PENDAHULUAN
I.1. Tujuan
I.1.1. Tujuan Umum
Mahasisiwa mampu melakukan penetapan kadar asam salisilat
dalam sampel serbuk dengan titrasi asam-basa.
I.1.2. Tujuan Khusus
- Mahasiswa melakukan pembakuan larutan asam dan basa.
- Mahasiswa melakukan titrasi asam-basa (titrasi balik dan
-
titrasi langsung).
Mahasiswa melakukan penetapan kadar asam salisilat
dalam sampel serbuk.
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Pengertian Asam Salisilat
Titrasi adalah suatu metode analisis yang digunakan pada zat yang
konsentrasinya belum diketahui kemudian direaksikan dengan zat lain yang
telah diketahui konsentrasinya . (Peechan. 2012)
Larutan yang telah diketahui konsentrasinya telah diketahui dengan
teliti dan tepat dinamakan dengan larutan baku. Bila yang terkandung memiliki
kemurnian yang tinggi, stabil, penanganannya mudah maka disebut dengan
bahan baku primer. Larutan baku ini ditambahkandari buret (titrant) sedikit
demi sedikit kelarutan Erlenmeyer (titrat) sampai zat-zat yang direaksikan tepat
menjadi ekivalen satu dengan yang lainnya. ( Jaka, 2012)
Metode titrasi secara garis besar dibedakan menjadi empat kategori
yaitu titrasi asam-basa, (meliputi reaksi asam-basa), titrasi redoks (meliputi
hamper semua reaksi reduksi-oksidasi), titrasi pengendapan dan titrasi
kompleksometri. (Rusydianaadulla. 2013)
Nama
Alizarin kuning
Fenolftalein
Timolflatein
Fenol merah
Bromtimol blue
Metil merah
Metil jingga/orange
Para nitrofenol
Timol blue
Tropeolin OD
Warna Asam
Kuning
Takberwarna
Takberwarna
Kuning
Kuning
Merah
Merah
Takberwarna
Kuning
Merah
Warna Basa
Ungu
Merah
Biru
Merah
Biru
Kuning
Kuning
Kuning
Biru
Kuning
Trayek pH
10,1 - 12,0
8,0 9,6
9,3 10,6
6,8 8,4
6,0 7,6
4,2 6,2
3,1 4,4
5,0 7,0
8,0 9,6
1,3 3,0
BAB III
PROSEDUR KERJA
1.1.
1.1.1 Alat
-
Erlenmeyer 250 mL
(3)
Pipet tetes
(1)
Pipet volume 10 mL
(1)
Bola hisap
(1)
(2)
(1)
Buret, statif
(1)
Klem
(1)
Neraca analitik
(1)
Corong gelas
(1)
1.1.2 Bahan
-
NaOH
Asam oksalat
Indicator Phenolphtalein
4
Etanol
Aquadest
Tissue
1.2.
Cara Kerja
1.2.1 Cara Pembuatan Larutan
a. Pembuatan Larutan Baku Asam Oksalat 0,1 N
3,15 gram asam
oksalat dihidrat
Dilarutkan dengan
20 mL aquades
Larutan Baku
Asam Oksalat 0,1
N
b. Pembuatan Larutan Baku NaOH 0,1 N
2 gram natrium
hidroksida
Dilarutkan dengan 20
mL aquades
Dilarutkan dengan 10
mL etanol
Larutan Phenolphtalein
6
Dititrasi dengan
larutan NaOH
Catatan :
pembakuan
dilakukan
sebanyak 3
kali
10 mL larutan NaOH
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
8
Perhitungan : V1 X N1=V2 X N2
VAs. Ok X NAs. Ok = VNaOH X NNaOH
10 ml X 0,1N = 10,25 ml X NNaOH
NNaOH = 0,14 N
MNaOH = 0,14 M
2. Penetapan Kadar Sampel
Titrasi Langsung
Indikator : phenolphtalein
Perubahan warna yang terjadi saat titik ahkir titrasi : Tidak berwarna
Perhitungan :
1) Mol NaOH = Mol Asam salisilat
Mol NaOH : (M NaOH) x (V NaOH)
: (0,14) x (5,43)
: 0,7602 mmol
M Asam Salisilat
10
11
BAB V
PEMBAHASAN
Asam salisilat (ortho Hydroxy Benzoid Acid) dan derivatederivatnya seperti aspirin merupakan golongan senyawa yang penting
dalam bidang pengobatan. Asam salisilat berupa serbuk Kristal berwarna
putih. Dalam dosis racun salicylamide yang tidak dimetabolik menjadi
asam salicylic yang menyebabkan depresi (penekanan) terhadap sarafsaraf sentral. Racun biasanya muncul bila menelan sepuluh gram atau
lebih dari macam salicylate dalam dosis tunggal (sekali minum) atau
dalam dosis yang dibagi dalam satu periode 12 jam-24 jam atau bila kadar
Salicylate dalam plasma darah melebihi 30 mg per 100 ml/cc. Dosis lethal
(LD)
atau
dosis
yang
mematikan
dari
sodium
salicylate
dan
biasanya
dilakukan
dengan
meneteskan
larutan
basa
yang
12
netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida
sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Dalam menganalisis
sampel serbuk asam salisilat dilakukan dengan titrasi langsung, yaitu
titrasi yang dilakukan dengan mereaksikan secara langsung larutan baku
dengan larutan sampel yang ingin dianalisa.
Pada praktikum sampel mula-mula ditimbang lalu dilarutkan
dengan etanol sehingga serbuk dapat larut dengan sempurna.
Karena
larutan bersifat asam, maka larutan dititrasi dengan larutan standar bersifat
basa dan dibantu dengan indikator fenoftalein. Larutan baku bersifat basa
yang digunakan dalam titrasi ini yaitu larutan baku NaOH, maka dengan
kata lain titrasi yang dilakukan adalah titrasi alkalimetri.
Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat
mengamati perubahan pH, khususnya pada saat akan mencapai titik akhir
titrasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi
perubahan warna dari indikator. Titrasi berhenti dilakukan saat telah
tercapai TAT. TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah suatu keadaan dimana titrasi
harus dihentikan tepat pada saat terjadi perubahan warna indikator. Titik
ekivalen adalah pH dimana jumlah mol asam (H+) sama dengan jumlah
mol basa (OH). Titik ekivalen akan berimpitan dengan titik akhir titrasi
bila indikator yang digunakan memiliki trayek perubahan warna di sekitar
titik ekivalen. Indikator yang digunakan pada praktikum ini yaitu indikator
fenoftalein memiliki trayek perubahan warna pada pH 8,0-9,8. Indikator
ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein dengan fenol, yaitu
fenoftalein. Pada pH 8,0-9,8 berubah warnanya menjadi merah.
Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer elektron.
Sebelum dilakukan penentuan kadar asam salisilat, terlebih dahulu
dilakukan pembakuan terhadap larutan NaOH. Pembakuan ini dilakukan
dengan alasan karena konsentrasi NaOH yang sering berubah-ubah. NaOH
merupakan senyawa yang bersifat higroskopis sehingga mudah mengikat
air dan bereaksi dengan CO2 di udara. Larutan NaOH dibakukan dengan
13
asam oksalat 0,1 M dan menggunakan indikator PP. Asam oksalat dititrasi
dengan NaOH hingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah
muda yang stabil. Perlu diperhatikan, larutan yang telah diteteskan
indikator harus segera dititrasikan, karena jika terlalu lama didiamkan
maka larutan itu akan terkontaminasi dengan udara sehingga hasil yang
didapat tidak valid. Dari pembakuan ini diperoleh konsentrasi NaOH
sebesar 0,14 M. Pada pembuatan, kadar NaOH yang diinginkan adalah 0,1
M. Adanya selisih nilai pada hasil pembakuan mungkin disebabkan karena
faktor praktikan yang masih kurang terampil dalam mengerjakan
praktikum
Penentuan kadar asam salisilat pada sampel serbuk dilakukan
dengan titrasi asam basa dengan cara titrasi langsung. Titrasi dilakukan
dengan NaOH pada buret hingga terjadi perubahan warna dari bening
menjadi merah muda. Titrasi dilakukan 2x (duplo). Hasil volume titrasi
yang pertama didapat adala5,35 ml, kemudian yang kedua adalah 5,50
ml.
Setelah mendapatkan volume masing-masing, dimasukkan dalam
perhitungan konsentrasi asam salisilat dalam serbuk %. Pertama mol
NaOH bereaksi yang didapat dari masing-masing volume yaitu 0,7602
Mol, kemudian dari mol NaOH bereaksi, didapat mol asam salisilat
sebesar 00,07602 Mol. Dari mol asam salisilat, dicari nilai massa asam
salisilat dengan cara mengalikan mol asam salisilat dengan Mr asam
salisilat, dan mendapat hasil 10,49 mg. Setelah mendapat massa asam
salisilat, terakhir menentukan konsentrasi asam salisilat dalam serbuk
yang dinyatakan dalam % yaitu sebesar 10,49 %.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum kali ini
yaitu:
1. Harus teliti pada saat melakukan titrasi, terlebih saat akan terjadi
perubahan warna pada titik akhir titrasi.
2. Penambahan indikator harus disesuaikan
dengan
prosedur.
14
volume sampel selain itu juga warna larutan menjadi sangat pekat.
Hal ini dapat menggeser titik akhir titrasi.
3. Saat melakukan penimbangan sampel harus tepat karena jika tidak
sesuai dengan takaran maka akan mempengaruhi hasil perhitungan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Pembakuan dilakukan triplo untuk NaOH, dan didapatkan normalitasnya
sebesar 0,14 N
2. Titrasi asam-basa ditentukan untuk menentukan konsentrasi larutan asam
atau basa. Jika titran basa maka titrat asam dan sebaliknya jika titran asam
maka titrat basa.
3. Penentuan kadar asam salisilat dilakukan dengan titrasi langsung, pada
praktikum diperoleh hasil rata rata asam salisilat pada sampel sebanyak
10,49 % dan volume rata-rata NaOH yang digunakan dalam penentuan
kadar asam salisilat adalah sebanyak 5,43 ml
15
SARAN
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan tentang penentuan asam salisilat
pada sampel dengan titrasi langsung, ada hal yang harus diperhatikan diantaranya
ketelitian pada saat titrasi, pada saat perubahan warna dan perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
16
Dwijastuti. 2011. Penetapan Kadar Asam Salisilat Dalam Sampel Serbuk Dengan
Titrasi Asam-Basa. [online]. tersedia : http://id.scribd.com/doc/51386264/
periksa-asam-salisilat-isi. Diakses 4 April 2016.
Fadly,
2010.
Penetapan
Kadar
Asam
Salisilat.
[online].
tersedia
http://fadliyanur.blogspot.com/2010/12/penetapan-kadar-asamsalisilat.
html diakses 4 Aril 2016.
Ganiswarna. 2009. Pembuatan Aspirin. [online]. tersedia : http://id.scribd.com/
doc/92821696/Percobaan-IV-Aspirin. Diakses 4 April 2016.
Gelgel dkk. 2013. Penuntun Praktikum Toksikologi D3 Analis Kesehatan.
Jimbaran : Universitas Udayana
Mardiati, Putri. 2012. Penentuan Kadar Asam Salisilat. [online].tersedia : http://
putrimardiati.blogspot.com/. Diakses 4 April 2016.
Phieechan. 2012. Laporan Asidi-Alkalimetri. [online]. tersedia : http://www.
scribd.com/laporan-asidi-alkalimetri Diakes : 4 April 2016
Rusydianaabdulla. 2013. Laporan Kimia Analitik. [online]. tersedia http://www.
scribd.com/laporan-kimia-analitik Diakses : 4 April 2016
Suntana, Jaka. 2012. Titrasi dan Macam-Macam Indikator. [online]. tersedia :
https://icl.gooleusercontent.com/?
lite_url=http://mhdjakasuntana.blogspot.com/2012/03/kimia-analisakualitatif.html Diakses : 4 April 2016
17