PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motaritas Pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar di negara yang
berkembang. Di Negara miskin sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disesbabkan hal
berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan , biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada puncak produktifitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan
lebih dari 585.000 ibu pertahun meninggal saat hamil bersalin. Dari data di atas di perlukan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat perubahan prilaku dan pradigma sakit menuju
pradigma sehatdan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau dan merata serta kesehatan
lingkungan dan peningkatan umur harapan hidup.
Untuk mencapai tingkat kesehatan yang baik mungkin bagi ibu-ibu yang baru
melahirkan(post partum), bayi dan keluarga khususnya, serta masyarakat umumnya, asuhan
masa nifas merupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan seperti dokter, bidan dan
perawat atau ibu itu sendiri.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam perioda ini karena merupakan masa kritis baik bagi ibu
maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian masa nifas terjai dalam 24 jam pertama ( buku acuan nasional,
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2006)
Asuhan nifas sejak dulu kala telah dilakukan dengan cara yang sederhana dan tradisional.
Namun, dengan bertmbah majunya ilmu kedokteran dan kebidanan, sudah seseharusnya
asuhan ibu nifas dilakukan dengan cara-cara yang lebih maju. Hal ini menuntut bidan dan
perawat sebagai tenaga profesional maupun memberikan pelayanan perat kebidanan kepada
setiap ibu yang menghadapi masa nifas secara prfesional.
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan pisiologi maupun pisikologis, yaitu : perubahan
fisik, ivolusi uterus dan pengeluaran lochea, laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan
system tubuh lainnya dan perubahan psikis, karena pada masa ini ibu-ibu yang baru
melahirkan mengalami berbagai kejadian yang sangat kompleks baik fisiologis maupun
psikologis, maka bidan dan perawat berperan penting dalam membtu ibu sebagai orang tua
baru dan memberikan support kepada ibu serta keluarga untuk menghadapi kehadiran buah
hatiyang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang sehingga dapat memulai menjalani
kehidupan sebagai keluarga baru.
Meskipun persalinan dengan riwayat ketuban pecah dini ditunjang dengan kemajuan yang
pesat dalam bidang kesehatan, adanya antibiotika berspektrum luas, teknik pertolongan
persalinan yang lebih sempurna serta tenaga kesehatan yang terampil dan terlatih, namun
tidak menutup kemungkinan timbulnya komplikasi pada ibu seperti infeksi pada masa ifas,
partus lama, atonia uteri, pendarahan post partum, serta terhadap bayi yaitu IVFD, asfeksia,
prematuritas. Bila komplikasi yang terjadi pada bayi tidak ditanggulangi secara dini dapat
meningkatkan angka morbilitas dan mortalitas pada ibu dan bayi.
Bedasarkan hal tersebut diatas, untuk menekan angka kematian pada ibu akibat komplikasi
dari persalian dengan riwayat ketuban pecah dini diperlukan adanya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan kususnya bagi tenaga keperawatan untuk membeikan asuhan
pada ibu post partum dengan riwayat ketuban pecahdini yang komprehensif, sehingga ibu
dapat kembali pada keadaan semuala sesuai waktunya tanpa komplikasi. Bertitik tolak dari
hal tersebut di atas penulisan tertarik mengatakan kasus dengan judul Ketuban Pecah Dini
(KPD), dengan harapan dapat bermanfaat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
kasus. Kasus yang terjadi khususnya pada pasien ketuban pecah dini.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan studi kasus ini dikelompokan menjadi 2 yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Agar dapat gambaran secara jelas dan lengkap tentang asuhan keperawatan ketuban pecah
dini dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan laporan ini dapat di uraikan sebagai berikut :
5. Studi Kepustakaan
Yaitu mencari dan membaca sumber buku yang sesuai dengan topik makalah kemudian
menggunakannya dalam penulisan studi kasus ini.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan kasus ini secara garis besar dibagi dalam lima bab yaitu : Bab I
Pendahuluaan, menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan. Bab II Teoritis menguraikan tentang konsep dasar ketuban pecah dini
meliputi pengertian patofisiologis, gejala dan tanda, komplikasi, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan. Konsep dasar asuhan keperawatan meliputi pengkajian , perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, Bab III tinjauan kasus mencakup pengkajian, perencanaan
,pelaksanaan, dan evaluasi, Bab VI Pembahasan, menguraikan antara kensenjangan antara
tinjauan tiori dengan tujuan kasus, evaluasi .Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan
saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN TEORI
1. Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini
a. Pengertian
Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan berlangsung
(Manuaba,2002). Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum
waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD
yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan setelah
ditunggu satu jam belum memulainya tanda persalinan(ilmu kebidanan,penyakit kandungan,
dan KB 2010)
Ketuban merupakan hal yang penting dalam kehamilan karena ketuban memiliki fungsi
seperti:
a. Untuk proteksi janin.
b. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
c. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
d. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
e. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum yang
kemudian dikeluarkan melalui kencing janin.
f. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.
Oleh sebab itu perlu untuk mengetahui asuhan apa yang harus diberikan.
h. Penatalaksanaan
1. Pasien dirawat di rumah sakit
2. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas paru
sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.
3. Dengan pemikiran janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid sehingga
kematangan paru dapat terjadi
4. Pada umur kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu
berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
5. Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan KIE terhadap ibu dan keluarga
sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan
pertimbangan atau menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan bayi.
3. Riwayat menstruasi
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid,
hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus
4. Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan sah atau tidak,
atau tidak direstui dengan orang tua ?
5. Riwayat Obstetris
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil laboraturium : USG , darah, urine, keluhan
selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan,
tindakan dan pengobatan yang diperoleh
6. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah di diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalani
nya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau
kambuh berulang – ulang
7. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic seperti
panggul sempit, apakah keluarga ada yg menderita penyakit menular, kelainan congenital
atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga.
8. Data biologis
a. Bernapas
Tanyakan kesulitan dalam bernapas terutama setelah pembedahan.
b. Makan dan Minum
Tanyakan bagaimana kebisaan makan dan minum pasien apakah telah mengandung zat gizi.
c. Eliminasi
Tanyakan kebiasaan dan kesulitan atau masalah dalam BAB dan BAK.
d. Istirahat dan Tidur
Perlu ditanyakan bagaimana kebiasaan dan masalah apa yang dapat menganggu istirahat dan
tidur pasien.
e. Gerak dan Aktifitas
Observasi hal-hal yang dapat dilakukan oleh pasien sebelum dan setelah aktifitas.
f. Kebersihan Diri
Observasi kebersihan diri terutama payudara dan vulva.
g. Berpakaian
Tanyakan kebiasaan mengganti pakaian .
h. Pengaturan Suhu Tubuh
Tanyakan apakah pasienselama hamil dan pasca pembedahan mengalami peninggkatan suhu
tubuh dan penurunan suhu tubuh.
i. Seksualitas
Tanyakan pola seksualitas dan frekuensi sebelum,saat dan setelah hamil serta keluhan saat
melakukan hubungan seksual.
9. Data Psikologis
a. Rasa nyaman
Tanyakan ketidak nyamanan yang dirasakan pasca melahirkan.
b. Rasa aman
Kaji hal-hal yang berkaitan dengan kecemasan pasien.
10. Data Sosial
a. Sosial
Tanyakan tentang interaksi atau tingkat ketergantungan pasien terhadap orang lain.
b. Konsep Diri
1. Identitas Diri
Tanyakan pada pasien apakah sudah merasa sudah menjadi seorang ibu.
2. Harga Diri
Tanyakan pada pasien apakah merasa minder atau senang dengan kehadiran anaknya.
3. Ideal Diri
Tanyakan pada pasien apakah ada cita-cita untuk merawat anaknya.
4. Gambaran Diri
Tanyakan pendapat tentang dirinya.
5. Peran Diri
Tanyakan pada pasien sadarkah pada perannya sekarang setelah memiliki anak.
c. Bermain dan Berekreasi
Tanyakan pada kebiasaan pengisian waktu luang.
d. Prestasi
Kaji hal-hal yang membanggakan dari pasien yang ada hubungan dengan kondisinya.
e. Belajar
Kaji tingkat pengetahuan pasien dengan sectio caesarea meliputi perawatan lika,perawatan
payudara,kebersihan vulva atau cara cebok yang benar,nutrisi KB,seksual serta hal-hal yang
perlu ditanyakan tentang perawatan bayi yang ,merawat tali pusat dan cara meneteki yang
benar.
4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan HIS
5.Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik
(Dangoes:2000
C. Intervensi
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Inervensi Rasional
1
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit,
penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen
Tujuan :
- infeksi tidak terjadi pada ibu
kriteria hasil
- pencapaian tepat waktu pada pemulihan luka tanpa komplikasi – - Tinjau ulang
kondisi/faktor risiko yang ada sebelumnya. Catat waktu pecah ketuban.
- – Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya: peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah
putih, atau bau/warna rabas vagina).
- – Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam bila ketuban telah pecah – - Kondisi
dasar ibu, seperti diabetes atau hemoragi, menimbulkan potensial resiko infeksi atau
penyembuhan luka yang buruk. Resiko korioamnionitis meningkat dengan berjalannya
waktu, sehingga meningkatkan resiko infeksi ibu dan janin.
- Pecah ketuban terjadi 24jam sebelum pembedahan dapat menyebabkan amnionitis sebelum
intervensi bedah dan dapat mengubah penyembuhan luka.
- Untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim
Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi tentang penyakit
Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri , peningkatan HIS
Tujuan :
- klien pengetahuan klien bertambah setelah diberikan informasi mengenai penyakit nya
kriteria hasil :
- klien tidak resah lagi dengan peyakit nya
- menunjukkan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis
Tujuan :
- kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi
Kriteria hasil :
- klien dapat tidur dengan tenang dan tidak gelisah
- klien menunjukkan pola tidur yang adekuat
Tujuan:
- aktivitas kembali sesuai kemampuan pasien.
Kriteria hasil:
- pasien bisa beraktivitas seperti biasa. – - monitor tanda – tanda vital : TD, pernafasan, nadi
dan suhu
- – ajrakan klien teknik relaksasi
- atur posisi klien
- – berikan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung
-
- tinjau proses penyakit dan harapan masa depan
- – dorong periode istirahat yang adekuat dengan aktifitas terjadwal
- – berikan pelayanan kesehatan mengenai penyakit nya
- – jelaskan kepada klien apa yg terjadi, berikan kesempatan untuk bertanya dan berikan
jawaban yang terbuka dan jujur
- agar dapat memberikan gambaran sampai sejauh mana kebutuhan tidur terganggu
- – dengan mengalihkan perhatian, maka perhatian klien tidak hanya tertuju pada rasa nyeri
sehingga membantu relaksasi pada klien sewaktu tidur
- – untuk mengetahui apakah kebutuhan tidur klien terpenuhi seperti biasa atau belum
- – suasana yang tenang dapat membantu relaksasi sehingga nyeri berkurang dan klien bisa
tidur
- – agar kebutuhan sehari – hari – klien dapat terpenuhi seperti biasa nya
- agar klien merasa nyaman dan tenang
- kelelahan dapat menyebabkan lama nya proses penyembuhan klien,,jadi dengan
menghindari kegiatan yang melelahkan dapat membantu proses penyembuhan
- proses penyembuhan
D. Implementasi
Setelah rencana keperawatan di susun, maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan
nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga
dapat diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan
Implementasi ini juga dilakukan oleh si pembuat rencana keperawatan dan di dalam
pelaksanaan keperawatan itu kita harus menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai
manusia yang unik
E. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil akhir dari proses keperawatan dilakukan untuk mengetahui sampai
dimana keberhasilan tindakan yang diberikan sehingga dapat menentukan intervensi yang
