Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kasus Pemicu Ke-III

Asuhan pada Ibu Nifas Diuresis

diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ASKEB Nifas

Dosen Pengampu : Rusdiarti, M.Gz

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Adinia Selsa Setiawan (200550001)
2. Fahmidia Zumala Dewi A. (200550004)
3. Sella Anggraini Septia Wulandari (200550013)

YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

AKADEMI KEBIDANAN JEMBER

Tahun Ajaran 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Berjudul :

Asuhan pada Ibu Nifas Diuresis

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ASKEB Nifas

Telah diketahui dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Dosen PJMK

Istifadatul Ilmiyah, M.Keb Rusdiarti M.Gz

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Asuhan
pada Ibu Nifas Diuresis ”. Dalam penyusunan makalah ini, kami ngucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Rusmijati, M.M selaku Direktur Akademi Kebidanan Jember


2. Istifadatul Ilmiyah, M.Keb selaku dosen pembimbing mata kuliah Askeb
Nifas
3. Rusdiaerti, M.Gz selaku dosen PJMK mata kuliah Askeb Nifas
Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan makalah yang berjudul
“Asuhan pada Ibu Nifas Diuresis”.

Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan, penulisan dan penyusuna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritk dan saran yang membangun dari dosen
pembimbing dan PJMK mata kuliah ASKEB Nifas untuk menyempurkan
makalah ini.

Jember, 13 November 2021

Tim Penyusun,

II
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................... 2


KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian diuresis .................................................................................................................. 3
2.2 Peran Diuretik Osmotik .......................................................................................................... 4
2.3 Cara kerja diuretik osmotik ..................................................................................................... 4
2.4 Contoh golongan obat ini manitol, urea, gliserin, isosorbid. ................................................. 4
2.5 Asuhannya kebidanan diuresis ................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 7
3.2 Saran ....................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 8

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diuresis postpartum: Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu membuang kelebihan
cairan yang tertimbun dijaringan selama ia hamil. Salah satu mekanisme untuk
mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil adalah diaphoresis luas,
terutama pada malam hari, selama 2-3 hari pertama setelah melahirkan. Diuresis
postpartum yang disebabkan oleh penurunan kadar esterogen, hilangnya peningkatan
tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat
kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan
penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa postpartum. Pengeluaran
kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan
metabolisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolism of pregnancy).

Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada pasien massa post partum pada saat
pasien mengalami diuresis karena diuresis mengakibatkan kehilangan cairan melalui
keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar
2,5 kg selama masa postpartum.

Maka dari latar belakang tersebut kami membuat makalah berjudul asuhan pada ibu
nifas diuresis

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian diuresis ?
2. Bagaimana peran diuretik osmotik ?
3. Bagaimana cara kerja diuretik osmotik ?
4. Bagaimana contoh golongan obat ini manitol, urea, gliserin, isosorbid ?
5. Bagaimana asuhannya kebidanan diuresis ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian diuresis
2. Untuk mengetahui peran diuretik osmotik
3. Untuk mengetahui cara kerja diuretik osmotik

1
4. Untuk mengetahui contoh golongan obat ini manitol, urea, gliserin, isosorbid
5. Untuk mengetahui asuhannya kebidanan diuresis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian diuresis


Diuresis postpartum: Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu membuang
kelebihan cairan yang tertimbun dijaringan selama ia hamil. Salah satu mekanisme
untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil adalah diaphoresis luas,
terutama pada malam hari, selama 2-3 hari pertama setelah melahirkan. Diuresis
postpartum yang disebabkan oleh penurunan kadar esterogen, hilangnya peningkatan
tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat
kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan
penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa postpartum. Pengeluaran
kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan
metabolisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolism of pregnancy). (
Ganong, W. F. 2017).

