Anda di halaman 1dari 64

STASE

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Nama Mahasiswa : NICE UNDINE ( NIM : 21159010107)


MERY PUSPITA HADI ( NIM : 21159010101)
ANIS ZAMROTIN NISA ( NIM : 21159010071)
ST. MUHIBBATUN NISA’ ( NIM : 21159010127)
NUNUNG SHOLEKAH ( NIM : 21159010110)
SRI ASTINA ( NIM : 21159010124)
DINA ESTIYATI UTAMI ( NIM : 21159010078)
SULIHAH ( NIM : 21159010141)
ZURAIDA ( NIM : 21159010140)
SUMARMIDAH ( NIM : 21159010130)
Ruang : DESA RONGDALEM PUSKESMAS JRANGOAN

Tanggal Praktik : 31 Oktober s/d 27 November 2022

Pembimbing : Enggal Sarimaduratna, S.ST,MAP, M.Kes

Berkas Yang : 1 Askeb, Jurnal Refleksi, Kontrak belajar, Laporan


Dikumpulkan Harian, Daftar Prefensi Mahasiswa

Hari, Tanggal Penyerahan : 20 November 2022

Panerima : Enggal Sarimaduratna, S.ST,MAP, M.Kes


Proses
Pencapaian Tanda Tangan
Keterampilan
No Kompetensi Hari/Tanggal Komentar Pembimbing Pembimbing
Bimbin
Pelaksanaan Mandiri Pembimbing Lapangan Lahan /
gan
(M) (CI) Institusi
(B)
Melakukan pengkajian masalah Senin
1 keluarga 31 Oktober 2022 M

Menjelaskan tentang masalah yang Selasa


2 dihadapi oleh keluarga 1 november 2022 M

Memberikan konseling tentang KEK Rabu


3 pada masa kehamilan 2 november 2022 M

Memberikan konseling tentang Kamis


4 penanganan KEK (pemberian PMT 3 november 2022 M
lokal selama 1 bulan)

Melakukan praktek pemberian PMT Jumat


5 lokal 4 november 2022 M

Melakukan pencatatan dan pelaporan Sabtu


6 M
5 november 2022
Lampiran 1

KONTRAK BELAJAR PRAKTEK/PRAKTIKUM KLINIK

Tempat Praktek : Poli KIA Puskesmas Kamoning


Periode Praktek : 31 Oktober s/d 27 November 2022

Nama Mahasiswa :
NIM :
Topik : Asuhan Kebidanan Komunitas

Tujuan Strategi Sumber Hasil yang Diharapkan Waktu


Belajar
Tujuan Umum: setelah Untuk mencapai Selama pembelajaran klinik, saya Waktu yang saya tetapkan untuk
menjalankan praktikum tujuan akan menunjukkan kemampuan mencapai tujuan adalah sebagai
klinik smt. 2 di Puskesmas pembelajaran Ditulis saya dalam mengelola klien dengan berikut:
kamoning selama 1 bulan, klinik, maka saya sumber bukti: 1. Minggu ke-1 (Tanggal 31 Okt
saya mampu akan: yang 1. Tersusunnya laporan 2022 S.d.4 Nov 2022):
melaksanakan asuhan 1. Mencari buku relevan pendahuluan membuat laporan pendahuluan,
kebidanan Komunitas Pada sumber yang sesuai 2. Tersusunnya kontrak belajar laporan askeb dan laporan
Keluarga Tn A Khususnya relevan dengan 3. Tersusunnya jurnal kegiatan kegiatan harian.
Pada Ny A dengan KEK. 2. Konsultasi silabus harian
2. Minggu ke-2 (Tanggal 07 Nov
dan diskusi mata 4. Tercapainya beberapa target
Diuraikan rincian askeb dengan kuliah keterampilan dan asuhan 2022 S.d.12 Nov 2022):
dan jumlah targetnya dosen kebidanan, dengan indikator: mengikuti ujian stase dan
pembimbing a. Dokumentasi pencapaian seminar kasus.
Tuhuan Khusus: dan asuhan pada jurnal kegiatan 3. Minggu ke-3 (Tanggal 14 Nov
melakukan asuhan pembimbing harian dan buku logbook 2022 S.d.19 Nov 2022):
kebidanan pada lapangan b. Tersusunnya dokumentasi Melakukan pengkajian pada
……………dengan target: 3. Berpartisipasi asuhan kebidanan keluarga ibu hamil KEK.
meliputi: langsung c. Mendapat TTD pembimbing 4. Minggu ke-4 (Tanggal 21 Nov
1. Ibu hamil KEK dalam pada dokumentasi 2022 S.d.26 Nov 2022):
2. Bayi mengasuh pencapaian keterampilan dan Melakukan pengkajian pada
3. Balita klien asuhan kebidanan, disertai
4. PUS cap lahan komunitas keluarga ibu hamil
5. Lansia d. Merakapitulasi pencapaian KEK.
target pada buku rekapitulasi

Sampang, 17 November 2022


Mahasiswa,

SULIHAH
NIM. 21159010141

Keterangan

Kontrak belajar ini kemudian di break down menjadi kontrak belajar / hari, misalnya hari pertama mahasiswa mau melakukan asuhan pada
Prakonsepsi dan peencanaan kehamilan sehat maka,
1. Tujuannya adalah: mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir fisiologis.
2. Strategi Pembelajaran : pre conferent, ronde, dan post conferen
3. Sumber pembelajaran: paseien ibu hamil ny M G2 P10001 38 minggu
4. Hasil yang diharapkan: mahasiwa mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis pada ibu bersalin dan bayi baru lahir dengan
menerapkan manajemen kebidanan
5. Waktu: disesuaikan
DUKUMENTASI PENCAPAIAN STASE
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
(LOGBOOK)

Program Studi : Profesi Bidan


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas
Kode Mata Kuliah : Bd. 711
Beban SKS : 4 SKS
Semester : II

Tempat Praktek : PUSKESMAS JRANGOAN


Waktu/ Periode : 31 Oktober s/d 27 November 2022

Nama Peserta Didik :NICE UNDINE ( NIM : 21159010107)


MERY PUSPITA HADI ( NIM : 21159010101)
ANIS ZAMROTIN NISA ( NIM : 21159010071)
ST. MUHIBBATUN NISA’ ( NIM : 21159010127)
NUNUNG SHOLEKAH ( NIM : 21159010110)
SRI ASTINA ( NIM : 21159010124)
DINA ESTIYATI UTAMI ( NIM : 21159010078)
SULIHAH ( NIM : 21159010141)
ZURAIDA ( NIM : 21159010140)
SUMARMIDAH ( NIM : 21159010130)

Kelas :B
Dosen Pembimbing Lahan: Enggal Sarimaduratna, S.ST,MAP, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2021/2022
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA

PADA Tn A KHUSUSNYA Ny A DENGAN IBU HAMIL KEK

DI DESA RONGDALEM PUSKESMAS JRANGOAN SAMPANG

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan

Stase Asuhan Kebidanan Komunitas


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh kelompok:

NICE UNDINE ( NIM : 21159010107)


MERY PUSPITA HADI ( NIM : 21159010101)
ANIS ZAMROTIN NISA ( NIM : 21159010071)
ST. MUHIBBATUN NISA’ ( NIM : 21159010127)
NUNUNG SHOLEKAH ( NIM : 21159010110)
SRI ASTINA ( NIM : 21159010124)
DINA ESTIYATI UTAMI ( NIM : 21159010078)
SULIHAH ( NIM : 21159010141)
ZURAIDA ( NIM : 21159010140)
SUMARMIDAH ( NIM : 21159010130)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

TAHUN 2021 – 2022


HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DENGAN IBU HAMIL KEK

DI DESA RONGDALEM PUSKESMAS JRANGOAN SAMPANG


Disusun oleh:
Kelompok :1
Kelas :B
Tanggal Pemberian Asuhan 1 November 2022
Disetujui:

Kepala Ruangan
Tanggal: 15 november 2022
Di: Puskesmas Jrangoan (Ida Pariani, S.ST)
NIP. 197203302005012003

Pembimbing Institusi
Tanggal: 15 november 2022
Di: Puskesmas Jrangoan (Enggal Sarimaduratna,
S.ST,MAP, M.Kes)
NIDN. 0707028903

Pembimbing Kasus
Tanggal: 15 november 2022
Di: Puskesmas Jrangoan (Ida Pariani, S.ST)
NIP. 197203302005012003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang

dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan komunitas pada

masyarakat dengan ibu hamil KEK di DESA RONGDALEM PUSKESMAS JRANGOAN

Kabupaten Sampang

Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas terstruktur di Program Studi

Profesi Bidan STIKES Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah

ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengarapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan

Kebidanan selanjutnya.

Sampang, 20 november 2022

Sulihah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................................2

1.4 Manfaat …………………… ……………………………………………….2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................4

2.1 Konsep Dasar Komunitas……………………….…………………………………….4

2.1.1 Pengertian komunitas ………………………………………………………4

2.1.2 Ciri ciri komunitas…………….…………………………………………….4

2.2 Konsep dasar keluarga

2.2.1 Pengertian keluarga...………………………………………………………6

2.2.2 Fungsi keluarga………………………………………………………… …6

2.2.3 Bentuk tipe keluarga………………………………………………………..7

2.2.4 Peranan keluarga…………………………………………………………...8

2.2.5 Gambaran keluarga sehat……………………..…………………………...10

2.2.6 Konsep manajemen asuhan keluarga…………………….…………… ….15

2.3 Konsep dasar Kehamilan

2.3.1 Pengertian Kehamilan……………………………………………………16

2.3.2 Jenis Jenis Kehamilan……………………………………………………16

2.3.3 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil……………………………………………...17

2.3.4 Perencanaan Pemeriksaan Kehamilan…………………………………….18

2.3.5 Pemeriksaan ibu hamil………………………..…………………………...20


2.3.6 Layanan Asuhan Standar Antenatal………………………………………21

2.3.7 tanda Tanda Bahaya selama kehamilan……………………………………22

2.4 Konsep Dasar KEK pada kehamilan……………………………………………….....23

2.4.1 Pengertian persalinan…………………………………………………...…23

2.4.2 Etiologi persalinan..........................................................................................23

2.4.3 Tanda permulaan persalinan………………………...………………………24

2.4.4 Tahapan persalinan……………………………………..…………………...41

2.4.5 Faktor yang mempengaruhi persalinan........................................................ 28

2.4.6 Persiapan persalinan………………..……. ..................................................30

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................................11

1. Pengkajian ......................................................................................................................11

a. Subjek.......................................................................................................................14

b. Objek ........................................................................................................................15

c. Analisa .....................................................................................................................15

d. Perencanaam ............................................................................................................15

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................18

2 Kesimpulan ....................................................................................................................18

3 Saran ..............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................20

LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing masing yang
merupakan bagian dari keluarga ( friedman, 2010). Menurut bailon yang di kutip
Efendi, F & Makhfudli (2009)menjelaskan keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan satu budaya.
Widayanti (2012) menyatakan kehamilan adalah masa seorang wanita
membawa embrio kedalam tubuhnya. Kehamilan merupakan suatu yang diharapkan
oleh seorang ibu, Oleh sebab itu persiapan harus dilakukan sebaik-baiknya supaya
kualitas bayi yang akan dilahirkan juga baik. Kualitas bayi lahir sangat tergantung
pada asupan gizi ibu hamil. Gizi yang cukup merupakan salah satu faktor pendukung
lahirnya bayi sehat dengan berat badan yang cukup. Kehamilan merupakan masa
dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Status gizi ibu hamil merupakan faktor prenatal yang sangat menentukan gizi
bayi yang baru lahir. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar
responden memiliki status gizi normal. Status gizi dipengaruhi oleh asupan zat gizi.
Kekurangan berbagai macam zat gizi selama kehamilan akan mempengaruhi status
gizi ibu hamil. Kenaikan berat badan yang rendah selama kehamilan dan lingkar
lengan yang kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kurang gizi pada ibu hamil.
Status gizi kurang (underweight) pada ibu hamil juga berdampak pada berat bayi lahir
rendah (BBLR) (Budhiharti,2016).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka
Kematian Ibu (AKI) akibat persalinan di Indonesia masih tinggi yaitu 208/100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 26/1.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2013). Angka Kematian Ibu untuk Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebesar 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi sebesar
12/1.000 kelahiran hidup, maka dari itu upaya untuk menurunkan angka kematian
tersebut masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus
(Kemenkes RI, 2013).
Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak
kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko
bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran premature, kematian pada ibu
dan bayi baru lahir, gangguan pertumbuhan anak, dan gangguan perkembangan otak.
Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama
ibu. (Manuaba, 2010).
Status gizi ibu hamil sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin di dalam rahim, bertambah besarnya organ kandungan , metabaolisme tubuh ibu,
sehingga jika kekurangan zat gizi saat hamil akan memyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna. Oleh karena itu ibu hamil membutuhkan zat gizi yang jauh lebih banyak
daripada biasanya (Depkes RI. 2007). Di ndonesia masih banyaak kasus
KEK(Kekurangan Energi Kronis) yan disebabkan ketidakseimbangan asupan gizi .
Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang
batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm,
artinya wanita dengan lila kurang 23,5 cm mempunyai resiko KEK dan diperkirakan
akan melahirkan bayi dengan BBLR.
Oleh karena itu pelayanan / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeeteksi ibu dengan
kehamilan normal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah di antaranya :
1.2.1. Bagaimanakah konsep dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan?
2.2.2. Bagaimanakah konsep perencanaan pada keluarga dengan ibu hamil KEK ?
2.2.3. Bagaimanakah penatalaksaan pada keluarga dengan ibu hamil KEK ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
diharapkan selama dilapangan mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan
secara nyata dengan menerapkan teori yang telah ada dan mampu melakukan asuhan
kebidanan pada keluarga dengan ibu hamil KEK

1.3.2  Tujuan kasus
a. Menjelaskan mengenai teori dan konsep dasar asuhan kebidanan pada
keluarga dengan ibu hamil KEK.
b. Mengintergrasikan teori dan manajemen asuhan kebidanan serta
mengimplementasikannya pada kasus yang dihadapi.
c. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif
pada pada keluarga dengan ibu hamil KEK.
d. Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan pada
keluarga dengan ibu hamil KEK.
e. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan
dari kasus pada keluarga dengan ibu hamil KEK.
f. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk pada keluarga dengan ibu
hamil KEK.
g. Menyusun rencana tindakan untuk kasus pada keluarga dengan ibu hamil
KEK.
h. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan keluarga dengan
ibu hamil KEK.
i. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan memperbaiki
tindakan yang dipandang perlu

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan


dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan.

1.4.2 Bagi Penulis


Penulisan yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman mengenai keluarga dengan ibu hamil KEK.
1.4.3 Bagi Profesi Bidan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan
bagi tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta
meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Komnunitas


2.1.1 Definisi Komunitas
Pengertian komunitas menurut Kertajaya Hermawan (2008), adalah
sekelompok orang yang peduli satu sama lain yang lebih dari yang seharusnya,
dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar anggota
komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values
Komunitas merupakan kelompok sosial dari berbagai organisme dengan
bermacam-macam lingkungan, pada dasarnya mempunyai habitat serta ketertarikan
atau kesukaan yang sama. Di dalam komunitas, individu-individu di dalamnya
mempunyai kepercayaan, kebutuhan resiko, sumber daya, maksud, preferensi dan
berbagai hal yang serupa atau sama. Menurut Kertajaya Hermawan (2008),
komunitasiiadalahiisekelompok manusia yang memiliki rasa peduli satu sama lain
lebih dari yang seharusnya. Dapat diartikaniibahwa komunitas adalahiikelompok
orang yang saling mendukung dan saling membantu antara satu sama lain.
Menurut Muzafer Sherif di dalam buku Dinamika Kelompok (2009:36),
Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teraratur,
sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-
norma tertentu. Komunitas juga suatu sistem sosial yang meliputi sejumlah struktur
sosial yang tidak terlembagakan dalam bentuk kelompok atau organisasi dalam
pemenuhannya melalui hubungan kerjasama struktural, komunitas dapat berdiri
sendiri dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga sosial yang lebih besar.
Menurut Crow dan Allan, komunitas dapat terbagi menjadi 2 komponen :
1. Berdasarkan lokasi atau tempat wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat
dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang
sama secara geografis.
2. Berdasrkan minat sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena
mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama, pekerjaan,
suku, ras, maupun berdasarkan kelainan seksual.
Proses pembentukannya bersifat horizontal karena dilakukan oleh
individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah identifikasi
dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional
(Soenarno, 2002). Kekuatan pengikat suatu komunitas.terutama adalah kepentingan
bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya
didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial ekonomi.
Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau
wilayah geografis masing-masing komunitas. Karenanya akan memiliki cara dan
mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang
dihadapinya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.
Menurut Vanina Delobelle, definisi suatu komunitas adalah group
beberapa orang yang barbagi minat yang sama, yang terbentuk oleh 4 faktor, yaitu :
1. Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing)
2. Tempat yang disepakati bersama untuk bertemu
3. Ritual dan kebiasaan : orang-orang datang secra teratur dan periodic
4. Influencer : Influencer merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya
ikut terlibat

Vanina juga menjelaskan bahwa komunitas mempunyai beberapa aturan


sendiri, yaitu :
1. Saling berbagi : mereka saling menolong dan berbagi satu sama lain dalam
komunitas.
2. Komunikasi : mereka saling respon dan komunikasi satu sama lain.
3. Kejujuran : dilarang keras untuk berbohong. Sekali seseorang berbohong,
maka akan segera ditinggalkan.
4. Transparansi : saling bicara terbuka dan tidak boleh menyembunyikan
sesuatu hal.
5. Partisipasi : semua anggota harus disana dan berpartisipasi pada acara
bersama komunitas.
Menurut Mac Iver (Mansyur, cholil 1987:69) community diistilahkan
sebagai persekutuan hidup atau paguyuban dan dimaknai sebagai suatu daerah
masyarakat yang ditandai dengan beberapa tingkatan pertalian.
kelompok sosial satu sama lain. Dalam Soerjono Soekanto (1983:143), Mac
Iver menjelaskan mengenai unsur-unsur dalam sentiment community, yaitu :
a. Seperasaan
Unsur seperasaan muncul akibat adanya tindakan anggota dalam komunitas yang
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok dikarenakan adanya kesamaan
kepentingan
b. Sepenanggungan
Sepenanggungan diartikan sebagai kesadaran akan peranan dan tanggung jawab
anggota komunitas dalam kelompoknya
c. Saling memerlukan

Unsur saling memerlukan diartikan sebagai perasaan ketergantungan terhadap


komunitas baik yang sifatnya fisik maupun psikis
2.1.2 Ciri ciri Komunitas
Dari buku Dinamika Kelompok karya Santosa (2009:37), ciri-ciri komunitas
menurut Muzafer Sherif dan George Simmel adalah sebagai berikut:
a. Menurut Muzafer Sherif, ciri-ciri komunitas adalah sebagai berikut:
1. Adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi
interaksi sosial sesamanya dan tertuju dalam tujuan bersama.
2. Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu dengan
yang lain akibat terjadinya interaksi social.
3. Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, terdiri dari
peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
4. Adanya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota
kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam
merealisasi tujuan kelompok.
b. Menurut George Simmel, ciri-ciri Komunitas adalah
1. Besar kecilnya jumlah anggota kelompok social.
2. Derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial
3. Kepentingan dan wilayah
4. Berlangsungnya suatu kepentingan
5. Derajat organisasi
2.2 Konsep dasar Keluarga
2.2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing masing
yang merupakan bagian dari keluarga ( friedman, 2010). Menurut bailon yang di
kutip Efendi, F & Makhfudli (2009)menjelaskan keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan satu
budaya.
Menurut undang-undang no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anaknya atau,
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (Setiadi, 2008).

2.2.2 Fungsi Keluarga


Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 2010) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain di luar rumah.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan
dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
memeprtahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktifitas tinggi. Ini dikembangkan menjadi tugas di bidang kesehatan.
2.2.3 Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998)
a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainnya.
c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
3 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi, 1998):

a. Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak


ayah.
b. Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah pihak
ibu.
c. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak
ayah dan ibu.
2.2.4 Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:

a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik,
pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota
masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan
pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan

c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik,
mental maupun spiritial.

2.2.5 Gambaran Keluarga Sehat


Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.


b. Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila
timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah
kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi,
adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak
balita. Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada
peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.

Sasaran umum kebidanan komunitas masalah ibu dan anak dalam keluarga.
Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.

Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra


kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa
interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui
peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa
pra sekolah.

2.2.6 Konsep Manajemen Asuhan Keluarga


Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen yaitu
suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-
langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan
pasiennya dari gangguan kesehatan.Langkah-langkah kebidanan komunitas:

1. Identifikasi  masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data berdasarkan
sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat (data subyektif)
dan secara tidak langsung (data obyektif).

Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat
melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil obserfasi
pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah
pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga
sebagai sasaran pemeriksaan.

2. Data Desa
 Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan
pemeriksaan).
b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata pencaharian,
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga,
pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga
swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan
kotoran).
3. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah
kesehatan lingkungan di komuniti.

a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan
satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisis
ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan
lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor
keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi. Dalam rumusan
masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.

4. Rencana dan Tindakan


Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta penyebannya,
maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan
berdasarkan rencana yang disusun:

a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas dapat
dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan
tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.

 Di dalam pelaksanaan mencakup:


1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada keluarga.
 Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria
keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.
2) Frekuensi penyuluhan.
3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan
perubahan yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga
tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga
menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil
yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil
bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila
tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan
berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi
kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

2.3 Konsep dasar Kehamilan


2.3.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan
berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu
(Nugroho, 2014)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2005).
Kehamilan adalah peristiwa dimulainya dari ovulasi sampai terjadinya persalinan
adalah kira – kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Mochtar, 2002). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002). Menurut Sarwono (2007).

ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Kehamilan triwulan pertama (0-12 minggu)


2. Kehamilan triwulan kedua (12-18 minggu)
3. Kehamilan triwulan ketiga (28- 40 minggu

2.3.2 Jenis-Jenis Kehamilan

Jenis-Jenis Kehamilan menurut Prawirohardjo adalah :

1. Kehamilan Matur, yaitu kehamilan 37-40 minggu


2. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu
3. Kehamilan Prematur, yaitu kehamilan antara 28 minggu-36 minggu
2.3.3 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
a. Kebutuhan fisik ibu hamil Trimester III (Varney, 2010) :
a. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi
pusat pernafasan, CO2 menurun dan O2 meningkat. Kehamilan
menyebabkan hiperventilasi, dimana keadaan CO2 menurun. Pada trimester
III, janin membesar dan menekan diafragma, menekan vena cava inferior,
yang menyebabkan napas pendek- pendek. Nutrisi
b. Nutrisi
Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan
janinnya. Hal yang harus diperhatikan ibu hamil yaitu makanan yang
dikonsumsi terdiri dari susunan menu seimbang, mengandung unsur-unsur
sumber tenaga, pembangun dan pengatur.
c. Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut bisa diperoleh dari tumbuh- tumbuhan (kacang-
kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu dan telur). Defisiensi protein
dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia dan oedema.
d. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per hari. Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.
e. Zat besi (Fe)
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil terutama pada trimester II, karena
pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan yang semakin pesat
yaitu terjadi perkembangan tumbuh kembang organ janin yang sangat
penting. Pemberian tablet zat besi dimulaisetelah rasa mual dan muntah
hilang, satu tablet dengan dosis 60 mg sehari selama minimal 90 hari yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
f. Asam folat
Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400 mg perhari.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu
hamil.
g. Air
Air diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat pengkajian. Air untuk
membantu sistem pencernaan makanan dan membantu proses transportasi.
h. Personal Hygiene
Bagian tubuh yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalah
daerah vital karena saat hamil, biasanya terjadi pengeluaran sekret vagina
yang berlebihan. Selain mandi, mengganti celana dalam secara rutin
minimal sehari dua kali sangat dianjurkan.
i. Pakaian hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil
a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat didaerah
perut.
b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
c) Pakailah bra yang menyokong payudara.
d) Memakai sepatu dengan hak rendah.
e) Pakaian dalam harus selalu bersih

j. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK. Konstipasi terjadi
karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai
efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot halus.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air
putih, terutama ketika lambung sedang kosong.
k. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak
ada riwayat penyakit seperti:
a. Sering abortus dan kelahiran premature
b. Perdarahan per vaginam
c. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu
pertama kehamilan
d. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intra uteri.
l. Senam hamil
Senam hamil merupakan program kebugaran khusus yang diperuntukkan
bagi ibu hamil. Dengan gerakan-gerakan yang dirancang khusus, senam
hamil dapat membantu mempermudah ibu hamil dalam persalinan. Latihan
Senam hamil ini dilakukan pada umur kehamilan 22 minggu keatas
dimana resiko keguguran sudah jauh berkurang karena plasenta yang
menyelimuti janin sudah terbentuk sempurna (Saifuddin, 2010).
m. Istirahat/tidur
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat
hamil tua. Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi
uterin dan oksigenasi fetoplasental. Selama periode istirahat yang singkat,
seorang perempuan bisa mengambil posisi terlentang kaki disandarkan pada
dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi edema
kaki serta varises vena.
n. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi
yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit
tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status
kekebalan atau imunisasinya. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum
kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN,
2011). TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya
diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana
kesehatan (Depkes RI, 2010). Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1
dengan TT 2 minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI,
2010.)

2.3.4 Perencanaan pemeriksaan kehamilan


Menurut Saifudin (2002) seorang wanita hamil dianjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan paling sedikit 4x kunjungan selam periode antenatal:
1. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu)
2. Satu kali kunjungan selama trimester II (usia kehamilan 14 – 28 minggu)
3. Dua kali selama trimester III (satu kali pada usia kehamilan ke- 36). Kecuali
jika ditemukan faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
pemeriksaan harus lebih sering.

Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan


kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28
minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan
dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali (Salmah, 2006).

Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya


terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu
sekali sampai usia kehamilan 27 minggu. Sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap
2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36-40 mingggu (Nurul Jannah, 2012).

2.3.5 Pemeriksaan pada Ibu Hamil

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan.
Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan. (Hidayat, A.
Alimul, 2008).

1. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks serta
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan. (Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008).
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi

Pemeriksaan kebidanan dengan cara inspeksi adalah pemeriksaan


kebidanan dengan cara melihat atau mengamati, dilakukan untuk menilai
keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum pada muka / wajah, pucat atau
tidak pada selaput mata, dan tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah
pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar
gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah
dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah
perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea
alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai
keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian
pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises. (Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008).

b. Palpasi

Pemeriksaan kebidanan secara palpasi adalah pemeriksaan dengan


cara meraba, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan
menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim.
Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold,
yakni :

1) Leopold I

Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa


yang ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan,
menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan
lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas
fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila kepala sifatnya
keras, bundar dan melenting.

2) Leopold II

Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak


bagian kecil pada anak.

Caranya :Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimana
bagian terkecil bayi (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

3) Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :

a) Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara
lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis
b) Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang
menjadi presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
4) Leopold IV

Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah


dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.

Caranya :

a) Letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu


b) Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul,
dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk.

c. Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan monoskop manoaural untuk
mendengarkan bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising
rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung janin dapat didengarkan
pada usia 16-20 minggu sedangkan menggunakan dopler dapat didengarkan
pada usia kehamilan 16-20 minggu, walaupun dengan ultrasonografi dapat
diketahui pada usia 6-12 minggu Bunyi jantung janin dapat terdengar dikiri
dan kanan dibawah tali pusat presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak
berlawanan dengan bagian kecil, maka janin fleksi dan bila sepihak maka
defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali per menit.
Bunyi jantung dihitung dengan cara yaitu mendengarkannya selama 1 menit
penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit.
Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung janin,
dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim
seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus
yang sifatnya tidak teratur (Nurul Jannah, 2012).
2.3.6 Layanan Asuhan Standar Antenatal

Pelayanan asuhan standar antenatal yang termasuk 10 T (Depkes RI, 2009),


terdiri dari :

1. Timbang Berat Badan / Tinggi Badan


Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg sampai 10 kg selama hamil
atau terjadi kenaikan BB antar 0,5 kg / minggu.
2. Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90 mmhg, hati –
hati adanya hipertensi / preeclampsia
3. Nilai Status gizi
4. Ukur Tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap
7. Pemberian Tablet Fe zat besi
8. Test laboratorium
9. Test terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
10. Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan

2.3.7 Tanda – tanda bahaya selama kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa janin
yang dikandungnya (Saifudin, 2006) Tanda – tanda bahaya kehamilan adalah :

1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat menetap dan tidak menghilang
3. Perubahan vital secara tiba – tiba
4. Nyeri abdomen yang hebat
5. Bayi kurang bergerak seperti biasa
6. Pembengkakan wajah dan tangan
7. Keluar air ketuban sebelum waktunya
8. Muntah terus menerus atau Hiperemesis gravidarum
9. Demam
10. Anemia
11. Kejang ( Nurul Jannah, 2012 )

2.4 Konsep dasar KEK pada Ibu Hamil


2.4.1 Pengertian KEK
Menurut Depkes RI (2007) dalam Program Perbaikan Gizi Makro
menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Kekurangan energi kronis disebabkan karena
tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik
dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam
jumlah yang cukup.
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan di mana status gizi
seseorang buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi
yang mengandung zat gizi makronutrien yang diperlukan banyak oleh tubuh dan
mikronutrien yang diperlukan sedikit oleh tubuh. Kehamilan menyebabkan
meningkatnya metabolisme energi. Karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolism tubuh ibu. Sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin
tidak tumbuh sempurna.
Kebutuhan wanita hamil akan meningkat dari biasanya dimana pertukaran
dari hampir semua bahan itu terjadi sangat aktif terutama pada trimester ketiga.
Karena ada peningkatan kebutuhan, maka konsumsi makanan perlu ditambah
terutama pangan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kurang
mengkonsumsi pangan sumber energi akan menyebabkan malnutrisi atau biasa
disebut Kurang Energi Kronis (KEK). Kontribusi dan terjadinya KEK pada ibu hamil
akan mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan resiko
terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR). Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko
kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester ketiga kehamilan sehingga dapat
mengakibatkan kelahiran BBLR (Rahmaniar, 2013).
Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak
kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko
bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran premature, kematian pada ibu
dan bayi baru lahir, gangguan pertumbuhan anak, dan gangguan perkembangan otak.
Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama
ibu. (Manuaba, 2010)
Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi
juga mengancam keselamatan janin. Ibu yang berisikeras hamil dengan status gizi
buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar
dibandingkan ibu dengan status gizi baik.Kebutuhan gizi pada ibu hamil.

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi KEK


Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang energi kronis pada ibu hamil antara lain :
1. Faktor sosial ekonomi
Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam
masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan
pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk
pemeliharaan kesehatan.
a) Pendidikan
Pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh
dalam perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan
akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya
b) Pekerjaan
Setiap aktifitas memerlukan energi. Makin banyak aktifitas yang
dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh. Berat ringan
beban fisik pekerjaan akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi energi
(Proverawati dkk, 2010).
c) Pendapatan
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain
tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan. Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan
kuantitas makanan. Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula
prosentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan
beberapa jenis bahan makanan lainnya.

2. Faktor jarak kelahiran


Jarak kelahiran yang terlalu dekat (kurang dari dua tahun) dapat menyebabkan
kualitas janin yang rendah dan merugikan kesehatan ibu karena ibu tidak
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya.
3. Faktor paritas
Paritas adalah status wanita sehubungan dengan jumlah anak yang dilahirkan.
Paritas yang termasuk faktor resiko tinggi dalam kehamilan adalah grade
multipara, dimana hal ini dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin
pada kehamilan yang dihadapi. Paritas yang tidak lebih dari empat tidak berisiko
mengalami gangguan (Manuaba, 2010).
4. Faktor cacingan
Cacingan adalah infeksi cacing parasit usus dari golongan Nematoda usus yang
ditularkan melalui tanah, atau disebut Soil Transmitted Helminths (STH).
Cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing
gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale,
Necator americanus (cacing tambang). Cacingan dapat mengakibatkan
menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya.
Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan
darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia Cacing sebagai
hewan parasit tidak saja mengambil zat-zat gizi dalam usus, tetapi juga merusak
dinding usus sehingga mengganggu penyerapan zat-zat gizi tersebut. Cacingan
mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive), penyerapan (absorbsi),
dan metabolisme makanan. Secara kumulatif infeksi cacing atau cacingan dapat
menimbulkan kerugian terhadap kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan
protein, serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik,
kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga
mudah terkena penyakit lainnya.
Prevalensi Cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama
pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk.
Prevalensi cacingan bervariasi antara 2,5% - 62% (Permenkes RI No.15 Tahun
2017).

2.4.3 Pengukuran status gizi ibu hamil KEK


Untuk menilai status gizi ibu hamil dapat dilakukan berdasarkan antropometri.
Antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Pemeriksaan antropometri meliputi
pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, dan Lingkar Lengan
Atas (LILA). Cara tersebut merupakan cara yang sederhana dan mudah
dikerjakan oleh siapa saja seperti petugas kesehatan di lapangan, kader
kesehatan maupun masyarakat sendiri. Meskipun cara tersebut tidak bisa dipakai
untuk memantau status gizi dalam waktu pendek, tetapi cara ini dapat digunakan
dalam deteksi dini dan menapis resiko BBLR
1. Lingkar Lengan Atas
Jenis pengukuran antropometri yang sering digunakan untuk
mengukur resiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) adalah Lingkar
Lengan Atas (LILA). Sasaran WUS adalah wanita pada usia 15 sampai 45
tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia
Subur (PUS). Cara ini banyak dipilih karena mudah dilakukan dan tidak
memerlukan alat-alat yang sulit dan diperoleh dengan harga yang murah.
Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah
pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK. Sedangkan
apabila hasil pengukuran lebih dari atau sama dengan 23,5 cm berarti
wanita tersebut tidak mempunyai risiko KEK (Supariasa, 2013).
Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah
ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu :
a) Tetapkan posisi bahu dan siku.

b) Letakkan pita antara bahu dan siku.

c) Tentukan titik tengah lengan.

d) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.

e) Pita jangan terlalu ketat.

f) Pita jangan terlalu longgar.


g) Cara pembacaan sesuai skala yang benar.

h) Catat hasil pengukuran LILA (Supariasa, 2013)

2. Indeks Massa Tubuh


Di Indonesia istilah Body Massa Index diterjemahkan menjadi
Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Mempertahankan berat badan
normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih
panjang. Berat badan dilihat dari Quatelet atau Index Massa Tubuh (IMT).
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan
dengan abnormalitas kehamilan dan berat badan lahir rendah. Sedangkan
berat badan overweight meningkatkan resiko atau terjadi kesulitan dalam
persalinan. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang
berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa (Arisman, 2010).
Penilaian Indeks Masa Tumbuh diperoleh dengan memperhitungkan
berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam
meter kuadrat. Rumus ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang
berusia antara 19-70 tahun, berstruktur tulang belakang normal, bukan
atlet atau binaragawan (Yuni, 2009)
3. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang
sangat labil. Mengingat karakteristiknya yang labil maka berat badan lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current Nutritional Status).
Pertambahan berat badan selama hamil menjadi penting untuk
pemantauan status gizi ibu hamil dibandingkan ukuran fisik lainnya seperti
tinggi badan, berat badan, IMT dan lingkar lengan atas. Diketahuinya berat
badan selama hamil menurut trimester akan dapat digunakan untuk
menentukan kapan intervensi pada ibu hamil perlu dilakukan, khususnya
untuk kondisi di Indonesia. Untuk mendapatkan data pertambahan berat
badan selama hamil yang adekuat perlu diketahui data berat badan pra
hamil atau IMT pra hamil.
Kenaikan berat badan selama kehamilan berkisar 11,3 kg sampai
dengan 15,9 kg. Laju pertambahan berat selama hamil merupakan
petunjuk yang sama pentingnya dengan pertambahan berat badan itu
sendiri. Selama trimester I kisaran pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg
(350-400 g / minggu), trimester II dan III sekitar 0,34-0,5 kg tiap minggu
(Arisman, 2014).

2.4.4 Kebutuhan Gizi Selama Hamil


Kebutuhan zat gizi wanita hamil lebih besar bila dibandingkan dengan wanita
tidak hamil dan tidak menyusui. Kebutuhan zat gizi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Energi
Kebutuhan tambahan energi yang dibutuhkan selama kehamilan adalah
sebesar 300 kkal per hari. Namun kebutuhan energi ini tidak sama pada setiap
periode kehamilan. Kebutuhan energi pada triwulan pertama pertambahannya
sedikit sekali (minimal). Seiring dengan tumbuhnya janin, kebutuhan energi
meningkat secara signifikan, terutama sepanjang triwulan dua dan tiga.
Kebutuhan energi ini berdasarkan pada penambahan berat badan yang diharapkan
yaitu 12,5 kg selama kehamilan (Prasetyono, 2009).
Dihasilkan dari karbohidrat, protein dan zat patinya. Kebutuhan energi
dihitung secara individu kemudian ditambah dengan tambahan energi untuk ibu
hamil sesuai dengan usia kehamilan.Penambahan energi :
a. TRIMESTER I : 100 kalori
b. TRIMESTER II : 300
kalori untuk pemekaran jaringan ibu (peningkatan volume darah,
pertumbuhan uterus dan payudara, penumpukan lemak)
c. TRIMESTER III : 300 kalori untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
2. Protein
Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya.
Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester dua. Trimester
terakhir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila
bayi sudah dilahirkan protein dinaikkan menjadi 15 gram/hari. Dalam lokakarya
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998, beberapa pakar gizi
menganjurkan penambahan protein sebesar 12 gram per hari selama kehamilan
(Prasetyono, 2009).
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak dari biasanya. Protein
hewani lebih besar di bandingkan protein nabati. Ibu hamil minimal
mengkonsumsi 17gram protein/hari. Total kebutuhan protein tidak lebih dari 15%
kebutuhan energi. Jenis protein dengan nilai tinggi antara lain : daging, ikan, telur,
tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, susu, yogurt, dll.
3. Vitamin
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil
sampai kekurangan vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang.
Anak dapat kurang darah, cacat bawaan, kelainan bentuk, bahkan ibu dapat
keguguran. Vitamin yang dibutuhkan ibu hamil adalah B6, C, A, D, E dan K.
Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral,
diantaranya adalah :
1) Vitamin
A Kebutuhan normal ibu hamil pada vitamin A adalah sebanyak 800-2.100 IU
per hari.
2) Vitamin B
Angka Kecukupan Gizi pada masa kehamilan untuk vitamin B1 (Tiamin),
vitamin B2 (Riboflavin), dan vitamin B3 (Niasin), vitamin B6 (Piridoksin),
dan vitamin B12 (Kobalamin) masing masing sebesar 1,4 mg/hari, 1,4
mg/hari, 1,8 mg/hari, 2,5 mg/hari dan 2,6 μg/hari.
3) Vitamin C
Kebutuhan gizi ibu hamil pada vitamin C sebesar 70 mg/hari.
4) Vitamin D
Ibu hamil sebaiknya mendapatkan vitamin D tidak kurang dari 10 μg (400 iu)
per hari.
5) Vitamin E
Angka Kecukupan Gizi akan vitamin E untuk ibu hamil adalah sebesar 14 IU
per hari
6) Vitamin K
Tidak ada rekomendasi spesifik untuk kehamilan akan kebutuhan vitamn K
namun dari AKG dapat diketahui kebutuhan vitamin K pada wanita dewasa
yaitu sebesar 65 μg/hari
4. Kalsium
Kalsium Sangat penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Apabila
kekurangan kalsium, bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang dan
gigi. Dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar 250mg/hari dan untuk
persediaan si ibu. Sumber utama: susu dan hasil olahannya, udang, sarden, dll .

5. Fosfor
Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari – hari. Fosfor berhubungan
erat dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi
gangguan. Gangguan yang paling sering adalah kram pada tungkai kaki.
6. Zat besi
Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30mg/hari. Berarti, ibu hamil
membutuhkan tambahan 700 – 800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil
meningkat pada kehamilan trimester II dan III. Zat besi Berasal dari makanan &
suplementasi tablet Fe. Defisiensi Fe lebih berpengaruh pada ibu yang akan
menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membawa O2
kepada janin dan sel ibu hamil.
Distribusi Fe antara lain :
a. 300mg besi ditransfer ke janin
b. 50-75mg untuk pembentukan plasenta
c. 450mg untuk menambah jumlah sel darah merah
d. 200mg hilang ketika melahirkan
7. Yodium
Yodium cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
Kebutuhan : 200mikrogram/hari
Kekurangan : janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama : garam, makanan laut, air, sayur.
8. Asam Folat
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu
mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari Sumber
asam folat adalah hati, sayuran, hijau, jeruk orange, kembang kol, kedelai/kacan-
kacangan, roti, gandum, sereal, dll.
9. Zat Seng (zinc)
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zat seng
rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah. Sedangkan suplementasi zat seng tidak didapatkan
kejelasan mengenai keuntungan mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih
tinggi. Namun mengkonsumsi zat seng dalam jumlah cukup banyak merupakan
langkah antisipatif yang dapat dilakukan. Zat seng dapat ditemukan secara alami
pada daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, dan
beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak
membutuhkan tambahan.
2.4.5 Penatalaksanaan Ibu hamil KEK
Pelayanan gizi pada ibu hamil KEK harus ditangani sesuai standar dan
kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi, dengan mengikuti tahapan :
1. Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi dilakukan dengan interpretasi data antropometri, biokimia,
klinis asupan makanan/riwayat gizi dan riwayat personal.
- Interpretasi data antropometri menggunakan LILA ( KEK jika LILA < 23,5 cm
), IMT pra hamil gizi kurang jika < 18,5 kg/m2.

- Interpretasi data biokimia Hb (anemia jika Hb < 11 g/dl)


- Interpretasi data klinis Kurus, pucat
- Interpretasi data asupan makan/riwayat gizi Mendata asupan makan dengan
cara menanyakan Food recall 24 jam dengan menggunakan formulir asuhan
gizi.

- Riwayat personal yaitu, sosial ekonomi dan budaya (keyakinan terkait pola
makan)

- Membandingkan dengan standar yang ada.

2. Menerapkan Diagnosis Gizi


Diagnosis gizi adalah menentukan masalah gizi berdasarkan Problem,
Etiologi, dan Sign serta symptom (PES). Diagnosis gizi bersifat spesifik serta
terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan malnutrisi dan perilaku makan.
Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis.
3. Intervensi Gizi
Strategi intervensi gizi kepada ibu hamil KEK mengacu pada 4 kategori
yaitu :
a. Penyediaan makanan
Penyediaan makan diawali dengan perhitungan kebutuhan, pemberian diet
(termasuk komposisi zat gizi, bentuk makanan dan frekuensi pemberian
dalam sehari).
- Perhitungan kebutuhan energi per individu ditambah 500 kkal untuk usia
kehamilan Trimester I,II dan III.

- Pemberian diet sesuai kebutuhan per individu normal yang meliputi


kebutuhan energi dan zat gizi ditambah dengan 500 kkal sebagai
penambahan energi selama kehamilan. Bentuk penambahan energi 500
kkal dapat berpa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil
KEK. PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan minuman padat
gizi. Untuk PMT ibu hamil pabrikan 500 kkal, 15 gr protein, diberikan 90
hari, dapat berupa biskuit lapis sandwich ( 100 gram ).

b. Konseling gizi
Konseling gizi dilakukan dengan tujuan membantu ibu hamil KEK dalam
memperbaiki status gizinya melalui penyediaan makanan yang optimal agar
tercapai berat badan standar.
Tahapan konseling :
- Menentukan prioritas perubahan perilaku yang perlu dilakukan untuk
mencapai kesehatan ibu hamil.

- Mendiskusikan prioritas perubahan perilaku bersama dengan ibu hamil


agar dapat dilakukan sesuai dengan kondisinya.

- Menjelaskan bagaimana prinsip gizi seimbang bagi ibu hamil dan


PHBS.

- Menjelaskan tentang pentingnya makanan yang cukup selama


kehamilan terutama penambahan energi sesuai dengan trimesternya.
- Menjelaskan tentang pentingnya pemilihan makanan yang tepat selama
kehamilan dengan cara mengajarkan ibu bagaimana mengganti bahan
makanan dengan bahan makanan yag sejenis ( contoh makanan
sumber energi nasi bisa diganti dengan singkong, mie, roti, jagung,
dengan menggunakan Bahan Makanan Penukar)

- Memberikan contoh pola makan yang tepat terdiri dari makanan pokok,
sumber protein hewani, nabati, sayur dan buah) serta penambahan
energi sesuai dengan trimester dalam bentuk susu atau PMT lain.

- Memberikan contoh menu sehari bergizi seimbang bagi ibu hamil.

- Memberika contoh makanan tambahan sebesar 500 kkal, 15 gr protein


(dapat diberikan dalam bentuk makanan selingan 2-3 kali sehari,
dalam bentuk makanan atau minuman padat gizi).

- Menyarankan ibu hamil untuk mengatasi rasa bosan dari PMT pabrikan,
maka diberikan resep modifikasi PMT pabrikan seperti puding biskuit,
puding susu, biskuit toping coklat, bola-bola biskuit.

- Menyarankan ibu hamil untuk menambah waktu istirahat dengan


berbaring 1 jam pada siang hari.

- Melakukan evaluasi konseling yang dilakukan dengan cara menanyakan


ulang kepada ibu hamil tentang bagaimana pola makan yang baik bagi
ibu hamil.

- Mengatur dan memotivasi kunjungan ulang secara berkala ke pelayanan


kesehatan. Jika belum waktu berkunjung ulang tiba, ibu ada
keluhan/permasalahan yang terkait dengan pemberian makan ibu
hamil dapat menghubungi tenaga gizi atau tenaga kesehatan terdekat.

c. Koordinasi dengan Lintas Sektor terkait


Kegiatannya antara lain :
 Membuat makanan tambahan berbasis bahan makanan local.
 Memotivasi ibu hamil KEK untuk meningkatkan asupan makanan sehari-
hari dan mengkonsumsi PMT sesuai kebutuhan
 Memantau pemanfaatan PMT melalui pendampingan kader
 Merujuk ke fasilitas kesehatan bila ada penyulit dan penyakit penyerta
 Memotivasi kesadaran makan ibu hamil
 Mengelola PMT lokal melalui kelas ibu KEK
d. Monitoring dan Evaluasi
 Tujuan monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kemajuan status gizi ibu hamil KEK dalam
melaksanakan praktek pemberian makan ibu hamil. Indikator monitoring
evaluasi meliputi kenaikan BB, peningkatan LILA, dan peningkatan
asupan makanan termasuk asupan makanan dari PMT
2.4.6 Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan
salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi. Berdasarkan data
Survei Konsumsi Makanan Individu Indonesia 2014 diketahui bahwa lebih dari
separuh balita (55,7%) mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka
Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di pedesaan
maupun perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein
(Kemenkes RI, 2014).
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah makanan yang dikonsumsi
sebagai tambahan asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan
tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan pangan lokal yang diberikan
minimal selama 90 hari berturut-turut (Kemenkes RI, 2015).
Produk PMT untuk ibu hamil KEK yang akan diberikan perlu
memperhatikan aspek cita rasa, kepraktisan, daya simpan, kemudahan dalam
penyajian dan mudah mendapatkan bahannya di masyarakat karena masyarakat
sudah mengenalnya. Biskuit merupakan jenis produk yang dinilai dapat memenuhi
persyaratan tersebut sehingga sesuai digunakan sebagai Makanan tambahan
(Candradewi, 2015).
Tujuan Pemberian Makanan Tambahan pada ibu hamil KEK :
1. Memberikan asupan tambahan makanan dalam bentuk paket pada ibu hamil
KEK untuk memperbaiki status gizi.
2. Menanamkan perilaku gizi seimbang pada ibu hamil dalam pemenuhan kebutuhan
gizi.
3. Mendorong peran serta masyarakat untuk secara aktif mendukung dan
melestarikan PMT pada ibu hamil KEK (Dinkes Kab. Brebes, 2016)
BAB III

FORMAT PENGKAJIAN KELOMPOK


ANALISIS SITUASI KESEHATAN IBU HAMIL KEK
DI DESA RONGDALAM PUSKESMAS JRANGOAN SAMPANG

A. KEMATIAN
Tiga Penyebab Utama Kematian Penduduk 1. hipertensi
2. diabetes
3. kecelakaan
Jumlah kematian ibu karena hamil, 0 ibu
melahirkan dan keguguran
Ringkasan Riwayat salah satu kasus kematian ibu (jika ada)

Jumlah Kematian Bayi 0 Bayi


Tiga penyebab Utama Kematian Bayi 1. -
2. -
3. -
B. KESAKITAN
Tiga penyakit terbanyak yang diderita 1. hipertensi
penduduk 2. diabetes
3. Ibu hamil KEK
Jumlah ibu hamil dengan komplikasi yang 5 ibu
dirujuk ke rumah sakit
Tiga Penyakit Yang Banyak Diderita Ibu 1. hipertensi
Hamil 2. anemia
3. KEK
Jumlah ibu hamil 85 ibu
Penyebab komplikasi KPD, Postdate, HPP, preeklamsi
Jumlah ibu bersalin 75 ibu
Ringkasan riwayat salah satu satu kasus
ibu hamil dengan komplikasi yang di rujuk
ke rumah sakit
Tiga penyakit yang paling banyak diderita 1. ISPA
oleh bayi dan anak 2. diare
3. febris
Jumlah Ibu Nifas 75 ibu
Jumlah Ibu Nifas dengan Komplikasi yang 3 .ibu
dirujuk ke RS
Tiga Penyakit Yang Banyak Diderita Ibu 1. anemia
Nifas 2. mastitis
3. puting lecet
C. STATUS GIZI
Anemia Pada Remaja 25 orang
Jumlah Bayi lahir 75 bayi
Jumlah bayi yang lahir dibawah 2500gr 1 bayi
Gangguan Status Gizi Pada Balita 3 balita
Jumlah ibu hamil yang anemia (Hb <10 g%) 5 ibu
Kepemilikan Buku KIA 85 ibu ( semua)
Ibu Hamil dengan KEK 10 orang
D. PUS (Pasangan Usia Subur)
Jenis Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 bulanan
Suntik 1 bulanan
E. LANJUT USIA
Keberadaan Lansia 400 orang
Kunjungan posyandu Lansia 40 orang

DATA DEMOGRAFI
A. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah Penduduk desa/RW/RT 5400 Orang
a. Jumlah laki-laki 3000 Orang
b. Jumlah perempuan 2400 Orang
2. Jumlah penduduk menurut Laki- Perempuan
kelompok umur laki
a. Bayi (<1 th) 47 28
b. Balita (1-4th) 215 187
c. Anak (5-18 th) 534 456
d. Usia Reproduksi (>18th-49 th) 758 697
e. LAnsia (>50 th) 215 185
f. Jumlah Kepala keluarga 1118 KK

B. PENDIDIKAN
Penduduk menurut Pendidikan Laki-laki Perempuan
1. Tidak Pernah sekolah 245 124
2. Tamat SD/Sederajat 687 734
3. Tidak Tamat SD 110 156
4. SMP/Sederajat 479 387
5. Tidak tamat SMP 56 78
6. SMA/sederajat 865 639
7. Tidak Tamat SMA 132 89
8. PT/Akademisi/DI/DIII 18 7
C. SOSIO EKONOMI
1. Tiga pencarian terbanyak 1 petani
1 buruh tani
2 pedagang
2.
3. Jumlah keluarga miskin 900 KK
4. Rata-rata usia menikah pertama Laki-laki 23 Tahun
kali Perempuan 20 Tahun
5. Kepemilikan Transportasi Mobil 20%
Sepeda motor 56%
6. Kepemilikan alat komunikasi Handphone 60%
D. KELAHIRAN & KEMATIAN
1. Jumlah Kelahiran 75 bayi
2. Jumlah Kematian 50 orang

A. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesesuaian rumah dengan jumlah sesuai
anggota
Lantai rumah apakah dari tanah Tanah 48%
Plester 35%
Keramik 17%
Keterjangkauan terhadap layanan Jarak terdekat 50 M dan jarak terjauh 3
Kesehatan KM

Akses Air Minum/ketersediaan air Sumber air sumur


bersih
Jarak Sumber air minum dengan <10M 479KK
tempat penampungan Tinja >10M 639KK
Fasilitas Buang Air Besar Mandiri 625KK
Bersama 493KK
Tidak Ada 0 KK
Keberadaan jaminan kesehatan 1118.KK
Sarana dan fasilitas kesehatan yang Poskesdes 1 unit
ada dan sering digunakan, jumlahnya Posyandu 5 lokasi
Keberadaan Unit Kegiatan Bersama Balai desa
Masyarakat/Peran serta Masyarakat
1. Bentuk Peran serta Masyarakat 1. Posyandu : 5 Tubulin : 0
Posyandu,Polindes, Tabulin, Dasolin, Dasolin : 0 Ambulan desa : 0
Ambulan desa, Bank Darah, Dasa Bank darah : 0 Dasa wisma : 2
Wisma, , suami siaga dll Suami siaga : 30 org
2. Kehadiran/Keaktifan dalam PSM 2. D/S : 78 %
N/D : 75%

PHBS
Pertolongan Persalinan Dukun :234 KK
Nakes : (Bidan,Perawat, dr) 884KK
Rencana Lama menyusui anak < 2 th :37
Riwayat menyusui anak bila anak pd Hingga 2 th:38
keluarga tsb telah balita
Bila ada ibu menyusui, cara / kapan dijadwal / Tidak tahu 12%
menyusui yaitu :
setiap bayi haus / menangis 88%
Pada ibu menyusui berapa lama < 6 bulan 38%
pemberian Asi Ekslusif >/= 6 bulan 62%

Keluarga memiliki jaminan Ada 1118 KK


pemeliharaan kesehatan (Askes,
Jamkesda, Jamkesmas, Jamsostek, Tidak memiliki 0 KK
asuransi kesehatan lainya)
anggota keluarga yang merokok Ada 998KK
Tidak ada 120 KK
Kebiasaan olah raga Ya 30%
Tidak 70%
Keluarga setiap hari makan dengan Ya 45%
sayur Tidak 55%
Keluarga mengkonsumsi buah- YA 34%
buahan Tidak 66%
Cuci tangan pakai sabun sebelum YA 65%
makan Tidak 35%
Air minum Tidak di masak 47%
Dimasak 53%
Sumber air minum Tidak punya 26%
Sumur 74%
Kondisi Air Keruh 12%
. Jernih 88%
Air Berbau Berbau 2%
Tidak berbau 98%
Penyediaan kakus 89%
Jarak resapan WC ke sumur < 10 m 46%
> 10 m 54%
Keberadaan Jentik 234 kk
Pembuangan Sungai 38%
Resapan 62%

A. ASSESMENT/DIAGNOSE MASALAH
1. pernyataan masalah kesehatan
- Masalah ‘X1’ : Ibu hamil dengan KEK.
- Masalah ‘X2’ : PHBS masih rendah
- Masalah ‘X3’ : Kepercayaan masyarakat tentang mitos saat kehamilan
2. Identifikasi penyebab masalah kesehatan
No Pernyataan Masalah Identifikasi Penyebab Masalah

1 Ibu hamil KEK  Mual, pusing, kadang muntah dan nafsu


makan menurun
 Pengetahuan keluarga tentang gizi ibu
hamil dan tanda bahaya kehamilan
masih rendah
 Kurangnya dukungan dari keluarga
 Kurangnya pemanfaatan pekarangan
rumah

2 PHBS masih rendah  masyarakat masih ada yang merokok


 Ventilasi udara dalam rumah kurang
 Ada yang Cuci tangan tanpa sabun
 Jarak resapan dengan wc < 10 M
 Nutrisi yang tidak memenuhi gizi
seimbang
 Pembuangan sampah ke sungai
 Ada persalinan didukun

3 Kepercayaan keluarga tentang  Kurangnya informasi tentang kesehatan


mitos saat kehamilan
 Rendahnya pendidikan dimasyarakat

Metode identifikasi penyebab masalah fishbone


- Brainstorming//Affinity Analysis// Why-why (tree) Diagram// fishbone
diagram..dll
Metode
Manusia
Mual, pusing , kadang muntah, nafsu makan menurun
Kurangnya informasi tentang
pentingnya gizi ibu hamil
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
gizi ibu hamil masih rendah
Kurangnya asupan gizi
seimbang pada ibu hamil

Ibu hamil KEK

masyarakat percaya pada mitos yang


merugikan kesehatan Kurangnya dukungan dari
keluarga PHBS di masyarakat yang rendah

Ibu hamil banyak pantangan makan, terutama makanan Kurang memanfaatkan pekarangan rumah
yang mengandung protein tinggi ( cumi, udang,
kepiting)
Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
gizi ibu hamil masih rendah

Budaya Lingkungan

3. Penentuan skala prioritas masalah kesehatan


Metode prioritas masalah yang dapat digunakan
- secara kualitatif//kuantitatif// Subyektif // Obyektif-pembobotan (scoring)
secara USG

NO KRITERIA URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL RANGKING


(U) (S) (G) (U+S+G)
1 Ibu hamil KEK 5 4 4 13 1
2 PHBS yang masih rendah 4 3 4 11 2

3 Kepercayaan masyarakat 3 3 3 9 3
tentang mitos saat
kehamilan

Kriteria Penetapan : SKALA LIKERT

URGENSY SERIOUSNESS GROWTH

1 : tidak penting 1 : akibat yang ditimbulkan tidak serius 1 : tidak berkembang

2 : kurang penting 2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius 2 : kurang berkembang

3 : cukup penting 3 : akibat yang ditimbulkan cukup serius 3 : cukup berkembang

4 : penting 4 : akibat yang ditimbulkan serius 4 : berkembang

5 : sangat penting 5 : akibat yang ditimbulkan sangat serius 5 : sangat berkembang


Menentukan Prioritas Masalah dipakai cara Urgency Seriousness Growth (USG) untuk ,
dipilih Prioritas Masalah yang paling tinggi yaitu : ibu hamil dengan KEK

No Pernyataan Masalah Metode Yang digunakan/Alasan Masalah tsb


diselesaikan
1 Ibu hamil dengan KEK  Penyuluhan agar masyarakat paham tentang
pentingnya gizi pada ibu hamil
 Penyuluhan tentang bahaya dari ibu hamil
dengan KEK
 Pemberian PMT local agar keluarga dan ibu
hamil dapat meniru masakan yang dicontohkan

B. PERENCANAAN

na Perny Penyebab Masalah Jalan Keluar Prioritas Sasara Wak Penang


ataan Jalan n tu/ gung
No Masa Keluar temp Jawab
lah at

11 1 Ibu  Mual, pusing,  menganjurkan Pemberian Ibu Mahasi


hamil kadang muntah ibu untuk makan PMT local hamil swa
denga dan nafsu makan sedikit tapi sering selama 1 KEK
bulan yang
n menurun
berupa ada
KEK makanan didesa
 Masyarakat  memberikan
lengkap Rong
penyuluhan
percaya pada dan dalem
pada
mitos yang kudapan
masyarakat
merugikan secara
tentang
bergantian
kesehatan seperti kandungan gizi
dilarang makan pada makanan
udand, cumi,
kepiting saat
hamil

 Pengetahuan  memberikan
penyuluhan
keluarga tentang
pada
gizi ibu hamil masyarakat
dan tanda bahaya tentang
kehamilan masih pentingnya gizi
rendah pada ibu hamil

 Kurangnya  Pemberian PMT


local selama 1
dukungan dari
bulan berupa
keluarga makanan
lengkap dan
 kudapan secara
bergantian

C. IMPEMENTASI
N Pernyataan Implementasi Rencana Penilaian/ RTL
O masalah etercapaian/
respon
kegiatan
1 Ibu hamil dengan 1. Memberikan penyuluhan Baik Dievaluasi tiap
KEK pada masyarakat tentang minggu
gizi seimbang untuk ibu
hamil
2. Memberikan penyuluhan
tentang bahaya dari ibu
hamil dengan KEK
3. Menjelaskan pola makannya
yaitu makan dalam porsi
kecil tapi sering.
4. Menganjurkan pada ibu
untuk minum air putih yang
banyak
5. Menjelaskan pada ibu untuk
istirahat yang cukup.
6. memberikan penyuluhan
tentang pemanfaatan
pekarangan sekitar rumah
7. menjelaskan makanan yang
di konsumsi tidak perlu
bahan yang mahal tapi yang
ada disekitar rumah (daun
kelor, papaya)
8. Memberikan PMT lokal
selama 1 bulan berupa
kudapan dan makanan
lengkap secara bergantian.
9. menjelaskan pada
masyarakat agar PMT yang
didapat harus dikonsumsi
oleh ibu hamil.
10. menjelaskan pada
masyarakat agar ibu hamil
terus mengkonsumsi
makanan seperti yang
dicontohkan di PMT local
11. melakukan evaluasi tiap
minggu
12. Menganjurkan untuk
kontrol ke bidan bila
keluhan bertambah

D. EVALUASI
1. Memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang gizi seimbang untuk ibu hamil,
masyarakat mengerti.
2. Memberikan penyuluhan tentang bahaya dari ibu hamil dengan KEK, masyarakat
mengerti
3. Memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan pekarangan sekitar rumah, masyarakat
mengerti.
4. Menjelaskan makanan yang di konsumsi tidak perlu bahan yang mahal tapi yang ada
disekitar rumah (daun kelor, papaya) , masyarakat mengerti.
5. Menjelaskan pada masyarakat agar PMT yang didapat harus dikonsumsi oleh ibu
hamil, masyarakat mengerti.
6. Menjelaskan pada masyarakat agar terus mengkonsumsi makanan seperti yang
dicontohkan di PMT lokal, masyarakat mengerti.
7. Menjelaskan pola makannya yaitu makan dalam porsi kecil tapi sering, ibu mengerti.
8. Menganjurkan pada ibu untuk minum air putih yang banyak, ibu mengerti.
9. Menjelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup, ibu mengerti.
10. Menganjurkan untuk kontrol ke bidan bila keluhan bertambah, ibu mengerti.
11. Melakukan evaluasi dengan menimbang BB tiap minggu dan mengukur LILA diakhir
kegiatan ( Naik BB : 80% dan Naik LILA : 70%
12. Memberikan PMT lokal selama 1 bulan berupa kudapan dan makanan lengkap secara
bergantian, ibu mengerti.

BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan komunitas dilaksanakan di Desa Rongdalem wilayah kerja Puskesmas


Jrangoan Sampang. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu bulan yang dimulai dari tanggal
31 Oktober s/d 27 November 2022. Adapun bentuk kegiatannya yaitu untuk menggali
permasalahan yang ada di wilayah tersebut. Terutama tentang kepedulaian terhadap
kesehatan ibu dan anak yang dimulai dari sejak kehamilan.

Kehamilan merupakan suatu keadaan membahagiakan bagi seorang wanita karena


di dalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga kelak lahirnya janin, yang
diperkirakan sekitar 40 minggu kemudian (Kuswanti, 2014). Ketika seorang wanita
menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya sebuah komitmen untuk menjalani hidup
sehat. Pola hidup sehat ketika hamil menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh
terhadap kelangsungan kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses
persalinan, serta mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat
didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan. Pemeriksaan ini
penting karena akan membantu mengatasi kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada
janin dalam kandungan (Pujiastuti, 2014)

Mayoritas pekerjaan masyarakat didesa rongdalem adalah petani dengan


penghasilan yang masih minim. Dan pendidikannya rata-rata hanya lususan sekolah dasar
sehingga tingkat pengetahuannya juga rendah. Sumber informasi diperoleh melalui media
elektronik seperti TV dan HP namun tidak semua masyarakat mampu menangkap
informasi dengan baik dan benar. Hampir semua masyarakat memiliki alat transportasi
sepeda motor.

Adapun masalah yang ditemukan di desa rongdalem yaitu banyak ibu hamil dengan
KEK, PHBS masih rendah, Budaya yang merugikan kesehatan sangat kuat. Ini semua
disebabkan karena pengetahuan terhadap kesehatan yang kurang, terutama tentang
kesehatan pada ibu hamil. Selain itu tingkat ekonomi yang juga rendah dikerenakan
pekerjaannya hanyalah seorang petani dengan penghasilan yang kecil. Oleh sebab itu
mahasiswa berinisiatif untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, nutrisi
gizi seimbang dan memberikan bantuan PMT tambahan selama satu bulan berupa makanan
lengkap dan kudapan secara selang seling.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan asuhan komunitas di desa rong dalem puskesmas Jrangoan,


dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :Pada proses pelaksanaan pemberian Asuhan
kebidanan komunitas berjalan dengan lancar. Semua itu terjadi berkat kerjasama antara
petugas, pasien dan keluarga dan masyarakat sehingga semua masalah yang muncul saat
pelaksanaan sampai selesai dapat teratasi dengan maksimal.

Ibu hamil, Keluarga dan masyarakat akhirnya sangat mendukung atas proses ini,
sehingga pasien merasa aman dan nyaman saat menjalaninya. Diharapkan nantinya
keluarga ini mampu memberikan makanan seperti yang dicontohkan pada PMT local
untuk memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil dan keluarga ini. Sehingga keluarga ini
dapat hidup sehat dan ibu hamil dapat berjalan lancar hingga persalinan serta bayi yang
dilahirkan sehat dan selamat.

4.2 SARAN
1. Bagi profesi
Bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang menyeluruh
dalam melakukan asuhan kebidanan Komunitas
2. Bagi institusi
a) Bagi puskesmas
diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal dalam
melaksanakan asuhan kebidanan Komunitas
b) Bagi pendidikan
diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah refrensi terbaru tentang
keluarga dan Komunitas
3) Bagi Pasien
Diharapkan semua pasien hamil dapat melahirkan secara normal dan dapat
meminimalisir keluhan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Krisrianasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil.
Jogyakarta : Muha Medika
Depkes RI. 2007. Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia untuk melahirkan
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).Penelitian Gizi dan Makanan jilid 21.
Jakarta : Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007:

Manuaba, IBG. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Arcan. 2007. Gaawat – Darurat
Obstetri – Ginekologi & ObstetriGinekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo. 2013. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :Bina Pustaka

Saifuddin, A.B. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Syafrudin n hamidah, 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Aprianti, Eka. 2017. Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Kasihan I Bantul. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta:Program Studi Kebidanan (D-3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan JenderalAchmad Yani Yogyakarta.

Arisman, M. B. 2008. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Aritonang, Irianto. 2014. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal.Yogyakarta:
LeutikaBooks.

Astritunju. 2011. Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Kejadian KEK pada Ibu Hamil
Trimester I di Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Skripsi.Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Azizah, Anisatun dan Merryana Adriani. 2018. Tingkat Kecukupan Energi Protein pada Ibu Hamil
Trimester Pertama dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis.Jurnal Media Gizi Indonesia Vol. 12,
No. 1.

Dafiu, Tita Rosmawati. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Kehamilan dengan
Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) pada Kehamilan di Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Program Studi Diploma IV Kebidanan.

Dictara, Ahmad Alvin. 2018. Hubungan Asupan Makan Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis
(KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung. Skripsi.
Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung.

Ekasari, Wahyu Utami. 2015. Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan, Dan Berat Lahir Bayi
Terhadap Asfiksia Bayi Pada Ibu Pre Eklamsia Berat. Tesis. Surakarta : Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas SebelasMaret.

Ernawati, Aeda. 2018. Hubungan Usia dan Status Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Kurang Energi
Kronis pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1.Ernawati, Aeda. 2017. Masalah Gizi pada
Ibu Hamil. Jurnal Litbang Vol. XIII,No.1.

Febriyeni. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis
Pada Ibu Hamil. Jurnal Human Care Vol. 2, No. 3.H, Puti Sari, dkk. 2014. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Risiko Kehamilan “4 Terlalu (4-T)” pada Wanita Usia 10-59 Tahun
(Analisis Riskesdas 2010). Media Litbangkes, Vol. 24 No. 3

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DENGAN IBU HAMIL KEK

DI DESA RONGDALEM PUSKESMAS JRANGOAN SAMPANG


Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan
Stase Asuhan Kebidanan Komunitas
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
NICE UNDINE ( NIM : 21159010107)
MERY PUSPITA HADI ( NIM : 21159010101)
ANIS ZAMROTIN NISA ( NIM : 21159010071)
ST. MUHIBBATUN NISA’ ( NIM : 21159010127)
NUNUNG SHOLEKAH ( NIM : 21159010110)
SRI ASTINA ( NIM : 21159010124)
DINA ESTIYATI UTAMI ( NIM : 21159010078)
SULIHAH ( NIM : 21159010141)
ZURAIDA ( NIM : 21159010140)
SUMARMIDAH ( NIM : 21159010130)
Kelas : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2021-202
JURNAL REFLEKSI KRITIS
PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
Nama Mahasiswa : Kelompok
NIM :
Tempat Praktek : PUSKESMAS JRANGOAN
Periode : 2021-2022
Pembimbing Prodi : Enggal Sarimaduratna, S.ST,MAP, M.Kes
Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik

Kenapa saya mempelajari materi ini ?

penting bagi saya karena Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang
sehat, cukup bulan dengan berat badan normal
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?

Memahami materi tentang pemberian makanan tambahan berhasil mengurangi jumlah


ibu hamil yang mengalami KEK. salah satu program untuk mengatasi ibu hamil KEK
adalah dengan pemberian PMT pemulihan, dimaksudkan sebagai tambahan, bukan
sebagai makanan pengganti sehari-hari. selain itu juga dilakukan penyuluhan pada ibu
hamil melalui kelas ibu hamil dan konseling gizi pada saat Antenatal Care (ANC)
terpadu.
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?

Lebih paham tentang masa kehamilan dengan KEK dan bagaimana cara mencegah
dan mengatasinya jika ada indikasi tertentu.
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana
perencanaannya ?

Mengamati atau mengkaji lebih dalam dan lengkap tentang permasalahan yang
dialami sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan yang baik dan
benar

A. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

Sebutkan Learning outcome yang tertera pada panduan:


Lebih paham tentang penting nya nutirisi dalam mengatasi kehamilan KEK. LiLA
merupakan prediktor yang baik untuk menentukan risiko KEK, risiko melahirkan
BBLR, kematian neonatal dini, dan status gizi bayi sampai dengan umur 9 tahun.
Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah:

 Paham tentang materi yang dijelaskan serta mengimplementasikannya baik untuk


diri sendiri maupun orang lain.
Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini
adalah:

Informasi menarik yang saya dapatkan dari mempelajari materi ini Status gizi ibu
hamil tercermin pada ukuran antropometrinya. Ukuran antropometri ibu hamil yang
paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) (Kemenkes, 2015). Status Gizi buruk sebelum dan selama
kehamilan akan menyebabkan bayi berat lahir rendah, terhambatnya perkembangan
otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir terinfeksi dan abortus. PMT
biskuit sandwich pada ibu hamil KEK sebaiknya tetap diberikan, karena
memberikan kontribusi bermakna pada peningkatan status gizi ibu hamil KEK.
Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :

Memperbanyak ilmu baru untuk menambah pengetahuan tentang asuhan


kebidanan pada ibu hamil dengan KEK salah satunya PMT biskuit sandwich pada
ibu hamil KEK sebaiknya tetap diberikan, karena memberikan kontribusi bermakna
pada peningkatan status gizi ibu hamil KEK.
Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :

 Membuat skrining pada ibu hamil yang beresiko misalnya ibu hamil dengan kek
yang bisa menyebabkan bayi lahir bblr dan asfiksia dan resiko terjadi perdarahan
pada ibu.

B. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan


Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi
1. Apakah hasil penelitian valid?
Apakah pasien pada penelitian dirandomisasi? Tidak

Apakah cara melakukan randomisasi -


dirahasiakan?

Apakah follow-up kepada pasien cukup Iya


panjang dan lengkap?

Apakah pasien dianalisis di dalam grup di


mana mereka dirandomisasi?

Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind


terhadap terapi?

Apakah grup pasien diperlakukan sama, Jenis penelitian ini adalah eksperimen
selain dari terapi yang diberikan? semu dengan rancangan perlakuan ulang
(one group pre and posttest design). Pada
Penelitian ini menggunakan satu subyek
yaitu ibu hamil KEK trimester II,
kemudian dilakukan pengukuran sebelum
dan sesudah pemberian perlakuan.
Sebelum perlakuan dilakukan pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) kemudian
diberikan makanan tambahan biskuit
sandwich selama 3 bulan (90 hari),
selanjutnya dilakukan pengukuran LiLA
setiap bulan yaitu 30 hari, 60 hari, 90 hari
setelah pemberian makanan tambahan
(PMT) biskuit sandwich.

Apakah karakteristik grup pasien sama pada Karekteristik pasien yang digunakan sama
awal penelitian, selain dari terapi yang
diberikan?

C. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian ini? Sangat penting

Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Sangat akurat meningkatkan LILA
Ada efek Tidak ada efek

Terekspos A B

Tidak terekspos C D

Control event rate (CER) = c/ c+d = 0,41

Experimental event rate (EER) = a/ a+b = 1

Perlakuan Status KEK ρ-val


KEK Tidak KEK
Uji statistik wilcoxonα
Sebelum 29 0
= 0,05
Sesudah 12 17

0,000

Relative Risk Absolute Risk Number Needed to


Reduction (RRR) Reduction (ARR) Treat (NNT)
CER EER CER-EER/ CER CER-EER 1/ARR
0,41 1 -0,59 -0,59 1,6
95% CI

95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien eksperimen]

D. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat diterapkan)
dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?

Apakah karakteristik pasien kita sangat Karakteristik yang digunakan dalam


berbeda dibandingkan pasien pada penelitian mencakup ibu hamil dengan KEK
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat
diterapkan?
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di Bisa
tempat kerja kita?

Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?

Benefit : klien bisa mengatasi anemia yang dirasakan atau yang dialaminya.

Harm : bisa diterapkan setiap hari

Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif terhadap


pasien pada penelitian
f = 1 jika karakter pasien sama dengan
penelitian

f<1 jika karakter pasien lebih berat dari Diekspresikan dalam bentuk desimal:
penelitian
1,69

f>1 jika karakter pasien lebih ringan dari

NNT/f = 1,69/1= 1,69

(NNT bagi pasien kita)

Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate) adalah


event rate dari pasien kita bila mereka
menerima kontrol pada penelitian tersebut =
0,5

1/ (PEERxRRR) = 1/(0,5x-0,59)=-3,38

(NNT bagi pasien kita)

Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?

Apakah kita dan pasien kita mempunyai Iya


penilaian yang jelas dan tepat akan value
dan preferensi pasien kita?
Apakah value dan preferensi pasien kita Iya
dipenuhi dengan terapi yang akan kita
berikan?

E. Evaluasi Pembelajaran

Topik: Kehamilan dengan KEK Tanggal: 6 Juni 2022


Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :

Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah,suhu,pernafasan, dan nadi,


melakukan inform consent tentang keadaan pasien, memberikan HE kepada pasien
Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya :

Melatih saya untuk berkomunikasi lebih sering kepada pasien


Bagaimana hal ini bisa berguna ?

 Dengan banyaknya ilmu yang di dapat pada masa praktik semakin menambah
pengetahuan dan komunikasi yang lebih baik lagi terhadap pasien

Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:

Pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil terutama dalam KEK (kekurangan energy
kronik) yang bisa menjaga ibu dan bayi dari resiko terjadinya perdarahan pada ibu
dan BBLR.
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:

 Mencari materi sebanyak mungkin tentang topik yang diangkat


Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi?

Bagaimana cara penanganannya


Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah:

Memberikan HE mengenai masalahnya


Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses
pembelajaran saya adalah:

Susah dalam menemukan pasien ibu hamil dengan KEK dan klien yang enggan
untuk menceritakan keluhannya

Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik
ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui

Kurangnya kesadaran pengetahuan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi status


gizi ibu hamil KEK yaitu faktor langsung dan tak langsung. Faktor langsung yaitu
asupan makanan dan penyakit, sedangkan faktor tak langsung meliputi faktor
sosial ekonomi (pendapatan keluarga, pendidikan ibu, faktor pola konsumsi, faktor
perilaku), faktor biologis (usia ibu hamil, jarak kehamilan, paritas, berat badan
selama hamil), aktivitas fisik, sosial budaya, kesehatan lingkungan dan fasilitas
kesehatan. status gizi ibu hamil dengan berat badan bayi, ada kecenderungan
semakin baik status gizi ibu hamil semakin baik pula berat badan bayi yang
dilahirkan. Status gizi ibu hamil tercermin pada ukuran antropometrinya. Ukuran
antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan
ibu hamil dan ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) (Kemenkes, 2015). Status Gizi

Anda mungkin juga menyukai