OLEH :
Yessi Ardiani
1420332002
Dosen Pembimbing :
dr.Mutiara Islam,Sp.OG (K)
Yessi Ardiani
1420332002
Kajian Faktor Resiko Pada Kasus Ny. M G1P0A0H0 Usia Kehamilan 39-40
Minggu Dengan Pre Eklamsi Berat Di Ruangan Bersalin RSUD Pariaman
Tanggal 18 juli 2016
iv + 43 Halaman
ABSTRAK
Eklampsia merupakan salah satu komplikasi yang timbul dari Pre Eklampsia
Berat. PEB adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
>160/110 disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
(Agus Abadi, dkk 2008). Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan
salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka
diklasifikasikan ke dalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan.
Pada NyM Umur 22 tahun G1P0A0H0 usia kehamilan 39 40 minggu mengalami
pre eklamsia berat dengan kriteria TD 160/100 mmHg dan Protein urine +++.
Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas
dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya
berkisar antara 0,51%-38,4%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan preeklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi. Tingginya kejadian
preeklamsia-eklamsia di negara berkembang dihubungkan dengan masih rendahnya
status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan masyarakat.
Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam menentukan tingkat
penyerapan dan pemahaman terhadap berbagai informasi/masalah kesehatan yang
timbul baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan sekitarnya
PEB dapat dicegah dengan penanganan yang adekuat, yaitu dengan
penatalaksanaan yang tepat sesuai dengan kasusnya. Bidan harus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam menangani ibu hamil dan bersalin dengan PEB,
sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penurunan angka kematian
ibu dan bayi.
Daftar Pustaka
: 16
Kata Kunci
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pre Eklamsia Berat...4
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan PEB...................................19
BAB III LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian..........................................................................................................27
3.2 Diagnosa.............................................................................................................33
3.3 Identifikasi Masalah Potensial............................................................................35
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera............................................................................35
3.5 Rencana Asuhan.................................................................................................35
3.6 Implementasi......................................................................................................36
3.7 Evaluasi..............................................................................................................37
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Analisa kasus......................................................................................................38
4.2 Kajian Asuhan Kebidanan..................................................................................41
BAB V
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................42
5.2 Saran...................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian
besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15 % menderita
komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa
ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun.
Dari jumlah ini diperkirakan 90 % terjadi di Asia dan Afrika sub sahara, 10 % di
negara berkembang lainnya, dan kurang dari 1 % di negara maju. (Abdul Bari
Saifuddin, 2010)
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2012,
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Rasio kematian maternal pada SDKI 2012 dapat berada pada kisaran 239
sampai dengan 478 kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,2012).
Tahun 2015 menurut data Dinas Kesehatan Kota Pariaman terdapat 5 kasus kematian
ibu di Kota Pariaman (Dinkes Kota Pariaman, 2015)
Menurut Abdul Bari Saifuddin tahun 2010, kematian ibu dibagi menjadi
kematian langsung dan tidak langsung. Kematian langsung adalah kematian ibu
sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan atau masa nifas, dan segala
intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak
langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul
sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia,
HIV/AIDS dan penyakit kardiovaskuler.
Secara global lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian
Ibu di Indonesia tetap di dominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Namun pada saat ini
penyebab hipertensi dalam kehamilan proporsinya semakin meningkat, sedangkan
perdarahan dan infeksi semakin menurun. Hampir 30 % kematian ibu di Indonesia
pada tahun 2011 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan (RAN-PP-AKI-20132015). Menurut Riskesdas 2010, kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa
hal, seperti perdarahan (27%), eklampsia (23%), infeksi (11%).
Eklampsia merupakan salah satu komplikasi yang timbul dari Pre Eklampsia
Berat. PEB adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi
>160/110 disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20 minggu atau
lebih. (Agus Abadi, dkk 2008). Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih
merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia.
Mereka diklasifikasikan ke dalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena
kehamilan.
Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas
dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya
berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-eklampsia
berkisar 6-7%dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang
diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi.
Tingginya kejadian preeklamsia-eklamsia di negara berkembang dihubungkan dengan
masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki
kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam
menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman terhadap berbagai informasi/masalah
kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan sekitarnya.
