Anda di halaman 1dari 14

Perhitungan Frekuensi Penyakit

Ukuran Dasar Epidemologi


Data kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan kementerian
kesehatan secara khusus untuk menyusun setiap program kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan. Berbagai indikator kesehatan yang dipakai untuk mengevaluasi program
kesehatan antara lain rate, rasio, dan proporsi (Djaja, 2012).
Ukuran status kesehatan dalam epidemologi :
a) Indeks Morbiditas
b) Indeks Fertilitas
c) Indeks Mortalitas

A. Indeks Morbiditas
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1
tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka ini dapat digunakan untuk
menggambarakan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberahasilan program
program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran
pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan. Secara umum ukuran yang banyak
digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan pororsi.

1. Rate
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara
pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam suatu populasi tertentu dengan jumlah
penduduk dalam populasi tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai
jenis ukuran diataranya adalah proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat
dalam penduduk suatu wilayah yang semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun
waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru.

a) Angka Insidensi
lnsidensi adalah kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu. Cara ini digunakan untuk menentukan risil (timbulnya penyakit). Angka
insidensi ialah proporsi kelompok individu yang terdapat di dalam penduduk suatu
wilayah atau negara yang semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu
tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru. Rumus yang
digunakan :

d
p= xk
n

Keterangan :
p = estimasi angka insidensi
d = jumlah kasus baru
n = jumlah individu yang awalnya tidak sakit
k = konstanta

Atau jumlah kejadian dalam kurun waktu tertentu dibagi penduduk yang
mempunyai risiko (populotion at risk) terhadap kejadian tersebu dalam kurun waktu
tertentu dikalikan konstanta "k".

jumlah kejadian dalam waktu tertentu


Angka insidensi :
jumlah population at risk pada waktu tertentu
xk
Penyebut yang digunakan dalam insidensi harus akurat mewakili jumlah orang
yang berisiko atau jumlah orang yang diteliti (amati) dalam kelompok atau populasi.
Orang yang berisiko dapat berubah, sehingga ahli epidemiologi mengambil jumlah
populasi (kasus) pada pertengahan waktu dalam satu periode untuk mewakili rerata
populasi berisiko. Misal, jika pengamatan insidensi diperkirakan berjalan selama satu
tahun berdasarkan penanggalan umum, populasi berisiko akan ditentukan saat
keberadaannya pada tanggal 1 Juli.
Karena angka insidensi digunakan untuk meneliti kasus baru suatu penyakit,
hanya individu yang beresiko yang akan terkena penyakit, artinya “populasi berisiko”
harus dimasukkan dalam penyebut. Penyebut tidak menckup mereka yang yang
sedang mengidap penyakit tersebut, dari dahulu mengidapnya, atau kebal terhadap
penyakit tersebut akibat imunisasi.
Manfaat lain dari pengukuran insidensi adalah :

 Ukuran insideinsi banyak digunakan dalam penelitian epidemiologi untuk rnencari


adanya asosiasi sebab – akibat
 Ukuran insidensi dapat pula dlgunakan untuk mengadakan perbandingan antara
berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda.

 Ukuran insidensi dapat digunakan untuk mengukur besarnya risiko yang


ditimbulkan oleh determinan tertentu.

b) Angka Prevalensi
Prevalensi adalah jumlah kasus penyakit, orang yang terinfeksi atau kondisi
yang ada pada waktu tertentu dihubungkan dengan populasi darimana kasus itu
berasal. Angka prevalensi mempunyai dua ukuran, yaitu point prevalence (prevalensi
sesaat) dan period prevalence (prevaensi periode).
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan untuk :

 Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit

 Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan. Misalnya, penyediaan obat-


obatan, tenaga kesehatan, dan ruangan

 Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnose

 Keperluan administratif lainnya

Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit.


Lamanya sakit adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga
berakhirnya penyakit teresebut yaitu sembuh, kronis, atau mati.

jumlah semua kasus yang dicatat


point prevalence : pada saat
jumlah penduduk
tertentu

Point Prevalence Rate adalah nilai prevalensi pada saat pengamatan yaitu
perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk
pada saat tetentu.

Point prevalensi meningkat pada :

1. Imigrasi penderita
2. Emigrasi orang sehat

3. Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk


menderita

4. Meningkatnya masa sakit

5. Meningkatnya jumlah penderita baru

Point prevalensi menurun pada :

1. Imigrasi orang sehat

2. Emigrasi penderita

3. Meningkatnya angka kesembuhan

4. Meningkatnya angka kematian

5. Menurunnya jumlah penderita baru

6. Masa sakit jadi pendek

jumlah semua kasus yang dicatat


period prevalence : selama satu
jumlah penduduk
periode
Period prevalence Rate yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang
dicatat dengan jumlah penduduk selama 1 periode

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi :


 Penyakit baru muncul pada populasi sehingga menyebabkan angka insidensi
meningkat, jika insidensi meningkat, prevalensi juga meningkat.
 Durasi penyakt mempengaruhi prevalensi. Jika penyakit meiliki durasi yang panjang,
prevalensi juga akan lebih lama berada pada posisi yang tinggi.
 Intervensi dan perlakuan juga memiliki efek pada prevalensi. Jika perlakuan yang
diberikan berhasil menurunkan jumlah kasus, durasi penyakit dan jumlah kasus akan
menurun, sehingga prevalensi juga menurun.
c) Angka Serangan (Attack Rate)
Insidence rate dalam hubungannya dengan waktu tertentu seperti bulan, tahun dan
seterusnya perlu diperhatikan. Angka serangan adalah jumlah penderita baru suatu
penyakit yang di temukan pada satu saat tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk
yang terkena penyakit pada saat yang sama dalam pesen atau permil. Angka serangan
diterapkan pada populasi yang sempit dan terbatas pada suaru periode, misalnya dalam
suatu wabah. Insidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun biasanya untuk
penyakit yang jarang.

Attack Rate :
jumlah kasus selama epidemi
xk
populasi yang mempunyairesiko−resiko

Hubungan antara insidensi dan prevalensi


Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanyasakit. Lama sakit
ialah periode mulai didiagnosis penyakit sampaiberakhirnya penyakit tersebut yaitu
sembuh, mati atau kronis. Hubunganantara prevalensi, insidensi dan lama sakit dapat
dinyatakan denganrumus berikut:

P=IxD

Keterangan :
P = Prevalensi
I = Insidensi
D = Lama sakit

Hubungan tersebut akan tampak nyata pada penyakit kronis dan stabil. Bila karena
kemajuan teknologi bidang pengobatan suatu penyakit hanya dapat menghindarkan
kematian, tetapi tidak menyembuhkan maka pada keadaan ini prevalensi akan meningkat
meskipun tidak terjadi peningkatan insidensi. Sebaliknya, adanya kemajuan teknologi
kedokteran hingga suatu penyakit dengan cepat dapat disembuhkan atau suatu penyakit
yang dengan cepat menimbulkan kematian maka prevalensi akan tetap, bahkan mungkin
menurun meskipun terjadi kenaikan insidensi.
2. Rasio
Rasio merupakan nilai relatif dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Rasio merupakan angka relatif
yang menunjukkan tingkatan suatu kejadian yang berkaitan dengan kejadian lain,
hasilnya dinyatakan dalam bentuk pecahan. Rasio bersifat umum, elemen waktu
dihilangkan.

Contoh: ditemui 5 kasus anak campak dibandingkan dengan 50 anak tanpa campak,
maka rumus rasio:

Rasio : 5 banding 50 atau

3. Proporsi
Proporsi ialah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut. Apabila jumlah orang yang saat itu mengalami penyakit atau
kondisi dibandingkan dengan keseluruhan jumlah orang yang pernah mengalami penyakit
atau kondisi itu, hal itu disebut proporsi. Dalam epidemiologi, rasio yang digunakan
adalah rasio kematian bayi (fetal death ratio) yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah
kematian bayi dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup. Proporsi adalah rasio yang
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Proporsi dinyatakan dalam presentase,
untuk itu angka desimal hasil pembagian pembilang dan penyebut dikalikan dengan 100.

Contoh: saat ini anak penderita difteri 50 anak, keseluruhan anak yang berjumlah 100
pernah mengalami difteri.

