Anda di halaman 1dari 10
Jakarta Update (JADE) 2017 “Antimicrobials Usage in Clinical Practice : Strategy to Combat Infectious Agent” Jakarta Antimicrobial Update (JADE) 2017 Antimicrobials Usage in Clinical Practice: Strategy to Combat Infectious Agents EDITOR: Widayat Djoko Santoso Leonard Nainggolan 17x23 crn vii x 94 Halaman Hak Cipta Dilindungi Undang-undang 786028 " 907866 Dilarang memperbanyak, menceiak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun tanpa seizin penulis dan peneroit 9 Diterbitkan pertama kali oleh InternaPublishing Pusat Penerbitan limu Penyakit Dalam D.a : Departemen limu Penyakit Dalarn FKUI/RSCM Ji. Diponegoro No. 71, Jakarta Pusat 10430 Email: pipfkui@yahoo.com Website: http://www. intemafkui.or.id Jakarta, April 2017 DAFTAR ISI Definisi dan kriteria terbaru diagnosis sepsis: Sepsis-3. Suhenato Resuscitation in Sepsis : Role of Corticosteroid .. Frans JV Pongailla Septic Arthritis Gatos! Iman Antibiotic Option In Urinary Tract Infection : Empirical And Definitive. Carla Gunawan, Epidemioloic Growth of Carbapenem Resistance: The alarm sign of this century Usman Hadi Antimicrobial Stewardship: Definition and Implementation . Robert Sinto, Herdiman T, Pohan Optimizing Treatment of Severe Infection by Modifying Dosing Regimen Based on Pharmacokinetics-Pharmacodynamics.... 7 Rianto Setiabudy Antibiotic Choices in Sepsis: Implementing Surviving Sepsis Campaign 2016. we! Herdiman 7. Pohan, Robert Sinto Perkembangan Mutakhir Diagnosis dan Mekanisme Kebocoran Plasma Infeksi Dengue... Suhendro Malaria .. Paul N. Harijanio. Dengue Vaccine: Does It Need for Indonesi Sri Rezeki Hadinegoro Pengaruh Sex dan Gender Terhadap Penyakit Infeksi. ... Widayat Djoke Sentoso Managing Sepsis in Limited Resources Hospital Suharyo Hadisaputro Ethics in the Research and Use of Herbal Medicine in Management of Infectious Diseases... Umar Zein istic of Candida... Robiatul Adawiyah, Reino Wahyuningsih Jakarta Antimicrobial Update (JADE) 2017 “antimicrobials Usage in Clinical Practice : Strategy to Combat infectious Agent” vii DEFINISI DAN KRITERIA TERBARU DIAGNOSIS SEPSIS: SEPSIS-3 Suhendro Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, my Penyakit Dalam FKUY/RS Dr Cipto Mangunkusumo PENDAHULUAN Sepsis merupakan sindroma penyakit yang disebabkan karena infeksi dan merupakan penyakit yang mempunyai dampak terhadap morbiditas maupun mortalitas yang tinggi.: Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa angka kejadian sepsis meningkat setiap tahun-nya, hal ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup geriatri dan penderita dengan imunokompromais.’ Ke-dua populasi tersebut rentan terhadap penyakitinfeksi, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap meningkatnya angka kejadian sepsis.* Pengetahuan tentang penyakit sepsis telah berkembang lebih dari 25 tahun dan telah banyak perbaikan baik dari segi diagnosis maupun ‘tetalaksananya dalam rangka usaha menurunkan angka mortalitas, akan tetapi para ahli merasa usaha tersebut dianggap masih belum cukup memuaskan untuk menangani penyakit sepsis.’ Antara tahun 2014 hingga tahun 2016, terdapat dua kejadian penting dalam hal diagnosis dan tatalaksana penyakit sepsis. Pada kelompok tatalaksana ada tiga penelitian multisenter yang penting yaitu: Protocolized Care for Early Septic Shock (ProCESS) trial di-lakukan di Amerika Serikat, Australasian Resuscitation in Sepsis Evaluation (ARISE) trial di Australia, dan Protocolised Management in Sepsis trial (ProMISe) di Inggris. ** Ketiga penelitian multisenter tersebut memberikan hasil kesimpulan yang sama yaitu: pertama, implementasi resusitasi cairan menurut penelitian Rivers et Jakarta Antimicrobial Update (JADE) 2017 Antimicrobials Usage in Clinical Practice : Strategy to Combat Infectious Agent al, yaitu early goal-directed therapy (EGDT) dan direkomendasi oleh pedoman oleh the Surviving Sepsis Campaign (SSC) tidak memberikan perbedaan bermakna dalam hal mortalitas dibandingkan dengan penggunaan resusitasi cairan standar tanpa EGDT. Kedua, penggunaan parameter keberhasilan terapi resusitasi cairan menggunakan parameter ScvO2 tidak memberikan nilai tambah. Ketiga, penggunaan protokol EGDT meningkatkan biaya pengobatan dibandingkan menggunakan protokol standar.” Pada kelompok diagnosis direkomendasikan kriteria dan diagnosis sepsis yang baru berdasarkan the third international consensus definitions for sepsis and septic shock atau disebut juga sebagai Sepsis-3.° Penggunaan kriteria dan diagnosis sepsis yang baru, diharapkan akan meningkatkan diagnosis dan tatalaksana yang lebih dini, dan dapat menurunkan mortalitas penderita dengan sepsis, Selain manfaat dalam hal diagnosis dan tatalaksana, kriteria sepsis yang baru diharapkan juga untuk menyeragamkan penggunaan istilah sepsis dalam bidang penelitian. Pada konsensus ini istilah sepsis berat dihilangkan, hal ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih dengan diagnosis renjatan sepsis? SEPSIS DAN RENJATAN SEPSIS Sepsis adalah sindrom penyakit akibat infeksi yang mengancam jiwa, ditandai dengan gangguan fungsi organ akibat regulasi respons tubuh terganggu. Sejak tahun 1992 diperkenalkan istilah sindroma respons inflamasi sistemik (SIRS) yang apabila disebabkan karena infeksi maka disebut sebagai sepsis, akan tetapi penggunaan SIRS untuk diagnosis sepsis ternyata tidak memberikan nilai tambah, khususnya untuk mendeteksi gangguan fungsi organ.” Hal lain yang menjadi kelemahan sepsis dengan menggunakan SIRS sebagai kriteria untuk menegakkan diagnosis adalah: banyak kasus di ruang rawat intensif dengan demam tinggi, lekositosis, detak jantung meningkat dan frekuensi pernafasan yang cepat, bukan disebabkan karena proses infeksi atau kriteria diagnosis menggunakan SIRS tidak spesifik.°® Jakarta Antimicrobial Update (JADE) 2017 “antimicrobials Usage in Clinical Practice : Sirategy to Combat Infectious Agent” Berdasarkan kenyatan tersebut dilakukan penyempurnaan kriteria baru menggunakan the Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) score."! Skor SOFA menggunakan fungsi pernafasan, pemeriksaan koagulasi, fungsi hati, fungs! ntung dan sistim syaraf pusat untuk mendiagnosis penderita sepsis diruang intensif. Sedangkan untuk pasien sepsis diluar ruang intensif direkomendasikan menggunakan quick SOFA untuk mendiagnosis penderita sepsis. quick SOFA menggunakan parameter frewensi pernafasan>22 kali/ menit, gangguan status mental akut dan tekanan darah sistoli <100 mm Hg sebagai parameter. ° (tabel 1) SOFA, LODS DAN SIRS Proses penggunaan SOFA diawali dengan penelitian kuantitatif yang melibatkan 1,3 juta data rekam medis elektronik di Rumah Sakit pendidikan Pittsburgh, Amerika Serikat, dari data tersebut yang diikutkan dalam penelitian sebanyak 148.907 pasien 8. Pasien tersebut di-diagnosis dengan dugaan infeksi berdasarkan hasil kultur cairan tubuh dan mendapat terapi antibiotik. Diagnostik prediktor penelitian ini adalah: Logistic Organ Dysfunction System (LODS), SOFA, qSOFA dan SIRS, sedangkan vaiabel hasil jadi-nya adalah mortalitas