PEB dapat dicegah dengan penanganan yang adekuat, yaitu dengan
penatalaksanaan yang tepat sesuai dengan kasusnya. Bidan harus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam menangani ibu hamil dan bersalin dengan PEB,
sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penurunan angka kematian
ibu dan bayi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada kasus ini adalah
Apakah faktor yang ada pada kasus Ny. M G1P0A0H0 Usia Kehamilan 39-40
Minggu Dengan Pre Eklamsi Berat Di Ruangan Bersalin RSUD Pariaman?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengkaji faktor resiko Pre Eklamsia berat pada Kasus Ny M
G1P0A0H0 Usia Kehamilan 39-40 Minggu Di Ruangan Bersalin RSUD Pariaman.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengkaji faktor resiko yang
terdapat
pada Kasus Ny M
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pre Eklampsia Berat
2.1.1 Definisi
Preeklampsia sering digambarkan sebagai suatu sindrom spesifik dalam
kehamilan yang dapat mempengaruhi setiap sistem organ secara nyata.
Proteinuria menjadi kriteria diagnostik dalam preeklamsia. Definisi proteinuria
adalah kadar protein urin dalam 24 jam lebih dari 300 mg/dl, rasio
proteinuria/kretinin 0,3 atau protein urin +1 dipstick. Kriteria penting dalam
penegakan diagnosa preeklamsia adalah terdapatnya gejala awal eklamsia
(impending), seperti nyeri kepala, dan pandangan kabur (Cunningham et al.,
2013).
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi >160/110 disertai protein urine dan atau edema,
pada kehamilan 20 minggu atau lebih. (Agus Abadi, dkk 2008)
de Souza Rugolo et al (2011) penyakit preeklamsia dapat
menyebabkan komplikasi akut, seperti tenjadinya eklampsia, gagal ginjal atau
hati akut, edema paru, dan sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan kadar
enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah). Dampak lanjut dapat
menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular jangka panjang
2.1.2
Etiologi
Penyebab Pre Eklamsia belum dapat diketahui secara pasti. Beberapa
teori yang dianut terkait preeklampsia yaitu:
1.
trofoblast ke dalam lapisan otot arteria spiralis. Distensi dan vasodilatasi lumen
arteri spiralis berdampak pada penurunan tekanan darah, penurunan resistensi
vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta, sehingga
menjamin pertumbuhan janin.
Pada preeklampsia tidak terjadi invasi trofoblast ke dalam lumen otot
arteri spiralis sehingga lumen arteri spiralis tetap kaku dan keras, serta tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi, terjadilah kegagalan
remodelling arteri spiralis yang berakibat aliran darah uteroplasenta menurun,
terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
2.
3.
4.
5.
a.
Primigravida
20 - 30 tahun.
c.
Riwayat pre eklampsia pada kehamilan sebelumnya
d.
Riwayat keluarga dengan pre eklampsia atau eklampsia (khususnya
ibu atau saudara wanitanya)
Adanya faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal.
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Telah
terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklampsia, 26 % anak
wanitanya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8 % anak
e.
f.
hipertensi, atau trombofilia. Hal ini dapat terjadi jika terdapat massa plasenta
yang besar seperti pada kehamilan kembar atau penyakit trofoblastik
gestasional (mola hidatidosa). Ibu yang menderita penyakit ini berisiko
g.
2.1.3
Patofisiologi
Defisiensi gizi
Vasokonstriktor
Kelainan ginjal
8
Protein urin
Oedema
Hipertensi
Manifestasi klinis
PRE EKLAMPSIA
Disebut Pre Eklamsia Berat (PEB) jika usia kehamilan 20 minggu atau lebih dan
ditemukan hal-hal berikut ini:
a. Tekanan darah, sistolik 160 mmHg atau diastolik 110 mmHg
b. Proteinuria 5 g/24 jam atau 4 pada pemeriksaan kwalitatif
c. Oedema jari tangan, muka dan tungkai.
d. Oliguria (jumlah produksi urin 500 ml dalam 24 jam atau disertai kenaikan
kadar kreatinin darah)
e. Oedema paru dan sianosis
f. Sakit kepala hebat
g. Gangguan penglihatan
h. Nyeri epigastrium dan ikterus
i. Adanya sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated liver Enzymes, Low
Platelets)
( Ida Bagus Gde Manuaba, Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar
Manuaba, 2010)
2.1.5
Potensial komplikasi
Beberapa komplikasi dari Pre Eklamsia Berat yaitu:
1. Atonia uteri
2. HELLP Syndrome (Hemolysis Ellevated Liver enzyme Low Platelet)
3. Ablasio retina
9
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gagal ginjal
Perdarahan otak
Edema paru
Gagal jantung
Syock
Kematian ibu atau janin
(Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus Gde
Manuaba, 2010)
2.1.6
organ dan sistem, akibat vasospasme dan ischemia (Angsar MD dalam Saifuddin,
2008).
