Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada
usia dewasa sampai lanjut.
Kecukupan gizi:
4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
a) Air
I 175-200
II 150-175
III 130-140
IV 120-140
b) Energi
3 bulan 120
4-6 tahun 91
c) Protein
d) Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah
banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang
mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan
gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan.
Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.
e) Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada
ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat
arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang
mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.
Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal.
Secara fisik, anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan
yang teratur dan proporsional. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh
gizi yang terserap didalam tubuh. Sehat tampak aktif, gesit dan gembira serta
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Meskipun kekurangan gizi
bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita
diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin)
akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita
justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ’membentengi’ tubuh,
sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada
jam diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak
tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian
yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu
nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-
arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran,
pizza dan lain-lain.
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan
selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi,
siang, dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.
Faktor makanan balita juga disebabkan oleh gangguan atau kelainan nafsu makan:
a. Anoreksian
Anoreksian adalah keadaan nafsu makan atau sama sekali tidak ada.
Merupakan keluhan yang sering dikemukakanoleh banyak orang tua mengenai
anaknya.
Anoreksia disebabkan oleh berbagai factor, berupa penyakit organis, psikologis
atau pengaturan makanan yang kurang baik. Keluhan anoreksia tanpa penyakit
organis yang nyata lebih sering ditemukan pada tunggal, anak yang umurnya
banyak berbeda dengan kakaknya dan pada anak yang orang tuanya telah berusia
lanjut. Anoreksia yang menyertai penyakit organis akan menghilangkan bila anak
telah sembuh dari penyakit primernya.
Berbagai penyakit infeksi baik yang mendadak maupun yang menahun,
kelainan bawaan misalnya pada jantung dan saluran pencernaan serta mungkin
pula karena defisiensi gizi sendiri, misalnya defisiensi besi sering kali menjadi
penyebab anoreksia pada anak. Gangguan psikologis terdapat anak keluarga yang
sedang mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang
menyenangkan, tidak pernah makan bersama dengan orang tua, dipaksa makan-
makanan yang tidak disukai. Anoreksia perlu segera mendapat perhatian karena
mungkin merupakan segala sesuatu penyakit yang harus segera diobati. Anoreksi
mungkin hanya bersifat sementara, sebagai variasi normal dalam nafsu makan
sehari-hari. Anoreksia munkin bersifat sesungguhnya, yaitu bila anak sebenarnya
masih menyukai jenis makanan yang lain. Kadang-kadang terdapat anak yang
hanya menyukai jenis makanan tertentu dan tudak bernafsu untuk mencoba
makanan baru, lebih-lebih pola makanan yang baru tersebut berbeda banyak
dalam hal warna, bentuk, konsistensi dibandingkan dengan makanan yang
disukainya.
Pengobatan terhadap anoreksia terdiri dari:
Memperbaiki faktor pnyebabnya, baik karena gangguan organis maupun
psikolosis.
Memperbaiki defisiensi gizi yang telah terjadi dengan pengaturan makanan
yang sesuai dan pemberian preparat vitamin.
Obat-obat perangsang nafsu makan misalnya Cyproheptadine, Pizotifen dan
sebagainya hanya diberikan bila perlu dan jelas tidak ditemukan penyebab
yang nyata dari anoreksia tersebut.
b. Pika
Pika ialah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan
terhadap berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong maka, misalnya
tanah, pasir, rumput, bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing,
dingding tembok dan sebagainya. Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun,
biasanya diatas 1 tahun, sebab bayi yang sedang belajar merangkak dan anak
sapihan wajar bila suak memasukan benda-benda yang dipegangnya kedalam
mulutnya.
Keadaan tersebut merupakan gejqala normal, sebagai suatu tahap perkembangan
oral dalam usaha memperoleh pengalaman keputusan dan mengadakan eksporasi
dunia luar dengan jalan menggunakan mulutnya. Pada penderita pika, tingkah
laku demikian sering disertai kesukaan untuk bermain dengan benda-beda kotor
termasuk eksterna. Pika mungkin terdapat penderita yang menderita defisiensi
gizi, mungkin pula pada penderita retardasi mental. Tetapi pika terdiri
pengawasan yang ketat agar penderita tidak memakan benda-benda yang mungkin
berbahaya untuk kesehatannay, misalnya mengakibatkan keracunan dan infeksi.
Selain itu kepada penderita diberikan obyek yang tidak berbahaya, yang dapat
digunakan untuk menggigit, mengunyah dan dipermainkan dengan mulutnya. Bila
terdapat defisiensi izi, hendaknya diberikan terapi yang sesuai.
3. Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai sebab, baik kelainan usus maupun diluar
usus, tetapi mungkin pula karena makanan yang kurang cocok komposisinya.
Diare juga lebih sering ditemukan pada bayi dan balita yang minum susu botol
karena kontaminasi.
4. Kolik
Kolik ialah suatu kumpulan gejala, terutama berupa serangan paroksiamal dari
perasaan nyeri perut yang dapat disertai dengan wajah kemerahan atau kebiruan.
Kelaiana ini dapat terjadi pada masa bayai muda, biasanya dibawah 3 bulan.
Penyebabnya mungkin terlalu banyak mengandung karbohidrat, gangguan emosi
an lain-lain.
Dengn memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas,
umumnya tidak akan terjadi banyak kekeliruan dalam mengatur makanan untuk
seorang bayi maupun anak balita.
2.1.4. Pengaruh Status Gizi Terhadap pertumbuhan dan
perkembangan
Ø KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut
standar Harvard.
Ø KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan
menurut standar Harvard.
Ø KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan
menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP
ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut
marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus,
berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut
seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang
berwarna kemerahan.
Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan
dibawah waktu lahir.
Wajahnya seperti orang tua
Kulit keriput,
pantat kosong, paha kosong,
tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti
lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam
keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
c. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada
sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai
dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit
mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
d. Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger
Oedeem (HO).Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa.Busung lapar disebabkan
karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara
berturut-turut.Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang
menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
memahami makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak balita.
2. Sosial Budaya
3. Serat Makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang
berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.
4. Kemudahan Cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna.
Persentase nutrien yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan
yang dikonsumsi sehari-hari cukup tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan
lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor dapat dipengaruhi proses
kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan memasak
bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.
5. Rasa Kenyang
6. Sumber Makanan
Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam
mengandung zat gizi yang berbeda.
3. Susu dan Produk Olahan Susu
Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt. Pastikan
balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya.
4. Protein
Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga
mengandung Omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.