Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Komunikasi 3
Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan
dengan anak,melalui komunikasi ini pula tenaga kesehatan dapat memudahkan mengambil
berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan
masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi dengan anak, antara lain :
2. Bercerita
3. Memfasilitasi
4. Biblioterapi
7. Penggunaan skala
8. Menulis
9. Menggambar
10. Bermain
Dampak dari komunikasi dengan kekerasan terhadap anak-anak adalah hilangnya fitrah
kelembutan. Berdasarkan pengalamannya, anak yang terbiasa dengan kekerasan, sejak kecil
sudah terlihat. Karena terbiasa dengan kekerasan, ia pun akan membutuhkannya setiap kali
akan melakukan sesuatu. Hal itu terjadi karena fitrah kelembutannya sudah melemah.
Komunikasi dengan kekerasan juga akan membuat anak tidak memiliki keberanian untuk
mengungkapkan pendapatnya.
I.B. Rumusan Masalah
1.C. Tujuan
PEMBAHASAN
Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau penerimaan
berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan atau berita itu
bias diterima atau dipahami.(Kamuspenerbit Gita Media Press. Kenangandari TIM PRIMA
PENA).Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien
(anak) merupakan proses belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional
klien.( Stuart G. W. 1998).
Komunikasi dapat terjadi bila prosesnya dapat berjalan dengan baik. Proses
komunikasi yang dimaksud di sini adlah pengirim pesan, penerus pesan, pesan itu sendiri,
media dan umpan balik. Proses tersebut merupakan suatu komponen dalam komunikasi yang
satu dengan yang lainnya saling berhubungan, di antara komponen dalam komunikasi adalah
sebagai berikut:
a. Pengirim Pesan
Pengirim pesan di sini adalah dapat individu dalam hal ini adalah anak, keluarga atau
kelompok yang melaksanakan komunikasi baik dengan individu (anak) ataupun kelompok
lain. Pengirim pesn dapat juga tempat berasalnya sumber pesan yang dikomunikasikan.
Pengirim pesan di sini adalah seseorang atau sumber pesan yang memberikan informasi atau
ide yang disampaikan. Pada praktik keperawatan pengiriman pesn komunikasi dapat terjadi
antara anak dengan perawat, dokter atau petugas kesehatan lainnya serta orang tua.
b. Penerima Pesan
Penerima pesan merupakan orang yng menerima berita atau lambing dapat berupa
klien (anak), keluarga tau masyarakat. Penerima pesan dalm praktik keperawatan anak adalah
anak itu sendiri dan juga bisa orang tua, mengigat dalam keperawatn anak orang tua itu
termasuk salah satu komponen dalam pemberian asuhan keperawatan dan terlibat secara
langsung.
c. Pesan
Pesan merupakan berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambing
pembicara, gerakan ataupun sikap. Pesan ini dapat berupa berbagai informasi tentang
masalah kesehatan anak atau informasi-informasi yang membantu kepercayaan diri anak.
d. Media
Media merupakan tempat berlakuna lambing saluran yang dapat meliputi suara dan
lambangitu sendiri. Media dalam komunikasi pada anak ini sangat beragam seperti suara,
atau beberapa hal yang dapat memudahkan dalam penerimaan pesan khususnya pada anak
sperti berupa gambar atau permainan secara konkret dan menarik bagi anak.
e. Umpan Balik
Umpan balik merupakan bagian prose komunikasi yang dapat digunakan sebagai alat
pencapaian pesan/informasi yang telah disampaikan. Komponen ini merupakan evaluasi
tercapainya informasi yang disampaikan pada anak, mengingat dalam komunikasi dengan
anak sering menemukan kesulitan dalam proses umpan balik karena anak merasa ketakutan
atau adanya dampak dari hospitalisasi.
a. Sikap Berhadapan
Berhadapan merupakan bentuk sikap di mana seseorang langsung bertatap muka atau
berhadapan langsung dengan anak (sesorang yang diajak komunikasi), sikap ini mempunyai
arti bahwa komunikator siap untuk berkomunikasi.
d. Sikap Terbuka
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak melipat,
tangan tidak menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama dalam
proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan diri dalam komunikasi dapat dilaksanakan.
Sikap tetap relaks merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam member respons pada klien selama komunikasi. Sikap ini
sangat diperlukan sehingga saling memberikan berbagai informasi yang diharapkan tanpa
adanya sebuah paksaan.
Selain bebrapa sikap yang ada masih ada beberapa sikap non verbal selama
komunikasi yang juga masuk dalam kategori sikap, seperti: 1). Gerakan mata, gerakan mata
ini digunakan dalam memberikan perhatian. Gerakan mata merupakan cara interaksi yang
tepat, mengingat proses pendidikan dan sosialisasi anak dapat terwujud pada kontak mata. 2).
Ekspresi muka, sikap ini termasuk bahasa nonverbal yang banyak dipengaruhi oleh budaya.
Percaya atau tidak dapat dinilai keadaan ekspresi muka secara tidak disadari. 3). Sentuhan,
merupakn cara interaksi yang mendasar karena dengan sentuhan dapat memperhatikan
perasaan menerima dan menghargai. Ikatan kasih sayang ditentukan oleh pendengaran atau
suara. Sentuhan merupakan elemen penting dalam pembentukan ego, perasaan dan
kemandirian.
Pada komunikasi dengan anak sentuhan merupakan alat yang sangat penting karena
sebagai alat komunkasi dalam memperlihatkan kehangatan, kasih sayang, yang pada
kemudian hari (dewasa) dapat mengembangkannnya.
II.5. Tips Dasar Komunikasi pada Anak
Nilai altruistik perlu diwujudkan dengan kata-kata, seperti ucapan "terima kasih" atau
"tolong" saat meminta bantuan dan ini perlu ditanamkan pada anak. Menurut pakar
perkembangan ini, kata-kata tersebut lebih dari sekadar ungkapan sopan santun, namun
merupakan awal pemahaman tentang komunikasi.
Setiap orang tua pasti pernah mengalami kesulitan komunikasi dengan anak. Ada
masanya ketika anak anda tampak seperti mendengar perintah anda dengan penuh perhatian,
tetapi kemudian tidak ingat apa-apa mengenai percakapan itu. Ada masanya anak anda
berbicara terus menerus kemudian menuduh anda tidak mendengarkannya. Pada tahapan
yang berbeda, anak-anak berkomunikasi dengan cara yang berbeda.
Anak anda yang berusia lima tahun, dapat berubah seolah menjadi anak yang berusia
empat belas tahun yang menjawab pertanyaan anda dengan hanya satu kata saja. Anak-anak
mengalami masa-masa dimana mereka sangat terbuka mengenai perasaan mereka. Dan ada
kalanya, mereka lebih pendiam dan menyimpan sendiri pikiran-pikiran dan emosi mereka
sendiri. Akan tetapi berkomunikasi setiap waktu dengan anak-anak adalah penting.
Mempunyai hubungan baik yang terpelihara baik, tergantung pada komunikasi yang baik.
Komunikasi adalah juga bahasa tubuh yang menyertai kata-kata ini. Komunikasi yang
baik adalah mengetahui kapan berbicara dan kapan untuk diam. Sebagaimana ketrampilan
interpersonal, kemampuan untuk berkomunikasi dibentuk pertama kali oleh hubungan
seorang anak dengan orang tuanya. Ketrampilan komunikasi dipelajari dirumah yaitu di masa
bayi.
II.6. Perkembangan Komunikasi Pada Anak Sesuai Usia
Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan
ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya.
Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi,
inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa
bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap
ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara
(Behrman, 1996). Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk
menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat,
jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan
sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat
komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak
komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak,
adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan
dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis
atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi
2. Usia Sekolah (5-11 tahun)
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak
mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan
oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul,
pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang
kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana
yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu
yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari
objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan
dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini
akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan
dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai
data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi dengan anak, antara lain :
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya
sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan
maupun gambar
3. Memfasilitasi.
Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau
respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita harus mampu
mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons
terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada anak.
4. Biblioterapi.
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan
keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui
perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang
positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.
7. Penggunaan skala.
Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit
pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya
8. Menulis.
Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,
marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.
Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
9. Menggambar.
10. Bermain.
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini
hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan
pesan-pesan dapat disampaikan.
http://syawir-uimkeperawatan.blogspot.com/2011/01/komunikasi-keperawatan-
komunikasi.html
Asuhan Keperawatan anak dan dalam kontek keluarga,usdiknakes Depkes RI Jakarta (1993)
Hubungan teraputik perawat- klien Budiana Keliat S.Kp
Elyshbet d.k.k, Asuhan Keperawatan anak. Universitas Indonesia
http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/makalah-komunikasi-pada-anak.html
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Salemba Medika :
Surabaya
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Walaupun tampaknya bayi tidak mampu berbicara, ternyata dia memilih bentuk
komunikasi prabicara seperti : tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Kemudian
bentuk komunikasi prabicara ini berkembang menjadi peran bicara dalam berkomunikasi.
Untuk mencapai ini dibutuhkan : persiapan fisik; kesiapan mental; model yang baik untuk
ditiru; kesempatan untuk praktek; motipasi yang tinggi; bimbingan yang tepat.
Komunikasi yang berkaitan dengan proses berpikir harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak. Proses berpikir pada anak-anak dimulai dari yang kongkrit ke
fungsional dan akhirnya keabstrak. Terdapat bermacam-macam tehnik berkomunikasi dengan
anak seperti tehnik komunikasi non verbal ; tehnik orang ketiga ; neurolinguistic
programming (N. C. P ) ; facilitativa responding ; bercerita ; bibliotherapy ; fantasy ; mimpi ;
pertanyaan “ bagaimana bila tiga permintaan “, rating game ; word association game ;
melengkapi kalimat dan pro & kontra. Sedang komunikasi verbal bagi kebanyakan anak &
orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya.
Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar,gerakan gambar keluarga,sociogram
, menggambar bersama dalam keluarga dan bermain.