Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH CAIR A

PERCOLATION TEST

Disusun Oleh :

Meci Miftahi Izati (201210535)

Dosen Pembimbing :

Mukhlis, MT

PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan penyusunan Makalah
Pengelolaan Limbah Cair A “Percolation Test” tepat pada waktunya. Penyusunan Makalah
sudah penyusun lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari banyak pihak, sehingga
bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu peyusun pun tidak lupa mengucapkan
terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu penyusun dalam rangka
menyelesaikan Makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, penyusun sadar sepenuhnya bahwa Makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada penyusun membuka seluas-luasnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan Makalah
ini.

Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari Makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada Makalah berikutnya.

Padang, 16 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Percolation.......................................................................................................................3
B. Maksud dan Tujuan percolation......................................................................................7
C. Cara kerja percolation test.............................................................................................10
D. Perhitungan percolation test..........................................................................................20

BAB III PENUTUP.................................................................................................................27

A. Kesimpulan...................................................................................................................27
B. Saran..............................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum pembuatan bidang resapan atau sumur resapan,kita perlu mengetahui daya
resap tanah disekitar bangunan tersebut yang akan dibuat, agar “efluen”yang masuk ke
dalam bidang resapan tidak mencemari tanah sekitarnya. Daya resap tersebut dapat
diketahui melalui tes perembesan atau “Tes Perkolasi".
Mencari angka peresapan dan percobaan perkolasi ( percolation test ), dalam
bidang resapan atau rembesan, perlu diadakan pengukuran tingkatan tanah untuk dapat
mengetahui daya resap tanah terhadap air ( Degree Of Permeability Of The Soil ) dengan
mengadakan percobaan pengukuran percolation maka daya resap tanah terhadap air
dapat diketahui pada suatu daerah karena setiap jenis tanah mempunyai daya resap yang
berbeda. Cara melakukan percobaan percolasi banyak digunakan untuk membuat septik
tank agar agar dalam pembuatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Percolation Test dimaksudkan untuk mengetahui daya resap tanah terhadap air. Hal
ini perlu dilakukan sebelum saluran atau sumur peresapan dari septik tank dibangun agar
dapat diperkirakan dengan seksama luas peresapan yang diperlukan.
Air kotor yang keluar dari tangki septik melalui pipa penyalur atau pipa pelimpah
masih mengandung bakteri dan kotoran yang dapat membahayakan kesehatan untuk
menghindari penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan disekitar tangki septik
tersebut masih suatu proses lebih lanjut.
Pemrosesan air atau ”efluen” yang keluar dari tangki septik dapat dilakukan
dengan pembuatan suatu bidang resapan atau sumur resapan, kita perlu mengetahui daya
resap tanah disekitar bangunan tersebut akan dibuat, agar “efluen” yang masuk kedalam
bidang resapan tidak mencemari tanah sekitarnya.
Dalam Mencari angka peresapan dan percobaan perkolasi ( uji perkolasi ), dalam
bidang resapan atau rembesan, perlu diadakan pengukuran tingkat tanah untuk dapat
mengetahui daya resap tanah terhadap air ( Degree Of Permeability Of The Soil ) dengan
melakukan percobaan pengukuran perkolasi maka daya resap tanah terhadap air dapat
diketahui pada suatu daerah karena setiap jenis tanah memiliki daya resap yang berbeda.
Cara melakukan percobaan uji perkolasi banyak digunakan untuk membuat septik tank
agar dalam pembuatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Air kotor yang keluar
dari tangki septik melalui pipa atau pipa pelimpah masih mengandung bakteri dan

1
kotoran yang dapat membahayakan kesehatan untuk menghindari penyebaran penyakit
dan pencemaran lingkungan disekitar tangki septik tersebut masih suatu proses lebih
lanjut. Pemrosesan air atau ”efluen” yang dari septik dapat dilakukan dengan pembuatan
suatu bidang resapan atau tangki resapan, kita perlu mengetahui daya resap tanah
disekitar bangunan tersebut akan dibuat, agar “efluen” yang masuk ke dalam bidang
resapan tidak berhubungan dengan tanah sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian percolation ?
2. Apa tujuan percolation test ?
3. Bagaimana kerja percolation ?
4. Bagaimana perhitungan percolation test ?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui percolation test
2. Untuk mengetahui tujuan percolation test
3. Untuk mengetahuo kerja percolation test
4. Untuk mengetahui perhitungan percolation test

2
BAB II

PEMBAHASA

A. Pengertian Percolation Test


Sebelum pembuatan bidang resapan atau sumur resapan,kita perlu mengetahui daya
resap tanah disekitar bangunan tersebut yang akan dibuat, agar efluen yang masuk ke
dalam bidang resapan tidak mencemari tanah sekitarnya.Daya resap tersebut dapat
diketahui melalui tes perembesan atau tes perkolasi.
Percolation Test dimaksudkan untuk mengetahui daya resap tanah terhadap air. Hal
ini perlu dilakukan sebelum saluran atau sumur peresapan dari septik tank dibangun agar
dapat diperkirakan dengan seksama luas peresapan yang diperlukan.
Pengertian Uji Perkolasi (uji perkolasi) Uji perkolasi adalah suatu tes yang dilakukan
untuk mengetahui daya resap tanah terhadap udara yang melaluinya. Hasil dari tes
perkolasi adalah percolation rate yaitu dalam menit yang diperlukan untuk meresapkan
air ke dalam tanah sedalam 1 inci. Hasil dari tingkat perkolasi (PR) dapat digunakan
untuk menghitung luas bidang peresapan yang diperlukan sesuai dengan kondisi
tanahnya berdasarkan tabel Tingkat perkolasi. Perkolasi adalah proses mengalirkan udara
ke bawah secara gravitasi dari suatu laisan tanah ke lapisan bawahnya, sehingga
mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh udara.
Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu
lapisan tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada
lapisan jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan
peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan. Semakin besar
daya resap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang diperlukan untuk
sejumlah air tertentu. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka
daya resap tanahnya juga akan berbeda pula.
Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi,
sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga
gravitasi. Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut
memasuki kembali sistem air permukaan. Laju infiltrasi dipengaruhi tekstur dan struktur,
kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu. Daya Perkolasi adalah

3
laju perkolasi yaitu laju perkolasi maksimum yang dimungkinkan dengan besar yang

4
dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam daerah tak jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi
sebelum daerah tak jenuh mencapai daerah medan. Istilah daya perkolasi tidak
mempunyai arti penting pada kondisi alam karena adanya stagnasi dalam perkolasi
sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap air yang menyebabkan tambahan
tampungan sementara di daerah tak jenuh.
Perkolasi, disebut juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain tekstur tanah dan permeabilitasnya. Untuk daerah irigasi waduk
Gondang termasuk tekstur berat, jadi perkolasinya berkisar 1 sampai dengan 3 mm/hari.
Dengan perhitungan ini nilai perkolasi diambil sesuai eksisting sebesar 2 mm/hari.
Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data mengenai
perkolasi akan diperoleh dari penelitian kemampuan tanah maka diperlukan penyelidikan
kelulusan tanah. Pada tanah lempung berat dengan karakteristik pengolahan (puddling)
yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih
ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi. Untuk menentukan Iaju perkolasi, perlu
diperhitungkan tinggi muka air tanahnya. Sedangkan rembesan terjadi akibat meresapnya
air melalui tanggul sawah.
Perkolasi juga dapat disimpulkan sebagai gerakan air kebawah dan zone yang
jenuh kedalam daerah jenuh (antara permukaan tanah sampai kepermukaan air
tanah).Perkolasi adalah proses mengalirkan udara ke bawah secara gravitasi dari suatu
lapisan tanah ke lapisan bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan
jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan peresapan
yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan. Semakin besar daya
resap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang diperlukan untuk nomor
tertentu. mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya resap
tanahnya juga akan berbeda pula.
Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari
suatulapisan tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah
padalapisan jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besar luas medan
peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan.Semakin besar
daya resap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yangdiperlukan untuk
sejumlah air tertentu.Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka
daya resaptanahnya juga akan berbeda. Tes perkolasi dilakukan untuk mendapatkan nilai
permeabilitas tanah. Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk
memungkinkan terjadinya aliran rembesan dari air melalui rongga pori dalam

