Anda di halaman 1dari 10

PROBLEM DEFINITION (DEFINISI MASALAH)

1. Definisi gasrtoentitis akut ?

Gastroenteritis adalah peradangan pada lapisan usus yang biasanya disebabkan infeksi.Beberapa
orang juga sering menyebut gastroenteritis sebagai flu perut.Sebagian besar infeksi disebabkan
oleh virus, tapi bisa juga disebabkan oleh bakteri atau parasit.

Infeksi ini menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi dan berkontak dengan orang
yang terinfeksi.Keluhan utama akibat gastroenteritis adalah dehidrasi. Dehidrasi terjadi saat
terlalu banyak cairan tubuh yang terbuang dari muntah dan diare.

2. Gejala gastroentitis akut ?

Setelah terinfeksi, gejala gastroenteritis akan muncul antara 1-3 hari dan bertahan selama 1-2
hari, tapi bisa juga hingga 10 hari. Gastroenteritis menyerang bagian usus pada manusia,
sehingga gejala yang muncul adalah berikut ini:

 Sakit dan kram perut.


 Diare berair tapi tidak bercampur darah. Jika diare sudah bercampur darah, infeksi yang
terjadi mungkin berbeda dan lebih parah.
 Mual dan muntah.
 Kehilangan nafsu makan.
 Penurunan berat badan.
 Terkadang muncul demam, sakit kepala, dan sakit otot.

Berikut ini beberapa gejala pada orang dewasa yang cukup parah dan harus segera mendapatkan
penanganan dari dokter.

 Muntah darah.
 Cairan yang diminum tidak bisa ditahan sehingga muntah tiap kali setelah minum.
 Muntah lebih dari 48 jam.
 Demam di atas 40 derajat Celcius.
 Mengalami gejala dehidrasi seperti kurang buang air kecil dan mulut yang kering.
 Buang air besar disertai darah.

Gejala pada bayi dan anak-anak yang harus diwaspadai dan harus secepatnya mendapatkan
penanganan dokter adalah:

 Terlihat lesu.
 Diare disertai darah.
 Demam tinggi.
 Merasa sangat kesakitan atau tidak nyaman.
 Mengalami dehidrasi. Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun drastis,
menangis tanpa air mata dan mulut yang kering.

3. Etiologi gastroentitis ?

Gastroenteritis disebabkan oleh dua jenis virus yang umum, yaitu:

 Rotavirus, virus yang menular melalui mulut ini cenderung menginfeksi bayi dan anak-
anak karena anak-anak sering memasukkan jari atau benda terkontaminasi lain ke dalam
mulutnya. Orang dewasa yang terinfeksi virus jenis ini mungkin tidak merasakan gejala
apa pun, tapi mereka tetap bisa menularkannya pada anak kecil maupun bayi.

 Norovirus, virus jenis ini bisa menginfeksi siapa saja pada usia berapa pun, baik dewasa
maupun anak-anak. Kebanyakan kasus keracunan makanan yang terjadi di seluruh dunia
disebabkan oleh virus ini. Beberapa tempat yang sering terjadi penularan virus ini adalah
ruang kelas atau sekolah, asrama sekolah atau kampus, tempat perawatan anak, dan ruang
perawatan umum. Makanan dan air yang terkontaminasi menjadi sarana utama dalam
penyebaran virus, tapi kontak secara langsung dengan individu yang terinfeksi juga bisa
menular kan virus ini.
Berikut ini kelompok yang berisiko mengalami gastroenteritis, yaitu:

 Anak kecil, anak-anak lebih sering terserang infeksi virus karena belum memiliki sistem
kekebalan tubuh yang kuat.

 Anak sekolah dan yang tinggal di asrama, di semua tempat di mana banyak orang
berkumpul dengan jarak dekat bisa menjadi faktor dalam mempermudah penularan
infeksi yang terjadi.

 Orang lanjut usia, sistem kekebalan pada orang tua akan menurun.

 Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, orang dengan kondisi medis tertentu,
seperti HIV dan menjalani kemoterapi, lebih berisiko tertular infeksi karena kekebalan
tubuh mereka diserang oleh kondisi yang mereka derita.

 Tidak mencuci tangan dengan bersih, hal ini bisa meningkatkan risiko jika dilakukan oleh
orang yang bertugas mengurusi atau memasak makanan.

 Mengonsumsi makanan kotor, makan kerang-kerangan yang kurang matang atau berasal
dari air yang terkontaminasi juga bisa membuat kita terinfeksi. Camilan yang dibeli dari
tempat yang kebersihannya tidak terjamin juga meningkatkan risiko terkena infeksi ini.

4. Patofisiologi gastroentitis ?

Patofisiologi gastroenteritis yang paling banyak adalah melalui infeksi rotavirus. Zat
enterotoksin yang dikeluarkan virus ini akan menyebabkan terjadinya lisis sel enterosit traktus
gastrointestinal.

Transmisi penyakit ini umumnya adalah melalui rute fekal-oral dari makanan dan minuman yang
terkontaminasi agen kausal penyakit. Rotavirus yang masuk ke dalam mulut akan menginfeksi
lapisan mukosa usus kecil, bereplikasi, kemudian virions akan dilepaskan ke dalam lumen usus,
dan melanjutkan replikasi pada area lebih distal dari usus kecil. Masa inkubasi rotavirus adalah
sekitar dua hari
5. Resiko gastroentitis ?

Ada beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terkena flu perut atau gastroenteritis, yaitu:

 Anak-anak
Balita atau anak-anak belum daya tahan tubuh yang kuat, sehingga mudah terserang
infeksi.

 Penghuni asrama
Tingginya tingkat interaksi antarpelajar di lingkungan sekolah dan asrama dapat
meningkatkan risiko penularan gastroenteritis.

 Lansia
Lansia cenderung mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah
terinfeksi flu perut atau gastroenteritis.

 Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah


Orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, misalnya penderita AIDS atau penderita
kanker yang sedang menjalani kemoterapi, memiliki daya tahan tubuh yang lemah,
sehingga dapat lebih mudah tertular virus.

6. Pencegahan gastroentitis ?

Langkah pencegahan utama gastroenteritis adalah rajin mencuci tangan, terutama sebelum
makan, setelah beraktivitas di luar rumah, dan setelah buang air kecil atau buang air besar.

Cucilah tangan Anda sampai ke celah jari dan kuku, menggunakan sabun dan air hangat selama
20 detik, kemudian bilas hingga bersih.Jika tidak tersedia air dan sabun, gunakan hand sanitizer.

Gastroenteritis juga dapat dicegah dengan:

 Tidak berbagi penggunaan peralatan makan dan mandi dengan orang lain.
 Membersihkan barang yang diduga telah terkontaminasi virus atau bakteri.

 Menghindari konsumsi makanan mentah atau belum terlalu matang.

 Membersihkan kamar mandi dan dapur secara rutin, terutama gagang pintu, dudukan
toilet, peralatan masak, dan lantai dapur.

 Mengonsumsi air minum kemasan dan menghindari penggunaan es batu saat Anda
sedang bepergian. Anda juga dianjurkan menggunakan air kemasan untuk menggosok
gigi saat bepergian.

Sebagai pencegahan jangka panjang, anak Anda dapat menjalani vaksinasi rotavirus.Vaksin ini
efektif untuk mencegah gastroenteritis akibat infeksi rotavirus. Ada dua jenis vaksin rotavirus di
Indonesia, yaitu yang diberikan 3 kali, saat bayi berusia 6-14 minggu, 18-22 minggu, dan 8
bulan; dan yang diberikan 2 kali, saat bayi berusia 10 minggu dan 14 minggu.

Untuk bayi yang usianya sudah lebih dari 6-8 bulan namun belum pernah mendapatkan vaksin
rotavirus, imunisasi ini tidak perlu dilakukan, sebab belum ada studi untuk memastikan
keamanan vaksin ini pada bayi dan anak-anak yang usianya di atas 6-8 bulan.

