PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan dan menghasilkan
bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi
apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu,
pelayanan asuhan antenatal merupakan cara paling penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal. Jadi pemeriksaan dan pengawasan selagi hamil serta
pertolongan persalinan merupakan hal yang penting. Banyak penyulit-penyulit
sewaktu hamil, dengan pengawasan yang baik dan bermutu dapat di obati dan
di cegah sehingga persalinan berjalan mudah dan normal.
Trimester tiga merupakan periode ketika wanita mulai banyak
mengalami rasa tidak nyaman selama kehamilan. Misalnya, sangat sukar
untuk menemukan posisi yang nyaman waktu tidur, lebih sering bermimpi
tentang kehidupan. Mimpi tentang kehilangan bayi atau melahirkan mati
merupakan olahan psikologik bawah sadar dari akibat yang tidak diharapkan
dan merupakan jalan untuk membawa rasa takut inio ke permukaan (Peter
Abrahams.2010)
1
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan maternitas pada kehamilan
trimester 3
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk Memahami definisi trimester III
b. Mengetahui perbedaan primigravida dan multigravida
c. Mengetahui perubahan fisiologis pada wanita hamil khusus pada
trimester III
d. Mengidentifikasi perubahan psikologis dalam kehamilan trimester
III
e. Mengidentifikasi ketidaknyamanan pada wanita hamil trimester III
dan penanganannya
f. Mengidentifikasi perkembangan janin di trimester III
g. Mengetahui Konsep dasar ante natal care (anc)
h. Mengetahui empat maneuver pemeriksaan Leopold
i. Memahami dan mengidentifikasi proses asuhan keperawatan secara
teoritis
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa, baik penyusun maupun
pembaca adalah untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk
penyakit otitis media.
1.4.2. Bagi institusi
Makalah ini bagi institusi pendidikan kesehatan adalah untuk
mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik
dalam menelaah suatu fenomena kesehatan yang spesifik menyerang
saluran pendengaran ini.
1.4.3. Bagi masyarakat
Makalah ini bagi masyarakat adalah sebagai penambah wawasan
terhadap fenomena kesehatan yang saat ini menjadi momok tersendiri
di kalangan masyarakat ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
3
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-40 minggu,
masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi
orang tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan
janin yang berkembang pada trimester ini. (Sumiati, 2009)
2.3. Perubahan Fisiologis pada Wanita Hamil Khusus pada Trimester III
2.3.1. Sistem Reproduksi dan Payudara
1). Uterus
Selama kehamilan, uterus berubah bentuk menjadi sebuah organ
muskuler berdinding relatif tipis dengan kapasitas yang cukup untuk
menerima janin, plasenta dan cairan amnion. Volume total isi uterus pada saat
aterm rata-rata sekitar 5 liter, tetapi dapat mencapai 20 liter atau lebih,
sehingga pada akhir kehamilan uterus mencapai 500 sampai 1.000 kali lebih
besar daripada kapasitas pada keadaan tidak hamil. Penambahan berat uterus
dan berat korpus uteri aterm adalah sekitar 1.100 gram. Selama kehamilan
4
pembesaran uterus meliputi peregangan dan hipertrofi luar biasa sel-sel otot
yang ada.
Pada saat cukup bulan, sebagian besar dinding korpus uteri
ketebalannya 1.5 cm atau kurang. Pada bulan-bulan terakhir uterus berubah
menjadi sebuah kantong muskuler dengan dinding yang berlekuk-lekuk,
lunak dan tipis, yang diperlihatkan dengan kelunakannya sehingga janin
biasanya dapat dipalpasi melalui dinding abdomen, dan kelenturannya
sehingga dinding uterus mengantarkan gerakan- gerakan extremitas janin.
Segera setelah bulan ke empat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan
melalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut tanda Braxton Hicks.
Biasanya kontaksi ini tidak menimbulkan nyeri. Setelah minggu ke-
28, kontraksi menjadi semakin jelas, terutama pada wanita langsing. Pada
minggu-minggu terakhir kehamilan, kontraksi menjadi begitu kuat sehingga
sulit dibedakan dari kontraksi untuk memulai persalinan. Aliran darah
meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus. Pada kehamilan cukup
bulan yang normal, seperenam volume darah total ibu berada di dalam sistem
perdarahan uterus.
2). Ovarium dan Tuba Falopii
Sampai kehamilan + 16 minggu, pada ovarium masih nampak adanya
korpus luteum gravidarum, yang mengeluarkan hormon progesteron. Setelah
kehamilan > 16 minggu fungsi korpus luteum gravidarum untuk mengha-
silkan hormon progesteron. Pada mukosa tuba filopii yang terjadi perubahan-
perubahan yang mirip desidua, sedangkan otot-ototnya mengalami hipertrofi.
