Anda di halaman 1dari 68

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK RA ASYSYAFI’IYAH

Proposal Karya Tulis Ilmiah

Disusun untuk memenuhi mengikuti ujian KTI


Prodi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten

Disusun oleh :
DEWI SURYANTI
NIM 1703005

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN 2020/2021
HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN


MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK RA ASYSYAFI’IYAH

Disusun Oleh :

DEWI SURYANTI

NIM. 1703005

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti


Uji Karya Tulis Ilmiah D III Kebidanan
Stikes Muhammadiyah Klaten

Oleh :

Pembimbing I Tanggal

Wiwin Rohmawati, S.ST., M.Keb .........................................


NPP.129.148

Pembimbing II Tanggal

Astri Wahyuningsih, S.ST., M.Kes .........................................


NPP. 129.151

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN


MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK RA ASYSYAFI’IYAH

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :
DEWI SURYANTI
NIM : 1703005

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai


Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan
Di Prodi D III Kebidanan Stikes Muhammadiyah Klaten

Pada Tanggal :............................................

Penguji I Penguji II Penguji III

Sri Wahyuni,S.ST.,M.Keb.,M.Psi Wiwin Rohmawati,S.ST.,M.Keb Astri Wahyuningsih, S.ST., M.Kes


NPP. 129.149 NPP.129.148 NPP. 129.151

Mengetahui
Ka. Prodi DIII Kebidanan
STIKES Muhammadiyah Klaten

Wiwin Rohmawati, S.ST., M.Keb


NPP. 129 .148
iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Dewi Suryanti

Nim : 1703005

Judul : “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Perkembangan Motorik

Halus Pada Anak Usia 4- 5 Tahun Di TK RA Asysyafi’iyah”.

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis ini merupakan hasil karya tulis saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Diploma III

Kebidanan di STIKES Muhammadiyah Klaten.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program Studi

STIKES Muhammadiyah Klaten.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Program Studi D III Kebidanan STIKES

Muhammadiyah Klaten.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

dengan tanpa paksaan dari pihak lain sehingga digunakan sebagai mana

mestinya.

Klaten, 2020

Dewi Suryanti

1703005
v

Intisari
vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kelancaran dan kemudahan bagi saya dalam menyelesaikan studi D

III Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten. Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahankan untuk orang-orang terkasih dan

tersayang dalam hidup saya, diantaranya :

1. Allah SWT yang telah memberi kemudahan disetiap langkahku, saya

panjatkan Syukur Alhamdulillah atas semua nikmat yang telah Engkau

berikan kepadaku.

2. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Pardi dan Ibu Reno Sri Maryati yang telah

menjadi motivasi terbesar saya, terimakasih atas doa, support, kasih

sayang, pengorbanan dan perjuangan yang begitu besar dan tidak

pernah putus untuk anakmu. Ku persembahkan karya kecil ini kepada

Ayah dan Ibu tercinta, hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan

kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk

membuat Ayah dan Ibu bahagia..

3. Ibu Wiwin Rohmawati, S.ST., M.Keb dan Ibu Astri Wahyuningsih, S.ST.,

M.Kes selaku dosen pembimbing saya yang baik hati dan bijaksana,

terimakasih sudah menjadi orang tua kedua saya di kampus. Terimakasih

atas bantuannya, nasehat dan ilmunya yang selama ini dilimpahkan pada

saya dengan rasa tulus ikhlas penuh kesabaran sehingga Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan dengan baik.


vii

4. Ibu Sri Wahyuni, S.ST.,M.Keb selaku dosen penguji saya yang telah

memberikan pengarahan dan menguji kelayakan Proposal Karya Tulis

Ilmiah saya.

5. Sahabat-sahabat saya yang telah memberikan support dan teman-teman

angkatan 2017 yang saling memberikan semangat satu sama lain.

6. Almamater tercinta STIKES Muhammadiyah Klaten sebagai tempat

dalam menggali ilmu, menjadikan sosok yang mandiri dan pemberani.

7. Untuk Anime Naruto Uzumaki, terima kasih atas perjalanan kisah mu dari

kecil hingga dewasa dalam meraih impian yang hanya dipandang sebelah

mata dan kau membuktikannya dengan tekad dan semangat apimu kalau

kau bisa meraih impian itu. Usaha mu, pantang menyerah mu telah

membuat ku sadar disaat ku mulai menyerah dalam suatu hal kau

mampu membuatku bangkit dan berdiri tegak menghadapi semua ini,

berkat mu aku menjadi semangat dan pantang menyerah dalam meraih

cita-cita

.
viii

MOTTO
ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan proposal karya tulis ilmiah dapat
terselesaikan. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun guna memenuhi
salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKes
Muhammadiyah Klaten.
Dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada :
1. Sri Sat Titi Hamranani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Klaten.
2. Wiwin Rohmawati,S.ST.,M.Keb, Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten.
3. Wiwin Rohmawati,S.ST.,M.Keb, pembimbing I Proposal Karya Tulis
Ilmiah yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,
mengarahkan dan memberikan dorongan sehingga terwujud Proposal
Karya Tulis Ilmiah.
4. Astri Wahyuningsih, S.ST., M.Kes, pembimbing II Proposal Karya Tulis
Ilmiah yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,
mengarahkan dan memberikan dorongan sehingga terwujud Proposal
Karya Tulis Ilmiah.
5. Sri Wahyuni, S.ST.,M.Keb, penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah
meluangkan waktunya untuk menguji, mengarahkan dan memberikan
masukan.
6. TK RA Asysyafi’iyah Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten yang telah
bersedia dijadikan tempat penelitian dan telah memberikan bantuan
dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
7. Ibu dari anak di TK RA Asysyafi’iyah Kecamatan Juwiring, Kabupaten
Klaten yang telah bersedia dijadikan responden dalam penelitian ini.
8. Orang tua, saudara-saudara dan teman – teman yang senantiasa
memberikan dukungan untuk menyelesaikan Proposal karya tulis ilmiah.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang turut
membantu dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
jauh dari kata kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Klaten, Februari 2020


x

Penulis

CURRICULUM VITAE

Nama : Dewi Suryanti

NIM : 1703005

Tempat Tanggal Lahir: Sukoharjo, 14 Desember 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Wantilan, Jelobo, Wonosari, Klaten

Institusi : STIKES Muhammadiyah Klaten

Jurusan : D III Kebidanan

Angkatan :

No Hp : 085727236380

Riwayat Pendidikan :

1. TK Pertiwi 2 Kingkang Tahun Lulus

2. SDN 1 Jelobo Tahun Lulus

3. SMPN 2 Juwiring Tahun Lulus


xi

4. SMAN 1 Karangdowo Tahun Lulus

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. ii
HALAM PENGESAHAN................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................... iv
INTISARI ......................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... vi
MOTTO............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii
CURRICULUM VITAE...................................................................................... x
DAFTAR ISI...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
E. Keaslian Penelitian .............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Tinjauan Teori...................................................................................... 6
1. Perkembangan Anak Prasekolah
a. Pengertian................................................................................ 6
b. Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Dini............................... 7
c. Prinsip-Prinsip Perkembangan.................................................. 7
d. Potensi atau Kemampuan Yang Terdapat Dalam Diri Anak...... 10
e. Ciri-ciri Anak Sehat................................................................... 11
f. Karakteristik PerkembanganAnak Didik Tk................................
13
g. Faktor Yang Mempengaruhu Perkembangan............................ 17
h. Deteksi penyimpangan perkembangan..................................... 19
2. Motorik Halus
a. Pengertian Motorik.................................................................... 20
b. Prinsip Perkembangan Motorik................................................. 20
c. Pengetian Motorik Halus........................................................... 21
d. Jenis-Jenis Permianan Merangsang Motorik Halus.................. 22
e. Bahaya Keterlambatan Motorik Halus.......................................
23
xii

f.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi motorik halus.....................
24
3. Pengetahuan
a. Pengertian................................................................................ 26
b. Tingkat Pengetahuan Ibu........................................................... 27
c. Pengukuran Dalam Tingkat Pengetahuan................................. 27
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan...................... 27

B. Kerangka Teori....................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep................................................................................. 30
B. Variabel Penelitian............................................................................... 30
C. Definisi operasional.............................................................................. 31
D. Hipotesis.............................................................................................. 31
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Tempat Penelitian........................................................................... 31
2. Waktu Penelitian............................................................................. 31
F. Rancangan Penelitian
1. Desain Penelitian............................................................................ 32
2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.......................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 33
H. Instrument Penelitian............................................................................ 33
I. Uji Validitas Dan Reliabilitas.................................................................. 34
J. Metode Pengolahan dan Analisis Data................................................. 36
K. Etika Penelitian...................................................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi....................................................................... 41


