Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS TERHADAP


NY. S G1P0A0, HAMIL 23 MINGGU 1 HARI DENGAN ANEMIA
RINGAN DI PMB RHOMA SARTIKA, S.ST., M.KES

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Studi Profesi Kebidanan

Disusun oleh
Nama : Yurida Akbar
NPM : 20390047

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020/2021

1
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS TERHADAP


NY. S G1P0A0, HAMIL 23 MINGGU 1 HARI DENGAN ANEMIA
RINGAN DI PMB RHOMA SARTIKA, S.ST., M.KES

Disusun oleh
Nama : Yurida Akbar
NPM : 20390047

Tanggal Pemberian Asuhan Kebidanan : 24 Desember 2020

Disetujui

Pembimbing Lapangan
Tanggal :...........
di PMB RHOMA SARTIKA (Rhoma Sartika, S.ST., M.Kes)

Pembimbing Institusi
Tanggal :............
di : (Yulistiana Evayanti, S.ST.,M.Kes)

ii
2
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................ 2
C. TUJUAN.......................................................................................... 3
D. MANFAAT
BAB II TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI ANEMIA....................................................................... 4
B. PENANGANAN ANEMIA............................................................ 11
BAB III KASUS
A. DATA SUBYEKTIF........................................................................ 12
B. DATA OBYEKTIF.......................................................................... 15
C. ANALISA.......................................................................................... 17
D. PLANNING OF ACTION............................................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 21
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN....................................................................................... 22
B. SARAN............................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 24

iii 3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas
terselesaikannya laporan kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Patologis Terhadap Ny. S G1p0a0, Hamil 23 Minggu 1 Hari Dengan Anemia
Ringan Di Pmb Rhoma Sartika, S.St., M.Kes”. Atas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam penyusunan laporan kasus ini, maka penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Yulistiana Evayanti, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing institusi
2. Rhoma Sartika, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing lahan
Yang telah membimbing saya dalam penyelsaian laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasusu ini belumlah sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang mebangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan laporan kasus ini.

Natar, 11 Januari 2020

Penulis

4
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anemia adalah suatu keadaan yang mana kadar hemoglobin (Hb) dalam
tubuh dibawah nilai normal sesuai kelompok orang tertentu (Irianto, 2014).
Anemia pada ibu hamil berdampak buruk bagi ibu maupun janin.
Kemungkinan dampak buruk terhadap ibu hamil yaitu proses persalinan yang
membutuhkan waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta syok akibat
kontraksi. Dampak buruk pada janin yaitu terjadinya prematur, bayi lahir
berat badan rendah, kecacatan bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).

Anemia dapat menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut


oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Kekurangan oksigen akan berakibat
pada sulitnya berkonsentrasi sehingga prestasi belajar menurun, daya tahan
fisik rendah yang mengakibatkan mudah sakit karena daya tahan tubuh
rendah dan mengakibatkan jarang masuk sekolah atau bekerja. Akibat dari
anemia ini jika tidak diberi intervensi dalam waktu lama akan menyebabkan
beberapa penyakit seperti gagal jantung kongestif, penyakit infeksi kuman,
thalasemia, gangguan sistem imun, dan meningitis (DILLA Nursari, 2010).

Data dari World Health Organization (WHO) 2010, secara global prevalensi
anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dibandingkan dengan 2013,
pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia sedangkan pada tahun
2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018).
(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id)

5
Menurut data Riskesdas (2018), pada bagian cakupan tablet tambah darah
(TTD), ibu hamil yang memperoleh TTD ≥ 90 butir, hanya 38,1% nya yang
mengonsumsi ≥ 90 butir, sisanya yaitu 61,9% mengonsumsi < 90 butir. Data
tersebut berarti bahwa 61,9% ibu hamil tidak mengonsumsi TTD sesuai
anjuran. (http://eprints.poltekkesjogja.ac.id)

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor langsungnya yaitu kecukupan konsumsi tablet tambah
darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit infeksi. Penyebab
terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi dalam
makanan atau tablet tambah darah. Kejadian anemia diakibatkan oleh
kekurangan asupan zat besi (Rahmawati, 2012).

Anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan zat besi biasa
disebut dengan anemia gizi besi atau AGB. Anemia gizi besi memang biasa
diderita oleh ibu hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur. Kekurangan
zat gizi besi atau defisiensi zat besi di Indonesia merupakan masalah
defisiensi yang harus ditanggulangi secara serius. Kementerian Kesehatan
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan no.8 tentang TTD. Kementerian
kesehatan pun menetapkan kebijakan guna menanggulangi atau mencegah
anemia, dengan cara pemberian TTD dengan harapan agar seluruh wanita
usia subur khususnya ibu hamil mudah menjangkau TTD dan mendapat
asupan zat besi yang cukup

B. Rumusan Masalah
Berdasarakan uraian pada latar belakang, “Bagaiamana penanganan dan
penatalaksanaan anemia pada ibu hamil di PMB Rhoma Sartika?”

6
C. Tujuan
1. Mengetahui penanganan anemia pada ibu hamil di PMB rhoma sartika
2. Mengetahui apakah ada kesenjangan antara jurnal dan penanganan yang
dilakukan di PMB Rhoma Sartika.
3. Mengetahui apakah terapy pada jurnal dapat diterapkan dalam
penatalaksanaan anemia pada ibu hamil di wilayah PMB Rhoma sartika.

D. Manfaat
Hasil penelitian dan telaah jurnal dapat dijadikan acuan dan wawasan dalam
penatalaksanaan anemia pada ibu hamil.

7
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. ANEMIA
1. Definisi Anemia
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah dan ukuran sel
darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal,
yang akan mengakibatkan terganggunya distribusi oksigen oleh darah
ke seluruh tubuh (Kemenkes, 2018).
Anemia pada kehamilan dapat meningkatkan resiko komplikasi
persalinan, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah
(BBLR), kelainan janin, abortus, intelegensi rendah, mudah terjadi
pendarahan dan syok akibat lemahnya kontraksi rahim (Rahmawati,
2012).
Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan kadar hemoglobin
dalam darah kurang dari 11 gr/dl pada Trimester 1 dan Trimester 3,
dan HB kurang dari 10,5 g/dl pada trimester 2. WHO ibu hamil tidak
boleh memiliki HB kurang dari 11 gr/dl selama kehamilan. (Nugroho,
2012).
Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau tidak,
umumnya digunakan nilai-nilai normal yang tercantum dalam
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.736a/Menkes/XI/1989, yaitu
nilai batas normal hemoglobin bagi ibu hamil yaitu ≥11 g/dl. Jika
kadar hemoglobin (Hb) turun di batas nilai normal, maka akan
menimbulkan anemia (Depkes RI, 2008). Ibu hamil dikatakan anemia
apabila kadar hemoglobin (Hb) dibawah 11,0 g/dl (Kemenkes RI,
2013).

8
2. Etiologi Anemia
Etiologi anemia defisiensi besi Menurut Irianto (2014) etiologi anemia
defisiensi besi pada kehamilan yaitu gangguan pencernaan dan
absorpsi, hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah,
kebutuhan zat besi meningkat, kurangnya zat besi dalam makanan,
dan pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
3. Patofisiologi Anemia
Menurut Nurhidayati (2013), pada kehamilan terjadi perubahan yang
menonjol adalah :
a) Perubahan plasma darah
b) Perubahan sel-sel darah
Akibat dari kedua hal tersebut diatas akan menimbulkan fisiologis.
Pada kehamilan volume plasma darah akan mengalami kenaikan.
Kenaikan volume plasma darah mulai pada bulan ketiga kehamilan,
yang berangsur-angsur meningkat sampai mencapai titik maksimum
pada umur kehamilan 32-36 minggu. Setelah itu volume plasma darah
akan mencapai titik normal setelah 3 minggu persalinan. Dalam
kehamilan volume plasma darah memang harus meningkat, guna
memenuhi kebutuhan cairan plasma darah dalam rahim yang
membesar disertai juga pembesaran pembuluh darah. Darah
bertambah banyak saat kelahiran, yang lazim disebut hidrema atau
hyperlovemia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma hal ini dapat
menyebabkan terjadinya pengenceran darah (hemodilusi).
Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut : plasma 30%, sel-
sel darah 18%, hemoglobin 19%. Secara fisiologis, pengenceran darah
ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat
dengan adanya kehamilan.

