Nama Mahasiswa :
NIM :
Topik : Asuhan Kebidanan Komunitas
SULIHAH
NIM. 21159010141
Keterangan
Kontrak belajar ini kemudian di break down menjadi kontrak belajar / hari, misalnya hari pertama mahasiswa mau melakukan asuhan pada
Prakonsepsi dan peencanaan kehamilan sehat maka,
1. Tujuannya adalah: mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir fisiologis.
2. Strategi Pembelajaran : pre conferent, ronde, dan post conferen
3. Sumber pembelajaran: paseien ibu hamil ny M G2 P10001 38 minggu
4. Hasil yang diharapkan: mahasiwa mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis pada ibu bersalin dan bayi baru lahir dengan
menerapkan manajemen kebidanan
5. Waktu: disesuaikan
DUKUMENTASI PENCAPAIAN STASE
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
(LOGBOOK)
Kelas :B
Dosen Pembimbing Lahan: Enggal Sarimaduratna, S.ST,MAP, M.Kes
Kepala Ruangan
Tanggal: 15 november 2022
Di: Puskesmas Jrangoan (Ida Pariani, S.ST)
NIP. 197203302005012003
Pembimbing Institusi
Tanggal: 15 november 2022
Di: Puskesmas Jrangoan (Enggal Sarimaduratna,
S.ST,MAP, M.Kes)
NIDN. 0707028903
Pembimbing Kasus
Tanggal: 15 november 2022
Di: Puskesmas Jrangoan (Ida Pariani, S.ST)
NIP. 197203302005012003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
Kabupaten Sampang
Profesi Bidan STIKES Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengarapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan
Kebidanan selanjutnya.
Sulihah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
1. Pengkajian ......................................................................................................................11
a. Subjek.......................................................................................................................14
b. Objek ........................................................................................................................15
c. Analisa .....................................................................................................................15
d. Perencanaam ............................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................18
2 Kesimpulan ....................................................................................................................18
3 Saran ..............................................................................................................................19
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing masing yang
merupakan bagian dari keluarga ( friedman, 2010). Menurut bailon yang di kutip
Efendi, F & Makhfudli (2009)menjelaskan keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan satu budaya.
Widayanti (2012) menyatakan kehamilan adalah masa seorang wanita
membawa embrio kedalam tubuhnya. Kehamilan merupakan suatu yang diharapkan
oleh seorang ibu, Oleh sebab itu persiapan harus dilakukan sebaik-baiknya supaya
kualitas bayi yang akan dilahirkan juga baik. Kualitas bayi lahir sangat tergantung
pada asupan gizi ibu hamil. Gizi yang cukup merupakan salah satu faktor pendukung
lahirnya bayi sehat dengan berat badan yang cukup. Kehamilan merupakan masa
dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Status gizi ibu hamil merupakan faktor prenatal yang sangat menentukan gizi
bayi yang baru lahir. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar
responden memiliki status gizi normal. Status gizi dipengaruhi oleh asupan zat gizi.
Kekurangan berbagai macam zat gizi selama kehamilan akan mempengaruhi status
gizi ibu hamil. Kenaikan berat badan yang rendah selama kehamilan dan lingkar
lengan yang kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kurang gizi pada ibu hamil.
Status gizi kurang (underweight) pada ibu hamil juga berdampak pada berat bayi lahir
rendah (BBLR) (Budhiharti,2016).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka
Kematian Ibu (AKI) akibat persalinan di Indonesia masih tinggi yaitu 208/100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 26/1.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2013). Angka Kematian Ibu untuk Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebesar 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi sebesar
12/1.000 kelahiran hidup, maka dari itu upaya untuk menurunkan angka kematian
tersebut masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus
(Kemenkes RI, 2013).
Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak
kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko
bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran premature, kematian pada ibu
dan bayi baru lahir, gangguan pertumbuhan anak, dan gangguan perkembangan otak.
Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama
ibu. (Manuaba, 2010).
Status gizi ibu hamil sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin di dalam rahim, bertambah besarnya organ kandungan , metabaolisme tubuh ibu,
sehingga jika kekurangan zat gizi saat hamil akan memyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna. Oleh karena itu ibu hamil membutuhkan zat gizi yang jauh lebih banyak
daripada biasanya (Depkes RI. 2007). Di ndonesia masih banyaak kasus
KEK(Kekurangan Energi Kronis) yan disebabkan ketidakseimbangan asupan gizi .
Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang
batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm,
artinya wanita dengan lila kurang 23,5 cm mempunyai resiko KEK dan diperkirakan
akan melahirkan bayi dengan BBLR.
Oleh karena itu pelayanan / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeeteksi ibu dengan
kehamilan normal.
1.3.2 Tujuan kasus
a. Menjelaskan mengenai teori dan konsep dasar asuhan kebidanan pada
keluarga dengan ibu hamil KEK.
b. Mengintergrasikan teori dan manajemen asuhan kebidanan serta
mengimplementasikannya pada kasus yang dihadapi.
c. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif
pada pada keluarga dengan ibu hamil KEK.
d. Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan pada
keluarga dengan ibu hamil KEK.
e. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan
dari kasus pada keluarga dengan ibu hamil KEK.
f. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk pada keluarga dengan ibu
hamil KEK.
g. Menyusun rencana tindakan untuk kasus pada keluarga dengan ibu hamil
KEK.
h. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan keluarga dengan
ibu hamil KEK.
i. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan memperbaiki
tindakan yang dipandang perlu
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan
bagi tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta
meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik,
pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan
pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik,
mental maupun spiritial.
Sasaran umum kebidanan komunitas masalah ibu dan anak dalam keluarga.
Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
1. Identifikasi masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data berdasarkan
sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat (data subyektif)
dan secara tidak langsung (data obyektif).
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat
melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil obserfasi
pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah
pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga
sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Data Desa
Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan
pemeriksaan).
b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata pencaharian,
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga,
pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga
swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan
kotoran).
3. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah
kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan
satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisis
ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan
lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor
keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi. Dalam rumusan
masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas dapat
dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan
tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.
j. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK. Konstipasi terjadi
karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai
efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot halus.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air
putih, terutama ketika lambung sedang kosong.
k. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak
ada riwayat penyakit seperti:
a. Sering abortus dan kelahiran premature
b. Perdarahan per vaginam
c. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu
pertama kehamilan
d. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intra uteri.
l. Senam hamil
Senam hamil merupakan program kebugaran khusus yang diperuntukkan
bagi ibu hamil. Dengan gerakan-gerakan yang dirancang khusus, senam
hamil dapat membantu mempermudah ibu hamil dalam persalinan. Latihan
Senam hamil ini dilakukan pada umur kehamilan 22 minggu keatas
dimana resiko keguguran sudah jauh berkurang karena plasenta yang
menyelimuti janin sudah terbentuk sempurna (Saifuddin, 2010).
m. Istirahat/tidur
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat
hamil tua. Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi
uterin dan oksigenasi fetoplasental. Selama periode istirahat yang singkat,
seorang perempuan bisa mengambil posisi terlentang kaki disandarkan pada
dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi edema
kaki serta varises vena.
n. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi
yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit
tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status
kekebalan atau imunisasinya. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum
kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN,
2011). TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya
diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana
kesehatan (Depkes RI, 2010). Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1
dengan TT 2 minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI,
2010.)
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan.
Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan. (Hidayat, A.
Alimul, 2008).
1. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks serta
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan. (Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008).
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
b. Palpasi
1) Leopold I
2) Leopold II
Caranya :Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimana
bagian terkecil bayi (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
3) Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :
a) Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara
lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis
b) Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang
menjadi presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
4) Leopold IV
Caranya :
c. Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan monoskop manoaural untuk
mendengarkan bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising
rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung janin dapat didengarkan
pada usia 16-20 minggu sedangkan menggunakan dopler dapat didengarkan
pada usia kehamilan 16-20 minggu, walaupun dengan ultrasonografi dapat
diketahui pada usia 6-12 minggu Bunyi jantung janin dapat terdengar dikiri
dan kanan dibawah tali pusat presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak
berlawanan dengan bagian kecil, maka janin fleksi dan bila sepihak maka
defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali per menit.
Bunyi jantung dihitung dengan cara yaitu mendengarkannya selama 1 menit
penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit.
Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung janin,
dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim
seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus
yang sifatnya tidak teratur (Nurul Jannah, 2012).
