Anda di halaman 1dari 36

SKENARIO V

KARENA KORONA
KARENA KORONA

Sejak diumumkan Pandemi, Kepala Dinas Kesehatan menekankan kepada


seluruh RSUD dan Puskesmas se-Indonesia untuk meningkatkan sistem
kewaspadaan dini terhadap kasus penyakit Infeksi Corona Virus. Pihak RSUD dan
Puskesmas harus mengidentifikasi daerah maupun populasi resiko tinggi
kemungkinan terjadinya penyebaran kasus penyakit infeksi Corona Virus dengan
mengoptimalkan peran bidan desa/pustu untuk memantau. Bidan “B” sebagai bidan
coordinator di Desanya membangun kerjasama lintas sector dan lintas disiplin
merupakan upaya yang telah dilakukan Bidan B melalui program safe motherhood,
Gerakan Sayang Ibu (GSI), Komunikasi Interpersonal dan Konseling. Making
Pregnancy Safer (MPS) dan Desa Siaga.
LANJUTAN….

Khusus Puskesmas diwilayah kerjanya terdapat pelabuhan/dermaga lalu lintas


antar pulau/Negara, harus bekerja sama dengan KKP dan Imigrasi, serta
mempersiapkan tenaga kesehatan untuk secreening suspect kasus Corona.
Selanjutnya, Puskesmas dan Rumah Sakit melakukan pemantauan dalam masa
inkubasi (2-14 hari) pada orang yangdatang dari Negara terjangkit (orang/kasus
dalam pengamatan). Jika ditemukan kasus Influenza Like Illness (ILI) dan gejala
Pneumonia berat serta mempunyai riwayat perjalanan dari Negara terjangkit, perlu
dilakukan diantaranya isolasi, melaporkan ke Dinas Kesehatan.
LANJUTAN….

Disamping tenaga kesehatan lain, Bidan harus menjadi ujung tombak


peningkatan kesehatan masyarakat. Bidan B menempatkan 1 bidan
disetiap Pustu yang wajib memberikan pelayanan 24 jam jika ditemukan
kasus gejala pneumonia pada masyarakat teritama pada ibu hamil.
Langkah pencegahan dini bidan bersama tenaga kesehatan lain
diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan diantaranya
mencuci tangan dengan sabun senbelum dan sesuadah beraktifitas, etika
batuk atau bersin.
WOMEN CANTER
CARE
DEFINISI WOMEN CANTER CARE

Women center care merupakan asuhan kesehatan yang


berpusat pada wanita, dalam kebidanan terpusat pada ibu
(wanita) adalah konsep yang mencakup hal-hal yang lebih
memfokuskan kebutuhan, harapan dan inspirasi masing-
masing wanita dengan memperlihatkan lingkungan
sosialnya daripada kebutuhan situasi atau profesi terkait
(Hidayat Asri, dkk; 2009).
PRINSIP WOMEN CENTER CARE
1. Memastikan perempuan dalam mitra sejajar dalam perencanaan dan pelayanan
kebidanan maternitas
2. Mengenali pelayanan yang ada untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
perempuan
3. Memberikan informasi kesehatan dan memberikan pilihan kepada perempuan dalam
hal pemilihan terhadap kehamilan, persalinan, nifas, dll.
4. Memberikan penyuluhan dan pelayanan kebidanan kepada perempuan sehingga
mereka mampu membentuk hubungan saling percaya antar sesame.
5. Bidan memberikan control atas keputusan-keputusan dalam memberikan pelayanan
kebidanan.
PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
HOLISTIK.

1. Sebagai pelaksana
2. Pengelola
3. Pendidik
4. Peneliti (Gita Kostania, 2020).
GERAKAN SAYANG
IBU (GSI)
GERAKAN SAYANG IBU (GSI)

DEFINISI

Strategi TUJUAN

RUANG
SASARAN
LINGKUP
DEFINISI GERAKAN SAYANG IBU

• Gerakan sayang ibu adalah gerakan yang


mengembangkan kualitas perempuan utamanya
melalui percepatan penurunan angka kematian ibu
yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah
dan masyarakat dalam rangka meningkatkan
sumber daya manusia dengan meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dankepedulian dalam
upaya integrative dan sinergis.
TUJUAN GERAKAN SAYANG IBU (GSI)
1. Menurunkan AKI karena hamil, melahirkan dan nifas serta menurunkan
AKB.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu dan kaum perempuan mengenai
perawatan kehamilan dengan proses melahirkan yang sehat, pemberian
ASI ekslusif dan perawatan bayi
3. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai
penyakit menular seksual
4. Memantapkan komitmen dan dukungan terhadap GSI
5. Memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam
mengembangkan dan membangun mekanisme rujukan sesuai dengan
kondisi daerah.
SASARAN GERAKAN SAYANG IBU (GSI)
Langsung
1. Caten (calon penganten)
2. Pasangan usia subur (Pus)
3. Ibu hamil
4. Ibu bersalin dan nifas
5. Ibu menyusui (masa perawatan bayi)
6. Pria/suami dan seluruh anggota keluarga
Tidak langsung
7. Sector terkait
8. Institusi kesehatan
9. Institusi masyarakat
10. Tokoh masyarakat dan agama
RUANG LINGKUP GERAKAN SAYANG IBU (GSI)

1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak


melalui upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku suami
istri dan masyarakat mengenal hak-hak reproduksi dan
kesehatan reproduksi
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang
mempengaruhi upaya peningkatan kualitas hidup
perempuan.
STRATEGI GERAKAN SAYANG IBU (GSI)

Melalui pendekatan kemasyarakatan


dikembangkan dalam bentuk, yaitu:
1.Desentralisasi
2.Kemandirian
3.Keluarga
4.Kemitraan.
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL DAN
KONSELING
Defenisi Komunikasi Interpersonal
• De Vito (2009) komunikasi interpersonal yaitu
sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan
di antara dua orang atau lebih, formal maupun
informal. Komunikasi interpersonal dimengerti
sebagai umpan balik yang saling berkaitan satu
sama lain dengan tujuan untuk membantu
seseorang meningkatkan efektivitas pribadi dan
efektivitas antara pribadi.
Elemen-elemen dalam Komunikasi Interpersonal

• Menurut Joseph A. DeVito (2013 : 8-16), dalam komunikasi interpersonal terdapat


beberapa unsur atau elemen penting, yaitu :
1. Sumber – Penerima (Source – Receiver)
2. Pesan (Message)
3. Encoding-Decoding
4. Media (Channel)
5. Gangguan (Noise)
6. Umpan balik (Feedback)
7. Konteks (Context)
8. Etika (Ethics)
Prinsip-Prinsip dalam Komunikasi Interpersonal

• Menurut Joseph A. DeVito (2013), prinsip-prinsip komunikasi interspersonal adalah


sebagai berikut :
1. Komunikasi interpersonal adalah suatu proses transaksional.
2. Komunikasi interpersonal adalah ambigu.
3. Hubungan interpersonal dapat berbentuk simetris atau komplementer. Interaksi
interpersonal dapat merangsang pola perilaku yang sama atau berbeda.
4. Komunikasi interpersonal merujuk pada isi dan hubungan diantarapara partisipan
5. Komunikasi interpersonal adalah dapat diberi tanda atau ditandai karenanya setiap
orang memisahkan bagian-bagian komunikasi ke dalam stimuli atau rangsangan dan
respon terhadap perspektif dasar yang dimiliki oleh masing-masing partisipan.
6. Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diulang, dan tidak dapat
diubah.
Tahapan Hubungan Interpersonal
• Menurut Joseph A. DeVito (2013), hubungan interpersonal
dibangun melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Kontak
2. Keterlibatan
3. Keakraban
4. Kemunduran
5. Perbaikan
6. Putusnya hubungan
Manfaat Mempelajari Komunikasi
Interpersonal
1. Dapat mendatangkan manfaat intelektual termasuk didalamnya pemahaman yang
mendalam terhadap diri dan orang lain serta hubungan interpersonal.
2. Dapat memberikan manfaat praktis termasuk didalamnya pribadi, sosial atau
hubungan, dan profesional.
3. Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kita secara fisik. Mereka yang
memiliki hubungan interpersonal yang baik lebih sehat secara mental dan fisik.
4. Komunikasi interpersonal membantu kita memenuhi kebutuhan sosial kita. Dengan
memahami proses komunikasi interpersonal akan memberikan pandangan terhadap
bagaimana suatu hubungan dapat menjadi lebih sukes dan memuaskan.
5. Melalui penelitian komunikasi interpersonal dapat membuat kita berpikir bahwa
kita berkomunikasi dalam suatu hubungan dan menyadari bahwa secara aktual
berkomunikasi dalam suatu hubungan adalah sangat berbeda.
Defenisi Konseling
1. Memberikan pengertian bawa konseling dalah serangkaian
kegiatan pokok dalam bentuk bimbingan tujuan agar konseli
dapat mengambil keputusan sendiri atas dasar tanggung jawab
terhadap bebagai persoalan yang dihadapinya.
2. Pietrofesa
Memberikan pengertian bahwa konseling adalhpertemuan
tatap muka yang bersifat rahasia antra konselor dan konseli,
sehinggga hal tersebur menunjukan adanya suatu sikap
penerimaan dan pemberian antra keduanya untuk
memecahkan masalah yang ada.
TUJUAN KONSELING
• Tujuan konseling untuk klien dapat dilihat dari harapan-
harapan  dan kebutuhan klien yang melatarbelakangi
mengapa klien datang untuk mendapatkan layanan
konseling perlu diperhatikan dan dipertimbangkan juga.
Karena sebagian klien menginginkan setelah
mendapatkan layanan dari konseling akan terjawab
pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengganggunya,
dengan kata lain klien tersebut sudah dapat menemukan
cara memecahkan masalah yang dihadapinya
Krakteristik Hubungan Konseling
1.Konseling sebagai suatu kegiatan bantuan
2.Konseling mendorong terjadinya
perubahan
3.Kerahasian dalam konseling
4.Meningkatkan hubungan antar perorangan
5.Wawancara dalam konseling
Fungsi Konseling
1.Fungsi Pemahaman
2.Fungsi Preventif
3.Fungsi Pengembangan
4.Fungsi Penyembuhan
5.Fungsi Penyaluran
Asas Konseling 
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kegiatan
5. Asas kemandirian
6. Asas Kekinian
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas Keharmonisan
10.Asas Keahlian
11.Asas Alih Tangan Kasus
SAFE
MOTHERHOOD
DEFINISI SAFE MOOTHERHOOD