9
4. Faktor-faktor yang memengaruhi anemia ibu hamil
a. Faktor dasar
1) Sosial dan ekonomi Kondisi lingkungan sosial berkaitan
dengan kondisi ekonomi di suatu daerah dan menentukan pola
konsumsi pangan dan gizi yang dilakukan oleh masyarakat.
Misalnya, kondisi sosial di pedesaan dan perkotaan memiliki
pola konsumsi pangan dan gizi yang berbeda. Kondisi
ekonomi seseorang sangat menentukan dalam penyediaan
pangan dan kualitas gizi. Apabila tingkat perekonomian
seseorang baik maka status gizinya akan baik dan sebalinya
(Irianto, 2014).
2) Pengetahuan
Ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang baik berisiko
mengalami defisiensi zat besi sehingga tingkat pengetahuan
yang kurang tentang defisiensi zat besi akan berpengaruh pada
ibu hamil dalam perilaku kesehatan dan berakibat pada
kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi
dikarenakan ketidaktahuannya dan dapat berakibat anemia
(Wati, 2016).
3) Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi
pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat
pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam
upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga.
(Nurhidayati, 2013).
4) Budaya
Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan pangan
yang biasanya dipandang pantas untuk dimakan, dijumpai
banyak pola pantangan. Tahayul dan larangan yang beragam
yang didasarkan kepada kebudayaan dan daerah yang
berlainan di dunia, misalnya pada ibu hamil, ada sebagian

10
masyarakatyang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan
ikan (Budiyanto, 2003 dalam Ariyani, 2016).
b. Faktor tidak langsung
1) Frekuensi Antenatal Care (ANC) Pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan dalam memelihara
kehamilannya. Hal ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi
dan mengatahui masalah yang timbul selama masa kehamilan
sehingga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung akan sehat
sampai persalinan
2) Paritas
Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak
hidup atau mati, tetapi bukan aborsi (Nurhidayati, 2013).
semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan maka semakin banyak kehilangan zat besi dan
semakin menjadi anemia (Fatkhiyah, 2018).
3) Umur ibu
Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada kelompok
umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut kurang beresiko
komplikasi kehamilan serta memiliki reproduksi yang sehat.
Hal ini terkait dengan kondisi biologis dan psikologis dari ibu
hamil. Sebaliknya pada kelompok umur < 20 tahun beresiko
anemia sebab pada kelompok umur tersebut perkembangan
biologis yaitu reproduksi belum optimal. Selain itu, kehamilan
pada kelompok usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan
yang beresiko tinggi. Wanita hamil dengan umur diatas 35
tahun juga akan rentan anemia. Hal ini menyebabkan daya
tahun tubuh mulai menurun dan mudah terkena berbagai
infeksi selama masa kehamilan (Fatkhiyah, 2018).
4) Dukungan suami
Dukungan informasi dan emosional merupakan peran penting
suami, dukungan informasi yaitu membantu individu
menemukan alternative yang ada bagi penyelesaian masalah,

11
misalnya menghadapi masalah ketika istri menemui kesulitan
selama hamil, suami dapat memberikan informasi berupa
saran, petunjuk, pemberian nasihat, mencari informasi lain
yang bersumber dari media cetak/elektronik, dan juga tenaga
kesehatan; bidan dan dokter. Dukungan emsional adalah
kepedulian dan empati yang diberikan oleh orang lain atau
suami yang dapat meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya
diperhatikan (Anjarwati, 2016)

c. Faktor langsung
1) Pola konsumsi
Pola konsumsi adalah cara seseorang atau kelompok orang
dalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan
terhadap pengaruh fisiologi, psikologi budaya dan social
(Waryana, 2010). Kejadian anemia sering dihubungkan
dengan pola konsumsi yang rendah kandungan zat besinya
serta makanan yang dapat memperlancar dan menghambat
absorbsi zat besi (Bulkis, 2013).
2) Infeksi Beberapa
infeksi penyakit memperbesar risiko anemia. Infeksi itu
umumnya adalah TBC, cacingan dan malaria, karena
menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah
merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan jarang sekali
menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing
akan menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan
anemia defisiensi besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan
anemia (Nurhidayati, 2013)
3) Pendarahan Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan
oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan keduanya
saling berinteraksi. Pendarahan menyebabkan banyak unsur

12
besi yang hilang sehinggga dapat berakibat pada anemia
(Bulkis, 2013)
5. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Pada umumnya telah disepakati bahwa tanda-tanda anemia akan jelas
apabila kadar hemoglobin (Hb) <7 gr/dl.
Gejala anemia dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-
kunang, pucat, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem
neuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia, kurang nafsu makan,
menurunnya kebugaran tubuh, gangguan penyembuhan luka, dan
pembesaran kelenjar limpa (Irianto, 2014).

6. Dampak anemia pada ibu hamil


Dampak anemia Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko,
melainkan tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan
anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel - sel tubuh tidak cukup mendapatkan pasokan oksigen.
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian
perinatal meningkat. Pendarahan antepartum dan postpartum lebih
sering dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat
fatal, sebab wanita yang anemia tidak dapat terhindar dari kehilangan
darah (Rukiyah, 2010).

7. Cara pencegahan anemia Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi


makanan yang bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan
cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti daging
sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap
seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-
kacangan.

13
Selain itu, diimbangi dengan pola makan sehat dengan mengonsumsi
vitamin serta suplemen penambah zat besi untuk hasil yang maksimal
(Irianto, 2014).
Menurut Arisman (2010), pencegahan anemia defisiensi zat besi dapat
dilakukan dengan 4 pendekatan yaitu:
a) Pemberian tablet atau suntikan zat besi
b) Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan
asupan zat besi melalui makanan
c) Pengawasan penyakit infeksi
d) Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi

B. Penanganan Anemia
Menurut Sari (2013) penanganan anemia adalah sebagai berikut :
1. Anemia Ringan Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih
dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60
mg/hari zat besi, dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari.
2. Anemia Sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam
folat peroral sekali sehari.
3. Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak
1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskular. Transfusi
darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang
diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko
transfusi bagi ibu dan janin. Sedangkan menurut Prawirohardjo
(2009) penanganan anemia defisiensi ialah dengan preparat besi oral
atau parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi:
fero sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat
60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek
samping pada traktus gatrointestinal relatif kecil pada pemberian
preparat Na-fero bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat.
(http://repository.unimus.ac.id)

14
Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 μg
asam folat untuk profilaksis anemia.Pemberian preparat parenteral yaitu
dengan ferum dextran sebanyak 1000mg (20 ml) intravena atau 2x10
ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2g%.
Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada
traktus gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk.
Efek utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis
0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi dapat di berikan seluruh dosis. semua ibu
hamil dan dosis nya 1 tablet sehari selama kehamilan dan minimal
dikonsumsi 90 tablet selama kehamilan.

15
BAB III
KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Patologis


Terhadap Ny. S G1p0a0, Hamil 23 Minggu 1 Hari Dengan Anemia Ringan
Di Pmb Rhoma Sartika, S.St., M.Kes

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama istri : Ny. S Nama suami : Tn. T
Umur : 24 th
Pendidikan: D3
Pekerjaan : IRT
Suku/ bangsa: Jawa
Agama : Islam
Alamat : Rejosari

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ketika bangun dari duduk/ berbaring ibu merasa
pusing.

