Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia modern era sekarang, memicu terjadinya perubahan gaya hidup

pada masyarakat didalamnya. Salah satu perubahan gaya hidup dan pola hidup

adalah dengan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang banyak

mempengaruhi kadar gula darah seperti makan cepat saji, minuman-minuman

bersoda dan jenis makanan yang lainnya. Hal ini menjadi salah satu faktor

pemicu peningkatan terjadinnya penyakit degeneratif seperti Diabetes Mellitus

(Umar, Rahmawati. 2017)..

Menurut WHO 2018 angka mortalitas karena penyakit Diabetes Mellitus

diseluruh Dunia mencapai 1,5 juta orang pada tahun 2016 dan pada tahun 2018

prevalensi penderita Diabetes Mellitus diperkirakan mencapai 9% dari total

populasi dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa

Indonesia merupakan negara dengan penderita Diabites Mellitus terbanyak

keempat di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat, dengan

perkiraanpenderita Diabetes Mellitus mencapai angka 21,3 juta orang pada 2030.

Menurut data Riskesdas tahun 2018 jumlah kasus baru diabetes melitus di

indonesia naik dari 6,9% menjadi 8,5%. dibandingkan tahun 2016 sebesar 1,7%.

59% responden memiliki aktivitas fisik yang buruk karena kebanyakn responden

adalah ibu rumah tangga yang sebagian waktunya di dalam rumah, dan 73%

responden tidak patuh dalam mengkonsumsi obat diabetes.

1
Menurut data dari Dinas Kesehatan Bondowoso Tahun 2020 jumlah

penderita penyakit Diabetes Mellitus yaitu 12.299 orang lebih banyak pada

perempuan 8.222 orang, sedangkan pada laki-laki 4.077 orang. Berdasarkan angka

tertinggi nomor tiga penderita penyakit stroke pada wilayah se Kabupaten

Bondowoso yaitu di Puskesmas Bondowoso yakni sebanyak 995 orang lebih

banyak perempuan 632 orang, sedangkat pada laki-laki 363 orang.

Meningkatnya jumlah penderita Diabetes Mellitus dapat disebabkan oleh

banyak faktor, diantaranya Diabetes Mellitus tipe 1 yaitu faktor genetik penderita

tidak mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya

diabetes tipe I, faktor Imunologi (autoimun), faktor lingkungan terdiri dari virus,

atau toksin, Diabetes Mellitus tipe II yaitu usia, obesitas, riwayat dan keluarga

(Amin, Hardi 2015). Banyak penderita Diabetes Mellitus dikarenakan gaya

hidup atau perilaku masyarakat yang tidak menunjukkan minat pada perbaikan

perilaku sehat seperti konsumsi gizi seimbang dan berolahraga cukup. Perilaku

dan gaya hidup yang kurang memperhatikan pola hidup sehat disebabkan oleh

kurang pengetahuan tentang praktik kesehatan dasar dan pola perilaku kurang

mencari bantuan kesehatan, oleh karena itu dibutuhkan peran keluarga untuk

merawat anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus, tetapi tidak

semua anggota keluarga mengetahui cara merawat anggota keluarga yang

menderita Diabetes Mellitus, dan ditambah dengan minimnya informasi sehingga

menyebabkan masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (Herdman,

T.Heather, dkk. 2015)..

Dari permasalahan diatas, maka ada alternatif untuk kriteria hasil

menggunakan teori SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) antara lain:

2
Perilaku sesuai anjuran, Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu

topik, Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai

dengan topik, Perilaku sesuai dengan pengetahuan, Persepasi yang keliru

terhadap masalah.

Berdasarkan kriteria hasil menggunakan teori SLKI (Standar Luaran

Keperawatan Indonesia) dapat direncanakan asuhan keperawatan menggunakan

teori SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) diantaranya adalah:

1.Hargai privasi keluarga, 2.Identifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah,

3.Identifikasi koping keluarga, 4.Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah, 5.Monitor hubungan antar anggota keluarga.

Oleh karena itu, maka kami sebagai peneliti tertarik untuk mengambil

judul asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Diabetes Mellitus dengan

masalah keperawatan kesiapan meningkatkan pengetahuan di Desa

Pejaten,Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Pada

Keluarga Yang Mengalami diabetes melitus Dengan Masalah Keperawatan

kesiapan meningkatkan pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso

Kabupaten Bondowoso Tahun 2021.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami diabetes

melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan pengetahuan di

3
Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2021?.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum:

Melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami Diabetes

Melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan pengetahuan di

Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2021.

Tujuan Khusus:

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang Mengalami diabetes

melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan

pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten

Bondowoso Tahun 2021.

2. Melakukan diagnosa keperawatan pada klien yang Mengalami diabetes

melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan

pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan bondowoso Kabupaten

Bondowoso Tahun 2021.

3. Melakukan intervensi keperawatan pada klien yang Mengalami Diabetes

Melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan

pengetahuan di Desa Pejaten kecamatan Bondowoso Kabupaten

Bondowoso Tahun 2021.

4. Melakukan implementasi keperawatan pada klien yang Mengalami

Diabetes Melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan

pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten

4
Bondowoso Tahun 2021.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang Mengalami Diabetes

Melitus Dengan Masalah Keperawatan Kesiapan meningkatkan

pengetahuan di Kabupaten Bondowoso Tahun 2021.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis:

Sebagai perkembangan dan aplikasi dari teori pada Asuhan Keperawatan

pada Keluarga yang Mengalami Diabetes Melitus Dengan Masalah Keperawatan

kesiapan meningkatkan pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan bondowoso

Kabupaten Bondowoso Tahun 2021.

1.5.2 Manfaat praktis:

1. Manfaat bagi Klien dan Keluarga:

Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai tindakan yang

harus dilakukan pada penyakit Diabetes Melitus Dengan Masalah

Keperawatan kesiapan meningkatkan pengetahuan di Desa Pejaten

Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso.

2. Manfaat bagi Perawat :

Memberikan informasi mengenai tindakan yang akan diberikan pada klien

yang mengalami penyakit diabetes melitus Dengan Masalah Keperawatan

kesiapan meningkatkan pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan

Bondowoso Kabupaten Bondowoso.

3. Manfaat bagi Instansi Kesehatan :

5
Sebagai rujukan pelayanan kesehatan tentang diabetes melitus Dengan

Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan pengetahuan di Desa

Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso.

4. Manfaat bagi Institusi pendidikan :

Meningkatkan kualitas pembelajaran pada mahasiswa tentang Diabetes

Melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan

pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten

Bondowoso.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep diabetes mellitus

2.1.1 Definisi

Diabetes Mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang

ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat

kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Tiga komplikasi akut

utama diabetes mellitus terkait ketidakseimbangan kadar glukosa yang

berlangsung dalam waktu pendek ialah hipoglikemi, ketoasidosis diabetic dan

sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemik. Hiperglikemia jangka panjang

dapat berperan menyebabkan komplikasi mikrovaskuler kronik ( penyakit ginjal

dan mata) dan komplikasi neuropatik (Suddarth, 2015).

Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan pada seseorang yang ditandai

naiknya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang diakibatkan karena

kekurangan insulin (Padila, 2012).

Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai

kelainan metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi

kronik pada mata,ginjal,saraf,dan pembulu darah (Rendy & TH, 2012).

2.1.2 Etiologi

1. Diabetes Mellitus Tipe I

a. Faktor Genetik

Penderita Diabetes tidak mewarisi diabetes itu sendiri, tetapi mewarisi

suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya Diabetes

7
Mellitus tipe I.Kecenderungan genetik ini di temukan pada individu yang

memiliki tipe antigen HLA.

b. Faktor Imunologi

Adanya respon autoimun yang merupakan respons abnormal dimana

antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap

jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu

otoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan

destruksi sel beta.

2.Diabetes Mellitus Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi

insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang

peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko:

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 th)

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga (Padila, 2012b)

3. Diabetes Mellitus Gestasional

a. Diabetes gestasional ditandai dengan setiap derajat intoleransi glukosa

yang muncul selama kehamilan (trimester kedua atau ketiga)

Risiko diabetes gestasional mencakup obesitas,riwayat personal pernah

mengalami diabetes gestasional,glikosuria atau riwayat kuat keluarga pernah

mengalami diabetes. Kelompok etnis yang berisiko tinggi mencakup penduduk

8
amerika Hispanik,Amerika Asia,Amerika Asia,Amerika Afrika,dan Kepulauan

pasifik.Diabetes gestasiona meningkatkan risiko mereka untuk mengalami

gangguan hipertensif selama kehamilan. ¡´²ÙaÁ¢6v…Ãu¨¤-

š)OhΖ«®^.§§ißWk²töÂÂÌÙÞ^ÒÉ.ÔU眨RnÞYê…

swɵ„†’ŠgÛ}©Î=9¼T

9'gƒaÁu¡WZ/„rÚYIàòÏ)MôdsC2•<µÁ’<

9
g+r¶Ù ;o©½

§§¬ßùg±n]t]ÆéA*—ÙÖê¨,uD^Êè^Ñ1Ç“ö §¶R10v¯ ïéôh?

y>Y]'üÆÅÖ…ºH‡îCohÛ=Û£-ÿ3³ß»5&Ó1

;’‚psÔÃId=ÚÍA!¼Ÿ¶ôˆ/tCo¬•Yö–/÷—Ò%¹5ѹ°e`

-°Ö

10
A.ÃÆÇ2±ÃÆf—.Â-“]bGÖ¥<s^ýšà\€#YŽ"¸Ïc

11
,ò¼’ú¦•Ô6S°†?.lÔìb« u-kvó¨Šri dari unsur karbohidrat, lemak dan protein.

Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami

metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%

sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut

terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel

macet dab metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar

glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.

Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon

insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi

glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemia. Ginjal

tidak dapat menahan hiperglikemia ini, karena ambang batas untuk gula darah

adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemia maka ginjal tidak bisa

menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan

sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine

yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang

dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra seluler,

hal ini akan merangsang pusat haus sehingga klien akan merasakan haus terus

menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.

Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport

glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan

karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk

melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga

menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang

dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan

12
keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu

banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan,

akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan.

Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut

koma diabetik. (Rendy & TH, 2012)

2.1.4 Manifestasi Klinis

a. Poliuria,polidipsia,dan polifagia.

b. Keletihan dan kelemahan,perubahan pandangan secara mendadak,sensasi

kesemutan atau kebas di tangan atau kaki, kulit kering,lesi kulit atau luka

yang lambat sembuh atau infeksi berulang

c. Awitan diabetes tipe 1 dapat disertai dengan penurunan berat badan

mendadak atau mual,muntah,atau nyeri lambung

d. Diabetes tipe 2 disebabkan oleh intoleransi glukosa yang progresif dan

berlangsung perlahan (bertahun-tahun) dan mengakibatkan komplikasi

jangka panjang apabila diabetes tidak terdeteksi selama bertahun-tahun

(misal, penyakit mata,neuropati perifer,penyakit vaskular perifer) .

komplikasi dapat muncul sebelum diagnosis yang sebenarnya ditegakkan .

e. Tanda dan gejala ketonsiadosis diabetes (DKA) mencakup nyeri abdomen

mual, muntah, hiperventilasi, dan nafas berbau. DKA yang tidak ditangani

dapat menyebabkan perubahan tingkat kesadaran,koma dan kematian

(Suddarth, 2015).

2.1.5 Komplikasi

Komplikasi yang berkaitan dengan diabetes diklasifikasikan sebagai

komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut terjadi akibat intoleransi glukosa

13
yang berlangsung dalam jangka waktu pendek dan mencakup berikut:

a) Hipoglikemia

b) DKA

c) HHNS

Komplikasi kronik biasanya terjadi 10-15 tahun setelah awitan diabetes

mellitus. Komplikasinya mencakup berikut:

d) Penyakit makrovaskular (pembuluh darah besar) memengaruhi sirkulasi

koroner,pembuluh darah perifer,dan pembuluh darah otak.

e) Penyakit mikrovaskular (pembuluh darah kecil) memengaruhi mata

(Retinopati) dan ginjal (netropati) Kontrol kadar gula darah untuk menunda

atau mencegah awitan komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.

f) Penyakit neuropatik memengaruhi saraf sensori motorik dan otonom serta

berperan memunculkan sejumlah masalah,seperti impotensi dan ulkus kaki.

(Suddarth, 2015).

2.1.6 Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi Diabetes Mellitus adalah mencoba menormalkan

aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya

komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe Diabetes

Mellitus adalah mencapai glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi

hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.

Ada lima komponen dalam penatalaksanaan Dibetes Mellitus ,yaitu :

1. Diet

Syarat diet Diabetes Mellitus hendaknya dapat:

14
a.Memperbaiki kesehatan umum penderita.

b.Mengarahkan pada berat badan normal.

c.Menormalkan pertumbuhan Diabetes Mellitus anak dan Diabetes Mellitus

deawasa muda

d.Mempertahankan kadar glukosa darahnormal

e.Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopasti diabetik

f.Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.

g.Menarik dan mudah diberikan

Prinsip diet Diabetes Mellitus adalah

a. Jumlah sesuai kebutuhan

b. Jadwal diet ketat

c. Jenis: boleh dimakan/tidak

Diit Diabetes Mellitus sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan

dengan kandungan kalorinya.

1. Diit Diabetes Mellitus I: 1.100 kalori

2. Diit Diabetes Mellitus II: 1.300 kalori

3. Diit Diabetes Mellitus III: 1.500 kalori

4. Diit Diabetes Mellitus IV: 1.700 kalori

5. Diit Diabetes Mellitus V: 1.900 kalori

6. Diit Diabetes Mellitus VI: 2.100 kalori

7. Diit Diabetes Mellitus VII: 2.300 kalori

8. Diit Diabetes Mellitus VIII: 2.500 kalori

Diit I s/d III: diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

15
Diit IV s/d V: diberikan kepada penderita dengan berat badan normal.

Diit VI s/d VIII: diberikan kepada penderita kurus. Diabetes Mellitus remaja, atau

Diabetes Mellitus komplikasi,.

Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaknya diikuti pedoman 3J

yaitu:

J I: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah.

J II:jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.

J III: jenis makanan yang manis harus diihindari

Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikanoleh status

gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung percentage of

relative body weight (BBR = berat badan normal) dengan rumus:

BBR= BB(kg) x100%

TB (cm) -100

a. Kurus (underweight): BBR < 90 %

b.Normal (ideal): BBR 90 -110%

c.Gemuk (overweight): BBR >110 %

d.Obesitas, apabila: BBR > 120 %

1. Obesitas ringan: BBR 120-130%

2. Obesitas sedang: BBR 130 –140 %

3. Obesitas berat: BBR 140-200 %

4. Morbid: BBR >200 %

Sebagai pendoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk

penderita Diabetes Mellitus yang bekerja biasa adalah:

a.Kurus: BB X 40 –60 kalori sehari

16
b.Normal: BB X 30 kalori sehari

c.Gemuk: BB X 20 kalori sehari

d.Obesitas: BB X 10-15 kalori sehari

2. .Latihan

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita Diabetes

Mellitus, adalah:

a. Meningkatkan kepekatan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 ½ jam sesudah

makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan

kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas

insulin dengan reseptornya.

b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore

c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen.

d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein.

e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang

pembentukan glikogen baru.

f. Menurunkan kolesterol (total) dan gliserida dalam darah karena pembakaran

asam lemak menjadi baik.

3. Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit (PKMRS) merupakan salah

satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita Diabetes Mellitus, melalui

bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video,

dakusi kelompok, dan sebagainya.

4. Obat

a.Tablet OAD (Oral Antidiabetes)

17
1)Mekanisme keja sulfanilurea

a. Kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pankreas.

b.Kerja OAD tingkat reseptor

2)Mekanisme kerja biguanida

Biguanida tidak mempunya efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang

dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:

a.Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik

1.Menghambat absorpsi karbohidrat

2. Menghambat glukoneogenesis di hati

3. Meningkatkan afnitas pada reseptor insulin

b.Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin

c.Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler.

b.Insulin

Indikasi penggunaan insulin

a)Diabetes Mellitus tipe I

b)Diabetes Mellitus tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat

dengan OAD

c)Diabetes Mellitus kehamilan

d)Diabetes Mellitus dan gangguan faal hati yang berat

e)Diabetes Mellitus dan TBC paru akut.

f)Diabetes Mellitusdan infeksi akut (selulitis, ganggren)

g)Diabetes Mellitus dan koma lain pada Diabetes Mellitus

h)Diabetes Mellitus operasi

i)Diabetes Mellitus patah tulang

18
j)Diabetes Mellitus underweight

k)Diabetes Mellitus dan penyakit Graves

5.Cangkok pankreas

Pendekatan terbaru untuk cangkok pancreas adalah segmental dari donor

hidup saudara kembar identik. (Rendy & TH, 2012)

2.2 Konsep keluarga

2.2.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan) yang

mempunyai berhubungan drah, adopsi, kesepakatan yang tinggal bersama dalam

satu atap atau serumah dan jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama

lain. (Padila, 2012)

Keluarga adalah perkumpulan 2 orang atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu

berinteraksi satu sama lain. (Harmoko, 2012).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan

dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari

keluarga. (friedman, 2014).

2.2.2 ciri-ciri keluarga

Menurut Robert Mac Iverdan Charles Horton dalam buku (Padila,

2012)ciri-ciri keluarga, yaitu:

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau di pelihara.

19
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota anggotanya

berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan

anak.

5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

Adapun beberapa ciri-ciri keluarga di Indonesia:

1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong

2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara

musyawarah.

4. Berbentuk monogram

5. Bertanggung jawab

6. Mempunyai semangat gotong royong

2.2.3 Tipe – tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga

berkembang mengikutinya agar mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe

keluarga.

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai

tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non

normative. menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:

20
a. Keluarga tradisional

1. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga

yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua

campuran atau orang tua tiri.

2. Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada

anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier

tunggal atau karier keduanya.

3. Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari

perceraian.

4. Bujangan dewasa sendirian.

5. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.

6. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-

anaknya sudah berpisah.

b. Keluarga non tradisional

1. Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak.

2. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu.

3. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

Keluarga gay atau lesbian, oranN_’CQ,µµ~Ñ6¶Ô²3¸OðhŒ@åf'—,vmŸ§–

&²š<°±Ó{Ÿ²«–0nâ¯ržÐ²Ö’*JbÞ6¡"( †ÆÖ,kj0JðÇM1

ênT•—°F£Û0º•dy'WÃD”ˆÐ¦€S_vÆE ×»•2j¿ˆ¯>˜úק¶ðû—3QˆðžY—

21
QÝC¥Í*âCu•*rGyªäó!˜RMÏ„÷ÆW*µžÜ‘¯e’?

²H„“sºÅrO‡J22ž`H\~#¦8IÁRܶçÏ_²éðç½ð5ÏÝWVG

22
m4®]™¹ ÿ23ïLhàó<21rUâ@+â

23
íó9Öf)b$Ãæçýë?!Ð|ïô7¤m

24
YwyÜý‚æñ<Bÿ25Úfê½³§."ˆ4ÒžQÄ

“ørÅóf·3ˆ©Z¨0ù¥;XwJ†YuÍèã}%A

NÛ‚A±8]Žhs

Á^×Ò¶œµ÷©2ȧK1°’pú*La{ƒ[¹^(ê’UÖ†àþ^‡ÈãÒÒ

ŠÎh²½{šPªÎy($ü25¾<ú,#a{ƒG4¡•]C)-D`t6(øÜÇep±P-jƒRÑÕV-ñ‘}à¡´–

QÌ‘q·þøõÎŒæ×6÷¥-

j ¸ö)LéSÑ?Hd#fGPoµñèO‹t hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan

keluarga dan berbagai kerangka kelompok kerja primer dengan memperhatikan

setiap upaya keperawatan dilandasi pemahaman dan keunikan dari setiap keluarga

(Padila, 2012a)

2.2.4 Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam, diantaranya adalah

1.Patrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubunganya itu disusun melalui jalur ayah.

2.Maltrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3.Matrilokal

Sepasang suami istri yang ditinggal bersama keluarga sedarah istri.

4.Patrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami.

5.Keluarga kawinan

25
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak (Harmoko,2012).

2.2.5 Fungsi keluarga

Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi

keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus

memenuhi tuntutan dan harapna masyarakat, maka selanjutnya akan di bahas

tentang fungsi keluarga sebagai berikut:

Friedman tahun 1998 dalam (Padila, 2012) mengidentifikasikan lima

fungsi dasar keluarga, yakni:

1. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui

keluarga yang bahagia. Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang

positif , rasa di miliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih

sayang. Reinforcement dan support dipelajari dan dikembangkan melalui

interaksi dalam keluarga.

Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif

adalah:

a. Saling mengasuh, cinta, kasih, kehangatan, saling menerima dan

mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan

dukungan, maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat sehingga

tercipta hubungan yang hangat dan mendukung. Hubungan yang baik

26
dalam keluarga tersebut akan menjadi dasar dalam membina hubungan

dengan orang lain di luar keluarga.

b. Saling menghargai, dengan mempertahankan ilkim yang positif dimana

setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di hargai

keberadaan dan haknya.

c. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup

baru. Kemudian di kembangkan dan di sesuaikan dengan berbagai aspek

kehidupan dan keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya

mempunyai anak. Hubungan selanjutnya akan dikembangkan menjadi

hubungan orang tua anak dan antar anak melalui proses identifikasi. Proses

identifikasi merupakan inti ikatan kasih sayang, oleh karena itu perlu

diciptakan proees identifikasi yang positif dimana anak meniru perilaku

orang tua melalui hubungan interaksi mereka. Fungsi afektif merupakan

sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Sering penceraian,

kenalan anak atau masalah keluarga lainnya timbul akibat fungsi afektif

keluarga yang tidak terpenuhi.

2. Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

orang lain di luar rumah.

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga

27
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak

kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga

lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua (single parents).

4. Fungsi Ekonom

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan

rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi

oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera).

Perawat berkontribusi untuk mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat

digunakan keluarga meningkatkan status kesehatan mereka.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi lain kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga

menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan

asuhan keperawatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya

gangguan maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan

kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan

bantuan atau pertolongan tenaga profesional. Kemampuan ini sangat

mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga. Kesanggupan keluarga

melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap anggotanya dapat dilihat dari

tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.

2.2.6 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

28
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing

d. Sosialisasi antar anggota keluarga

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya (Padila, 2012a).

2.2.7 Peran Keluarga

Peran adalah suatu yang diharapkan secara normatife dari seorang dalam

situasi social tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga

adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks

keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan

situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

1. Peran parental dan perkawinan

Terdapat enam peran dasar yang membentuk posisi social sebagai suami

(ayah) dan istri (ibu), yalni peran :

a. Sebagai provider (penyedia)

b. Sebagai pengatur rumah tangga

c. Perawatan anak

d. Rekreasi

e. Persaudaraan (kinship)

f. Terapetik (memenuhi kebutuhan efektif pasangan)

g. Seksual

29
2. Peran peran dalam keluarga

Pada saat ini peran-peran dalam keluarga banyak mengalami perubahan

seiring dengan adanya emansipasi. Wanita saat ini tidak lagi semata mata

sebagai ibu rumah tangga atau pengasuh anak, melainkan mereka juga bekerj

atau mencari nafkah, hal yang sama juga terjadi pada pria.

3. Peran seksual perkawinan

Dimasa lalu pria memiliki hak untuk menentukan kegiatan seksual dengan

istrinya, tapi tidak merasa punya kewajiban memberi kepuasan pada istri.

Tetapi sekarang wanita juga berhak mendapat kenikmatan hubungan seksual

sehingga sifat peran seksual bagi keduanya berubah.

4. Peran ikatan keluarga atau kinkeeping

Sampai saat ini wanita berperan sebagai penerus keturunan (kinkeeping)

dan peran sebagai pengikat hubungan keluarga dengan memelihara

komunikasi dan memantau perkembangan keluarga. Jika orang tua mereka

sudah tua, maka mereka akan kembali pada anak wanita. Peran tersebut

membuat wanita menjadi generasi terjepit dan jenis kelamin terjepit, karena

dia terperangkap antara memenuhi kebutuhan orang tua dan anak-anaknya

dalam jangka waktu yang lama.

5. Peran kakek atau nenek

Belum ada kesepakatan menyangkut apakah keterlibatan kakek atau nenek

mempunyai efek langsung positif terhadap perilaku cucu. Menurut Bengston

didalam buku Padila (2012) membagi fungsi-fungsi simbolis kakek atau nenek

adalah

a. Semata mata hanya hadir dalam keluarga

30
b. Bertindak sebagai pengawal keluarga

c. Menjadi hakim atau negoisator antara anak dan orang tua

d. Menjadi partisipan dalam sejarah keluarga

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil data

secara terus-menerus terhadap keluarga yang dibinanya.

1. Pengumpulan data

Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan

metode wawancara, observasi misalnya tentang keadaan/fasilitas rumah,

pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota kelluarga secara head to too dan

telaahan data sekunder seperti hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan lain

sebagainya.

Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah :

a. Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

a) Komposisi keluarga

Menjelaskan anggota keluarga yang di identifikasikan sebagai bagian dari

31
keluarga mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan penghuni rumah tangga,

tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut.

Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga

yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai

dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan

jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tanggal

lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan.

b) Genogram

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan

konstelsi keluarga (pohon keluarga). Genogram merupakan alat pengkajian

infromatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-

sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertical (lintas generasi)

dan horizontal (dalam generasi yang sama) untuk memahami kehidupan keluarga

dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram keluarga

harus memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing

orangtua).

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-

masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga tersebut.

7) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya

suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayan yang dapat

32
mempengaruhi kesehatan.

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi

keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh

keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-

sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton

televise dan mendengarkan radio jga merupakan aktivtas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

Contoh: keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak pertama berusia tuju

tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka keluarga bapak A berada pada

tahap perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.

1) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan

mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta

kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

2) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing - masing anggota keluarga,

perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status imunisasi,

33
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman

terhadap pelayanan kesehatan.

3) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami

dan istri.

1) Pengkajian lingkungan

a) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,

jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air

minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah.

b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat

meliputi kebiasaan, lingkungan fisik aturan atau kesepakatan penduduk setempat

serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

c) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga

berpindah tempat

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan

masyarakat.

2) Struktur keluarga

a) Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang

34
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan

mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggoa keluarga

dan fasilitas social atau dukungan dari masyarakat setempat.

b) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

1. Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan

perasaan mereka dengan jelas

2. Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons

dengan baik terhadap pesan

3. Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan

4. Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga

5. Pola yang digunakan dalam komunikasi untuk menyampaikan pesan

(langsung atau tidak langsung)

6. Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang terlihat dalam pola

komunikasi keluarga

c) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggta keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain

untuk mengubah perilaku.

d) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal

maupun informal.

e) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan.

35
3) Fungsi keluarga

a) Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaan diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku

c) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam

melaksankan perawatan kesehata dapat dilhat dari kemampuan keluarga dalam

melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal

masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan

perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

terdapat dilingkungan setempat.

Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas

perawatan kesehatan keluarga adalah :

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, maka

perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah

36
kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang

mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah

b) Untuk mengetahui kemampuan kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji:

1) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya

masalah ?

2) Apakah masalah kesehatan yang dirasakan oleh keluarga?

3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah kesehatan yang dialami?

4) Apakah keluarga merasa takut akan dari penyakit ?

5) Apakah keluarga mempunyai sifat negative terhadap masalah kesehatan ?

6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas yang ada ?

7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap kesehatan yang ada?

8) Apakah keluarga dapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam

mengatasi masalah ?

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan

menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada dimasyakarat, maka perlu

dikaji :

1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang

dibutuhkan untuk mengulangi masalah kesehatan atau penyakit ?

2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan

untuk perawatan ?

3) Apakah ketrampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan

memadai ?

37
4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negative perawatan yang

diperlukan ?

5) Apakah keluarga kurang dapat melihat keuntungan dalam pemeliharaan

lingkungan dimasa mendatang?

6) Apakah keluarga mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan pencegaha

penyakit ?

7) Apakah keluarga merasa takut akan akibat tindakan (diagnostic, pengobatan,

dan rehabilitas) ?

8) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan

pencegahan ?

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan

rumah yang sehat, maka perlu dikaji :

1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki ?

2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan atau manfaat pemeliharaan

lingkungan ?

3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene dan sanitasi ?

4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit ?

5) Bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan sanitasi ?

6) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga ?

e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan dimasyarakat, maka perlu dikaji :

1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan ?

2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan yang dapat diperoleh dari

fasilitas kesehatan?

38
3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas

kesehatan?

4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap

petugas kesehatan?

5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga ?

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

1) Berapa jumlah anak ?

2) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?

3) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga?

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

1) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan ?

2) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

6) Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan.

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dikaji sejauhmana

keluarga berespons terhadap stressor.

39
Strategi koping yang digunakan

3) Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan/stress.

Strategi adaptasi disfungsional

4) Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan/stress.

i. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah keperawatan

yang didapat dari data-data pada pengkajian yang berhubungan dengan etiologi

yang berasal dari data-data pengkajian fungsi perawat keluarga.

Diagnosa keperawtan mengacu pada rumusan PES (Problrm, Etiologi, dan

Simptom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah SDKI,

sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keluarga

atau dengan menggambarkan pohon masalah.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa keperawatan

keluarga actual (terjadi defisit/ gangguan kesehatan), resiko (ancaman kesehatan)

dan keadaan sejahtera (wellness).

Tabel 2.1 Skala prioritas masalah keluarga

NO KRITERIA SKOR BOBOT SKORING


1. Sifat Masalah
Skala :
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera
1
1

40
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
Mudah 3
Sebagian 2
Tidak dapat 1
0
2
3. Potensial masalah
untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1

4. Menonjolnya
masalah
Skala :
Masalah berat, harus 2
segera ditangani
Ada masalah tetapi
tidak perlu 1
ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0

Jumlah
Cara melakukan skoring adalah:

1. Tentukan skor untuk setiap crteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikali dengan bobot

3. Jumlah skor untuk semua criteria

4. Tentukan skor,nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa

keperawatan keluarga

Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk

criteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada

tidak/ kurang sehat karna kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh

keluarga, ancaman kesehatan skor dua dna keadaan sejahtera skor satu.

Untuk criteria kedua yaitu kemungkinan maslah dapat diubah perawat perlu

41
memperhatikan faktor-faktor:

a. pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah

b. sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik,keuangan maupun tenaga

c. sumber daya peraswta dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu

d. sumber daya masyarakat dalambentuk fasilitas, organisasi masyarakat

dan dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu

memperhatikan faktor-faktor berikut:

1. kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

2. lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

3. tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat dalam

memperbaiki masalah

4. adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah

masalah.

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masslah, perawat perlu menilai

persepsi atau bagaimnana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut (Padila,

2012a).

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(SLKI) yaitu :

Kesiapan Peningkatkan Pengetahuan D.0113

Kategori : perilaku

Subkategori : Penyuluhan Dan Pembelajaran

42
Definisi :

Perkembangan informasi lognitif yang berhubungan dengan topik spesifik cukup

untuk memnuhi tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan.

Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif :

1. Mengungkapkan minat dalam belajar

2. Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik

3. Menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik

Obyektif :

1. Perilaku sesuai dengan pengetahuan

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif : Tidak Tersedia

Obyektif : Tidak Tersedia

Kondisi Klinis Terkait : Perilaku upaya peningkatan kesehatan

2.2.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,

mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan

rencana evaluasi yang membuat kriteria dan standar.

Feeman (1970) dalam Freedman (1998) mengklasifikasikan (typologi)

intervensi keperawatan keluarga menjadi :

1. Intervensi supplemental

43
Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan mengintervensi

bidang-bidang yang keluarga tidak dapat melakukannya.

2. Intervensi fasilitatif

Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga

seperti pelayanan medis, kesejatheraan social, transportasi dan pelayanan

kesehatan dirumah.

3. Intervensi perkembangan

Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan

meningkatkan kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung

jawab pribadi. Perawat membantu keluarga memanfaatkan sumber-sumber

perswatan untuk keluarganya termasuk dukungan internal dan eksternal.

Tabel 2.1 Rencana Tindakan dan Kriteria Hasil Berdasarkan SLKI dan

SIKI

Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia Indonesia
Peningkatan keterlibatan keluarga

1. Perilaku sesuai anjuran, 1.Hargai privasi keluarga,

2. Kemampuan menjelaskan 2.Identifikasi pemahaman keluarga

pengetahuan tentang suatu terhadap masalah,

44
topik, 3.Identifikasi koping keluarga,

3. Kemampuan menggambarkan 4.Fasilitasi keluarga melakukan

pengalaman sebelumnya yang pengambilan keputusan dan pemecahan

sesuai dengan topik, masalah,

4. Perilaku sesuai dengan 5.Monitor hubungan antar anggota

pengetahuan, Persepasi yang keluarga

keliru terhadap masalah

2.3.4 Implementasi

Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat pada

keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap

keluarga mencakup dapat berupa

a.Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah dan

kebutuhan kesehatan, dengan cara :

1) Memberikan informasi : Penuyuluhan atau konseling

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

3) Mendorong sikap emosi hyang sehat terhadap masalah

45
b.Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan

cara :

1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit :

1) Mendemonstrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan

d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi:

1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga se optimal mungkin

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,dengan

cara :

1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan

keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

(Padila,2011.)

2.3.5 Penilaian

Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan

penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan mengggunakan SOAP (subyektif,

obyektif, analisa, planning)

46
S : Hal-hal yang dikemukakankeluarga, misalnya keluarga anak P nafsu

makan lebih baik

O : Hal-hal yang ditemukan perawat dapat diukur, misalnya anak P naik BB

nya 0,5 kg

A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose

P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon keluarga.

Kemandirian keluarga dibagi dalam empat tingkatan, mulai tingkat paling

rendah sampai tingkat tinggi, sebagai berikut :

Tabel 2.3 Penilaian peningkatan kemandirian keluarga

Tingkat kemandirian
NO Kriteria
1 2 3 4
1 Menerima petugas √ √ √ √
2 Menerima pelayanan sesuai rencana √ √ √ √
keperawatan
3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah √ √ √
kesehatannya secara benar
4 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan √ √ √
sesuai anjuran
5 Melakukan tindakan keperawatan sederhana √ √ √
sesuai anjuran
6 Melakukan tindakan pencegahan secara asertif √ √
7 Melakukan tindakan peningkatan atau √
promotif secara aktif
Sumber data : Padila, 2012

47
Tabel 2.4 Penilaian tingkat kemandirian keluarga

Skala
Kriteria Kategori
penilaian
Keluarga mengetahui masalah kesehatan Keluarga Skor 1-4
1. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, mandiri
tanda dan gejala dari maslah yang ada. (KM) I
2. Keluarga dapat menyebutkan penyebab
masalah.
3. Keluarga dapat menyebutkan faktor yang
mempengaruhi masalah.
4. Keluarga memiliki persepsi yang positif
terhadap masalah.
Keluarga mengambil keputusan untuk Skor 5-7
mengatasi masalah Keluarga
5. Masalah dirasakan keluarga mandiri
6. Keluarga dapat menyebut akibat dari (KM) II
maslah tersebut
7. Keluarga membuat keputusan yang tepat
tentang penanganan masalah tersebut
Keluarga merawat anggota keluarga yang Skor 8-10
memiliki masalah
8. Keluarga dapat menggali dan Keluarga
memanfaatkan sumber daya dan fasilitas mandiri
yang diperlukan untuk perawatan (biaya, (KM) III
alat, P3K, KMS< Kartu Kesehatan , dll)
9. Keluarga terampil melaksanakan
perawatan pada anggota (preventif,
promotif, dan creative)
10. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan
yang mendukung.
Sumber : Dalam Buku Padila 2012

48
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang

mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai informasi. Studi

kasus dibatasi waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa

aktivitas di dalam keluarga. Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk

mengeksplorasi masalah “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami

Diabetes Melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan meningkatkan

pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso

Tahun 2021.”

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah adalah persyaratan yang menjelaskan istilah-istilah kunci

yang menjadi focus dalam penulisan studi kasus. Batasan istilah disusun secara

naratif dan apabila diperlukan ditambahkan informasi sebagai tanda atau ciri khas

dari Batasan yang dibuat penulis. Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah

asuhan keperawatan pada klien yang mengalami diabetes melitus Dengan Masalah

Keperawatan kesiapan meningkatkan pengetahuan di Desa Pejaten Kecamatan

Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2021.

44
3.3 Partisipan

Pada sub bab ini di deskripsikan tentang karakteristik partisipan/unit

analisis/kasus yang akan diteliti. Partisipan dalam studi kasus keperawatan

umumnya adalah keluarga. Subyek yang akan digunakan adalah satu keluarga

atau (satu kasus) dengan masalah keperawatan dan diagnose medis yang sesuai

dengan judul. Dalam penyusunan studi kasus partisipan adalah satu kasus atau

satu keluarga yang bertempat tinggal di Bondowoso Kabupaten Bondowoso

Tahun 2021. Partisipan dan penyusunan studi kasus ini adalah satu klien dengan

diagnose medis Diabetes melitus Dengan Masalah Keperawatan kesiapan

meningkatkan pengetahuan di Desa Pejaten kecamatan Bondowoso Kabupaten

Bondowoso Tahun 2021.

3.4 Lokasi dan Waktu

Menjelaskan tentang deskriptif lokasi penelitian, jika focus sasaran adalah

keluarga maka perlu menuliskan alamat yang digunakan setingkat desa serta

waktu yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah studi kasus.

Waktu penyelenggaraan Asuhan Keperawatan pada keluarga yang

mengalami Diabetes Melitus adalah Studi kasus individu Dengan Masalah

Keperawatan kesiapan meningkatkan pengetahuan di Kabupaten Bondowoso

Tahun 2021 adalah 14 hari minimal 7 kali kunjungan.

3.5 Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan :

50
1. Wawancara ( hasil anamnesa berita tentang identitas klien. Keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang – dahulu- dan lain-lain ). Sumber data dari klien,

keluarga dan perawatan.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik ( dengan pendekatan IPPA inpeksi, palpasi,

perkusi, auskultasi ) pada sistem tubuh klien.

3. Studi dukumentasi dan angket ( hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain

yang relevan).

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/ informasi

yang di peroleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping

intergritas penulis ( karena penulis menjadi instrument utama ), uji keabsahan data

dilakukan yaitu dengan

1. Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan penulis di lapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutkan membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya di tuangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan

dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil intrepetasi

51
wawancara mendalam yang akan di lakukan untuk menjawab rumusan masalah.

Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diitrepretasikan dan

dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dan

intervensi prosedur. Urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi. Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin

dalam bentuk transkrip ( catatan terstruktur )

2. Mereduksi data

Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data

subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik

kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan

teks naratif. Kerahasian klien dijaga dengan mengaburkan identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan

dengan hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teontis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara indikasi. Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan

dan evaluasi.

52
3.8 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasar penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1. Informed consent ( persetujuan menjadi klien )

Lembar persetujuan yang akan diberikan kepada responden yang akan diteliti dan

memenuhi kriteria inkulasi dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian.

2. Anonymity ( tanpa nama )

Subjek mempunyai hak untuk menerima bahwa data yang di dapat untuk di

sembunyikan yaitu bisa dengan tanpa nama atau inisial.

3. Confidentiality ( kerahasian )

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk dirahasiakan.

53
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar:Keperawatan

keluarga :Riset,Teori,& Praktik (5th ed.). Jakarta: Buku kedokteran EGC.

Harmoko. (2012). Asuhan keperawatan Keluarga . Yogyakarta : Pustaka Belajar

Padila. (2012a). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga. Dilegkapi Aplikasi Kasus

Askep Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas (1st ed.). Yogyakarta:

Nuha Medika.

Padila. (2012b). Keperawatan medikal bedah (1st ed.). Yogyakarta: medika nuha.

Rendy, M. C., & TH, M. (2012). Asuhan Keperawatan medikal bedah penyakit

dalam (1st ed.). Yogyakarta: medika nuha.

Suddarth, B. (2015). Keperawatan medikal bedah (12th ed.). Jakarta: Buku

kedokteran EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI .(2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia

(1 st.ed). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.(2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1

st.ed). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1

st.ed). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia.

54
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Surat persetujuan Responden Penelitian

Nama Institusi : Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Surat Persetujuan Peserta penelitian

Yang Bertanda Tangan Dibawah ini:

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dan

resiko penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul

“Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami Diabetes Mellitus

Dengan Masalah Keperawatan Kesiapan meningkatkan pengetahuan Di Desa

Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun 2021”

Dengan suka rela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian diatas

dengan catatan suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak

memberikan persetujuan ini.

Bondowoso, 12 April 2021

Mengetahui Yang Mengetahui


Penanggung Jawab Penelitian Peserta Penelitian

(............................................) (............................................)

55
U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN
Jalan Khairil Anwar No.3B
Tlp/Fax(0332)433015Bondowoso

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama No. Register


Puskesmas
Nama Perawat Tanggal Pengkajian

DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari
Keluarga

Alamat Rumah Yankes terdekat, Jarak


&Telp
Pekerjaan Alat transportasi

Agama &Suku Status Kelas Sosial

DATA ANGGOTA KELUARGA


N Nama Hub U J S Pendidi Pekerj Status TTV Status
o dgn si K u kantera aanSa Gizi (TD, N, Imuni
KK a k khir atIni (TB, BB, S, P) sasiDa
u BMI) sar
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:
TD: TD:
BB: N:
BMI S:
P:

LANJUTAN

63
N Status Kesehatan RiwayatPenya
Nama Alat Bantu/ Protesa
o Saatini kit/ Alergi

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tugas Keluarga :
Dapat Dijalankan Tidak Dapat Dijalankan
Bila Tidak Dijalankan, Sebutkan : ..........................................................
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi :
Baik Disfungsional
Peran Keluarga :
Tidak Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma Keluarga :
Tidak Ada Konflik Nilai Ada Konflik
Pengambilan Keputusan ...............................................................................
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Sosial :
Berfungsi Tidak Berfungsi
Fungsi Ekonomi :
Berfungsi Tidak Berfungsi
E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme Koping
Efektif Tidak Efektif
Stressor yang dihadapi keluarga ....................................................................

DATA PENUNJANG KELUARGA

64
RumahdanSanitasiLingkungan PHBS Di RumahTangga
 Kondisi Rumah Jikaadaibunifas,
Type rumah : Persalinanditolongolehtenagakesehata
permanen/Semi/Tidakpermanen* n:
……………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
 Ventilasi : ………………………………………
Cukup/kurang* Jikaadabayi, Memberi ASI ekslusif :
……………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
PencahayaanRumah : ………………………………………
Baik/ Tidak* Jika ada balita, Menimbang balita
……………………………………… tiap bulan :
……………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………… ………………………………………
 Saluran Buang Limbah : ………………………………………
Baik/cukup/kurang* ………………………………………
………………………………………  Menggunakan air bersih untuk
……………………………………… makan & minum:
……………………………………… Ya/ Tidak*
Air Bersih : ………………………………………
Sehat/tidak * Sehat ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
………………………………………  Menggunakan air bersih untuk
……………………………………… kebersihan diri:
JambanMemenuhiSyarat : Ya/ Tidak*
Ya/tidak* ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
TempatSampah:  Mencuci tangan dengan air bersih &
Ya/Tidak* sabun :
……………………………………… Ya/ Tidak*
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………

65
……………………………………… ………………………………………
RasioLuasBangunanRumahdenganJu  Melakukan pembuangan sampah
mlah pada tempatnya :
AnggotaKeluarga (8m2/orang) Ya/ Tidak*
Ya/Tidak * ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
……………………………………… ………………………………………
………………………………………  Menjaga lingkungan rumah tampak
bersih
Ya/tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap
hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
 Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………

 Memberantas jentik di rumah sekali


seminggu :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………

 Makan buah dan sayur setiap hari :

66
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
 Melakukan aktivitas fisik setiap
hari :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Tidakmerokok di dalamrumah  :
Ya/ Tidak*
………………………………………
………………………………………
………………………………………

67
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakahperhatiankeluargakepadaanggotanya yang menderitasakit:
 Ada , Tidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Apakahkeluargamengetahuimasalahkesehatan yang
dialamianggotadalamkeluarganya:YaTidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Apakahkeluargamengetahuipenyebabmasalahkesehatan yang
dialamianggotadalamkeluarganya:
YaTidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Apakahkeluargamengetahuitandadangejalamasalahkesehatan yang
dialamianggotadalamkeluarganya:
YaTidak
Karena :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Apakahkeluargamengetahuiakibatmasalahkesehatan yang
dialamianggotadalamkeluarganyabilatidakdiobati/dirawat:
YaTidak
Karena :
………………………………………………………………………………

68
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6) Padasiapakeluargabiasamenggaliinformasitentangmasalahkesehatanyang
dialamianggotakeluarganya:
 KeluargaTetangga, Kader Tenagakesehatan
Yaitu :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
 Ya
 Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan
yang dialami yang dialamianggotakeluarganya :
 Ya  Tidak
Jelaskan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

69
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan :
 Ya  Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
13) Apakahkeluargamampumenggali dan memanfaatkansumber di
masyarakatuntukmengatasimasalahkesehatananggotakeluarganya:
 Ya  Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

1. KeluargaMandiri Tingkat Pertama (KM-I)


Kriteria :

70
a. MenerimapetugasPerawatanKesehatanMasyarakat.
b. Menerimapelayanankeperawatan yang
diberikansesuaidenganrencanakeperawatan.

2. KeluargaMandiri Tingkat Dua (KM – II)


Kriteria :
a. MenerimapetugasPerawatanKesehatanMasyarakat.
b. Menerimapelayanankeperawatanyang
diberikansesuaidenganrencanakeperawatan.
c. Tahudandapatmengungkapkanmasalahkesehatannyasecarabenar.
d. Melakukanperawatansederhanasesuai yang dianjurkan.

3. KeluargaMandiri Tingkat Tiga (KM – III)


Kriteria :
a. Menerima petugasPerawatanKesehatanMasyarakat.
b. Menerimapelayanankeperawatanyang
diberikansesuaidenganrencanakeperawatan.
c. Tahudandapatmengungkapkanmasalahkesehatannyasecarabenar.
d. Memanfaatkanfasilitaspelayanankesehatansecaraaktif.
e. Melakukanperawatansederhanasesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakantindakanpencegahansecaraaktif.

4. KeluargaMandiri Tingkat Empat (KM – IV)


Kriteria:
a. Menerima petugas PerawatanKesehatanMasyarakat.
b. Menerimapelayanankeperawatan yang
diberikansesuaidenganrencanakeperawatan.
c. Tahudandapatmengungkapkanmasalahkesehatannyasecarabenar.
d. Memanfaatkanfasilitaspelayanansesuaianjuran.
e. Melakukanperawatansederhanasesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakantindakanpencegahansecaraaktif.
g. Melaksanakantindakanpromotifsecaraaktif.

71
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerimapetugaspuskesmas Kemandirian I :
2. Menerimayankessesuairencana Jikamemenuhikriteria
3. Menyatakanmasalahkesehatansecarabenar 1&2
4. Memanfaatkanfaskessesuaianjuran Kemandirian II :
5. Melaksanakanperawatansederhanasesuaianjuran jikamemenuhikriteria 1
6. Melaksanakantindakanpencegahansecaraaktif s.d 5
7. Melaksanakantindakanpromotifsecaraaktif Kemandirian III :
jikamemenuhikriteria 1
s.d 6
Kemandirian IV :
Jikamemenuhikriteria 1
s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh :Centang (kemandirian I) apabilakeluargamemenuhikreteria 1&2.

72
ANALISA DATA

KEMUNGKINAN DIAGNOSA
NO DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN

73
SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

DiagnosaKeperawatan : _____________________________ Tanggal/Hari : ____________________________________


KRITERIA SKOR BOBOT SCORING PEMBENARAN
SifatMasalah
Skala :
Tidak/KurangSehat 3 1
AncamanKesehatan 2
Keadaan Sejahtera 1
Kemungkinanmasalahdapatdiubah
Skala :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidakdapat 0
PotensialMasalahuntukDicegah
Skala :
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
MenonjolnyaMasalah
Skala :
Masalahberat, harussegeraditangani 2 1
Ada masalahtetapitidakperluditangani 1
Masalahtidakdirasakan 0
JumlahSkor

74
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal : _________________________________
DiagnosaKeperawatan Tujuan Evaluasi
Intervensi
TUM TUK Kriteria Standar

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

75
Hari/Tanggal : _________________________
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
keperawatan

76
LAMPIRAN
PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU

AnggotaKeluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik:
Lokasi
Tipe
Durasi
Intensitas
Status mental: 1 2 3 4 5
Bingung
Cemas
Disorientasi
Depresi
Menarik diri
Sistem integumen: 1 2 3 4 5
Cianosis
Akral Dingin
Diaporesis
Jaundice
Luka
Mukosa mulut kering
Kapiler refil time lebih 2 detik
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Stridor
Wheezing
Ronchi
Akumulasi sputum
Sistem perkemihan: 1 2 3 4 5
Disuria
Hematuria
Frekuensi
Retensi
Inkontinensia
Sistem muskuloskeletal 1 2 3 4 5
Tonus otot kurang
Paralisis
Hemiparesis
ROM kurang
Gangg.Keseimb
Sistem pencernaan: 1 2 3 4 5
Intake cairan kurang
Mual/muntah
Nyeri perut
Muntah darah
Flatus

44
Distensi abdomen
Colostomy
Diare
Konstipasi
Bising usus
Terpasang Sonde
Sistem persyarafan: 1 2 3 4 5
Nyeri kepala
Pusing
Tremor
Reflek pupil anisokor
Paralisis : Lengan kiri/ Lengan kanan/ Kaki kiri/
Kaki kanan
Anestesi daerah perifer
Riwayat pengobatan 1 2 3 4 5
Alergi Obat
Jenis obat yang dikonsumsi

Pemeriksaan Laboratorium 1 2 3 4 5
GDP/2JPP/acak
Asam Urat
Cholesterol
Hb

78
DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

NamaIndividu Yang Sakit : DiagnosaMedik :

Sumber Dana Kesehatan : RujukanDokter / RumahSakit :

KeadaanUmum Sirkulasi/Cairan Perkemihan Pernapasan


Kesadaran: Edema Pola BAK Sianosis
GCS : BunyiJantung ………x/hr, vol…… Sekret / Shym
TD : Asites ml/hr IramaIreguler
P : Akraldingin Hematuri Wheezing
x/menit Poliuria Ronki …..
S : o
C TandaPerdarahan Oliguria Otot Bantu
N : : purpura / Disuria Nafas ………
x/menit hematom / Inkonintesia Alat Bantu
Takikardi petekie / Retensi Nafas ………
Bradikardi hematemesis / Nyerisaat BAK Dispnea
Tubuh tera melena / Kemampuan BAK : Sesak
bahangat epistaksis Mandiri/Bantu Stridor
Menggigil Tanda Sebagian/Tergantung Krepirasi
Anemia : Alat Bantu :
Pucat / Tidak/Ya*
Konjungtivapucat GunakanObat :
/ Lidahpucat / Tidak/Ya*
Bibirpucat / Kemampuan
AkralPucat BAB :
TandaDehidrasi: Mandiri/Bantu

79
Sebagian/Tergantung
Alat Bantu :
Tidak/Ya
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
Mual Tonus Otot FungsiPenglihatan FungsiPerabaan
Muntah Kontratur Buram KesemutanPada
Kembung …………..

NamaIndividu Yang Sakit : DiagnosaMedik :

Sumber Dana Kesehatan : RujukanDokter/RumahSakit


:

Denial InteraksidenganKeluarg Mata Mandi : Mandiri


Marah a : Baik / Terhambat Kotor / Bantu
Takut Berkomunikasi : KulitKotor Sebagian /
PutusAsa Lancar / Terhambat Perineal / Tergantung
Depresi KegiatanSosialsehari- Genital Berpakaian :
RendahDiri hari : Kotor Mandiri / Bantu
MenarikDiri HidungKoto Sebagian /
Agresif r Tergantung
PerilakuKekerasan Kuku MenyisirRambu
ResponPasca Kotor t:
Trauma TelingaKoto Mandiri / Bantu
Tidak Mau r Sebagian /
Melihatbagiantubu Rambut- Tergantung
h yang rusak KepalaKotor
KeteranganTambahanTerkaitIndividu

80
DiagnosaKeperawatanIndividu/Keluarga

NamaIndividu Yang Sakit : DiagnosaMedik :

Sumber Dana Kesehatan : RujukanDokter/RumahSakit :

NafsuMakan Fraktur TakBisaMelihat


:Berkurang / Tidak NyeriOtot / Tulang KebasPada
SulitMenelan Drop Foot Lokasi Alat Bantu
Disphagia ……………………… Disorientasi
BauNafas .. Parese
Kerusakangigi / Tremor Jenis Visus
gusi / lidah / Malaise / Fatique Halusinasi
geraham / rahang / Atropi Disartria
palatum KekuatanOtot : Kulit
Distensi ……………………… JaringanParut
Abdomen .. Memar
BisingUsus : PosturTidak Normal Laserasi
………………. RPS Atas : Bebas / Ulseresi
Konstipasi Terbatas / Bulae/Lepuh
Diare : ….. x/hr Kelemahan / Krustae
Hemoroid, Kelumpuhan Luka BakarKulit
grade ...................... (kanan/kiri) PerubahanWarna
.. RPS Bawah : Bebas Decubitus :
TerabaMasa / Terbatas / Grade ………….. Lokasi
Abdomen Kelemahan / ……........
Stomatis Kelumpuhan TidurdanIstirahat
Warna ……… Berdiri : Mandiri / Susah Tidur
Bantu Sebagian / WaktuTidur
RiwayatObatPenca Tergantung ……………………….
har ……….. Alat Bantu BantuanObat
Maag Tidak / Ya ………………………
Konsistensi Nyeri :
………………….. Tidak / Ya
Diet Khusus :
Tidak / Ya

81
Kebiasaanmakan /
minum : Mandiri /
Bantu Sebagian /
Tergantung
Alergi makanan /
minuman
Tidak / Ya
Alat Bantu
Tidak / Ya
Mental KomunikasidanBud Kebersi Perawatan Diri
Cemas aya han Diri Sehari-hari

82
83

Anda mungkin juga menyukai