5
waktutertentu yang menyebabkan tanah bersifat jenuh. Tanah dengan permeabilitas
tinggimenunjukkan infiltrasi atau penyerapan yang tinggi.
Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu
lapisan tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanahpada
lapisan
jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luasmedan
peresapanyang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan.Semakin besar
daya resap
tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yangdiperlukan untuk sejumlah
airtertentu. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya
resaptanahnya juga akan berbeda pula. Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan
tanah
kita kenal denganinfiltrasi, sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil
tanah karenatenaga gravitasi. Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-
poritanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapileratauair dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan
tanahhinggaair tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat antara pakar Speleologi dengan
Geologi dalam hal penyebutan air pada Kawasan Karst, ada yang mengatakan air tanah
dan ada yang sepakat bila disebut sebagai Air Karst. Grund (1903) berpendapat bahwa
air tanah pada Batu Gamping mempunyai permukaan yang teratur yang berarti didalam
lapisan Batu Gamping terdapat adanya pipa–pipa yang saling berhubungan.
Pada fenomena bawah tanah sering kali kita jumpai adanya Aliran Sungai Bawah
Tanah yang mengalir seperti halnya sungai-sungai yang ada dipermukaan bumi. Aliran
sungai tersebut bisa berasal dari luar gua, yang dimana air permukaan yang berada di
luar gua masuk kedalam Swallow Hole (Mulut Telan) dan muncul lagi ditempat yang
lain bahkan biasanya sangat jauh dari lokasi Swallow Hole. Tempat keluarnya aliran
sungai bawah tanah dikawasan Karst disebut Resurgence atau Karst Spring, jika kita
interpretasi melalui Peta Topographi terlihat aliran sungai yang mengalir lalu
menghilang/terputus. Aliran tersebut biasa disebut Vadose Stream/ Arus Vadose/ Sungai
Vadose atau disebut juga aliran Allochthonous. Aliran pada sungai bawah tanah juga
bisa berasal dari gua itu sendiri, dimana air yang berada di permukaan Kawasan Karst
meresap masuk kedalam Kawasan Karst dan ketika didalam gua menjadi ribuan tetesan

6
yang kemudian tertampung lalu mengalir dan membentuk sebuah aliran sungai. Aliran
tersebut biasa disebut Percolation Water atau disebut juga aliran Autochtonous.
Pada umumnya air yang mengalir didalam gua terdiri dari campuran Air Vadose
dan Perkolasi. Air Perkolasi dan Air Vadose memiliki perbedaan dari segi kuantitas
maupun kwalitas. Air Perkolasi pada umumnya banyak mengandung CaCO3, karena Air
Perkolasi meresap dan merembes secara perlahan kedalam gua sehingga mineral pada
batu gamping yang didominasi oleh Calsite (CaCO3) lebih banyak terbawa. Sedangkan
Aliran Vadose sangat sedikit mengandung Calsite karena bentuk aliran yang hanya
numpang lewat pada sungai bawah tanah sehingga sangat singkat bersinggungan dengan
mineral Batu Gamping. Air Perkolasi juga dapat dilihat dari fluktuasi suhu yang konstan
sepanjang hari bahkan sepanjang tahun, sedangkan Air Vadose berfluktuasi dengan suhu
diluar gua. Air vadose juga pada umumnya keruh karena material yang berasal dari luar
gua ikut hanyut kedalam alirannya seperti Lumpur, pasir dan kerikil. Sedangkan pada
aliran Perkolasi cukup jernih karena proses perembesan tadi sehingga air tersebut
tersaring pada pori–pori Batu Gamping (Lime Stone). Pada saat turun hujan, gua yang
dialiri oleh Air Vadose akan lebih cepat bertambah debitnya dan ketika hujan berenti
serentak debit airnya juga menurun sampai level air sebelum hujan. Berbeda dengan Air
Perkolasi, ketika diluar gua terjadi hujan lebat, debit air bertambah secara perlahan–lahan
tidak secepat aliran Vadose dan ketika hujan berehenti debit air juga akan turun secara
perlahan–lahan. Kita dapat menentukan jenis lorong pada gua dari segi Hidrologi.
Lorong tersebut dibagi dalam 3 jenis, yaitu : Lorong Fhareatik dimana pada Lorong
Fhareatik ini kondisi lorong masih sepenuhnya ditutupi oleh air dan pada umumnya
memiliki dinding gua yang relative halus. Pada kondisi lorong seperti ini hanya bisa
ditelusuri dengan teknik Cave Diving. Lorong Vadose, yaitu Lorong yang sebagian dari
lorong tersebut dialiri air, pada lorong ini pembentukan ornament biasanya baru
terbentuk pada bagian atap gua. Lorong Fosile yaitu Lorong yang kering atau sudah tidak
dialiri air lagi, kemungkinan adanya perubahan pola aliran air bawah tanah, pada lorong
ini pembentukan ornament sudah mencapai nol.
Air Perkolasi juga membantu dalam proses pembentukan Ornamen Gua, karena
mineral yang dibawa oleh tetesan atau rembesan Air Perkolasi tidak semuanya ikut larut
didalam air akan tetapi sebagian mampir dan mengendap pada atap, dinding atau lantai
gua sehingga lama kelamaan akan terjadi sedimentasi mineral, maka terbentuklah
ornament–ornament yang terdapat pada atap gua seperti : Soda Straw, Stalagtite,
Helektite, Deflected Stalagtite dan berbagai ornament yang menggantung diatap gua.

7
Didinding gua terbentuk Drapery, Canopy dan dilantai terbentuk Gourdam, Kalsit Floor,
Rim Stone, Stalagmite dan masih banyak lagi ornament lainnya yang terbentuk di plafon,
dinding dan lantai gua yang sangat indah yang merupakan fenomena lingkungan gua
yang tak dapat ditemukan dunia diluar.

Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari daerah tak jenuh (antara permukaan
tanah sampai ke permukaan air tanah) ke dalam daerah jenuh (daerah di bawah
permukaan air tanah). Sedangkan Daya Perkolasi adalah laju perkolasi (Pp) yaitu laju
perkolasi maksimum yang dimungkinkan dengan besar yang dipengaruhi oleh kondisi
tanah dalam daerah tak jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum daerah tak jenuh
mencapai daerah medan.
Istilah daya perkolasi tidak mempunyai arti penting pada kondisi alam karena
adanya stagnasi dalam perkolasi sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap air
yang menyebabkan tambahan tampungan sementara di daerah tak jenuh. Setelah
beberapa waktu, air yang diinfiltrasi setelah dikurangi dengan sejumlah air untuk mengisi
rongga-rongga tanah, akan mengalami perkolasi. Dimana adanya perkolasi kecil, akan
timbul muka air tanah yang terbentuk oleh adanya lapisan semi kedap air. Tetapi dalam
rechaarge buatan, perkolasi mempunyai arti penting karena dibutuhkanpada infiltrasi
secara terus-menerus.
B. Tujuan Percolation
Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan peresapan
yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan. Semakin besar daya
resap tanah , maka semakin kecil luas daerah peresapan yang diperlukan untuk nomor
tertentu. mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya resap
tanahnya juga akan berbeda pula. Proses berlangsungnya udara masuk ke permukaan
tanah kita kenal dengan infiltrasi, sedang perkolasi adalah proses bergeraknya udara
melalui profil tanah karena tenaga gravitasi gravitasi. Air bergerak ke dalam tanah
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di
bawah permukaan air tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Laju infiltrasi dipengaruhi kadar dan struktur tanah, materi tersuspensi dalam jangka
waktu udara. Daya perkolasi adalah laju perkolasi yaitu laju perkolasi maksimum yang
dimungkinkan dengan besar yang dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam daerah tak
jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum daerah jenuh mencapai daerah medan.

8
Istilah daya perkolasi tidak memiliki arti penting pada kondisi alam karena adanya
stagnasi dalam perkolasi sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap udara yang
menyebabkan tambahan tampungan sementara di daerah tak jenuh. Perkolasi disebut
juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur
tanah dan permeabilitasnya. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-
data mengenai perkolasi akan diperoleh 3 Istilah daya perkolasi tidak memiliki arti
penting pada kondisi alam karena adanya stagnasi dalam perkolasi sebagai akibat adanya
lapisan-lapisan semi kedap udara yang menyebabkan tambahan tampungan sementara di
daerah tak jenuh. Perkolasi disebut juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain tekstur tanah dan permeabilitasnya. Laju perkolasi sangat
tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data mengenai perkolasi yang akan diperoleh 3
Istilah daya perkolasi tidak memiliki arti penting pada kondisi alam karena adanya
stagnasi dalam perkolasi sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap udara yang
menyebabkan tambahan tampungan sementara di daerah tak jenuh. Perkolasi disebut
juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur
tanah dan permeabilitasnya. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-
data mengenai perkolasi akan diperoleh 3 Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-
sifat tanah. Data-data mengenai perkolasi akan diperoleh 3 Laju perkolasi sangat
tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data mengenai perkolasi akan diperoleh 3.
Tes perkolasi bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan peresapan yang
diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan. Semakin besar daya resap
tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang diperlukan untuk sejumlah air
tertentu. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya resap
tanahnya juga akan berbeda. Peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain tekstur tanah dan permeabilitasnya.
Tes perkolasi dilakukan untuk mendapatkan nilai permeabilitas tanah.
Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk memungkinkan terjadinya
aliran rembesan dari udara melalui rongga dalam waktu tertentu yang menyebabkan
tanah bersifat jenuh. Tanah dengan permeabilitas tinggi menunjukan laju infiltrasi yang
tinggi. Dalam melakukan perancangan dimensi sumur resapan dibutuhkan data koefisien
permeabilitas tanah (k) untuk mengetahui kondisi tanah di lokasi, yaitu besarnya laju
infiltrasi udara ke dalam tanah. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan air yang dapat
diresapkan ke dalam sumur resapan. Data yang digunakan dapat berupa data primer