3. Riwayat kehamilan saat ini


a. HPHT : 21-06-2020 TP/HPL : 23 minggu 1 hari
b. Ibu ANC
- Trimester I : 2 kali di bidan dan puskesmas, keluhan :
Tidak ada
- Trimester II : 2 kali di bidan dan puskesmas, keluhan :
Pusing
- Trimester III : - kali di - keluhan : -
c. PP test tanggal : 21- 07 – 2020 Hasil : ( )
positif,
4. Riwayat menstruasi
Menarche umur : 13 th

16
Menstruasi : Teratur : () Ya, (-) Tidak
Siklus : 28-30 hari
Lama : 5-7 hari
Jumlah : Normal
Warna : () Merah Segar, (-) Merah Tua,
(-) Merah kehitaman, (-) coklat .
Konsistensi : Normal
Bau : Amis/ anyir
Desminore a : Tidak
Haid bulan sebelumnya : () teratur, (-) tidak. Lamanya : 5-7
hari
Flour Albus : Tidak
Bau :-
Warna : (-) putih, (-) Kuning, (-) Hijau, (-) Coklat

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


No Tgl Tempat Usia Jenis penolong Penyulit Jenis BB PB Keadaan
lahir persalinan kehamilan persalinan kehamilan kehamilan (gram) (Cm) anak
dan sekarang
persalinan
- - - - - - - - - - -

6. Riwayat kesehatan ibu


a. Riwayat penyakit yang pernah diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,
menurun dan menahun, dan tidak sedang menderita penyakit
menular menurun maupun menahun.
b. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan warung/
tanpa sepengetahuna tenaga kesehatan.
7. Riwayat kesehatan keluarga
a. Keturunan kembar : Tidak Ada
b. Penyakit menular : Tidak Ada
c. Penyakit keturunan : Tidak Ada
8. Pola kebutuhan sehari-hari

17
Kebutuhan Selama hamil Keluhan
Nutrisi : - Makan 2-3 kali sehari Tidak suka makan
- Minum 8-10 gelas air putih sayur-sayuran
sehari
Eliminasi : BAK 4-5 kali sehari Tidak ada
BAB 1 kali sehari
Istirahat dan tidur 8-10 jam sehari Tidak ada
Aktivitas Kegiatan rumah Mudah lelah
tangga, seperti
menyapu
Personal Hygiene Mandi 2 kali sehari Tidak ada
Pola seksual 1 kali seminggu Tidak ada

9. Imunisasi TT
TT 1 :
TT 2 :
TT 3 :
TT 4 :
TT 5 :
10. Pergerakan janin
Ibu mengatakan pergerakan janin terasa aktif, lebih dari 10 kali dalam
10 jam.
11. Perilaku kesehatan
a. Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya: Tidak
b. Merokok, makan siri, jamu-jamuan : Tidak
12. Riwayat sosial
a. Apakah kehamilan ini direncanakan/ diinginkan
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
b. Jenis kelamin yang diinginkan
Ibu mengatakan jenis kelamin yg diinginkan perempuan

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : (√) baik, (-) cukup, (-) Lemah

18
b. Kesadaran : (-) Compos Mentis, (-) Apatis, (-) Samnolen
(-) Sopor, (-) Koma

c. LILA :26 cm
d. TB : 155 cm
e. BB : Sebelum Hamil : 48 kg Sekarang : 55 kg
f. TTV
TD : 110/ 70 MmHg
RR : 21 x/ menit
Nadi : 85 x/ menit
Suhu : 36,5 oC
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
- Konjungtiuva : pucat
- Sclera : putih bersih
b. Gigi dan mulut
- Mukosa bibir : Normal
- Mulut dan Gigi : Bersih
c. Leher :
- Pada pemeriksaan leher, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkakan kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan
tidak ada pembengkakan pada vena jugularis.
d. Dada
- Auskultasi jantung : Normal
- Auskultasi paru-paru : Normal
e. Payudara
- Pembesaran : Normal
- Puting Susu : menonjol
- Pengeluaran : belum ada pengeluaran
-
f. Abdomen
- Pembesaran : Sesuai Masa Kehamilan

19
- Bekas luka operasi : Tidak Ada
- Tumor/ benjolan : Tidak Ada
g. Nyeri epigastrium : Tidak Ada
h. Ekstermitas atas dan bawah
- Odema : Tidak
- Varises : Tidak
- Sirkulasi perifer : Normal
- Reflek patella : Ada
i. Anogenital
- Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Vulva dan vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Pemeriksaan kebidanan
a. TFU : 1 jari di atas pusat
Mc.Donald : 22 Cm
TBJ : 1,550 gram
b. Leopold
Leopold I :
- Teraba bulat lunak , tidak melenting (bokong janin)
Leopold II :
- Pada bagian kanan perut ibu teraba, bagian kecil-kecil janin
(ekstermitas)
- Pada bagian kiri perut ibu teraba, bagian panjang ada tahanan
(punggung janin).
Leopold III :
- Teraba bulat keras melenting, dapat digoyangkan (kepala janin)
Leopold VI :
- Konvergen
c. DJJ
Frekuensi : 145 x/menit
Teratur : iya

20
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal : 24-12-2020
- HB : 9,5 gr/dl
- Protein Urin : Negatif
- Glukosa Urin : Negatif
- Sifilis : Negatif
- HIV : Negatif
- HBSag : Negatif
b. USG
Tanggal : -

C. ANALISA
Ny. S G1P0A0 Hamil 23 minggu 1 hari, dengan Anemia Ringan

D. PLANNING OF ACTION
Tanggal : 24 – 12- 2020
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, TTV dalam
batas Normal, pemeriksaan fisik dalam batas normal, detak jantung
janin dan letak/posisi janin normal. Pada pemeriksaan laboratorium
HB : 9,5 gr/dl (Anemia Ringan)
R : agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
E : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menjelaskan pada ibu tentang HB yang kurang normal, ibu mengalami
Anemia Ringan, yaitu kurang darah/ kurang kada HB untuk ibu yang
sedang hamil. Pusing yang sering dirasakan ibu bisa dikarenakan kadar
haemoglobin ibu yang rendah.
Biasanya HB rendah dikarenakan ibu kurang mengkonsumsi sayur-
sayuran/ protein hewani.

21
R : agar ibu mengetahui, apa itu HB rendah dan mengerti tentang HB
rendah
E : ibu sudah mengetahui dan mengerti tentang HB rendah, dan ibu
meminta bidan untuk memberikan theraphy sesuai keluhan yang
dirasakan
3. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan, yaitu perdarahan
pervaginam yang terus menerus disertai nyeri perut yg hebat,
pandangan kabur disertai sakit kepala yg hebat, tekanan darah tinggi,
kaki dan muka bengkak, keputihan yang gatal berbau dan berwarna
hijau.
R : agar ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan dan dapat segera
datang kepetugas kesehatan terdekat.
E : ibu sudah mengetahui dan mengerti tentang tanda bahaya
kehamilan
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 8 jam sehari,
dan tidak melakukan aktivitas yang berat dan terlalu sering.
R : agar ibu dapat beristirahat dengan cukup, sehingga kesejahteraan
ibu dan janin terpenuhi.
E : ibu bersedia istirahat yang cukup
5. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan dengan nutri dan gizi yang
seimbang, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, telur, daging, dan
susu. Bisa dikreasikan sesuai kesukaan dan keinginan ibu
R : agar ibu dan janin mendapat nutrisi dan gizi yang cukup, dan
mengurangi terjadinya anemia pada kehamilan.
E : ibu bersedia makan-makanan yg bernutri dan gizi seimbang
6. Menganjurkan ibu untuk meminum tablet FE, atau vitamin zat besi.
R : agar zat besi pada ibu tercukupi dan mencegah terjadinya anemia
bertambah berat.
E : ibu bersedia mengkonsumsi tablet FE
7. Menjelaskan pada ibu manfaat tablet FE, tablet FE merupakan vitamin
tambah darah yang mengandung zat besi, untuk mencegah terjadinya