akan dilanjutkan
WOC KPD
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 16 agustus 2010
a. Identitas klien Pasien Penanggung jawab
Nama : Ny.I Tn.H
Umur : 20 tahun 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Laki – laki
Status : Sudah menikah Sudah menikah
Agama : Hindu Hindu
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta
Pendidikan : SMA SMA
Alamat : Tilatang kamang Tilatang kamang
No.MR : 249226
Ruang Rawat : ruang Melati RSUD Tabanan
Tgl masuk : 14 agustus 2010
b. Alasan masuk
Klien masuk IGD pada hari sabtu pukul 00.30 WITA, dengan keluhan keluar cairan ketuban
dari pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam, klien mengatakan
cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau,frekuensi ganti duk
klien sebanyak 5x sehari, klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari –
ari,nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6,klien mengatakan susah
tidur karena nyeri yang dirasakan,frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari,klien mengatakan
nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yg lalu ,klien mengatakan berat badan nya
menurun,BB sehat 68 Kg BB sakit 64 Kg,klien sudah 2 hari tidak ada Buang air besar, klien
mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita nya saat ini, klien
tampak meringis dan sering memegang perut nya, porsi makan yang dihabiskan klien hanya
½ porsi,klien mengatakan selama dirumah sakit klien hanya beraktifitas di tempat tidur,
aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur, DJJ bayi 135 x/i, HB 10,4 gr %, therapi
yang diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1 amp
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : teratur ( 1x/ bulan )
Lama haid : 5 – 8 hari
Ganti Duk : 2 – 3x / hari
Keluhan pd saat haid : nyeri pd saat haid
5. Riwayat Kehamilan
HPHT : 18 Desember 2009
TP : 25 September 2010
Kehamilan : G1 P0 A0 H0 ( Gravid 1, partus belum ada, abortus
tidak ada, hidup belum ada )
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Compos Metis
2. BB / TB : 64 kg / 159 cm
3. Tanda – Tanda vitaL
TD : 110 / 80 mmhg P : 24x /menit
N : 88x / menit S : 36,2 º C
4. Head To Toe
a. Rambut : berwarna coklat, lurus, bersih, tidak berbau, tidak terdapat lesi
b. Mata : sklera tidak ihterik, konjungtiva anemis,pupil sama besar ka
/ ki, palpebra tidak ada oedema, fungsi penglihatan baik,
2. Analisa Data
No Data Etiology Problem
1 DS :
- klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam
- klien mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau
DO :
- cairan ketuban yang keluar dari vagina berwarna jernih dan tidak berbau
- frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x dalam sehari
- Therapi yg diberikan ceftriaxn 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1 amp Ketuban Pecah Dini
Resiko Infeksi
2 DS :
- klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari – ari
- klien mengatakan selama dirumah sakit klien beraktifitas ditempat tidur
DO :
- klien tampak meringis dan memegangi perut nya
- nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6
- aktifitas klien dirumah sakit ditempat tidur Ketegangan otot rahim Gangguan rasa nyaman :
nyeri
3
5 DS :
- klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di derita nya
- klien mengatakan tidak mengetahui ttg penyakit yang di alami nya
DO :
- klien tampak cemas
- klien sering bertanya tentang penyakit nya
DS :
- klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan
- klien mengatakan frekuensi tidur hanya 7 jam dalam sehari
DO :
- frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari
- klien tampak lemah
DS :
- klien mengatakan kurang nafsu makan sejak beberapa hari yang lalu
- klien mengatakan berat badan nya menurun
DO :
- porsi makanan yang dihabiskan klien ½ porsi
- BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg
- HB klien 10,4 gr % Kurang nya pengetahuan klien tentang penyakit KPD
Peningkatan HIS
3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Infeksi berhubungan dengan Ketuban Pecah Dini
2. Gangguan Rasa Nyaman:Nyeri berhubungan dengan ketegangan otot rahim
3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan klien tentang penyakit KPD
4. Gangguan Pola istirahat Tidur berhubungan dengan Peningkatan HIS
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
4. Intervensi
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1` Resiko Infeksi b /d Ketuban pecah dini
DS :
- klien mengatakan keluar cairan dari pervaginaan
- klien mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau
DO :
- cairan yang keluar berwarna jernih dan tidak berbau
- frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x dalam sehari
Tujuan ;
- infeksi tidak terjadi
kriteria hasil :
- tidak ada keluar lagi cairan dari pervaginaan
- DJJ janin normal
- Leukosit klien kembali normal
- Suhu 36 – 37 °
- – bina hubungan saling percaya melalui komunikasi therapeutik
- – pantau keadaan umum klien
- – berikan lingkungan yang nyaman untuk klien
- berikan obat sesuai order dokter – - untuk memudahkan perawat melakukan tindakan
- – untuk melihat perkembangan kesehatan klien
- – agar istirahat klien terpenuhi
- proses penyembuhan klien
2 Gangguan rasa nyaman : nyeri b / d ketegangan otot rahim
DS :
- klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang ke ari –ari
DO :
- klien tampak meringis
- klien tampak memegangi perut nya
- nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6 Tujuan :
- nyeri ( – )
Kriteria hasil :
- klien tampak tenang / rileks
- klien mengatakan rasa nyeri pada perut klien berkurang
- TTV kembali normal
TD : 120 / 80 mmhg
N : 60 – 120 x/i
P :24 x /i
S :36 -37 ° – monitor TTV klien
- kaji skala nyeri ( 1 – 10 )
- ajarkan klien teknik relaksasi
- atur posisi klien
- berikan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung – untuk mengetahui perkembangan
umum klien
- untuk mengetahui derajat nyeri klien dan menentukan tindakan yang akan dilakukan
- – untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien
- – untuk memberikan kenyaman klien
- – untuk mengurangi tingkat stres klien, dan klien bisa beristirahat
3
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat
DS :
- klien mengatakan kurang nafsu makan sejak beberapa hari yang lalu
- klien mengatakan berat badan nya menurun
DO :
- porsi makanan yang dihabiskan klien ½ porsi
BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg Tujuan :
- ansietas ( – )
Kriteria hasil :
- klien sudah mengerti tentang penyakit dan perawatan KPD
- klien tidak cemas lagi
Tujuan :
- istirahat dan tidur klien terpenuhi
Kriteria hasil :
- menunjukkan pola tidur yang adekuat
Tujuan :
- kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Kriteria hasil :
- tidak menunjukkan tanda –tanda mal nutrisi
- BB dalam batas normal
- menunjukkan pemasukan yang adekuat – tinjau proses penyakit dan harapan masa depan
- dorong klien untuk istirahat total
- – berikan pelayanan kesehatan mengenai penyakit nya
- timbang BB klien
- kaji tanda – tanda mal nutrisi
- auskultasi bising usus, catat ada nya nyeri abdomen, mua muntah
- motivasi klien untuk menghabiskan makanan
- berikan makanan yang hangat dan bervariasi – memberikan pengetahuan dasar dimana klien
dapat membuat pilihan
- – untuk mempercepat proses penyembuhan
- – agar klien mengerti tentang bahaya nya penyakit yang di derita nyan
- kebiasaan pola tidur klien dapat mempengaruhi kualitas tidur klien
- – agar klien merasa nyaman
- agar klien bisa beristirahat
Senin
16 agustus 2010 I
II 08.00 WITA
08.45 WITA
09.30 WITA
11.00 WITA
11.25 WITA
11.30 WITA
13.00 WITA
13.45 WITA
Intervensi dihentikan
Klien pulang dengan kemauan sendiri
Pd tgl 16 agustus 2010 pukul 17.30 WITA
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada pembahasan ini disajikan tentang analisa data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada
ibu bersalin pada tanggal 16 agustus 2010 di Ruang Melati RSUD Tabanan
1. Data Subjektif
Pengkajian data subjektif dapat dilaksanakan dengan cara wawancara ibu secara langsung
untuk mendapatkan data seperti identitas ibu dan suami, riwayat menstruasi, riwayat obstetri,
riwayat kehamilan sekarang, riwayat kesehatan klien dan keluarga, dan pola kehidupan sehari
– hari. Data subjektif ini sudah kesesuaian dengan teori persalinan.
2. Data Objektif
Pengkajian obyektif dapat dilaksanakan dengan cara pemeriksaan fisik secara inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjang. Semua
keadaan ibu sudah di periksa dan hasilnya normal.
3. Assesment
Dari data subjektif dan data objektif sudah dapat mendukung diagnosa Asuhan Kebidanan
pada ibu hamil dengan KPD.
4. Planning
Planning yang telah dilakukan di Ruang Melati RSUD Tabanan sudah sesuai dengan teori
B. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dilakukan untuk menentukan
berhasil atau tidaknya pelaksanaan asuhan keperawatan dalam menangani masalah
pasien.Dimana evaluasi dilaksanakan perhari untuk mengetahui perkembangan pasien dan
untuk menilai keefektifan pemberi asuhan keperawatan,Dari lima masalah keperawatan yang
muncul,dua masalah tidak terjadi resiko infeksi karena selama pelaksanaan tidakditemukan
tanda-tanda yang mengarah pada infeksi yaitu kalor,dolor,tumor,rubor dan fungsiolaesa dan
tiga masalah lainnya tidak teratasi.Evaluasi kelima masalah keperawatan tersebut
dilaksanakan pada hari yang sama yaitu pada tanggal 16 Agustus 2010.Evaluasi sudah
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan dan memberikan saran saran sebagai
berikut :
A. Simpulan
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan
ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak ketuban pecah sampai
terjadi kontraksi rahim disebut ketuban pecah dini.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm berupa penanganan aktif, antara
lain :
1. Kehamilan > 37 minggu induksi dengan oksitosin. Apabila gagal, maka dilakukan seksio
sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 25 – 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali
2. Bila ada tanda – tanda infeksi, berikan antibiotik dosis tinggi
3. Terminasi kehamilan, jika :
1) Skor pelvik < 5 lakukan pematangan serviks kemudian di induksi. Jika tidak berhasil
akhiri persalinan dengan seksio sesaria 2) Skor pelvik > 5 induksi persalinan, kemudian
partus pervaginam
B. Saran
1. Kepada Pihak Rumah Sakit
Kepada pihak rumah sakit agar tetap mempertahankan kualitas pelayanan dan tetap
memberikan pelayanan yang optimal.
2. Kepada Pasien
Sebaiknya para ibu hamil lebih menjaga kehamilannya, terutama lebih menjaga setiap
aktifitas yang dilakukan dan diharapkan selalu memperhatikan nasihat maupun saran dari
tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Chandranita Manuaba, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri . Jakarta. EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal . Jakarta: YBP-SP
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut : “Bagaimana gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ekstraksi vakum di
RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2006 ?”.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin
dengan ekstraksi vakum di Ruang Kebidanan RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro pada
tahun 2006.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ekstraksi vakum
berdasarkan riwayat penyakit ibu di Ruang Kebidanan RSUD Jendral Ahmad Yani Kota
Metro tahun 2006.
b. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ekstraksi vakum
berdasarkan usia ibu di Ruang Kebidanan RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun
2006.
c. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ekstraksi vakum
berdasarkan paritas ibu di Ruang Kebidanan RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro tahun
2006.
d. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ekstraksi vakum
berdasarkan lamanya persalinan pada kala II di Ruang Kebidanan RSUD Jendral Ahmad
Yani Kota Metro tahun 2006.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Sebagai bahan informasi untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang ekstraksi
vakum dan karakteristik ekstraksi vakum dan karakteristiknya baik bagi ibu maupun bagi
Prodi Kebidanan Metro.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan Antenatal Care (ANC)
khususya deteksi dini kehamilan dengan resiko tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya
persalinan dengan ekstraksi vakum bagi RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro dan Dinas
Kesehatan Kota Metro pada khususnya serta tenaga kesehatan pada umumnya.
3. Mengembangkan pengetahuan penulis tentang ekstraksi vakum dan metode penelitian
diskriptif tentang karakteristik resiko terjadinya persalinan dengan ekstraksi vakum.
4. Bagi peneliti lainnya, sebagai pertimbangan dan masukan untuk melakukan penelitian
selanjutnya tentang ekstraksi vakum dengan jenis penelitian lain dan penambahan variabel
penelitian yang lebih lengkap, dan metode penelitian yang berbeda.