9
dengan pengujian langsung di lapangan, seperti tes perkolasi, pengujian di laboratorium
melalui jenis tanah, atau berupa data sekunder dari data geologi kondisi tanah setempat.
Dari hasil percobaan perkolasi di lapangan dapat dihasilkan penurunan waktu selama 2,5
menit.Tujuan Uji Daya Resap Tanah adalah untuk mengetahui kemampuan absorbsi
tanah ditempat tertentu dan sebagai bahan pertimbangan desain dari system peresapan
bawah permukaan tanah yang sesuai.Air perkolasi yang sampai di bawah jangkauan akar
tanaman akan memasuki zona peralihan. Pada zona ini, air perkolasi bergerak kebawah
akibat gaya gravitasi (disebut juga air gravitasi), sebagianbergerak sampai ke permukaan
air tanah, dan sebagian lainnya ditahan melawan gaya gravitasi secara kapiler. Perkolasi
hanya akan terjadiapabila zona tidak jenuh telah mencapai kapasitas lapangnya (Arsyad
etal., 1975). Kapasitas lapang suatu tanah adalah jumlah maksimum airyang dapat
disimpan dalam tanah pada zona tidak jenuh melawan gayagravitasi.Banyaknya air di
dalam penampang tanah ditentukan olehpermeabilitas horizon tanah yang paling padat.
Jika horizon tersebutmterdapat pada lapisan tanah yang lebih dalam, maka permeabilitas
penampang tanah tergantung pada kecepatan air yang bergerak dalammpenampang tanah
tersebut. Mekanisme tersebut tidak terlepas darimkemampuan tanah dalam memegang
atau menahan air, yang tergantungjuga pada ikatan partikel-partikel tanahnya, sehingga
kelebihan air yangtidak dapat ditahan oleh tanah akan bergerak ke lapisan tanah yang
lebihdalam. Oleh sebab itu, pergerakan air di dalam tanah dipengaruhi olehsifat-sifat
fisik tanahnya, seperti tekstur, bahan organik tanah, dan lapisanpadat atau kedap.
Apabila air di dalam penampang tanah tidak bergerak secara vertikal, melainkan ke arah
horizontal dinamai rembesan lateral.Rembesan lateral disebabkan oleh permeabilitas
berbagai lapisan tanahyang tidak homogen. Air yang masuk lapisan tanah atas agak
cepat,mungkin tertahan oleh lapisan tanah yang permeabilitasnya lambat ataukedap air,
sehingga air terkonsentrasi di bagian atasnya. Air tersebut akan mengalir di atas lapisan
kedap tersebut sampai keluar di permukaantanah di bagian bawah lereng sebagai mata air
(spring).Seperti telah disebutkan bahwa pergerakan air di dalampenampang tanah
ditentukan oleh sifat-sifat tanah, seperti tekstur,struktur, dan bahan organik, maka pada
pengukuran perkolasi dilaboratorium dikenal indeks instabilitas yang erat kaitannya
denganstabilitas agregat tanah. Indeks instabilitas (Ix), merupakan selisih antararata-rata
berat diameter agregat tanah pada pengayakan kering danpengayakan basah, dimana
indeks stabilitas agregat (ISA) sama dengansatu dibagi indeks instabilitas dikalikan 100.
Pada pengukuran perkolasi dilaboratorium, setelah 6 jam, air dialirkan pada kondisi

1
tersebut dan lajualiran diukur (F6). Selanjutnya setelah 24 jam, aliran air
dianggapseragam (uniform), dan rata-rata perkolasi dapat ditetapkan (Fu).
C. Kerja Percolation Test
1. Cara Jalankan Perkolasi
Tanah yang cocok adalah kunci untuk menyediakan pengolahan limbah yang memadai di
tempat. Tanah yang terlalu kasar tidak akan melakukan pekerjaan dengan baik bergerak
nutrisi dan bakteri. Lempung atau tanah lempung liat akan melakukan pekerjaan yang
sangat baik nutrisi dan bakteri penghapusan tetapi akan memerlukan area perlakuan
tanah yang relatif besar. Saturasi musiman tanah akan menyebabkan limbah untuk
cadangan jika parit dibangun terlalu dalam.
a) Gunakan pengeboran tanah untuk menemukan area yang cocok.
Pengeboran tanah harus setidaknya 3 inci dan diameter minimal 3 meter lebih dalam dari
bagian bawah sistem pengolahan tanah yang diusulkan. Membosankan bisa saja berhenti
segera setelah ada bukti kejenuhan tanah musiman atau batuan dasar. Jumlah lubang
membosankan tanah dan menemukan mereka di peta skala situs.
Mengevaluasi tekstur tanah (pasir, lempung pasir, lempung berpasir, lempung, lanau
lempung, lempung liat, dll) untuk setiap kaki mendalam atau setidaknya di mana
perubahan tekstur tanah terjadi. Merekam data ini pada lembar log dari lubang
membosankan. Jika Anda menemukan tanah musiman jenuh atau lapisan kedap (batu
atau tanah liat) pada kedalaman 3 meter atau lebih dekat ke permukaan tanah, daerah ini
tidak cocok untuk unit pengolahan bawah permukaan tanah. Sebuah gundukan
pengolahan limbah, bagaimanapun, bisa dipasang di lokasi tersebut jika faktor-faktor lain
yang sesuai.
Saturasi musiman tanah ditunjukkan dengan warna abu-abu bersama dengan garis-garis
merah atau bercak-bercak dan disebut bintik. Bagian bawah parit drainfield harus
ditempatkan tidak lebih dekat dari 3 meter dari tanah berbintik-bintik. Meskipun lubang
mungkin kering ketika Anda membuat membosankan tanah, tanah akan jenuh selama
kondisi basah dan selama operasi dari sistem pengolahan limbah. Sistem akan gagal
dalam tanah liat atau yang tidak cukup mengobati limbah di tanah kasar.
Daerah rumput yang diperlukan untuk unit pengolahan tanah tergantung pada laju
perkolasi tanah (tekstur tanah) dan jumlah limbah dibuang oleh rumah yang diusulkan
atau yang sudah ada. Mengacu pada kode sanitasi setempat untuk diperlukan
kemunduran dari bangunan, garis properti, sumur air, dll Ambil setidaknya empat

1
pengeboran tanah di setiap tekstur tanah dalam rangka untuk mencari daerah rumput
ukuran yang memadai.
b) Membuat jumlah yang memadai lubang uji perkolasi.
Jika tekstur tanah seragam atas situs yang dipilih, gunakan setidaknya dua dan sebaiknya
tiga lubang uji perkolasi. Jika perubahan tekstur tanah dalam situs, membuat setidaknya
dua lubang uji perkolasi di setiap tekstur tanah. Ruang uji lubang perkolasi seragam atas
wilayah yang diusulkan untuk unit pengolahan tanah.
c) Menggali lubang uji.
Lubang uji harus bulat dan setidaknya 6 inci, tapi tidak lebih besar dari 8 inci, dengan
diameter. Menggali setiap lubang uji sedalam Anda berniat untuk menggali parit
perlakuan tanah. Bagian bawah lubang uji perkolasi harus minimal 3 meter di atas
permukaan tanah atau batuan dasar musiman jenuh. Sebuah clam shell-jenis posthole
penggali dapat digunakan. Jika Anda menggunakan auger 6-inci, itu ide yang baik untuk
mengebor lubang percontohan dengan auger 3 inci. Mengamati dan mencatat tekstur
tanah sebagai lubang uji perkolasi sedang digali.
d) Siapkan lubang uji perkolasi.
The auger atau posthole penggali yang meleber tanah sepanjang dinding samping dari
lubang uji. Oleh karena itu, bagian bawah 12 inci dari dinding samping dan bagian
bawah lubang harus tergores atau diskarifikasi dengan tajam, alat runcing seperti pisau.
Paku didorong ke dalam 1 x 2 inci papan akan melakukan pekerjaan dengan baik
scarifying lubang untuk memberikan terbuka, tanah alami di mana air dapat meresap.
Lepaskan semua bahan tanah yang gembur dari dasar lubang uji. Tambahkan 2 inci dari
seperempat sampai kerikil tiga perempat inci untuk melindungi bagian bawah dari
gerusan ketika air ditambahkan. Kerikil dapat terkandung dalam kantong nilon mesh
agar dapat dihapus setelah tes dilakukan dan digunakan untuk tes perkolasi tambahan.
e) Bedakan antara kejenuhan tanah dan tanah pembengkakan.
Saturasi berarti bahwa rongga antara partikel tanah yang penuh air. Hal ini dapat terjadi
dalam waktu singkat. Pembengkakan ini disebabkan oleh intrusi air menjadi partikel
tanah individu. Ini adalah proses yang lambat, terutama di tanah liat, dan mengapa waktu
perendaman berkepanjangan diperlukan untuk beberapa tanah.
Hati-hati mengisi lubang uji perkolasi dengan air jernih dengan kedalaman minimal 12
inci di atas bagian bawah tanah dari lubang uji. Gunakan selang untuk mencegah air dari
mencuci menuruni sisi lubang atau tambahkan air langsung ke percometer. Sebuah
lubang berdiameter 6 inci membutuhkan sekitar 1,5 galon per kaki kedalaman.

1
Tanah berpasir yang tidak mengandung tanah liat tidak membengkak. Uji perkolasi dapat
melanjutkan segera jika 12 inci air merembes pergi dalam 10 menit atau kurang.
Perkolasi prosedur tes untuk berpasir tanah dijelaskan pada langkah 6C.
Untuk berkepanjangan perendaman tanah, menjaga kedalaman 12-inci air dalam lubang
untuk setidaknya empat jam, dan sebaiknya bermalam. Tambahkan air seperlunya. Anda
dapat menggunakan siphon otomatis atau katup untuk menjaga kedalaman air 12-inch.
Sebuah katup yang terbuat dari karburator mesin kecil.
f) Tingkat perkolasi Ukur.
Kecuali untuk tanah berpasir, melakukan pengukuran tingkat perkolasi hari setelah
menyelesaikan langkah 5. Jika ada lebih dari 6 inci air di lubang setelah periode
pembengkakan semalam, menyelamatkan air yang cukup sehingga 6 inci air tetap berada
di atas kerikil (8 inci jika diukur dari dasar lubang). Mengukur penurunan tingkat air ke
terdekat 1/16 inch kira-kira setiap 30 menit. Jika memungkinkan, gunakan percometer
untuk menentukan perubahan muka air. Sebuah papan adonan juga dapat digunakan
sebagai titik acuan bersama-sama dengan pengukur kait untuk akurat menemukan
permukaan air. Hook dapat dibuat dari kawat kaku atau kuku 8d. Setelah setiap
pengukuran, isi ulang air di lubang sehingga kedalaman cair 6 inci di atas kerikil. Terus
melakukan pengukuran sampai tiga tingkat perkolasi berturut-turut bervariasi dengan
kisaran tidak lebih dari 10 persen (lihat catatan lapangan sampel, halaman 7).
Jika tidak ada air tetap di dalam lubang setelah periode pembengkakan semalam,
tambahkan 6 inci air jernih di atas kerikil. Mengukur penurunan tingkat cairan ke
terdekat 1/16 inch kira-kira setiap 30 menit. Setelah setiap pengukuran, isi ulang air
hingga kedalaman 6 inci di atas kerikil. Lanjutkan tingkat penurunan pengukuran air
sampai tiga tingkat perkolasi berturut-turut bervariasi oleh tidak lebih dari 10 persen.
Pada tanah berpasir, atau tanah lain di mana pertama 6 inci air merembes pergi dalam
waktu kurang dari 30 menit setelah periode pembengkakan semalam, biarkan sekitar 10
menit antara pengukuran. Pada beberapa tanah yang sangat berpasir, menggunakan stop
watch dan mengukur waktu dalam hitungan detik untuk tingkat air turun 6-5 inci. Refill
lubang uji perkolasi setelah setiap pengukuran untuk membawa air ke 6 inci di atas
kerikil. Lanjutkan mengambil bacaan sampai tiga tingkat perkolasi berturut-turut
bervariasi oleh tidak lebih dari 10 persen
2. Cara Kerja Percolation Test

1
1. Buatlah lubang dengan kedalaman > 40 cm, sebanyak 6 (enam) buah menggunakan
Auger diameter 10 -30 cm di lokasi yang akan dibangun area peresapan atau area yang
akan diuji.
2. Lakukan penggoresan pada dinding lubang menggunakan pisau agar tanah yang
lengket dapat dihilangkan, sehingga tercipta kondisi alamiah
3. Isilah dasar lubang tersebut dengan kerikil halus atau pasir setebal 5 cm.
4. Secara hati-hati, lubang diisi air sedalam minimal 30 cm dari dasar. Pertahankan
kedalaman air tersebut selama minimal 4 jam dengan cara terus menerus menambahkan
air kedalam lubang. Bila memungkinkan lakukan selama 24 jam. Hal ini diperlukan
untuk penjenuhan tanah (terutama jenis lempung). Apabila baru saja terjadi hujan lebat
>4 jam atau jenis tanah dominan berpasir, maka penjenuhan tidak diperlukan.
5. Setelah penjenuhan selesai, masukan kembali air bersih sedalam 15 cm.
6. Ukurlah penurunan air selama 30 menit. Lakukan selama periode 4 jam. Segera
setelah pengukuran 30, lakukan pengisian air kembali sehingga kedalamannya tetap 15
cm.
7. Gunakan data penurunan air (T) pada pengukuran 30 menit terakhir sebagai dasar
perhitungan angka peresapan.
8.Bila tanah berpasir, pengukuran penurunan air dilakukan dengan interval 10 menit
selama periode 1 jam. Pengukuran 10 menit terakhir sebagai dasar penentuan angka
peresapan.
9.Hitung angka peresapannya (AP). Angka peresapan adalah menit yang diperlukan
untuk penurunan air sedalam 2,5 cm ( 1 inch) dalam lubang percobaan.

Rumus perhitungan angka peresapan (AP) :


AP = (30 menit / T cm) x 2,5 cm
Bila digunakan interval 10 menit,
AP = (10 menit / T cm) x 2,5 cm
Simpulkan kelayakan lokasi tersebut untuk area peresapan dengan membandingkan
tabel luas daerah peresapan dengan angka peresapan. Bila angka peresapan >60 menit,
maka lokasi tersebut tidak layak untuk area persapan.
Metode Uji Daya Resap Tanah:
1. Jumlah dan lokasih uji: enam atau lebih lubang percobaan dengan jarak yang sama
sepanjang medan peresapan yang direncanakan,

1
2. Jenis lubang percobaan: diameter lubang 10-30 cm dengan kedalamannya sepanjang
dalamnya parit peresapan yang direncanakan,
3. Cara pembuatan: gali lubang dengan alat yang tajam untuk mendapatkan gambaran
tanah yang asli sebagai tempat peresapan, angkat semua kotoran tanah yang lepas
masukan pasir yang kasar/kerikil halus setinggi 5cm yang berfungsi melindungi dasar
lubang dari endapan tanah,
4. Proses penjenuhan dan pemekaran tanah adalah upayah agar kondisi tanah yang ada
dapat menyamari kondisi pada saat musim penghujan,
a. Penjenuhan (Saturation) : pengisian air pada celah diantara butir-butir tanah sampai
penuh. Proses biasanya berjalan lambat, terutama pada tanah liat, dan
b. Pemekaran (Swelling): masuknya (intrusion) air pada setiap butir tanah. Proses
biasanya berjalan lambat terutama pada tanah liat.
Caranya :
1) Mengisi lubang dengan air jernih sampai ketinggian 30cm diatas kerikil secara terus-
menerus selama 1 malam atau setidaknya selama 4 jam, sehingga diharapkan hasilnya
tidak berbeda antara musim hujan dengan musim kemarau,
2) Jika setelah 1 malam masih tersisah air maka tambahkan ketinggian air menjadi 15
cm diatas kerikil, begitu juga halnya jika airnya habis,
3) Pada posisi yang tetap sebagai pedoman, ukuran turunnya air dalam jangka waktu 30
menit selama 4 jam, dengan dilakukan pengisian air kembali jika perluh 15 cm diatas
kerikil,
4) Penurunan yang terjadi selama 30 menit yang terakhir digunakan untuk menghitung
waktu perkolasi.
Misalnya dalam 30 menit terakhir turun 10 cm, maka waktu perkolasi adalah :
(30/10) x 2,5 = 7,5 menit/inci.
Waktu perkolasi adalah waktu dalam satuan menit yang diperlukan oleh air untuk turun
sedalam 1 inchi.
5) Pengukuran kecepatan : pengukuran dilakukan pada hari berikutnya setelah
mengalami penjenuhan dan pemekaran kecuali pada tanah berpasir maka setelah 4 jam
pemekaran dapat langsung dilakukan pengukuran.
Pada tanah berpasir biasanya 15cm air pertama meresap kurang dari 30 menit sesudah
jangka waktu pengukuran diambil setiap 10 menit dan lamanya percobaan adalah 1 jam.
Turunnya air pada 10 menit terakhir dipergunakan untuk perhitungan waktu perkolasi.
CARA KERJA

1
1. Buatlah lubang dengan kedalaman > 40 cm, sebanyak 6 (enam) buah menggunakan
Auger diameter 10 -30 cm di lokasi yang akan dibangun area peresapan atau area yang
akan diuji.
2. Lakukan penggoresan pada dinding lubang menggunakan pisau agar tanah yang
lengket dapat dihilangkan, sehingga tercipta kondisi alamiah
3. Isilah dasar lubang tersebut dengan kerikil halus atau pasir setebal 5 cm.
4. Secara hati-hati, lubang diisi air sedalam minimal 30 cm dari dasar. Pertahankan
kedalaman air tersebut selama minimal 4 jam dengan cara terus menerus menambahkan
air kedalam lubang. Bila memungkinkan lakukan selama 24 jam. Hal ini diperlukan
untuk penjenuhan tanah (terutama jenis lempung). Apabila baru saja terjadi hujan lebat
>4 jam atau jenis tanah dominan berpasir, maka penjenuhan tidak diperlukan.
5. Setelah penjenuhan selesai, masukan kembali air bersih sedalam 15 cm.
6. Ukurlah penurunan air selama 30 menit. Lakukan selama periode 4 jam. Segera
setelah pengukuran 30, lakukan pengisian air kembali sehingga kedalamannya tetap 15
cm.
7. Gunakan data penurunan air (T) pada pengukuran 30 menit terakhir sebagai dasar
perhitungan angka peresapan.
8. Bila tanah berpasir, pengukuran penurunan air dilakukan dengan interval 10 menit
selama periode 1 jam. Pengukuran 10 menit terakhir sebagai dasar penentuan angka
peresapan.
9. Hitung angka peresapannya (AP). Angka peresapan adalah menit yang diperlukan
untuk penurunan air sedalam 2,5 cm ( 1 inch) dalam lubang percobaan.