B. Hasil Penelitian...................................................................................... 41
1. Analisis Univariat....................................................................... 41
C. Pembahasan......................................................................................... 43
1. Distribusi Frekuensi karakteristik Responden............................ 43
2. Tingkat Pengetahuan Responden............................................. 45
BAB V PENUTUP

A. Simpulan................................................................................................. 50
B. Saran...................................................................................................... 50
Jadwal Penelitian
Daftar Pustaka
Lampiran
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. 29


Gambar 3.1 Kerangka Konsep..........................................................................
30
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian…......................................................................... 5


Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-6 Tahun......................... 25
Tabel 3.1 Definisi Operasional........................................................................... 31
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner............................................................................. 34
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu...................................... 41
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu............................. 42
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu............................... 42
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Pada Aak Usia 4-5 Tahun Di TK RA
Asysyafi’iyah........................................................................................... 43
xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lamoiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 6 Kuesioner Perkembangan Motorik Halus

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 9 Rencana Jadwal Penelitian

Lampiran 10 Lembar Konsul


xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan

sebagai hasil dari pematangan. Perkembangan menyangkut proses

diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang

berkembang sedemikian rupa hingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya, termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik kasar,

motorik halus, emosi, dan perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya (Soetjiningsih. 2012)

Perkembangan anak usia 4 tahun yaitu menyusun menara dari 6 kubus,

meniru garis vertikal, menyusun menara 8 kubus, menggoyangkan ibu jari,

mencontoh gambar lingkaran, menggambar orang 3 bagian, mencontoh

tanda silang, memilih garis yang lebih panjang. Sedangkan perkembangan

anak umur 5 tahun yaitu menggoyangkan ibu jari, mencontoh gambar

lingkaran, menggambar orang 3 bagian, mencontoh tanda silang, memilih

garis yang leboh panjang, mencontoh gambar persegi dengan ditunjukan,

menggambar orang 6 bagian, mencontoh gambar persegi (Sulistyawati.

2014)

Perkembangan motorik halus merupakan satu tahap perkembangan

yang akan dilalui seorang anak. Motorik halus merupakan aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang

1
2

melibatkan otot-otot tubuh yang kecil dengan koordinasi yang baik (Kyle &

Carman, 2016). Keterlambatan perkembangan motorik dapat disebabkan

karena kurangnya stimulasi yang diberikan orang tua sehingga anak tidak

mendapatkan kesempatan untuk mempelajari keterampilan motorik. Peran

orang tua sangat besar, maka pengetahuan orang tua tentang stimulasi dan

perkembangan motorik halus anak sangat diperlukan (Bowden & Greenberg,

2017).

Pendidikan dan pengetahuan orang tua sangat berpengaruh terhadap

pemberian stimulasi, dengan pendidikan dan pengetahuan yang semakin

tinggi orang tua dapat mengarahkan anak sedini mungkin dan akan

mempengaruhi daya pikir anak untuk berimajinasi. Dari pendidikan, ibu akan

memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Dengan pengetahuan dan

pemahaman yang baik maka akan mudah menerima segala informasi

terutama semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak untuk dapat

berkembang secara optimal (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan dan pemahaman yang baik diperoleh dari suatu

pendidikan yang baik melalui proses dan metode-metode tertentu sehingga

orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang

sesuai dengan kebutuhan. Peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses

perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera

mengenali kelainan proses perkembangan anaknya dan sedini mungkin

untuk memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak secara menyeluruh.

Karena itu diperlukan pengetahuan yang benar oleh ibu tentang pemberian

stimulasi agar perkembangan anak dapat optimal (Notoatmodjo, 2012).


3

Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, balita

yang mengalami gangguan tumbuh kembang di Indonesia sebesar 45,7%

(Dinas Kesehatan RI, 2010). Menurut penelitian yang dilakukan Donna

Dwinita Adelia (2017) bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang balita dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 16,7%,

pengetahuan cukup sebanyak 65,4% dan pengetahuan kurang sebanyak

27,9%. Hasil penelitian ini menunjukkan ibu yang berpengetahuan kurang

sebanyak 27,9%. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan, informasi,

budaya, pengalaman, pekerjaan, dan umur.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan pengamatan dengan guru TK

Desa Juwiran, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Telah dilakukan studi

pendahuluan di TK RA Asysyafi’iyah terdapat 5 anak yang mengalami

permasalahan dalam motorik halus anak yaitu 2 anak tidak bisa menggambar

orang, 3 anak tidak bisa mengancingkan baju. Dan berdasarkan studi

pendahuluan pada ibu-ibu di TK RA Asysyafi’iyah ibu belum mengetahui

tentang perkembangan motorik halus anak usia 4 sampai 5 tahun yaitu

seharusnya menyusun menara dari 6 kubus, meniru garis vertikal dan

menggambar 6 orang bagian.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

“ Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Perkembangan Motorik

halus Pada Anak Usia 4- 5 tahun Di TK RA Asysyafi’iyah”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah” Apakah ada Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu


4

Terhadap Perkembangan Motorik halus Pada Anak Usia 4- 5 tahun Di TK RA

Asysyafi’iyah?”.

C. Tujuan penelitian

Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Perkembangan

Motorik halus Pada Anak Usia 4- 5 tahun Di TK RA Asysyafi’iyah”.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan

perkembangan anak serta meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran

kepada ibu-ibu yang memiliki anak usia 4-5 tahun untuk perkembangan

motorik halus.

2. Bagi Guru TK

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan

tentang perkembangan anak khususnya pada perkembangan motorik

halus anak pada usia 4-5 tahun yang bersekolah di TK RA Asysyafi’iyah

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat masukan data atau informasi bagi tenaga

keehatan mengenai tingkat pengetahuan ibu terhadap perkembangan

motorik halus anak usia prasekolah.

4. Bagi peneliti selanjutya

Peneliti ini dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada

peneliti selanjutnya.
5

E. Keaslian Peneliti

Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penulis

menemukan penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Jenis penelitian Perbedaan


1 Rifai Arif Hubungan Tingkat Penelitian yang Perbedaan dalam
(2019) Pendidikan Ibu digunakan adalah penelitian ini
Terhadap analitik adalah judul,
Perkembangan observasional waktu, tempat,
Motorik Kasar Dan dengan desain metode dan
Motorik Halus Pada Cross Sectional dan sample
Balita Usia 9-48 sampel dalam
Bulan Di Posyandu penelitian ini
Puskesmas menggunakan teknik
Nagaswidak Simplel Random
Sampling

2 Gerungaan Hubungan Penelitian yang Perbedaan dalam


Nova Pengetahuan Orang diigunakan adalah penelitian ini
(2019) tua Tentang deskriptif korelasi adalah judul,
Stimulasi Dengan dengan pendekatan waktu, tempat,
Perkembangan cross sectional. metode dan
Motorik Halus Anak Pengambilan sample
Usia Prasekolah sampel dengan cara
purposive sampling

3 Khuntum Gambaran Desain penelitian Perbedaan dalam


Khaiyareni pengetahuan ibu adalah deskriptif, penelitian ini
(2015) tentang Teknik adalah judul,
perkembangan anak pengambilan sampel waktu, tempat,
usia balita di adalah accidental metode dan
puskesmas sampling sample
pengambiran kota
padang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Perkembangan anak Pra Sekolah

a. Perkembangan

1) Pengertian perkembangan

Peraturan menteri kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 Pasal 24

tentang Upaya Kesehatan Anak perlu menetapkan Peraturan Menteri

Kesehatan tentang Pemantuan Pertumbuhan, Perkembangan, dan

Gangguan Tumbuh Kembang Anak.

Menurut Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2014 Pasal 1

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara

dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pasal 4 menyatakan

ayat (1) pemantuan pertumbuhan, perkembangan , dan gangguan

tumbuh kembang anak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan

dasar dan di taman kanak-kanak, ayat (2) Pemantuan pertumbuhan,

perkembangan, dan gangg uan tumbuh kembang anak ditaman

kanak-kanak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan

oleh guru taman kanak-kanak bekerja sama dengan orang tua anak

didik dan tenaga kesehatan. Pasal 5 ayat (2) Pemantuan

perkembangan dilakukan setiap 3 bulan pada anak usia 0 sampai 12

bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan sampai 72 bulan.

6
7

Ayat (3) Pemantuan gangguan tumbuh kembang anak dilakukan

sesuai jadwal umur skrining.

2) Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Wibowo A (2012;h.9) anak akan mengalami

perkembangan moral atau susila dalam dua fase yaitu:

a) Perkembangan tingkah laku susila yang dipilih oleh anak dalam

suasana khusus. Dalam hal ini, anak dapat belajar melalui reaksi

khusus yang benar dalam situasi yang khas pula. Pada fase ini

anak senantiasa belajar menyesuaikan diri dengan tingkah laku

dilingkungan keluarganya. Kemudian setelah masuk sekolah,

serta dengan kawan-kawan sepermainan.

b) Perkembangan Pengertian kesusilaan

Tingkat perkembangan ini sejalan dengan perkembangan

kecerdasan anak, perkembangan sosial, emosi serta sistem nilai-

nilai dari lingkungan perdaban dimasa ia hidup.

Berdasarkan fase-fase perkembangan anak tersebut, maka tugas

orang tua adalah memberikan fasilitas, dan membantu proses

perkembangan anaknya hingga mencapai tingkat kedewasaan.

Tingkat kedewasaan dalam hal ini adalah bisa memahami norma-

norma susila yang berlaku.

3) Prinsip-Prinsip Perkembangan

Menurut Suryasi dan Maulidya ulfah (2015;h.48-50) Hurlock

adalah salah satu pakar psikologi perkembangan anak paling termuka

abad ini. Dia mengemukakan sepuluh prinsip-prinsip perkemmbangan

anak sebagaimana berikut ini:


8

a) Perkembangan berimplikasi pada perubahan, tetapi perubahan

belum tentu termasuk dalam termasuk dalam kategori

perkembangan karena perkembangan adalah realisasi diri atau

pencapaian kemampuan bawaan.

b) Perkembangan awal lebih penting atau kritis dari pada

perkembangan selanjutnya karena perkembangan awal menjadi

dasar bagi perkembangan berikutnya. Apabila perkembangan

awal membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak,

perkembangan sosial anak selanjutnya akan terganggu. Namun

demikian, perkembangan awal (jika mampu mengetahuinya)

dapat diubah atau disesuaikan sebelum menjadi pola kebiasaan.

c) Kematangan (sosial-emosional), mental dan lain-lain dapat

dimaknai sebagai bagian dari perkembangan karena

perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar.

d) Pola perkembangan dapat diprediksi, walaupun pola yang dapat

diprediksikan tersebut dapat diperlambat atau dipercepat oleh

kondisi lingkungan dimasa pralahir dan pasca lahir.

e) Pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat

diprediksikan. Pola perkembangan yanng terpenting diantaranya

adalah adanya persamaan bentuk perkembangan bagi semua

anak, perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke

tanggapan spesifik, perkembangan terjadi secara

berkesinambungan berbagai bidang berkembang dengan

kecepatan yang berbeda dan terdapat kolerasi dalam

perkembangan yang berlangsung.


9

f) Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang

sebagian karena pengaruh bawaan (gen) atau keturunan atau

sebagian yang lain karena kondisi lingkungan. Perbedaan pola

perkembangan ini berlaku baik dalam perkembangan fisik

maupun psikis.

g) Setiap perkembangan pasti melalui fase-fase tertentu secara

periodik mulai dari periode pralahir (masa pembuahan sampai

lahir), periode neonates (lahir sampai 10-24 hari), periode bayi (2

minggu sampai tahun), periode kanak-kanak awal (2 sampai 6

tahun), periode kanak-kanak akhir (16 sampai 13-14 tahun), dan

periode puber (16 sampai 18 tahun). Dalam semua periode

tersebut terdapat saat-saat keseimbangan dan

ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang

terbawa dari periode sebelumnya, biasanya disebut perilaku

“bermasalah”

h) Setiap periode perkembangan pasti ada harapan sosial untuk

anak. Harapan sosial tersebut adalah tugas perkembangan yang

memungkinkan para orang tua dan guru TK mengetahui pada

usia berapa anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang

diperlukan bagi penyesuaian sosial yang baik. Keberhasilan

melakukan tugas perkembangan sosial membuat kebahagiaan

pada anak dan berimplikasi pada keberhasilan dalam tugas-

tugas lain selanjutnya.


10

i) Setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan

bahaya, baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola

perkembangan anak selanjutnya.

j) Setiap periode perkembangan yang bervariasi bagi anak. Tahun

pertama bagi kehidupan biasanya yang paling bahagia dan masa

puber biasanya yang paling tidak bahagia.

4) Potensi atau Kemampuan Yang Terdapat Dalam Diri Anak

Menurut departemen pendidikan nasioanal (2007;h.5-6) adapun

potensi atau kemampuan yang terdapat dalam diri anak adalah

sebagai berikut:

a) Kemampuan verbal (linguistic interlligence)

Dapat berkembang bila distimulasi melalui membaca, menulis,

berdiskusi. Mereka bermain dengan kata-kata

b) Kemampuan logikal-matematika (logico-mathematical

interlligence)

Dapat distimulasi melalui berhitung, membedakan bentuk,

analisis data. Mereka bermain dengan benda-benda.

c) Kemampuan visual-spaisal (visual-spatial interlligence)

Dapat distimulasi melalui kertas warna-warni, balok-balok,

puzzle, menggambar, melukis, menonton film. Mereka bermain

dengan imajinasi.

d) Kemampuan musikal (musical interlligence)

Dapat distimulasi melalui bunyi-bunyian, nada, memainkan

instrumen musik, tepuk tangan. Mereka bermain dengan musik

dan bunyi.
11

e) Kemampuan kinestetik (bodily/kinesthetic interlligence)

Dapat distimulasi melalui menari, atletik, bergerak, pantomime.

Mereka bermain dengan gerak tubuh.

f) Kemampuan mencintai keindahan alam (naturalist interlligence)

Dapat distimulasi melalui observasi lingkungan, becocok tanam,

memelihara binatang. Mereka bermain dengan tumbuhan, hewan

dan fenomena alam.

g) Kemampuan berkawan (interpersonal interlligence)

Dapat distimulasi melalui teman-teman, kerjasama peran,

stimulasi konflik. Mereka bermain dengan manusia lainya.

h) Kemampuan berpikir (interpersonal interlligence)

Dapat distimulasi melalui bekerja sendiri, membaca dalam hati.

Mereka bermain dengan pikiran dan perasaan sendiri.

5) Ciri Anak Sehat

a) Rambut bersih dan mengkilap, tidak kotor, tidak kusam, tidak

berketombe, tidak ada kutu.

b) Mata bersih dan bersinar, tidak merah, tidak bengkak, tidak gatal

dan tidak nyeri.

c) Telinga bersih dan sehat tidak berbau, tidak keluar cairan dari

lubang telinga dan tidak ada keluhan sakit telinga.

d) Hidung bersih, tidak ada ingus, tidak mudah berdarah/mimisan,

rongga mulut bersih, nafas tidak berbau, gusi tidak mudah

berdarah, tidak ada sariawan.

e) Gigi geligi bersih, tidak berlubang, tidak ada keluhan sakit gigi.
12

f) Bibir dan lidah tampak segar, bersih, tidak pucat, tidak kering dan

tidak pecah-pecah.

g) Leher berkulit bersih, tidak bersisik, tidak ada benjolan, tidak ada

bercak putih, panu, kadas dan tidak gatal.

h) Tangan bersih, kuku pendek bersih, kulit bersih tidak bersisik,

tidak ada luka, tidak ada bisul, tidak ada koreng.

i) Badan bersih, kulit bersih tidak bersisik, tidak ada bercak putih,

tidak ada luka atau bisul, tidak ada benjolan.

j) Kaki bersih, kuku pendek dan bersih, kulit tidak bersisik, tidak

ada bercak putih, tidak ada luka atau borok

(Menteri Kesehatan RI Nomor 66, 2014; h.14-15)

Disamping ciri fisik tersebut status gizi dan tingkat perkembangan

anak menunjukan tanda-tanda:

a) Tumbuh proporsional (berat badan dan tinggi badan sesuai

umur), tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus dan gizi anak

baik.

b) Tahapan perkembangan tidak terlambat, kemampuan motorik,

kognitif dan afeksi, sosialisasi dan kemandirian anak sesuai

dengan umurnya.

c) Tampak aktif dan gesit dan gembira tidak lesu, tidak murung dan

tidak pemarah.

d) Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak cengeng

dan tidak rewel. Anak tidak mempunyai masalah kejiwaan dan

kelainan perilaku.
13

e) Tidak menderita penyakit seperti batuk pilek, mencret, penyakit

telinga, mata dan kulit ( Menteri Kesehatan RI Nomor 66 (2014;

h.14-15)

6) Karakteristik Perkembangan Anak Didik TK

Menteri Kesehatan RI Nomor 66 (2014; h.15-17) Karakteristik

Perkembangan Anak Didik TK sebagai berikut:

a) Usia 4-5 tahun

Pada usia ini pertumbuhan otot kaki sudah lebih

sempurna, sehingga gerakannya lebih lancar dan terkoordinasi.

Anak sudah dapat melakukan gerakan seperti melompat dan

berdiri di atas satu kaki dalam waktu cukup lama. Dia juga mampu

melempar bola dan menguntai manik-manik. Rasa ingin taunya

besar, anak makin sering mengajukan pertanyaan mengenai asal

mula dan sebab-akibat suatu hal. Ia sudah dapat membedakan

antara “satu” dan “banyak”, namun masih sangat terbatas dalam

memahami jumlah.

Anak mulai belajar memahami kemajemukan alam dan

lingkungan sosial. Anak perlu diberi kesempatan menikmati

berbagai macam lingkungan dan berinteraksi dengan banyak

orang. Orang berpikir anak belum terarah dan pemahaman

konsep angka dan waktu masih terbatas, contoh menggambar

rumah, benda yang terdapat didalamnya digambar jelas. Hal ini

menunjukan daya sintesa anak masih terbatas. Anak juga belum

dapat memisahkan antara dirinya dan alam sekitarnya.


14

Anak menyukai permainan kata-kata, meskipum berbicara

dalam tata bahasa kacau yang timbul dari pola pikir abstrak atau

khalayan. Ia belum dapat membedakan cerita sungguhan dan

cerita khalayan. Anak lebih mampu menahan dan mengendalikan

diri, misalnya duduk diam menyelesaikan tugas dengan tertib. Dia

juga mampu mengurusnya dirinya sendiri, misalnya makan,

menyisir rambut dan memakai pakaian sendiri. Pujian dan kritik

sangat berarti bagi anak pada usia ini. Tugas perkembangan anak

usia 4-5 tahun meliputi 4 aspek:

1) Motorik kasar dan motorik halus

a) Berdiri 1 kaki selama 6 detik

b) Melompat-lompat 1 kali

c) Menari

d) Menggambar tanda silang

e) Menggambar lingkaran

f) Menggambar orang dengan tiga bagian tubuh

2) Kemampuan berbasa kognitif seperti:

a) Menyebut nama lengkap tanpa dibantu

b) Senang menyebut kata-kata baru

c) Senang bertanya tentang sesuatu

d) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar

e) Bicaranya mudah dimengerti

f) Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran

dan bentuknya

g) Menyebut angka, menghitung jari


15

3) Emosi dan psiko-sosial

Bereaksi tenang dan tdak rewel ketika ditinggal ibu

4) Kemandirian

a) Berpakaian sendiri tanpa dibantu

b) Menggosok gigi tanpa dibantu

b) Usia 5-6 Tahun

Anak pada usia ini telah mempunyai gerakan yang lebih

terkontrol. Keseimbanganya lebih baik, tubuhnya lentur,

gerakannya halus dan tepat. Sehingga sudah dapat diajari menari.

Perkembangan bahasanya bertambah baik. Bila dia mengajukan

pertanyaan biasanya bertujuan untuk mencari informasi, bukan

sekedar basa-basi. Pertanyaan yang diajukan lebih baik,

berkualitas susunan kalimatnya serta bervariasi. Anak mulai

mandiri dan matang untuk menyesuaikan dengan lingkungan.

Sikapnya lebih serius dan sabar, serta mempunyai rasa bangga

akan dirinya. Dia sudah biasa bermain dan berkawan. Jarang

berkelahi, namun belum dapat bekerja sama. Anak mulai peka

terhadap situasi sosial, dan mulai merasakan malu. Mengenal

perbedaan kelamin dan status serta menginginkan diperlakukan

seperti orang dewasa.

Anak pada usia ini sudah dapat memecahkan persoalan

sederhana. Dia sudah mulai terarah secara intelektual, tetapi cara

berfikirnya masih kekanak-kanakan. Cara kerjanya lebih terarah

dan efisien, sehingga tidak banyak membuat kesalahan bila diberi

tugas sederhana. Ia dapat berhitung sampai 20, menyebut usia,


16

mengenal waktu, mengenal tempat, dan mengikuti irama. Dia

dapat menceritakan kembali yang pernah didengarnya dengan

urutan yang benar. Anak mulai tidak menyukai cerita khayal.

Perkembangan anak meliputi 4 aspek yaitu :

1) Motorik kasar dan halus, seperti:

a) Berjalan lurus

b) Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik

c) Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang

lengkap

d) Menangkap bola kecil dengan kedua tangan

e) Menggambar segi empat

2) Kemampuan berbahasa dan kognitif, seperti:

a) Mengerti arti lawan kata

b) Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau

lebih

c) Mejawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan

kegunaannya

d) Mengnal angka, bisa menghitung angka 5-10

e) Mengenal warna-warni

3) Emosi dan psiko-sosial,seperti:

a) Mengungkapkan simpati

b) Mengikuti aturan main

4) Kemandirian, seperti:

Berpakain sendiri tanpa dibantu


17

7) Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Suryasi dan Maulidya ulfah (2015; h.5-6) Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan sebagai berikut:

a) Perkembangan awal

Perkembangan awal (0-5 tahun) adalah masa-masa kritis yang

akan menentukan perkembangan adanya perbedaan tumbuh

kembang antara anak yang satu dengan anak yang lainya

dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

1) Faktor lingkungan sosial yang menyenangkan anak

Hubungan lingkungan anak dengan masyarakat yang

menyenangkan terutama dengan anggota keluarga akan

mendorong anak mengembangkan kecenderungan menjadi

terbuka dan mejadi lenih berorientasi kepada orang lain,

karakteristik yang mengarah ke penyesuaian pribadi dan

sosial yang lebih baik.

2) Faktor emosi

Faktor yang adanya hubungan atau ikatan emosional akibat

penolakan anggota keluarga atau perpisahan dengan orang

tua, dapat menimbulkan gangguan kepribadian pada anak.

Sebaliknya pemuasan emosional mendorong perkembangan

kepribadian anak semakin stabil.

3) Metode mendidik anak


18

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga permisif,

diprediksikan kelak ketika besar cenderung kehilangan rasa

tanggung jawab, mempunyai kendali emosional yang rendah

dan sering berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu,

sedangkan mereka yang dibesarkan oleh orang tua secara

demokratis penyesuaian pribadi dan sosialnya lebih baik.

4) Beban tanggung jawab yang berlebihan

Anak pertama seringkali diharapkan bertanggung jawab

terhadap rumah, termasuk menjaga adiknya yang lebih kecil.

Memang hal ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri dari

tanggung jawab yang lebih besar dari pada adik-adiknya.

Akan tetapi, ia berpotensi memiliki kecenderungan untuk

mengembangkan kebiasaan memerintah sepanjang

hidupnya. Artinya, anak terlalu dini diberi tanggung jawab

atas adik-adiknya.

5) Faktor keluarga dimasa anak-anak

Anak yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah

keluarga besar akan bersikap dan berperilaku otoriter.

Demikian pula dengan anak yang tumbuh dan berkembang

ditengah keluarga yang cerai kemungkinan besar dia akan

menjadi anak yang cemas, tidak mudah percaya dan kaku.

6) Faktor rangsangan lingkungan

Salah satu pendorong tumbuh kembang anak, khususnya

dalam hal kemampuan atau kecerdasan. Bercakap-cakap

dengan bayi atau menunjukan gambar cerita pada anak usia


19

dini dapat mendorong minat dalam belajar berbicara dan

keinginan untuk membaca. Oleh karena ini lingkungan yang

merangsang dapat mendorong perkembangan fisik dan

mental anak secara baik, sedangkan lingkungan yang tidak

merangsang dapat menyebabkan perkembangan anak

berada di bawah kemampuannya.

b) Faktor penghambat perkembangan anak usia dini

a) Gizi buruk yang mengakibatkan energi dan tingkat kekuatan

menjadi rendah

b) Cacat tubuh yang mengganggu perkembangan anak

c) Tidak adanya kesempatan untuk belajar apa yang diharapkan

kelompok sosial dimana anak tersebut tinggal

d) Tidak adanya bimbingan dalam belajar

e) Rendahnya motivasi dalam belajar

f) Rasa takut dan minder untuk berbeda dengan temannya dan

tidak berhasil

8) Deteksi penyimpangan perkembangan

Menurut menteri kesehatan RI nomor 66 (2014; h.40-60) menyiapkan

tindakan pencegahan dan pemantuan stimulasi tumbuh kembang serta

rujukannya secara dini.