1. Kardiovaskular
1) Perubahan haemodinamik
Berbagai gangguan pada fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan
dengan peningkatan cardiac afterload akibat hipertensi dan penurunan
cardiac preload akibat hipovolemia.
Tekanan darah bergantung terutama pada curah jantung, volume plasma,
resistensi perifer, dan viskositas darah. Dibandingkan dengan wanita
normotensif, mereka yang mengidap preeklampsia memperlihatkan curah
jantung yang secara bermakna meningkat sebelum diagnosa klinis, tetapi
resistensi perifer total tidak secara bermakna berbeda selama fase praklinis
ini. Pada preeklampsia klinis, terjadi penurunan mencolok curah jantung dan
peningkatan resistensi perifer.
Hipertensi merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosa
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi
perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah jantung.
Pada preeklampsia peningkatan reaktivitas vaskular dimulai umur kehamilan
20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II.
Timbulnya hipertensi adalah akibat vasospasme menyeluruh dengan
ukuran tekanan darah > 140/90 mmHg dan selang pemeriksaan 6 jam.
Dipilihnya tekanan diastolik 90 mmHg sebagai batas hipertensi, karena batas
10
preeklampsia-
sensitif
terhadap
tambahan
volume
cairan,
yang
dapat
hematokrit.mengakibatkan
meningkatnya
resistensi
perifer
dan
11
3. Perubahan endokrin
Selama kehamilan normal, kadar renin, angiotensi II, dan aldosteron
dalam plasma meningkat. Penyakit hipertensi dalam kehamilan menyebabkan
kadar berbagai zat ini menurun ke kisaran tidak hamil normal (Weir dkk, 1973
dalam Cunningham 2005). Pada hipertensi sekresi renin oleh aparatus
jukstaglomerulus
berkurang.
Karena
renin
mengkatalisis
perubahan
12
7. Paru
Penderita preeklampsia berat mempunyai risiko besar terjadinya edema
paru. Edema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel
pada pembuluh darah kapilar, dan menurunnya diuresis.
8. Ginjal
Beberapa perubahan yang terjadi pada ginjal:
1) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia menyebabkan
terjadinya oliguria, bahkan anuria. Berat ringannya oliguria menggambarkan
berat ringannya hipovolemia, sekaligus menggambarkan berat ringannya
preeklampsia.
2) Gangguan filtrasi glomerulus menyebabkan penurunan sekresi asam urat dan
kreatinin. Hal ini dapat menimbulkan azotemia dengan peningkatan kreatinin
plasma yang dapat mencapai > 1 mg/dl-hari. Kadar asam urat serum,
umumnya meningkat > 5 mg/cc.
3) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas
membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan manifestasinya adalah
proteinuria, dapat juga terjadi pengeluaran molekul besar (glomerulopati).
4) Terjadi Glomerular Capillary Endotheliosis akibat sel endotel glomerular
membengkak disertai deposit fibril.
Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila sebagian besar
kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka terjadi nekrosis korteks
ginjal yang bersifat irreversible.
5) Dapat terjadi kerusakan intrinsic jaringan ginjal akibat vasospasme pembuluh
darah.
9. Hepar
Resistensi pembuluh darah liver meningkat, permeabilitas naik, dan
menimbulkan edema. Dasar perubahan pada hepar ialah vasospasme, iskemia, dan
perdarahan. Bila terjadi perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi
nekrosis hepar dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan ini dapat meluas hingga
di bawah kapsula hepar dan disebut subkapsular hematoma. Keadaan ini
menimbulkan rasa nyeri di daerah epigastrium dan dapat menyebabkan ruptur
hepar. Pengeluaran enzim liver yang meningkat merupakan tanda kerusakan berat
pada hepar.
13
10. Neurologi
Peredaran darah otak mempunyai kemampuan untuk regulasi sendiri
sehingga jumlah darahnya relatif tetap. Dalam keadaan preeklampsia-eklampsia
kemampuan regulasinya tidak dapat menahan hipertensi. Perubahan pada otak,
terjadi vasokonstriksi umum yang menimbulkan perubahan seperti edema otak,
nekrosis lokal, disritmi otak meningkatkan sensitivitas motorik, tekanan darah
yang meningkat menimbulkan AVA (Acute Vascular Accident). Manifestasi klinik
dapat berupa nyeri kepala prodomal eklampsia, kejang konvulsi hipersensitif
motorik, koma karena pembengkakan dan perdarahan, gangguan visus.
Perubahan neurologi dapat berupa:
1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan vasogenik
edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan visus.
3) Hiperrefleksi sering dijumpai pada preeklampsia berat, tetapi bukan faktor
prediksi terjadinya eklampsia.
4) Dapat timbul kejang eklamptik. Faktor-faktor yang menimbulkan kejang
eklamptik ialah edema serebri, vasospasme serebri, dan iskemia serebri.
5) Perdarahan intrakranial meskipun jarang, dapat terjadi pada preeklampsia
berat dan eklampsia.
11. Perfusi uteroplasenta
Preeklampsia-eklampsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin
yang
disebabkan
oleh
menurunnya
perfusi
uteroplasenta,
hipovolemia,
2.1.7
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosa Pre Eklamsia Berat yaitu:
1. Urin: protein, bilirubin, sediaan urin
2. Darah:
a.
evaluasi hematologi:
Hct,
trombosit,
eritrosit,
leucosit;
b.
c.
pemeriksaan fungsi ginjal: ureum, kreatinin
3. USG dan NST : untuk mengetahui keadaan janin
2.1.8
Penatalaksanaan
Tindakan yang dilakukan :
a)
Konservatif
b)
Aktif
Terapi konservatif
Diperlukan lama perawatan konservatif sekitar 7-15 hari.
Indikasi
1)
2)
Janin hidup
3)
4)
Pengobatan
1. Di kamar bersalin (selama 24 jam)
d.
Tirah baring
e.
Infus RL yang mengandung 5% Dextrose 60-125
cc/jam
f.
g.
h.
15
c.
d.
e.
mg tiap8 jam)
Penggunaan Atenolol dan blocker (dosis regimen) dapat
a.
b.
c.
d.
e.
Dosis ulangan :
MgSO4 50% 5 gr im diulangi tiap 6 jam setelah dosis awal sampai dengan 6
jam pasca persalinan.
Syarat pemberian MgSO4
Reflex platellla (+)
Respirasi > 16 kali/menit
Urine sekurang-kurangnya 150 cc/6 jam
Harus selalu tersedia calcium glukonas 1 gr 10% (diberikan iv pelanpelan pada intoksikasi MgSO4 )
5. Anti hipertensi dapat dipertimbangkan diberikan bila : systole 180 mmHg
atau diastole 120 mmHg. Antihipertensi yang diberikan yaitu Nifedipin 510 mg tiap 8 jam atau Methyldopa 250 mg tiap 8 jam
Pengobatan Obstetrik
1. Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada tiap penderita dilakukan
pemeriksaan NST
2. Tindakan SC dikerjakan bila :
a. NST jelek
b. Penderita belum inpartu dengan skor pelvic jelek (Skor Bishop < 5)
c. Kegagalan drip oksitosin
3. Induksi dengan drip oksitosin dikerjakan bila :
a. NST baik
b. Penderita belum inpartu dengan skor pelvik baik (Skor Bishop 5)
(Agus Abadi, M. Nadir Abdullah, Ery Gumilar D., Hermanto Tri J., Aditiawarman,
Bangun T. Purwaka, Agus Sulistyono, 2008)
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan PEB
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan yaitu
mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisis data yang diperoleh dalam
bentuk data subyektif, objektif dan data penunjang yang akan memberikan gambaran
kesehatan klien (Depkes RI, 1996)
Data Subyektif
a.
