Anda di halaman 1dari 32

Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP > Paket 1

Pokok Bahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pendahuluan
Definisi
Etiologi
Cara Penularan
Faktor Risiko
Pengaruh Kehamilan Pada Perjalanan Penyakit HIV

1. Pendahuluan

Laporan Epidemi HIV Global UNAIDS 2012 menunjukkan


bahwa terdapat 34 juta orang dengan HIV di seluruh
dunia.
50% di antaranya adalah perempuan dan 2,1 juta anak
berusia kurang dari 15 tahun.
Di Asia Selatan dan Tenggara, terdapat kurang lebih 4
juta orang dengan HIV dan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome).
Di sejumlah negara berkembang HIV-AIDS merupakan
penyebab utama kematian perempuan usia reproduksi.
Infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam kehidupan
ibu serta ibu dapat menularkan virus kepada bayinya.

Di Indonesia, infeksi HIV merupakan salah satu masalah


kesehatan utama dan salah satu penyakit menular yang
dapat mempengaruhi kematian ibu dan anak.
Sampai saat ini kasus HIV-AIDS telah dilaporkan oleh 341
dari 497 kabupaten/kota di 33 provinsi. Selain itu, Indonesia
adalah salah satu negara di dunia dengan estimasi
peningkatan insidens rate infeksi HIV lebih dari 25%
(UNAIDS, 2012).
Data Kementerian Kesehatan (2011) menunjukkan dari
21.103 ibu hamil yang menjalani tes HIV, 534 (2,5%) di
antaranya positif terinfeksi HIV.

Jumlah ibu hamil yang terinfeksi HIV cenderung


meningkat.
Prevalensi HIV pada ibu hamil diproyeksikan
meningkat dari 0,38% (2012) menjadi 0,49% (2016).
Di Provinsi Sumatera Barat, distribusi kasus AIDS
terbesar terdapat di Kota Padang (322 kasus), Kota
Bukit Tinggi (144 kasus), dan Kabupaten Agam (61
kasus). Sedangkan untuk prevalensi kasus AIDS per
100.000 penduduk berdasarkan provinsi, Provinsi
Sumatera Barat memiliki prevalensi 19,64%.

2. Definisi

HIV/AIDS adalah suatu sindrom defisiensi imun yang


ditandai oleh adanya infeksi oportunistik dan atau
keganasan yang tidak disebabkan oleh defisiensi imun
primer atau sekunder atau infeksi kongenital
melainkan oleh human immunodeficiency virus.

3. Etiologi
Penyebab dari virus ini adalah dari retrovirus golongan
retroviridae, genus lenti virus.

4. Cara Penularan

viral load (jumlah virus yang ada di dalam


darah) ibunya
terinfeksi HIV
Penularan

dapat terjadi dalam kandungan yang dapat


disebabkan oleh kerusakan pada plasenta, yang seharusnya
melindungi janin dari infeksi HIV. Kerusakan tersebut dapat
memungkinkan darah ibu mengalir pada janin.
Risiko penularan lebih tinggi pada saat persalinan, karena
bayi tersentuh oleh darah dan cairan vagina ibu waktu melalui
saluran kelahiran

5. Faktor Risiko Penularan


a.

a.

Faktor Ibu dan Bayi


Faktor ibu
Faktor yang paling utama mempengaruhi risiko
penularan HIV dari ibu ke bayi adalah kadar HIV
load) di darah ibu pada menjelang ataupun
persalinan dan kadar HIV di air susu ibu ketika
menyusui bayinya.
Faktor bayi

(viral
saat
ibu

Bayi yang lahir prematur dan memiliki berat badan lahir rendah,
melalui ASI yang diberikan pada usia enam bulan pertama bayi,
bayi yang meminum ASI dan memiliki luka di mulutnya.

2. Faktor obstetrik:
Jenis persalinan
Lama persalinan
Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum
persalinan
Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan
forseps

Faktor yang meningkatkan risiko penularan HIV


dari ibu ke bayi
Masa kehamilan

Masa persalinan

Masa menyusui

Ibu baru terifeksi HIV

Ibu baru terinfeksi HIV

Ibu baru terinfeksi HIV

Ibu

memiliki

infeksi

virus, Ibu mengalami pecah ketuban lebih dari 4 Ibu memberikan ASI dalam periode

bakteri, parasit.
Ibu

memiliki

jam sebelum persalinan.


infeksi

menular Terdapat

seksual.

tindakan

medis

yang lama.
yang

dapat Ibu memberikan makanan campuran

meningkatkan kontak dengan darah ibu (mixed feeding) untuk bayi.


atau cairan tubuh ibu (seperti penggunaan
elektroda pada kepala janin, penggunaan
vakum atau forceps, dan episiotomi).

Ibu menderita kekurangan gizi.

Bayi merupakan janin pertama dari suatu Ibu memiliki masalah pada payudara,
kehamilan ganda (karena lebih dekat seperti mastitis, abses, luka di puting
dengan leher rahim/serviks)

payudara.

Ibu memiliki korioamniositis (dan IMS Bayi memiliki luka di mulut.


yang tak diobati atau infeksi lainnya).

6. Pengaruh Kehamilan Pada Perjalanan Penyakit HIV

Penelitian di negara maju sebelum era anti retrovirus


menunjukkan bahwa HIV tidak menyebabkan
peningkatan prematuritas, berat badan lahir rendah
atau gangguan pertumbuhan intra uterin.
Sedangkan di negara berkembang, infeksi HIV justru
meningkatkan
kejadian
aborsi,
prematuritas,
gangguan pertumbuhan intra uterin dan kematian
janin intra uterin terutama pada stadium lanjut. Selain
karena kondisi fisik ibu yang lebih buruk juga karena
kemungkinan penularan perinatalnya lebih tinggi.

