Anda di halaman 1dari 25

1 MAKALAH AKUPUNKTUR PADA ADIKSI DAN PSIKOLOGI

2 “Penatalaksanaan Akupunktur Pada Kasus Kecemasan”


3 Tugas ini disusun demi memenuhi tugas mata kuliah
4 Akupunktur Pada Adiksi dan Psikologi
5 Dosen Pengampu : Imrok Atus Sholihah,SSt.,Akp.,MKM
6
7

8
9
10
11 Disusun Oleh :
121. Aftriani Anggun (P27240018050) 7.18Erlina Sekar J. K (P27240018062)
132. Alwan Dhafi (P27240018052) 8.19Fitriani (P27240018066)
143. Anamarlika S. F (P27240018053) 9.20Muh. Rafi N (P27240018072)
154. Dea Odelia L (P27240018057) 10.
21 Nur’aisyah Mega U (P27240018078)
165. Dini Kartika (P27240018059) 11.
22 Putri Miftahul Janah (P27240018080)
176. Efa Yusfi Asrifa (P27240018061)
23
24
25 POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
26 SARJANA TERAPAN AKUPUNKTUR dan HERBAL
27 TAHUN 2021/2022
28

i
29
30 KATA PENGANTAR
31
32 Alhamdullilah Rabil’Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
33senantiasa mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga tugas – tugas
34keseharian kami dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya terutama
35penyusunan makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi
36salah satu tugas terstruktur dari mata kuliah Akupunktur pada Adiksi dan
37Psikologi.
38 Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Imrok Atus
39Sholihah,SSt.,Akp.,MKM yang telah membantu dan membimbing kami. Untuk
40itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas kuliah
41Akupunktur pada Panca Indra ini dapat lebih baik lagi dan dapat bermanfaat.
42Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
43berkenang.
44
45
46 Surakarta, 1 September 2021
47
48
49 Penulis
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

ii
60
61 DAFTAR ISI
62
63Kata Pengantar .................................................................................................i
64Daftar Isi .........................................................................................................ii
65BAB I PENDAHULUAN
66A. Latar Belakang ..........................................................................................1
67B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
68C. Tujuan .......................................................................................................2
69BAB II PEMBAHASAN
70A. Kecemasan Menurut Western Medicine
71 1. Definisi Kecemasan ............................................................................3
72 2. Manifestasi Klinis Kecemasan..............................................................3
73 3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan..............................................5
74 4. Tingkat Kecemasan ..............................................................................6
75 5. Jenis-jenis Kecemasan .........................................................................7
76 6. Diagnosis Kecemasan .........................................................................8
77 7. Penatalaksanan Kecemasan .................................................................8
78 8. Pemeriksaan Penunjang pada Kecemasan ...........................................11
79B. Kecemasan Menururt Traditional Chinese Medicine
80 1. Definisi ..............................................................................................11
81 2. Etiologi ..............................................................................................12
82 3. Pathogenesis ......................................................................................13
83 4. Neurologi Akupunktur………………………………………………13
84 5. Deferensiasi Sindrom ........................................................................15
85 6. Penatalaksanaan Akupunktur ............................................................16
86BAB III PENUTUP
87A. Kesimpulan ................................................................................................19
88DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................21
89
90

iii
91
92 BAB I
93 PENDAHULUAN
94
95A. Latar Belakang
96 Kecemasan adalah hal yang normal di dalam kehidupan karena
97 kecemasan sangat dibutuhkan sebagai pertanda akan bahaya yang
98 mengancam. Namun ketika kecemasan terjadi terus-menerus, tidak rasional
99 dan intensitasnya meningkat, maka kecemasan dapat mengganggu aktivitas
100 sehari-hari dan disebut sebagai gangguan kecemasan (ADAA, 2010).
101 Kecemasan ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan
102 adanya perasaan khawatir (Durand dan Barlow, 2006). Gejala kecemasan
103 bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Gejala dapat
104 berupa perasaan yang tidak menyenangkan, ketakutan yang difus serta gejala
105 otonom seperti palpitasi, berkeringat, sakit kepala, jantung berdebar, sakit
106 perut, gelisah dan ketidakmampuan berdiri atau duduk dalam waktu yang
107 lama (Kaplan dan Sadock, 2010).
108 Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang umum
109 dengan prevalensi seumur hidup yaitu 16%-29% (Katz, et al., 2013).
110 Dilaporkan bahwa perkiraan gangguan kecemasan pada dewasa muda di
111 Amerika adalah sekitar 18,1% atau sekitar 42 juta orang hidup dengan
112 gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan obsesiv-kompulsif,
113 gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan umum dan fobia
114 (Duckworth, 2013). Sedangkan gangguan kecemasan terkait jenis kelamin
115 dilaporkan bahwa prevalensi gangguan kecemasan seumur hidup pada wanita
116 sebesar 60% lebih tinggi dibandingkan pria (NIMH dalam Donner & Lowry,
117 2013).
118 Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset
119 Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar
120 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia
121 mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-

1
122 gejala kecemasan dan depresi (Depkes, 2014). Terkait dengan mahasiswa
123 dilaporkan bahwa 25% mahasiswa mengalami cemas ringan, 60% mengalami
124 cemas sedang, dan 15% mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian
125 tersebut diketahui bahwa setiap orang dapat mengalami kecemasan baik
126 cemas ringan, sedang atau berat (Suyamto, et al., 2009).
127
128B. Rumusan Masalah
129 1. Apa pengertian kecemasan menurut western medicine dan Traditional
130 Chinese Medicine?
131 2. Apa saja penyebab kecemasan menurut western medicine dan Traditional
132 Chinese Medicine?
133 3. Apa saja tanda dan gejala pada kecemasan menurut western medicine
134 dan Traditional Chinese Medicine?
135 4. Bagaimana penatalaksanaan kecemasan menurut western medicine dan
136 Traditional Chinese Medicine?
137
138C. Tujuan
139 1. Untuk mengetahui pengertian kecemasan menurut Western Medicine dan
140 Traditional Chinese Medicine.
141 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kecemasan menurut western
142 medicine dan traditional Chinese Medicine.
143 3. Untuk mengetahui tanda dan gejala kecemasan Western Medicine dan
144 Traditional Chinese Medicine.
145 4. Untuk mengetahui penatalaksanaan kecemasan menurut Western
146 5. Medicine dan Traditional Chinese Medicine.
147
148
149
150
151
152

2
153
154 BAB II
155 LANDASAN TEORI
156
157A. Kecemasan Menurut Western Medicine
158 1. Definisi Kecemasan
159 Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir
160 yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
161 Banyak hal yang harus dicemaskan, misalnya kesehatan, relasi sosial,
162 ujian, karir, kondisi lingkungan dan sebagaianya. Adalah normal, bahkan
163 adaptif, untuk sedikit cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut.
164 Kecemasan bermanfaat bila hal tersebut mendorong untuk melakukan
165 pemeriksaan medis secara reguler atau memotivasi untuk belajar
166 menjelang ujian. Kecemasan adalah respon yang tepat terhadap ancaman,
167 tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai
168 dengan proporsi ancaman, atau sepertinya datang tanpa ada penyebabnya
169 – yaitu bila bukan merupakan respon terhadap perubahan lingkungan
170 (Nevid, dkk 2005)..
171 Menurut kamus Kedokteran Dorland, kata kecemasan atau disebut
172 dengan anxiety adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan,
173 berupa respon-respon psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi
174 bahaya yang tidak nyata atau khayalan, tampaknya disebabkan oleh
175 konflik intrapsikis yang tidak disadari secara langsung (Dorland, 2010).
176
177 2. Manifestasi Klinis Kecemasan
178 Menurut Jeffrey S. Nevid, dkk (2005: 164) dalam Ifdil dan Dona (2016)
179 ada beberapa ciri-ciri kecemasan, antara lain :
180 a Ciri fisik seperti kegelisahan, gugup, tangan atau anggota tubuh
181 gemetar, banyak berkeringat, telapak tangan berkeringat, pening atau
182 pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit
183 bernafas atau bernafas pendek, jantung yang berdebar keras atau

3
184 berdetak kencang, merasa lemas atau mati rasa, sensasi seperti
185 tercekik atau tertahan, panas dingin, sering buang air kecil, wajah
186 terasa memerah, diare, merasa sensitif atau “mudah marah” dan lain-
187 lain.
188 b Ciri behavioral seperti perilaku menghindar, perilaku melekat dan
189 dependen, dan perilaku terguncang.
190 c Ciri kognitif seperti khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu
191 akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa
192 depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi
193 tanpa ada penjelasan yang jelas, merasa terancam oleh orang atau
194 peristiwa, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan
195 ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa semuanya
196 tidak lagi bisa dikendalikan, khawatir terhadap hal-hal yang sepele,
197 sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran, dan lain-lain.
198
199 Gejala Klinis Kecemasan
200 Dadang Hawari (2006: 65-66) dalam Ifdil dan Dona (2016)
201 mengemukakan gejala kecemasan, antara lain :
202 a Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.
203 b Memandang masa depan dengan rasa was-was atau kekhawatiran.
204 c Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam
205 panggung).
206 d Sering merasa tidak bersalahatau suka menyalahkan orang lain.
207 e Tidak mudah mengalah.
208 f Gerakan sering serba salah, seperti tidak tenang bila duduk.
209 g Sering banyak mengeluh (keluhan-keluhan somatik) dan khawatir
210 berlebihan terhadap penyakit.
211 h Mudah tersinggung dan suka membesar-besarkan masalah yang kecil
212 (dramatisasi).
213 i Sering bimbang dan ragu dalam mengambil keputusan.
214 j Sering mengulang-ngulang pertanyaan.

4
215 k Sering bertindak histeris jika sedang emosi.
216 3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
217 Adler dan Rodman (dalam Annisa & Ifdil, 2016) menyatakan terdapat
218 dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu:
219 a. Pengalaman negatif pada masa lalu
220 Penyebab utama munculnya kecemasan yaitu adanya pengalaman
221 traumatis yang terjadi pada masa kanak-kanak. Peristiwa tersebut
222 mempunyai pengaruh pada masa yang akan datang. Ketika individu
223 menghadapi peristiwa yang sama, maka ia akan merasakan
224 ketegangan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Sebagai contoh
225 yaitu ketika individu pernah gagal dalam menghadapi suatu tes, maka
226 pada tes berikutnya ia akan merasa tidak nyaman sehingga muncul
227 rasa cemas pada dirinya.
228 b. Pikiran yang tidak rasional
229 Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam empat bentuk, yaitu.
230 1) Kegagalan ketastropik, individu beranggapan bahwa sesuatu yang
231 buruk akan terjadi dan menimpa dirinya sehingga individu tidak
232 mampu mengatasi permasalahannya.
233 2) Kesempurnaan, individu mempunyai standar tertentu yang harus
234 dicapai pada dirinya sendiri sehingga menuntut kesempurnaan dan
235 tidak ada kecacatan dalam berperilaku.
236 3) Persetujuan
237 4) Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang berlebihan,
238 ini terjadi pada orang yang memiliki sedikit pengalaman.
239 Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan kecemasan. Menurut
240 Iyus (dalam Saifudin & Kholidin, 2015) menyebutkan beberapa faktor
241 yang mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi
242 a Usia dan tahap perkembangan, faktor ini memegang peran yang
243 penting pada setiap individu karena berbeda usia maka berbeda pula
244 tahap perkembangannya, hal tersebut dapat mempengaruhi dinamika
245 kecemasan pada seseorang.

5
246 b Lingkungan, yaitu kondisi yang ada disekitar manusia. Faktor
247 lingkungan dapat mempengaruhi perilaku baik dari faktor internal
248 maupun eksternal. Terciptanya lingkungan yang cukup kondusif akan
249 menurunkan resiko kecemasan pada seseorang.
250 c Pengetahuan dan pengalaman, dengan pengetahuan dan pengalaman
251 seorangindividu dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah
252 psikis, termasuk kecemasan.
253 d Peran keluarga, keluarga yang memberikan tekanan berlebih pada
254 anaknya yang belum mendapat pekerjaan menjadikan individu
255 tersebut tertekan dan mengalami kecemasan selama masa pencarian
256 pekerjaan.
257
258 4. Tingkat Kecemasan
259 Menurut Stuart (1998) (dalam Prihatanti, 2010), tingkat kecemasan
260 dibagi menjadi :
261 a Ansietas ringan: berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
262 sehari-hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
263 meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi
264 belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
265 b Ansietas sedang: memungkinkan seseorang untuk memusatkan
266 padahal penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang
267 mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu
268 yang terarah.
269 c Ansietas berat: kecemasan yang sangat mengurangi lahan persepsi
270 seseorang. Seseorang cenderung memusatkan pada sesuatu yang
271 terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua
272 perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
273 memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu
274 area lain.
275 d Tingkat panik dari ansietas: berhubungan dengan terperangah,
276 ketakutan dan teror. Pola pikir terpecah dari proporsinya karena

6
277 mengalami kehilangan kendali, tidak mampu melakukan sesuatu
278 walaupun dengan pengarahan. Terjadi peningkatan aktivitas motorik,
279 menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
280 persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional, dapat
281 terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.
282
283 5. Jenis-jenis Kecemasan
284 Jenis-jenis kecemasan menurut Zaviera (2016) dan Freud (dalam
285 Nida,2014) diantaranya yaitu:
286 a Kecemasan obyektif (Realistics) ialah jenis kecemasan yang
287 berorientasi pada aspek bahaya – bahaya dari luar seperti misalnya
288 melihat atau mendengar sesuatu yang dapat berakibat buruk.
289 Kecemasan ini dikenal sebagai kecemasan yang objektif sebagai
290 reaksi dari ego yang terjadi setelah ia mengalami situasi yang
291 membahayakan.
292 b Kecemasan neurosis adalah suatu bentuk jenis kecemasan yang
293 apabila insting pada panca indera tidak dapat dikendalikan dan
294 menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang dapat dikenakan sanksi
295 hukum. Kecemasan neurosis dipengaruhi oleh tekanan id. Kecemasan
296 ini muncul karena pengalaman pada suatu objek yang menurutnya
297 berbahaya sehingga menimbulkan bayangan-bayangan yang
298 membuatnya merasa terancam.
299 c Kecemasan moral adalah jenis kecemasan yang timbul dari perasaan
300 sanubari terhadap perasaan berdosa apabila seseorang melakukan
301 sesuatu yang salah. Moral anxiety adalah kecemasan yang disebabkan
302 adanya konflik antara ego dan superego. Moral anxiety mucul ketika
303 individu merasa bersalah, yaitu ketika ia melanggar norma moral
304 ataupun tidak sesuai dengan nilai moral yang ada sehingga ia
305 mendapatkan hukuman dari superego
306
307

7
308 6. Diagnosis Kecemasan
309 Gangguan kecemasan umum kerap sulit dikenali, terutama karena
310 gejalanya yang cenderung mirip dengan gangguan kejiwaan lain. Oleh
311 karena itu, banyak ahli menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical
312 Manual of Mental Disorders (DSM-5) guna mendiagnosis gangguan ini.
313 Kriteria DSM-5 untuk gangguan kecemasan meliputi:
314 a Mengalami kecemasan berlebihan hampir setiap hari dalam jangka
315 waktu setidaknya enam bulan.
316 b Sulit mengendalikan perasaan cemas.
317 c Perasaan cemas yang mendominasi akan memengaruhi kehidupan
318 sehari-hari, termasuk pekerjaan.
319 d Mengalami tiga gejala di antara uring-uringan, kelelahan, gelisah, otot
320 tegang, atau insomnia bagi orang dewasa, dan satu di antara gejala-
321 gejala tersebut bagi anak-anak.
322 e Kecemasan yang tidak ada kaitannya dengan kondisi psikologis lain
323 (seperti, PTSD atau serangan panik), penyakit tertentu, maupun
324 penggunaan obat-obatan terlarang.
325
326 7. Penatalaksanaan Kecemasan
327 Penatalaksanaan gangguan cemas menyeluruh bisa saja diperlukan
328 sepanjang hidup. Biasanya pengobatan dilakukan selama 6-12 bulan
329 untuk menghilangkan gejala pada pasien. Namun gangguan cemas
330 menyeluruh dapat bermanifestasi menjadi penyakit kronis sehingga
331 kadang membutuhkan pengobatan lebih lama. Kira kira 25% pasien
332 mengalami kekambuhan dalam bulan pertama setelah dihentikan terapi
333 dan 60-80% kambuh selama perjalanan tahun selanjutnya.
334 Penatalaksanaan gangguan cemas menyuluruh biasanya dilakukan
335 dengan rawat jalan. Indikasi rawat inap pada pasien gangguan cemas
336 menyeluruh adalah bila disertai dengan depresi mayor yang memiliki
337 keinginan bunuh diri, atau gangguan mental lain, dan berpotensi
338 membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

8
339 Terapi gangguan cemas menyeluruh dapat dibagi menjadi dua
340 yakni terapi farmakologis dan psikoterapi.
341 a Terapi Farmakologis (Medikamentosa)
342 Pilihan medikamentosa yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan
343 gangguan cemas menyeluruh adalah :
344 1) Benzodiazepin
345 Obat pilihan untuk mengatasi gangguan cemas menyeluruh
346 adalah obat golongan benzodiazepin. Pemberian obat golongan
347 benzodiazepin dilakukan secara bertahap dimulai dengan
348 pemberian dosis terendah dinaikan secara berkala sesuai
349 kebutuhan. Golongan benzodiazepin pilihan adalah obat kerja
350 cepat waktu paruh menengah dengan dosis terbagi. Hal ini
351 dilakukan untuk mencegah efek samping, ketergantungan dan
352 efek putus obat. Lama pengobatan rata-rata 4-6 minggu
353 dilanjutkan dengan masa penurunan dosis berkala selama 1-2
354 minggu.
355 Cara kerja obat golongan benzodiazepin adalah bekerja
356 pada reseptor GABA. Asam amino GABA adalah
357 neurotransmitter inhibisi yang utama di otak. Ikatan antara GABA
358 dengan reseptornya akan memasukkan ion klorida secara pasif ke
359 dalam sel sehingga terjadi hiperpolarisasi neuron. Kondisi
360 hiperpolarisasi ini akan menyebabkan penghambatan pelepasan
361 transmisi neuronal.
362 Beberapa golongan benzodiazepin yang dapat digunakan
363 pada gangguan cemas menyeluruh adalah diazepam, clonazepam,
364 alprazolam, lorazepam dan clobazam. Efek samping yang
365 mungkin terjadi pada penggunaan benzodiazepin adalah
366 mengantuk, sakit kepala, ataksia, dan peningkatan nafsu makan.
367 2) Buspiron
368 Buspiron efektif pada 60-80% penderita gangguan cemas
369 menyeluruh. Buspiron efektif untuk memperbaiki gejala kognitif.

9
370 Buspiron tidak terlalu efektif dalam memperbaiki gejala somatis.
371 Obat ini tidak memiliki efek putus obat. Obat ini tidak bekerja
372 cepat, efek obat baru mulai dirasakan setelah 2-3 minggu
373 pengobatan. Pasien yang sebelumnya mendapat terapi
374 benzodiazepin tidak memiliki efek pada pemberian buspiron.
375 Pemberian benzodiazepin bersamaan dengan buspiron
376 memberikan respon yang baik. Pemberian kombinasi terapi
377 benzodiazepin dan buspiron diberikan selama 2-3 minggu
378 pertama dilanjutkan dengan penurunan dosis berkala
379 benzodiazepin saat buspiron sudah mulai menunjukkan efek
380 terapi.
381 3) SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)
382 Pemberian SSRI efektif terutama pada pasien gangguan
383 cemas menyeluruh dengan gangguan depresi. Obat golongan
384 SSRI yang menjadi pilihan adalah sertralin dan paroxetin
385 dibanding fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan
386 kecemasan sementara.
387
388 b Tatalaksana Non-farmakologi
389 Tatalaksana non-farmakologis memiliki peranan penting dalam
390 penatalaksanaan gangguan cemas menyeluruh. Terapi yang dapat
391 dilakukan adalah terapi kognitif-perilaku (cognitive behavioural
392 therapy) dan terapi suportif.
393 1) Terapi Kognitif-Perilaku
394 Terapi kognitif-perilaku dilakukan dengan mengajak pasien
395 secara langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan
396 perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung. Teknik yang
397 biasa dilakukan pada pendekatan perilaku adalah teknik relaksasi
398 dan biofeedback. Selain itu, dapat juga dilakukan metode
399 restrukturisasi, terapi relaksasi dan interoceptive. Tujuan terapi ini
400 adalah membantu pasien memahami pemikirannya secara

10
401 otomatis dan keyakinan yang salah sehingga terjadi respons
402 emosional berlebihan seperti gangguan cemas menyeluruh.
403 2) Terapi Suportif
404 Terapi suportif dilakukan dengan pasien diberikan
405 penegasan kembali dan kenyamanan. Terapis juga mengajak
406 pasien menggali potensi-potensi yang ada dan belum tampak
407 dalam dirinya, didukung egonya agar dapat beradaptasi optimal
408 dalam menjalankan fungsi sosial dan pekerjaannya.
409 3) Psikoterapi Berorientasi Tilikan
410 Terapi ini dilakukan dengan mengajak pasien untuk
411 mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik kekuatan
412 egonya, relasi objek serta keutuhan self pasien. Dari pemahaman
413 pasien akan konsep-konsep tersebut, terapis akan mampu
414 memperkirakan sejauh mana dapat berubah menjadi pribadi yang
415 lebih matur. Terapis juga dapat membantu pasien agak mampu
416 beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
417
418 8. Pemeriksaan Penunjang Pada Kecemasan
419 Umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang untuk dapat
420 menegakkan diagnosis gangguan cemas menyeluruh. Pemeriksaan
421 penunjang dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti
422 gangguan medis umum dan gangguan mental akibat penggunaan obat.
423 Pemeriksaan penunjang yang mungkin dibutuhkan pada pasien gangguan
424 cemas menyeluruh adalah EKG atau tes fungsi tiroid pada pasien yang
425 mengeluh berdebar-debar. Pemeriksaan tes kimia dan intoksikasi obat
426 dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami gejala tersebut akibat
427 penggunaan obat-obat tertentu.
428
429B. Kecemasan Menurut Traditional Chinese Medicine
430 1. Definisi Kecemasan

11
431 Saputra (2017) mengatakan bahwa dalam teori akupunktur organ
432yang berperan penting dalam kecemasan adalah jantung. Hal ini dapat
433dimaklumi karena dalam keadaan cemas akut seseorang dapat merasakan jantung
434berdebar, muka merah akibat aliran darah meningkat, atau muka
435pucat jika kecemasan meningkat menjadi takut, dan jantung dianggap pusat dari
436segalanya termasuk pikiran (house of mind).
437 Kecemasan adalah salah satu penyebab paling umum dari penyakit,
438Maciocia (2005) menyebutkan bahwa ketidak-seimbangan organ internal
439sangat rentan terhadap terjadinya kecemasan, setiap orang mempunyai
440faktor kecemasan masing-masing seperti tuntutan pekerjaan yang tinggi,
441kehidupan sosial, dan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-
442hari.
443 Hal-hal tersebut dapat memicu seseorang mengalami kelemahan
444konstitusional sehingga didalam TCM dapat menyebabkan ketidak-
445seimbangan sistem organ limpa, jantung, dan paru atau kombinasi dari
446ketiganya. Ketidak-seimbangan sistem organ paru dapat memunculkan
447berbagai gejala seperti nafas pendek, sesak didada, tenggorokan kering,
448nyeri pada pundak, kopleksi wajah pucat. Sedangkan ketidak-seimbangan
449sistem organ limpa dapat memunculkan berbagai gejala seperti kehilangan nafsu
450makan, tidak nyaman pada epigastrik, nyeri abdominal, mudah lelah, dan wajah
451pucat (Maciocia, 2005).
452 anxiety berhubungan dengan ketidakseimbangan meridian Chong, dimana
453terjadi kondisi gangguan pergerakan Qi dalam tubuh. Kondisi ini disertai dengan
454peningkatan denyut jantung, palpitasi dan rasa takut berlebihan.
455
456 2. Etiologi
457 Pendekatan Pengobatan Tradisional Cina (TCM) untuk masalah kecemasan
458adalah memperlakukan mereka sebagai gangguan Shan You Si, yang diyakini
459mempengaruhi Organ Zang. The Heart Zang menyimpan Shen atau roh dan setiap
460Zang Organ bertanggung jawab atas emosi seseorang. Zang Hati terikat dengan
461kemarahan, Zang Limpa dengan kekhawatiran yang berlebihan, Ginjal dengan

12
462ketakutan, dan Paru-paru dengan kesedihan dan kecemasan. Gangguan pada satu
463atau lebih dari Organ Zang ini dapat menyebabkan keadaan emosi yang tidak
464seimbang.
465
466 3. Pathogenesis

467
468 4. Neurologi Akupunktur
469 Saputra (2000) menjelaskan bahwa penjaruman pada titik
470akupunktur merupakan stimulasi sensorik khusus yang dapat mengaktifkan

13
471reaksi sistem saraf tingkat lokal, regional (medula spinalis) dan general
472(otak). Sedangkan menurut Hohman (2014) akupunktur menyeimbangkan
473energi yang dikenal sebagai Qi yang mengalir melalui jalur tubuh atau
474meridian. Penusukan jarum akupunktur merangsang sistem saraf untuk
475menghasilkan bahan kimia atau neurotransmiter, merangsang bagian otak
476yang mengendalikan emosi, termasuk kecemasan.
477 Yi Liu dan Chung Leung (2013) menyatakan bahwa teori
478akupunktur menyebutkan mengenai perjalanan meridian yang
479menghubungkan antara viscera, organ, dan ekstremitas. Konsep meridian
480sangat berperan penting dalam teori kedokteran timur. Sebagian besar
481perjalanan meridian melewati sistem saraf perifer maka hal ini dapat
482dijelaskan secara modern bahwa efek penusukan pada titik akupunktur
483berjalan di sepanjang saraf perifer, baik secara langsung atau berdekatan
484dengan saluran yang terkait.
485 Campbell (2001) menyatakan bahwa penusukan titik akupunktur
486berpengaruh terhadap sistem limbik. Seperti yang diketahui sistem limbik
487berpengaruh terhadap emosi dan ingatan. Pasien yang menjalani terapi
488akupuktur dapat merasakan efek rileks dan tenang. Hal ini menunjukan
489bahwa sistim limbik dapat distimulasi menggunakan penusukan pada titik
490akupunktur.
491 Aktivasi sistem saraf oleh akupunktur bertujuan untuk
492menyeimbangkan neurotransmiter dan neurokimiawi di sistem saraf pusat
493(Zhao et al, 2008). Efek penusukan akupunktur sangat berhubungan erat
494dengan neurotransmiter yang berada di sistem saraf pusat. Terdapat
495berbagai jenis neurotransmiter yang berada pada sistem saraf, dan beberapa
496penelitian akupunktur telah melaporkan yang termasuk kedalam
497neurotransmiter tersebut adalah GABA, 5-hydroxytryptamine (5-HT),
498dopamine (DA), nor adrenalin (NA), acetylcholinesterase (AchE), dll.
499Penelitian tentang mekanisme analgesia akupunktur juga menemukan hubungan
500erat antara efek penusukan akupunktur terhadap neurotransmiter

14
501seperti Ach, GABA, CCK-8, 5-HT, DA, dan NE, termasuk pengeluaran
502berbagai macam endorfin endogene (Yi Liu &Chung Leung, 2013).
503
504 5. Deferensiasi Sindrom
505  Defisiensi jantung dan kandung empedu
506 Manifestasi: Palpitasi, kecemasan, mudah takut, kurangnya
507 kepercayaan diri, mudah putus asa, insomnia, mudah terbangun di
508 pagi hari. Lidah pucat, nadi lemah. Karakteristik personal mudah
509 takut, pemalu, susah mengambil keputusan, tidak bisa menjadi
510 pemimpin, sering mengalami cemas berlebihan.
511  Defisiensi darah jantung
512 Manifestasi: palpitasi, kecemasan, pusing, wajah pucat, insomnia,
513 mudah lupa, mudah lelah. Lidah pucat dan otot lidah tipis, nadi
514 berombak. Karakterisktik personal seperti wanita, pucat, murung,
515 gelisah, sering bersembunyi.
516  Defisiensi yin jantung dan ginjal
517 Manifestasi: Palpitasi, kecemasan dimalam hari, insomnia, keringat
518 malam, terasa panas di malam hari, panas di 5 titik, pusing dan
519 tinnitus. Lidah merah tanpa selaput. Nadi mengambang dan cepat.
520 Karakteristik personal seperti usia remaja/dewasa muda, mudah
521 gelisah dan resah.
522  Defisiensi yang jantung
523 Manifestasi: Palpitasi, kecemasan, wajah pucat, terasa kedinginan,
524 terutama di tangan, sesak nafas, rasa tidak nyaman di dada. Lidah
525 pucat dan basah. Nadi dalam dan lemah.Karakteristik personal seperti
526 murung dan lesu, susah bicara.
527  Defisiensi qi jantung dan paru-paru
528 Manifestasi: Palpitasi, kecemasan, mudah takut, mudah sedih,
529 gampang menangis, suara lemah, sesak nafas, sering tearasa dingin.
530 Lidah pucat. Nadi lemah. Karakteristik personal seperti mudah sedih,
531 wajah pucat, suara pelan dan lemah.

15
532  Stagnasi qi jantung dan paru-paru
533 Manifestasi Palpitasi, kecemasan, terasa tertekan di dada, depresi,
534 terasa seperti ada benjolan di tenggorokan, sesak nafas, nyeri tertekan
535 di epigastrik. . Lidah pucat keunguan. Nadi kosong sedikit
536 bergelombang. Karakteristik personal seperti cemas, khawatir dan
537 sedih.
538  Stasis darah jantung
539 Manifestasi: Kecemasan, insomnia, mudah lupa, nyeri dada, suka
540 menghasut. Lidah keunguan. Nadi tegang. Karakteristik personal
541 seperti anak usia remaja/dewasa muda, cemas di sore hari dan tengah
542 malam.
543  Defisiensi yin jantung dan paru-paru
544 Manisfestasi: Kecemasan, batuk kering/ sedikit sputum, suara lemah,
545 mulut dan tenggorokan kering, palpitasi, insomnia, tidur terganggu
546 mimpi, mudah lupa, mudah haus, malas bicara, keringat malam. Lidah
547 warna merah normal selaput kering di bagian depan. Nadi
548 mengambang dan kosong. Karakteristik personal seperti cemas,
549 khawatir dan sedih
550  Pleghma panas menyerang jantung
551 Manifestasi: Kecemasan, insomnia, palpitasi, sering mimpi, rasa penuh
552 di dada, tenggorokan berisi sputum, perilaku maniak. Lidah merah
553 dengan selaput kuning. Nadi cepat dan licin. Karakteristik personal
554 seperti mudah cemas berlenoh, sering menghasut.
555
556 6. Penatalaksanaan Akupunktur
557 Titik utama:
558 GV 24 SHENTING  menenangkan pikiran dan menutrisi Jantung
559 GB 13 BENSHEN  menenangkan pikiran dan Yang Hati, serta
560 membersihkan otak dari angin-phlegma
561 GV 19 HOUDING  membuka jalur pikiran lebih baik, mengatasi
562 gangguan perilaku maniac