Pengertian diuresis Osmotik adalah peningkatan laju buang air kecil yang
disebabkan oleh adanya zat-zat tertentu dalam tabung kecil dari ginjal.Ekskresi terjadi
ketika zat-zat seperti glukosa memasuki tubulus ginjal dan tidak dapat diserap
kembali (karena keadaan patologis atau sifat alami zat tersebut). Zat-zat tersebut
menyebabkan peningkatan tekanan osmotik di dalam tubulus, menyebabkan retensi
air di dalam lumen, dan dengan demikian mengurangi reabsorpsi air, meningkatkan
keluaran urin (yaitu diuresis). Efek yang sama dapat dilihat dalam terapi seperti
manitol , yang digunakan untuk meningkatkan produksi urin dan mengurangi volume
cairan ekstraseluler. (Ganong, W. F. 2017)

Zat dalam sirkulasi juga dapat meningkatkan jumlah cairan yang bersirkulasi dengan
meningkatkan osmolaritas darah. Ini memiliki efek menarik air dari ruang interstitial ,
membuat lebih banyak air tersedia dalam darah dan menyebabkan ginjal
mengompensasi dengan mengeluarkannya sebagai urin. Dalam hipotensi , seringkali
koloid digunakan secara intravena untuk meningkatkan volume sirkulasi dalam diri
mereka, tetapi karena mereka mengerahkan sejumlah tekanan osmotik, maka air juga
dipindahkan, selanjutnya meningkatkan volume sirkulasi.Saat tekanan darah

3
meningkat, ginjal membuang kelebihan cairan sebagai urin. Natrium , klorida , dan
kalium diekskresikan dalam diuresis osmotik, yang berasal dari diabetes mellitus
(DM). Diuresis osmotik menyebabkan dehidrasi dari poliuria dan polidipsia klasik
(haus berlebihan) yang berhubungan dengan DM.

2.2 Peran Diuretik Osmotik


Diuretik osmotik memiliki peran untuk meningkatkan osmaliritas plasma dan cairan
dalam tubulus ginjal, dengan Na, Cl, K, air yang mengalami eksresi. Suatu zat dapat
bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat :

1) Di filtrasi secara bebas oleh glomerulus

2) Tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal

3) Secara farmakologis merupakan zat yang inert

4) Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik

2.3 Cara kerja diuretik osmotik


1. Tubuli proksimal terjadi penghambatan reabsorbsi Na dan air melalui daya
osmotiknya
2. Ansa Henle terjadi penghambatan reabsorbsi Na dan air oleh karena hipertonisitas
daerah medula menurun
3. Ductus koligentis terjadi penghambatan reabsorbsi Na dan air akibat adanya
papilary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi atau adanya faktor lain.

2.4 Contoh golongan obat ini manitol, urea, gliserin, isosorbid.


Manitol paling sering digunakan diantara obat ini, karena manitol tidak
mengalami metabolisme dalam badan dan hanya sedikit sekali direabsorpsi tubuli
bahkan praktis dianggap tidak direabsorpsi. Substansi yang tidak di metabolisme,
difiltrasi bebas di glomerulus dan tidak direabsorpsi dalam jumlah yang signifikan di
tubulus ginjal. Untuk terapi edema yg resisten, edema serebral, keracunan barbiturat,
salisilat, karbontetraklorida, bromida dan imipramin, peningkatan TIK dan TIO,
profilaksis sblm & sesudah prostatektomi, cegah gagal ginjal pada reaksi transfusi.
Mannitol sebabkan hipotensi, dehidrasi, hilangnya elektrolit, asidosis dan
tromboplebitis, sakit kepala, mual, muntah.

4
Manitol harus diberikan secara IV, jadi obat ini tidak praktis untuk pengobatan udem
kronik. Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, kerana volume
darah yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal.

1. Efek Nonterapi

Manitol di distribusikan ke cairan ekstra sel, oleh karena itu pemberian larutan
manitol hipertonis yang berlebihan akan meningkatkan osmolaritas cairan
ekstraseluler, sehingga secara tidak diharapkan akan terjadi penambahan jumlah
cairan ekstraseluler.