2.3.6 Layanan Asuhan Standar Antenatal
Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa janin
yang dikandungnya (Saifudin, 2006) Tanda – tanda bahaya kehamilan adalah :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat menetap dan tidak menghilang
3. Perubahan vital secara tiba – tiba
4. Nyeri abdomen yang hebat
5. Bayi kurang bergerak seperti biasa
6. Pembengkakan wajah dan tangan
7. Keluar air ketuban sebelum waktunya
8. Muntah terus menerus atau Hiperemesis gravidarum
9. Demam
10. Anemia
11. Kejang ( Nurul Jannah, 2012 )
5. Fosfor
Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari – hari. Fosfor berhubungan
erat dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi
gangguan. Gangguan yang paling sering adalah kram pada tungkai kaki.
6. Zat besi
Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30mg/hari. Berarti, ibu hamil
membutuhkan tambahan 700 – 800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil
meningkat pada kehamilan trimester II dan III. Zat besi Berasal dari makanan &
suplementasi tablet Fe. Defisiensi Fe lebih berpengaruh pada ibu yang akan
menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membawa O2
kepada janin dan sel ibu hamil.
Distribusi Fe antara lain :
a. 300mg besi ditransfer ke janin
b. 50-75mg untuk pembentukan plasenta
c. 450mg untuk menambah jumlah sel darah merah
d. 200mg hilang ketika melahirkan
7. Yodium
Yodium cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
Kebutuhan : 200mikrogram/hari
Kekurangan : janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama : garam, makanan laut, air, sayur.
8. Asam Folat
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu
mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari Sumber
asam folat adalah hati, sayuran, hijau, jeruk orange, kembang kol, kedelai/kacan-
kacangan, roti, gandum, sereal, dll.
9. Zat Seng (zinc)
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zat seng
rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah. Sedangkan suplementasi zat seng tidak didapatkan
kejelasan mengenai keuntungan mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih
tinggi. Namun mengkonsumsi zat seng dalam jumlah cukup banyak merupakan
langkah antisipatif yang dapat dilakukan. Zat seng dapat ditemukan secara alami
pada daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, dan
beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak
membutuhkan tambahan.
2.4.5 Penatalaksanaan Ibu hamil KEK
Pelayanan gizi pada ibu hamil KEK harus ditangani sesuai standar dan
kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi, dengan mengikuti tahapan :
1. Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi dilakukan dengan interpretasi data antropometri, biokimia,
klinis asupan makanan/riwayat gizi dan riwayat personal.
- Interpretasi data antropometri menggunakan LILA ( KEK jika LILA < 23,5 cm
), IMT pra hamil gizi kurang jika < 18,5 kg/m2.
- Riwayat personal yaitu, sosial ekonomi dan budaya (keyakinan terkait pola
makan)
b. Konseling gizi
Konseling gizi dilakukan dengan tujuan membantu ibu hamil KEK dalam
memperbaiki status gizinya melalui penyediaan makanan yang optimal agar
tercapai berat badan standar.
Tahapan konseling :
- Menentukan prioritas perubahan perilaku yang perlu dilakukan untuk
mencapai kesehatan ibu hamil.
- Memberikan contoh pola makan yang tepat terdiri dari makanan pokok,
sumber protein hewani, nabati, sayur dan buah) serta penambahan
energi sesuai dengan trimester dalam bentuk susu atau PMT lain.
- Menyarankan ibu hamil untuk mengatasi rasa bosan dari PMT pabrikan,
maka diberikan resep modifikasi PMT pabrikan seperti puding biskuit,
puding susu, biskuit toping coklat, bola-bola biskuit.
A. KEMATIAN
Tiga Penyebab Utama Kematian Penduduk 1. hipertensi
2. diabetes
3. kecelakaan
Jumlah kematian ibu karena hamil, 0 ibu
melahirkan dan keguguran
Ringkasan Riwayat salah satu kasus kematian ibu (jika ada)
DATA DEMOGRAFI
A. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah Penduduk desa/RW/RT 5400 Orang
a. Jumlah laki-laki 3000 Orang
b. Jumlah perempuan 2400 Orang
2. Jumlah penduduk menurut Laki- Perempuan
kelompok umur laki
a. Bayi (<1 th) 47 28
b. Balita (1-4th) 215 187
c. Anak (5-18 th) 534 456
d. Usia Reproduksi (>18th-49 th) 758 697
e. LAnsia (>50 th) 215 185
f. Jumlah Kepala keluarga 1118 KK
B. PENDIDIKAN
Penduduk menurut Pendidikan Laki-laki Perempuan
1. Tidak Pernah sekolah 245 124
2. Tamat SD/Sederajat 687 734
3. Tidak Tamat SD 110 156
4. SMP/Sederajat 479 387
5. Tidak tamat SMP 56 78
6. SMA/sederajat 865 639
7. Tidak Tamat SMA 132 89
8. PT/Akademisi/DI/DIII 18 7
C. SOSIO EKONOMI
1. Tiga pencarian terbanyak 1 petani
1 buruh tani
2 pedagang
2.