1) Lakukan pengamatan terhadap serangkaian tehadap

perkembangan yang sudah harus dicapai oleh anak didik TK

sesuai kelompok umur. Kemampuan tersebut sesuai daftar

pertanyaan.
20

2) Cara menghitung usia anak: usia dihitung menurut tahun dan

bulan, kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan ( contoh: 4

tahun 3 bulan 15 hari= 4 tahun 3 bulan, 4 tahun 3 bulan 16 hari =4

tahun 4 bulan.

2. Motorik halus

a) Pengertian motorik

Perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi

aktivitas saraf pusat, saraf tepi dan otot. Kontrol pergerakan ini muncul

dari perkembangan refleks-refleks yang dimulai sejak lahir.

Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu perkembangan motorik

kasar dan motorik halus (Soetjiningsih,2012).

b) Prinsip perkembangan motorik

Menurut (Soetjiningsih,2012) terdapat lima prinsip penting perkembangan

motorik antara lain:

1) Perkembangan motorik tergantung pada maturasi saraf dan otot

Perkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan

perkembangan area sistem saraf yang berbeda. Pada saat lahir,

refleks lebih dulu muncul dari pada gerakan volunter. Refleks tersebut

berguna untuk mempertahankan hidup, seperti refleks menghisap,

menelan, berkedip, refleks tendon patela. Serebrum atau otak kecil

yang berfungsi mengontrol keseimbangan, berkembang cepat pada

satu tahun pertama. Otak besar atau serebri, khususnya lobus frontal,

berfungsi mengontrol gerak ketrampilan.


21

2) Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap

aecara matang

3) Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi

Perkembangan motorik mengikuti arah hukum perkembangan. Arah

perkembangan anak berlangung secara sefalokaudal dan

proksimodistal, yakni perubahan dari gerakan menyeluruh menuju ke

aktivitas yang spesifik

4) Pola perkembangan motorik dapat ditentukan. Anak akan belajar

duduk sebelum belajar berjalan dan tidak mungkin arahya dibalik

5) Kecepatan perkembangan motorik yang berbeda untuk setiap individu

Perkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama, tetapi umur

untuk anak mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda

untuk setiap individu. Contoh umur pencapaian anak untuk bisa duduk

sendiri, berbeda-beda untuk setiap anak

c) Motorik halus

1) Pengertian motorik halus

Kemampuan yang berhubungan dengan ketrampilan fisik yang

melibatkan otot-otot kecil, koordinasi mata dan tangan. Syaraf motorik

halus ini dapat dilatih, dikembangkan melalui kegiatan, dan

rangsangan yang kontinyu secara rutin. Kecerdasan motorik halus

anak berbeda-beda. Lingkungan atau orang tua mempunyai pengaruh

lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat

meningkatkan ataupun menurunkan saraf kecerdasan anak tertama

pada masa-masa pertama kehidupanya (Septiari, 2012).


22

Perkembangan motorik halus balita usia 3-4 tahun

menggambar sesuatu yang diketahui, bukan yang dilihat mulai

menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan tangannya,

menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin,

menyelesaikan puzzle 4-5 keping (Septiari, 2012).

2) Jenis permainan merangsang motorik halus

Menurut Septiari (2012) menyatakan bahwa permainan motorik halus

adalah sebagai berikut:

a) Mengisi, menuang dan mencetak

Bermain pasir bisa digunakan untuk menstimulasi motorik halus

anak

b) Memakai dan melepas pakaian sendiri

Latihan ini mampu mengasah kemampuan motorik halus,

memakai dan melepas pakaian sendiri merupakan salah satu

bentuk dari kemandirian anak

c) Menyusun dan menyetir

d) Meronce

Salah satu stimulasi untuk mengasah kemampuan motorik halus

anak.

e) Memulung dan mejumput

Menurut adriana (2011), menyatakan bahwa permaianan motorik

halus anak usia dini adalah sebagai berikut:

1) Lilin (malam) atau playdough yang dapat dibentuk

2) Alat-alat untuk menggambar


23

3) Menyusun puzzle 5-10 keping

4) Manik-manik ukuran besar

5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang

berbeda

6) Bola

3) Bahaya keterlambatan motorik halus

Perkembangan motorik yang terlambat berarti perkembangan

motorik yang berada dibawah normal umur anak, akibatnya pada usia

tertentu anak tidak dapat menguasai keterampilan motorik

sebagaimana yang diharapkan oleh kelompok sosialnya. Kebanyakan

orang tua mengira bahhwa keterlambatan keterampilan motorik akan

menyebabkan kekakuan pada aspek motorik anak, tetapi lebih dari itu

ada bahaya yang ditimbulkan, diantaranya keterlambatan

perkembangan motorik akan berdampak pada perkembangan konsep

diri anak, sehingga akan menimbulkan masalah perilaku dan emosi.

Kedua keterlambatan motorik tidak akan dapat menyediakan

landasan bagi keterampilan motorik. Apabila pembelajaran

keterampilan motorik tersebut terlambat karena terlambatnya

peletakan landasan bagi keterampilan tersebut, maka akan

mengalami kerugian pada saat anak mulai belajar dengan teman

sebayanya, hal ini akan berdampak pada hubungan sosial anak

tersebut. Adanya keterlambatan tersebut bisa disebabkan oleh

keruskan otak pada waktu lahir atau kondisi pasca lahir yang tidak

memungkinkan seorang anak untuk mengembangkan kemampuan


24

motoriknya, akan tetapi tidak dipungkiri seringnya terjadi

keterlambatan tersebut disebabkan oleh tidak adanya kesempatan

belajar pada anak, perlindungan orang tua yang berlebihan atau

kurangnya motivasi pada diri anak sendiri, untuk itu pembelajaran

diharapkan dapat mengembangkan keterampilan motorik yang dimiliki

oleh siswa (Hurlock, 2010)

Anak yang mengalami keterlambatan motorik harus diperiksa

teliti, apakah keterlambatan ini bersifat fungsional yang tidak

berbahaya akibat kurangnya stimulasi, atau merupakan tanda adanya

gangguan otak yang lebih serius seperti palsi serebral atau kelainan

saraf otot.

4) Faktor yang mempengaruhi motorik halus menurut Rumini (2013:24),

antara lain:

a) Faktor genetik

Individu yang mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat

menunjang perkembangan motorik misalnya otot kuat, syaraf baik,

cerdas, menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut

menjadi baik dan cepat.

b) Faktor kesehatan dan periode pranatal

Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak

keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kurang vitamin, dapat

membantu memperlancar perkembangan motorik anak.

c) Faktor kesulitan dalam kelahiran

Bayi yang mengalami kesulitan dalam kelahiran, misalnya dalam

perjalanan kelahiran, kelahiran dengan bantuan (vacum, tang)


25

sehingga bayi mengalami kerusakan otak, akan memperlambat

perkembangan motorik bayi.

d) Kesehatan dan gizi

Kesehatan yang baik pada awal kehidupan pasca lahir akan

mempercepat perkembangan motorik bayi.

e) Rangsangan

Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk

menggerakkan semua bagian tubuh, akan mempercepat

perkembangan motorik anak.

f) Perlindungan

Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu

untuk bergerak. Misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik

tangga tidak boleh, akan menghambat motorik anak.

g) Prematur

Kelahiran sebelum masanya disebut prematur, biasanya

memperlambat perkembangan motorik anak.

h) Kelainan

Individu yang mengalami kelainan, baik fisik maupun psikis, sosial,

mental, biasanya mengalami hambatan perkembangan motorik.

2.1. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun

Usia Perkembangan motorik halus anak


4 tahun 1) Menggunakan gunting dengan baik untuk memotong
gambar mengikuti garis
2) Dapat memasang sepatu tapi tidak dapat mengikat
talinya
4 tahun 1) Dapat mencontoh gambar bulat
1 bulan 2) Dapat mengoyangkan ibu jari
26

4 tahun 1) Dapat menggambar 3 orang


2 bulan 2) Dapat mencontoh gambar kotak

4 tahun 1) Dapat mencontioh gambar kotak


3 bulan 2) Dapat memilih garis lebih panjang

4 tahun 1) Dapat memilih garis lebih panjang


4 bulan 2) Dapat menunjukkan bentuk kotak

4 tahun 1) Dapat menunjukkan bentuk kotak


5 bulan 2) Dapat menggambar menyalin bentuk garis silang
4 tahun 1) Dapat menyalin gambar segitiga
6 bulan 2) Dapat menggambar 6 orang bagian

4 tahun 1) Dapat meniru garis vertikal


7 bulan 2) Dapat menggambar 6 orang bagian

4 tahun 1) Dapat menggambar 6 orang bagian


8 bulan 2) Anak dapat menunjukkan mana hewan

4 tahun 1) Dapat memasang dan membuka penjepit baju


9 bulan 2) Dapat menuangkan air di teko ke wadah

5 tahun 1) Menggunakan gunting, alat sederhana, atau pensil


dengan baik
2) Meniru gambar segitiga, menambahkan 7-9 bagian
dari gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka
atau kata, seperti nama panggilan

3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tahu seseorang melalui

penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan dapat diperoleh dari

pengalamanan diri sendiri dan orang lain, pendidikan, media masa

maupun lingkungan sekitar. Pengetahuan orang tua dapat memberikan

keyakinan dan dasar pelatihan kepada anak, khususnya memiliki

pengetahuan mengenai perkembangan anak akan menghasilkan perilaku

serta tumbuh kembang yang baik bagi anak mereka.

Pengetahuan yang diberikan kepada anak dapat berupa

pengalaman baru seperti membaca cerita kepada anak. Pengetahuan


27

menjadikan dasar orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak, dalam

pengasuhan yang baik dapat memberikan perkembangan emosional dan

sosial yang sehat bagi anak. Namun apabila kurang memiliki waktu atau

pengawasan yang tidak memadai akan meningkatkan risiko gangguan

sosial dan perilaku anak.

a) Tingkat pengetahuan

Tingkatan pengetahuan terdiri 6 tingkatan:

1) Tahu artinya dapat mengingat kembali suatu materi yang pernah

dipelajari sebelumnya

2) Memahami berkaitan dengan kemampuan untuk menjelaskan dan

menginterpretasikan tentang suatu objek dengan benar

3) Penerapan adalah cara seseorang untuk menggunakan materi

yang pernah dipelajari pada situasi dan kondisi yang nyata

berkaitan dengan penggunaan rumus

4) Analisis adalah kemampuan dalam menguraikan objek ke dalam

bagian yang lebih kecil, tetapi masih berkaitan dengan struktur

objek

5) Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun informasi baru dari

formulasi yang ada

6) Evaluasi berkaitan dengan penilaian terhadap suatu objek

b) Pengukuran dalam tingkat pengetahuan menurut (Wawan dan Dewi,

2011;h.56)

1) Baik :76%-100%

2) Cukup : 75%-56%
28

3) Kurang:<56%

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

(Notoatmodjo, 2012;h.87)

1) Usia

Seseorang yang umurnya semakin bertambah maka pengetahuan

yang dimiliki juga akan semakin bertambah.

2) Kemampuan

Kemampuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan

3) Pendidikan

Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Apabila

seseorang memiliki pendidikan yang baik maka akan

menghasilkan pengetahuan yang baik bagi orang tersebut

4) Informasi

Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi. Informasi melalui

berbagai media akan meningkatkan pengetahuan

5) Sosial budaya

Dalam hal ini, seseorang yang memperoleh kebudayaan dalam

hubungannya dengan orang lain, akan menghasilkan

pengetahuan yang lebih baik

6) Pengalaman

Pengetahuan yang baik dapat diperoleh dari pengalaman

seseorang atau orang lain yang merupakan sumber dari

pengetahuan sendiri

7) Lingkungan
29

Lingkungan berkaitan dengan pengalaman yang akan

memperoleh pengetahuan. Karena lingkungan merupakan tempat

belajar yang baik untuk mendapatkan pengalaman

B. Kerangka Teori

Pengetahuan Perkembangan
Ibu Motorik Halus

Faktor-faktor yang Faktor yang mempengaruhi:


Tingkat
mempengaruhi
pengetahuan: 1) Faktor genetik
pengetahuan:
1) Baik :76%-100% 2) Faktor kesehatan dan
1) Usia periode prenatal
2) Cukup : 75%-56%
2) Kemampuan
3) Kurang:<56% 3) Faktor kesulitan dalam
3) Pendidikan
kelahiran
4) Informasi
5) Sosial budaya 4) Kesehatan dan gizi
6) Pengalaman
7) lingkungan 5) Rangsangan

6) Perlindungan

7) Prematur
30

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Rumini (2013), Notoatmodjo (2012), Wawan dan Dewi ( 2011)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Penganggu
Pengetahuan Ibu
1) Faktor genetik terhadap
perkembangan
2) Faktor kesehatan dan periode motorik halus
prenatal

3) Faktor kesulitan dalam


kelahiran

4) Kesehatan dan gizi

5) Rangsangan

6) Perlindungan

7) Prematur

Gambar 3.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap

Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4-5 tahun Di TK RA

Asysyafi’iyah

Keterangan bagan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yng ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012;h.125).

30
31

Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitung Gambaran Tingkat

Pengetahuan Ibu Terhadap Perkembangan Motorik halus Pada Anak

Usia 4- 5 tahun Di TK RA Asysyafi’iyah”.

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Parameter dan kategori Alat ukur Skala


Operasional ukur
1 Pengetahuan Semua hal yang Pengukuran Kuesione Ordinal
Ibu terhadap diketahui oleh pengetahuan r
perkembangan ibu tentang ini berupa:
motorik halus perkembangan 1. Baik: 76%-100%
motorik halus 2. Cukup: 75%-
anak meliputi: 56%
1) Pengertian 3. Kurang: <56%
perkembanga (Wawan dan
n motorik Dewi, 2011)
halus
2) Jenis-jenis
yang
merangsang
motorik halus
3) Bahaya dalam
perkembanga
n motorik
halus
4) Faktor yang
mempengaruh
i motorik halus
5) Tahap-tahap
perkembanga
n motorik
halus

D.Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Desa Juwiran Kecamatan Juwiring

Kabupaten Klaten.

2. Waktu penelitian
32

Penelitian dari penyusunan proposal sampai dengan presentasi hasil

dilaksanakan pada bulan November 2019-Mei 2020.

E. Rancangan Penelitian

1. Jenis/Desain Penelitian

Jenis penelitian ini digunakan metode deskriptif yaitu suatu penelitian

yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu

fenomena yang terjadii dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010;121).

Metode pendekatan waktu yang digunakan adalah pendekatan secara

cross sectional yaitu cara pengambilan sampel sesaat dalam waktu

yang bersamaan dan pengumpulan data dilakukan bersama-sama

sekaligus (notoatmodjo, 2010;122).

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

a) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 4-5

tahun di TK RA Asysyafi’iyah berjumlah 30 anak.

b) Sampel

Sampel merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yng

diteliti (Notoatmodjo, 2012;h.78). Sampel pada penelitian ini


33

adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 4-5 tahun di TK RA

Asysyafi’iyah berjumlah 30 anak.

c) Teknik Sampling

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik sampling jenuh. Karena populasi yang digunakan relatif

kecil, teknik penentuan sampel ini bila anggota populasi relatif

kecil, kurang dari 100 orang dimana semua anggota populasi

sijadikan sampel (Notoatmodjo, 2012;h.79).

F. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dengan

menggunakan data primer dan data sekunder. Data sekunder yang

diperoleh dari data sasaran anak di TK RA Asysyafi’iyah. Data Primer

yang diperoleh secara langsung dengan cara peniliti mendatangi

langsung ke TK dan membagikan kuesionernya pada ibu yang memiliki

anak usia 4-5 tahun, kemudian melakukan pendekatan untuk memberikan

penjelasan dan membuat kesepakatan persetujuan menjadi responden.

Kemudian peneliti memberikan kuesioner pengetahuan perkembangan

motorik halus anak yang berisikan daftar pertanyaan berupa pertanyaan

benar dan salah yang diberikan kepada responden ibu yang memiliki

anak usia 4-5 tahun, kemudian dilakukan pengolahan data.

G. Intrumen penelitian

Dalam penelitian ini peniliti menggunakan pengumpulan data,

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


34

Kuesioner yaitu memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab oleh responden (Sugiyono, 2012).

Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan tertutup yang dibuat

oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka kosep penelitian. Pada

setiap pertanyaan sudah disediakan alternatif jawaban yaitu benar atau

salah dengan jenis pernyataan favourable dan unfavorable, dimana pada

pertanyaan berjenis favourable apabila jawaban “benar” akan diberi nilai 1

dan apabila “salah” diberi nilai 0, sedangkan pada pertanyaan berjenis

unfavourable apabila jawaban “benar” diberi nol dan apabila jawaban

“salah” diberi 1. Adapun kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu tentang

perkembangan motorik halus anak sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Materi Favourabel Unfavourabel Jumlah

1) Pengertian 1,4
motorik halus 6,8,9 5
2) Jenis yang 2,10
merangsang 11 3
motorik halus
3) Bahaya dalam
perkembangan 7,12 2
motorik halus
4) Faktor yang 3,5,14,15,18,20
mempengaruhi 21,23,24,25,26 13,16,17 17
motorik halus 19,22,27
5) Tahap
perkembangan 28
motorik halus 29,30,31,32 5

16
16 32
35

Uji Validitas Reliabilitas

a) Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kejadian

atau kesahihan suatu instrumen (kuesioner) (Sugiyono,

2012:h.145). Oleh sebab itu untuk mengetahui ketepatan data yang

diperlukan uji validitas pada instrumen yang akan digunakan

jumlah sampel yang digunakan sekitar 30 orang (Sulistyaningsih,

2011;h.132). validasi diuji dengan menggunakan korelasi product

moment dengan rumus sebagai berikut:

N ∑ xy −(∑ x )(∑ y)
r xy =
√ N ∑ X 2−¿ ¿ ¿

Keterangan:

r xy : kuesioner korelasi setiap item dengan skor total

x : skor pertanyaan

y : skor total

N : jumlah responden

xy : skor pertanyaan dikali dengan skor pertanyaan

setelah diperoleh harga rxy hasil dikonsultasikan dengan harga

kritik r product moment jika harga rxy>r tabel dikatakan butir soal

valid. Jika rxy<r tabel dikatakan butir soal tidak valid

(Sulistyaningsih, 2011;h.137). Uji validitas ini dilakukan di TK


36

Bustanul Athfal Aisyiyah yaitu jumlah 30 responden ibu yang

memiliki anak umur 4-5 tahun dengan jumlah soal 160. Dari hasil

pengisian kuesioner yang dilakukan ibu yang memiliki anak umur

4-5 tahun, kemudian diolah dalam aplikasi spss dan terdapat hasil

soal yang valid yaitu 32 soal.

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,

2010;h.156). Kuesioner yang digunakan peneliti adalah

pertanyaan dan pernyataan dengan jawaban benar salah

menggunakan penilaian skor 1 dan 0. Dengan menguji Reliabilitas

ini menggunakan uji konsistensi Internal dengan menggunakan

rumus alpha Cronbach sebagai berikut :

Keterangan :

r 11 : Reliabilitas instrumen

K : Jumlah item

∑Si : Jumlah varians skor tiap-tiap item

St : Varians total
37

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan

menggunakan teknik ini, bila koefisien Reliabilitas (r 11)>0,7. Hasil

uji Reliabilitas menggunakan spss for Windows dinyatakan reliable

jika r hitung >r tabel .

H. Pengelolaan data dan analisis data

a. Pengolaan data menggunakan program komputer (SPSS) dengan

tahap-tahap sebagai berikut:

1) Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

kuesionar yang diisi oleh responden. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau data setelah terkumpul. Proses

dalam editing dalam penelitian ini adalah memeriksa pengisian

kuesioner yang telah diserahkan pengumpul data untuk dilakukan

pengecekan ataupun perbaikan. Setelah dilakukan pengambilan

data dengan membagikan kuesioner diminta kembali dan dilihat

apakah sudah di isi semua atau belum .

2) Coding

Pengkodean yaitu memberikan data atau kode untuk

memudahkan dalam pengolahan data. Kode penelitian ini

menggunakan kode 1 untuk pengetahuan baik, kode 2 untuk

pengetahuan cukup, kode 3 untuk pengetahuan kurang.

3) Data entry
38

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base computer,

kemudian membuat distribudi frekuensi sederhana atau membuat

tabel kontigensi.

4) Tabulasi

Tabulasi yaitu mengelompokan data sesuai dengan skore

jawaban dalam kuesioner. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel

yang sudah disiapkan.

b. Analisis data

Analis adat menggunakan rancangan penelitian, melalui prosedur

bertahap antara lain:

1) Analisis univariate

Mendiskripsikan karakteristis setiap variabel penelitian. Analisis

univariate digunakan untuk mengetahui gambaran deskriptif dari data-

data yang dikumpulkan (Sugiyono, 2010;87). Pada penelitian ini dilakukan

analisis univariat yaitu Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap

Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4- 5 tahun Di TK RA

Asysyafi’iyah. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dengan rumus:
f
P = N❑ x 100 %

Keterangan :

P: prosentase

f: frekuensi responden
39

N: jumlah responden

I. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak

yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh

dampak dari hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012 h.202). Menurut

Hidayat (2014 h.94) masalah etika penelitian kebidanan merupakan

masalah yang sangat penting dalam penelitian, memingat penelitian

kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika

penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan

antara lain adalah sebagai berikut:

1) Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent

adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar pesetujuan.

2) Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan


40

terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan

lain-lain.

3) Tanpa Nama (Anonim)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan.

4) Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset.

5) Jadwal Penelitian

6) Terlampir.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Geografi

Penelitian ini dilaksanakan di TK RA Asysyafi’iyah di Desa Juwiran,

Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten , dengan luas tanah 210 m 2 dan

luas bangunan 200 m 2. Adapun batas-batasan lokasi di TK RA

asysyafi’iyah yaitu sebelah timur berbatasan dengan jalan juwiring, sebelah

selatan berbatasan dengan gedung, sebelah utara berbatasan dengan

sawah, sebelah barat berbatasan dengan sawah.

2. Demografi

Saat ini Kepala Sekolah di TK RA Asysyafi;iyah adalah Dewi Kusrini, S.Pd

yang mempunyai 2 guru dan 52 siswa yang dibagi menjadi 2 kelas yaitu

kelas A berjumlah 30 siswa dan kelas B berjumlah 22 siswa. Yang diambil

dalam penelitian yaitu Kelas A yang berjumlah 30 siswa.

B. Hasil Penelitian

Jumlah sampel penelitian ini adalah 30 responden Ibu yang memiliki anak

usia 4-5 Tahun di TK RA Asysyafi’iyah. Analisis pada penelitian ini

menggunakan analisis univariat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di TK

RA Asysyafi’iyah pada tanggal 11 Mei 2020 didapatkan hasil bahwa :

1. Analis Univariat

a) Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden.

1) Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Umur Ibu
No Umur Frekuens Prosentase %
i
1 20-35 tahun 16 53,4
2 >35 tahun 14 46,6

41
42

Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui sebagian besar responden

berumur 20-35 tahun sebanyak 16 responden (53,4%) dan sebagian

kecil umur >35 tahun sebanyak 14 responden (46,6%).

2) Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Prosentase %
1 SD 1 3,4
2 SMP 9 30
3 SMA 20 66,6
4 PERGURUAN 0 0
TINGGI
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui sebagian responden yang

berpendidikan SD sebanyak 1 responden (3,4%), yang

berpendidikan SMP sebanyak 9 responden (30%), yang

berpendidikan SMA sebanyak 20 (66,6%) dan yang berpendidikan

3) Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase %
1 IRT 15 50
2 SWASTA 15 50
3 PNS 0 0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui frekuensi responden

berdasarkan pekerjaan yaitu IRT (Ibu Rumah Tangga) sejumlah 15

responden (50%), SWASTA adalah 15 responden (50%) dan PNS 0

responden (0%).
43

b) Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu


Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4- 5 tahun Di TK
RA Asysyafi’iyah

No Pengetahuan Ibu Frekuensi Presentase %


Pada Perkembangan
Motorik Halus Anak
1 Baik 12 40
2 Cukup 18 60
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel sebagian kecil responden mempunyai

pengetahuan baik, yaitu 12 responden (40%), dan sebagian besar

pengetahuan kurang yaitu 18 responden (60%) dan yang

berpengetahuan kurang 0 responden (0%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang

perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di TK RA Asysyafi’iyah

adalah cukup sebanyak 18 responden (60%). Hasil pencapaian ini dikarenakan

sebagian responden kurang menyadari akan pentingnya perkembangan motorik

halus pada anak. Dengan meninjau berdasarkan umur responden, tingkat

pendidikan dan pekerjaan responden.

Pada tabel 4.1 berdasarkan usia didapatkan sebagian berusia 20-35 tahun

yaitu sebanyak 16 responden (53,4%). Menurut Nursalam, 2010;38 mengatakan

umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir. Begitupula dengan usia yang 20-35

tahun, usia ini termasuk dalam usia yang dewasa sehingga pola berpikir akan

lebih matang.
44

Pengetahuan salah satunya di pengaruhi oleh usia dimana semakin tinggi

usia seseorang maka semakin tinggi kematangan dalam berfikir dan semakin

dapat menggunakan koping yang adaptif. Hal ini dapat diartikan bahwa usia

responden 20-35 tahun dimana ibu sudah termasuk matang, maka memiliki

kemampuan untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi dan mudah

memahami informasi tentang perkembangan motorik halus anak sehingga

pengetahuan yang didapat baik pengetahuan formal melalui pendidikan maupun

pendidikan non formal bisa diaplikasikan dalam kehidupannya.

Pada tabel 4.2 berdasarkan pendidikan didapatkan sebagian responden

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 20 responden (66,6%). Menurut

Notoadmodjo, 2010;45 mengatakan bahwa pendidikan adalah proses belajar

mengajar dimana hasil dari proses belajar mengajar merupakan seperangkat

cara mendapatkan pengetahuan atau informasi. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin baik seseorang menerima informasi

sehingga lebih mudah menerapkannya.

Pada tabel 4.3 berdasarkan pekerjaan didapatkan terbanyak adalah ibu

yang pekerjaannya sebagian besar Ibu rumah tangga yaitu sebesar 15

responden (50%). Menurut Notoadmodjo, 2010;49 berpendapat bahwa

pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Ibu yang memiliki

pekerjaan diluar rumah lebih cepat dan mudah mendapat informasi dari luar

sedangkan ibu yang sibuk dengan pekerjaan didalam rumah akan memiliki waktu

sedikit untuk memperoleh informasi tentang perkembangan motorik halus anak.

Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang

terhadap motorik halus anak , karena kurangnya pengetahuan ibu tentang

motorik halus anak maka akan mempengaruhi berkembangnya motorik halus.


45

Pada tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa ibu yang memiliki pengetahuan

tentang perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di TK RA

Asysyafi’iyah sebagian responden adalah 18 responden (60%) dengan

pengetahuan cukup dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu pendidikan.

Pendidikan responden dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan SMA

sebanyak 20 responden (66.6%), SMP sebanyak 9 responden (30%), dan SD

sebanyak 1 responden (3.4%).

Menurut penelitian Donna Dwinita Adelia (2016) yang berjudul “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Dan Peran Orang Tua Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Dan Motorik Halus Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Istiqomah

KelurahanTlogomas Kecamatan Lowokwaru Malang” hasil penelitian

membuktikan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dan peran orang tua

dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada anak sebesar

55,9%, dan 44,1%.

Menurut Notoadmodjo, 2010;45 mengatakan bahwa pendidikan adalah

proses belajar mengajar dimana hasil dari proses belajar mengajar merupakan

seperangkat cara mendapatkan pengetahuan atau informasi. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik seseorang menerima informasi

sehingga lebih mudah menerapkannya. Jadi dalam penelitian ini responden

dengan pendidikan tinggi belum menjamin berpengetahuan yang lebih

dibandingkan pendidikan rendah hal tersebut bisa disebabkan karena Informasi

juga akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun

seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi

yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu

akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.


46

Menurut penelitian Dianita Primihastuti (2016) yang berjudul “Gambaran

Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Motorik Balita di PAUD Mawar,

Darmokali Surabaya” didapatkan sebanyak 15 responden (54%) yang

berpengetahuan cukup, hal ini di sebabkan karena pendidikan SMA merupakan

pendidikan menengah sehingga ibu-ibu mudah mendapatkan dan mudah

menerima informasi yang didapatkan. Berdasarkan pendidikan dan tingkat

pengetahuan ada hubungan yang signifikan dalam pengetahuan.

Septiari, 2012;27, perkembangan motorik halus adalah Kemampuan yang

berhubungan dengan ketrampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil, koordinasi

mata dan tangan. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 18 responden

(60%) dengan berpengetahuan cukup, hal ini berarti tingkat pengetahuan ibu

mempengaruhi perkembangan motorik halus anak karena kurang kesadaran

akan pentingnya pengetahuan mengenai perkembangan otorik halus anak,

seperti kebiasaan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Menurut penelitian Ariyanthi (2017) yang berjudul “ Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Di

TK Tunas Mekar 1”. Penelitian ini menggunakan jenis studi cross sectional. Hasil

analisis data menunjukan bahwa nilai Chi kuadrat (x2) hitung sebesar 36.923. hal

ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel

pengetahuan ibu terhadap variabel perkembangan motorik halus anak

prasekolah.

Hasil kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendidikan tinggi belum

tentu menjamin memiliki wawasan lebih luas dibandingkan dengan

berpendididikan rendah, karena didapat hasil bahwa sebagian besar


47

pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik halus pada anak usia 4- 5

tahun di TK RA Asysyafi’iyah adalah cukup sebanyak 18 responden (60%) yaitu

hasil tingkat pendidikan paling besar adalah SMA sebanyak 20 responden

(66.6%).
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Gambaran tingkat pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik

halus anak pada usia 4-5 Tahun di TK RA Asysyafi’iyah sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan yang cukup sebanyak 18 responden

(60%).

B. Saran

Dari penelitian diatas dapat diungkapkan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Orang tua

Dapat berperan dalam pemantauan perkembangan motorik halus anak

agar dapat tercapai sesuai umurnya.

2. Bagi Guru Tk

Bagi guru TK RA Asyisyafi’iyah untuk lebih meningkatkan perhatian

terhadap siswa khususnya dalam perkembangan motorik halus.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Daeri hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk

melakukan penelitian selanjutnya dengan metode yang berbeda dan dapat

diterima secara ilmiah.

50
51

DAFTAR PUSTAKA

Adriana.2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:

Salemba Medika.

Alimu Hidayat, Aziz. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika

Ariyanthi. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Perkembangan


Motorik Halus Anak Prasekolah Di TK Tunas Mekar 1

Bowden, V.R & Greenberg, C.S. (2017). Children and their families: the
continuum of care. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Dinkes RI. 2010. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang.

Donna, Dwi, Nita, 2017. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang
Balita Di Puskesmas Siderjo

Gerungaan, Nova. 2019, Hubungan Pengetahuan Orang tua Tentang Stimulasi


Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah

Hurlock. 2010. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan, Jakarta: Erlangga.

Kyle, Terri., & Carman, Susan. (2016). Buku ajar keperawatan pediatric. Edisi 2.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Madaniah. 2014. Manfaat Bermain Puzzle Untuk Kecerdasan Tumbuh Kembang


Anak. From:http://madaniah.co.id/manfaat-bermain-puzzle-untuk-
kecerdasan-tumbuh-kembang-anak/. Diakses: 2 April 2016.

Maryunani, 2010. Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2011. Pengetahuan Dan Perilaku Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2010. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta . PT Rineka


Cipta
52

Nursalam. 2010. Konsep dan Metologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pemantauan


Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh kembang
Anak.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan


Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh kembang
Anak.

Primihastuti, Dianita. 2016. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan


Motorik Balita di PAUD Mawar, Darmokali Surabaya

Rifai, Arif, 2019, Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Perkembangan


Motorik Kasar Dan Motorik Halus Pada Balita Usia 9-48 Bulan Di
Posyandu Puskesmas Nagaswidak.

Rumini, Sri. Sundari, Siti. 2013. Perkembangan Anak dan Remaja. Rineka Cipta:

Jakarta

Septiari, B. Bea. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.
Yogyakarta: nuha Medika.

Setiawan & Saryono. 2011. Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Press.

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak Hipokretes. Jakarta: ECG.

Sugiono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabet.

Sugiono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabet

Sulistyawati. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Prenada.

Suryasi, Maulidya U. 2015. Konsep dasar Paud. Bandung: PT, Remaja

Rosydakarya
53

Wawan, Dwi, 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku.
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Wibowo, Agus, 2012, Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Widodo. 2014. Kenali Kecerdasan Visual Spatial Pada Anak dan Stimulasinya.
From: http://smartkidclinic.com/2014/.../kenali-kecerdasan-visual-
sp. Diakses tanggal : 6 Maret 2016.

Yunus, M.Kailani. 2016. Tingkat Pengetahuan Orang Tua Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Pada Balita Di Paud Kasih Ibu
Bengkalis

Yustisia. 2013. Rahasia Anak Cerdas. Jakarta: Katahati.

Anda mungkin juga menyukai