Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

Metode Pembelajaran: Tanya Jawab, Demonstrasi, dan Eksperimen

Dosen pengampu :

Dr. Hayuni Retno Widarti, M.Si.

Nur Candra Eka Setiawan, S.Si., S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 2 Offering D

1. Dhimas Bagus Kurniawan (190331622887)


2. Farras Nur Alifa (190331622904)
3. Fikriyah Qonita Aisy (190331622803)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2021
Kata Pengantar
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt., Tuhan yang
Maha Esa, yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat bagi kami. Sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Metode Pembelajaran: Ceramah, Diskusi,
dan Kerja Kelompok” ini dengan baik dan tepat waktu.

Ucapan terima kasih kami tujukan kepada Ibu Dr. Hayuni Retno Widarti,
M.Si dan Bapak Nur Candra Eka Setiawan, S.Si., S.Pd., M.Pd. yang membimbing
kami dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran Kimia. Semoga segala letih dan penat
yang dirasakan selama membimbing kami bernilai pahala dan dapat diterima oleh
Allah swt.

Ungkapan terima kasih juga kami ucapkan kepada kedua orang tua yang telah
senantiasa mendidik dan membesarkan kami sehingga kami dapat mengenyam
pendidikan di bangku kuliah ini. Tidak akan pernah cukup kami membalas semua
jasa-jasamu. Hanya iringan doa yang selalu kami panjatkan untukmu.

Makalah “Metode Pembelajaan: Ceramah, Diskusi, dan Kerja Kelompok” ini


memuat informasi mengenai pengertian metode metode pembelajaran yang ada,
kelebiahn dan kekurangannya, tahap tahap pelaksanaannya, jenis jenisnya, dan
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode tersebut.

Akhirnya kami selaku penyusun memohon maaf apabila terdapat kekeliruan


dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun dapa menjadi
bahan koreksi penyusun agar dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi ke
depannya

Malang, Maret 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi
Halaman sampul .....................................................................................................

Kata Pengantar......................................................................................................................ii

Daftar isi...............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Student Centered Learning............................................................6

2.2 Karakteristik Pendekatan Student Centered Learning....................................8

2.3 Model-Model Pembelajaran dalam Student Centered Learning.....................9

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Student Centered Learning...............................13

2.5 Penilian Hasil Belajar dalm Pendekatan Student Centered Learning...........15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................17

Daftar Pustaka...................................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang tidak kalah
pentingnya dari komponen lainnya adalah metode pembelajaran. Tidak
satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode
pembelajaran. Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan
yang sangat penting. Bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan
beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa
digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi
dengan 72 Strategi Pembelajaran Kimia memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi
pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan
metode pembelajaran.
Metode sebenarnya berhubungan dengan sistem penyampaian. Tingkat
keterlibatan siswa dalam interaksi belajar mengajar ditentukan oleh metode
yang digunakan guru dalam penyampaian pesan atau bahan /materi
pembelajaran. Metode yang digunakan hendaknya dipilih untuk dipergunakan
berdasarkan kemanfaatannya.
Seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki khasanah cara
penyampaian yang tepat yang dapat dipergunakan dalam penyampaian materi
pembelajaran. Guru tidak saja dituntut untuk mengetahui berbagai metode
secara konseptual teoritik, tetapi juga harus mampu dan terampil dalam
memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan pesan yang
disampaikan.. Tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa yang dihadapi
dan hakekat materi yang akan disampaikan merupakan faktor-faktor utama
yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan cara penyampaian dan juga
faktor guru itu sendiri (filosofinya, keterampilannya, serta faktor-faktor

4
kepribadian lainnya), serta faktor-faktor eksternal seperti tersedianya fasilitas
dan besarnya kelas.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Student Centered Learning (SCL)?
2. Bagaimana karakteristik dari sistem pembelajaran Student Centered
Learning (SCL)?
3. Bagaimana model-model pembelajaran dalam Student Centered Learning
(SCL)?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari sistem pembelajaran Student Centered
Learning (SCL)?
5. Bagaimana sistem penilaian dari sistem pembelajaran Student Centered
Learning (SCL)?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian Student Centered Learning (SCL)?
2. Dapat mengetahui karakteristik dari sistem pembelajaran Student Centered
Learning (SCL)?
3. Dapat mengetahui model-model pembelajaran dalam Student Centered
Learning (SCL)?
4. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem pembelajaran
Student Centered Learning (SCL)?
5. Dapat mengetahui sistem penilaian dari sistem pembelajaran Student
Centered Learning (SCL)?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metode Pembelajaran Tanya Jawab