Tanpa intervensi, resiko penularan HIV dari ibu ke


janinnya yang dilaporkan berkisar antara 15%-45%.
Resiko penularan ini lebih tinggi di negara berkembang
dibandingkan
dengan
negara
maju
(21%-43%
dibandingkan 14%-26%).
Penularan dapat terjadi pada intra uterin, intrapartum
dan post partum.

1. Transmisi Intra Uterin

Mekanismenya diduga melalui plasenta.


Pemeriksaan patologi menemukan HIV dalam plasenta ibu
yang terinfeksi HIV.
Sel limfosit atau monosit ibu yang terinfeksi HIV atau virus
HIV itu sendiri dapat mencapai janin secara langsung
melalui lapisan sinsitiotrofoblas, atau secara tidak
langsung melalui trofoblas dan menginfeksi sel makrofag
plasenta (sel Houfbauer) yang mempunyai reseptor CD4.
Plasenta diduga juga mempunyai efek anti HIV-1 dengan
mekanisme yang masih belum diketahui.

2. Transmisi Intrapartum

Transmisi intrapartum/infeksi lambat didiagnosis jika


pemeriksaan virologis negatif dalam 48 jam pertama
setelah kelahiran dan tes 1 minggu berikutnya menjadi
positif dan bayi tidak menyusui.
Selama persalinan, bayi dapat tertular darah atau cairan
servikovaginal yang mengandung HIV melalui paparan
trakheobronkial atau tertelan pada jalan lahir.
HIV ditemukan pada cairan servikovaginal wanita terinfeksi
HIV-AIDS sekitar 21% dan pada cairan aspirasi lambung
bayi yang dilahirkan sekitar 10%.

3. Transmisi Post Partum

Air susu ibu diketahui mengandung HIV dalam cukup


banyak. Konsentrasi median sel yang terinfeksi HIV
pada ibu yang menderita HIV adalah 1 per 104 sel.
Partikel virus dapat ditemukan pada komponen sel
dan non-sel air susu ibu. Pada penelitian Nduati, dkk
HIV ditemukan pada 58% pemeriksaan kolostrum dan
air susu ibu.
Kadar HIV tertinggi dalam air susu ibu terjadi mulai
minggu pertama sampai tiga bulan setelah persalinan.
HIV dalam konsentrasi rendah masih dapat dideteksi
pada air susu ibu sampai 9 bulan setelah persalinan.
Resiko penularan pada bayi yang disusui paling tinggi
pada enam bulan pertama, kemudian menurun secara
bertahap pada bulan-bulan berikutnya.

Waktu dan Risiko Penularan HIV dari Ibu ke Anak

Pada saat hamil, sirkulasi darah janin dan sirkulasi darah


ibu dipisahkan oleh beberapa lapis sel yang terdapat di
plasenta.
Plasenta melindungi janin dari infeksi HIV. Tetapi, jika
terjadi peradangan, infeksi ataupun kerusakan pada
plasenta, maka HIV bisa menembus plasenta, sehingga
terjadi penularan HIV dari ibu ke anak.
Penularan HIV dari ibu ke anak pada umumnya terjadi
pada saat persalinan dan pada saat menyusui.

Mengapa Odha masih tampak sehat.


Karena perjalanan penyakit HIV dalam tubuh seseorang tergolong unik, memiliki
masa inkubasi yang sangat panjang

STADIUM 1

Window
period
1 3, bahkan
6 bulan

STADIUM 2

HIV +
Asimptomatik
5 10 tahun

STADIUM 3

STADIUM 4

HIV+ dengan
gejala
penyakit

CD4 < 200

> 1 bulan

1 2 th.

AIDS

PRINSIP PENULARAN HIV

Dikenal dengan ESSE :


EXIT:

keluar.
SUFFICIENT: cukup
SURVIVE: virusnya hidup
ENTER: masuk.

HIV keluar dari tubuh dalam jumlah cukup dan


dalam keadaan hidup masuk ke dalam tubuh lain.

CEGAH HIV
DENGAN
A

B C

A: Abstinence
B: Be Faithfull
E

C: Condom
D: No Drugs
E: Education

JENIS PELAYANAN HIV DAN


AIDS

Konseling dan testing secara sukarela adalah tes


individu dengan sukarela untuk mengetahui status
HIV seseorang. Tes ini merupakan pengambilan
darah dan pemeriksaan laboratorium secara
sukarela yang harus disertai konseling

Prevention of Parent to Child Transmission


(PPTCT) merupakan pelayanan yang dikhususkan
terhadap orangtua yang terinfeksi HIV. Setiap
orangtua, terutama ibu hamil, yang berstatus HIV
positif, menjadi perhatian dari pelayanan ini

JENIS PELAYANAN HIV DAN


AIDS

Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) merupakan


layanan pemeriksaan darah untuk mengetahui status HIV
seseorang berdasarkan pada inisiatif atau rekomendasi dari
petugas kesehatan dan pasien menerima saran tersebut. Hal
ini biasanya terjadi dalam setting medis.

Care Support and Treatment (CST) merupakan layanan


terkait dengan pemberian dukungan kepada orang yang telah
berstatus HIV. Pelayanan ini akan terjadi setelah seseorang
melalui proses tes darah atau ketika seseorang yang telah
menerima status HIV.

Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke


Bayi

Prong 1: mencegah terjadinya penularan HIV pada


perempuan usia reproduktif.
Prong 2: mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
pada ibu HIV positif.
Prong 3: mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu
hamil HIV positif ke bayi yang dikandungnya.
Prong 4: memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu HIV positif beserta bayi
dan keluarganya.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai