Anda di halaman 1dari 2

Cara Diagnosa dan Pemeriksaan Laboratorium

A. Cara Diagnosa

Dokter dapat menduga adanya jamur kulit dengan melihat kelainan kulit yang dialami
penderita. Namun bila gambaran kelainan kulitnya tidak khas, maka diperlukan pemeriksaan
lanjutan untuk memastikannya.

Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan adalah melakukan kerokan kulit pada daerah kulit
yang mengalami kelainan. Hasil kerokan kulit tersebut akan ditetesi larutan KOH (kalium
hidroksida) dan dilihat di bawah mikroskop untuk mengetahui apakah ada jamur di kerokan kulit
tersebut.

Untuk infeksi jamur jenis dermatofita, pemeriksaan lain yang dapat digunakan adalah
pemeriksaan lampu wood. Bila kulit yang terinfeksi jamur dermatofita disinari dengan lampu
wood, kulit akan berpendar hijau kekuningan.

B. Cara Pemeriksaan Laboratorium

1. Pemeriksaan Preparat Langsung

Untuk melihat apakah ada infeksi jamur perlu dibuat preparat langsung dari kerikan
kulit, rambut atau kuku. Sediaan dituangi larutan KOH 10-40% dengan maksud melarutkan
keratin kulit atau kuku sehingga akan tinggal kelompok hifa. Sesudah 15 menit atau sesudah
dipanasi diatas api kecil jangan sampai menguap, dilihat dibawah mikroskop, dimulai dengan
pembesaran 10 kali.

Adanya elemen jamur tampak berupa benang-benang bersifat konotur ganda. Selain itu
tampak juga bintik spora berupa bola kecil sebesar 1-3µ.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk diperiksa didapat dari:

a. Kulit, bahan diambil dan dipilih dari bagian lesi yang aktif yaitu daerah pinggir.
Terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70% lalu dikerok dengan skalpel sehingga
memperoleh skuama yang cukup. Letakkan diatas gelas objek lalu dituangi KOH 10%.
b. Rambut, rambut yang dipilih adalah rambut yang terputus-putus atau rambut yang
warnanya tak mengilat lagi, tuangi KOH 20% , lihat adanya infeksi endo atau ektotrik.

c. Kuku, bahan yang diambil adalah masa detritus dari bawah kuku yang sudah rusak atau
dari bahan kukunya sendiri , selanjutnya dituangi dengan KOH 20% -40% dan dilihat
dibawah mikroskop, dicari hifa atau spora. Dengan preparat langsung ini sebenarnya
diagnosis suatu dermatomikosis sudah dapat ditegakkan. Penentuan etiologi spesies
diperlukan untuk keperluan penentuan prognosis, kemajuan terapi dan epidemiologis

2. Pemeriksaan dengan Sinar Wood

Sinar Wood adalah sinar ultraviolet yang setelah melewati suatu saringan wood, sinar
yang tadinya polikromatis menjadi monokromatis dengan panjang gelombang 3600A. Sinar ini
tidak dapat dilihat. Bila sinar ini diarahkan ke kulit atu rambut yang mengalami infeksi oleh
jamur-jamur tertentu, sinar ini akan berubah menjadi dapat dilihat, dengan memberi warna yang
kehijauan atau fluoresensi. Apabila pemeriksan dengan cara ini memberi fluoresensi,
pemeriksaan sinar Wood disebut positif dan apabila tidak ada fluoresensi disebut negatif. Jamur-
jamur yang memberikan fluoresensi adalah Microsporum lanosum, Microsporum audoinii,
M.canis dan Malassezia furtur (penyebab tinea versikolor).

Anda mungkin juga menyukai