Anda di halaman 1dari 7

inspeksisanitasi.blogspot.

com

Sanitasi dan Karantina Pesawat


Terbang
Inspeksi Sanitasi dan Prosedur Karantina Pesawat Terbang
Menurut WHO (2005), kantina adalah pembatasan kegiatan dan
atau pemisahan sesorang yang diduga terinfeksi penyakit meski
belum menunjukan gejala penyakit. Karantina juga termasuk
pemisahan peti kemas, alat angkut atau barang yang diduga
terkontaminasi dari orang/barang lain, sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Sementara menurut Depkes RI (2007), karantina adalah kegiatan
pembatasan atau pemisahan seseorang dari sumber penyakit
atau sesorang yang terkena penyakit atau bagasi, alat angkut,
komoditi yang mempunyai risiko menimbulkan penyakit pada
manusia.
Tujuan karantina adalah mencegah masuk dan keluarnya
penyakit karantina, penyakit menular, dan penyakit potensi
wabah, serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit
muncul kembali di wilayah kerja, bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
425/Menkes/SK/IV/2007, identikasi faktor resiko penyakit
karantina dan penyakit menular potensial wabah di pelabuhan
adalah upaya yang dilakukan melalui kegiatan pengamatan,
penyelidikan epidemiologi, pencatatan dan pelaporan terhadap
semua faktor risiko terjadinya penularan penyakit karantina dan
penyakit menular potensi wabah. Secara operasional
penyelenggaraan identikasi faktor risiko penyakit karantina dan
penyakit menular potensial wabah meliputi: alat angkut (kapal
laut dan pesawat), manusia (ABK/crew,penumpang) dan
muatannya (termasuk konteiner atau cargo).
Pedoman Kedatangan Pesawat dari Luar Negari
Kebijakan pemerintah pusat tentang pedoman kedatangan

pesawat dari luar negeri tertuang dalam SK Menkes RI Nomor


25/Menkes/SK/IV/2007 tentang pedoman penyelenggaraan
karantina kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan, prosedur
dan tahap pemeriksaan pesawat udara sebagai berikut:
Tahap persiapan

1. Petugas karantina kesehatan memperoleh jadwal


kedatangan harian pesawat.
2. Petugas karantina kesehatan menerima informasi
kedatangan pesawat dari Air Lines atau dari Air Trac
Control (ATC) melalui Ocer In Charge (OIC), kemudian
diteruskan ke perwira jaga karantina kesehatan.
3. Petugas jaga meregistrasi setiap informasi kedatangan
pesawat untuk dilakukan pengamatan kedatangan pesawat
dari negara sehat dan atau terjangkit.
4. Apabila pesawat datang dari negara sehat petugas karantina
kesehatan melakukan prosedur operasional tahap
pelaksanaan penanganan pesawat dari negara sehat.
5. Apabila pesawat datang dari negara terjangkit petugas
karantina kesehatan melakukan prosedur operasional tahap
pelaksanaan penanganan pesawat dari negara terjangkit.
Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara sehat
1. Setelah pesawat datang, agen menyerahkan General
Declaration (Gendec) dan passanger list kepada petugas
karantina.
2. Pejabat karantina meneliti penjelasan pilot/crew pada
bagian kesehatan (Declaration of Health) dari Gendec
tersebut.
3. Dalam Gendec bagian kesehatan tersebut tertera penjelasan
ada tidaknya crew atau penumpang sakit besarta
penjelasannya.
4. Apabila tidak terdapat crew atau penumpang sakit, petugas
karantina kesehatan memberikan izin karantina. Izin
karantina disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis.
5. Setiap kedatangan pesawat dari luar negeri untuk mencegah
masuknya serangga penular penyakit dari negara lain,
sebelum penumpang turun dilakukan desinseksi (insektisida
aerosol) sesuai standar (termasuk kargo).

6. Kepada penumpang pesawat yang sehat dipersilahkan


keluar dari pesawat.
7. Kepada penumpang atau crew yang sakit dibawah ke
ruangan karantina kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
8. Penumpang atau crew yang sakit dan ternyata tidak
menderita penyakit menular, maka kepadanya diberikan
pengobatan atau dirujuk ke rumah sakit pilihan pasien.
9. Penumpang atau crew yang sakit ternyata menderita
penyakit menular, maka dilakukan prosedur penanganan.
10. Apabila terdapat penumpang atau crew yang meninggal
diatas pesawat, maka petugas karantina melakukan
penanganan sebagaimana prosedur yang berlaku.

Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara


terjangkit
1. Petugas karantina kesehatan mendapat informasi
kedatangan pesawat dari petugas Air Lines atau Air Trac
Control (ATC).
2. Petugas karantina kesehatan melakukan boarding (naik ke
pesawat) untuk melakukan pemeriksaan status kesehatan
baik kepada crew naupun penumpang. Bagi penumpang
atau crew yang diduga sakit dilakukan karantina sedangkan
penumpang sehat diberikan Health Alert card (HAC) dan
dipersilahkan turun.
3. Sebelum penumpang turun untuk mencegah masuknya
serangga penular penyakit dari negara lain dilakukan
desinseksi sesuai standar termasuk kargo.

4. Pada saat pesawat dalam keadaan kosong sebelum


berangkat dilakukan desinseksi sesuai standar.
5. Penumpang atau crew saat keluar dari pesawat diharuskan
melewati thermalscaner.
6. Penumpang yang diketahui terjaring thermoscaner
dipersilahkan masuk ruangan pelayanan karantina untuk
dilakukan pemeriksaan konrmasi.
7. Dilakukan isolasi kepada penumpang atau crew yang
dicurigai menderita penyekait karantina/penyakit menular
potensial wabah, untuk selanjutnya dikirim ke Rumah Sakit
rujukan dengan menggunakan mobil evakuasi.
Desinseksi Pesawat
Kegiatan Desinseksi Pesawat dilakukan sejauh kondisi sebagai
berikut :
1. Jika pesawat udara datang dari negara terjangkit penyakit
menular yang ditularkan oleh vektor dan tidak mempunyai
sertikat sertikat hapus serangga;
2. Jika berdasarkan laporan pilot di dalam pesawat ada
penumpang yang suspect/tersangka yang ditularkan oleh
serangga/vektor;
3. Jika dari hasil pemeriksaan pesawat ditemukan adanya
kehidupan serangga vektor penular penyakit;
4. Apermintaan sendiri dari perusahaan penerbangan.
Standar Operasional Prosedur Lalu Lintas Pesawat
Standar dalam melaksanankan pengawasan dan pemeriksaan
pesawat crew dan penumpang antara lain mengikuti SOP berikut
:
Kedatangan Pesawat Dalam Karantina dari Luar Negeri
(Bandara Sehat)
1. Petugas Jaga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara
memperhatikan jadwal penerbangan dari Angkasa Pura dan
mengkonrmasi tempat parkir kedatangan pesawat tersebut
kepada Groundhandling.
2. Petugas mencatat kedatangan pesawat di white board dan
di buku register.
3. Petugas atau tim menuju tempat pesawat parkir, Setelah

4.

5.

6.

7.

pintu pesawat di buka petugas KKP memberi salam kepada


crew pesawat dan memperkenalkan diri serta menjelaskan
maksud dan tujuannya kepada crew/purser pesawat.
Petugas memeriksa dokumen kesehatan pesawat (gendec,
sertikat P3K dan sertikat disinseksi dan buku kesehatan)
untuk pesawat dalam negeri serta menanyakan kepada crew
pesawat tersebut apakah ada penumpang yang sakit atau
tidak dengan check list boarding. Bila tidak ada
penumpang/crew yang sakit, maka crew tersebut
dipersilahkan untuk menurunkan seluruh penumpangnya.
Bila ada penumpang/crew yang sakit, maka petugas KKP
(tim) memberikan pertolongan sesuai Standar evakuasi
orang sakit.
Penumpang di dalam pesawat harus mengisi Health
Declaration yang dikeluarkan oleh Depkes dan diserahkan
bersama dengan kartu Imigrasi (menjadi catatan untuk
memasukan kartu kesehatan kedalam kartu imigrasi).
Apabila jawaban Yes, petugas Imigrasi berkoodinasi dengan
petugas KKP untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Apabila jawaban No, penumpang melanjutkan perjalanan.
Petugas mengeluarkan Kartu debarkasi Pesawat yang
menyatakan Pesawat, Crew dan penumpang dalam keadaan
sehat.

Kedatangan Pesawat Dalam Karantina dari Luar Negeri


(Bandara Terjangkit)
1. Petugas Jaga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara
memperhatikan jadwal penerbangan dari Angkasa Pura dan
mengkonrmasi tempat parkir kedatangan pesawat tersebut
kepada Groundhandling.
2. Petugas mencatat kedatangan pesawat di white board dan
di buku register.
3. Petugas menginformasikan kepada Ocer In Charge (OIC)
bahwa pesawat berada dalam karantina dan harus parkir
ditempat tertentu /isolated area.
4. Petugas atau tim dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap
menuju pesawat /boarding.
5. Setelah pintu pesawat dibuka petugas KKP memberi salam
kepada crew pesawat dan menjelaskan maksud dan tujuan

6.
7.

8.
9.

nya kepada crew/purser pesawat.


Petugas melakukan pemeriksaan terhadap gendec dan
validitas sertikat desinseksi pesawat.
Bila sertikat tidak ada/tidak valid dilakukan tindakan
penyehatan faktor resiko disinseksi/disinfeksi dan
memeriksa keberadaan faktor risiko PHEIC.
Petugas menanyakan kepada crew pesawat tersebut apakah
ada penumpang yang sakit atau tidak.
Apabila terdapat penumpang/crew yang sakit Penderita
segera dievakuasi dan dirujuk ke Rumah Sakit rujukan ssuai
standar evakuasi orang sakit suspect PHEIC;
Penumpang/crew yang sehat dipersilahkan turun dan
diarahkan menuju ruangan khusus/Ruang karantina melalui
thermo scanner.
Petugas melakukan pengawasan terhadap pen umpang/crew
yang melewati thermo scanner.
Apabila dari hasil pengawasan penumpang/crew tersebut
menunjukkan panas 380 celsius, maka penanganannya
disesuaikan dengan standar jenis penyakit.
Apabila dari hasil pengawasan penumpang/crew tersebut
menunjukkan panas 380 celsius, maka petugas (dokter
pelabuhan) melakukan pemeriksaan terhadap pen
umpang/crew tersebut sesuai dengan standar.
Setelah penumpang/crew turun dari pesawat, maka pesawat
dilakukan desinfeksi dan desinseksi oleh Badan Usaha
Swasta (BUS) dan diawasi oleh petugas KKP.

Sumber referensi, antara lain :


Keputusan Menteri Kesehatan R. I. Nomor: 111 6/Menkes
/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi
Depkes R.I. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Karantina
Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Surat Keputusan Dirjen PP dan PL Depkes RI. Nomor:
HK.03.05/D/1 .4/2659/2007 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kapal Laut dan Pesawat Udara Depkes, Jakarta
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 356/SK
/Menkes/2008, Tentang Perubahan
Kepmenkes RI Nomor: 265/SK/Menkes/2004 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan


Dirjen P2PL.. 2009. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Kekarantinaan.

Anda mungkin juga menyukai