Adalah HAK*)
bagi DIREKTUR JENDERAL PAJAK
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak
dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
PEMERIKSAAN PAJAK
Pasal 1 angka 25 UU KUP
Tujuan
Pemeriksaan
PENGERTIAN PEMERIKSAAN
TUJUAN PEMERIKSAAN
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
TUJUAN PEMERIKSAAN
menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban
perpajakan
dan / atau
Pemeriksaan
Tujuan Lain
Pemeriksaan Lapangan
1.
Memperlihatkan/meminjamkan
buku, catatan, dokumen.
Pemeriksaan Kantor
1.
2. Memperlihatkan/meminjamkan
catatan/dokumen
Dapat dihitung
berdasarkan bukti
kompeten yang cukup
WP OP yg melakukan
kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas
Penghasilan Kena
Pajak dihitung secara
jabatan
WP Badan
Tindak
Lanjut
Penghasilan Kena
Pajak dihitung secara
jabatan
10
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Bukti Permulaan
JANGKA WAKTU
PEMERIKSAAN
(Pengujian Kepatuhan)
Alasan:
a. Pemeriksaan Lapangan diperluas ke
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak lainnya
b. terdapat konfirmasi atau permintaan
data dan/atau keterangan kepada
pihak ketiga
c. ruang lingkup Pemeriksaan meliputi
seluruh jenis pajak
d. berdasarkan pertimbangan Kepala
UP2
2 BULAN
Alasan:
WP K3S MIGAS
WP GRUP
3x 6 BULAN
14
Alasan:
a. Pemeriksaan kantor diperluas ke Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak lainnya
b. terdapat konfirmasi atau permintaan
data dan/atau keterangan kepada
pihak ketiga
c. ruang lingkup Pemeriksaan meliputi
seluruh jenis pajak
d. berdasarkan pertimbangan Kepala
UP2
2 BULAN
15
7 Hari
Tanggapan Tertulis
LAPANGAN
6 Bulan +
2 Bulan
Perpanjangan
Penyampaian
Tanggapan Tertulis
3 Hari
WP GRUP
LAPANGAN
6 Bulan +
3x6 Bulan
3 Hari
Undangan Pembahasan
Akhir
Pembahasan Akhir
2 Bulan
Risalah
Pembahasan
3 hari
Permohonan
Pembahasan
dgn Tim QA
Pembahasan
Tim QA
Panggilan
Penandatanganan BA
(2 BULAN)
Penandatanganan BA
LHP
3 Hari
paling lama
4 bulan
paling lama
14 hari
Pemeriksaan
Lapangan
Pemeriksaan
Kantor
17
(Pasal 31 UU KUP)
Keuangan.
2 Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
DAPAT DILAKUKAN
dalam hal WP
dalam hal WP
mengajukan permohonan
pengembalian kelebihan
pembayaran pajak
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17B UU KUP
a.
d.
b.
c.
e.
JENIS PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN KANTOR
Pemeriksaan yang dilakukan di kantor
Direktorat Jenderal Pajak
PEMERIKSAAN LAPANGAN
Pemeriksaan yang dilakukan di tempat
kedudukan, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas, tempat tinggal WP, atau
tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen Pajak
Dalam hal pemeriksaan terhadap permohonan lebih bayar (Pasal 17B) maka harus
memperhatikan jangka waktu penerbitan skp
KEWENANGAN PEMERIKSAAN
Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:
a.
Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak,
atau objek yang terutang pajak;
b. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;
c. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak dan/atau
tidak bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan
buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan, dokumen lain, uang, dan/atau barang yang dapat memberi
petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan
bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
KEWENANGAN PEMERIKSAAN
Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:
d.
e.
f.
g.
Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan,
antara lain berupa:
1) menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila dalam
mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan peralatan dan/atau
keahlian khusus;
2) Memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak
dan/atau tidak bergerak; dan/atau
3) Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam
hal jumlah buku, catatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk
dibawa ke kantor Direktorat Jenderal Pajak;
Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau
tidak bergerak;
Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak; dan
Meminta keterangan dan/atau buku yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui kepala unit
pelaksana Pemeriksaan.
KEWENANGAN PEMERIKSAAN
Dalam PEMERIKSAAN KANTOR untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain tersebut wajib
dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan.
Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan
yang diminta, WP terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban
untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.
Dalam hal WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak
memenuhi ketentuan tersebut sehingga tidak dapat dihitung besarnya penghasilan kena
pajak, penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
k.
SKPKB
Pokok Pajak
>
Kredit Pajak
Pokok Pajak
Produk
pemeriksaan
untuk tujuan
menguji
kepatuhan
SKPLB
SKPN
<
Kredit Pajak
Pokok Pajak
Kredit Pajak
SKPKBT
STP
BUKTI PERMULAAN
K
E
T
E
T
A
P
A
N
apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan PPnBM
ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya
dikenai tarif 0% (nol persen) atas jumlah kekurangan pembayaran pajak dalam SKPKB
ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)
apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi
sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang, atas jumlah pajak dalam
SKPKB ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar: a. 50% (dari PPh
yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak; b. 100% dari PPh yang tidak
atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan
dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor; atau c. 100% dari PPN Barang
dan Jasa dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)
sengaja
Menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
SANKSI PIDANA
Pasal 39 UU KUP
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
(dua) kali sanksi pidana apabila seseorang
melakukan lagi tindak pidana di bidang
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,
terhitung sejak selesainya menjalani pidana
penjara yang dijatuhkan.
sengaja
Menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
SANKSI PIDANA
Pasal 39 UU KUP
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
(dua) kali sanksi pidana apabila seseorang
melakukan lagi tindak pidana di bidang
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,
terhitung sejak selesainya menjalani pidana
penjara yang dijatuhkan.
sengaja
Menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara
SANKSI PIDANA
Pasal 39 UU KUP
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
(dua) kali sanksi pidana apabila seseorang
melakukan lagi tindak pidana di bidang
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun,
terhitung sejak selesainya menjalani pidana
penjara yang dijatuhkan.
SANKSI ADMINISTRASI
berupa kenaikan sebesar :
a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;
100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.
VERIFIKASI
VERIFIKASI
serangkaian kegiatan
pengujian pemenuhan
kewajiban
subjektif dan
objektif
penghitungan dan
pembayaran pajak
dalam rangka
atau
TUJUAN VERIFIKASI
Verifikasi
Menerbitkan NPWP
Secara jabatan
Menghapus NPWP
Secara jabatan
Mengukuhkan PKP
Secara jabatan
Mengukuhkan PKP
Permohonan WP
Mencabut PKP
Menerbitkan surat
ketetapan pajak
Secara jabatan
Permohonan WP
Permohonan WP
WP OP yang menjalankan
usaha/pekerjaan bebas
kegiatan
LL
Konfirmasi kepada
pemberi kerja
LL
Pengujian apakah
penghasilan diatas
PTKP
LL
Konfirmasi Lapangan
tempat
kedudukan/kegiatan usaha
LL
Pengujian apakah
penghasilan diatas
PTKP
LL
LL
Pengujian kebenaran
formulir isian data hasil
ekstensifikasi massal/
SPN
LL
Pengujian kebenaran
data/informasi yang
diperoleh
LL
Pencocokan data
dengan basis data
perpajakan
LL
Pencocokan data
dengan basis data
perpajakan
i.
j.
k.
l.
vLL
Konfirmasi
data/informasi
WP OP sebagai
Pengusaha
Atas permohonan WP
WP OP sebagai Pengusaha
(termasuk WP OP PTT)
WP Badan sebagai
Pengusaha
Atas permohonan WP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Untuk tertib administrasi dan/atau menguji pemenuhan persyaratan subjektif dan objektif sebagai
PKP
Pencocokan data/informasi
Konfirmasi lapangan terhadap tempat
kedudukan/ kegiatan usaha
Ruang Lingkup
Kriteria:
Dalam rangka penerbitan
SKPKB
Keterangan lain
Putusan Pengadilan yang didalamnya
memuat data konkret
Keterangan tertulis dari WP
Tanpa
SPHV dan
PAHV
SKPLB
Tanpa
SPHV dan
PAHV
Hasil klarifikasi/
konfirmasi FP
KETERANGAN
LAIN
Data perpajakan
Terkait WP yang tidak
menyampaikan SPT dalam
jangka waktu sebagaimana
diatur dalam Pasal 3 ayat (3)
UU KUP dan setelah ditegur
secara tertulis WP tidak
menyampaikan SPT
sebagaimana ditentukan
dalam Surat Teguran
Bukti pemotongan
PPh
WP membetulkan SPT
sebelum SPHV