Makalah Berjudul :
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Asuhan
pada Ibu Nifas Diuresis ”. Dalam penyusunan makalah ini, kami ngucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
Tim Penyusun,
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada pasien massa post partum pada saat
pasien mengalami diuresis karena diuresis mengakibatkan kehilangan cairan melalui
keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar
2,5 kg selama masa postpartum.
Maka dari latar belakang tersebut kami membuat makalah berjudul asuhan pada ibu
nifas diuresis
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian diuresis
2. Untuk mengetahui peran diuretik osmotik
3. Untuk mengetahui cara kerja diuretik osmotik
1
4. Untuk mengetahui contoh golongan obat ini manitol, urea, gliserin, isosorbid
5. Untuk mengetahui asuhannya kebidanan diuresis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian diuresis Osmotik adalah peningkatan laju buang air kecil yang
disebabkan oleh adanya zat-zat tertentu dalam tabung kecil dari ginjal.Ekskresi terjadi
ketika zat-zat seperti glukosa memasuki tubulus ginjal dan tidak dapat diserap
kembali (karena keadaan patologis atau sifat alami zat tersebut). Zat-zat tersebut
menyebabkan peningkatan tekanan osmotik di dalam tubulus, menyebabkan retensi
air di dalam lumen, dan dengan demikian mengurangi reabsorpsi air, meningkatkan
keluaran urin (yaitu diuresis). Efek yang sama dapat dilihat dalam terapi seperti
manitol , yang digunakan untuk meningkatkan produksi urin dan mengurangi volume
cairan ekstraseluler. (Ganong, W. F. 2017)
Zat dalam sirkulasi juga dapat meningkatkan jumlah cairan yang bersirkulasi dengan
meningkatkan osmolaritas darah. Ini memiliki efek menarik air dari ruang interstitial ,
membuat lebih banyak air tersedia dalam darah dan menyebabkan ginjal
mengompensasi dengan mengeluarkannya sebagai urin. Dalam hipotensi , seringkali
koloid digunakan secara intravena untuk meningkatkan volume sirkulasi dalam diri
mereka, tetapi karena mereka mengerahkan sejumlah tekanan osmotik, maka air juga
dipindahkan, selanjutnya meningkatkan volume sirkulasi.Saat tekanan darah
3
meningkat, ginjal membuang kelebihan cairan sebagai urin. Natrium , klorida , dan
kalium diekskresikan dalam diuresis osmotik, yang berasal dari diabetes mellitus
(DM). Diuresis osmotik menyebabkan dehidrasi dari poliuria dan polidipsia klasik
(haus berlebihan) yang berhubungan dengan DM.
4
Manitol harus diberikan secara IV, jadi obat ini tidak praktis untuk pengobatan udem
kronik. Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, kerana volume
darah yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal.
1. Efek Nonterapi
Manitol di distribusikan ke cairan ekstra sel, oleh karena itu pemberian larutan
manitol hipertonis yang berlebihan akan meningkatkan osmolaritas cairan
ekstraseluler, sehingga secara tidak diharapkan akan terjadi penambahan jumlah
cairan ekstraseluler.
Urea,suatu kristal putih dengan rasa agak pahit dan mudah larut dalan air. Merupakan
agen diuretik osmotik, disaring bebas pada glomerulus dan direabsorpsi terbatas pada
tubulus renalis. Sediaan intravena mengandung urea sampai 30% dalam dekstrose 5%
(iso-osmotik) sebab larutan urea murni dapat menimbulkan hemolisis. Pada tindakan
bedah saraf, urea diberikan intravena dengan dosis 1-1,5g/kgBB. Sebagai diuretik,
urea potensinya lebih lemah dibandingkan dengan manitol, karena hampir 50%
senyawa urea ini akan direabsorbsi oleh tubuli ginjal. Efek samping lainya antara lain
aritmia, hemolisis, dan rentan perdarahan.
5
biasanya 1-1,5 g/KgBB dengan konsentrasi larutan oral 50-75 %. Efek maksimal
terlihat 1 jam sesudah pemberian obat dan menghilang sesudah 5 jam.
Isosorbid,diberikan secara oral untuk indikasi yang sama dengan gliserin. Efeknya
juga sama, hanya isosorbid menimbulkan diuresis yang lebih besar daripada gliserin,
tanpa menimbulkan hiperglikemia. Dosis berkisar antara 1-3g/kgBB, dan dapat
diberikan 2-4 kali sehari.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diuresis postpartum yang disebabkan oleh penurunan kadar esterogen, hilangnya
peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume
darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan
cairan. Asuhannya kebidanan diuresis menjelaskan pada ibu bahwa diuresis pasca
post partum adalah suatu hal yang fisiologis, Memberi tahu ibu untuk membersihkan
alat vital cebok dari depan ke belakang, Anjurkan ibu menggunakan pakaian yang
mudah menyerap keringat, Anjurkan ibu untuk minum air 8 liter sehari, Anjurkan ibu
untuk sering mengganti pembalut agar tidak lembab
3.2 Saran
Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada pasien massa post partum pada saat
pasien mengalami diuresis karena diuresis mengakibatkan kehilangan cairan melalui
keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar
2,5 kg selama masa postpartum.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W. F. 2017. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2018. Textbook of Medical Physiology. 11th
Ed.Philadelphia,PA, USA: Elsevier Saunders