16
563
564  Defisiensi jantung dan kandung empedu.
565 HT7 Shenmen, HT5 Tongli, BL15 Xinshu, CV14 Juque, GB40 Qiuxu,
566 ST36 Zusanli. Semua dengan metode penguatan. Moxa berlaku untuk
567 lidah yang pucat.
568 Prinsip terapi: tonifikasi jantung dan kandung empedu, menenangkan
569 pikiran.
570
571  Defisiensi darah jantung
572 HT7 Shenmen, CV14 Juque, ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjiao. Semua
573 dengan metode penguatan. Moksa dapat digunakan.
574 Prinsip terapi: nutrisi darah jantung, menenangkan pikiran.
575
576  Defisiensi yin jantung dan ginjal
577 HT7 Shenmen, CV14 Juque, KI3 Taixi, CV4 Guanyuan, SP6
578 Sanyinjiao, HT6 Yinxi, KI7 Fuliu. metode penguatan.
579 Nutrisi jantung dan yin ginjal, membersihkan panas, menenangkan
580 pikiran.
581
582  Defisiensi Yang jantung
583 HT5 Tongli, BL15 Xinshu, DU14 Dazhui, CV6 Qihai, ST36 Zusanli.
584 Metode penguatan. Moksa dapat digunakan.
585 Prinsip terapi: tonifikasi Yang jantung, menenangkan pikiran.
586
587  Defisiensi Qi jantung dan paru-paru
588 HT5 Tongli, HT7 Shenmen, BL15 Xinshu, CV14 Juque, LU9 Taiyuan,
589 LU7 Lique, BL13 Feishu, DU12 Shenzhu, CV12 Zhongwan, CV6
590 Qihai, ST36 Zusanli. Metode penguatan.
591 Prinsip terapi: tonifikasi jantung dan qi paru-paru, menenangkan
592 pikiran.
593

17
594  Stagnasi qi jantung dan paru-paru
595 HT5 Tongli, HT7 Shenmen, PC6 Neiguan, CV15 Jiuwei, CV17
596 Shanzhong, LU7 Lique, ST40 Fenglong. Metode biasa.
597 Prinsip terapi: melancarkan qi di jantung dan paru-paru, rilekskan
598 dada, tenangkan pikiran.
599
600  Defisiensi Yin jantung dan paru-paru
601 LU9 Taiyuan, CV17 Shanzhong, BL43 Gaohuangshu, BL13 Feishu,
602 CV4 Guanyuan, SP6 Sanyinjiao, CV12 Zhongwan, HT7 Shenmen,
603 CV14 Juque, CV15 Jiuwei. Metode penguatan.
604 Nutrisi paru-paru dan yin jantung, menenangkan pikiran.
605
606  Stasis darah jantung
607 HT5 Tongli, PC6 Neiguan, CV14 Juque, CV15 Jiuwei, LV3 Taichong,
608 SP6 Sanyinjiao. Metode biasa.
609 Menguatkan darah jantung, menghilangkan stasis, menenangkan
610 pikiran.
611
612
613  Pleghma panas menyerang jantung
614 PC5 Jianshi, HT8 Shaofu, CV12 Zhongwan, ST8 Touwei, GB13
615 Benshen, CV15 Jiuwei, DU24 Shenting. Metode biasa pada semua
616 titik kecuali CV12, yang harus ditusuk dengan metode penguat.
617 Prinsip terapi Mengatasi dahak. Bersihkan panas hati, tenangkan
618 pikiran, membuka lubang pikiran.
619
620
621
622
623
624

18
625 BAB II
626 PENUTUP
627
628A. Kesimpulan
629 Kecemasan adalah respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi
630 kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan
631 proporsi ancaman, atau sepertinya datang tanpa ada penyebabnya – yaitu bila
632 bukan merupakan respon terhadap perubahan lingkungan (Nevid, dkk 2005).
633 ciri-ciri kecemasan meliputi ciri fisik, ciri behavioral dan ciri kognitif. Gejala
634 klinis kcemasancemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang, kurang
635 percaya diri, gugup, tidak mudah mengalah, mudah tersinggung, sering
636 bimbang dalam mengambil keputusan, sering mengulang-ngulang pertanyaan
637 dan sering bertindak histeris jika sedang emosi.
638 Dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan yaitu pengalaman
639 negatif pada masa lalu dan pikiran yang tidak rasional. Faktor lain yang
640 mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi usia dan tahap perkembangan,
641 lingkungan, pengetahuan dan pengalaman, serta peran keluarga. Tingkat
642 kecemasan antara lain ansietas ringan, ansietas sedang, ansietas berat dan
643 tingkat panik dari ansietas.
644 Jenis-jenis kecemasan meliputi kecemasan obyektif (Realistics),
645 kecemasan neurosis, dan kecemasan moral. Terapi gangguan cemas
646 menyeluruh dapat dibagi menjadi dua yakni terapi farmakologis dan
647 psikoterapi. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan
648 diagnosis banding seperti gangguan medis umum dan gangguan mental akibat
649 penggunaan obat. Pemeriksaan penunjang yang mungkin dibutuhkan pada
650 pasien gangguan cemas menyeluruh adalah EKG atau tes fungsi tiroid pada
651 pasien yang mengeluh berdebar-debar.
652 Anxiety berhubungan dengan ketidakseimbangan meridian Chong,
653 dimana terjadi kondisi gangguan pergerakan Qi dalam tubuh. Kondisi ini
654 disertai dengan peningkatan denyut jantung, palpitasi dan rasa takut
655 berlebihan.

19
656 The Heart Zang menyimpan Shen atau roh dan setiap Zang Organ bertanggung
657jawab atas emosi seseorang. Zang Hati terikat dengan kemarahan, Zang Limpa
658dengan kekhawatiran yang berlebihan, Ginjal dengan ketakutan, dan Paru-paru
659dengan kesedihan dan kecemasan. Gangguan pada satu atau lebih dari Organ
660Zang ini dapat menyebabkan keadaan emosi yang tidak seimbang.
661 Efek penusukan akupunktur sangat berhubungan erat
662dengan neurotransmiter yang berada di sistem saraf pusat. Terdapat
663berbagai jenis neurotransmiter yang berada pada sistem saraf, dan beberapa
664penelitian akupunktur telah melaporkan yang termasuk kedalam
665neurotransmiter tersebut adalah GABA, 5-hydroxytryptamine (5-HT),
666dopamine (DA), nor adrenalin (NA), acetylcholinesterase (AchE), dll.
667
668
669
670
671
672
673
674
675
676
677
678
679
680
681
682
683
684
685
686

20
687 DAFTAR PUSTAKA
688
689Annisa, D.F & Ifdil. (2016). Konsep kecemasan (anxiety) pada lanjut usia
690(Lansia). Jurnal Konselor, 5(2). 93-99
691
692Bhatt NV. Anxiety Disorders. Medscape. 2017. Dapat diakses pada:
693https://emedicine.medscape.com/article/286227-overview#a2
694
695Dadang Hawari., 2006). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya
696Baru.
697
698Dorland, W.A. (2010). Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 31. Jakarta : EGC.
699
700Durand, Mark dan Barlow, David. 2006. Psikologi Abnormal. Yogyakarta:
701Pustaka Pelajar.
702
703Ham P, Waters DB, Oliver MN. Treatment of panic disorder. Am Fam Physician.
7042005; 15; 71 (4): 733-739.

706Hawari, D. (2011). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Edisi ke 2. Jakarta :


707Balai Penerbit FKUI.
708
709Ifdil & Dona., 2016. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).
710Konselor, nomor II (5), halaman : 93-99. Available
711at:https://www.google.com/url?
712sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjw
713pnFmt3yAhXObSsKHa4xCqkQFnoECAMQAQ&url=http%3A%2F
714%2Fejournal.unp.ac.id%2Findex.php%2Fkonselor%2Farticle%2Fdownload
715%2F6480%2F5041&usg=AOvVaw3uup6lwVIMSVys-GmA3PG7.
716

21
717Jeffrey S. Nevid, dkk., 2005. Psikologi Abnormal. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta:
718Erlangga.
719
720Nevid, J.F., Rathus, S.A., Greene, B. & (2005). Psikologi Abnormal edisi kelima
721Jilid 1. Jakarta: Erlangga
722
723Permenkes. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
724Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
725Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
726
727Prihayanto, Kelik. 2010. Regional. Kompas.com/read/2010/04/28/08461180/duh-
728tak-lulus-un. Diakses pada 12 Februari 2015. 08: 46.
729
730Redayanti P. Gangguan Cemas Menyeluruh. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G
731(ed). Buku Ajar Psikiatri. Ed 2. 2014. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
732
733Spett, M. Cognitive-behaviour therapy for panic attacks. 2008. Dapat diakses
734pada: http://www.njact.org/panic.html
735
736Zeviera, F. 2007. Teori Kepribadian. Yogyakarta: Ar-Russ Media
737
738Saputra, Koosnadi. 2017. Akupunktur Dasar. Surabaya: Airlangga University
739Press
740
741Champbell, Anthony. 2001. Acupuncture in Practice Beyond Points and
742Meridians. USA: Elsevier Science
743Yi Liu, Tang. Chung Leung, Ping. 2013. Evidence-Based Acupuncture.
744Singapore:Stallion Press
745
746Maciocia, Geovani. 2005. The Foundations of Chinese Medicine. USA: Elsevier
747Limited

22

Anda mungkin juga menyukai