Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN TANAH DAN PENGOLAHAN SAMPAH


TENTANG
“TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)”

OLEH :
KELOMPOK 1
FANI AFRILIANY MAKU
JENI SUMURI
LIDYAWATI HASAN
MUH. DICKY PRAMUDYA R. LAYA
NUR’AIN EKA PUTRI HIOLA
NURWAHIDA D. YUNUS
SATYA HARYO WAHYUDI
SITTI WASILA DATUNSOLANG

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan praktikum Penyehatan Tanah dan Pengolahan Sampah “Teknologi Tepat
Guna”. Ini di periksa dan disetujui oleh dosen pembimbing dan instruktur.

Mengetahui
Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Rahman Suleman, S.KM., M.Kes Tumartony T. Hiola, S.Pd., M.Kes


Nip. Nip.

INSTRUKTUR

Novalia Warow, T.Tr.kes


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia
serta izinnya sehingga penulisan dan penyusunan laporan ini dapat diselesaikan
dengan dengan sesuai waktu yang tersedia.
Adapun laporan ini adalah “Teknologi Tepat Guna”. Kami menyadari bahwa
laporan ini masih banyak kekurangannya, dikarenakan kemampuan kami yang
terbatas. Meskipun demikian, kami berharap mudah-mudahan makalah ini ada
manfaatnya khususnya bagi kami dan umumnya dosen.

Gorontalo, 13 November 2020


Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Tujuan................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................


2.1 Teknologi Tepat Guna.......................................................................

2.2 Jenis Teknologi Tepat Guna.............................

2.3 Ciri-ciri Teknologi Tepat Guna........................................................

2.4 Manfaat Teknologi Tepat Guna........................................................

2.5 Penerapan Teknologi Tepat Guna.....................................................

2.6 Peranan Teknologi Tepat Guna Dalam Kehidupan Sehari-hari .......

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1 Kesimpulan........................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi keberlangsungan dan kenyamanan hidup manusia (KBBI).
Penggunaan teknologi diawali dengan perubahan sumber daya alam menjadi
alatalat sederhana.1 Pemanfaatan teknologi sangat penting dalam memudahkan
pekerjaan, meningkatkan efisiensi dan memberi nilai tambah pada produk yang
dihasilkan. Namun dalam perkembangannya, teknologi pada umumnya beremisi
banyak limbah dan mencemari lingkungan, yang terkadang memberikan dampak
yang buruk bagi manusia dan lingkungan. Tidak jarang pula teknologi
membutuhkan modal yang besar dan cara guna yang rumit sehingga tidak dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Padahal pada era
globalisasi ini masyarakat dituntut memiliki kemampuan untuk memanfaatkan
teknologi.
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang
melimpah, namun dalam pengelolaannya belum dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat khususnya masyarakat pedesaan secara maksimal. Pengelolaan yang
masih secara turun-temurun atau tradisional mengakibatkan produktifitasnya
masih relatif rendah, sehingga berimplikasi pada rendahnya daya saing. Untuk
mempercepat pemulihan ekonomi nasional, mempercepat kemajuan desa dan
mengahadapi persaingan global, dipandang perlu melakukan percepatan
pembangunan perdesaan melalui pemberdayaan masyarakat diberbagai bidang
yang didukung oleh penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna.
Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak
lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah,
serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sederhana yang berbasis pada
penggunanya, artinya fungsinya disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya
sehingga lebih tepat guna. penggunanya, artinya fungsinya disesuaikan dengan
kebutuhan penggunanya sehingga lebih tepat guna.
Teknologi Tepat Guna (TTG) sudah diterapkan pada tahun 80-an oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI). Namun pada saat itu pelaksanaannya masih bersifat top-down,
dimana pemerintah pusat turun ke daerah yang tertinggal untuk memperkenalkan
dan menerapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) kepada masyarakat. Pada saat itu
Teknologi Tepat Guna (TTG) yang digunakan belum sesuai dengan potensi yang
ada di daerah, namun berupa alat yang dibutuhkan oleh kelompok masyarakat
yang menjadi sasaran seperti alat penyuling air bersih dan pengolahan hasil
panen.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah mendeskripsikan Bagaimana Teknologi
Tepat Guna dalam pembuatan composer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SEJARAH
Teknologi Tepat Guna (TTG) awalnya diusulkan oleh E.F. Schumacher,
seorang ekonom berkebangsaan Inggris dan menjadi inspirasi salah satu bukunya
yang sangat terkenal berjudul Small is Beautiful. Schumacher adalah Dewan
Penasihat Batubara Inggris (British Coal Board Advisor) dan penasihat
pemerintah untuk Burma dan selanjutnya untuk India. Schumacher mendirikan
Intermediate Technology Development Group (ITDG) pada tahun 1966.
Pendekatannya mendapat perhatian pada tahun 1960-an sebagai gerakan
sosial selama krisis energi tahun 1970-an dan sebagai gerakan lingkungan. ITDG
masih ada hingga sekarang di bawah organisasi riset aksi yang bertujuan untuk
“memperlihatkan dan mengadvokasi pembangunan berkelanjutan melalui
pemanfaatan teknologi untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara
berkembang.
Menurut Oxford English Dictionary, definisi gabungan untuk istilah
'tepatguna' dan 'teknologi' adalah “penerapan pengatahuan ilmiah untuk tujuan
praktis sehingga cocok untuk orang, kondisi, keempatan a tau tempat tertentu”.
Definisi ini berimplikasi bahwa “tepat guna” dapat bervariasi dan oleh sebab itu
istilah teknologi tepat guna tidak dapat tepat didefinisikan. Secara umum, istilah
teknologi tepat guna seringkali digunakan dalam konteks teknologi untuk negara
berkembang.
Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan
teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga
merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG. Dari
tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang
hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis
dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak
limbah dan mencemari lingkungan.
Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yang dapat dikatan
sebagai TTG, yaitu:
1. Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber
yang tersedia banyak di suatu tempat.
2. Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial
masyarakat setempat.
3. Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/ masalah yang
sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya bersemayam
dikepala perencananya.
4. Suatu yang harus diperhatikan bahwa, masalah-masalah pembangunan
boleh jadi memerlukan pemecahan yang unik dan khas, jadi teknologi-
teknologi tersebut tidak perlu dipindahkan ke negara-negara atau kedaerah
lain dengan masalah serupa. Apa yang sesuai disuatu tempat mungkin saja
tidak cocok di lain tempat. Maka dari itu tujuan TTG adalah melihat
pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu dan
menganjurkan mengapa hal itu sesuai.
2.2 CIRI-CIRI TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian
TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun
tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung
pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat di suatu tempat.
2. Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh
keterampilan setempat.
4. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
5. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam,
energi, bahan secara lebih baik dan optimal.
6. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak
luar (self-realiance motivated).
Ciri-ciri Teknologi Tepat Guna Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria
dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup
menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai
berikut:
1) Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung
pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat di suatu tempat.
2) Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
3) Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh
keterampilan setempat.
4) Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
5) Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam,
energi, bahan secara lebih baik dan optimal.
6) Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak
luar (self-realiance motivated).
Manfaat Teknologi Tepat Guna Sebelum berbicara mengenai manfaat dari
TTG, maka ada sebuah proses yang harus diketahui sebelum memperoleh manfaat
dari TTG tersebut, yaitu penerapan teknologi tepat guna tersebut. Penerapan TTG
adalah sebuah usaha pembaharuan.
Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan
masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan
mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha pembaharuan tersebut.
Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat
merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam
pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat
tersebut. Banyak orang keliru dalam berpendapat kalau orang membawa pompa
bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka
orang itu telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket
teknologi 5.

Anda mungkin juga menyukai