•Safe motherhood adalah upaya kesehatan


reproduksi yang meliputi perawatan
kehamilan, pertolongan persalinan,
perawatan bayi baru lahir, perawatan
nifas, dan praktik keluarga berencana
(Suryawati, 2007).
Empat Pilar Safe Motherhood
1.Keluarga berencana
2.Pelayanan Antenatal (ANC)
3.Persalinan yang aman
4.Pelayanan obstetric esensial
Tujuan Safe Motherhood
1.Menurunkan angka kematian ibu menjadi
125/100.000 kelahiran hidup
2.Menurunkan angka kematian neonatal menjadi
15/1.000 kelahiran hidup
3.Menurunkan anemia gizi besi menjadi 20%
4.Menurunkan angka kehamilan yang tidak
diinginkan dari 17% menjadi 3% (UKM, 2006).
Making
Pregnancy
Safer (MPS)
Definisi Making Pregnancy Safer (MPS)

• Makin pregnancy safer merupakan strategi sector


kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah
kesehatan dan kesakitan ibu dan bayi. Strategi MPS
merupakan tonggak sejarah yang menandai
komitmen baru untuk memastikan hak ibu dan
bayinya. Strategi MPS disusun berdasarkan
pengetahuan epidemiologi yang didapat sejak
pencanangan Prakarsa Safe Motherhppd di Nairobi
tahun 1987.
Tujuan Making Pregnancy Safer (MPS)

•Tujuan MPS menurunkan


kesakitan dan kematian ibu dan
bayi baru lahir di Indonesia.
Strategi Making Pregnancy Safer (MPS)

• Meningkatkan kapasitas pemerintah


• Menyusun atau memperbaharui kebijakan dan standard nasional pelayanan kebidanan untuk
kesehatan ibu dan anak, KB, termasuk pelayanan pasca abortus, pelayanan aborsi bila dilegalkan
dan menyusun kombinasi perundangan untuk mendukung kebijakan dan standard ini.
• Membangun sistem yang menjamin pelaksanaan standar ini dengan baik.
• Meningkatkan akses kepada pelayanan kesehatan ibu-anak dan pelayanan KB yang efektif dengan
memacu investasi sector pemerintah dan swasta serta mengembangkan pengaturan alternative
(seperti melalui kontrak) untuk memaksimumkan kontribusi pihak swasta pada tujuan nasional.
• Mendorong pelayanan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukung kesehatan ibu-anak dan
KB
• Meningkatkan sistem untuk monitoring pelayanan kesehatan ibu dan anak
• Menempatkan safe motherhood sebagai prioritas dalam agenda pembangunan kesehatan nasional
dan internasional.
Sasaran Making Pregnancy Safer (MPS)

• Persalinan oleh tenaga kesehatan


• Penanggulangan komplikasi
• Pencegahan kehamilan tak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran (UKM, 2006).
• 
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai