Disusun Oleh
Diajukan Oleh :
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
iii
KATA PENGANTAR
Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Higienitas Botol Susu di
Sragen”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Husada Surakarta.
Kabupaten Sragen yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pelaksanaan
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
iv
6. Seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita yang bersedia menjadi responden
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015
Wildania Astrini Shintawati
B12 164
ABSTRAK
Latar Belakang : Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk
kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan sehat
dan tubuh yang sehat (UNICEF, 2009). Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan
melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol susu secara rutin dan
menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah
sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi. Angka
kesakitan yang terkena diare pada bayi yang diberi ASI hanya 6%, yang diberi
ASI dan susu botol 14% sedang bayi yang hanya diberi susu botol saja meningkat
hingga 18% (Adiningsih, 2011).
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di
Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe
Kabupaten Sragen pada tingkat baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan
Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen pada tanggal 5 - 10 Juni
2015. Sampel penelitian sebanyak 46 responden dengan menggunakan total
sampling. Variabel penelitian menggunakan variabel tunggal dan Instrumen yang
digunakan yaitu kuesioner. Teknik pengumpulan data dari primer dan data
sekunder. Analisis data menggunakan analisis univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di
Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe
Kabupaten Sragen dapat dikategorikan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8
responden (17,4%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (69,6%)
dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (13,0%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di Posyandu
Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten
Sragen pada tingkat pengetahuan cukup.
vi
MOTTO
1. Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis untuk masa lalu
2. Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti
Caldwell)
3. Kesalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat (Henry
Ward Beecher)
PERSEMBAHAN
1. Sujud syukur kepada Allah SWT atas Rahmad dan HidayahNya dan
4. Tri Haryanta tercinta terima kasih atas semangat, do’a dan dukungan selama
ini
5. Sahabat Duwi Murniati, Ayong Suliyati, Oki Wijayanto, Banteng Arif Saputra,
Vino Admadja Widjaya yang selalu mengisi hari hariku semoga kebersamaan
7. Almamater tercinta
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Agama : Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengetahuan ........................................................................... 6
2. Balita ...................................................................................... 17
ix
B. Kerangka Teori............................................................................. 33
C. Pembahasan ................................................................................. 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 56
B. Saran ............................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan sehat dan
tubuh yang sehat. Orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta
makanan yang dikonsumsi. Higienitas botol merupakan salah satu cara untuk
Selain itu, perilaku higienis dapat mencegah penyebaran penyakit lain yang
(UNICEF, 2009).
dengan membersihkan botol susu secara rutin dan menyimpan botol susu di
tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun mampu
masyarakat mengenai pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI). ASI akan
steril apabila diminum langsung dari sumbernya. Tetapi gaya hidup modern
dikonsumsi oleh bayi kapan saja. Ketika ASI diperah, ASI bersentuhan
dengan berbagai obyek, mulai dengan manusia, alat pemerah, botol susu yang
1
2
penyebab diare tidak berdiri sendiri akan tetapi saling terkait dan saling
kompleks. Susu formula sebagai salah satu pengganti ASI pada anak yang
merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan angka kejadian diare
pada bayi dan balita akibat minum susu formula (Amiruddin, 2007)
penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi dan nomor
lima pada semua umur. Angka kesakitan yang terkena diare pada bayi yang
diberi ASI hanya 6%, yang diberi ASI dan susu botol 14% sedang bayi yang
hanya diberi susu botol saja meningkat hingga 18% (Adiningsih, 2011).
dimana 42 ibu memberikan ASI secara langsung kepada bayinya dan 46 ibu
menggunakan botol susu dalam memberikan ASI dan susu formula kepada
botol susu dan 3 ibu sudah mengerti tentang higienitas botol susu.
untuk memberikan ASI atau fusu formula pada anaknya, sehingga penulis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
baik.
4
cukup.
kurang.
D. Manfaat Penelitian
susu.
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Institusi
b. Bagi Pendidikan
E. Keaslian Penelitian
sebelumnya :
Desa Gabus Etan Sragen dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 ibu
jenis penelitian dan analisis data sedangkan perbedaan yaitu pada waktu,
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia
(Notoatmodjo, 2010).
b. Jenis Pengetahuan
1) Pengetahuan biasa
7
8
2) Pengetahuan ilmiah
3) Pengetahuan filsafat
spekulatif.
4) Pengetahuan agama
c. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (know)
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
9
sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesa (Syntesis)
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
6) Evaluasi (Evaluation)
atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern
atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat
b) Secara kebetulan
penyelidikan manusia.
i) Induksi
j) Deduksi
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
1) Pendidikan
orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
formal.
16
2) Pekerjaan
dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari
3) Umur
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya
4) Minat
5) Pengalaman
7) Informasi
(Saifuddin, 2006).
1) Umur 1 bulan
2) Umur 2- 3 bulan
didengarnya..
20
3) Umur 4 – 6 bulan
sudah mulai kuat bila ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan
4) Umur 6 – 7 bulan
tertawa lagi.
5) Umur 8 – 9 bulan
sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk
sekitarnya.
21
6) Umur 10 – 12 bulan
7) Umur 15 bulan
8) Umur 18 bulan
a) Motorik kasar
b) Motorik halus
9) Umur 24 bulan
a) Motorik kasar
b) Motorik halus
a) Motorik kasar
b) Motorik halus
menggosok gigi.
a) Motorik kasar
b) Motorik halus
a) Motorik kasar
b) Motorik halus
sepatu.
c) Sosial emosional
c. Pertumbuhan Fisik
1) Lingkar kepala
dicapai. Usia 2 tahun kurang lebih 1/6 panjang badan. Usia satu
2) Panjang badan
3) Berat badan
1 tahun adalah 3 kali berat badan lahir, 2,5 tahun adalah 4 kali berat
badan lahir, dan 6 tahun adalah 2 kali berat badan umur 1 tahun.
1) Batuk-batuk
2) Diare
3) Demam
kejang.
4) Kejang
epilepsi dan kejang tanpa ada alasan yang khusus pada bayi yang
5) Muntah
3. Higienitas Botol
a. Pengertian
(UNICEF, 2009).
adalah pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet
atau plastik. Non nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama
26
dipakai untuk kemasan air mineral dan hanya untuk sekali pakai.
untuk ginjal dan hati. Bahan jenis ini sulit di daur ulang.
28
dengan dot. Untuk ukuran kecil 30-50 ml, sedang 120 ml, dan
kecil pada setiap kali minum. Ingat, sangat tidak dianjurkan untuk
mudah. Botol yang terbuat dari bahan gelas lebih awet, tahan lama,
dan proses sterilisasinya mudah. Hanya saja, botol ini cukup berat
Berbeda dengan botol plastik yang lebih tahan lama. Bayi pun
kepala boneka atau mainan boleh saja dijadikan pilihan, selama tak
Jika diputar ke arah tertentu, aliran susu akan semakin deras atau
dan cepat. Jadi, bisa distel sesuai kebutuhan. Jika bayi mengalami
karena bayi tak dianjurkan mengisap air susu terlalu deras. Jika
tersedak. Ini juga bisa digunakan terutama untuk bayi 0-3 bulan.
Dengan regulator, maka isi susu tidak keluar jika tidak diisap. Pun
sangat membantu. Tidak cuma itu. Sekat ini juga berguna untuk
30
rutin dan menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang
kesehatan bayi. Karena itu, jika hendak memberi susu melalui botol,
Menjaga botol susu agar tetap steril. Botol susu perlu dicuci
dan bau busuk. Hal ini dapat menurunkan tingkat kebersihan botol
susu si kecil.
31
Botol yang basah dan dibiarkan tertutup dapat menjadi rumah bagi
bakteri dan kuman. Karena itu, setelah mencuci botol susu, harus
dalam terkena uap dari bagian dasar dari alat, Letakkan botol
2) Steamer microwave
dimiliki tidak terlalu besar dan alat ini tidak bisa mensterilkan alat
d) Nyalakan microwave.
3) Merebus
digunakan untuk keperluan lain karena dot dapat rusak lebih cepat.
Langkah-langkah:
seluruhnya.
selama 4 menit.
B. Kerangka Teori
Higienitas Botol
Pengetahuan Bayi dan Balita
Ibu Ibu
C. Kerangka Konsep
Baik
Pengetahuan Ibu
tentang Higienitas
Botol Susu Cukup
Kurang
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
METODE PENELITIAN
kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk
(Notoatmodjo, 2010).
1. Lokasi
36
37
2. Waktu penelitian
2015.
1. Populasi
Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti
ibu yang mempunyai bayi dan balita yang menggunakan botol susu di
2. Sampel
(Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,
maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%. Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai bayi dan balita yang menggunakan botol susu
38
memberikan ASI atau susu formula kepada bayi dan balita yang
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
(Sugiyono, 2010).
D. Variabel penelitian
pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Mawar III Desa
E. Definisi Operasional
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Nama Pengertian Indikator Alat Skala
Variabel Ukur
Tingkat Kemampuan ibu 1. Baik Kuesioner Ordinal
pengetahuan menjawab dengan benar Bila nilai responden
ibu tentang tentang higienitas botol yang diperoleh (x) >
higienitas susu mean + 1 SD
botol susu 1. Pengertian 2. Cukup
higienitas botol Bila nilai responden
2. Manfaat higienitas mean -1 SD ≤ x ≤
botol mean + 1 SD
3. Cara memilih botol 3. Kurang
susu yang baik Bila nilai responden
4. Cara Menjaga yang diperoleh (x) <
Kebersihan Botol mean – 1 SD
susu
5. Metode sterilisasi
Botol Bayi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
(favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.
1. Uji Validitas
SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat
N . XY - X. Y
rxy
2 2 2
{N X X } {N Y 2 - Y }
Keterangan:
N : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
Dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,361). Pada penelitian ini menggunakan
item tidak valid yaitu nomor 11 (0,280 < 0,361)dan 25 (0,027 < 0,361),
penelitian karena sudah terwakili dari nomor item yang valid. Sehingga
2. Uji Reliabilitas
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
42
k b2
r11 1 2
k 1 t
Keterangan:
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)
sebesar 0,839 > 0,7, sehingga instrumen cukup dapat dipercaya sebagai
instrumen penelitian.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
penelitian ini yaitu jumlah ibu yang memberikan ASI secara langsung
pada anaknya serta jumlah ibu yang memakai botol susu di Posyandu Desa
1. Pengolahan Data
adalah:
a. Editing
sesuai dapat segera dilengkapi. Pada saat peneliti ada 2 kuesioner yang
b. Coding
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
menjawab dengan benar dan jika salah dengan skor 0 sedangkan untuk
c. Tabulating
excell.
dalam tabel tahap berikutnya mencari mean dan standar deviasi dari
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
ulang dari proses editing, coding dan tabulating, cleaning agar tidak
terjadi kesalahan.
2. Analisis Data
distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya
berikut:
x
Rumus : X =
n
Keterangan :
X : Rata-rata ( mean )
x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
46
rata-ratanya.
Rumus :
( xi) 2
xi 2
SD = n
n 1
Keterangan:
x : Nilai responden
n : Jumlah responden
yaitu:
I. Etika Penelitian
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
responden.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
J. Jadwal Penelitian
yang sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Posyandu Mawar III memiliki 1 bidan dan 12 Kader yang terdiri dari
10 kader aktif dan 2 Kader non aktif. Pelayanan di Posyandu Mawar III
bayi dan anak balita, meja 3 pengisian KMS, dan meja 4 tentang peyuluhan
minggu pertama. Jumlah bayi dan balita yang mengikuti Posyandu Mawar III
sebanyak 88 ibu yang terdiri 46 bayi dan balita dengan menggunakan botol
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden
48
49
tahun.
Persentase
No Pendidikan Jumlah
(%)
1 SMP 19 41,3
2 SMA 25 54,4
3 Sarjana 2 4.3
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2015
pendidikan SMA.
Persentase
No Pekerjaan Jumlah
(%)
1 IRT 25 54,4
2 Swasta 19 41,3
3 PNS 2 4.3
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2015
50
diperoleh data yaitu mean 19,4 dan standart deviasi sebesar 3,6.
= (x) 15,8 ≤ x ≤ 23
51
x ≤ 23
< 15,8
sebagai berikut:
Persentase
No Pengetahuan Jumlah
(%)
1 Baik 8 17,4
2 Cukup 32 69,6
3 Kurang 6 13,0
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2015
cukup.
C. PEMBAHASAN
responden (13,0%).
indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia
diperkenalkan.
mengembangkan kemampuan.
54
kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan sehat dan
tubuh yang sehat. Orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta
besar bagi kesehatan bayi. Higienitas botol merupakan salah satu cara untuk
Selain itu, perilaku higienis dapat mencegah penyebaran penyakit lain yang
(UNICEF, 2009).
pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di Posyandu Mawar III Desa
pada kategori pengetahuan cukup. Hasil penelitian ini sama dengan hasil
ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala
2. Kelemahan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang telah dilakukan dengan judul tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas
56
57
B. Saran
1. Bagi Posyandu
ASI yang higienis pada bayi sehingga tidak terjadi penyakit diare pada
bayi.
2. Bagi Responden
yang diadakan tenaga kesehatan setempat dan lebih banyak membaca serta
3. Institusi pendidikan
selanjutnya.
4. Peneliti Selanjutnya