3). Payudara
Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mammae
membuat ukuran payudara meningkat secara progesif. Kadar hormon luteal
dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi duktus laktiferus dan
jaringan lobulus-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran
nodul kasar.Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terhambat sampai kadar
estrogen menurun yakni setelah janin dan plasenta lahir. Namun, pra-
kolostrum yang cair, jernih dan kental dapat dikeluarkan dari puting susu
5
pada akhir minggu ke enam (Seidel, dkk, 1995). Sekresi ini mengental saat
kehamilan mendekati aterm dan kemudian disebut kolostrum.
4). Vagina dan Vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva.
Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut Chadwick.
5). Dinding Perut
Pembesaran rahim manimbulkan peregangan dan menyebabkan
robek serabut elastik di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum.
Pada seorang privigravida warnanya membiru dan disebut striae livide. Pada
seorang multigravida disamping striae yang membiru terdapat juga garis-garis
putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dari striae gravidarum pada
kehamilan yang lalu. Striae yang putih ini disebut striae albicans.
6
eritrosit, maka seolah-olah eritrosit diencerkan, keadaan ini disebut fisiologi
hemodilution. Akibat hemodilusi terjadi penurunan kadar Hb seolah-olah ibu
hamil menjadi anemia dan keadaan ini lazim disebut Pseudoanemia.
Kadar Hb terendah terjadi pada umur kandungan + 34 minggu, yaitu
pada waktu volume plasma meningkat maksimal. Kenaikan volume plasma
ternyata mempunyai korelasi dengan BB janin. Sel darah putih (lekosit) total
meningkat selama trimester kedua dan mencapai puncak selama trimester
ketiga. Adanya lekositosis pada kehamilan akan mengaburkan tanda-tanda
infeksi pada pemeriksaan hematologis.
3). Pembekuan Darah
Serum fibrinogen meningkat sampai 1.450mg% pada akhir
kehamilan, beberapa factor pembekuan lain juga meningkat. Sebagian besar
perubahan ini disebabkan oleh pengaruh hormon progesteron.
4). Curah Jantung
Curah jantung meningkat dari 30% sampai 50% pada minggu ke-32
gestasi, kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke-40.
Peningkatan curah jantung terutama disebabkan oleh peningkatan volume
sekuncup (stroke volume) dan peningkatan ini merupakan respons terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan.
7
2.3.4. Sistem Pernafasan
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap
kebutuhan jaringan uterus dan payudara. Karena rahim membesar, panjang
paru-paru berkembang. Besar sudut kostal yang pada masa sebelum hamil
sekitar 680, meningkat menjadi sekitar 1030 pada trimester ketiga. Kerangka
iga bagian bawah tampak melebar.
Tinggi diafragma begeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan
semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga
abdomen, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut penurunan
diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal,
volume gas bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap
tarikan nafas), tetapi frekuensi nafasnya hanya sedikit meningkat (kira-kira 2
kali bernafas dalam satu menit).
8
peristaltik dan tonus usus menurun menyebabkan pengosongan lambung
menjadi lambat dan sering terjadi obstipasi.
2.3.7. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Perubahan metabolisme
yaitu:
1) Metabolisme basal naik sekitar 15% sampai 20% dari semula,
terutama pada trimester III.
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
3) Kebutuhan kalori, protein dan zat besi serta mineral meningkat.
4) Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira 6,5-16,5kg rata-rata
12,5kg kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20
minggu terakhir.
9
Pada trimester III, calon ibu akan semakin peka perasaannya. Tingkat
kecemasan ibu akan semakin meningkat. Calon ibu akan lebih sering
mengelus-elus perutnya untuk menunjukkan perlindungannya kepada janin,
senang berbicara kepada janin, terutama ketika janin berubah posisi. Banyak
calon ibu yang sering berkhayal atau bermimpi tentang apabila hal-hal negatif
akan terjadi kepada bayinya saat melahirkan nanti. Khayalan-khayalan tersebut
seperti kelaian letak bayi, tidak dapat melahirkan, atau bahkan janin akan lahir
dengan kecacatan. Calon ibu menjadi sangat merasa bergantung kepada
pasangannya.
Pada fase ini, calon ibu mulai sibuk mempersiapkan diri untuk persiapan
melahirkan dan mengasuh anaknya setelah dilahirkan. Mempersiapkan segala
kebutuhan bayi, seperti baju, nama, dan tempat tidur. Bernegosiasi dengan
pasangannya tentang pembagian tugas selama masa-masa menjelang
melahirkan sampai nanti setelah bayi lahir. Pergerakan dan aktivitas bayi akan
semakin sering terasa, seperti memukul, menendang, dan menggelitik.
Perasaan bahwa janin merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan
meningkat. Peningkatan keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III
dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap aktivitas seksual
10
menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993 dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen,
2005).
11
Ibu memerlukan dukungan dan keterangan dari suami, keluarga dan
bidan.Keluarga mulai menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan mereka juga sebuah nama
untuk bayinya.(Pusdiknakes, 2001:2.27)
Timbul gejolak baru di mana akan menghadapi persalinan dan perasaan
tanggung jawab sebagai ibu pada bayi yang akan dilahirkan, seperti berikut :
1. Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang
lalu.
2. Multipara berumur, merasa takut terhadap janin dan anak-anak apabila
terjadi sesuatu atas dirinya.
3. Primigravida yang mendengar tentang pengalaman mengerikan den
menakutkan dari teman-temannya.(Fadlun, 2009)
12
Selama trimester akhir, ketidaknyamanan fisik kembali meningkat dan
istirahat yang adekuat menjadi keharusan. Wanita membuat persiapan
akhir untuk bayi dan mungkin menggunakan waktu yang lama untuk
mempertimbangkan nama anaknya.
13
direncanakan, hubungan laki-laki dengan pasangannya, pengalaman
kehamilan sebelumnya, umur, dan stabilitas ekonominya.
(Olds, 1995)
14
Jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk atau
berdiri.
Angkat kaki ketika duduk atau berdiri.
Hindari kaos kaki yang ketat.
2) Frekuensi Kemih Meningkat / Nocturia
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
Tekanan uterus atas kandung kemih.
Nocturia akibat ekskresi sodium yang meningkat dengan
kehilangan air yang wajib bersamaan.
Air dan sodium terperangkap didalam tungkai bawah selama
siang hari karena statis vena, pada malam hari terdapat aliran
kembali vena yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam
jumlah output air seni.
b. Cara Meringankan / Mencegah
Penjelasan mengenai sebab-sebabnya.
Kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing.
Perbanyak minum pada siang hari
Jangan kurangi minum di malam hari untuk mengurangi nocturia
kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan menyebabkan
keletihan. Batasi minum bahan diuretiks alamia (kopi, the, cola
denga caffeine). Ajarkan tanda-tanda UTI posisi berbaring
miring ke kiri pada malam hari untuk meningkatkan diuresis.
Tidak memerlukan pengobatan farmakologis.
3) Gatal-gatal
a. Dasar Anatomis dan Fisiologis
Kemungkinan karena hipersensitifitas terhadap antigen placenta.
b. Cara Meringankan / Mencegah
Gunakan kompres, mandi siram air jeruk.
Gunakan cara “mandi Oatmell”.
4) Hemorrhoids
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
15
Konstipasi.
Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena
hemorrhoidal.
Dukungan yang tidak memadai bagi vena hemorrhoidal dalam
daerah anorectal.
Kurangnya klep dalam pembuluh-pembuluh ini yang berakibat
pembalikkan dalan aliran darah.
Statis, ghravitas, tekanan yang meningkat dalam vena panggul
kongesti vena, pembesaran vena-vena hemorrhoid.
b. Cara meringankan / mencegah
Hindari konstipasi
Makan-makanan bongkahan gunakan bungkusan es, kompres
panas.
Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum
seperlunya.
5) Insomnia (sulit tidur)
a. Dasar anatomis dan fisiologis:
Bangun di tengah malam ketidaknyamanan karena hamil,
nocturia,
olyspnea, panas dalam, kongesti hidung, sakit otot, stress dan risau.
b. Cara meringankan / mencegah
Gunakan teknik relaksasi.
Mandi air hangat, minum minuman hangat (susu) sebelum tidur.
Kegiatan yang tidak merangsang sebelum tidur.
6) Keputihan
a. Dasar anatomis dan fisiologis:
Hiperplasia mukosa vagina.
Produksi lender meningkat oleh kelenjar endocervik oleh karena
meningkatnya estrogen.
b. Cara meringankan / mencegah
Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
16
Pakai pakaian yang terbuat dari katun – lebih kuat daya
serapnya.
Hindari pakaian dalam dan pantyhose yang terbuat dari nilon.
Hindari semprotan air.
7 ) Konstipasi
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
Tingkat progesteron meningkat menyebabkan melemahnya
usus.
Kemampuan bergerak menurun akibat relaksasi otot rata /
halus.
Penyerapan air dari calon meningkat.
Suplemen zat besi.
Diet, kurang senam, cairan menurun.
b. Cara meringankan / mencegah
Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet.
Istirahat cukup.
Senam.
Buang air teratur.
Buang air besar segera setelah ada dorongan.
8 ) Kram pada kaki
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
Tidak jelas dasar penyebabnya, bisa jadi :
- Ketidakseimbangan perbandingan kalsium / fosfor.
- Tingkatkan kalsium yang turun serta alkalosis yang
disebabkan oleh perubahan dalam system pernafasan.
- Tekanan uterus yang meningkat terhadap syaraf.
- Keletihan, sirkulasi yang buruk ke bagian tungkai bawah.
b. Cara meringankan / mencegah
Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi).
Berlatih dorsofleksi pada kaki untuk merentangkan otot-otot
yang terkena.
17
Panaskan otot kaki tersebut.
9 ) Mati Rasa dan Rasa Geli
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
Perubahan dalam titik pusat gaya berat akibat uterus yang
bertambah besar dan berat bisa membuat wanita tersebut
mangalami sikap postur yang membuat penekanan pada syaraf
ulnar, media, sciatik.
Hiperventilasi juga bisa membuat jari tangan mati rasa.
b. Cara meringankan / mencegah
Jelaskan kemungkinan penyebabnya.
Perhatian yang cermat terhadap postur tubuh yang benar.
Bisa memperoleh peringanan dengan jalan merebahkan diri.
10) Nafas Sesak
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
Uterus membesar dan menekan diafragma.
b. Cara meringankan / mencegah
Jelaskan penyebab fisiologisnya.
Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan di atas
kepala serta menarik nafas panjang.
Mendorong postur tubuh yang baik melakukan intercostul
breathing (bernafas antar rusuk)
11) Nyeri Ligamentum Bundar
a. Dasar anatonim dan fisiologis
Hypertrophy dan peregangan ligamentum selama kehamilan.
Tekanan uterus yang berat atas ligamentum.
b. Cara meringankan / mencegah
Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri.
Tekuk lutut kea rah abdomen.
Mandi air hangat.
Pekai bantalan pemanas ke daerah-daerah yang terasa sakit –
hanya jika asesmen yang lain tidak melarang.
18
12) Perut Kembung
a. Dasar anatomis dan fisilogis :
Kemempuan gerak usus berkurang yang mengarah ke
perlambatan waktu pengosongan.
Tekanan uterus yang membesar terhadap usus besar.
Penelanan udara.
b. Cara meringankan / mencegah
Hindari makanan yang menghasilkan gas.
Mengunyah makanan secara sempurna.
Senam harian secara teratur.
Pertahankan saat kebiasaan buang air.
13) Sakit Kepala
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
Kontraksi, ketegangan otot, spesma otot, keletihan.
Pengaruh hormone, tegangan mata sekunder terhadap
perubahan okuler, kongesti hidung, dinamika cairan syaraf
yang berubah, alkalosis pernafasan ringan.
b. Cara meringankan / mencegah
Teknik relaksasi.
Memessase leher dan otot bahu.
Penggunaan bungkusan panas atau es ke leher.
Istirahat dan Mandi air hangat.
14) Sakit Punggung Atas dan Bawah
a. Dasar anatomis dan fisiologis
Kurvatura dari vertebra lumbosaeral yang meningkat atas
uterus terus membesar.
Kekejangan otot karena tekanan terhadap akar syaraf.
Ukuran payudara yang terus bertambah.
Tingkat hormonal yang meningkat yang membuat cartilago di
dalam sendi-sendi besar menjadi lembek.
Keletihan.
19
Mekanisme tubuh yang kurang baik, yakni menempatkan
beban tegangan pada punggung, dan bukan pada paha, pada
waktu mengangkat barang dengan membungkuk dan bukan
dengan berjongkok.
b. Cara meringankan / mencegah
Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat
benda :
1. Berjongkok, dan bukan membungkuk, untuk mengangkat
setiap benda agar supaya kaki (paha) dan bukan punggung
yang akan menahan beban dan tegangan.
2. lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di depan kaki
yang lain pada waktu membungkuk agar terdapat dasar
yang luas untuk keseimabngan pada waktu bangkit dari
posisi jongkok.
Berlatihlah dengan cara mengangkat panggul, hindari
pekerjaan yang tingginya tidak mengenakkan, sepatu berhak
tinggi, mengangkat beban berat, keletihan.
Gunakan kasur yang keras untuk tidur.
Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung.
15) Varikositas pada Kaki / Vulva
a. Dasar anatomis dan fisiologis :
Kongesti vena dalam vena bagian bawah yang meningkat
sejalan dengan kehamilan oleh karena tekanan dari uterus yang
sedang hamil.
Kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh estrogen.
Kecenderungan bawaan keluarga.
b. Cara meringankan / mencegah
Gunakan kaus kaki yang menunjang (jika ada).
Sediakan penopang fisik untuk varikositas vulva dengan
bantalan karet busa yang ditahan di tempat dengan ban saniter.
Tinggikan kaki sewaktu berbaring atau duduk.
20
Berbaringlah dalam posisi tegak lurus dan ambil posisi miring
beberapa kali sehari.
Jaga agar kaki jangan bersilangan.
Hindari berdiri atau duduk terlalu lama.
Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri.
Senam hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh
yang baik.(Pusdiknakes, 2001:2.72-2.85)
2.6. Perkembangan Janin di Trimester III
21
matanya pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola
matanya sudah hilang.
22
dilahirkan nanti. Janin mampu merasakan dan mengingat dalam jangka
waktu pendek lantaran cerebral contexnya sudah cukup matang untuk
kesadaran. Denyut jantung pun makin jelas terdengar sedangkan paru-
paru, otot dan tulang rangka terus mematangkan diri dan makin kuat.
23
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang
membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih
banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi
aktivitas, bisa membantu.
Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram dengan
panjang tubuh 42 cm. Mulai minggu ini biasanya kunjungan rutin
diperketat/lebih intensif dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.
Gangguan semacam ini tak hanya berbahaya pada ibu, tapi juga si
bayi  hingga biasanya dipertimbangkan untuk dilahirkan. Terlebih bila
terjadi perburukan kondisi, semisal tekanan darah tak kunjung turun.
24
mesti diwaspadai adalah kantung air ketuban pecah/bocor. Tak ada cara
lain selain segera hubungi dokter.
Berat bayi hampir 2275 gram dengan taksiran panjang sekitar 44 cm.
Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si
bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk
pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung dan organ lain.
Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah tes non-stres
dan profil biofisik.
25
raguan akan taksiran usia kehamilan. Terutama pada pasien yang tak
ingat kapan menstruasi terakhir dan bagaimana pola/siklus haidnya.
Ataupun pada bayi besar namun tak cocok dengan pertumbuhan usia
sebenarnya.
Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Rasa cemas
menanti-nantikan saat melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu
mengalami puncak gangguan emosional. Namun obat-obat golongan
antidepresan tak diberikan karena dianggap tak aman. Apalagi semua
obat antidepresan akan melewati plasenta yang akan berpengaruh pada
26
bayi. Jauh lebih bijaksana bila ibu melakukan relaksasi dengan melatih
pernapasan sebagai bekal menjelang persalinan. Meski biasanya akan
ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di
usia kehamilan 38 minggu.
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram dengan
panjang sekitar 49 cm. Di minggu ini pula dokter yang menangani
biasanya siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur atau
lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi
menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi,
hingga kekurangan gizi. Tak heran kalau bayi postmatur umumnya
berkulit kering/keriput atau malah mengelupas. Sementara kapan
persisnya plasenta mengalami penurunan fungsi sama sekali tak bisa
diprediksi.
27
mencapai sekitar 8 juta kali lebih besar dibanding berat sel telur yang
membentuknya.
28
tindakan tersebut dan hasil yang mungkin dicapai.
g. Pasangan disiapkan untuk kelahiran dan membesarkan anak,
termasuk mendapatkan informasi mengenai diet, perawatan
anak dan keluarga berencana. Menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas Ibu dan anak. (Derek Dewellyn, 2002)
2.7.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
1. Pemeriksaan pertarna kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat satu bulan.
2. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan.
3. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
4. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
(Mochtar Rustam, 1998)
1. Satu kali pada trimester I.
2. Satu kali pada trimester II.
3. Dua kali pada trimester III.
(Manuaba, IGK, 1998)
Dalam pemeriksaan ulang dapat dikelompokkan dalam trimester :
1. Trimester I dan II
a. Setiap bulan sekali.
b. Diambil data tentang laboratorium.
c. Pemeriksaan ultrasonografi.
d. Nasehat diit tentang empat sehat lima sempurna.
e. Kesimpulan mungkin normal sehat dan memuaskan adanya
penyakit ibu atau adanya komplikasi kehamilan.
f. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari
terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus I.
2. Trimester III
a. Pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai ada
tanda kelahiran.
b. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan keluhan hamil selama
trimester III ini.
29
c. Kesimpulan dari pemeriksaan dan penggolongan kehamilan.
d. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.
e. Diet empat sehat lima sempurna.
f. Pemeriksaan ultrasonografi.
g. Imunisasi tetanus II.
h. Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan,
komplikasi hamil trimester III.
i. Rencana pengobatan.
j. Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang
untuk melahirkan.
2.7.4 Hal-hal Penting Dalam Pemeriksaan Antenatal adalah :
1. Pemantauan pertumbuhan janin.
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila perlu.
3. Melakukan pemeriksaan urine albumin dan reduksi.
4. Melakukan asuhan atau pelayanan standart minimal termasuk
“7T” : a. Timbang berat badan
b. Ukur tekanan darah.
c. Ukur tinggi fundus uteri.
30
- Pemberian imunisasi TT lengkap.
- Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan.
- Test terhadap penyakit menular seksual.
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002)
2.8. Empat Manuver Leopold (Pemeriksaan ANC Kehamilan)
31
bagian tubuh janin dalam uterus (rahim). Empat pemeriksaan Leopold
tersebut adalah:
2.8.1. Leopold I
Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk
mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas
perut ibu).
Teknik pemeriksaan
Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua
tangan untuk meraba fundus.
Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba
adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan).
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa
adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.
Menentukan usia kehamilan
Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis.
Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara
simpisis dan pusat.
Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
pusat.
Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas
pusat.
Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara prosesus xipoideus dan pusat.
Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah
prosesus xipoideus.
Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan
antara prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan
32
wawancara dengan pasien untuk membedakan dengan usia
kehamilan 32 minggu).
2.8.2. Leopold II
Teknik pemeriksaan
Teknik pemeriksaan
33
2.8.4. Leopold IV
BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
SECARA TEORITIS
3.1. Pengkajian
3.1.1. Pengkajian Data
1. Data Subyektif
b. Biodata, berisi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat.
c. Keluhan Utama
Ibu hamil dengan usia kehamilan > 28 minggu (trimester III) dengan
keluhan sering buang air kecil, nyeri pinggang atau punggung, nafas
dangkal atau sesak dan mules-mules.
34
d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu tidak menderita penyakit kronis dan penyakit keturunan maupun
menular seperti jantung, DM, hipertensi, malaria dan PMS
f. Riwayat haid
- Menarche
- Siklus
- Lamanya
- HPHT : untuk menentukan usia kehamilan
- TP : untuk menentukan tafsiran persalinan
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
Berapa kali hamil, anak lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan
premature, persalinan dengan tindakan, jenis kelahiran plasenta,
Riwayat perdarahan yang lalu, menyusui atau tidak, imunisasi
bayinya, masalah lain yang di temui, tidak ada komplikasi.
Kemudian tidak ada kelainan abnormal pada kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu
35
- ANC sudah berapa kali
- Pelayanan yang sudah didapatkan
- Gerakan janin (+)
36
3. Pola Kebersihan / Personal Hygiene
Difokuskan pada kebersihan pada genetalianya dengan cara :
cebok dari arah depan ke belakang, gunakan handuk kering setelah
cebok, ganti celana dalam setiap kali terasa basah
4. Pola Eliminasi
Ada gangguan yaitu ibu akan sering BAK lebih dari 4-5 x / hari,
BAB normal 1 x per hari
5. Pola Aktivitas
Aktivitas ibu mulai terganggu karena pada trimester III ibu
mengalami sesak nafas oleh karena uterus yang semakin
membesar selain itu juga terganggu karena ibu sering kencing.
6. Pola kebiasaan lain
Apakah merokok, minum jamu / obat
7. Keadaan psikososial
Ibu mengatakan cemas untuk melalui proses persalinan
Kehamilannya diharapkan / tidak, reaksi ibu terhadap
kehamilannya,tanggapan suami dan keluarga mengenai
kehamilannya
k. Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui pelaksanaan ibadah ibu sesuai dengan agama dan
kepercayaan dan apakah terjadi gangguan ibadah selama
kehamilannya ini.
2. Data Obyektif
a.Pemeriksaan fisik secara umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : kifosis / skoliosis / lordosis/tegak
37
TB : …….cm, bila kurang dari 145 cm
kemungkinan memiliki panggul sempit
BB : ………kg. pertambahan normal hingga akhir
kehamilan 9 – 13,5 kg
Lila : ……cm, lila normal minimal 23,5 cm
TD : normalnya 110/70-120/80 mmHg
Nadi : ……..x/menit, nadi normal 70-90 x/menit
RR : ……..x / menit pernafasan normal 16-24 x /
menit
S : ……..0 C, suhu normal 36,5 – 37,50 C
1. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak bengkak, ada cloasma
gravidarum
Mata : sclera tidak icterus, konjungtiva tidak pucat
Mulut & gigi : bibir tidak pucat, tidak stomatitis, tidak ada karies
gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,kelenjar limfe
dan tidak bendungan vena jugularis
Payudara : simetris, membesar, putting susu menonjol, tidak
ada benjolan abnormal, hyperpigmentasi,
hipervaskularisasi dan pembesaran kelenjar
mantgomery
Perut : adanya pembesaran pada perut sesuai UK,
menonjol, strie gravidarum dan lifida, tidak ada
luka bekas operasi
Genetalia : bersih, tidak ada varises,tidak oedema,adanya
tanda cadwik
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises,tidak sianosis.
b. Palpasi
38
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan
vena jugularis
Payudara : tidak ada benjolan, ada pengeluaran kolostrum
Perut :
- Leopold I : pengukuran TFU minimal 3 jari bawah
pusat, teraba bokong pada fundus
- Leopold II : menentukan letak punggung (puka/puki)
- Leopold III : yang terdapat dibagian bawah kepala dan
sudah masuk PAP
- Leopold IV : menentukan seberapa jauh masuknya
bagian bawah bila sudah masuk PAP
- Gerakan janin : dalam 2 jam ada 10 x gerakan
c. Auskultasi
Djj : …….x/menit, normalnya 120-160 x / menit
d. Perkusi
Reflek patella +/+
39
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat
aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.
8. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu,
pemajanan pada teratogen/ agen infeksi
9. Resiko tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan
dengan krisis situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak
realistis, metoda koping yang tidak adekuat, sistem pendukung yang
tidak ada/ tidak adekuat
40
3.3. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Gangguan EliminasiSetelah diberikan asuhan 1. Berikan informasi tentang 1. Membantu klien memahami alasan
urin berhubungan keperawatan, klien mengerti perubahan perkemihan fisiologis dari frekuensi berkemih dan
de-ngan tentang perubahan pola sehubungan dengan trimester nokturia. Pembesaran uterus trimester
pembesaran uterus, eliminasi urin. ketiga. ketiga.
pening-katan 2. Anjukan klien untuk melakukan 2. Meningkatkan perfusi ginjal.
Kriteria hasil yang diharap-
tekanan abdomen, posisi miring saat tidur. Perhatikan 3. Posisi ini memungkinkan terjadinya
kan:
fluk-tuasi aliran keluhan-keluhan nokturia. sindrom vena kava dan menurunkan
darah ginjal dan laju 3. Anjurkan klien untuk menghindari aliran vena.
1. Mengungkapkan
filtrasi glome-rolus. posisi tegak dalam waktu yang 4. Mempertahankan tingkat cairan dan
pemahaman tentang
lama. perfusi ginjal adekuat, yang
kondisi.
4. Berikan informasi mengenai mengurangi natrium diet untuk
2. Mengidentifikasi cara-cara perlunya masukan cairan 6-8 mempertahankan status isotonik.
untuk mencegah stasis gelas/ hari, penurunan masukan 2- 5. Kehilangan/ pembatasan natrium dapat
urinarius dan atau edema 3 jam sebelum beristirahat, dan sangat menekan regulator renin-
jaringan. penggunaan garam, makanan, dan angiotensin-aldosteron dari kadar
41
produk mengandung natrium cairan, mengakibatkan dehidrasi/
dalam jumlah sedang. hipovolemia berat.
5. Berikan informasi mengenai 6. Dapat mengidentifikasi spasme
bahaya menggunakan diuretik dan glomerulus atau penurunan perfusi
penghilangan natrium dari diet. ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan.
6. Tes urin midstream untuk
memeriksa albumin.
2. Perubahan polaSetelah diberikan asuhan 1. Mulai pengkajian seksual, cari1. Penurunan minat pada aktivitas/ koitus
seksual berhu-keperawatan, diharapkan perubahan pada trimester pertama seksual sering terjadi pada trimester
bungan denganpasien dapat memahami dan kedua. ketiga, karena perubahan/
perubahan hasratperubahan pola seksualitas. 2. Kaji persepsi pasangan terhadap ketidaknyamanan fisiologis.
seksual, ketidak- hubungan seksual. 2. Kemampuan pasangan untuk meng-
Kriteria hasil yang diharap-
nyamanan, atau 3. Anjurkan pasangan untuk identifikasikan/ mengung-kapkan/
kan:
merasa takut berdiskusi, tentang perasaan dan menerima perubah-anseksual pada
masalah yang berhubungan trimester pertama dapat mem-pengaruhi
1. Mendiskusikan masalah
dengan dengan perubahan pola hubungan dan kemampuan mereka
yang berhu-bungan
seksual. Berikan informasi tentang untuk mendu-kung satu sama lain secara
dengan isu-isu seksual
kenormalan perubahan. emosional.
pada trimester ketiga.
4. Berikan informasi tentang metoda-3. Komunakasi antar pasangan adalah
42
2. Mengekspresikan ke- metoda alternatif untuk mencapai penting untuk pemecahan masalah yang
puasan bersama de-ngan kepuasan seksual dalam konstruksif.
dengan hubungan pemenuhan kebutuhan keintiman/4. Kebutuhan seksual dapat dipenuhi
seksual. kedekatan. melalui masturbasi, kemesraan,
5. Anjurkan pilihan posisi untuk membelai, dan sebagainya bila secara
koitus selain dari posisi pria bersamaan diinginkan atau dapat
diatas. diterima.
6. Diskusikan pentingnya tidak5. Pembesaran abdomen klien memer-
meniup udara ke dalam vagina. lukan perubahan posisi untuk
7. Anjurkan klien/ pasangan untuk kenyamanan dan keamanan.
mengungkapkan rasa takut yang6. Kematian ibu karena embolisme udara
dapat menurunkan hasrat untuk telah dijumpai.
koitus. 7. Kesalahan pengertian dan rasa takut
bahwa koitus dapat mengakibatkan
8. Instruksikan klien untuk
cedera janin, infeksi, dan timbulnya
mendiskusikan keamanan koitus
persalinan dapat juga mempengaruhi
dalam minggu ke 6-ke 8 akhir
hasrat seksual.
dengnan pemberiperawatannya.
8. Instruksi khusus mungkin ditemukan
43
bila terdapat riwayat komplikasi atau
bila komplikasi diantisipasi.
3. Gangguan polaSetelah diberikan asuhan 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan 1. Membantu mengidentifikasi kebu-
tidur berhubung-ankeperawatan, diharapkan tidur normal berkenaan dengan tuhan untuk menetapkan pola tidur
dengan peru-bahanpasien tidak mengalami kehamilan. Tentukan pola tidur yang berbeda.
pada ting-katgangguan pola tidur. saat ini. 2. Peningkatan retensi cairan, penam-
aktifitas, stres, 2. Evaluasi tingkat kelelahan. bzahan berat badan, dan per-tumbuhan
Kriteria hasil yang diharap-
psikologi, keti- 3. Kaji terhadap kejadian insomnia janin, semua memper-berat perasaan
kan:
dakmampuan untuk dan respons klien terhadap lelah, khususnya pada multipara.
memperp-tahankan penurunan tidur. Anjurkan alat 3. Ansietas yang berlebihan, kegem-
1. Melaporkan perbaikan
kenya-manan. bantu untuk tidur, seperti teknik biraan, ketidaknyamanan fisik,
tidur/istirahat.
relaksasi, membaca, mandi air nokturia, dan aktifitas janin dapat
2. Melaporkan peningkatan hangat,dan penurunan aktifitas mempersulit tidur.
rasa sejahtera dan sebelum istirahat. 4. Pada posisi rekumben, pembesaran
perasaan segar. 4. Perhatikan keuslitan bernafas uterusserta organ abdomen menekan
karena posisi. Anjurkan tidur pada diafragma, sehingga membatasi
posisi semi fowler. ekspansi paru. Penggunaan posisi
5. Dapatkan sel darah merah (SDM) semifowler memugnkinkan diafrag-ma
dan kadar Hb. menurun, membantu mengem-
44
6. Rujuk klien untuk konseling bila bangkanekspansi paru optimal.
kekurangan tidur/kelelahan 5. Anemia dan penurunan kadar
mempengaruhi aktifitas kehi- Hb/SDM, mengakibatkan penurunan
dupan sehari-hari. oksigenasi jaringan serta mempe-
ngaruhi perasaan letih berlebihan.
45
BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-40
minggu, masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi pada realitas
untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara
orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini.
Kehamilan pada trimester III ini adalah “sesi” terakhir dari
rangkaian panjang masa penantian Anda dan pasangan. Biasanya, tiga
bulan terakhir ini dirasakan sebagai bulan-bulan penuh suka cita. Janin di
dalam kandungan Anda dianggap sudah cukup kuat dan “matang”,
sehingga rasa khawatir akan kemungkinan terjadinya keguguran sudah
makin kecil.
Namun, tidak sedikit ibu hamil yang masih diganggu perasaan
gelisah. Mereka kerap melamun dan berimajinasi. Hal ini biasanya karena
kekhawatiran mereka akan peran barunya dan kemampuannya kelak untuk
menjadi ibu yang baik.
1.2. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon
perawat harus terus meningkatkan kompetensi diri kita, lebih-lebih yang
berkaitan dengan fenomena kesehatan yang bersifat spesifik pada panca
indera manuisia, seperti otitis media ini yang menyerang indera
pendengaran, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan, baik secar teoritis maupun praktikum dalam penanganan
fenomena tersebut, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
46
DAFTAR PUSTAKA
47