Biodata
-
Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan
sehari-hari, untuk menghindari kekeliruan bila ada kesamaan nama dengan
pasien lain.
tindakan yang akan dilakukan. Pada usia < 18 tahun dan > 35 tahun
merupakan faktor predisposisi terjadinya pre eklampsia (Rustam Mochtar,
1998)
-
Suku/bangsa
Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan
klien.
b.
Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan oleh klien yang menyebabkan adanya
gangguan. Yang perlu ditanyakan pada klien dengan pre eklampsia berat adalah :
c.
d.
Riwayat pernikahan
Primiparitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya preeklampsia
Riwayat Kesehatan yang Lalu
Yang perlu dikaji, apakah klien mempunyai riwayat hipertensi sebelum
hamil atau pernah mengalami pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya. Pasien
dengan penyakit kronis: diabetes mellitus, hipertensi kronik, penyakit ginjal,
penyakit pembuluh darah, lupus eritematosus sistemik memiliki risiko lebih tinggi
e.
f.
Riwayat Kebidanan
18
1)
2)
3)
g.
h.
1)
2)
Eliminasi
Pada pre eklampsia berat sering terjadi oligouria < 500 cc/hari
3)
4)
5)
i.
Aktivitas
Latar Belakang Sosial Budaya
Data ini diperlukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga dalam
kehamilan dan kelahiran yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
j.
19
Data Objektif
Pemeriksaan umum
-
Tanda-tanda vital
1.
Tekanan
darah
normal
adalah antara 90/60 mmHg hingga 130/90 mmHg. Pada pre eklampsia berat,
tekanan darah 160/ 110 mmHg
2.
Nadi
Nadi normal sekitar 80x/menit. Bila nadi lebih dari 120x/menit, maka hal ini
menunjukkan adanya kelainan.
3.
Pernafasan
Pernafasan normal 16-24x/menit. Bila lebih dari 24x/menit menandakan
adanya takipnea
4.
Suhu
Suhu normal 900F
a.
99,60F (36,10C 37,60C)
b.
Suhu
tubuh
>
Tinggi Badan
TB < 145 cm kemungkinan panggulnya sempit.
b.
Berat Badan
Pertambahan BB yang normal hingga akhir masa kehamilan sekitar 9-13,5 kg.
TB dan BB perlu diketahui untuk mengukur BMI (kejadian preeklampsia
meningkat pada ibu dengan obesitas)
20
c.
Lila
Lila < 23,5 cm merupakan indikator kuat status gizi ibu yang buruk. Sehingga
beresiko untuk melahirkan BBLR.
Pemeriksaan Khusus
1.
Inspeksi
Muka
Mata
Palpasi
Leopold I
Leopold II
konsistensi fundus.
Leopold III
Leopold IV
3.
Auskultasi
DJJ normal 120-160x/menit.
4.
Perkusi
Reflek patella
Normalnya : Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon di ketuk. Bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda pre
eklampsia.
Pemeriksaan Penunjang
21
1.
Pemeriksaan laboratorium
Darah
Hb, hematokrit, hapusan darah tepi, asam urat darah, trombosit, fungsi
hepar dan ginjal
Urine
Urine lengkap, produksi urine 24 jam/Esbach, protein urine pada pre
eklampsia berat 5 gr/L atau pada pemeriksaan kwalitatif menunjukkan
hasil (+) 3-4
2.
2.2.2
Diagnosa Kebidanan
b.
Masalah
Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Pada langkah ini ditetapkan masalah atau diagnosa yang potensial akan
terjadi dengan melihat tanda dan gejala yang telah terkumpul pada langkah
sebelumnya. Potensial yang mungkin terjadi adalah
a.
2.2.4
Pada ibu
Eklampsia
Kegagalan pada organ-organ ; hepar, ginjal, paru, jantung dan CVA
b.
Pada janin
Prematuritas
Intra Uterin Growth Retardation (IUGR)
Gawat janin
Intra Uterin Fetal Death (IUFD)
Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada langkah ini ditetapkan tindakan yang segera harus dilakukan bila
diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi. Salah satunya dengan
kolaborasi dengan dokter.
2.2.5
Perencanaan
22
Kriteria hasil
Keadaan umum
: baik
Tekanan darah
: 110/70 120/80
Nadi
: 76 100 x/menit
Suhu
: 36 37,50 C
Pernafasan
: 16 20 x/menit
Oedem
: (-)
Protein urin
: (-)
waktu.