Tanya jawab merupakan salah satu metode mengajar dengan penyajian
pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau two
way traffic dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar
diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau atau
peserta didik.
Adapun pengertian metode tanya jawab yang dikemukakan oleh para ahli
yaitu :
1. Menurur Roestiyah N.K
Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberikan
motivasi pada siswa agar bangkit pemkirannya untuk bertanya,
selama mendegarkan pelajaran, atau guru mengajukan pertanyaan
siswa yang menjawab.
2. Menurut Tim Didaktik Metodik
Metode tanya jawab adalah suatu cara dimana guru pada
umumnya berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui
fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau apakah proses pemkirian
yang dipakai oleh siswa.
Guru yang menggunakan teknik tanya jawab mempunyai
tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang
fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga mereka
memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu. Metode ini
juga diharapkan mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir
atau proses yang ditempuh dalam memecahkan masalah, sehingga
jalan pikiran siswa tidak meloncat-loncat yang dapat merugikan
siswa sendiri dalam menangkap suatu masalah untuk dipecahkan.

6
Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan daya
tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, apa yang mereka
paham apa yang dibacanya. Dengan tanya jawab dapat mengetahui
apakah siswa mendengarkan dengan baik karena sebelum tanya
jawab dilakukan, sebelumnya pada awal pelajaran dilakukan
penyampaian materi yang biasa dilakukan secara lisan.
Dalam metode tanya jawab, guru dan peserta didik sama-sama
aktif. Namun demikian, keaktifan peserta patut mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh sehingga hal itu tidak harus banyak
tergantung pada keaktifan guru. Oleh karena itu , guru tidak hanya
dituntut unyuk menguasai teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis
pertanyaan, tetapi juga semangat tinggi di dalam membangun
dituasi yang kondusif bagi terjadinya diskusi.
2.2. Langkah-langkah Melakukan Metode Pembelajaran Tanya Jawab
Langkah langkah melakukan Tanya Jawab sebagai berikut :
1. Persiapan
1) Menentukan topik.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan
tpk tertentu.
4) Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
diajukan siswa.
2. Pelaksanaan
1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK).
2) Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa
tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru
maupun siswa yang lain).
3) Guru memberikan permasalahan sebagai bahan persepsi.
4) Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.

7
5) Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan
jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis.
6) Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan
bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang
tak sehat di antara siswa.
7) Pertanyaan dapat ditunjukan pada seorang siswa atau seluruh
kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam,
sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu
dikendalikan untuk memberikan kesempatan pada siswa yang
lain.
8) Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu
masalah saja
9) Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu :
1) Pertanyaan Ingatan (knowledge).
Kata-kata yang digunakan biasanya: siapa, apa,
dimana, kapan, definisi, ingat, kenal. Contoh:
a) Apa arti kata besar kepala?
b) Siapa nama presiden RI yang kedua?
2) Pertanyaan Pemahaman (comprehension).
Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui pemahaman
siswa bahwa ia telah mempunyai pengertian yang
cukup untuk mengorganisasi dan menyusun materi yang
telah diketahuinya. Yang dituntut dari siswa lebih dari
sekadar mengingat kembali informasi, yaitu kemampuan
memberikan deskripsi dengan kata-kata sendiri dan
menggunakannya dalam bentuk perbandingan. kata-kata
yang sering digunakan ialah: deskripsikan, uraikan,
bandinngkan, cari perbedaan, sederhanakan, katakan
dengan kata-katamu sendiri. Contoh:
a) Bandingkan novel dengan cerpen!

8
b) Jelaskan ide pokok yang ditunjukkan dalam paragraf
pertama!
3) Pertanyaan Penerapan (application).
Bentuk pertanyaan ini adalah untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menerapkan informasi yang telah
didapat dan dipahami ke dalam pemecahan suatu masalah
dari suatu aturan, generalisasi, aksioma, atau suatu proses.
Kata-kata yang biasa digunakan seperti: terapkan,
klasifikasi, gunakan pilih, manfaatkan, tulis suatu contoh,
berapa banyak, yang mana, apakah. Contoh:
a) Jika X = 2 dan Y = 5, berapa X2+ 2Y ?
b) Dari contoh-contoh kejadian berikut ini, mana yang
merupakan kata berimbuhan berawalan ber?
4) Pertanyaan Analisis.
Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui
kemampuan siswa berpikir secara kritis dan mendalam.
Siswa dituntut untuk:
a) Mengidentifikasi motif, alasan-alasan atau sebab-sebab
suatu kejadian.
b) Mempertimbangkan dan menganalisis informasi agar
diperoleh kesimpulan atau generalisasi atau dasar
informasi itu.
c) Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi
untuk menemukan kejadiankejadian yang dapat
mendukung atau menolak suatu kesimpulan atau
alasan tertentu.
Kata-kata yang digunakan seperti: identifikasi apa
motif atau sebab-sebabnya, buat kesimpulan, tentukan
kejadian, dukungan, analisis, mengapa. Contoh:

9
1) Mengapa perlu digunakan CBSA dalam proses
belajar mengajar?
2) Kesimpulan apa yang dapat anda ambil setelah
membaca karya sastra itu?
5) Pertanyaan Sintesis
Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui kemampuan
berpikir lebih tinggi dalam bentuk pikiran orginal dan
kreatif. Dalam pertanyaan ini siswa dituntut untuk:
a) Menghasilkan komunikasi-komunikasi atau buah
pikiran yang asli.
b) Membuat ramalan.
c) Memecahkan masalah secara kreatif dan bervariasi.
Kata-kata yang digunakan seperti:
Perkirakan,hasilkan, tulis, rencanakan, kembangkan,
sintesiskan, kontruksikan, bagaimana kita bisa
meningkatkan, apa yang akan terjadi jik…, bagaimana
kita memecahkan persoalan. Contoh:
1. Untuk menghasilkan komunikasi asli:
a. Nama apa yang layak bagi mesin sebaik
ini?
b. Tuliskan surat tentang isu social yang
ada sangkut pautnya dengan anda kepada
editor suatu majalah?
2. Memecahkan masalah.
a. Bagaimana cara mengukur tinggi suatu
gedung jika kita tidak bisa masuk ke
dalamnya dan tidak bisa pula memanjat
dindingnya?
b. Dari mana kita memperoleh uang untuk
membiayai pembangunan bangsa ini?

10
6) Pertanyaan Evaluasi
Bentuk pertanyaan evaluasi ini termasuk pertanyaan
tingkat tinggi di samping pertanyaan sintesis. Siswa
dikembangkan kemampuan berpikirnya melalui
penggunaan proses mental yang tinggi. Dalam hal ini
siswa di tuntut untuk dapat membuat keputusan tentang
baik tidaknya suatu ide, pemecahan masalah, suatu
karya seni, atau pendapatnya mengenai isu tertentu yang
sedang berkembang. Kata-kata yang dapat digunakan
seperti: apa argumentasinya, putuskan, evaluasi, berikan
pendapatmu, yang mana gambar yang paling baik,
apakah anda setuju, apakah hal itu akan lebih baik.
Contoh:
a. Apakah anak-anak diberi keleluasaan
membaca sembarang buku yang
mereka ingin tanpa mempertimbangkan
akibat-akibatnya?
b. Gambar mana yang paling anda sukai.
Mengapa?
3. Penutupan
1) Menyimpulkan materi jawaban yang relevan dengan tujuan
pembelajaran khusus.
2) Memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca materi
berikutnya di rumah dan menulis pertanyaan yang akan
diajukan pada pertemuan berikutnya.
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Tanya Jawab
1. Kelebihan pada metode
pembelajaran tanya jawab antara lain:
1) Kelas lebih aktif karena
siswa tidak sekedar mendengarkan saja.

11
2) Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal
yang belum dimengerti siswa.
3) Guru dapat mengetahui
dimana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang
diterangkan
2. Kekurangan pada metode pembelajaran tanya jawab antara lain:
1) Siswa sering merasa
takut, apalagi kalau guru kurang dapat mendorong siswa untuk
berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab.
2) Tidak mudah membuat
pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah
dipahami siswa.
3) Waktu sering banyak
terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
sampai dua atau tiga orang.
4) Guru masih tetap
mendominasi proses belajar mengajar. Biasanya guru kurang
terbuka, dalam arti ingin jawaban siswa selalu sesuai dengan
keinginannya.
5) Siswa yang tidak bisa
atau salah menjawab pada waktu itu belum tentu ia bodoh,
siapa tahu karena disebabkan oleh tergesa-gesa menjawab,
kurang waktu untuk memikirkan jawaban, atau kurang
mempelajari materi yang sedang atau telah dibahas pada waktu
lain.
6) Apabila jumlah siswa
puluhan, tidak mungkin cukup waaktu untuk memberikan
pertanyaan kepada setiap siswa. Sering menjawab diborong oleh

12
sejumlah kecil siswa yang menguasai dan senang berbicara,
sedangkan banyak siswa lainnya tidak memikirkan jawabannya.
7) Dengan menjawab
kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan
bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal
lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang
dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga
membuat persoalan baru.

2.4. Pengertian Metode Pembelajaran Demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya maupun sekedar tiruan. Dalam
strategi pembelajaran, demonstrasi dapt digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspostori dan inkuiri.
Adapun pengertian metode tanya jawab yang dikemukakan oleh para ahli
yaitu :
1. Metode
Demontrasi menurut Wina
Adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
menunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian, tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
Walaupun dalam proses demonstrasi siswa hanya sekedar
memperhatikan, akan demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran
lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat
digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran
ekspositori dan inkuiri.
2. Metode Demonstrasi menurut Darajat

13
Merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
untuk  melakukan sesuatu kepada peserta  didik.
Demontrasi  merupakan metode mengajar  yang  efektif,  karena peserta
didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tesebut dalam
kenyataan.
3. Metode Demonstrasi menurut Zainuddin
adalah metode mengajar dengan jalan guru atau bantuan orang lain
memperlihatkan kepada murid-murid proses atau kaifiyat melakukan
sesuatu.

4. Metode Demonstrasi menurut Miftahul


adalah cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain di depan
seluruh siswa.
2.5. Langkah-langkah Melakukan Metode Pembelajaran Tanya Jawab
Pada penggunaan Metode Demonstrasi ada dua langkah yang harus
dilakukan, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
1. Pada tahap persiapan ada beberapa yang harus
dilakukan yaitu:
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai.
b. Persiapkan garis besar langkahlangkah
demonstrasi.
c. Lakukan ujicoba demonstrasi.
2. Pada tahap pelaksanaan, ada tiga langkah yang
harus dilakukan, yaitu:
a. Langkah pembukaan.

14
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang
harus dilakukan diantaranya:
1) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa.
3) Kemukakan tugastugas yang harus dilakukan siswa
(mencatat).
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi.
Pada langkah ini halhal yang harus dilakukan adalah:
a. Mulai dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir
b. Menciptakan suasana yang menyejukkan
c. Meyakinkan siswa mengikuti jalannya demonstrasi
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif berpikir
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi
tersebut.
c. Langkah mengakhiri demonstrasi
Selesai melakukan demonstrasi, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugastugas tertentu yang
berkaitan dengan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran.
2.6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Demonstrasi
1. Kelebihan pada metode pembelajaran demonstrasi antara lain:
a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

15
c. Dengan cara menagmati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
d. Perhatian siswa lebih dipusatkan pada proses pembelajaran dan tidak
tertuju pada hal-hal lain.
e. Mengurangi beragam kesalahan apabila dibandingkan dengan hanya
membaca didalam buku.
f. Peserta didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktek
untuk mengembangkan kecakapan.
2. Kelemahan pada metode pembelajaran demonstrasi antara lain:
a. Metode demontrasi yang tidak diawali dengan penyampaian materi
kurang berjalan dengan efektif.
b. Metode demonstrasi akan menjadi metode yang kurang tepat apabila
alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati oleh siswa.
c. Metode demonstrasi kurang efektif apabila peserta didik tidak ikut
serta mendemonstrasikan materi.
d. Tidak semua materi dapat disampaikan dengan cara demonstrasi.
e. Terkadang demonstrasi di kelas tidak mengupas fakta yang sering
muncul di masyarakat.
f. Metode demonstraasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi
untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga memakan waktu
yang banyak.
g. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
h. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut kuntuk profesional. Di samping itu

16
demonstrasi juga memperlukan kemauan dan motivasi guru yang
bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan diatas, dalam pelaksanaan
metode demonstrasi disarankan hal-hal berikut:
1) Sebelum metode ini diterpakan perlu diperhatikan nilai-nilai diktatis
metodis, misalnya bahan-bahan pelajaran, alat-alat serta waktu yang
tersedia telah sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual murid.
2) Sebelum demonstrasi dilaksanakan hendaknya menerangkan sejelas-
jelasnya landasan teori yang kita pakai. Tanpa itu, maka sulit bagi
anak-anak utnuk memperoleh pengalaman praktis, pembentukan
sikap, serta pengertian-pengertian yang jelas.
2.7. Metode Pembelajaran Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar di mana guru
bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari
hasil percobaan itu. Misalnya, ingin memperoleh jawaban tentang
kebenaran sesuatu, mencari cara-cara yang lebih baik, mengetahui
elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui
apakah yang akan terjadi, dan sebagainya. Metode eksperimen atau
percobaan dapat diartikan juga sebagai suatu metode pemberian
kesempatan kepada siswa perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan (Adrian, 2004).
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002) adalah cara penyajian
pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode
eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk
mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu

17
hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya
itu.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan
untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang
maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam
dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa
diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran
yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang
inovatif dan kreatif.
2.8. Langkah-langkah Melakukan Metode Pembelajaran Tanya Jawab
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen tersebut meliputi:
1. Kegiatan Persiapan
a. Merumuskan  tujuan pembelajaran yang  ingin dicapai dengan metode
eksperimen.
b. Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui eksperimen.
c. Menyiapkan  alat,  sarana    dan  bahan  yang  diperlukan  dalam
eksperimen.
d. Menyiapkan  panduan  prosedur  pelaksanaan  eksperimen,  termasuk
Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen
a. Kegiatan Pembukaan
Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu
(opersepsi). Memotivasi siswa dengan mengemukakan erita yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan prosedur
eksperimen yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti
Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan
dipakai dala eksperimen. Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan

18
panduan dan LKS yang telah disiapkan guru. Guru memonitor dan
membantu siswa yang mengalami kesulitan. Pelaporan hasil
eksperimen dan diskusi balikan.
c. Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen. Guru
mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen. Tindak lanjut, yaitu
meminta siswa yang belum menguasai materi eksperimen untuk
mengulang  lagi  eksperimennya, dan bagi  yang sudah menguasai
diberi tugas untuk pendalaman.
2.9. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Demonstrasi
1. Kelebihan pada metode
pembelajaran demonstrasi antara lain:
a. Melatih disiplin siswa melalui eksperimen yang dilakukanya
terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam
melakukan eksperimen
b. Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa
melalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung
c. Siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan
hakikat kebenaran secara langsung
d. Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa.
e. Metode ini melibatkan aktifitas dan kreatifitas siswa secara langsung
dalam pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme.
2. Kekurangan pada metode
pembelajaran demonstrasi antara lain:
a. Metode ini memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam
rangka pelajaran di sekolah, ia dapat menyerap waktu pelajaran.
b. Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang
tepat jika diterapkan pada pelajaran lain terutama bidang ilmu
pengetahuan sosial.

19
c. Pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia,
kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dala hal ini faktor
keselmatan kerja harus diperhitungkan.
d. Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang
satu padanya, eksperimen akan gagal.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Atwi Suparman (1997). Desain Instruksional. Pusat Antar Universitas., DIKTI

Ary Ginanjar Agustian (2002). Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga.

20
Buku Kerja, (2000), Ancangan Aplikasi Peningkatan Proses Belajar Mengajar,
APTIK

Burton, L (1993). The Constructivist Classroom Education in Profile. Perth: Edith


Cowan University.

Buzan, Tony (1989). Use Both Sides of Yoru Brain, 3rd ed. New York: Penguin
Books.

Cord (2001). What is Contextual Learning. WWI Publishing Texas: Waco.

Dede Rosyada. 2015. Student Centered Learning.      


(http://www.uinjkt.ac.id/id/student-centered-learning-2/), diakses 1
November 2016.
De Porter, Bobbi (1992). Quantum Learning. New York: Dell Publishing.

Ditdik SLTP (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning, CTL). Jakarta.:Depdiknas.

Erman, S.Ar., dkk. (2002). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: JICA-FPMIPA.

Fischer G , Palen L. Learner-centered design: beyond “gift -wrapping”. Center


forLifelong Learning & DesignUniversity of Colorado at Boulder 1999.

Froyd, Jeffry. & Simpson, Nancy. Student-Centered Learning Adressing


Faculty Question about Student-Centered Learning. Texas : A&M
University

Siswomihardjo  KW.  Kearifan  Guru  Besar  dalam  perspektif  normatif 


dan aktualitasnya.  Focus  Group  Discussion:  Kearifan  Guru  besar, 
Keteladanan / Budaya Panutan; Universitas Gadjah M ada, 29 Oktober
2004.

Cook  J,  Cook  L.  How  technology  enhances  the quality  of  student -centered
learning. Quality Progress 1998;31(7):59-63.

21
Gardner, Howard (1985). Frame of Mind: The Theory of Multiple
Ilntelligences. New York: Basic Bools.

Goleman, Daniel (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Harsono, (2004),  Kearifan dalam transformasi pembelajaran: dari teacher-


centered ke student-centered learning, Makalah Seminar Implementasi nilai
kearifan  dalam  proses pembelajaran berorientasi student-centered learning
UGM.

Materi Pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (2008), Model Pembelajaran,


DIKTI

The Peak Performance Center. The Learning Pyramid,


(http://thepeakperformancecenter.com/educational-
learning/learning/principles-of-learning/learning-pyramid/), diakses 1
November 2016.

22

Anda mungkin juga menyukai