2. Sediaan Dan Posologi

Manitol,untuk suntikan intravena digunakan larutan 5-25% dengan volume antara


50-1000ml. Dosis untuk menimbulkan diuresis adalah 50-200g yang diberikan
dalam cairan infus selama 24 jam dengan kecepatan infus sedemikian, sehingga
diperoleh diuresis sebanyak 30-50ml per jam. Untuk penderita dengan oliguria
hebat diberikan dosis percobaan yaitu 200mg/kgBB yang diberikan melalui infus
selama 3-5 menit. Bila dengan 1-2 kali dosis percobaan diuresis masih kurang
dari 30ml per jam dalam 2-3 jam, maka status pasien harus di evaluasi kembali
sebelum pengobatan dilanjutkan.

Urea,suatu kristal putih dengan rasa agak pahit dan mudah larut dalan air. Merupakan
agen diuretik osmotik, disaring bebas pada glomerulus dan direabsorpsi terbatas pada
tubulus renalis. Sediaan intravena mengandung urea sampai 30% dalam dekstrose 5%
(iso-osmotik) sebab larutan urea murni dapat menimbulkan hemolisis. Pada tindakan
bedah saraf, urea diberikan intravena dengan dosis 1-1,5g/kgBB. Sebagai diuretik,
urea potensinya lebih lemah dibandingkan dengan manitol, karena hampir 50%
senyawa urea ini akan direabsorbsi oleh tubuli ginjal. Efek samping lainya antara lain
aritmia, hemolisis, dan rentan perdarahan.

Gliserin,diberkan per oral sebelum suatu tindakan optalmologi dengan tujuan


menurunkan tekanan intraokuler. Dipakai untuk menurunkan edema serebral dan
menurunkan TIO pada operasi mata. Gliserin digunakan pada cairan infus 10 %
gliserin dalam larutan dekstrosa 5 %. Gliserin 10 % menjadi larutan hiperosmolalitas
saat diberikan intra vena, menyebabkan hiperosmolalitas darah dan disusul urin. Dosis

5
biasanya 1-1,5 g/KgBB dengan konsentrasi larutan oral 50-75 %. Efek maksimal
terlihat 1 jam sesudah pemberian obat dan menghilang sesudah 5 jam.

Isosorbid,diberikan secara oral untuk indikasi yang sama dengan gliserin. Efeknya
juga sama, hanya isosorbid menimbulkan diuresis yang lebih besar daripada gliserin,
tanpa menimbulkan hiperglikemia. Dosis berkisar antara 1-3g/kgBB, dan dapat
diberikan 2-4 kali sehari.

2.5 Asuhannya kebidanan diuresis


1. menjelaskan pada ibu bahwa diuresis pasca post partum adalah suatu hal yang
fisiologis
2. Memberi tahu ibu untuk membersihkan alat vital cebok dari depan ke belakang
3. Anjurkan ibu menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat
4. Anjurkan ibu untuk minum air 8 liter sehari
5. Anjurkan ibu untuk sering mengganti pembalut agar tidak lembab

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diuresis postpartum yang disebabkan oleh penurunan kadar esterogen, hilangnya
peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume
darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan
cairan. Asuhannya kebidanan diuresis menjelaskan pada ibu bahwa diuresis pasca
post partum adalah suatu hal yang fisiologis, Memberi tahu ibu untuk membersihkan
alat vital cebok dari depan ke belakang, Anjurkan ibu menggunakan pakaian yang
mudah menyerap keringat, Anjurkan ibu untuk minum air 8 liter sehari, Anjurkan ibu
untuk sering mengganti pembalut agar tidak lembab

3.2 Saran
Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada pasien massa post partum pada saat
pasien mengalami diuresis karena diuresis mengakibatkan kehilangan cairan melalui
keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar
2,5 kg selama masa postpartum.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W. F. 2017. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2018. Textbook of Medical Physiology. 11th
Ed.Philadelphia,PA, USA: Elsevier Saunders

oystein mathisen, morten raeder, dan fredrik kill.1980.Mechanism of osmotic diuresis.


International Society of Nephrology. Vol. 19 (1981), pp. 431-437.

Anda mungkin juga menyukai