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk menghadapi komplikasi seperti
dilakukannya persalinan setiap saat, penentuan pengambil keputusan,
persiapan biaya, donor darah, dan pendamping ibu saat di rumah sakit.
R/: pada PEB kondisi ibu atau janin dapat memburuk setiap saat sehingga
persiapan terjadinya komplikasi harus dilakukan sedini mungkin. Ibu
23
R/ Memberi penghitungan keluaran urine total yang akurat setiap jam dan
memantau terjadinya masalah ginjal (oligouria)
6.
7.
Observasi DJJ
R/ Pemantauan kesejahteraan janin.
8.
Observasi His
R/ Penilaian kondisi ibu dan janin terhadap pembukaan serviks
9.
10.
11.
12.
13.
Ajarkan relaksasi
R/ Relaksasi dapat mengurangi persepsi rasa nyeri.
14.
2.2.6
Pelaksanaan
Implementasi secara langsung dari rencana tindakan yang telah disusun
secara efisien dan menjamin rasa aman klien.
2.2.7
Evaluasi
Menilai tentang efektifitas tindakan yang telah diberikan serta
mengadakan penyesuaian kembali pada langkah sebelumnya pada setiap aspek
dari proses manajemen yang tidak efektif.
24
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Data Subjektif
Tanggal Masuk
: 18 Juli 2016
Pukul
: 12.30 WIB
No MR
: 103351
Identifikasi
- Nama
: Ny.M
- Umur
: 22 tahun
- Agama
: Islam
- Pendidikan
: SMA
- Pekerjaan
: IRT
- Nama Suami
: Tn.R
- Umur
: 31 Tahun
- Alamat
-Nomor Hp
Keluhan utama:
Ny.M berusia 22 tahun masuk kamar bersalin RSUD Pariaman pada tanggal
18 Juli 2016 rujukan dari puskesmas Sungai Limau dengan diagnosis G1P0A0H0
gravid 39 40 minggu dengan tekanan darah 150/90 mmHg, protein urin +3, Oedema
ekstremitas +/+, VT 2-3 cm, ketuban +, Hodge II III, DJJ 140 x/i, dan blood slem
+.
25
3.
4.
5.
6.
Riwayat perkawinan
Nikah
: 21 tahun
Lamanya
: 1 tahun
Jumlah anak
:26
:-
Riwayat menstruasi
Menarche
Siklus Haid
Jumlah
Lamanya
HPHT
8.
: 13 tahun
: 28 hari
: 2-3 x ganti pembalut/hari
: 5-6 hari
: 15 10 -2015
Tgl
Usia
JK
BB/PB
lahir kehamilan
Ini merupakan kehamilan pertama
9.
Jenis
Ditolong
persalinan
oleh
Nifas
Menyusui
Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
10.
27
Ket
11.
HPHT
: 15-10-2015
TP
: 22-07-2016
Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan tidak pernah diberikan imunisasi TT selama kehamilan. Terakhir
imunisasi TT pada saat sebelum menikah.
B. Data Objektif
Keadaan Umum
Kesadaran
Kesadaran emosional
Tekanan Darah
Nadi
RR
Suhu
Status Gizi
Tinggi badan
Berat badan
: Sedang
: Compos Mentis
: Cemas
: 160/100 mmHg
: 88 x/menit
: 17 x/menit
: 36,5 0C
: sedang
: 162 cm
: sebelum hamil 51 kg, BB sekarang 73 kg
Pemeriksaan fisik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Kulit
Kelenjar getah bening
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Gigi/mulut
l. Abdomen
Inspeksi
pembesaran
: Tidak ada massa abnormal pada
Palpasi
:
L I : Fundus teraba 3 jari dibawah px, Pada fundus teraba bundar, lunak,
dan tidak melenting
L II : Pada perut ibu bagian kanan teraba keras dan memanjang, pada
perut ibu bagian kiri teraba bagian bagian kecil janin
L III : Pada bagian perut ibu bagian bawah teraba keras dan melenting
L IV : Posisi tangan divergen
TFU Mc Donald
: 36 cm
TBBJ : 3.875 gram
Auskultasi
: DJJ 140 x/i
His
:+
m. Punggung
: tidak ada kelainan
n. Kelamin
Vaginal Toucher
o. Ekstremitas
:
: 2-3, hodge II III
: reflek patella +/+, oedema +/+. Pada tangan
kiri terpasang IUFD RL Regimen MgSO4 40% dalam 500 cc mulai dari
dosis initial lanjut maintenance 28 tetes/i.
3
0 1%
13%
26%
50 70 %
20 40 %
28%
(5.000-10.000/m3
PR (4,0 5,6 juta/mm3
150.000 400.000 mm3
pr (37 40 vol %)
a. SGOT
: 19
<31 u/L
b. SGPT
: 12
<31 u/L
c. LDH
: 484
: 84
180 mg/dl
e. Ureum
: 18
10 50 mg/dl
29
f. Creatini
: 0,7
g. Total protein
: 5,7
Albumin
: 2,9
Globulin
: 2,8
3 Urinanalisa
Protein
4 USG
: +++
3.2 Diagnosa
Ibu G1P0A0H0 UK 39 - 40 minggu, janin hidup, tunggal, intra uterin, letak
membujur, pres-kep, 2-3, dengan pre eklamsia berat (PEB).
Data subjektif:
1 Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
Data objektif:
Tanda-tanda vital : TD
: 160/100 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 17 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Abdomen:
Inspeksi : Perut ibu membesar sesuai dengan usia kehamilan 39 40
minggu, linea mediana hiperpigmentasi, terdapat strie livide
Palpasi :
L I : Fundus teraba 3 jari dibawah px dan teraba kepala
L II : Puka
L III : Preskep
L IV : divergen
TFU Mc Donald
: 36 cm
TBBJ :
gram
Auskultasi
Kelamin
3.875
: 140 x/i
30
Ekstremitas
Pemeriksaan penunjang
a. Hematologi
Hitungan Jenis :
basofil
:0
Eosinovil
:0
N.batang
:0
N.Segmen
: 85
Limposit
: 13
Monosit
:2
Haemoglobin : 13,4
Hitung leukosit : 13.620
Hitung eritrosit : 4.760.000
Hitung trombosit: 253.000
Hitung hematokrit : 39,1
Golongan darah : B
0 1%
13%
26%
50 70 %
20 40 %
28%
(5.000-10.000/m3
PR (4,0 5,6 juta/mm3
150.000 400.000 mm3
pr (37 40 vol %)
b. Kimia klinik
c.
d.
SGOT
: 19
<31 u/L
SGPT
: 12
<31 u/L
LDH
: 484
: 84
180 mg/dl
Ureum
: 18
10 50 mg/dl
Creatini
: 0,7
Total protein
: 5,7
Albumin
: 2,9
Globulin
: 2,8
Urinanalisa
Protein
USG
: +++
31
3.6 Implementasi
Tanggal
18/07/2016
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu : usia kehamilan 39
40 minggu (9 bulan), tafsiran persalinan tanggal 22 Juli 2016, TD 160-100
mmHg dan ibu sedang mengalami kelainan khusus yang hanya terjadi saat
kehamilan yaitu preeklamsia berat/keracunan kehamilan dan keadaan janin
baik (DJJ 140x/i)
2. Memantau DJJ dengan hasil DJJ :
3. Memantau kemajuan persalinan
Pada pukul 17.30 wib VT 4-5 cm, his +, ketuban + jernih, H I-II
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter, hasil:
IVFD RL Regimen Mgso4 40% dalam 500 cc lancar
Tangan kiri IVFD RL drip oxytosin 1 ampu 20 tetes/i lancar
32
Dokter kandungan :
Jam 14.00 wib
a. IVFD RL Regimen Mgso4 40% dalam 500 cc mulai dari dosis initial lanjut
maintenance 38 tetes
b. Metal dopamine 3 x 500 mg
c. Nifedipin 3 x 10 mg
d. Injeksi cefoperazone 2 x 1 gr dan injeksi gentamicin 2 x 80 gr
3.7 Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang keadaan kehamilannya dan ibu tampak cukup tenang
2.
3. Persalinan tidak maju, didapatkan pada pukul 17.30 wib VT 4-5 cm, his +,
ketuban + jernih, H I-II.
4. Pasien dianjurkan SC oleh dokter, persiapan dan persetujuan +. Pasien di antar
ke OK pukul 18.00
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus yang dialami oleh NyM di Kamar Bersalin Kebidanan RSUD
Pariaman ini dapat dilakukan analisa sebagai berikut :
4.1 Analisa kasus
Ny M didiagnosa mengalami pre-eklamsi berat. Data yang diperoleh dari
hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik menunjukkan kesesuaian dengan kriteria
Hasil Anamnesa :
preeklampsia berat yang dikeluarkan oleh kelompok kerja NHBPEP-National
- Ibu G1P0A0H0
IbuPressure
mengatakan
sebelumnya
tidak
High -Blood
Education
Program
tentang klasifikasi penyakit hipertensi
pernah mengalami hipertensi
yang -mempersulit
Kenaikankehamilan.
tensi baru diketahui pada
pemeriksaan
di
IGD
RSUD
Kriteria Minimum :
-
TD 140/90 mmHg
yang
terjadi
setelah
gestasi 20 minggu
Proteinuria 300 mg/24
jam atau 1+ pada
34
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Bila
peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali dalam
trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa penderita
menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat
pada akhir trimester ketiga, mungkin penderita menderita preeklampsia. Pada
kasus ini didapatkan bahwa Ny M dengan tekanan darah 160/100 mmHg di usia
kehamilan >20 minggu yaitu usia kehamilan 39-40 minggu, disertai proteinuria +3
dicurigai
tanda
pre
eklampsia.
Tambah
berat
yang
36
37
BAB V
5.1 Kesimpulan
Telah ditegakkan diagnosis pre ekslamsia berat pada Ny M berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik, pemeriksaan labor, serta pemeriksaan penunjang lainnya di IGD
dan Kamar bersalin RSUD Pariaman. Preeklampsia merupakan suatu sindrom
spesifik dalam kehamilan yang dapat mempengaruhi setiap sistem organ secara
nyata. Proteinuria menjadi kriteria diagnostik dalam preeklamsia. Kriteria penting
dalam penegakan diagnosa preeklamsia adalah terdapatnya gejala awal eklamsia
(impending), seperti nyeri kepala, dan pandangan kabur.
Asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang ada pada
kasus Ny.M, dimana ibu beresiko untuk terjadinya ekslamsia dan bayi beresiko
untuk terjadinya gawat janin. Asuhan yang diberikan adalah penanganan aktif
karena usia kehamilan ibu sudah >37 minggu serta memberikan penjelasan kepada
ibu, melakukan observasi, dan kolaborasi dengan dokter dan anestesia.
5.2 Saran
5.1.1 Bagi Ny.M dan keluarga
Perlunya dukungan penuh dan bantuan dari suami serta keluarga agar ibu
5.1.2
38
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran. Jakarta: EGC
Dikman Angsar, M, 2008. Hipertensi dalam kehamilan dalam Ilmu kebidanan. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
39
Danmus, Sada et al. 2016. Scale-up of magnesium sulfate for treatment of preeclampsia and eclampsia in Nigeria. International Journal of Gynecology and
Obstetrics. IJG-08738; No of Pages: 4
Leveno, JK., Cunningham, G., dan Gant, N.,
ringkas edisi 21. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG, Chandranita Manuaba, IA, dan Fajar Manuaba, IBG, 2010. Ilmu
kebidanan, penyakit kandungan, dan KB untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, R., 1998. Sinopsis obstetri jilid 1. Jakarta : EGC
Saifuddin, AB., 2008. Kematian ibu dan perinatal dalam ilmu kebidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, AB., Wignjosastro, H., Affandi, B., dan Waspodo, D., 2002. Buku panduan
praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, AB, Wignjosastro, G., dan Waspodo, D., 2006. Buku acuan nasional
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Wiknjosastro, Gulardi dkk. 2008. Paket pelatihan pelayanan obstetri dan neonatal
emergensi komprehensif (PONEK). Jakarta : JNPK-KR
Varney, H., Kriebs, JM., dan Gegor, C., 2008. Buku ajar asuhan kebidanan volume 1.
Jakarta : EGC.
___________, 2008. Buku ajar asuhan kebidanan volume 2. Jakarta : EGC.
chnrl.org/pelatihan-demografi/SDKI-2012.pdf
dinkes.pariamankota.go.id
https://perdesaansehat.com/2014/04/04/ran-pp-aki-2013-2015-pdf/
40