Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan dan menghasilkan
bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi
apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu,
pelayanan asuhan antenatal merupakan cara paling penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal. Jadi pemeriksaan dan pengawasan selagi hamil serta
pertolongan persalinan merupakan hal yang penting. Banyak penyulit-penyulit
sewaktu hamil, dengan pengawasan yang baik dan bermutu dapat di obati dan
di cegah sehingga persalinan berjalan mudah dan normal.
Trimester tiga merupakan periode ketika wanita mulai banyak
mengalami rasa tidak nyaman selama kehamilan. Misalnya, sangat sukar
untuk menemukan posisi yang nyaman waktu tidur, lebih sering bermimpi
tentang kehidupan. Mimpi tentang kehilangan bayi atau melahirkan mati
merupakan olahan psikologik bawah sadar dari akibat yang tidak diharapkan
dan merupakan jalan untuk membawa rasa takut inio ke permukaan (Peter
Abrahams.2010)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka kami dapat membuat rumusan


masalah yaitu sebagai berikut
1.2.1. Apa definisi trimester III ?
1.2.2. Bagaimana perbedaan primigravida dan multigravid ?
1.2.3. Apa saja perubahan fisiologis pada wanita hamil khusus pada
trimester III ?
1.2.4. Apa saja perubahan psikologis dalam kehamilan trimester III ?
1.2.5. Apa saja ketidaknyamanan pada wanita hamil trimester III dan
bagaiman penanganannya ?
1.2.6. Bagaimana perkembangan janin di trimester III ?
1.2.7. Konsep dasar ante natal care (ANC) ?
1.2.8. Bagaimana empat manuver leopold (pemeriksaan ANC kehamilan) ?
1.2.9. Bagaimanakah proses asuhan keperawatan secara teoritis ?

1
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan maternitas pada kehamilan
trimester 3
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk Memahami definisi trimester III
b. Mengetahui perbedaan primigravida dan multigravida
c. Mengetahui perubahan fisiologis pada wanita hamil khusus pada
trimester III
d. Mengidentifikasi perubahan psikologis dalam kehamilan trimester
III
e. Mengidentifikasi ketidaknyamanan pada wanita hamil trimester III
dan penanganannya
f. Mengidentifikasi perkembangan janin di trimester III
g. Mengetahui Konsep dasar ante natal care (anc)
h. Mengetahui empat maneuver pemeriksaan Leopold
i. Memahami dan mengidentifikasi proses asuhan keperawatan secara
teoritis
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa, baik penyusun maupun
pembaca adalah untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk
penyakit otitis media.
1.4.2. Bagi institusi
Makalah ini bagi institusi pendidikan kesehatan adalah untuk
mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik
dalam menelaah suatu fenomena kesehatan yang spesifik menyerang
saluran pendengaran ini.
1.4.3. Bagi masyarakat
Makalah ini bagi masyarakat adalah sebagai penambah wawasan
terhadap fenomena kesehatan yang saat ini menjadi momok tersendiri
di kalangan masyarakat ini.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir/ sepertiga


masa kehamilan terakhir. (Farrer, 1999)

Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai


sembilan bulan (28-40 minggu). (Fadlun, 2009)

3
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-40 minggu,
masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi
orang tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan
janin yang berkembang pada trimester ini. (Sumiati, 2009)

2.2. Perbedaan Primigravida dan Multigravida

No. Primigravida Multigravida


1. Buah dada tegang Buah dada lembek,
2. Puting susu runcing menggantung
3. Perut tegang dan menonjol Puting susu tumpul
ke depan Perut lembek dan tergantung
4. Striae lividae Strae lividae dan albicans
5. Perineum utuh Perineum berparut
6. Vulva tertutup Vulva menganga
7. Hymen perforatus Carunculae myrtiformis
8. Vagina sempit dan teraba rugae Vagina longgar, selaput lendir
licin
9. Portio runcing, ostium Portio tumpul dan terbagi dalam
externum tertutup bibir depan dan bibir belakang

2.3. Perubahan Fisiologis pada Wanita Hamil Khusus pada Trimester III
2.3.1. Sistem Reproduksi dan Payudara
1). Uterus
Selama kehamilan, uterus berubah bentuk menjadi sebuah organ
muskuler berdinding relatif tipis dengan kapasitas yang cukup untuk
menerima janin, plasenta dan cairan amnion. Volume total isi uterus pada saat
aterm rata-rata sekitar 5 liter, tetapi dapat mencapai 20 liter atau lebih,
sehingga pada akhir kehamilan uterus mencapai 500 sampai 1.000 kali lebih
besar daripada kapasitas pada keadaan tidak hamil. Penambahan berat uterus
dan berat korpus uteri aterm adalah sekitar 1.100 gram. Selama kehamilan

4
pembesaran uterus meliputi peregangan dan hipertrofi luar biasa sel-sel otot
yang ada.
Pada saat cukup bulan, sebagian besar dinding korpus uteri
ketebalannya 1.5 cm atau kurang. Pada bulan-bulan terakhir uterus berubah
menjadi sebuah kantong muskuler dengan dinding yang berlekuk-lekuk,
lunak dan tipis, yang diperlihatkan dengan kelunakannya sehingga janin
biasanya dapat dipalpasi melalui dinding abdomen, dan kelenturannya
sehingga dinding uterus mengantarkan gerakan- gerakan extremitas janin.
Segera setelah bulan ke empat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan
melalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut tanda Braxton Hicks.
Biasanya kontaksi ini tidak menimbulkan nyeri. Setelah minggu ke-
28, kontraksi menjadi semakin jelas, terutama pada wanita langsing. Pada
minggu-minggu terakhir kehamilan, kontraksi menjadi begitu kuat sehingga
sulit dibedakan dari kontraksi untuk memulai persalinan. Aliran darah
meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus. Pada kehamilan cukup
bulan yang normal, seperenam volume darah total ibu berada di dalam sistem
perdarahan uterus.
2). Ovarium dan Tuba Falopii
Sampai kehamilan + 16 minggu, pada ovarium masih nampak adanya
korpus luteum gravidarum, yang mengeluarkan hormon progesteron. Setelah
kehamilan > 16 minggu fungsi korpus luteum gravidarum untuk mengha-
silkan hormon progesteron. Pada mukosa tuba filopii yang terjadi perubahan-
perubahan yang mirip desidua, sedangkan otot-ototnya mengalami hipertrofi.
3). Payudara
Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mammae
membuat ukuran payudara meningkat secara progesif. Kadar hormon luteal
dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi duktus laktiferus dan
jaringan lobulus-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran
nodul kasar.Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terhambat sampai kadar
estrogen menurun yakni setelah janin dan plasenta lahir. Namun, pra-
kolostrum yang cair, jernih dan kental dapat dikeluarkan dari puting susu

5
pada akhir minggu ke enam (Seidel, dkk, 1995). Sekresi ini mengental saat
kehamilan mendekati aterm dan kemudian disebut kolostrum.
4). Vagina dan Vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva.
Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut Chadwick.
5). Dinding Perut
Pembesaran rahim manimbulkan peregangan dan menyebabkan
robek serabut elastik di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum.
Pada seorang privigravida warnanya membiru dan disebut striae livide. Pada
seorang multigravida disamping striae yang membiru terdapat juga garis-garis
putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dari striae gravidarum pada
kehamilan yang lalu. Striae yang putih ini disebut striae albicans.

2.3.2. Sistem Kardiovaskuler


1). Tekanan Darah
Selama pertengahan pertama masa hamil, tekana sistolik dan diastolik
menurun 5 sampai 10 mmHg. Penurunan tekanan darah ini kemungkinan
disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama masa
hamil. Selama trimester ke tiga, tekanan darah ibu harus kembali ke nilai
tekanan darah selama trimester pertama.
2). Volume dan Komposisi Darah
Volume darah meningkat secara bermakna sampai dengan + 50 %
dibanding keadaan sebelum hamil. Kenaikan dimulai pada trimester I
mencapai puncak pada akhir trimester II kemudian menurun sampai proses
persalinan. Peningkatan terdiri atas 1.000 ml plasma ditambah 450 ml sel
darah merah (SDM).selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM
(normal 4 sampai 5,5 juta/mm2). Persentasi kenaikan bergantung kepada
jumlah besi yang tersedia. Massa SDM meningkat 30 % sampai 33 % pada
kehamilan aterm, jika ibu mengonsumsi suplemen besi. Apabila tidak
mengonsumsi suplemen besi, SDM hanya meningkat 17 % pada beberapa
wanita. Peningkatan volume plasma lebih banyak dibanding peningkatan

6
eritrosit, maka seolah-olah eritrosit diencerkan, keadaan ini disebut fisiologi
hemodilution. Akibat hemodilusi terjadi penurunan kadar Hb seolah-olah ibu
hamil menjadi anemia dan keadaan ini lazim disebut Pseudoanemia.
Kadar Hb terendah terjadi pada umur kandungan + 34 minggu, yaitu
pada waktu volume plasma meningkat maksimal. Kenaikan volume plasma
ternyata mempunyai korelasi dengan BB janin. Sel darah putih (lekosit) total
meningkat selama trimester kedua dan mencapai puncak selama trimester
ketiga. Adanya lekositosis pada kehamilan akan mengaburkan tanda-tanda
infeksi pada pemeriksaan hematologis.
3). Pembekuan Darah
Serum fibrinogen meningkat sampai 1.450mg% pada akhir
kehamilan, beberapa factor pembekuan lain juga meningkat. Sebagian besar
perubahan ini disebabkan oleh pengaruh hormon progesteron.
4). Curah Jantung
Curah jantung meningkat dari 30% sampai 50% pada minggu ke-32
gestasi, kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke-40.
Peningkatan curah jantung terutama disebabkan oleh peningkatan volume
sekuncup (stroke volume) dan peningkatan ini merupakan respons terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan.

2.3.3. Sistem Traktus Urinarius


Perubahan struktur ginjal merupakan akibat aktivitas hormonal
(estrogen dan progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus
dan peningkatan volume darah. Pada tahap lanjut kehamilan, pelvis ginjal
kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus
yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.
Iritabilitas kandung kemih, noturio dan sering berkemih, dan urgency
(tanpa disuria) umum pada awal kehamilan. Mendekati uterm, gejala pada
kandung kemih dapat kembali muncul. Urinary Frequency merupakan akibat
peningkatan sensivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih.

7
2.3.4. Sistem Pernafasan
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap
kebutuhan jaringan uterus dan payudara. Karena rahim membesar, panjang
paru-paru berkembang. Besar sudut kostal yang pada masa sebelum hamil
sekitar 680, meningkat menjadi sekitar 1030 pada trimester ketiga. Kerangka
iga bagian bawah tampak melebar.
Tinggi diafragma begeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan
semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga
abdomen, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut penurunan
diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal,
volume gas bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap
tarikan nafas), tetapi frekuensi nafasnya hanya sedikit meningkat (kira-kira 2
kali bernafas dalam satu menit).

2.3.5. Sistem Muskuloskeletal


Kebutuhan calsium pada wanita hamil cukup tinggi, karena untuk
pertumbuhan tulang dan gigi, sehingga apabila kekurangan calsium, biasa
pada ibu hamil merasa sakit gigi.
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok.
Penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat pada akhir
kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (scalignment) kurvatura spinalis.
Selama trimester ketiga otot rektus abdominis dapat memisah menyebabkan
isi perut menonjol di garis tengah tubuh, umbilikus menjadi lebih datar atau
menonjol.

2.3.6. Sistem Pencernaan


Pembesaran rahim khususnya trimester III menyebabkan letak
lambung dan usus berubah, apendik akan terdorong agak ke atas dan ke
samping. Nyeri lambung yang dialami ibu hamil trimester III disebabkan oleh
adanya pengeluaran asam lambung ke arah esophagus bagian bawah,

8
peristaltik dan tonus usus menurun menyebabkan pengosongan lambung
menjadi lambat dan sering terjadi obstipasi.

2.3.7. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Perubahan metabolisme
yaitu:
1) Metabolisme basal naik sekitar 15% sampai 20% dari semula,
terutama pada trimester III.
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
3) Kebutuhan kalori, protein dan zat besi serta mineral meningkat.
4) Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira 6,5-16,5kg rata-rata
12,5kg kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20
minggu terakhir.

2.3.8. Sistem Integumen


Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
menyebabkan timbulnya perubahan dalam sistem integumen selama masa
hamil. Pigmentasi timbul akibat peningkatan melanophore stimulating
hormon, selama masa hamil.
Melasma di wajah disebut juga khloasama gravidarum dimulai setelah
minggu ke-16 dan meningkat secara bertahap sampai bayi lahir. Pada sekitar
waktu yang sama warna putting susu, areola, aksila dan vulva menjadi lebih
gelap dan warna ini menghilang setelah melahirkan.
Striae gravidarum atau tanda regangan yang tibul pada 50% sampai
90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan dapat disebabkan kerja
adenokortikosteroid. Regangan kadang-kadang menimbulkan sensasi mirip
rasa gatal. (Irene M. Bobak, 2004)

2.4. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester III

9
Pada trimester III, calon ibu akan semakin peka perasaannya. Tingkat
kecemasan ibu akan semakin meningkat. Calon ibu akan lebih sering
mengelus-elus perutnya untuk menunjukkan perlindungannya kepada janin,
senang berbicara kepada janin, terutama ketika janin berubah posisi. Banyak
calon ibu yang sering berkhayal atau bermimpi tentang apabila hal-hal negatif
akan terjadi kepada bayinya saat melahirkan nanti. Khayalan-khayalan tersebut
seperti kelaian letak bayi, tidak dapat melahirkan, atau bahkan janin akan lahir
dengan kecacatan. Calon ibu menjadi sangat merasa bergantung kepada
pasangannya.

Pada trimester III ini, terutama pada minggu-minggu terakhir kehamilan


atau menjelang kelahiran membutuhkan lebih banyak perhatian dan cinta dari
pasangannya, mulai takut jika akan terjadi sesuatu terhadap suaminya. Maka
dari itu, calon ibu ingin memastikan bahwa pasangannya mendukung dan
selalu ada di sampingnya.

Tidak semua wanita dapat mengekspresikan perasaan ketergantungan


terhadap pasangannya. Akan tetapi, tetap mengharapkan bahwa perhatian,
dukungan, dan kasih sayang dapat tercurah dari pasangannya tersebut. Selain
itu, calon ibu akan menjadi lebih mudah lelah dan iritabilita. Beberapa wanita
akan sulit untuk berkonsentrasi dan fokus akan penjelasan-penjelasan baru
yang diberikan oleh perawat. Maka dari itu, penjelasan yang diberikan harus
jelas dan ringkas agar calon ibu dapat menyerapnya dengan lebih mudah.

Pada fase ini, calon ibu mulai sibuk mempersiapkan diri untuk persiapan
melahirkan dan mengasuh anaknya setelah dilahirkan. Mempersiapkan segala
kebutuhan bayi, seperti baju, nama, dan tempat tidur. Bernegosiasi dengan
pasangannya tentang pembagian tugas selama masa-masa menjelang
melahirkan sampai nanti setelah bayi lahir. Pergerakan dan aktivitas bayi akan
semakin sering terasa, seperti memukul, menendang, dan menggelitik.

Perasaan bahwa janin merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan
meningkat. Peningkatan keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III
dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap aktivitas seksual

10
menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993 dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen,
2005).

Perubahan-perubahan psikologis kehamilan trimester ketiga adalah:

 Rasa tidak nyaman kembali timbul


 Merasa tidak menyenangkan ketika bayi lahir tepat waktu
 Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya
 Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang
tidak normal
 Semakin ingin menyudahi kehamilannya
 Merasa sedih karena terpisah dari bayinya
 Merasa kehilangan perhatian
 Tidak sabaran dan resah
 Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya
 Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya
 Libido menurun

Sebagai perawat maternitas, harus menyadari adanya perubahan-


perubahan psikologis pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan
memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan-
pertanyaannya. Perubahan-perubahan psikologis pada trimester III antara lain :
 Seringkali disebut periode menunggu dan waspada karena ibu merasa
tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
 Ibu merasa khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu, oleh karena
itu kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala persalinan
meningkat.
 Ibu seringkali merasa khawatir, takut kalau bayinya yang akan
dilahirkannya tidak normal.
 Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester
ketiga, ibu merasa dirinya aneh dan jelek.
 Ibu merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan akan
kehilangan perhatian khusus yang diterimanya selama hamil.

11
Ibu memerlukan dukungan dan keterangan dari suami, keluarga dan
bidan.Keluarga mulai menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan mereka juga sebuah nama
untuk bayinya.(Pusdiknakes, 2001:2.27)
Timbul gejolak baru di mana akan menghadapi persalinan dan perasaan
tanggung jawab sebagai ibu pada bayi yang akan dilahirkan, seperti berikut :
1. Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang
lalu.
2. Multipara berumur, merasa takut terhadap janin dan anak-anak apabila
terjadi sesuatu atas dirinya.
3. Primigravida yang mendengar tentang pengalaman mengerikan den
menakutkan dari teman-temannya.(Fadlun, 2009)

2.4.1. Perubahan Psikologis Pada Ibu

Kehamilan merupakan suatu kondisi perubahan body image dan juga


mengharuskan mengulang hubungan sosial dan perubahan peran anggota
keluarga. Bagaimanapun juga, wanita menunjukkan respon psikologis dan
emosional yang sama selama kehamilan, antara lain:

a. Ambivalence, Pada awalnya, terjadi rencana kehamilan, dimana ada


element yang mengejutkan bahwa konsepsi telah terjadi. Ambivalence
ini berhubungan dengan pemilihan waktu yang “salah”, kekhawatiran
tentang modifikasi kebutuhan hubungan yang ada atau rencana karier ;
ketakutan tentang peran baru; dan ketakutan tentang kehamilan,
persalinan dan kelahiran.

b. Acceptance (penerimaan), Penerimaan kehamilan dipengaruhi oleh


banyak faktor. Rendahnya penerimaan cenderung dihubungkan dengan
tidak direncanakanya kehamilan dan bukti ketakutan dan konflik. Pada
trimester tiga menggabungkan perasaan bangga dengan takut mengenai
kelahiran anak. Pada periode ini, khususnya hak istimewa kehamilan
lebih berarti.

12
Selama trimester akhir, ketidaknyamanan fisik kembali meningkat dan
istirahat yang adekuat menjadi keharusan. Wanita membuat persiapan
akhir untuk bayi dan mungkin menggunakan waktu yang lama untuk
mempertimbangkan nama anaknya.

c. Introversion, Introvert atau memikirkan dirinya sendiri dari pada orang


lain merupakan peristiwa yang biasa dalam kehamilan. Wanita
mungkin menjadi kurang tertarik dengan aktifitas terdahulunya dan
lebih berkonsentrasi dengan kebutuhan untuk istirahat dan waktu untuk
sendiri.

d. Mood Swings (Perasaan Buaian), Selama kehamilan, wanita memiliki


karakteristik ingin dibuai, dengan suka cita. Pasangan harus
mengetahui bahwa ini merupakan karakteristik perilaku kehamilan, hal
itu menjadi mudah baginya untuk lebih efektif disamping itu akan
menjadi sumber stress selama kehamilan.

e. change in body image (perubahan gambaran tubuh), Kehamilan


menimbulkan perubahan tubuh wanita periode waktu yang singkat.
Wanita menyadari bahwa mereka memerlukan lebih banyak ruang
sebagai kemajuan kehamilan.

Reaksi ibu/ istri pada kehamilan trimester tiga:

1. lebih cemas akan kecanggungan fisik


2. ketidaknyamanan
3. persiapan persalinan
4. sering mimpi kelainan letak, tidak dapat lahir, takut cacat.
5. Pada akhir kehamilan terangsang secara tiba-tiba.

2.4.2. Perubahan Psikologis Pada Ayah

Harapan ayah menunjukkan persamaan perasaan dan konflik denga


ibu yang mengandung ketika kehamilan akan ditegaskan. Tingkat
ambivalence tergantung beberapa faktor , seperti apakah kehamilan

13
direncanakan, hubungan laki-laki dengan pasangannya, pengalaman
kehamilan sebelumnya, umur, dan stabilitas ekonominya.

Pada trimester tiga, perhatian dan ketakutan mungkin berulang.


Banyak laki-lakki merasa takut melukai bayi yang belum lahir selama
intercourse. Ayah juga mulai takut dan membayaqngkan tentang apa yang
akan terjadi dengan pasangannya dan bayinya yang belum lahir selama
persalinan dan kelahiran.

Reaksi ayah/ suami pada kehamilan trimester tiga:

1. memilih alternatif kontak seksual


2. perhatian tertuju pada tanggung jawab financial
3. melamun tentang anak, jadi apa, kehilangan istri
4. merubah perilaku seksual dengan pasangannya.

(Olds, 1995)

2.5. Ketidaknyamanan Wanita Hamil pada Trimester III dan


Penanganannya
1) Edema Dependen
a. Dasar anatomis dan fisiologis:
 Kenaikan tingkat sodium dikarenakan pengaruh hormonal.
 Macetnya sirkulasi pada tungkai bawah.
 Peningkatan penyerapan kapiler.
 Tekanan pada pembesaran uterus pada vena pelvik ketika duduk
atau pada vena cava inferior ketika berbaring.
b. Cara Meringankan / mencegah
 Hindari posisi berbaring.
 Hindari posisi tegak untuk waktu yang lama.
 Masa istirahat dalam posisi terlentang samping kiri dengan kaki
agak diangkat.

14
 Jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk atau
berdiri.
 Angkat kaki ketika duduk atau berdiri.
 Hindari kaos kaki yang ketat.
2) Frekuensi Kemih Meningkat / Nocturia
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
 Tekanan uterus atas kandung kemih.
 Nocturia akibat ekskresi sodium yang meningkat dengan
kehilangan air yang wajib bersamaan.
 Air dan sodium terperangkap didalam tungkai bawah selama
siang hari karena statis vena, pada malam hari terdapat aliran
kembali vena yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam
jumlah output air seni.
b. Cara Meringankan / Mencegah
 Penjelasan mengenai sebab-sebabnya.
 Kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing.
 Perbanyak minum pada siang hari
 Jangan kurangi minum di malam hari untuk mengurangi nocturia
kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan menyebabkan
keletihan. Batasi minum bahan diuretiks alamia (kopi, the, cola
denga caffeine). Ajarkan tanda-tanda UTI posisi berbaring
miring ke kiri pada malam hari untuk meningkatkan diuresis.
 Tidak memerlukan pengobatan farmakologis.
3) Gatal-gatal
a. Dasar Anatomis dan Fisiologis
 Kemungkinan karena hipersensitifitas terhadap antigen placenta.
b. Cara Meringankan / Mencegah
 Gunakan kompres, mandi siram air jeruk.
 Gunakan cara “mandi Oatmell”.
4) Hemorrhoids
a. Dasar anatomis dan fisiologis :

15
 Konstipasi.
 Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena
hemorrhoidal.
 Dukungan yang tidak memadai bagi vena hemorrhoidal dalam
daerah anorectal.
 Kurangnya klep dalam pembuluh-pembuluh ini yang berakibat
pembalikkan dalan aliran darah.
 Statis, ghravitas, tekanan yang meningkat dalam vena panggul
kongesti vena, pembesaran vena-vena hemorrhoid.
b. Cara meringankan / mencegah
 Hindari konstipasi
 Makan-makanan bongkahan gunakan bungkusan es, kompres
panas.
 Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum
seperlunya.
5) Insomnia (sulit tidur)
a. Dasar anatomis dan fisiologis:
 Bangun di tengah malam ketidaknyamanan karena hamil,
nocturia,
olyspnea, panas dalam, kongesti hidung, sakit otot, stress dan risau.
b. Cara meringankan / mencegah
 Gunakan teknik relaksasi.
 Mandi air hangat, minum minuman hangat (susu) sebelum tidur.
 Kegiatan yang tidak merangsang sebelum tidur.
6) Keputihan
a. Dasar anatomis dan fisiologis:
 Hiperplasia mukosa vagina.
 Produksi lender meningkat oleh kelenjar endocervik oleh karena
meningkatnya estrogen.
b. Cara meringankan / mencegah
 Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.

16
 Pakai pakaian yang terbuat dari katun – lebih kuat daya
serapnya.
Hindari pakaian dalam dan pantyhose yang terbuat dari nilon.
 Hindari semprotan air.
7 ) Konstipasi
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
 Tingkat progesteron meningkat menyebabkan melemahnya
usus.
 Kemampuan bergerak menurun akibat relaksasi otot rata /
halus.
 Penyerapan air dari calon meningkat.
 Suplemen zat besi.
 Diet, kurang senam, cairan menurun.
b. Cara meringankan / mencegah
 Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet.
 Istirahat cukup.
 Senam.
 Buang air teratur.
 Buang air besar segera setelah ada dorongan.
8 ) Kram pada kaki
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
 Tidak jelas dasar penyebabnya, bisa jadi :
- Ketidakseimbangan perbandingan kalsium / fosfor.
- Tingkatkan kalsium yang turun serta alkalosis yang
disebabkan oleh perubahan dalam system pernafasan.
- Tekanan uterus yang meningkat terhadap syaraf.
- Keletihan, sirkulasi yang buruk ke bagian tungkai bawah.
b. Cara meringankan / mencegah
 Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi).
 Berlatih dorsofleksi pada kaki untuk merentangkan otot-otot
yang terkena.

17
 Panaskan otot kaki tersebut.
9 ) Mati Rasa dan Rasa Geli
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
 Perubahan dalam titik pusat gaya berat akibat uterus yang
bertambah besar dan berat bisa membuat wanita tersebut
mangalami sikap postur yang membuat penekanan pada syaraf
ulnar, media, sciatik.
 Hiperventilasi juga bisa membuat jari tangan mati rasa.
b. Cara meringankan / mencegah
 Jelaskan kemungkinan penyebabnya.
 Perhatian yang cermat terhadap postur tubuh yang benar.
 Bisa memperoleh peringanan dengan jalan merebahkan diri.
10) Nafas Sesak
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
 Uterus membesar dan menekan diafragma.
b. Cara meringankan / mencegah
 Jelaskan penyebab fisiologisnya.
 Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan di atas
kepala serta menarik nafas panjang.
 Mendorong postur tubuh yang baik melakukan intercostul
breathing (bernafas antar rusuk)
11) Nyeri Ligamentum Bundar
a. Dasar anatonim dan fisiologis
 Hypertrophy dan peregangan ligamentum selama kehamilan.
 Tekanan uterus yang berat atas ligamentum.
b. Cara meringankan / mencegah
 Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri.
 Tekuk lutut kea rah abdomen.
 Mandi air hangat.
 Pekai bantalan pemanas ke daerah-daerah yang terasa sakit –
hanya jika asesmen yang lain tidak melarang.

18
12) Perut Kembung
a. Dasar anatomis dan fisilogis :
 Kemempuan gerak usus berkurang yang mengarah ke
perlambatan waktu pengosongan.
 Tekanan uterus yang membesar terhadap usus besar.
 Penelanan udara.
b. Cara meringankan / mencegah
 Hindari makanan yang menghasilkan gas.
 Mengunyah makanan secara sempurna.
 Senam harian secara teratur.
 Pertahankan saat kebiasaan buang air.
13) Sakit Kepala
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
 Kontraksi, ketegangan otot, spesma otot, keletihan.
 Pengaruh hormone, tegangan mata sekunder terhadap
perubahan okuler, kongesti hidung, dinamika cairan syaraf
yang berubah, alkalosis pernafasan ringan.
b. Cara meringankan / mencegah
 Teknik relaksasi.
 Memessase leher dan otot bahu.
 Penggunaan bungkusan panas atau es ke leher.
 Istirahat dan Mandi air hangat.
14) Sakit Punggung Atas dan Bawah
a. Dasar anatomis dan fisiologis
 Kurvatura dari vertebra lumbosaeral yang meningkat atas
uterus terus membesar.
 Kekejangan otot karena tekanan terhadap akar syaraf.
 Ukuran payudara yang terus bertambah.
 Tingkat hormonal yang meningkat yang membuat cartilago di
dalam sendi-sendi besar menjadi lembek.
 Keletihan.

19
 Mekanisme tubuh yang kurang baik, yakni menempatkan
beban tegangan pada punggung, dan bukan pada paha, pada
waktu mengangkat barang dengan membungkuk dan bukan
dengan berjongkok.
b. Cara meringankan / mencegah
 Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat
benda :
1. Berjongkok, dan bukan membungkuk, untuk mengangkat
setiap benda agar supaya kaki (paha) dan bukan punggung
yang akan menahan beban dan tegangan.
2. lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di depan kaki
yang lain pada waktu membungkuk agar terdapat dasar
yang luas untuk keseimabngan pada waktu bangkit dari
posisi jongkok.
 Berlatihlah dengan cara mengangkat panggul, hindari
pekerjaan yang tingginya tidak mengenakkan, sepatu berhak
tinggi, mengangkat beban berat, keletihan.
 Gunakan kasur yang keras untuk tidur.
 Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung.
15) Varikositas pada Kaki / Vulva
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
 Kongesti vena dalam vena bagian bawah yang meningkat
sejalan dengan kehamilan oleh karena tekanan dari uterus yang
sedang hamil.
 Kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh estrogen.
 Kecenderungan bawaan keluarga.
b. Cara meringankan / mencegah
 Gunakan kaus kaki yang menunjang (jika ada).
 Sediakan penopang fisik untuk varikositas vulva dengan
bantalan karet busa yang ditahan di tempat dengan ban saniter.
 Tinggikan kaki sewaktu berbaring atau duduk.

20
 Berbaringlah dalam posisi tegak lurus dan ambil posisi miring
beberapa kali sehari.
 Jaga agar kaki jangan bersilangan.
 Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
 Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri.
 Senam hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh
yang baik.(Pusdiknakes, 2001:2.72-2.85)
2.6. Perkembangan Janin di Trimester III

Kendati masing-masing fungsi organ tubuh semakin matang, waspadai


tanda-tanda perburukan dari kehamilan. Di antaranya preeklampsia yang bisa
berakibat fatal.

Menurut Dr. Ali Sungkar, Sp.OG dari Subbagian Fetomaternal Bagian


Kebidanan RSUPN Cipto Mangunkusumo/FKUI, di trimester ini penambahan
berat bayi berkisar 150-200 gram per minggu. Namun berbeda dengan balita
yang pertambahan berat dan panjang tubuhnya antara lain bisa dipantau dengan
KMS (Kartu Menuju Sehat), pertambahan berat dan panjang bayi hanya bisa
dinilai dengan taksiran-taksiran tertentu melalui pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan USG yang lebih akurat.

2.6.1. MINGGU KE-28

Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan janin


makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut
jantungnya pun kian mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat kurus
meski mencapai berat sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38
cm. Kendati dibanding minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan
bertambah jumlah lemak di bawah kulitnya yang terlihat kemerahan.

Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat. Begitu


juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak

21
matanya pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola
matanya sudah hilang.

2.6.2. MINGGU KE-29

Beratnya sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm.


Kemampuan janin agar nantinya dapat bertahan hidup didunia luar
kandungan terus bertambah. Janin tampak montok dan besar karna lemak
tubuhnya dibawah lapisan kulit sudah dibentuk. Perkembangan otak terus
berlangsung,permukaan otak nampak tidak rata karna dipenuhi alur dan
lekukan yang terbentuk dari sambungan-sambungan sel saraf.alat-alat
indranya kian responsive. Kulit janin makin halus dan mulus, rambut
makin lebat dan panjang. Posisi bayi pada saat ini mempersiapkan diri
seperti posisi lahir dengan kepala kearah bawah.

Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya


meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya.
Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski dengan susah
payah. Ia pun bisa menangis, kendati masih terdengar lirih.
Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena
perkembangan paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan
yang baik dan terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan
hidup bayi prematur pun cukup besar.

2.6.3. MINGGU KE-30

Bayi mengisi seluruh ruang di rahim. Ketika bayi menendang atau


mendorong, anda dapat melihat kaki atau tangannya bergerak dibawah
kulit perut. Otak berkembang sangat cepat. Kulit janin semakin halus dan
mulus dengan bertambahnya lemak yang menyebabkan kenaikan berat
badan diminggu ini yang mencapai 1,36-1,4 kg. janin Nampak lebih bulat
sementara panjang janin dari puncak kepala hingga bokong mencapai 27
cm. panjang dari kepala sampai ibu jari kaki sekitar 43 cm. saraf-saraf di
otak terus berkembang hingga pada tingkat yang sama seperti akan

22
dilahirkan nanti. Janin mampu merasakan dan mengingat dalam jangka
waktu pendek lantaran cerebral contexnya sudah cukup matang untuk
kesadaran. Denyut jantung pun makin jelas terdengar sedangkan paru-
paru, otot dan tulang rangka terus mematangkan diri dan makin kuat.

Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan membentuk simpul-simpul.


Bila sampai membentuk simpul mati tentu sangat membahayakan karena
suplai gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling tidak terhambat.

2.6.4. MINGGU KE-31

Bayi makin bertambah besar, jadi ruangan rahim menjadi lebih


sedikit, sehingga gerakan bayi akan berkurang. Bayi kemungkinan dalam
posisi melengkung badan dengan dengkul dilipat, dagu didadanya serta
tangan dan kaki bersilang. Pertambahan berat badannya yang pesat kini
mencapai 1,6 kg sedangkan panjang janin sekitar 28 cm dari puncak
kepala hingga bokong. Hampir semua organnya sudah matang. Otak
janin terus berproses dengan cepat. Otak membentuk koneksi-koneksi
antara sel-sel saraf. Dengan kata lain otak makin menambah saraf-saraf
penghubungnya.

Mata janin sudah disiapkan untuk kehidupan setelah lahir nantinya.


Kelopak matanya sudah sering terbuka, katika tidur matanya tertutup. Iris
pada mata sudahbisa melakukan dilatasi dengan kontraksi. Dilatasi yaitu
mengatur banyaknya cahaya yang masuk kemata sementara kontraksi
berarti penglihatan mata bisa lebih difokuskan.

Waspadai bila muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah


kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang. Terutama
bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai peningkatan lebih dari
30 ml/Hg. Itu sebab, pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan pada
setiap kunjungan ke bidan/dokter.

23
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang
membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih
banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi
aktivitas, bisa membantu.

2.6.5. MINGGU KE-32

Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram dengan
panjang tubuh 42 cm. Mulai minggu ini biasanya kunjungan rutin
diperketat/lebih intensif dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.

Umumnya hemodilusi atau pengenceran darah mengalami


puncaknya pada minggu ini. Untuk ibu hamil dengan kelainan jantung,
hipertensi dan preeklampsia, mesti ekstra hati-hati. Sebab dengan jumlah
darah yang makin banyak, beban kerja jantung pun meningkat. Pada
mereka yang mengalami gangguan jantung dan tekanan darah, tentu
makin besar pula peluang terjadi penjepitan di pembuluh-pembuluh
darah. Dampak lebih lanjut adalah tekanan darah meningkat.

Gangguan semacam ini tak hanya berbahaya pada ibu, tapi juga si
bayi  hingga biasanya dipertimbangkan untuk dilahirkan. Terlebih bila
terjadi perburukan kondisi, semisal tekanan darah tak kunjung turun.

2.6.6. MINGGU KE-33

Beratnya lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43 cm. Di


minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas
dari dinding rahim. Bisa terlepas sebagian maupun terlepas total yang
berujung dengan syok pada ibu akibat kehilangan darah dalam jumlah
besar maupun kematian bayi. Penyebabnya tak diketahui pasti, namun
diduga akibat trauma pada ibu semisal saat kecelakaan/benturan yang
sangat keras, tali pusat yang pendek, hipertensi, keabnormalan rahim,
maupun kekurangan asam folat. Ibu perokok dan peminum alkohol
diprediksi lebih berkemungkinan mengalami masalah ini. Yang juga

24
mesti diwaspadai adalah kantung air ketuban pecah/bocor. Tak ada cara
lain selain segera hubungi dokter.

2.6.7. MINGGU KE-34

Berat bayi hampir 2275 gram dengan taksiran panjang sekitar 44 cm.
Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si
bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk
pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung dan organ lain.
Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah tes non-stres
dan profil biofisik.

Dalam profil biofisik digunakan skor 0 sampai 2 dengan 5 poin yang


dievaluasi, yakni pernapasan, gerakan tubuh, tonus yang dievaluasi
berdasarkan gerakan lengan dan atau tungkai, denyut jantung dan
banyaknya cairan ketuban. Bila nilainya rendah, disarankan persalinan
segera dilakukan. Pemeriksaan biofisik biasanya dilakukan bila diduga
bayi mengalami IUGR (Intrauterin Growth Retardation), pada ibu
pengidap diabetes, kehamilan yang bayinya tak banyak bergerak,
kehamilan risiko tinggi ataupun kehamilan lewat waktu.

2.6.8. MINGGU KE-35

Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram.


Namun yang terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang
fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-paru
sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si bayi untuk bertahan
hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan dilakukan lewat
pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau
selaput tipis yang menyelubungi paru-paru.

2.6.9. MINGGU KE-36

Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm.


Tes kematangan paru di minggu ini perlu dilakukan bila muncul keragu-

25
raguan akan taksiran usia kehamilan. Terutama pada pasien yang tak
ingat kapan menstruasi terakhir dan bagaimana pola/siklus haidnya.
Ataupun pada bayi besar namun tak cocok dengan pertumbuhan usia
sebenarnya.

Mulai minggu ini pemeriksaan rutin diperketat jadi seminggu sekali.


Tujuannya tak lain untuk meminimalisir risiko-risiko yang mungkin
muncul mengingat penyebab terbanyak kematian ibu melahirkan
(maternal mortality rate) di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan
preeklampsia. Sementara dari ketiga faktor penyebab tersebut, yang bisa
dicegah dengan pemeriksaan ANC (antenatal care) yang baik cuma
preeklampsia. Di antaranya dengan pemantauan tekanan darah dan
kenaikan berat badan yang tak lazim, yakni maksimal 1 kg setiap bulan.
Sedangkan kasus-kasus perdarahan dan infeksi bisa saja terjadi meski
ANC-nya oke.

2.6.10. MINGGU KE-37

Dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini bayi


dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ
tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk
ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil di
antaranya dengan posisi sungsang. Di minggu ini biasanya dilakukan
pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala bayi,
perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan
berapa.

2.6.11. MINGGU KE-38

Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Rasa cemas
menanti-nantikan saat melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu
mengalami puncak gangguan emosional. Namun obat-obat golongan
antidepresan tak diberikan karena dianggap tak aman. Apalagi semua
obat antidepresan akan melewati plasenta yang akan berpengaruh pada

26
bayi. Jauh lebih bijaksana bila ibu melakukan relaksasi dengan melatih
pernapasan sebagai bekal menjelang persalinan. Meski biasanya akan
ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di
usia kehamilan 38 minggu.

2.6.12. MINGGU KE-39

Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram dengan
panjang sekitar 49 cm. Di minggu ini pula dokter yang menangani
biasanya siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur atau
lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi
menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi,
hingga kekurangan gizi. Tak heran kalau bayi postmatur umumnya
berkulit kering/keriput atau malah mengelupas. Sementara kapan
persisnya plasenta mengalami penurunan fungsi sama sekali tak bisa
diprediksi.

Penurunan fungsi plasenta bisa diketahui berdasarkan evaluasi


terhadap fungsi dinamik janin, arus darah, napas dan gerak bayi serta
denyut jantungnya lewat pemeriksaan CTG (kardiotokografi), USG
maupun doppler. Dari hasil evaluasi tersebut akan dinilai apakah
memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi induksi persalinan.
Kalau fungsi arus darahnya tak baik, tentu tak dianjurkan lahir per vagina
yang justru berisiko bayi mengalami hipoksia.

2.6.13. MINGGU KE-40

Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram.


Betul-betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya
sudah turun ke skrotum, sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir
kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan menutupi labia
minora (bibir kemaluan bagian dalam). Bila dihitung-hitung, pada akhir
proses pertumbuhan embrio menjadi seorang manusia, beratnya

27
mencapai sekitar 8 juta kali lebih besar dibanding berat sel telur yang
membentuknya.

2.7. Konsep Dasar Ante Natal Care (ANC)


2.7.1 Pengertian
Ante natal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
(Manuaba, IGK, 1998).
Ante natal care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama
ditujukan pada anak. (Mochtar, Rustam, 1998).
Perawatan ante natal sangat diperlukan untuk tiap wanita hamil,
karena keadaan ibu banyak mempengaruhi kelangsungan kehamilan dan
pertumbuhan janin dalam kandungan.
2.7.2 Tujuan Ante Natal Care
1. Tujuan umum
Tujuan umum perawatan antenatal adalah menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,
persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang
sehat. (Mochtar Rustam, 1998).
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dan perawatan antenatal adalah :
a. Ibu sampai akhir kehamilan sama sehatnya atau lebih dari pada
sebelum hamil.
b. Setiap problema fisik atau psikologik yang timbul selama
kehamilan dapat dideteksi dan diobati.
c. Setiap komplikasi kehamilan dapat dicegah atau dideteksi
secara dini dan setiap komplikasi diberi penatalaksanaan
secara adekuat.
d. Ibu dapat melahirkan anak yang sehat.
e. Ibu mempunyai kesempatan membahas kecemasan dan
ketakutannya tentang kehamilan.
f. Ibu diberitahu tentang setiap tindakan, alasan dilakukan

28
tindakan tersebut dan hasil yang mungkin dicapai.
g. Pasangan disiapkan untuk kelahiran dan membesarkan anak,
termasuk mendapatkan informasi mengenai diet, perawatan
anak dan keluarga berencana. Menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas Ibu dan anak. (Derek Dewellyn, 2002)
2.7.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
1. Pemeriksaan pertarna kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat satu bulan.
2. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan.
3. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
4. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
(Mochtar Rustam, 1998)
1. Satu kali pada trimester I.
2. Satu kali pada trimester II.
3. Dua kali pada trimester III.
(Manuaba, IGK, 1998)
Dalam pemeriksaan ulang dapat dikelompokkan dalam trimester :
1. Trimester I dan II
a. Setiap bulan sekali.
b. Diambil data tentang laboratorium.
c. Pemeriksaan ultrasonografi.
d. Nasehat diit tentang empat sehat lima sempurna.
e. Kesimpulan mungkin normal sehat dan memuaskan adanya
penyakit ibu atau adanya komplikasi kehamilan.
f. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari
terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus I.
2. Trimester III
a. Pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai ada
tanda kelahiran.
b. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan keluhan hamil selama
trimester III ini.

29
c. Kesimpulan dari pemeriksaan dan penggolongan kehamilan.
d. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.
e. Diet empat sehat lima sempurna.
f. Pemeriksaan ultrasonografi.
g. Imunisasi tetanus II.
h. Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan,
komplikasi hamil trimester III.
i. Rencana pengobatan.
j. Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang
untuk melahirkan.
2.7.4 Hal-hal Penting Dalam Pemeriksaan Antenatal adalah :
1. Pemantauan pertumbuhan janin.
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila perlu.
3. Melakukan pemeriksaan urine albumin dan reduksi.
4. Melakukan asuhan atau pelayanan standart minimal termasuk
“7T” : a. Timbang berat badan
b. Ukur tekanan darah.
c. Ukur tinggi fundus uteri.

30
- Pemberian imunisasi TT lengkap.
- Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan.
- Test terhadap penyakit menular seksual.
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002)
2.8. Empat Manuver Leopold (Pemeriksaan ANC Kehamilan)

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat Ante Natal Care


adalah pemeriksaan Leopold. Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang
masing-masing dilakukan untuk mengetahui presentasi (kedudukan)

31
bagian tubuh janin dalam uterus (rahim). Empat pemeriksaan Leopold
tersebut adalah:
2.8.1. Leopold I
Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk
mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas
perut ibu).
 Teknik pemeriksaan
Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua
tangan untuk meraba fundus.
 Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri
 Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba
adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan).
 Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa
adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
 Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.
 Menentukan usia kehamilan
 Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis.
 Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara
simpisis dan pusat.
 Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
pusat.
 Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
 Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas
pusat.
 Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara prosesus xipoideus dan pusat.
 Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
prosesus xipoideus.
 Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan

32
wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia
kehamilan 32 minggu).

2.8.2. Leopold II

Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun


kaki janin pada kedua sisi perut ibu.

 Teknik pemeriksaan

 menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi


perut ibu, raba (palpasi) kedua bagian sisi perut ibu.
 Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi
perut ibu
 bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat
digerakkan.
 bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil,
bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan
kaki janin secara aktif maupun pasif.

2.8.3. Leopold III

Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong)


yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin
tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul.

 Teknik pemeriksaan

 Pemeriksa hanya menggunakan satu tangan. (Lihat gambar!)


 Bagian yang teraba, bisa kepala, bisa juga bokong (Lihat Leopold
I!)
 Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih dapat digerakkan
atau tidak. Apabila tidak dapat digoyangkan, maka janin sudah
menyentuh pintu atas panggul.

33
2.8.4. Leopold IV

Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang


terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh
bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
 Teknik pemeriksaan
 pemeriksa menghadap kaki pasien
 dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa (bokongkah
atau kepalakah?) yang terletak di bagian bawah perut ibu.
 Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki
pintu atas panggul
 Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti
baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila
divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin
(kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul).
(Mochtar Rustam, 1998)

BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
SECARA TEORITIS

3.1. Pengkajian
3.1.1. Pengkajian Data
1. Data Subyektif
b. Biodata, berisi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat.

c. Keluhan Utama
Ibu hamil dengan usia kehamilan > 28 minggu (trimester III) dengan
keluhan sering buang air kecil, nyeri pinggang atau punggung, nafas
dangkal atau sesak dan mules-mules.

34
d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu tidak menderita penyakit kronis dan penyakit keturunan maupun
menular seperti jantung, DM, hipertensi, malaria dan PMS

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


- Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
maupun menurun dan adakah dalam keluarg
- Banyaknya
- Dismenorhea
a yang memiliki keturunan kembar

f. Riwayat haid
- Menarche
- Siklus
- Lamanya
- HPHT : untuk menentukan usia kehamilan
- TP : untuk menentukan tafsiran persalinan
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
Berapa kali hamil, anak lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan
premature, persalinan dengan tindakan, jenis kelahiran plasenta,
Riwayat perdarahan yang lalu, menyusui atau tidak, imunisasi
bayinya, masalah lain yang di temui, tidak ada komplikasi.
Kemudian tidak ada kelainan abnormal pada kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu

h. Riwayat Kehamilan Sekarang


- Kapan mulai merasakan pergerakan anak (28 minggu)
- Tidak ada masalah / tanda kaka seperti perdarahan pervaginam,
sakit kepala lebih dari biaya, gangguan penglihatan, rabun senja,
pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen dan janin
tidak bergerak
- Waktu hamil ada keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
- Penggunaan obat-obatan termasuk jamu-jamuan
- Kekhawatiran lain yang dirasakan

35
- ANC sudah berapa kali
- Pelayanan yang sudah didapatkan
- Gerakan janin (+)

i. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Nutrisi
Pada trimester III nutrisi yang dibutuhkan adalah rendah kalori,
rendah lemak rendah karbohidrat tinggi protein
2. Istirahat
Istirahat ibu mulai terganggu karena adanya pembesaran pada
perut dan juga sering kencing membuat ibu tidak bisa istirahat
cukup.

36
3. Pola Kebersihan / Personal Hygiene
Difokuskan pada kebersihan pada genetalianya dengan cara :
cebok dari arah depan ke belakang, gunakan handuk kering setelah
cebok, ganti celana dalam setiap kali terasa basah
4. Pola Eliminasi
Ada gangguan yaitu ibu akan sering BAK lebih dari 4-5 x / hari,
BAB normal 1 x per hari
5. Pola Aktivitas
Aktivitas ibu mulai terganggu karena pada trimester III ibu
mengalami sesak nafas oleh karena uterus yang semakin
membesar selain itu juga terganggu karena ibu sering kencing.
6. Pola kebiasaan lain
Apakah merokok, minum jamu / obat
7. Keadaan psikososial
 Ibu mengatakan cemas untuk melalui proses persalinan
 Kehamilannya diharapkan / tidak, reaksi ibu terhadap
kehamilannya,tanggapan suami dan keluarga mengenai
kehamilannya

j. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Budaya


Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik. Kebudayaan
atau kebiasaan yang membayakan / merugikan terhadap kesehatan ibu
dan bayinya.

k. Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui pelaksanaan ibadah ibu sesuai dengan agama dan
kepercayaan dan apakah terjadi gangguan ibadah selama
kehamilannya ini.
2. Data Obyektif
a.Pemeriksaan fisik secara umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : kifosis / skoliosis / lordosis/tegak

37
TB : …….cm, bila kurang dari 145 cm
kemungkinan memiliki panggul sempit
BB : ………kg. pertambahan normal hingga akhir
kehamilan 9 – 13,5 kg
Lila : ……cm, lila normal minimal 23,5 cm
TD : normalnya 110/70-120/80 mmHg
Nadi : ……..x/menit, nadi normal 70-90 x/menit
RR : ……..x / menit pernafasan normal 16-24 x /
menit
S : ……..0 C, suhu normal 36,5 – 37,50 C

1. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak bengkak, ada cloasma
gravidarum
Mata : sclera tidak icterus, konjungtiva tidak pucat
Mulut & gigi : bibir tidak pucat, tidak stomatitis, tidak ada karies
gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,kelenjar limfe
dan tidak bendungan vena jugularis
Payudara : simetris, membesar, putting susu menonjol, tidak
ada benjolan abnormal, hyperpigmentasi,
hipervaskularisasi dan pembesaran kelenjar
mantgomery
Perut : adanya pembesaran pada perut sesuai UK,
menonjol, strie gravidarum dan lifida, tidak ada
luka bekas operasi
Genetalia : bersih, tidak ada varises,tidak oedema,adanya
tanda cadwik
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises,tidak sianosis.
b. Palpasi

38
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan
vena jugularis
Payudara : tidak ada benjolan, ada pengeluaran kolostrum
Perut :
- Leopold I : pengukuran TFU minimal 3 jari bawah
pusat, teraba bokong pada fundus
- Leopold II : menentukan letak punggung (puka/puki)
- Leopold III : yang terdapat dibagian bawah kepala dan
sudah masuk PAP
- Leopold IV : menentukan seberapa jauh masuknya
bagian bawah bila sudah masuk PAP
- Gerakan janin : dalam 2 jam ada 10 x gerakan
c. Auskultasi
Djj : …….x/menit, normalnya 120-160 x / menit
d. Perkusi
Reflek patella +/+

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju
filtrasi glomerolus
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman,
kesalahan interpretasi informasi
3. Resiko tinggi hargadiri rendah berhubungan dengan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas kehamilan / kelahiran anak
4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi,
penggunaan/ penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah
abnormal, hipoksia jaringan, ketuban pecah dini.
5. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan, atau merasa takut
6. Resiko peningkatan curah berhubungan dengan peningkatan volume
cairan/ perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas kapiler

39
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat
aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.
8. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu,
pemajanan pada teratogen/ agen infeksi
9. Resiko tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan
dengan krisis situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak
realistis, metoda koping yang tidak adekuat, sistem pendukung yang
tidak ada/ tidak adekuat

40
3.3. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Gangguan EliminasiSetelah diberikan asuhan 1. Berikan informasi tentang 1. Membantu klien memahami alasan
urin berhubungan keperawatan, klien mengerti perubahan perkemihan fisiologis dari frekuensi berkemih dan
de-ngan tentang perubahan pola sehubungan dengan trimester nokturia. Pembesaran uterus trimester
pembesaran uterus, eliminasi urin. ketiga. ketiga.
pening-katan 2. Anjukan klien untuk melakukan 2. Meningkatkan perfusi ginjal.
Kriteria hasil yang diharap-
tekanan abdomen, posisi miring saat tidur. Perhatikan 3. Posisi ini memungkinkan terjadinya
kan:
fluk-tuasi aliran keluhan-keluhan nokturia. sindrom vena kava dan menurunkan
darah ginjal dan laju 3. Anjurkan klien untuk menghindari aliran vena.
1. Mengungkapkan
filtrasi glome-rolus. posisi tegak dalam waktu yang 4. Mempertahankan tingkat cairan dan
pemahaman tentang
lama. perfusi ginjal adekuat, yang
kondisi.
4. Berikan informasi mengenai mengurangi natrium diet untuk
2. Mengidentifikasi cara-cara perlunya masukan cairan 6-8 mempertahankan status isotonik.
untuk mencegah stasis gelas/ hari, penurunan masukan 2- 5. Kehilangan/ pembatasan natrium dapat
urinarius dan atau edema 3 jam sebelum beristirahat, dan sangat menekan regulator renin-
jaringan. penggunaan garam, makanan, dan angiotensin-aldosteron dari kadar

41
produk mengandung natrium cairan, mengakibatkan dehidrasi/
dalam jumlah sedang. hipovolemia berat.
5. Berikan informasi mengenai 6. Dapat mengidentifikasi spasme
bahaya menggunakan diuretik dan glomerulus atau penurunan perfusi
penghilangan natrium dari diet. ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan.
6. Tes urin midstream untuk
memeriksa albumin.
2. Perubahan polaSetelah diberikan asuhan 1. Mulai pengkajian seksual, cari1. Penurunan minat pada aktivitas/ koitus
seksual berhu-keperawatan, diharapkan perubahan pada trimester pertama seksual sering terjadi pada trimester
bungan denganpasien dapat memahami dan kedua. ketiga, karena perubahan/
perubahan hasratperubahan pola seksualitas. 2. Kaji persepsi pasangan terhadap ketidaknyamanan fisiologis.
seksual, ketidak- hubungan seksual. 2. Kemampuan pasangan untuk meng-
Kriteria hasil yang diharap-
nyamanan, atau 3. Anjurkan pasangan untuk identifikasikan/ mengung-kapkan/
kan:
merasa takut berdiskusi, tentang perasaan dan menerima perubah-anseksual pada
masalah yang berhubungan trimester pertama dapat mem-pengaruhi
1. Mendiskusikan masalah
dengan dengan perubahan pola hubungan dan kemampuan mereka
yang berhu-bungan
seksual. Berikan informasi tentang untuk mendu-kung satu sama lain secara
dengan isu-isu seksual
kenormalan perubahan. emosional.
pada trimester ketiga.
4. Berikan informasi tentang metoda-3. Komunakasi antar pasangan adalah

42
2. Mengekspresikan ke- metoda alternatif untuk mencapai penting untuk pemecahan masalah yang
puasan bersama de-ngan kepuasan seksual dalam konstruksif.
dengan hubungan pemenuhan kebutuhan keintiman/4. Kebutuhan seksual dapat dipenuhi
seksual. kedekatan. melalui masturbasi, kemesraan,
5. Anjurkan pilihan posisi untuk membelai, dan sebagainya bila secara
koitus selain dari posisi pria bersamaan diinginkan atau dapat
diatas. diterima.
6. Diskusikan pentingnya tidak5. Pembesaran abdomen klien memer-
meniup udara ke dalam vagina. lukan perubahan posisi untuk
7. Anjurkan klien/ pasangan untuk kenyamanan dan keamanan.
mengungkapkan rasa takut yang6. Kematian ibu karena embolisme udara
dapat menurunkan hasrat untuk telah dijumpai.
koitus. 7. Kesalahan pengertian dan rasa takut
bahwa koitus dapat mengakibatkan
8. Instruksikan klien untuk
cedera janin, infeksi, dan timbulnya
mendiskusikan keamanan koitus
persalinan dapat juga mempengaruhi
dalam minggu ke 6-ke 8 akhir
hasrat seksual.
dengnan pemberiperawatannya.
8. Instruksi khusus mungkin ditemukan

43
bila terdapat riwayat komplikasi atau
bila komplikasi diantisipasi.
3. Gangguan polaSetelah diberikan asuhan 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan 1. Membantu mengidentifikasi kebu-
tidur berhubung-ankeperawatan, diharapkan tidur normal berkenaan dengan tuhan untuk menetapkan pola tidur
dengan peru-bahanpasien tidak mengalami kehamilan. Tentukan pola tidur yang berbeda.
pada ting-katgangguan pola tidur. saat ini. 2. Peningkatan retensi cairan, penam-
aktifitas, stres, 2. Evaluasi tingkat kelelahan. bzahan berat badan, dan per-tumbuhan
Kriteria hasil yang diharap-
psikologi, keti- 3. Kaji terhadap kejadian insomnia janin, semua memper-berat perasaan
kan:
dakmampuan untuk dan respons klien terhadap lelah, khususnya pada multipara.
memperp-tahankan penurunan tidur. Anjurkan alat 3. Ansietas yang berlebihan, kegem-
1. Melaporkan perbaikan
kenya-manan. bantu untuk tidur, seperti teknik biraan, ketidaknyamanan fisik,
tidur/istirahat.
relaksasi, membaca, mandi air nokturia, dan aktifitas janin dapat
2. Melaporkan peningkatan hangat,dan penurunan aktifitas mempersulit tidur.
rasa sejahtera dan sebelum istirahat. 4. Pada posisi rekumben, pembesaran
perasaan segar. 4. Perhatikan keuslitan bernafas uterusserta organ abdomen menekan
karena posisi. Anjurkan tidur pada diafragma, sehingga membatasi
posisi semi fowler. ekspansi paru. Penggunaan posisi
5. Dapatkan sel darah merah (SDM) semifowler memugnkinkan diafrag-ma
dan kadar Hb. menurun, membantu mengem-

44
6. Rujuk klien untuk konseling bila bangkanekspansi paru optimal.
kekurangan tidur/kelelahan 5. Anemia dan penurunan kadar
mempengaruhi aktifitas kehi- Hb/SDM, mengakibatkan penurunan
dupan sehari-hari. oksigenasi jaringan serta mempe-
ngaruhi perasaan letih berlebihan.

6. Mungkin perlu bagi klien menghadapi


perubahan siklus tidur-terjaga,
mengidentifikasi prioritas yang tepat
dan memodifikasi komitmen.

45
BAB IV
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-40
minggu, masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi pada realitas
untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara
orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini.
Kehamilan pada trimester III ini adalah “sesi” terakhir dari
rangkaian panjang masa penantian Anda dan pasangan. Biasanya, tiga
bulan terakhir ini dirasakan sebagai bulan-bulan penuh suka cita. Janin di
dalam kandungan Anda dianggap sudah cukup kuat dan “matang”,
sehingga rasa khawatir akan kemungkinan terjadinya keguguran sudah
makin kecil.
Namun, tidak sedikit ibu hamil yang masih diganggu perasaan
gelisah. Mereka kerap melamun dan berimajinasi. Hal ini biasanya karena
kekhawatiran mereka akan peran barunya dan kemampuannya kelak untuk
menjadi ibu yang baik.

1.2. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon
perawat harus terus meningkatkan kompetensi diri kita, lebih-lebih yang
berkaitan dengan fenomena kesehatan yang bersifat spesifik pada panca
indera manuisia, seperti otitis media ini yang menyerang indera
pendengaran, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan, baik secar teoritis maupun praktikum dalam penanganan
fenomena tersebut, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.

46
DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI. 1993.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks


Keluarga. Jakarta. Bhakti husada

Dickason, Elizabeth J. 1997.Maternal-Infant Nursing Care. St. Louis, Missouri:


Mosby available at http://www.scirbd.com/mobile/Maternal-Infant
Nursing Care di akses pada tanggal 10 Maret 2011 pukul 14.09 WIB.

Doengoes. E, Marylinn. 2001.Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran:EGC

Farrer, Helen. 2001.Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran:


EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta: Arcan

Olds, Sally B. 1995. Maternal-Newborn Nursing. California: Prentice Hall


available at http://www.scirbd.com/mobile/Maternal-Newborn Nursing di
akses pada tanggal 10 Maret 2011 pukul 14.45 WIB.

Prawiroharjo, Sarwono. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: yayasan Bina Pustaka

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka

Reeder, Sharon J. 1992. Maternity Nursing: Family, Newborn, And Women’s


Health Care. USA: Lipponcott Company available at
http://www.scirbd.com/mobile/Maternity Nursing: Family, Newborn,
And Women’s Health Care di akses pada tanggal 10 Maret 2011 pukul
13.45 WIB.

47

Anda mungkin juga menyukai