22
anemia pada ibu hamil. Zat besi bisa didapatkan dari sayur-sayuran
hijau, protein hewani dan Tablet Fe yang akan diberikan kepada ibu.
R : agar ibu mengerti manfaat tablet Fe yang akan diberikan padanya
E : ibu sudah mengetahui manfaat tablet FE yang akan dikonsumsinya
8. Menjelaskan pada ibu cara meminum tablet FE yaitu 1x1 sehari, bisa
menggunakan air es, atau air jeruk untuk mengurangi mual karena efek
samping dari tablet fe adalah mual. Tetapi tidak dianjurkan meminum
bersama dengan teh/kopi.
R : agar ibu dapat meminum tablet Fe dengan mengurangi terjadinya
rasa mual
E : ibu bersedia meminum tablet FE
9. Memberikan ibu tablet FE 1x1 dan Asam Folat 1x1
R : agar ibu meminum tablet fe dan asam folat
E : ibu sudah diberikan tablet Fe dan asam folat
10. Menganjurkan ibu untuk tidak minum teh dulu selama kehamilan, atau
mengurangi konsumsi teh. Karena kandungan zat tanin dalam teh
dapat mengikat atau mengganggu penyerapan zat besi sehingga ibu
mengalami anemia.
R : agar ibu tidak meminum teh dahulu selama kehamilan ini, atau
mengurangi konsumsi teh
E : ibu bersedia untuk tidak meminum teh selama kehamilan ini
11. Menganjurkan ibu untuk datang kepetugas kesehatan terdekat jika
mengalami atau merasakan tanda bahaya kehamilan seperti yang sudah
dijelaskan. Tidak menunda-nunda datang kepetugas kesehatan
R : agar ibu segera datang kepetugas kesehatan jika mengalami tanda
bahaya kehamilan
E : ibu bersedia datang kepetugas kesehatan terdekat jika mengalami
tanda bahaya kehamilan.
12. Menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan
(SP.OG) untuk melihat perkembangan janin melalui USG
R : agar ibu melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan
E : ibu bersedia melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan

23
13. Menganjurkan pada ibu melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudia
atau jika ibu memiliki keluhan
R : agar ibu melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian
E : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
14. Melakukan follow up pada ibu, apakah ibu sudah mengerti tentang
penjelasan yang diberikan
R : agar jika ibu tidak mengerti, dapat dilakukan penjelasan kembali
E : ibu sduah mengerti penjelasan yang diberikan
15. Melakukan dokumentasi
R : agar kehamilan dan perkembangan janin dapat terpantau dengan
baik
E : sudah dilakukan dokumentasi

Catatan perkembangan :
S : pasien mengatakan sudah tidak merasakan pusing ketika bangun
dari duduk atau bangun dari tidur.
O : pemeriksaan fisik dalam batas normal, HB :11 gr/dl
A : ny. S G1P0A0 hamil 23 minggu 4 hari janin hidup
P : terapy tablet tambah darah, asam folat, bubuk mikronutrien dapat
diteruskan sampai trimester 3 dan bisa dikonsumsi setelah bersalin,
untuk mencegah terjadinya anemia kembali.

24
BAB IV
PEMBAHASAN

Analisis temuan kasus dengan kajian teori dan jurnal penelitian :

Pada tanggal 24 desember 2020, Ny. S datang ke PMB diantar oleh


suaminya, untuk memeriksakan kehamilannya, dengan keluhan sering merasa
pusing ketika bangun dari duduk. Ibu, kurang suka makan sayur-sayuran hijau,
terkadang ibu tidak mengkonsumsi tablet FE yg diberikan bidan/tenaga kesehatan
lainnya, dikarenakan efek samping dari tablet FE yg membuat mual.
Hasil uraian kasus diatas dilakukan pengkajian pada Ny. S dan
pemeriksaan fisik, dilakukan konseling informasi dan edukasi pada Ny. S tentang
anemia kehamilan, memberikan terapy obat farmakologi tablet tambah darah dan
asam folat, utnuk mengatasi anemia ringan yang diderita ibu.
Dalam pengkajian teori pada bab 2, tidak ada kesenjangan dalam
penanganan terapy farmakolgi dengan temuan kasus, dan pada jurnal “Relative
efficacy of micronutrient powders versus iron– folic acid tablets in controlling
anemia in women in the second trimester of pregnancy”adanya pembanding
dalam memberikan terapy obat pada ibu yang menderita anemia dengan terapy
mikronutrien bubuk yang dimasukan atau ditaburkan dalam makanan ibu. Namun
dalam penerapan terapy farmakolgi tidak ada kesenjangan dengan kasus di atas
dan teori pada bab 2.
Pemberian terapy tablet tambah darah dan asam folat, sudah sesuai dengan
teori, dan jurnal penelitian, kemudian terapy bubuk mikronutrien yang dilakukan
pada jurnal dapat dijadikan alternatif atau terapy tambahan pada ibu yang
mengalami anemia, atau menjadi terapy tambahan untuk mencegah anemia
kehamilan. Sehingga jurnal penelitian tersebut valid dan dapat dijadikan acuan
dalam penanganan anemia kehamilan.

25
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Dapat disimpulkan anemia pada ibu hamil, adalah kondisi tubuh
dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr/dl pada
Trimester 1 dan Trimester 3, dan HB kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester 2. Ibu hamil tidak boleh memiliki HB kurang dari 11 gr/dl
selama kehamilan. karena anemia pada kehamilan dapat berdampak
buruk bagi ibu dan janin.
2. Penatalaksanaan anemia ringan pada ibu hamil di PMB Rhoma sartika,
sudah cukup sesuai dengan teori dan literatur dengan pemberian Tablet
tambah Darah/ tablet Fe dan asam folat tablet.
3. Kemudian penatalaksanaan menggunakan bubuk mikronuttrien
powder pada terapy anemia ringan yang dialami ny. S, mempengaruhi
naiknya kadar HB pada ibu, walaupun kadar HB tidak naik secara
signifikan, sehingga bubuk mikronutrien belum dapat dijadikan terapy
pengganti dalam penanganan anemia.
4. Selain diberikan terapy farmakologi, ibu diberikan Konseling edukasi
tentang anemia. Karena faktor edukasi juga berpengaruh pada ibu yang
mengalami anemia.
5. Dalam penanganan anemia biasanya cukup sulit dikarenakan ibu lupa
minum tablet tambah darah, atau tidak nyaman dengan efek samping
tablet tambah darah yaitu mual.
6. Dalam jurnal penelitian, terapy pemberian bubuk mikronutrien dapat
dijadikan terapy tambahan dalam penanganan anemia atau pencegahan
anemia pada ibu hamil.

26
B. SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, dalam melakukan asuhan
kebidanan sebaiknya ditekanankan lagi dalam mengedukasi ibu hamil
terutama dalam pemberian tablet tambah darah, bagaimana cara
meminum tablet tambah darah tanpa merasakan mual.
2. Dalam pelaksanaan antenatal care, sebaiknya dilakukannya 10T
dengan baik dan benar.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati. (2016). Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Ibu Hamil


Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe. Diakses tanggal 30 desember 2020.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id)

Ashari. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka Rohima

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Laporan Hasil Riset


Kesehatan Dasar Indonesia (RISKESDAS). Jakarta: Kemenkes RI

Fikawati S, Syafiq A, Karima K. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.2015. P. 53-117.

Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta : CV. Trans Info
Media

28

Anda mungkin juga menyukai