50 anak yang saat ini sedang sakit


Proporsi : = 50 : 100
100 total kasus difteri
= 0,50 x 100
= 50% yang sakit

B. Indeks Fertilitas
1. Crude Birth Rate (CBR) / Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun per
1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
B
CBR : x
P

Keterangan :

B = Semua kelahiaran hidup yang dicatat

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama

k = konstanta(1000)

Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat


fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk :

 Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah

 Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat


kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk

2. Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) / Angka Fertilitas menurut Umur


Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu
pada golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000
penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama.

F
ASFR : xk
R

Keterangan :

F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat

R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama

Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi


kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan
umur tidak sama hingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti.
3. Total Fertility Rate ( TFR) / Angka fertilitas total
Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat
selama 1 tahun.

TFR : jumlah angka fertilitas menurut umur x k

C. Indeks Mortalitas
1. Case Fatality Rate (CFR) / Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut
pada tahun yang sama.

P
CFR : xk
T

Keterangan :

P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu

T = Jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama

Perhitungan ini dapat digunakan uutk mengetahui tingkat penyakit dengan


tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut golongan
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain.

2. Crude Death Rate (CDR)


Angka kematian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1 tahun per
1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena akngka ini
dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di
dalam populasi dengan tingkat kematian yang berbeda-beda.

D
CDR : xk
P
Keterangan :

D = Jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama

Manfaat CDR :

a. Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat

b. Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat

c. Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi

d. Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis

e. Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

3. Age Spesific Death Rate (ASDR) / Angka Kematian menurut Golongan Umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah
kematian yang diacata selama 1 tahun padas penduduk golongan umur x dengan
jumlah penduduk golongan umur x pada pertengaha n tahun.

dx
ASDR : xk
px

Keterangan :

dx = Jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x

px = Jumlah penduduk pada golonga umur x pada pertengahan tahun yang sama

k = konstanta
Manfaat ASDR sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan


melihat kematian tertinggi pada golongan umur

2. Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah

3. Untuk menghitung rata-rata harapan hidup

4. Under Five Mortality Rate (UFMR)


Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan
angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam
satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama

M
UFMR : xk
R

Keterangan :

M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun

R = Penduduk balita pada tahun yang sama

k = konstanta

Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan


masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk sataus
keseahtan bayi dan anak

5. Neonatal Mortality Rate (NMR)


Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang
dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama.

d1
NMR : xk
B
Keterangan :

d1 = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari

B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama

k = konstanta

Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebagai berikut;

1. Untuk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal

2. Untuk mengetahui program Imuninsasi

3. Untuk pertolongan persalina

4. Untuk mengetahui penyakit infeksi

6. Perinatal Mortality Rate (PMR)


Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada
usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur
kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn
pada tahun yang sama.

P+ M
PMR : x
R
k

Keterangan :

P = Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu

M = ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari

R = 1000 kelahiran kelahiran hidup pada tahun yang sama.

K = konstanta
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan
kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi

Faktor yang memengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:

 Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah

 Status gizi ibu dan bayi

 Keadaan sosial ekonomi

 Penyakit infeksi terutama ISPA

 Pertolongan persalinan

7. Infant Mortality Rate (IMR)


Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur
kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.

d0
IMR : xk
B

Keterangan :

d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun

B = Jumlah lahir hidup pada thun yang sama

k = konstanta

Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi

2. Untuk mengetahui tingkat pelayanan antenatal

3. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil

4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
dan Program Keluaga berencana (KB)

5. Untuk mengetahui kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

8. Maternal Mortality Rate (MMR)


Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.

I
MMR : xk
T
Keterangan :

I = Jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas

T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.

k = konstanta

Tinggi rendahnya angka MMR tergantung pada:

 Sosial ekonomi

 Kesehatan ibu sebelum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas

 Pelayanan terhadap ibu hamil

 Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas


Daftar Pustaka

http://repository.uinsu.ac.id/932/3/Bab2%20Konsep%20Epidemiologi.pdf
Budiarto, Eko .2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bustan MN. 2002. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
Nasry, Nur. dasar - dasar epidemiologi

Anda mungkin juga menyukai