Rumus perhihungan angka peresapan (AP) :

AP = (30 menit / T cm) x 2,5 cm


Bila digunakan interval 10 menit,
AP = (10 menit / T cm) x 2,5 cm
Simpulkan kelayakan lokasi tersebut untuk area peresapan dengan membandingkan
tabel luas daerah peresapan dengan angka peresapan. Bila angka peresapan >60 menit,
maka lokasi tersebut tidak layak untuk area persapan.
Tujuan Uji Daya Resap Tanah adalah untuk mengetahui kemampuan absorbsi tanah
ditempat tertentu dan sebagai bahan pertimbangan desain dari system peresapan bawah
permukaan tanah yang sesuai.

1
Metode Uji Daya Resap Tanah:
1. Jumlah dan lokasih uji : enam atau lebih lubang percobaan dengan jarak yang sama
sepanjang medan peresapan yang direncanakan,
2. Jenis lubang percobaan : diameter lubang 10-30 cm dengan kedalamannya sepanjang
dalamnya parit peresapan yang direncanakan,
3. Cara pembuatan : gali lubang dengan alat yang tajam untuk mendapatkan gambaran
tanah yang asli sebagai tempat peresapan, angkat semua kotoran tanah yang lepas
masukan pasir yang kasar/kerikil halus setinggi 5cm yang berfungsi melindungi dasar
lubang dari endapan tanah,
4. Proses penjenuhan dan pemekaran tanah adalah upayah agar kondisi tanah yang ada
dapat menyamari kondisi pada saat musim penghujan,
a. Penjenuhan (Saturation) : pengisian air pada celah diantara butir-butir tanah sampai
penuh. Proses biasanya berjalan lambat, terutama pada tanah liat, dan
b. Pemekaran (Swelling): masuknya (intrusion) air pada setiap butir tanah. Proses
biasanya berjalan lambat terutama pada tanah liat.
Caranya :
1) Mengisi lubang dengan air jernih sampai ketinggian 30cm diatas kerikil secara terus-
menerus selama 1 malam atau setidaknya selama 4 jam, sehingga diharapkan hasilnya
tidak berbeda antara musim hujan dengan musim kemarau,
2) Jika setelah 1 malam masih tersisah air maka tambahkan ketinggian air menjadi 15
cm diatas kerikil, begitu juga halnya jika airnya habis,
3) Pada posisi yang tetap sebagai pedoman, ukuran turunnya air dalam jangka waktu 30
menit selama 4 jam, dengan dilakukan pengisian air kembali jika perluh 15 cm diatas
kerikil,
4) Penurunan yang terjadi selama 30 menit yang terakhir digunakan untuk menghitung
waktu perkolasi.Misalnya dalam 30 menit terakhir turun 10 cm, maka waktu perkolasi
adalah : (30/10) x 2,5 = 7,5 menit/inci.
5) Waktu perkolasi adalah waktu dalam satuan menit yang diperlukan oleh air untuk
turun sedalam 1 inchi.
6) Pengukuran kecepatan : pengukuran dilakukan pada hari berikutnya setelah
mengalami penjenuhan dan pemekaran kecuali pada tanah berpasir maka setelah 4 jam
pemekaran dapat langsung dilakukan pengukuran.

1
7) Pada tanah berpasir biasanya 15cm air pertama meresap kurang dari 30 menit sesudah
jangka waktu pengukuran diambil setiap 10 menit dan lamanya percobaan adalah 1 jam.
Turunnya air pada 10 menit terakhir dipergunakan untuk perhitungan waktu perkolasi.
Sistem Peresapan
Sumur peresapan sebaiknya tidak digunakan jika air minum diambil dari sumur dangkal
atau dimana ada formasi batu kapur.
Pada umumnya semua jenis peresapan bawah tanah dijaga pada jarak :
1. 100 ft (30 m) dari sumur air minum
2. 50 ft (15 m) dari sungai / badan air
3. 10 ft (3 m) dari garistempat tinggal
Ada dua jenis desain sistem peresapan :
1. Parit Peresapan (Standard Trenches)
Merupakan suatu lapangan peresapan terdiri atau suatu parit dengan lebar minimum 12
inchi, dengan diisi pipa berdiameter 4 inchi. Masing-masing pipa panjang 2-3ft.
Kriteria parit peresapan :
a. Lebar parit minimal 12 inchi
b. Dalam parit minimal 18 inchi
c. Panjang parit maksimal 60 feet
d. Jarak minimal antar pusat parit 6-7,5 feet
e. Kemiringan pipa 2-4 inchi / 100 feet
f. Pipa saluran berdiameter 3-4 inchi
g. Sebaiknya ada kolam distribusi

Sumur Peresapan (Seepage Pits)


Sumur peresapan adalah lubang tertutup dengan lapisan yang bersambung terbuka,
dimana efluen dari septic tank bisa meresap ke dalam tanah sekitar yang parous.
Kapasitas sumur peresapan dihitung berdasarkan tes perkolasi pada setiap stratum
vertikal. Area efektif sumur peresapan adalah area dinding vertikal dari strata yang
pervious dibawah inlet.
Kriteria sumur peresapan:
a. Digunakan jika : waktu perkolasi lama dan lahan peresapan terbatas,
b. Dasar lubang harus berjarak minimal 3 m diatas air
tanah. Cara Jalankan Test Perkolasi

1
Tanah yang cocok adalah kunci untuk menyediakan pengolahan limbah yang memadai di
tempat. Tanah yang terlalu kasar tidak akan melakukan pekerjaan dengan baik bergerak
nutrisi dan bakteri. Lempung atau tanah lempung liat akan melakukan pekerjaan yang
sangat baik nutrisi dan bakteri penghapusan tetapi akan memerlukan area perlakuan
tanah yang relatif besar. Saturasi musiman tanah akan menyebabkan limbah untuk
cadangan jika parit dibangun terlalu dalam.
a) Gunakan pengeboran tanah untuk menemukan area yang cocok.
Pengeboran tanah harus setidaknya 3 inci dan diameter minimal 3 meter lebih dalam dari
bagian bawah sistem pengolahan tanah yang diusulkan. Membosankan bisa saja berhenti
segera setelah ada bukti kejenuhan tanah musiman atau batuan dasar. Jumlah lubang
membosankan tanah dan menemukan mereka di peta skala situsMengevaluasi tekstur
tanah (pasir, lempung pasir, lempung berpasir, lempung, lanau lempung, lempung liat,
dll) untuk setiap kaki mendalam atau setidaknya di mana perubahan tekstur tanah terjadi.
Merekam data ini pada lembar log dari lubang membosankan. Jika Anda menemukan
tanah musiman jenuh atau lapisan kedap (batu atau tanah liat) pada kedalaman 3 meter
atau lebih dekat ke permukaan tanah, daerah ini tidak cocok untuk unit pengolahan
bawah permukaan tanah. Sebuah gundukan pengolahan limbah, bagaimanapun, bisa
dipasang di lokasi tersebut jika faktor-faktor lain yang sesuai. Saturasi musiman tanah
ditunjukkan dengan warna abu-abu bersama dengan garis-garis merah atau bercak-
bercak dan disebut bintik. Bagian bawah parit drainfield harus ditempatkan tidak lebih
dekat dari 3 meter dari tanah berbintik-bintik. Meskipun lubang mungkin kering ketika
Anda membuat membosankan tanah, tanah akan jenuh selama kondisi basah dan selama
operasi dari sistem pengolahan limbah. Sistem akan gagal dalam tanah liat atau yang
tidak cukup mengobati limbah di tanah kasar. Daerah rumput yang diperlukan untuk unit
pengolahan tanah tergantung pada laju perkolasi tanah (tekstur tanah) dan jumlah limbah
dibuang oleh rumah yang diusulkan atau yang sudah ada. Mengacu pada kode sanitasi
setempat untuk diperlukan kemunduran dari bangunan, garis properti, sumur air, dll
Ambil setidaknya empat pengeboran tanah di setiap tekstur tanah dalam rangka untuk
mencari daerah rumput ukuran yang memadai.
b) Membuat jumlah yang memadai lubang uji perkolasi.
Jika tekstur tanah seragam atas situs yang dipilih, gunakan setidaknya dua dan sebaiknya
tiga lubang uji perkolasi. Jika perubahan tekstur tanah dalam situs, membuat setidaknya
dua lubang uji perkolasi di setiap tekstur tanah. Ruang uji lubang perkolasi seragam atas
wilayah yang diusulkan untuk unit pengolahan tanah.