3. Jumlah keluarga miskin 900 KK
4. Rata-rata usia menikah pertama Laki-laki 23 Tahun
kali Perempuan 20 Tahun
5. Kepemilikan Transportasi Mobil 20%
Sepeda motor 56%
6. Kepemilikan alat komunikasi Handphone 60%
D. KELAHIRAN & KEMATIAN
1. Jumlah Kelahiran 75 bayi
2. Jumlah Kematian 50 orang
A. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesesuaian rumah dengan jumlah sesuai
anggota
Lantai rumah apakah dari tanah Tanah 48%
Plester 35%
Keramik 17%
Keterjangkauan terhadap layanan Jarak terdekat 50 M dan jarak terjauh 3
Kesehatan KM
PHBS
Pertolongan Persalinan Dukun :234 KK
Nakes : (Bidan,Perawat, dr) 884KK
Rencana Lama menyusui anak < 2 th :37
Riwayat menyusui anak bila anak pd Hingga 2 th:38
keluarga tsb telah balita
Bila ada ibu menyusui, cara / kapan dijadwal / Tidak tahu 12%
menyusui yaitu :
setiap bayi haus / menangis 88%
Pada ibu menyusui berapa lama < 6 bulan 38%
pemberian Asi Ekslusif >/= 6 bulan 62%
A. ASSESMENT/DIAGNOSE MASALAH
1. pernyataan masalah kesehatan
- Masalah ‘X1’ : Ibu hamil dengan KEK.
- Masalah ‘X2’ : PHBS masih rendah
- Masalah ‘X3’ : Kepercayaan masyarakat tentang mitos saat kehamilan
2. Identifikasi penyebab masalah kesehatan
No Pernyataan Masalah Identifikasi Penyebab Masalah
Ibu hamil banyak pantangan makan, terutama makanan Kurang memanfaatkan pekarangan rumah
yang mengandung protein tinggi ( cumi, udang,
kepiting)
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
gizi ibu hamil masih rendah
Budaya Lingkungan
3 Kepercayaan masyarakat 3 3 3 9 3
tentang mitos saat
kehamilan
B. PERENCANAAN
Pengetahuan memberikan
penyuluhan
keluarga tentang
pada
gizi ibu hamil masyarakat
dan tanda bahaya tentang
kehamilan masih pentingnya gizi
rendah pada ibu hamil
C. IMPEMENTASI
N Pernyataan Implementasi Rencana Penilaian/ RTL
O masalah etercapaian/
respon
kegiatan
1 Ibu hamil dengan 1. Memberikan penyuluhan Baik Dievaluasi tiap
KEK pada masyarakat tentang minggu
gizi seimbang untuk ibu
hamil
2. Memberikan penyuluhan
tentang bahaya dari ibu
hamil dengan KEK
3. Menjelaskan pola makannya
yaitu makan dalam porsi
kecil tapi sering.
4. Menganjurkan pada ibu
untuk minum air putih yang
banyak
5. Menjelaskan pada ibu untuk
istirahat yang cukup.
6. memberikan penyuluhan
tentang pemanfaatan
pekarangan sekitar rumah
7. menjelaskan makanan yang
di konsumsi tidak perlu
bahan yang mahal tapi yang
ada disekitar rumah (daun
kelor, papaya)
8. Memberikan PMT lokal
selama 1 bulan berupa
kudapan dan makanan
lengkap secara bergantian.
9. menjelaskan pada
masyarakat agar PMT yang
didapat harus dikonsumsi
oleh ibu hamil.
10. menjelaskan pada
masyarakat agar ibu hamil
terus mengkonsumsi
makanan seperti yang
dicontohkan di PMT local
11. melakukan evaluasi tiap
minggu
12. Menganjurkan untuk
kontrol ke bidan bila
keluhan bertambah
D. EVALUASI
1. Memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang gizi seimbang untuk ibu hamil,
masyarakat mengerti.
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya dari ibu hamil dengan KEK, masyarakat
mengerti
3. Memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan pekarangan sekitar rumah, masyarakat
mengerti.