dan lama perawatan di ruang intensif. °- Analisis untuk mengetahui kemampuan diskriminasi penelitian ini menggunakan area under the receiver-operating curve (AROC). Hasil analisis memperlihatkan, pasien yang di-ruang rawat intesif kemampuan diskriminasi mortalitas dengan SOFA (AUROC = 0,74; 95% CI, 0,73-0,76) dan LODS (AUROC = 0,75; 95% Cl, 0,72-0,76) secara bermakna lebih baik dibandingkan dengan SIRS (AUROC = 0,64; 95% CI, 0,62-0,66). Nilai titik potong skor SOFA hasil analisis pada penelitian ini adalah > 2 dengan AUROC = 0,72; 95% Cl, 0,70-0,73. Hasil analisis untuk penderita yang dirawat diluar ruang intensif memperlihatkan bahwa ke mampuan diskriminasi mortalitas dengan SOFA (AUROC=0,79; 95% Cl, 0,78-0,80), LODS (AUROC=0,82; 95% CI,0,81-0,83) Jakarla Antimicrobial Update (JADE) 2017 3 ‘antimicrobials Usage in Clinical Practice : Strategy 10 Combat Infectious Agent 6y ww opi>sa 40 Jpjuew sryojs uBnBBu0 jue NOY ZZ Uun Synod 008>°O/"O0d ODDO ROUT UOMIODUOS DISTEy AU/IMOW/7 $°E< YOIPOA SHSPUI %0Z> INdUIBD CUBA Yop !s0.N}0$ GHW oy [gw] C4012) ve|10 UOUD%S| "BHLILL O6> (SAL) *lOIS6 YOIOP UBUD} jouniou 1 JoWOU 10} lu HO» Z NOD ,LuRLY/DO0Z | NEI EW INYO jojUu|EW snyDIs UBNBBHOD 7/9007 ‘ODPd NO} [usu {UAL /4O% 08 DIO DekEE NUNS sJUBLL /YOX 06 no} Dee< NUNS LIN Y9q }OB09es pjO[6-0}0[66 jyasIp Sxe}UI IPINGIEL nqyeq jp6Dqes NOID [S494U! UOBENP UOBUEP IPOAUEM UO}ODO sIsdes_——— PUD} LiKE! ADID HjO!e6 z Dua} —_ UDYANLIEYP ONG sas CLOUD j9Ju} DUBI0¥ UDYGOgesIO BubA (sais) LUeHs's yognieg yop, |sOLUDYUI suodse! DUIOIOUIS ssluyeq siuyeq zrore ‘9LOZ*ZS6L UNYDI sisdas DUD UDP IsIUYaG “| |>GDL Jakarta Antimicrobial Update (JADE) 2017 “antimicrobials Usage in Clinical Practice : Strategy to Combat infectious Agent” Bqu 99< d¥W UOMUDUPHadUiSL ynqun 1osexdoson up yoquied UoyUAINaIP PBEuIYSs UDwO> 1dD1a) UDyeap YOIeI undnojom dpjauaty BUDA “owl Z <}}40) Wnses 104 “suajocly UDBUEP pal wio2uBBueW BUDA JOqD {su UO IDjn|9s ‘"sOINDUIS uEN6BUDB |Oe5 \siuysq UupySuDjUIp yo18q sscles YOHsI uyeq +1959:0804 nb{p 3do43out 1ogo idoeyp uDBuep siscdas 4OM¥@P0 UDI 1019} uoyAAOHO YO}a} UNdno|Om yeoneg OP. suyeg iuyed JOO [OUBLL snjo|s UDNBBUDB DID DUNBYO “JOPIO} sIsopIsO ‘sua}od}y ‘snyiadodty ‘uDEI0 sun} UONBBUBB :o}0I86 mys Yoanisg yop ——_ YOO !OpL8sIp BUDA sisclas wed wyed sisdas uopoluey Iieg sisciag “antimicrobials Usage in Clinical Practice : Strategy to Combat infectious Agent” Jakarta Antimicrobial Update (JADE) 2017 Tabel 3. Skor gSOFA ____Sker sistim organ Frewend pemafasan>22 kall/menit Gangguan status mental akut Hipotensi KESIMPULAN Sepsis merupakan penyakit dengan angka kejadian tinggi yang mempunyai dampak terhadap kesehatan global. Morbiditas maupun mortalitas sepsis masih tinggi, walaupun telah banyak usaha-usaha untuk menyempurnakan dalam bidang diagnostik maupun dalam hal pengobatan. Salah satu penyempurnaan yang dilakukan oleh para ahli dalam deteksi dini adalah; dengan menyempurnakan definisi dan kriteria sepsis. Sepsis dengan definisi baru atau juga dikenal sebagai sepsis-3 dihubungkan dengan disfungsi organ, sehingga diagnosis sepsis dapat digunakan untuk mengetahui pasien dengan infeksi yang mempunyai risiko tinggi untuk berkembang menjadi berat. Untuk meningkatkan deteksi dini penderita dengan sepsis di ruang rawat gawat darurat direkomendasikan penggunakan qSOFA yang lebih sederhana sebagai petanda disfungsi organ. Deteksi secara dini penderita sepsis di ruang gawat darurat dapat digunakan pengobatan lebih awal untuk menurunkan angka morbiditas maupun mortalitas. DAFTAR PUSTAKA 1. Kempker JA, Martin GS: The Changing Epidemiology and Definitions of Sepsis. Clin Chest ‘Med 2016, 37(2):165-179. 2. van Wught LA, Klein Klouwenberg PM, Spitoni C, Scicluna BP, Wiewel MA, Hom J, Schultz MJ. Nuinberg P, Bonten MJ, Cremer OL ef al: Incidence, Risk Factors, and Attrioutabie Mortality of Secondary Infections in the intensive Care Unit After Admission for Sepsis. JAMA 2016, 315(14):1469-1479. Seckel MA, Ahrens T: Challenges in Sepsis Care: New Sepsis Definitions and Fluid Resuscitation Beyond the Central Venous Pressure. Crit Care Nurs Clin North Am 2016, 28(4):513-532 4. Pro CAPMWC, Huang DT, Angus DC, Batnato A, Gunn $R, Kellum JA, Stapleton DK, Weissfeld LA, Yealy DM, Peake SL ef al: Harmonizing international trials of early goal- directed resuscitation for severe sepsis and septic shock: methodology of ProCESS, ARISE, and ProMise. Intensive Care Med 2013, 39[10}:1760-1775. Jakarta Antimicrobial Update (JADE) 2017 Antimicrobials Usage in Clinical Practice : Strategy to Combat Infectious Agent” 7 10. u 13 P10 Cl, Yealy DM, Kellum JA, Huang DI. Batnato AE, Weissfeld LA, Pike F, Terndrup T, Wang HE, Hou PC et al: A randomized trial of protocol-based care for early septic shock. N Engl J Med 2014, 370(18):1683-1693. Investigators A, Group ACT. Peake SL. Delaney A. Bailey M, Bellome R, Cameron PA, Cooper DJ, Higgins AM, Holdgate A et al: Goal-directed resuscitation for patients with early septic shock. N Engi J Med 2014, 371[16):1496-1506. Mouncey PR, Osbomn TM, Power GS, Harrison DA. Sadique Mz, Grieve RD, Johan R, Harvey SE, Bell D, Bion JF et al: Trial of early, goal-directed resuscitation for septic shock. N Engl J Med 2015, 372(14):1301-1311 Singer M, Deutschman CS, Seymour CW. Shankar-Hari M, Annane D, Bauer M, Bellomo R, Bernard GR. Chiche JD. Coopersmith CM ef al: The Third International Consensus Definitions for Sepsis and Septic Shock (Sepsis-3). JAMA 2016, 315(8):801-810 Seymour CW, Liv VX, lwashyna TJ, Brunkhorst FM, Rea ID, Scherag A, Rubenfeld G, Kahn JM, Shankar-Hari M, Singer M ef al: Assessment of Ciinical Criteria for Sepsis: For the Third Intemational Consensus Definitions for Sepsis and Septic Shock (Sepsis-2]. JAMA 2016, 315(8):762-74. American College of Chest Physicians/Society of Critical Care Medicine Consensus Conference: definitions for sepsis and organ failure and guidelines for the use of innovative therapies in sepsis. Crit Care Med 1992, 20(6):864-874. Peres Bota D, Melot C, Lopes Ferreira F, Nguyen Ba V, Vincent JL: The Multiple Organ Dysfunction Score (MODS) versus the Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) score in outcome prediction. intensive Care Med 2002, 28[11]:1619-1624. Levy MM, Fink MP, Marshall JC, Abraham E, Angus D, Cook D, Cohen J, Opal SM, Vincent JL, Ramsay G ef al: 2001 SCCM/ESICM/ACCP/ATS/SIS International Sepsis Definitions Conference. Crit Care Medi 2003, 31(4):1250-1256 Metnitz PG, Lang T, Valentin A. Stelizer H, Krenn CG, Le Gall JR: Evaluation of the logistic organ dysfunction system forthe assessment of organ aystunction and mortality in critically ill patients. intensive Care Med 2001, 27(6):992-998. Donnelly JP. Safford MM, Shapiro NI, Baddley JW, Wang HE: Application of the Third International Consensus Definitions for Sepsis (Sepsis-3) Classification: a retrospective population-based cohort study. Lancet infect Dis 2017, Jakarta Antimicrobial Update (JADE) 2017 “antimicrobials Usage in Clinical Practice : Strategy te Comivat infectious Agent”

Anda mungkin juga menyukai