Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNIKASI PADA ANAK

DITUJUKAN UNTUK TUGAS MATA KULIAH ILMU KOMUNIKASI DALAM


AKUPUNKTUR

Disusun oleh:

1. Anamarlika Syarifa Firdaus


2. Efa Yusfi Asrifa
3. Lela Nur Azizzah
4. Gilang Pamungkas Ardi Putra
5. Titan Miranda Asifa
6. Putri

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


D-IV AKUPUNKTUR
TA.2018-2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Komunikasi 3

Pengertian Komunikasi pada Anak 3

Komponen dalam Komunikasi 4

Sikap dalam Komunikasi 5

Tips Dasar Komunikasi pada Anak7

Perkembangan Komunikasi pada Anak sesuai Usia 8

Cara Berkomunikasi dengan Anak 11

Prinsip-prinsip Komunikasi pada Anak 11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan
dengan anak,melalui komunikasi ini pula tenaga kesehatan dapat memudahkan mengambil
berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan
masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi dengan anak, antara lain :

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga

2. Bercerita

3. Memfasilitasi

4. Biblioterapi

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan

6. Pilihan pro dan kontra

7. Penggunaan skala

8. Menulis

9. Menggambar

10. Bermain

Dampak dari komunikasi dengan kekerasan terhadap anak-anak adalah hilangnya fitrah
kelembutan. Berdasarkan pengalamannya, anak yang terbiasa dengan kekerasan, sejak kecil
sudah terlihat. Karena terbiasa dengan kekerasan, ia pun akan membutuhkannya setiap kali
akan melakukan sesuatu. Hal itu terjadi karena fitrah kelembutannya sudah melemah.
Komunikasi dengan kekerasan juga akan membuat anak tidak memiliki keberanian untuk
mengungkapkan pendapatnya.
I.B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang di maksud dengan komunikasi ?


2. Apakah yang di maksud dengan komunikasi pada anak ?
3. Apa saja komponen dalam komunikasi ?
4. Bagaimana sikap dalam berkomunikasi ?
5. Bagaimana tips dasar komunikasi pada anak ?
6. Bagaiman proses perkembangan komunikasi pada anak sesuai usia ?
7. Bagaimana cara berkomunikasi dengan anak ?
8. Apa saja prinsip-prinsip komunikasi pada anak ?

1.C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian komunikasi


2. Mengetahui pengertian komunikasi pada anak
3. Mengetahui tentang komponen dalam komunikasi
4. Mengetahui tentang sikap dalam berkomunikasi
5. Mengetahui tentang tips dasar komunikasi pada anak
6. Mengetahui proses perkembangan komunikasi pada anak sesuai usia
7. Mengetahui tentang cara berkomunikasi dengan anak
8. Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi pada anak
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau  penyampaian berita atau penerimaan
berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan atau berita itu
bias diterima atau dipahami.(Kamuspenerbit Gita Media Press. Kenangandari TIM PRIMA
PENA).Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien
(anak) merupakan proses belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional
klien.( Stuart G. W. 1998).

Secara umum komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara


positif mempengarui praktek-praktek kesehatan populasi besar. Sasaran utama komunikasi
kesehatan adalah melakukan perbaikan kesehatan yang berkaitan dengan praktek dan pada
gilirannya status kesehatan.Komunikasi kesehatan yang efektif merupakan suatu kombinasi
antara seni dan ilmu.

Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin ilmu meliputi pemasaran


sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan, komunikasi pendidikan, serta ilmu-ilmu
sosial yang lain. Hal ini saling melengkapi, saling tukarmenukar prinsip dan tehnik umum
satu sama lain sehingga masing-masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi
komunikasi kesehatan.

II.2 Pengertian komunikasi pada anak

Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan


diri kita dengan anak. Melalui komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang dan
selanjutnya anak akan memiliki suatu penghargaan pada dirinya.Secara umum pengertian
komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada
orang lain dengan harapan orang yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu
memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang
yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang
dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat
menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.

II.3 Komponen dalam Komunikasi

Komunikasi dapat terjadi bila prosesnya dapat berjalan dengan baik. Proses
komunikasi yang dimaksud di sini adlah pengirim pesan, penerus pesan, pesan itu sendiri,
media dan umpan balik. Proses tersebut merupakan suatu komponen dalam komunikasi yang
satu dengan yang lainnya saling berhubungan, di antara komponen dalam komunikasi adalah
sebagai berikut:

a. Pengirim Pesan

Pengirim pesan di sini adalah dapat individu dalam hal ini adalah anak, keluarga atau
kelompok yang melaksanakan komunikasi baik dengan individu (anak) ataupun kelompok
lain. Pengirim pesn dapat juga tempat berasalnya sumber pesan yang dikomunikasikan.
Pengirim pesan di sini adalah seseorang atau sumber pesan yang memberikan informasi atau
ide yang disampaikan. Pada praktik keperawatan pengiriman pesn komunikasi dapat terjadi
antara anak dengan perawat, dokter atau petugas kesehatan lainnya serta orang tua.

b. Penerima Pesan

Penerima pesan merupakan orang yng menerima berita atau lambing dapat berupa
klien (anak), keluarga tau masyarakat. Penerima pesan dalm praktik keperawatan anak adalah
anak itu sendiri dan juga bisa orang tua, mengigat dalam keperawatn anak orang tua itu
termasuk salah satu komponen dalam pemberian asuhan keperawatan dan terlibat secara
langsung.

c. Pesan

Pesan merupakan berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambing
pembicara, gerakan ataupun sikap. Pesan ini dapat berupa berbagai informasi tentang
masalah kesehatan anak atau informasi-informasi yang membantu kepercayaan diri anak.
d. Media

Media merupakan tempat berlakuna lambing saluran yang dapat meliputi suara dan
lambangitu sendiri. Media dalam komunikasi pada anak ini sangat beragam seperti suara,
atau beberapa hal yang dapat memudahkan dalam penerimaan pesan khususnya pada anak
sperti berupa gambar atau permainan secara konkret dan menarik bagi anak.

e. Umpan Balik

Umpan balik merupakan bagian prose komunikasi yang dapat digunakan sebagai alat
pencapaian pesan/informasi yang telah disampaikan. Komponen ini merupakan evaluasi
tercapainya informasi yang disampaikan pada anak, mengingat dalam komunikasi dengan
anak sering menemukan kesulitan dalam proses umpan balik karena anak merasa ketakutan
atau adanya dampak dari hospitalisasi.

II.4. Sikap dalam Komunikasi


Sikap dalam komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam membangun
efektivitas dari proses komunikasi, dengan sikap yang baik proses komunikasi dapat berjalan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ada. Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb
tahun 1983 menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus dilakukan
dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat meliputi:

a. Sikap Berhadapan

Berhadapan merupakan bentuk sikap di mana seseorang langsung bertatap muka atau
berhadapan langsung dengan anak (sesorang yang diajak komunikasi), sikap ini mempunyai
arti bahwa komunikator siap untuk berkomunikasi.

b. Sikap Mempertahankan Kontak

Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan yang bertujuan menghargai klien


dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan cara selalu
memperhatikan apa yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan
yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya .

c. Sikap Membunkuk Kearah Pasien


Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi yang menunjukkan
keinginan utuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan cara membungkuk sedikit kearah
pasien. Cara ini dilakukan menjaga komunikasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

d. Sikap Terbuka

Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak melipat,
tangan tidak menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama dalam
proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan diri dalam komunikasi dapat dilaksanakan.

e. Sikap Tetap Relaks

Sikap tetap relaks merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam member respons pada klien selama komunikasi. Sikap ini
sangat diperlukan sehingga saling memberikan berbagai informasi yang diharapkan tanpa
adanya sebuah paksaan.

Selain bebrapa sikap yang ada masih ada beberapa sikap non verbal selama
komunikasi yang juga masuk dalam kategori sikap, seperti: 1). Gerakan mata, gerakan mata
ini digunakan dalam memberikan perhatian. Gerakan mata merupakan cara interaksi yang
tepat, mengingat proses pendidikan dan sosialisasi anak dapat terwujud pada kontak mata. 2).
Ekspresi muka, sikap ini termasuk bahasa nonverbal yang banyak dipengaruhi oleh budaya.
Percaya atau tidak dapat dinilai keadaan ekspresi muka secara tidak disadari. 3). Sentuhan,
merupakn cara interaksi yang mendasar karena dengan sentuhan dapat memperhatikan
perasaan menerima dan menghargai. Ikatan kasih sayang ditentukan oleh pendengaran atau
suara. Sentuhan merupakan elemen penting dalam pembentukan ego, perasaan dan
kemandirian.

Pada komunikasi dengan anak sentuhan merupakan alat yang sangat penting karena
sebagai alat komunkasi dalam memperlihatkan kehangatan, kasih sayang, yang pada
kemudian hari (dewasa) dapat mengembangkannnya.
II.5. Tips Dasar Komunikasi pada Anak

Nilai altruistik perlu diwujudkan dengan kata-kata, seperti ucapan "terima kasih" atau
"tolong" saat meminta bantuan dan ini perlu ditanamkan pada anak. Menurut pakar
perkembangan ini, kata-kata tersebut lebih dari sekadar ungkapan sopan santun, namun
merupakan awal pemahaman tentang komunikasi.

Setiap orang tua pasti pernah mengalami kesulitan komunikasi dengan anak. Ada
masanya ketika anak anda tampak seperti mendengar perintah anda dengan penuh perhatian,
tetapi kemudian tidak ingat apa-apa mengenai percakapan itu. Ada masanya anak anda
berbicara terus menerus kemudian menuduh anda tidak mendengarkannya. Pada tahapan
yang berbeda, anak-anak berkomunikasi dengan cara yang berbeda.

Anak anda yang berusia lima tahun, dapat berubah seolah menjadi anak yang berusia
empat belas tahun yang menjawab pertanyaan anda dengan hanya satu kata saja. Anak-anak
mengalami masa-masa dimana mereka sangat terbuka mengenai perasaan mereka. Dan ada
kalanya, mereka lebih pendiam dan menyimpan sendiri pikiran-pikiran dan emosi mereka
sendiri. Akan tetapi berkomunikasi setiap waktu dengan anak-anak adalah penting.
Mempunyai hubungan baik yang terpelihara baik, tergantung pada komunikasi yang baik.

Anak-anak merupakan komunikator yang baik. Mereka akan berbicara,


mendengarkan sehingga mereka akan mendapatkan teman-teman,pendidikan,pekerjaan dan
lain-lain. Cara anda berbicara dan mendengarkan anak-anak anda sangat mempengaruhi
bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang lain. Karena anak ini mengetahui hampir
setiap naluri, bahwa komunikasi bukan hanya sekedar kata-kata yang keluar dari mulut anda.

Komunikasi adalah juga bahasa tubuh yang menyertai kata-kata ini. Komunikasi yang
baik adalah mengetahui kapan berbicara dan kapan untuk diam. Sebagaimana ketrampilan
interpersonal, kemampuan untuk berkomunikasi dibentuk pertama kali oleh hubungan
seorang anak dengan orang tuanya. Ketrampilan komunikasi dipelajari dirumah yaitu di masa
bayi.
II.6. Perkembangan Komunikasi Pada Anak Sesuai Usia

Dalam melakukan komunikasi pada anak tenaga kesehatan perlu memperhatikan


berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan
anak, metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam
melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses
komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.

1. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan


bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata,
pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.

Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan
ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya.
Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi,
inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa
bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap
ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara
(Behrman, 1996). Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk
menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat,
jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan
sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat
komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak
komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak,
adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan
dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis
atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi
2. Usia Sekolah (5-11 tahun)

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak
mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan
oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul,
pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang
kehidupan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana
yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu
yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari
objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan
dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini
akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

II.7. Cara Berkomunikasi dengan Anak.

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan
dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai
data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi dengan anak, antara lain :

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga.

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan


kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak. Selain itu dapat
digunakan cara dengan memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya
serta hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.
2. Bercerita.

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya
sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan
maupun gambar

3. Memfasilitasi.

Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau
respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita harus mampu
mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons
terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada anak.

4. Biblioterapi.

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan


perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan kepada anak.

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan.

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan
keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.

6. Pilihan pro dan kontra.

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui
perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang
positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.

7. Penggunaan skala.

Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit
pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya
8. Menulis.

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,
marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.
Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.

9. Menggambar.

Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan


ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan
anak akan mengungkapkan perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar
yang ditulisnya.

10. Bermain.

Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini
hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan
pesan-pesan dapat disampaikan.

II.8. Prinsip-prinsip komunikasi pada anak

Dalam komunikasi pada anak membutuhkan pertimbangan khusus sehingga dapat


mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan anak maupun dengan keluarga.Tenaga
kesehatan banyak menerima informasi dari orangtua, karena kontak antara orang tua dengan
antar umum akrab, informasi yang diberikan orang tua dapat diasumsikan dan diandalkan
dengan baik.Perawat memberikan perhatian periodic kepada bayi dan anak ketika mereka
bermain untuk membuat mereka berpartisipasi. Anak yang lebih besar dapat secara
aktif terlibat dalam komunikasi.Anak-anak umumnya responsive terhadap pesannon
verbal,gerakan yang tiba-tiba atau mengancamakan membuat mereka takut. Perawat
memasuki ruang dengan senyum yang lebar dan gerakan tangan tertentu akan menghalangi
terbentuknya hubungan. Perawat harus tetap anggun dan tenang, membirkan anak terlebih
dahulu bertindak dalam hubungan interpersonal. Nada suara yang tenang, bersahabat dan
yakin adalah yang terbaik. Anak tidak suka dipandangi. Ketika berkomunikasi, perawat harus
melakukan kontak mata.Anak kecil sering kali merasa tidak dapat berbuat apa-apa terutama
dalam situasi yang meliputi interaksi dengan personal perawatan kesehatan(W haleydan
Wong, 1995) Ketika diperlukan penjelasan atau petunjuk, tenaga kesehatan menggunakan
bahasa yang langsung dan sederhana, harus jujur, membohongi anak dengan mengatakan
bahwa prosedur yang menyakitkan tidak menyakitkan hanya akan membuat mereka marah.
Untuk  meminimalkan ketakutan dan kecemasan tenaga kesehatan harus selalu dengan segera
mengatakan pada mereka apa yang akan terjadi. Menggambar dan bemain adalah cara yang
efektif untuk berkomunikasi dengan anak. Hal ini memberikan kesempatan bagi anak untuk
berkomunikasi secara non-verbal dan secara verbal . Perawat dapat menggunakan gambar
tersebut sebagai dasar untuk memulai komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://syawir-uimkeperawatan.blogspot.com/2011/01/komunikasi-keperawatan-
komunikasi.html

Asuhan Keperawatan anak dan dalam kontek keluarga,usdiknakes Depkes RI Jakarta (1993)
Hubungan teraputik perawat- klien Budiana Keliat S.Kp
Elyshbet d.k.k, Asuhan Keperawatan anak. Universitas Indonesia

http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/makalah-komunikasi-pada-anak.html
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Salemba Medika :
Surabaya

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dalam berkomunikasi secara nob –verbal , secara serentak menggunakan semua


pancaindra kita dalam proses menerima dan mengirim berita. Bagaimana kita memakai panca
indra tadi dan bagaimana penginterpretasi berita yang diterima sangat menentukan observasi
kita. Orang tua merupakan fokus penting dalam komunikasi segi tiga walaupun tidak
mengabaikan saudara kandung, sanak saudara atau pembantunya. Dalam proses komunikasi
dalam keluarga kita dapat menggunakan langkah-langkah seperti : mendorong orang tua
untuk berbicara ; mengarahkan pada pokok permasalahan ; mendengar ; diam sejenak ;
meyakinkan ; menentukan masalah ; memecahkan masalah ; mengantisipasi bimbingan , dan
menghindari hambatan-hambatan komunikasi.

Walaupun tampaknya bayi tidak mampu berbicara, ternyata dia memilih bentuk
komunikasi prabicara seperti : tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Kemudian
bentuk komunikasi prabicara ini berkembang menjadi peran bicara dalam berkomunikasi.
Untuk mencapai ini dibutuhkan : persiapan fisik; kesiapan mental; model yang baik untuk
ditiru; kesempatan untuk praktek; motipasi yang tinggi; bimbingan yang tepat.

Komunikasi yang berkaitan dengan proses berpikir harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak. Proses berpikir pada anak-anak dimulai dari yang kongkrit ke
fungsional dan akhirnya keabstrak. Terdapat bermacam-macam tehnik berkomunikasi dengan
anak seperti tehnik komunikasi non verbal ; tehnik orang ketiga ; neurolinguistic
programming (N. C. P ) ; facilitativa responding ; bercerita ; bibliotherapy ; fantasy ; mimpi ;
pertanyaan “ bagaimana bila tiga permintaan “, rating game ; word association game ;
melengkapi kalimat dan pro & kontra. Sedang komunikasi verbal bagi kebanyakan anak &
orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya.
Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar,gerakan gambar keluarga,sociogram
, menggambar bersama dalam keluarga dan bermain.

Anda mungkin juga menyukai