4. Menjelaskan makanan yang di konsumsi tidak perlu bahan yang mahal tapi yang ada
disekitar rumah (daun kelor, papaya) , masyarakat mengerti.
5. Menjelaskan pada masyarakat agar PMT yang didapat harus dikonsumsi oleh ibu
hamil, masyarakat mengerti.
6. Menjelaskan pada masyarakat agar terus mengkonsumsi makanan seperti yang
dicontohkan di PMT lokal, masyarakat mengerti.
7. Menjelaskan pola makannya yaitu makan dalam porsi kecil tapi sering, ibu mengerti.
8. Menganjurkan pada ibu untuk minum air putih yang banyak, ibu mengerti.
9. Menjelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup, ibu mengerti.
10. Menganjurkan untuk kontrol ke bidan bila keluhan bertambah, ibu mengerti.
11. Melakukan evaluasi dengan menimbang BB tiap minggu dan mengukur LILA diakhir
kegiatan ( Naik BB : 80% dan Naik LILA : 70%
12. Memberikan PMT lokal selama 1 bulan berupa kudapan dan makanan lengkap secara
bergantian, ibu mengerti.
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun masalah yang ditemukan di desa rongdalem yaitu banyak ibu hamil dengan
KEK, PHBS masih rendah, Budaya yang merugikan kesehatan sangat kuat. Ini semua
disebabkan karena pengetahuan terhadap kesehatan yang kurang, terutama tentang
kesehatan pada ibu hamil. Selain itu tingkat ekonomi yang juga rendah dikerenakan
pekerjaannya hanyalah seorang petani dengan penghasilan yang kecil. Oleh sebab itu
mahasiswa berinisiatif untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, nutrisi
gizi seimbang dan memberikan bantuan PMT tambahan selama satu bulan berupa makanan
lengkap dan kudapan secara selang seling.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Ibu hamil, Keluarga dan masyarakat akhirnya sangat mendukung atas proses ini,
sehingga pasien merasa aman dan nyaman saat menjalaninya. Diharapkan nantinya
keluarga ini mampu memberikan makanan seperti yang dicontohkan pada PMT local
untuk memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil dan keluarga ini. Sehingga keluarga ini
dapat hidup sehat dan ibu hamil dapat berjalan lancar hingga persalinan serta bayi yang
dilahirkan sehat dan selamat.
4.2 SARAN
1. Bagi profesi
Bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang menyeluruh
dalam melakukan asuhan kebidanan Komunitas
2. Bagi institusi
a) Bagi puskesmas
diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal dalam
melaksanakan asuhan kebidanan Komunitas
b) Bagi pendidikan
diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah refrensi terbaru tentang
keluarga dan Komunitas
3) Bagi Pasien
Diharapkan semua pasien hamil dapat melahirkan secara normal dan dapat
meminimalisir keluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Krisrianasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil.
Jogyakarta : Muha Medika
Depkes RI. 2007. Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia untuk melahirkan
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).Penelitian Gizi dan Makanan jilid 21.
Jakarta : Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007:
Manuaba, IBG. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Arcan. 2007. Gaawat – Darurat
Obstetri – Ginekologi & ObstetriGinekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo. 2013. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :Bina Pustaka
Saifuddin, A.B. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Aprianti, Eka. 2017. Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Kasihan I Bantul. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta:Program Studi Kebidanan (D-3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan JenderalAchmad Yani Yogyakarta.
Arisman, M. B. 2008. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Aritonang, Irianto. 2014. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal.Yogyakarta:
LeutikaBooks.
Astritunju. 2011. Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Kejadian KEK pada Ibu Hamil
Trimester I di Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Skripsi.Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Azizah, Anisatun dan Merryana Adriani. 2018. Tingkat Kecukupan Energi Protein pada Ibu Hamil
Trimester Pertama dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis.Jurnal Media Gizi Indonesia Vol. 12,
No. 1.
Dafiu, Tita Rosmawati. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Kehamilan dengan
Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) pada Kehamilan di Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Program Studi Diploma IV Kebidanan.
Dictara, Ahmad Alvin. 2018. Hubungan Asupan Makan Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis
(KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung. Skripsi.
Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung.
Ekasari, Wahyu Utami. 2015. Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan, Dan Berat Lahir Bayi
Terhadap Asfiksia Bayi Pada Ibu Pre Eklamsia Berat. Tesis. Surakarta : Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas SebelasMaret.