1
c) Menggali lubang uji.
Lubang uji harus bulat dan setidaknya 6 inci, tapi tidak lebih besar dari 8 inci, dengan
diameter. Menggali setiap lubang uji sedalam Anda berniat untuk menggali parit
perlakuan tanah. Bagian bawah lubang uji perkolasi harus minimal 3 meter di atas
permukaan tanah atau batuan dasar musiman jenuh. Sebuah clam shell-jenis posthole
penggali dapat digunakan. Jika Anda menggunakan auger 6-inci, itu ide yang baik untuk
mengebor lubang percontohan dengan auger 3 inci. Mengamati dan mencatat tekstur
tanah sebagai lubang uji perkolasi sedang digali.
d) Siapkan lubang uji perkolasi.
The auger atau posthole penggali yang meleber tanah sepanjang dinding samping dari
lubang uji. Oleh karena itu, bagian bawah 12 inci dari dinding samping dan bagian
bawah lubang harus tergores atau diskarifikasi dengan tajam, alat runcing seperti pisau.
Paku didorong ke dalam 1 x 2 inci papan akan melakukan pekerjaan dengan baik
scarifying lubang untuk memberikan terbuka, tanah alami di mana air dapat meresap.
Lepaskan semua bahan tanah yang gembur dari dasar lubang uji. Tambahkan 2 inci dari
seperempat sampai kerikil tiga perempat inci untuk melindungi bagian bawah dari
gerusan ketika air ditambahkan. Kerikil dapat terkandung dalam kantong nilon mesh agar
dapat dihapus setelah tes dilakukan dan digunakan untuk tes perkolasi tambahan.
e) Bedakan antara kejenuhan tanah dan tanah pembengkakan.
Saturasi berarti bahwa rongga antara partikel tanah yang penuh air. Hal ini dapat terjadi
dalam waktu singkat. Pembengkakan ini disebabkan oleh intrusi air menjadi partikel
tanah individu. Ini adalah proses yang lambat, terutama di tanah liat, dan mengapa waktu
perendaman berkepanjangan diperlukan untuk beberapa tanah. Hati-hati mengisi lubang
uji perkolasi dengan air jernih dengan kedalaman minimal 12 inci di atas bagian bawah
tanah dari lubang uji. Gunakan selang untuk mencegah air dari mencuci menuruni sisi
lubang atau tambahkan air langsung ke percometer. Sebuah lubang berdiameter 6 inci
membutuhkan sekitar 1,5 galon per kaki kedalaman. Tanah berpasir yang tidak
mengandung tanah liat tidak membengkak. Uji perkolasi dapat melanjutkan segera jika
12 inci air merembes pergi dalam 10 menit atau kurang. Perkolasi prosedur tes untuk
berpasir tanah dijelaskan pada langkah 6C. Untuk berkepanjangan perendaman tanah,
menjaga kedalaman 12-inci air dalam lubang untuk setidaknya empat jam, dan sebaiknya
bermalam. Tambahkan air seperlunya. Anda dapat menggunakan siphon otomatis atau
katup untuk menjaga kedalaman air 12-inch. Sebuah katup yang terbuat dari karburator
mesin kecil.

2
f) Tingkat perkolasi Ukur.
Kecuali untuk tanah berpasir, melakukan pengukuran tingkat perkolasi hari setelah
menyelesaikan langkah 5. i. Jika ada lebih dari 6 inci air di lubang setelah periode
pembengkakan semalam, menyelamatkan air yang cukup sehingga 6 inci air tetap berada
di atas kerikil (8 inci jika diukur dari dasar lubang). Mengukur penurunan tingkat air ke
terdekat1/16 inch kira-kira setiap 30 menit. Jika memungkinkan, gunakan percometer
untuk menentukan perubahan muka air. Sebuah papan adonan juga dapat digunakan
sebagai titik acuan bersama-sama dengan pengukur kait untuk akurat menemukan
permukaan air. Hook dapat dibuat dari kawat kaku atau kuku 8d. Setelah setiap
pengukuran, isi ulang air di lubang sehingga kedalaman cair 6 inci di atas kerikil. Terus
melakukan pengukuran sampai tiga tingkat perkolasi berturut-turut bervariasi dengan
kisaran tidak lebih dari 10 persen (lihat catatan lapangan sampel, halaman 7). ii. Jika
tidak ada air tetap di dalam lubang setelah periode pembengkakan semalam, tambahkan
6 inci air jernih di atas kerikil. Mengukur penurunan tingkat cairan ke terdekat 1/16 inch
kira-kira setiap 30 menit. Setelah setiap pengukuran, isi ulang air hingga kedalaman 6
inci di atas kerikil. Lanjutkan tingkat penurunan pengukuran air sampai tiga tingkat
perkolasi berturut-turut bervariasi oleh tidak lebih dari 10 persen. iii. Pada tanah berpasir,
atau tanah lain di mana pertama 6 inci air merembes pergi dalam waktu kurang dari 30
menit setelah periode pembengkakan semalam, biarkan sekitar 10 menit antara
pengukuran. Pada beberapa tanah yang sangat berpasir, menggunakan stop watch dan
mengukur waktu dalam hitungan detik untuk tingkat air turun 6-5 inci. Refill lubang uji
perkolasi setelah setiap pengukuran untuk membawa air ke 6 inci di atas kerikil.
Lanjutkan mengambil bacaan sampai tiga tingkat perkolasi berturut-turut bervariasi oleh
tidak lebih dari 10 persen.
D. Perhitungan Percolation Test
Hitung tingkat perkolasi
Bagilah interval waktu oleh penurunan tingkat air untuk menentukan tingkat perkolasi
dalam hitungan menit per inci (MPI) Contoh..:
i. Jika penurunan tingkat air 5/8 inci dalam 30 menit, tingkat perkolasinya

ii. Jika drop adalah 2 1/2 inci dalam 10 menit, maka tingkat perkolasinya

2
Hitung laju perkolasi untuk setiap pembacaan (lihat catatan lapangan sampel).
Ketika tiga tingkat perkolasi berturut-turut bervariasi oleh tidak lebih dari 10 persen,
menggunakan nilai rata-rata pembacaan ini untuk menentukan tingkat perkolasi untuk
lubang uji. Perkolasi tarif ditentukan untuk setiap lubang uji harus rata-rata untuk
menentukan tingkat perkolasi desain. Untuk melaporkan tingkat perkolasi, lembar kerja
yang menunjukkan semua pengukuran dan perhitungan harus diserahkan dengan laporan
evaluasi tapak. Anda dapat mereproduksi bentuk kosong di halaman belakang folder ini
untuk digunakan dalam data uji perkolasi perekaman. Perhatikan bahwa tes perkolasi
tidak harus dijalankan di mana es ada di tanah di bawah kedalaman dari sistem
pengolahan limbah yang diusulkan.
Cara perhitungan Ix, F(6), dan Fu
Berdasarkan hasil pengukuran volume air yang tertampung dalampenampung air, atau
hasil pengukuran panjang rembesan air dalamkolom tanah dalam tabung gelas, cara
perhitungan indeks instabilitas (Ix),laju aliran setelah 6 jam (F(6), dan rata-rata laju
aliran (Fu), dapatdilakukan melalui lima cara kemungkinan perhitungan sebagai berikut:
Kemungkinan-1
Apabila setiap kali pengukuran, yaitu setelah 2 jam, 6 jam, dan 24 jam terdapat
air yang menetes atau keluar dari tabung gelas dantertampung dalam tempat penampung
air, dan air dialirkan ke dalamtabung berisi tanah pada jam 8 pagi, maka:
- pengukuran pertama dilakukan pada jam 10; misal diperoleh volume air 3,3 cm3
pengukuran kedua dilakukan 4 jam setelah pengukuran pertama, yaitu pada jam 14, misal
volume air 14 cm3
- pengukuran ketiga dilakukan 18 jam setelah pengukuran kedua, yaitu pada jam
8 keesokan harinya, dengan volume air 31 cm3
Oleh karena volume air pada pengukuran kedua dan ketiga tidakberarti setelah 6
jam dan 24 jam dari awal pengaliran air, maka angka-angka pengukuran harus disusun
sebagai berikut:
V1: volume air setelah 2 jam (pengukuran pertama), yaitu 3,3 cm3.
V2: volume air setelah 6 jam (pengukuran pertama ditambah pengukuran kedua),
yaitu 3,3 cm3+ 14 cm3= 17,3 cm3.

2
V3: volume air setelah 24 jam (pengukuran pertama ditambah pengukuran kedua
ditambah pengukuran ketiga), yaitu 3,3cm3+ 14 cm3+ 31 cm3= 48,3 cm3.
Dengan menggunakan data hasil pengukuran tersebut,perhitungan perkolasi
sebagai berikut:
1. Cari harga fI(m) dengan rumus: fI(m) = (V3 – V2)/(V2 – V1), maka
fI(m) = (48,3 – 17,3)/(17,3 – 3,3)
= 31,0/14,0
= 2,21 cm jam-1
Catatan: bila fI(m) yang diperoleh <1,6 maka harus diambilangka 3 desimal, tetapi bila
fI(m) yang diperoleh >1,6 makacukup diambil angka 2 desimal
2. Cari harga m dan Ix

Harga m dan Ix dicari pada Lampiran Tabel 1 (full flowpercolation rate, Engineering
Consultant Inc, Bangkok,Thailand, 1976), dengan menggunakan angka fI(m) yangtelah
dihitung pada butir 1. Pembacaan fI(m) = 2,21 makaharga m = 0,446 dan Ix = 20,47

3. Cari harga fVI (m) dan fIX (m).


Cara perhitungan dicari pada tabel (Lampiran Tabel 2, full flow percolation rate,
Engineering Consultant Inc Bangkok,Thailand, 1976), yang telah disediakan dengan
menggunakanharga m yang telah diperoleh pada butir 2. Jadi untuk m =0,446, maka fVI
(m) = 5.980 dan fIX (m) = 3.208. Akan tetapikarena angka dalam Lampiran Tabel 2
harus dikalikan 10-5,maka harga sebenarnya fVI (m) = 0,05980, dan fIX (m) yang
sebenarnya 0,03208
4. Hitung harga F(6)
F(6) dihitung dengan rumus: F(6) = 0,0451 x fVI (m) x (V3 –V1) cm/jam
Catatan: 0,0451 adalah L/hA, dimana L = panjang kolom tanah 9 cm; h = water head 35
cm, dan A = luas penampangtabung 5,7 cm2
fVI(m) adalah angka yang telah dicari pada butir 3.
Jadi: F(6) = 0,0451 x 0,05980 x (48,3 – 3,3)
= 0,0451 x 0,05980 x 45,0
= 0,121 cm jam-1
5. Hitung harga Fu.
Fu dihitung dengan rumus: Fu = 0,0451 x fIX (m) x (V3 – V1) cm/jam.
Catatan: 0,0451 adalah L/hA seperti butir 4. fIX(m) adalah angka yang telah dicari pada
butir 3.

2
Jadi: Fu = 0,0451 x 0,03208 x 45,0 = 0,065 cm jam-1.
Kemungkinan-2
Apabila setiap kali pengukuran, yaitu setelah 2 jam, 6 jam, dan 24 jam, tidak terdapat air
yang menetes atau keluar ke tempat penampungair, maka cara pengukuran dan contoh
hasil pengukuran sebagai berikut:Dalam kasus ini, yang diukur adalah tinggi
merembesnya air didalam penampang tanah, mulai dari permukaan bagian atas contoh
tanah.Misal, merembesnya air setiap pembacaan sebagai berikut:
- pembacaan 1 (setelah 2 jam dari mulai air dialirkan): 2,5 cm
- pembacaan 2 (setelah 6 jam dari mulai air dialirkan): 3,0 cm
- pembacaan 3 (setelah 24 jam dari mulai air dialirkan): 3,5 cm
Selanjutnya, angka-angka hasil pembacaan tersebut harus dirubah menjadi volume
dengan mengalikannya dengan 20/9. Volume inidiberi simbol V’.
Jadi pembacaan 1 = V1’
2 = V2’
3 = V3’
Catatan: 20/9 menunjukan bahwa volume air yang ada dalam tanah sekitar 20 cm3,
sedangkan angka 9 menunjuk-kan panjang kolom tanah.
Setelah angka pengukuran diubah, maka diperoleh:
V1’ = 2,5 x 20/9
V2’ = 3,0 x 20/9 Perkalian ini tidak perlu diselesaikan.
V3’ = 3,5 x 20/9
Dengan menggunakan angka-angka volume pembacaan tersebut, maka cara perhitungan
sebagai berikut:
1. Cari harga fI(m) dengan rumus: fI(m) =V3’ - V2’/ V2’ – V1’
fI(m) = {(3,5 x 20/9) – (3,0 x 20/9)}/{(3,0 x 20/9) – (2,5 x 20/9)}
fI(m) = {20/9 (3,5 – 3,0)}/{20/9 (3,0 – 2,5)}
= (0,5)/(0,5)
= 1,00
Catatan: Apabila fI(m) diperoleh <1,6 maka harus diambil angka 3 desimal, sedangkan
bila fI(m) > 1,6 maka cukup diambil 2desimal saja.
2. Cara mencari m, Ix, fVI(m), fIX(m), F(6) dan Fu sama seperti pada kemungkinan 1.
2.1. m dan Ix, cari dalam Lampiran Tabel 1.Pembacaan fI(m) = 1,000 maka harga m = -
0,188 dan Ix =44,63.

2
2.2. fVI(m) dan fIX(m), cari dalam Lampiran Tabel 2.Dalam Lampiran Tabel 2 untuk m
= - 0,188 fVI(m) adalah 6.829dan fIX(m) adalah 0,726, tetapi ingat, sebenarnya harus
ditulissebagai berikut:fVI(m) = 0,06829, dan fIX(m) = 0,00726
2.3. F(6)
F(6) = 0,0451 x fVI (m) x (V3’ – V1’) cm jam-1
= 0,0451 x 0,06829 x ((3,5 x 20/9) – (2,5 x 20/9))
= 0,0451 x 0,06829 x (7,7 – 5,5)
= 0,006 cm jam-1
2.4. Fu :
Fu = 0,0451 x fIX (m) x (V3’ – V1’) cm jam-1
= 0,0451 x 0,00726 x ((3,5 x 20/9) – (2,5 x 20/9))
= 0,0451 x 0,00726 x (7,7 – 5,5)
= 0,021 cm jam-1
Kemungkinan-3
Apabila pada pengukuran pertama, air belum menetes ataukeluar ke tempat penampung
air, maka cara perhitungan sebagai berikut:
- pengukuran 1 (setelah 2 jam dari mulai air dialirkan): 7 cm
- pengukuran 2 (setelah 6 jam dari mulai air dialirkan): 20 cm3
- pengukuran 3 (setelah 24 jam dari mulai air dialirkan) 110 cm3
Catatan: Dalam contoh ini, hasil pengukuran 3 sudah termasuk 20 cm3dari pengukuran
2.
Angka-angka tersebut harus diubah menjadi:
V1’: 7 x 20/9 = 15,4 cm3
V2’: 20 + 20 = 40 cm3.
V3’: 110 + 20 = 130 cm3
V2’dan V3’: adalah menurut rumus V’ = V + 20, dimana angka 20 merupakan
perkiraan volume airyang terdapat dalam contoh tanah.
Cara perhitungan dengan menggunakan angka-angka tersebut:
1. Cari harga fI (m) dengan rumus:
fI(m) = (V3’ - V2’)/(V2’ – V1’)
FI(m) = (130 - 40)/(40 – 15,4)
fI(m) = 3,66
Catatan: Jika fI(m) < 1,6 diambil 3 desimal, Jika fI(m) > 1,6 diambil 2 desimal
2. Cara mencari m, Ix, fVI(m), F(6) dan Fu

2
Sama seperti pada cara yang telah disajikan dalam kemungkinan 1.m dan Ix, cari
dalam Lampiran Tabel 1.Pembacaan fI(m) = 3,66 maka m = 0,840 dan Ix = 5,63. fVI(m)
dan fIX(m), cari dalam Lampiran Tabel 2.Dalam Lampiran Tabel 1.2 untuk m =
0,840fVI(m) = 4.988, dan fIX(m) = 5.083
Perlu diingat bahwa sebenarnya harus ditulis
sebagaiberikut: fVI(m) = 0,04988, dan fIX(m) = 0,05083
F(6)
F(6) = 0,0451 x fVI(m) x (V3’ – V1’) cm jam-1
= 0,0451 x 0,04988 x (130 – 15,4)
= 0,0451 x 0,04988 x 114,6
= 0,258 cm jam-1
Fu = 0,0451 x fIX(m) x (V3’ – V1’) cm/jam
= 0,0451 x 0,05083 x (130 – 15,4)
= 0,263 cm jam-1
Kemungkinan-4.
Jika pada pengukuran pertama dan kedua, air belum menetes ketempat penampung
air, maka cara pengukuran dan contoh hasilpengukuran sebagai berikut:
- pengukuran 1 (setelah 2 jam dari mulai air dialirkan): 6 cm
- pengukuran 2 (setelah 6 jam dari mulai air dialirkan): 9 cm
- pengukuran 3 (setelah 24 jam dari mulai air dialirkan): 9
cm3 Angka-angka tersebut harus diubah menjadi:
V1’: 6 x 20/9 = 13,2 cm3
V2’: 9 x 20/9 = 19,8 cm3.
V3’: 9 cm3+ 20 cm3= 29 cm3(berdasarkan rumus V’ = V + 20)
Dengan menggunakan angka-angka tersebut, maka caraperhitungannya sebagai
berikut:
1. Cari harga fI (m) dengan rumus:
fI(m) = (V3’ - V2’)/(V2’ – V1’)
fI(m) = (29 – 19,8)/(19,8 – 13,2)
= 1,394
Catatan: Jika fI(m) < 1,6 diambil 3 desimalJika fI(m) > 1,6 diambil 2 desimal
2. Cara mencari m, Ix, fVI(m), F(6) dan Fu
Sama seperti yang telah dikemukakan dalam kemungkinan 1.2.1. m dan Ix, cari dalam
Lampiran Tabel 1.Pembacaan fI(m) = 1,394 maka m = 0,080 dan Ix =34,66.2.2. fVI(m)

2
dan fIX(m), cari dalam Lampiran Tabel 2Dalam Lampiran Tabel 2, untuk m =
0,080fVI(m) = 6620, dan fIX(m) = 1.476Tetapi ingat bahwa harus ditulis sebagai
berikut:fVI(m) = 0,06620 dan fIX(m) = 0,014762.3. F(6)F(6) = 0,0451 x fVI(m) x (V3’ –
V1’) cm jam-1= 0,0451 x 0,06620 x (29 – 13,2)= 0,0451 x 0,06620 x 15,8= 0,047 cm
jam-1
Fu Fu = 0,0451 x fIX(m) x (V3’ – V1’) cm jam-1= 0,0451 x 0,01476 x 15,8= 0,011 cm
jam-1
Kemungkinan-5
Jika setiap pengukuran tidak ada air menetes atau keluar dari tabung, dan panjang
rembesan air di dalam kolom tanah tetap sepertisemula, seperti misalnya:
- pengukuran 1 (setelah 2 jam dari mulai air dialirkan) : 4 cm
- pengukuran 2 (setelah 6 jam dari mulai air dialirkan) : 4 cm
- pengukuran 3 (setelah 24 jam dari mulai air dialirkan): 4 cm
Dalam kasus seperti ini tidak perlu dilakukan perhitungan- perhitungan, tetapi datanya
harus dilaporkan (lihat penyajian angkaanalisis).
Catatan: Dari suatu penetapan, mungkin diperoleh harga m negatif > - 2,09 yang berarti
Ix > 85, maka F (6) dihitung denganmenggunakan fVI(m) dalam Lampiran Tabel 2
menurut harga m= -2,09 saja. Kemudian hasil perhitungan F(6) ini dibubuhkantanda <
didepannya. Tetapi perlu diperhatikan pula bahwa jikahasilnya adalah di atas 0,01
misalnya 0,12 maka ditulis F(6) <0,12, dan jika hasilnya di bawah 0,01 maka ditulis F(6)
< 0,01
saja. Untuk Fu, jika Ix > 85 selalu ditulis Fu < 0,01 cm jam-1.

2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian Uji Perkolasi (uji perkolasi) Uji perkolasi adalah suatu tes yang dilakukan
untuk mengetahui daya resap tanah terhadap udara yang melaluinya. Hasil dari tes
perkolasi adalah percolation rate yaitu dalam menit yang diperlukan untuk
meresapkan air ke dalam tanah sedalam 1 inci. Hasil dari tingkat perkolasi (PR) dapat
digunakan untuk menghitung luas bidang peresapan yang diperlukan sesuai dengan
kondisi tanahnya berdasarkan tabel Tingkat perkolasi. Perkolasi adalah proses
mengalirkan udara ke bawah secara gravitasi dari suatu laisan tanah ke lapisan
bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh udara.
Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu lapisan
tanah ke lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan
jenuh air. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan
peresapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan. Semakin
besar daya resap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang diperlukan
untuk sejumlah air tertentu. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang
berbeda maka daya resap tanahnya juga akan berbeda pula.
Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi,
sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga
gravitasi. Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut
memasuki kembali sistem air permukaan. Laju infiltrasi dipengaruhi tekstur dan
struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu. Daya
Perkolasi adalah laju perkolasi yaitu laju perkolasi maksimum yang dimungkinkan
dengan besar yang dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam daerah tak jenuh. Perkolasi
tidak mungkin terjadi sebelum daerah tak jenuh mencapai daerah medan. Istilah daya
perkolasi tidak mempunyai arti penting pada kondisi alam karena adanya stagnasi
dalam perkolasi sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap air yang
menyebabkan tambahan tampungan sementara di daerah tak jenuh.
Perkolasi, disebut juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain tekstur tanah dan permeabilitasnya. Untuk daerah irigasi waduk

2
Gondang termasuk tekstur berat, jadi perkolasinya berkisar 1 sampai dengan 3
mm/hari. Dengan perhitungan ini nilai perkolasi diambil sesuai eksisting sebesar 2
mm/hari.
2. Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan peresapan yang
diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan. Semakin besar daya resap
tanah , maka semakin kecil luas daerah peresapan yang diperlukan untuk nomor
tertentu. mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya resap
tanahnya juga akan berbeda pula. Proses berlangsungnya udara masuk ke permukaan
tanah kita kenal dengan infiltrasi, sedang perkolasi adalah proses bergeraknya udara
melalui profil tanah karena tenaga gravitasi gravitasi. Air bergerak ke dalam tanah
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di
bawah permukaan air tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan. Laju infiltrasi dipengaruhi kadar dan struktur tanah, materi tersuspensi
dalam jangka waktu udara. Daya perkolasi adalah laju perkolasi yaitu laju perkolasi
maksimum yang dimungkinkan dengan besar yang dipengaruhi oleh kondisi tanah
dalam daerah tak jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum daerah jenuh
mencapai daerah medan. Istilah daya perkolasi tidak memiliki arti penting pada
kondisi alam karena adanya stagnasi dalam perkolasi sebagai akibat adanya lapisan-
lapisan semi kedap udara yang menyebabkan tambahan tampungan sementara di
daerah tak jenuh. Perkolasi disebut juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah dan permeabilitasnya. Laju perkolasi
sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data mengenai perkolasi akan diperoleh
3 Istilah daya perkolasi tidak memiliki arti penting pada kondisi alam karena adanya
stagnasi dalam perkolasi sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap udara yang
menyebabkan tambahan tampungan sementara di daerah tak jenuh. Perkolasi disebut
juga peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
tekstur tanah dan permeabilitasnya. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat
tanah. Data-data mengenai perkolasi yang akan diperoleh 3 Istilah daya perkolasi
tidak memiliki arti penting pada kondisi alam karena adanya stagnasi dalam perkolasi
sebagai akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap udara yang menyebabkan tambahan
tampungan sementara di daerah tak jenuh. Perkolasi disebut juga peresapan air ke
dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah dan
permeabilitasnya. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data

2
mengenai perkolasi akan diperoleh 3 Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat
tanah. Data-data mengenai perkolasi akan diperoleh 3 Laju perkolasi sangat
tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data mengenai perkolasi akan diperoleh 3.
Tes perkolasi bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan peresapan yang
diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan. Semakin besar daya resap
tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang diperlukan untuk sejumlah air
tertentu. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah yang berbeda maka daya resap
tanahnya juga akan berbeda. Peresapan air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain tekstur tanah dan permeabilitasnya.
3. Cara Kerja Percolation Test
1. Buatlah lubang dengan kedalaman > 40 cm, sebanyak 6 (enam) buah menggunakan
Auger diameter 10 -30 cm di lokasi yang akan dibangun area peresapan atau area
yang akan diuji.
2. Lakukan penggoresan pada dinding lubang menggunakan pisau agar tanah yang
lengket dapat dihilangkan, sehingga tercipta kondisi alamiah
3. Isilah dasar lubang tersebut dengan kerikil halus atau pasir setebal 5 cm.
4. Secara hati-hati, lubang diisi air sedalam minimal 30 cm dari dasar. Pertahankan
kedalaman air tersebut selama minimal 4 jam dengan cara terus menerus
menambahkan air kedalam lubang. Bila memungkinkan lakukan selama 24 jam. Hal
ini diperlukan untuk penjenuhan tanah (terutama jenis lempung). Apabila baru saja
terjadi hujan lebat >4 jam atau jenis tanah dominan berpasir, maka penjenuhan tidak
diperlukan.
5. Setelah penjenuhan selesai, masukan kembali air bersih sedalam 15 cm.
6. Ukurlah penurunan air selama 30 menit. Lakukan selama periode 4 jam. Segera
setelah pengukuran 30, lakukan pengisian air kembali sehingga kedalamannya tetap
15 cm.
7. Gunakan data penurunan air (T) pada pengukuran 30 menit terakhir sebagai dasar
perhitungan angka peresapan.
8.Bila tanah berpasir, pengukuran penurunan air dilakukan dengan interval 10 menit
selama periode 1 jam. Pengukuran 10 menit terakhir sebagai dasar penentuan angka
peresapan.
9.Hitung angka peresapannya (AP). Angka peresapan adalah menit yang diperlukan
untuk penurunan air sedalam 2,5 cm ( 1 inch) dalam lubang percobaan.
Rumus perhitungan angka peresapan (AP) :

3
AP = (30 menit / T cm) x 2,5 cm
Bila digunakan interval 10 menit,
AP = (10 menit / T cm) x 2,5 cm

Simpulkan kelayakan lokasi tersebut untuk area peresapan dengan membandingkan


tabel luas daerah peresapan dengan angka peresapan. Bila angka peresapan >60
menit, maka lokasi tersebut tidak layak untuk area persapan.

B. Saran
1.Percolation Test yang dilakukan harus sesuai dengan iklim dan struktur tanah lokasi
percobaan. Kedua hal itu dapat mempengaruhi daya serap tanah sehingga ukuran
lubang dan lamanya penggemburan tanah dapat lebih kecil ataupun dilakukan
pengurangan waktu saat penggemburan tanah.
2.Pada tahap pengukuran jangan terjadi kesalahan waktu dari yang ditentukan karena
akan mempengaruhi angka percolation sehingga terjadi nilai yang tidak akurat.

3
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5352651/PAPLC_Percolation_Test

http://keslingpoltekkesmks.blogspot.com/2015/04/percolation-test.html?m=1

http://jurnal.polimdo.ac.id/index.php/jtst/article/view/262 -
:~:text=Tes%20perkolasi%20ini%20dimaksudkan%20untuk,air%20untuk%20jenis%20tanah%20terte
ntu

http://missgigikuning.blogspot.com/2014/06/laporan-hasil-praktikum-penyehatan-air.html?m=1

https://pdfcoffee.com/qdownload/perkolasi-test-pdf-free.html

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/toaz.info-perkolasi-test
pr_3e93c00a82e24202b32587fa176c2469.pdf

https://www.scribd.com/document/439113985/PERKOLASI-TEST-doc

Anda mungkin juga menyukai