep; 2014.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada: 1) 12. Dinkes Kabupaten Sumenep. Profil
Neys-van Hoogstraten Foundation-Netherlands, Kesehatan Kabupaten Sumenep Tahun 2014.
2) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumenep: Dinas Kesehatan Kabupaten
Jawa Timur dan Kabupaten Sumenep, 3) Dinas Sumenep; 2014.
Kesehatan Kabupaten Sumenep, 4) Puskesmas 13. Larsen SC, Ängquist L, Laurin C, Morgen
Lenteng, Puskesmas Moncek, Puskesmas Kalian- CS, Jakobsen MU, Paternoster L, Smith GD,
get Kabupaten Sumenep. Ol- sen SF, Sørensen TIA2, Nohr EA.
Association between Maternal Fish
DAFTAR PUSTAKA Consumption and Ges- tational Weight Gain:
1. Muthayya S, Dwarkanath P, Thomas T, Ram- Influence of Molecular Genetic
prakash S, Mehra R, Mhaskar A, Mhaskar R, Predisposition to Obesity. Plos One.
Thomas A, Bhat S, Vaz M, Kurpad AV. The 2016;11(3): e0150105.
Ef- 14. Hibbeln JR, Davis JM, Steer C, Emmett P,
9
Rendra Kusuma : Konsumsi Ikan pada Ibu Hamil dan Kaitannya dengan Outcome