BIDANG KEGIATAN:
PKM – GT
Oleh:
MEDAN
2021
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini, kebutuhan akan air minum terus meningkat sementara masyarakat semakin sulit
mendapatkan air minum dengan kualitas baik yang berasal dari tanah maupun dari pengelola air
minum, sehingga masyarakat banyak mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU). Oleh karena itu,
air minum isi ulang merupakan pilihan alternative keluarga untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Depot air minum isi ulang (DAMIU) sudah menjamur di setiap daerah, selain harga yang terjangkau,
DAMIU juga mudah ditemukan di mana-mana sehingga menjadi sumber air minum bagi masyarakat
umum.
Namun, dari mana sumber airnya dan bagaimana proses pengolahan depot air minum isi
ulang (DAMIU) perlu diperhatikan secara lebih teliti, termasuk pemenuhan standar yang berlaku,
karena tidak dapat kita kontrol secara langsung. DAMIU sudah seharusnya memperhatikan standar
kelayakan dan higienitas air minum. Karena air DAMIU kita konsumsi dan masuk ke tubuh.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan aturan tentang persyaratan depot air
minum isi ulang yang memadai. Regulasi higienitas dan sanitasi ini dijelaskan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, no. 43 tahun 2014.
Berdasarkan Permenkes RI No. 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air bersih menyebutkan bahwa kandungan bakteri Total Coliform dalam air bersih yaitu
50/100 ml untuk air sumur dan 10/100 ml untuk air perpipaan. Berdasarkan Permenkes No. 492
tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum menyebutkan bahwa kandungan bakteri
Escherichia coli dalam air minum yaitu 0/100 ml. Oleh sebab itu, air bersih dan air minum tidak
boleh melebihi persyaratan yang telah ditentukan. Apabila dalam air minum dan air bersih sudah
tercemar bakteri Escherichia coli maupun Total Coliform yang melebihi persyaratan maka akan
menyebabkan penyakit diare.
Infeksi bakteri seperti E. coli yang terdapat di sumber air juga bisa memicu infeksi di saluran
pencernaan hingga menyebabkan gagal ginjal. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dan
Konsultan Gastroenterologi-hepatologi dr. Kaka Renaldi, SpPD, KGEH, infeksi karena bakteri ini
juga bisa memicu kondisi fatal di beberapa orang yang rentan.
Tanjung Morawa merupakan sebuah kota berstatus kecamatan yang masuk dalam lingkup
pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Tanjung Morawa memiliki luas
wilayah 131,75 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 218.084 jiwa (tahun 2015), sehingga
kepadatan penduduknya mencapai 1.655 km2. Dengan jumlah penduduk yang banyak, kebutuhan air
minum juga besar di wilayah ini. Pengolahan air minum harus diperhatikan oleh DAMIU. Proses
pengolahan air harus terhindar dari kontak tangan manusia, sehingga aman dari kontaminasi zat-zat
yang membahayakan kesehatan. Oleh karenanya, peneliti bermaksud untuk mengajukan metode
infiltrasi dan disinfeksi dalam dalam pengolahan DAMIU.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat ditarik adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pengolahan air minum di depot air minum isi ulang di Kecamatan Tanjung
Morawa Deli Serdang?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi perkembangan mikroba E. coli pada
kualitas air minum isi ulang?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan karakter masyarakat yang jujur, berbudaya, serta disiplin terhadap kesehatan
diri sendiri maupun orang lain.
2. Memberikan edukasi kepada masyarakat Dalu X B Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang tentang pentingnya higienitas dan sanitasi pada pengolahan air minum isi
ulang.
1.4. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari terlaksananya program ini adalah sebagai berikut:
1. Penyaluran ilmu yang bermanfaat (dalam bidang kesehatan).
2. Membantu masyarakat dalam menanamkan nilai karakter dan disiplin terhadap kesehatan.
3. Mengoptimalkan kembali pengolahan air minum di depot air minum isi ulang agar sesuai
dengan regulasi pemerintah.
4. Menjadi sebuah wadah dalam pengembangan ilmu pengetahuan masyarakat di Dalu X B
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Definisi Operasional
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Air minum isi ulang yang berasal dari depot di Dalu X B Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang.
2. Agar-agar untuk media tumbuh bakteri. Media padat yang digunakan adalah Plate Count
Agar (PCA).
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Botol untuk sampel air minum isi ulang,
gelas kimia, gelas ukur, neraca analisa, kawat nikrom, pipet mikron, labu erlenmeyer, autoclave,
cawan petri, inkubator, pH meter dan alat penghitung koloni (colony counter).
Metode
Metode untuk membunuh kuman (desinfeksi) untuk air minum isi ulang adalah
menggunakan metode ozonisasi dan metode sinar ultra violet. Penelitian dimulai dengan memilih
depot air minum isi ulang. Selanjutnya pengambilan sampel, sampel yang diambil terdiri dari air
baku yang belum didisinfeksi dan air minum yang sudah didesinfeksi. Sampel dimasukkan ke dalam
botol kemasan sebanyak 5 botol.
Pengambilan sampel ini dilakukan pada hari pertama. Dimana botol I = akan dianalisis pada
hari pertama, botol II = akan dianalisis pada hari kedua , botol III = akan dianalisis pada hari ketiga,
botol IV = akan dianalisis pada hari keempat dan botol V = akan dianalisis pada hari kelima.
Suhu diukur menggunakan termometer dengan mencelupkan probe pada sampel maka akan terlihat
angka suhu dalam °C, pH diukur menggunakan alat pH meter yaitu dengan mencelupkan elektroda
ke dalam sampel, maka akan terlihat nilai pH di monitor. Analisis mikroorganisme yaitu dengan
menggunakan metode kuantitatif yang dikenal dengan Total Plate Count (TPC).
Metoda Uji Total Plate Count (TPC) dilakukan dengan beberapa tahap:
a. Homogenisasi sampel, sebagai tahap pendahuluan dalam pengujian yang berguna untuk
membebaskan sel bakteri yang mungkin terlindung partikel sampel dan untuk memperoleh
distribusi bakteri sebaik mungkin.
b. Tahap pengenceran, menggunakan larutan pengencer yang berfungsi untuk menggiatkan
kembali sel – sel bakteri yang mungkin kehilangan vitalitasnya karena kondisi di dalam
sampel yang kurang menguntungkan.
c. Tahap pencampuran dengan media padat yang digunakan.
d. Tahap inkubasi dan pengamatan. Inkubasi dilakukan pada suhu dan lama yang sesuai dan
kondisi dibuat sedemikian rupa disesuaikan dengan sifat mikroba.
e. Interpretasi hasil berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/g atau koloni/100 ml.
5 Lain-lain Rp 3.500.000
1 2 3 4
1 Persiapan Lapangan
2 Pengumpulan data
Kuesioner
Pengamatan ke Lapangan
3 Pengolahan Data
1. Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
3 NIM 4193141005
4
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyatan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-GT.
2. Biodata Anggota
A. Identitas Diri
3 NIM 4193342004
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyatan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan PKM-GT.
Lulusan yang telah dihasilkan : S-1= 50 orang; S-2= - orang; S-3= -orang
Mata Kuliah yang Diampu : 1. Biokimia
: 2. Teknologi Laboratorium
3. Fitokimia
4. Mikrobiologi
5. Mikrobiologi Pangan
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2
Nama perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2010 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa melalui Inovasi Bahan DIPA 10
Ajar Biokimia dan Penerapan UNIMED
2011 Uji Simplisia Tumbuhan Obat Tradisional Berupa Senyawa DIPA 10
Metabolit Sekunder Di Tahura Sibolangit UNIMED
2011 Pemetaan Mutu dan pengembangan Model peningkatan Mutu DIKTI 100
Pendidikan di Kabupaten Batubara dan Kota Tebing Tinggi Sumatera
Utara
2011 Pemetaan Mutu dan pengembangan Model peningkatan Mutu DIKTI 100
Pendidikan di Kabupaten Langkat dan Kota Binjai Sumatera Utara
2012 Identifikasi dan Uji Aktifitas Antibakteri dari bakteri Simbiosis DIPA 8
dengan Spons Asal Pulau Ngge Sibolga UNIMED
2013 Selfing dan Open pollinated pada Kembang Kertas DIKTI 40
2015 Isolasi Bakteri Kitinolitik dari Air panas Hot Spring Pangururan, DIPA 5
Kab. Pangururan UNIMED
2016 Isolasi dan Elusidasi metabolit sekunder Ekstrak Etil Asetat Bakteri Dikti tahun 50
Simbion Spons Axinellid sp. yang Memiliki Aktifitas Antibakteri 1
2017 Penapisan Metabolit Sekunder Ekstrak Etil Asetat Bakteri Simbion DIPA 50
spons Axinellid sp. yang Memiliki Aktifitas Antibakteri (lanjutan) UNIMED
2018 Skrining Antibakteri Ekstrak Etanol Bakteri Simbion Spons terhadap DIPA 24
Bakteri Patogen UNIMED
2019 Optimasi senyawa Metabolit Sekunder Bakteri Simbion Spons Asal DIPA 25
Perairan Sibolga Sumatera Utara UNIMED
2020 Identifikasi Bakteri Simbion Spons yang Berpotensi Sebagai DIPA 42
Antibakteri terhadap Bakteri Multi Drug Resistance (MDR) dengan UNIMED
Metode 16S rRNA
2021 Pengaruh Nutrisi dan Suhu terhadap Selentifitas Bakteri Simbion DIPA 45
Spons sebagai Antibakteri UNIMED
Pendanaan
No Tahun Judul Pengabdian kepada Masyarakat Sumber Jumlah (Juta
Rp)
1. 2011 Pemetaan Mutu Dan Pengembangan Dikti 100
Model Peningkatan Mutu Pendidikan
Di Kota Binjai Dan Kota Langkat,
Sumatera Utara
2. 2011 Pemetaan Mutu dan Pengembangan Dikti 100
Model Peningkatan Mutu Pendidikan
di KabupatenbatuBara dan Kota
Tebing Tinggi, Sumatera Utara
3. 2012 Penyempurnaan Perangkat Pembelajaran Dikti 80
Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi
Lulusan SMA di Kota Binjai dan
Kabupaten Langkat