7. Penanganan gastroentitis ?

Jika anak mengalami muntah atau diare, biarkan pencernaannya beristirahat sejenak selama 15-
20 menit. Setelah itu, berikan minum secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
mencegah dehidrasi.Jenis cairan yang diberikan dapat berupa air putih, larutan oralit, atau ASI
jika anak Anda masih bayi.

Langkah penanganan lain yang dapat dilakukan adalah:

 Berikan makanan dengan tekstur halus dan mudah dicerna, seperti roti, kentang, atau
pisang.

 Jangan memberikan anak Anda makanan atau minuman yang mengandung susu atau
tinggi gula, seperti es krim, soda, dan permen.
 Jangan memberikan anak Anda obat diare yang dijual bebas tanpa resep, kecuali atas
anjuran dokter.

Jika gejala muntah dan diare yang dialami anak Anda kian memburuk dan penanganan yang
diberikan tidak efektif untuk meredakan gejala, maka segeralah periksakan anak Anda ke dokter
untuk mendapatkan penanganan.

8. Diagnosis gastroentitis ?

 Dokter akan menanyakan siapa saja yang terkena diare, atau apakah Anda baru makan di
tempat di mana makanan yang tersisa pada suhu kamar untuk jangka waktu yang lama.
Jika Anda ingat makan makanan dalam minggu terakhir yang berbau atau terasa aneh,
pastikan untuk melaporkan kepada dokter

 Karena gastroenteritis seringkali terjadi di tempat yang memiliki sanitasi buruk, dokter
akan menanyakan apakah Anda baru saja bepergian ke lokasi di mana air minum tidak
diuji secara rutin. Ini termasuk sungai pedesaan, danau atau kolam

 Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat mendiagnosa gastroenteritis ringan berdasarkan


gejala, riwayat terpapar makanan basi, air murni atau seseorang dengan diare, dan hasil
pemeriksaan fisik Anda

 Pengujian laboratorium khusus mungkin diperlukan jika Anda memiliki gejala yang luar
biasa parah, seperti:

o Demam lebih dari 38 derajat Celsius

o Diare berat –lebih dari 10 kali diare sehari

o Tanda-tanda dehidrasi yang signifikan, seperti mulut kering, haus, dan lemas

o Tinja yang mengandung darah atau nanah


Pengujian ini biasanya melibatkan mengambil satu atau lebih sampel tinja untuk diuji di
laboratorium untuk keberadaan bakteri, terutama campylobacter, salmonella, atau E. coli) atau
pemeriksaan untuk mencari parasit mikroskopis.

9. manifestasi klinis gastroentitis akut

Menurut suriadi dan yuliani (2006)

 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), mata
cekung, membrane mukosa kering.
 Keram abdominal
 Demam
 Mual dan muntah
 Anorexia
 Lemah
 Pucat
 Perubahan tanda-tanda vital, nadi, dan pernafasan cepat
 Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

10. patogenesis gastrontitis

Pada umumnya gastroenteritis akut 90% disebabkan oleh agen infeksi yang berperan
dalam terjadinya gastroenteritis akut terutama adalah faktor agent dan faktor host.Faktor agent
yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman. Faktor host adalah kemampuan
tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut,
terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna antara lain:
keasaman lambung, motilitas usus, imunitas, dan lingkungan mikroflora usus3,7. Patogenesis
diare karena infeksi bakteri/parasit terdiri atas:

A. Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik)

Diare jenis ini biasanya disebut juga sebagai diare tipe sekretorik dengan konsistensi berair
dengan volume yang banyak.Bakteri yang memproduksi enterotoksin ini tidak merusak mukosa
seperti V. cholerae Eltor, Eterotoxicgenic E. coli (ETEC) dan C. Perfringens.V.cholerae Eltor
mengeluarkan toksin yang terkait pada mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi
vibrio. Enterotoksin ini menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin di nukleotid pada
dinding sel usus, sehingga meningkatkan kadar adenosin 3’-5’-siklik monofosfat (siklik AMP)
dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti oleh
air, ion bikarbonat, kation, natrium dan kalium.3
B. Diare karena bakteri/parasite invasive (enterovasif)

Diare yang diakibatkan bakteri enterovasif disebut sebagai diare Inflammatory. Bakteri
yang merusak (invasif) antara lain Enteroinvasive E. coli (EIEC), Salmonella, Shigella, Yersinia,
perfringens tipe C. diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi.
Sifat diarenya sekretorik eksudatif.Cairan diare dapat tercampur lendir dan darah.Kuman
salmonella yang sering menyebabkan diare yaitu S. paratyphi B, Styphimurium, S enterriditis, S
choleraesuis. Penyebab parasite yang sering yaitu E. histolitika dan G. lamblia.3

Diare inflammatory ditandai dengan kerusakan dan kematian enterosit, dengan


peradangan minimal sampai berat, disertai gangguan absorbsi dan sekresi.Setelah kolonisasi
awal, kemudian terjadi perlekatan bakteri ke sel epitel dan selanjutnya terjadi invasi bakteri
kedalam sel epitel, atau pada IBD mulai terjadinya inflamasi.Tahap berikutnya terjadi pelepasan
sitokin antara lain interleukin 1 (IL-l), TNF-α, dan kemokin seperti interleukin 8 (IL-8) dari
epitel dan subepitel miofibroblas. IL8 adalah molekul kemostatik yang akan mengaktifkan sistim
fagositosis setempat dan merangsang sel-sel fagositosis lainnya ke lamina propia. Apabila
substansi kemotaktik (IL-8) dilepas oleh sel epitel, atau oleh mikroorganisme lumen usus
(kemotaktik peptida) dalam konsentrasi yang cukup kedalam lumen usus, maka neutrofil akan
bergerak menembus epitel dan membentuk abses kripta, dan melepaskan berbagai mediator
seperti prostaglandin, leukotrin, platelet actifating factor, dan hidrogen peroksida dari sel fagosit
akan merangsang sekresi usus oleh enterosit, dan aktifitas saraf usus.3,

Terdapat 3 mekanisme diare inflamatori, kebanyakan disertai kerusakan brush border dan
beberapa kematian sel enterosit disertai ulserasi. Invasi mikroorganisme atau parasit ke lumen
usus secara langsung akan merusak atau membunuh sel-sel enterosit. Infeksi cacing akan
mengakibatkan enteritis inflamatori yang ringan yang disertai pelepasan antibodi IgE dan IgG
untuk melawan cacing. Selama terjadinya infeksi atau reinfeksi, maka akibat reaksi silang
reseptor antibodi IgE atau IgG di sel mast, terjadi pelepasan mediator inflamasi yang hebat
seperti histamin, adenosin, prostaglandin, dan lekotrin.3

Mekanisme imunologi akibat pelepasan produk dari sel lekosit polimorfonuklear,


makrophage epithelial, limfosit-T akan mengakibatkan kerusakan dan kematian sel-sel enterosit.
Pada keadaan-keadaan di atas sel epitel, makrofag, dan subepitel miofibroblas akan melepas
kandungan (matriks) metaloprotein dan akan menyerang membrane basalis dan kandungan
molekul interstitial, dengan akibat akan terjadi pengelupasan sel-sel epitel dan selanjutnya terjadi
remodeling matriks (isi sel epitel) yang mengakibatkan vili-vili menjadi atropi, hiperplasi kripta-
kripta di usus halus dan regenerasi hiperplasia yang tidak teratur di usus besar (kolon). 3

Pada akhirnya terjadi kerusakan atau sel-sel imatur yang rudimenter dimana vili-vili yang
tak berkembang pada usus halus dan kolon. Sel sel imatur ini akan mengalami gangguan dalam
fungsi absorbsi dan hanya mengandung sedikit (defisiensi) disakaridase, hidrolase peptida,
berkurangnya tidak terdapat mekanisme Na-coupled sugar atau mekanisme transport asam
amino, dan berkurangnya atau tak terjadi sama sekali transport absorbsi NaCl. Sebaliknya selsel
kripta dan sel-sel baru vili yang imatur atau sel-sel permukaan mempertahankan kemampuannya
untuk mensekresi Cl- (mungkin HCO3-). Pada saat yang sama dengan dilepaskannya mediator
inflamasi dari sel-sel inflamatori di lamina propia akan merangsang sekresi kripta hiperplasi dan
vili-vili atau sel-sel permukaan yang imatur. Kerusakan immune mediated vascular mungkin
menyebabkan kebocoran protein dari kapiler. Apabila terjadi ulserasi yang berat, maka eksudasi
dari kapiler dan limfatik dapat berperan terhadap terjadinya diare.3

11.Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup
untuk mengolah karbohidrat, baik itu reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi
pembentukan (anabolisme).

Bentuk karbohidrat terpenting adalah glukosa, yaitu suatu senyawa gula sederhana
(monosakarida), dipahami ada terdapat di setiap makhluk hidup untuk proses metabolisme ini.
Glukosa dan bentuk karbohidrat lainnya memiliki tempatnya masing-masing di dalam proses
metabolik antarspesies. Contohnya, tanaman menyimpan energi dengan membentuk karbohidrat
dari karbon dioksida dan air melalui fotosintesis, biasanya dalam bentuk pati atau lipid. Tanaman
lalu dimakan oleh binatang dan jamur, sebagai bahan bakarnya respirasi seluler. Oksidasi pada
satu gram karbohidrat menghasilkan energy sebesar 4 kcal (kilokalori); sementara dari lipid, 9
kcal. Energi dari metabolisme (contohnya, oksidasi glukosa) biasanya disimpan sementara di sel-
sel tubuh dalam bentuk adenosina trifosfat.[1] Metabolisme pada makhluk hidup dengan respirasi
aerob menguiraikan glukosa dengan oksigen untuk menghasilkan energi, dan hasil sampingnya,
karbon dioksida dan air.
PENUTUP

Kesimpulan

Dari semua pembahasan yang sudah kami peroleh dapat disimpulkan. Gastroenteritis adalah
peradangan pada lapisan usus yang biasanya disebabkan infeksi.Beberapa orang juga sering
menyebut gastroenteritis. Pada umumnya gastroenteritis akut 90% disebabkan oleh agen infeksi
yang berperan dalam terjadinya gastroenteritis akut terutama adalah faktor agent dan faktor
host.Faktor agent yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan
memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman.

Perfringens.V.cholerae Eltor mengeluarkan toksin yang terkait pada mukosa usus halus 15-30
menit sesudah diproduksi vibrio. Enterotoksin ini menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid
adenin di nukleotid pada dinding sel usus, sehingga meningkatkan kadar adenosin 3’-5’-siklik
monofosfat (siklik AMP) dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam
lumen usus yang diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation, natrium dan kalium.3

Diare inflammatory ditandai dengan kerusakan dan kematian enterosit, dengan peradangan
minimal sampai berat, disertai gangguan absorbsi dan sekresi.Setelah kolonisasi awal, kemudian
terjadi perlekatan bakteri ke sel epitel dan selanjutnya terjadi invasi bakteri kedalam sel epitel,
atau pada IBD mulai terjadinya inflamasi.Tahap berikutnya terjadi pelepasan sitokin antara lain
interleukin 1 (IL-l), TNF-α, dan kemokin seperti interleukin 8 (IL-8) dari epitel dan subepitel
miofibroblas.

Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup
untuk mengolah karbohidrat, baik itu reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi
pembentukan (anabolisme).

Bentuk karbohidrat terpenting adalah glukosa, yaitu suatu senyawa gula sederhana
(monosakarida), dipahami ada terdapat di setiap makhluk hidup untuk proses metabolisme ini.
Glukosa dan bentuk karbohidrat lainnya memiliki tempatnya masing-masing di dalam proses
metabolik antarspesies.

Anda mungkin juga menyukai