Ernawati, Aeda. 2018. Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Kurang Energi
Kronis pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1.Ernawati, Aeda. 2017. Masalah Gizi pada
Ibu Hamil. Jurnal Litbang Vol. XIII,No.1.
Febriyeni. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis
Pada Ibu Hamil. Jurnal Human Care Vol. 2, No. 3.H, Puti Sari, dkk. 2014. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Risiko Kehamilan “4 Terlalu (4-T)” pada Wanita Usia 10-59 Tahun
(Analisis Riskesdas 2010). Media Litbangkes, Vol. 24 No. 3
Disusun oleh:
NICE UNDINE ( NIM : 21159010107)
MERY PUSPITA HADI ( NIM : 21159010101)
ANIS ZAMROTIN NISA ( NIM : 21159010071)
ST. MUHIBBATUN NISA’ ( NIM : 21159010127)
NUNUNG SHOLEKAH ( NIM : 21159010110)
SRI ASTINA ( NIM : 21159010124)
DINA ESTIYATI UTAMI ( NIM : 21159010078)
SULIHAH ( NIM : 21159010141)
ZURAIDA ( NIM : 21159010140)
SUMARMIDAH ( NIM : 21159010130)
Kelas : B
penting bagi saya karena Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang
sehat, cukup bulan dengan berat badan normal
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?
Lebih paham tentang masa kehamilan dengan KEK dan bagaimana cara mencegah
dan mengatasinya jika ada indikasi tertentu.
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana
perencanaannya ?
Mengamati atau mengkaji lebih dalam dan lengkap tentang permasalahan yang
dialami sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan yang baik dan
benar
Informasi menarik yang saya dapatkan dari mempelajari materi ini Status gizi ibu
hamil tercermin pada ukuran antropometrinya. Ukuran antropometri ibu hamil yang
paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) (Kemenkes, 2015). Status Gizi buruk sebelum dan selama
kehamilan akan menyebabkan bayi berat lahir rendah, terhambatnya perkembangan
otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir terinfeksi dan abortus. PMT
biskuit sandwich pada ibu hamil KEK sebaiknya tetap diberikan, karena
memberikan kontribusi bermakna pada peningkatan status gizi ibu hamil KEK.
Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :
Membuat skrining pada ibu hamil yang beresiko misalnya ibu hamil dengan kek
yang bisa menyebabkan bayi lahir bblr dan asfiksia dan resiko terjadi perdarahan
pada ibu.
Apakah grup pasien diperlakukan sama, Jenis penelitian ini adalah eksperimen
selain dari terapi yang diberikan? semu dengan rancangan perlakuan ulang
(one group pre and posttest design). Pada
Penelitian ini menggunakan satu subyek
yaitu ibu hamil KEK trimester II,
kemudian dilakukan pengukuran sebelum
dan sesudah pemberian perlakuan.
Sebelum perlakuan dilakukan pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kemudian
diberikan makanan tambahan biskuit
sandwich selama 3 bulan (90 hari),
selanjutnya dilakukan pengukuran LiLA
setiap bulan yaitu 30 hari, 60 hari, 90 hari
setelah pemberian makanan tambahan
(PMT) biskuit sandwich.
Apakah karakteristik grup pasien sama pada Karekteristik pasien yang digunakan sama
awal penelitian, selain dari terapi yang
diberikan?
Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Sangat akurat meningkatkan LILA
Ada efek Tidak ada efek
Terekspos A B
Tidak terekspos C D
0,000
95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien eksperimen]
D. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat diterapkan)
dalam praktek sehari-hari?
Benefit : klien bisa mengatasi anemia yang dirasakan atau yang dialaminya.
f<1 jika karakter pasien lebih berat dari Diekspresikan dalam bentuk desimal:
penelitian
1,69
1/ (PEERxRRR) = 1/(0,5x-0,59)=-3,38
E. Evaluasi Pembelajaran
Dengan banyaknya ilmu yang di dapat pada masa praktik semakin menambah
pengetahuan dan komunikasi yang lebih baik lagi terhadap pasien
Pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil terutama dalam KEK (kekurangan energy
kronik) yang bisa menjaga ibu dan bayi dari resiko terjadinya perdarahan pada ibu
dan BBLR.
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:
Susah dalam menemukan pasien ibu hamil dengan KEK dan klien yang enggan
untuk menceritakan keluhannya
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik
ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui