Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselasaikan dengan baik. Makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Biologi Dasar.

Kami menyadari bahwa sepenuhnya penulisan makalah ini tidak terlepas dari batasan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini pmasih terdapat banyak


kekurangan, oleh sebab itu penulis memohon maaf dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat luas.

Surakarta, 26 November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………....1

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………...2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………………………..3
1.2 Rumusan
masalah……………………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan
………………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis trauma kepala…………………………………………………………………………


5-6

2.2 Pendaharaan intrakarnial……………………………………………………………………


7-8

2.3 Skor koma


glaslow………………………………………………………………………….8-9

2.4 Macam-macam trauma


kepala……………………………………………………………..9-10

2.5 Penyebab trauma


kepala………………………………………………………………….10-11

BAB III PENUTUP

3.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………….12-15

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lebih dari 80% penderita trauma  yang datang ke rumah sakit selalu disertai
cedera kepala. Sebagaian besar penderita trauma kepala disebabkan oleh kecelakaan
lalu lintas,berupa tabrakan sepeda motor,mobil,sepeda dan penyeberang jalan yang
ditabrak. Sisanya disebabkan oleh jatuh dari ketinggian,tertimpa benda (ranting
pohon,kayu,dll), olahraga, korban kekerasan (misalnya: senjata
api,golok,parang,batang kayu,palu,dll)
Kontribusi paling banyak terhadap trauma kepala serius adalah ada kecelakaan
sepeda motor,dan sebagian besar diantaranya tidak menggunakan helm atau
menggunakan helm yang tidak memadai (>85%). Dalam hal ini dimaksud dengan
tidak memadai adalah helm yang terlalu tipis dan penggunaan helm tanpa ikatan yang
memadai,sehingga saat penderita terjatuh,helm sudah terlepas sebelum kepala
membentur lantai.
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau
gangguan fungsional jaringan otak (Sastrodiningrat, 2009). Menurut Brain Injury
Association of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan
bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan
fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik. Luka pada kulit dan
tulang dapat menunjukkan lokasi (area) dimana terjadi trauma (Sastrodiningrat,
2009). Cedera yang tampak pada kepala bagian luar terdiri dari dua, yaitu secara garis
besar adalah trauma kepala tertutup dan terbuka. Trauma kepala tertutup merupakan
fragmen-fragmen tengkorak yang masih intak atau utuh pada kepala setelah luka. The
Brain and Spinal Cord Organization 2009, mengatakan trauma kepala tertutup adalah
apabila suatu pukulan yang kuat pada kepala secara tiba-tiba sehingga menyebabkan
jaringan otak menekan tengkorak.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan tentang jenis trauma kepala?
2. Bagaimana penjelasan tentang pendarahan intrakarnial?
3. Bagaimana penjelasan tentang skor koma glasglow (SKG)?
4. Bagaimana penjelasan tentang macam-macam trauma kepala?
5. Bagaimana penyabab trauma kepala?

3
1.3. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan tentang jenis trauma kepala.
2. Mengetahui penjelasan tentang pendarahan intrakarnial.
3. Mengetahui penjelasan tentang skor koma glasglow.
4. Mengetahui penjelasan macam-macam trauma kepala.
5. Mengetahui penyebab trauma kepala.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jenis Trauma Kepala
Kemungkinan kecederaan atau trauma adalah seperti berikut;
A. Fraktur
Menurut American Accreditation Health Care Commission, terdapat 4
jenis fraktur yaitu simple fracture, linear or hairline fracture, depressed fracture,
compound fracture. Pengertian dari setiap fraktur adalah sebagai berikut:
 Simple : retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit
 Linear or hairline: retak pada kranial yang berbentuk garis halus tanpa
depresi, distorsi dan ‘splintering’.
 Depressed: retak pada kranial dengan depresi ke arah otak.
 Compound : retak atau kehilangan kulit dan splintering pada tengkorak. Selain
retak terdapat juga hematoma subdural (Duldner, 2008).

Terdapat jenis fraktur berdasarkan lokasi anatomis yaitu terjadinya retak atau
kelainan pada bagian kranium. Fraktur basis kranii retak pada basis kranium. Hal
ini memerlukan gaya yang lebih kuat dari fraktur linear pada kranium. Insidensi
kasus ini sangat sedikit dan hanya pada 4% pasien yang mengalami trauma kepala
berat (Graham and Gennareli, 2000; Orlando Regional Healthcare, 2004).
Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan fraktur basis kranii
yaitu rhinorrhea (cairan serobrospinal keluar dari rongga hidung) dan
gejala raccoon’s eye  (penumpukan darah pada orbital mata). Tulang pada foramen
magnum bisa retak sehingga menyebabkan kerusakan saraf dan pembuluh darah.
Fraktur basis kranii bisa terjadi pada fossa anterior, media dan posterior (Garg,
2004). Fraktur maxsilofasial adalah retak atau kelainan pada tulang maxilofasial
yang merupakan tulang yang kedua terbesar setelah tulang mandibula. Fraktur
pada bagian ini boleh menyebabkan kelainan pada sinus maxilari (Garg, 2004).

B. Luka memar (kontosio)


Luka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana
pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya,
kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan berwarna merah kebiruan. Luka memar
pada otak terjadi apabila otak menekan tengkorak. Biasanya terjadi pada ujung
otak seperti pada frontal, temporal dan oksipital. Kontusio yang besar dapat
terlihat di CT-Scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) seperti luka besar.
Pada kontusio dapat terlihat suatu daerah yang mengalami pembengkakan yang di
sebut edema. Jika pembengkakan cukup besar dapat mengubah tingkat kesadaran
(Corrigan, 2004). Umumnya,individu yang mengalami cidera luas mengalami
fungsi motorik abnormal,gerakan mata abnormal,dan peningkatan TIK yang
merupakan prognosis buruk.

5
C. Cedera kepala ringan (Komosio)
Cedera kepala ringan adalah kehilangan kesadaran selama kurang dara 30
menit.Setelah cidera kepala ringan,akan terjadi kehilangan fungsi neurologis
sementara dan tanpa kerusakan struktur. Komosio (commotio) umumnya meliputi
suatu periode tidak sadar yangberakir sselama beberapa detik sampai beberapa
menit. Kedaaan komosio ditunjukan dengan gejala pusing atau berkunang-kunang.
Dan terjadi kehilangan kesadaran penuh sesaat. Jika jaringan otak dilobus frontal
terkena klien akan berperilaku sedikit aneh,sementara jika lobus temporal yang
terkena maka akan menimbulkan amnesia dan disoreintasi.
Penatalaksanaan meliputi kegiatan:
o Mengobservasi klien terhadap adanya sakit kepala,pusing,peningkatan
kepekaan terhadap rangsang dan cemas.
o Memberikan informasi,penjelasan,dan dukungan terhadap klien tentang
dampak paskacomosio
o Melakukan perawatan 24 jam sebelum klien dipulangkan klien dipulangkan
o Memberitahukan klien/keluarga untuk segera membawa klien kerumah sakit
jika ditemukan tanda-tanda sukar bangun,konvulsi (kejang),sakit kepala
berat,muntah,dan kelemahan pada salah satu sis tubuh
o Mengajurkan klien untuk melakukan untuk melakukan kegiatan normal
perlahan dan bertahap.

D. Laserasi (luka robek atau koyak)


Luka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul atau
runcing. Dengan kata lain, pada luka yang disebabkan oleh benda bermata tajam
dimana lukanya akan tampak rata dan teratur. Luka robek adalah apabila terjadi
kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit. Luka ini biasanya terjadi pada
kulit yang ada tulang dibawahnya pada proses penyembuhan dan biasanya pada
penyembuhan dapat menimbulkan jaringan parut.

E. Abrasi
Luka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. Luka ini
bisa mengenai sebagian atau seluruh kulit. Luka ini tidak sampai pada jaringan
subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri karena banyak ujung-ujung saraf yang rusak.

F. Avulsi
Luka avulsi yaitu apabila kulit dan jaringan bawah kulit terkelupas,tetapi
sebagian masih berhubungan dengan tulang kranial. Dengan kata lain intak kulit pada
kranial terlepas setelah kecederaan 

6
2.2. Pendarahan Intrakarnial
a) Perdarahan Epidural (Hematoma Epidural)
Setelah cedera kepala ringan, darah terkumpul diruan epidural (ekstradural)
diantara tengkorak dan durameter. Keadaan ini sering diakibatkan karena terjadinya
fraktur tulang tengkorak yang menyebabkan arteri meningeal tengah putus atau rusak
(laserasi)-dimana arteri ini berada diantara dura meter dan tengkorak menuju bagian
tipis tulang temporal-dan terjadi hemoragik sehingga terjadi penekanan pada otot.
Penatalaksanaan untuk hematoma epidural dipertimbangkan sebagai keadaan
darurat yang ekstrem,dimana deficit neurologis atau berhentinya pernafasan dapat
terjadi dalam beberapa menit. Tindakan yang dilakukan terdiri atas membuat lubang
pada tulang tengkorak (burr),mengangkat bekuan dan mengontrol titik pendarahan.

b) Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural adalah pengumpulan darah pada ruang diantara dua meter
dan dasar otak,yang pada keadaan normal diisi oleh cairan. Hematoma subdural
paling sering disebabkan karena trauma,tetapi dapat juga terjadi akibat kecenderungan
pendarahan yang serius dan aneurisma. Hematoma subdural lebih sering terjadi pada
venadan merupakan akibat dari putusnya pembuluh darah kecilyang menjebatani
ruang subdural. Hematoma subdural bisa terjadi akut,subakut,dan kronis tergantung
padaukuran pembuluh darah yang terkena dan jumlah pendarahan yang terjadi.

 Perdarahan subdural akut


Hematomasubdural akut dihubungkan dengan cedera kepala mayor
yang meliputi kontusio atau laserasi. Biasanya klien dalam keadaankomaatau
mempunyai keadaan klinis yang sama dengan hematoma epidural tekanan
darah meningkat dan frekuensi nadi lambat dan pernafasan cepat sesuai
dengan peningkatan hematoma yang cepat.
i. Gejala klinis berupa sakit kepala, perasaan mengantuk, dan
kebingungan, respon yang lambat, serta gelisah.
ii. Keadaan kritis terlihat dengan adanya perlambatan reaksi ipsilateral
pupil.

 Perdarahan subdural subakut


Hematoma subdural subakut adakah sekuel dari kontusio sedikit berat
dan dicurigai pada klien dengan kegagalan untuk meningkatkan kesadaran
setelah trauma kepala.
Tanda-tanda dan gejalanya hampir sama pada hematoma subdural akut yaitu:
 Nyeri kepala
 Bingung
 Mengantuk
 Menarik diri
 Berfikir lambat

7
 Kejang
 Oedema pupil

 Perdarahan subdural kronis


Hematoma subdural kronis menyerupai kondisi lain yang mungkin
dianggap sebagai stroke. Pendarahan sedikit menyebar dan mungkin dapat
kompresi pada intracranial. Darah dalam otak mengalami perubahan karakter
dalam 2-4 hari,menjadi kental dan lebih gelap. Dalam beberapa minggu
bekuan mengalami warna serta konsistensi seperti minyak mobil. Otak
beradaptasi pada invasi benda asing ini,tanda serta gejala klinis klien
berfluktuasi seperti terdapat sering sakit kepala hebat,kejang fokal.
Tindakan terhadap hematoma subdural kronis terdiri atas bedah
pengangkatan bekuan dengan dengan menggunakan penghisap dan
pengirigasian area tersebut. Proses ini dapat dilakukan melalui pembuatan
lubang (burr) ganda atau kraniotomi yang dilakukan untuk lesi massa subdural
yang cukup besar yang dapat dilakukan melalui pembuatan lubang.
2.3. Skor Koma Glasglow
Skala koma Glasgow adalah nilai (skor) yang diberikan pada pasien trauma
kapitis, gangguan kesadaran dinilai secara kwantitatif pada setiap tingkat kesadaran.
Bagian-bagian yang dinilai adalah;
 Proses membuka mata (Eye Opening)
 Reaksi gerak motorik ekstrimitas (Best Motor Response)
 Reaksi bicara (Best Verbal Response)

Pemeriksaan Tingkat Keparahan Trauma kepala disimpulkan dalam suatu


tabel Skala Koma Glasgow (Glasgow Coma Scale).

Table 2.1 Skala Koma Glasgow


Eye Opening
RESPON
MATA ≥ 1 TAHUN 0-1 TAHUN
Mata terbuka dengan
4 spontan Membuka mata spontan
Mata membuka setelah
3 diperintah Membuka mata oleh teriakan
Mata membuka setelah
2 diberi rangsang nyeri Membuka mata oleh nyeri
1 Tidak membuka mata Tidak membuka mata
Best Motor Response
RESPON
MATA ≥ 1 TAHUN 0-1 TAHUN
6 Menurut perintah Belum dapat dinilai
5 Dapat melokalisir nyeri Melokalisasi nyeri

8
4 Menghindari nyeri Menghindari nyeri
3 Fleksi (dekortikasi) Fleksi abnormal (decortikasi)
2 Ekstensi (decerebrasi) Eksternal abnormal
1 Tidak ada gerakan Tidak ada respon
Best Verbal Response
RESPON
MATA >5  TAHUN 2-5 TAHUN 0-2 TAHUN
Orientasi baik dan Menyebutkan kata-kata
5 mampu berkomunikasi yang sesuai Menangis kuat
Disorientasi tapi mampu Menyebutkan kata-kata
4 berkomunikasi yangtidak sesuai Menangis lemah
Menyebutkan kata-kata
yang tidak sesuai (kasar, Kadang-kadang menagis
3 jorok) Menangis dan menjerit / menjerit
Mengeluarkan suara Mengeluarkan suara
2 Mengeluarkan suara lemah lemah
1 Tidak ada respon Tidak ada respon Tidak ada respon

Berdasarkan Skala Koma Glasgow, berat ringan trauma kapitis dibagi atas;
 Trauma kapitis Ringan, Skor Skala Koma Glasgow 14 – 15
 Trauma kapitis Sedang, Skor Skala Koma Glasgow 9 – 13
 Trauma kapitis Berat, Skor Skala Koma Glasgow 3 – 8

2.4. Macam-Macam Trauma Kepala


1. Trauma Kepala Ringan
Dengan Skala Koma Glasgow >12, tidak ada kelainan dalam CT-scan, tiada
lesi operatif dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit (Torner, Choi, Barnes, 1999).
Trauma kepala ringan atau cedera kepala ringan adalah hilangnya fungsi neurologi
atau menurunnya kesadaran tanpa menyebabkan kerusakan lainnya (Smeltzer, 2001).
Cedera kepala ringan adalah trauma kepala dengan GCS: 15 (sadar penuh) tidak
kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri kepala, hematoma, laserasi dan
abrasi (Mansjoer, 2000). Cedera kepala ringan adalah cedara otak karena tekanan atau
terkena benda tumpul (Bedong, 2001). Cedera kepala ringan adalah cedera kepala
tertutup yang ditandai dengan hilangnya kesadaran sementara (Corwin, 2000). Pada
penelitian ini didapat kadar laktat rata-rata pada penderita cedera kepala ringan 1,59
mmol/L (Parenrengi, 2004).
Tanda dan gejala:
 Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian
sembuh.
 Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
 Mual atau dan muntah.

9
 Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
 Perubahan keperibadian diri.
 Letargik.

2. Trauma Kepala Sedang


Dengan Skala Koma Glasgow 9 - 12, lesi operatif dan abnormalitas dalam CT-
scan dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit (Torner, Choi, Barnes, 1999). Pasien
mungkin bingung atau somnolen namun tetap mampu untuk mengikuti perintah
sederhana (SKG 9-13). Pada suatu penelitian penderita cedera kepala sedang mencatat
bahwa kadar asam laktat rata-rata 3,15 mmol/L (Parenrengi, 2004).

3. Trauma Kepala Berat


Dengan Skala Koma Glasgow < 9 dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit
(Torner C, Choi S, Barnes Y, 1999). Hampir 100% cedera kepala berat dan 66%
cedera kepala sedang menyebabkan cacat yang permanen. Pada cedera kepala berat
terjadinya cedera otak primer seringkali disertai cedera otak sekunder apabila proses
patofisiologi sekunder yang menyertai tidak segera dicegah dan dihentikan
(Parenrengi, 2004). Penelitian pada penderita cedera kepala secara klinis dan
eksperimental menunjukkan bahwa pada cedera kepala berat dapat disertai dengan
peningkatan titer asam laktat dalam jaringan otak dan cairan serebrospinalis (CSS) ini
mencerminkan kondisi asidosis otak (DeSalles etal., 1986). Penderita cedera kepala
berat, penelitian menunjukkan kadar rata-rata asam laktat 3,25 mmol/L (Parenrengi,
2004).
Tanda dan gejala:
Simptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di otak
menurun atau meningkat.
Perubahan ukuran pupil (anisokoria).
Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi pernafasan).
Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau posisi
abnormal ekstrimitas.

2.5. Penyebab Trauma Kepala


Menurut Brain Injury Association of America, penyebab utama trauma kepala
adalah karena terjatuh sebanyak 28%, kecelakaan lalu lintas sebanyak 20%, karena
disebabkan kecelakaan secara umum sebanyak 19% dan kekerasan sebanyak 11% dan
akibat ledakan di medan perang merupakan penyebab utama trauma kepala (Langlois,
Rutland-Brown, Thomas, 2006).
Kecelakaan lalu lintas dan terjatuh merupakan penyebab rawat inap pasien
trauma kepala yaitu sebanyak 32,1 dan 29,8 per100.000 populasi. Kekerasan adalah
penyebab ketiga rawat inap pasien trauma kepala mencatat sebanyak 7,1 per100.000
populasi di Amerika Serikat ( Coronado, Thomas, 2007). Penyebab utama terjadinya
trauma kepala adalah seperti berikut:
i. Kecelakaan Lalu Lintas

10
Kecelakaan lalu lintas adalah dimana sebuah kenderan bermotor
bertabrakan dengan kenderaan yang lain atau benda lain sehingga menyebabkan
kerusakan atau kecederaan kepada pengguna jalan raya (IRTAD, 1995).
ii. Jatuh
Menurut KBBI, jatuh didefinisikan sebagai (terlepas) turun atau meluncur ke
bawah dengan cepat karena gravitasi bumi, baik ketika masih di gerakan turun
maupun sesudah sampai ke tanah.
iii. Kekerasan
Menurut KBBI, kekerasan didefinisikan sebagai suatu perihal atau perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau
menyebabkan kerusakan fisik pada barang atau orang lain (secara paksaan).
Untuk menghindari risiko, sangat penting untuk mencegah terjadinya cedera kepala
dengan beberapa cara berikut ini.

 Kenakan helm tiap kali mengendarai motor, bersepeda, mengenakan sepatu roda,
dan aktivitas sejenis lainnya. Mengenakan helm saat berkendara dapat mengurangi
risiko cedera kepala hingga 85 persen. Pastikan helm yang Anda kenakan
mengikuti standar keamanan dan terpasang dengan benar.
 Kenakan perlengkapan pengaman saat berolahraga dan berekreasi yang berisiko,
seperti arung jeram dan flying fox.
 Kenakan sabuk pengaman saat berkendara di dalam mobil.
 Ciptakan rumah yang aman untuk anak dan lansia
 Olahraga teratur dapat membantu memperkuat otot tubuh dan keseimbangan
tubuh.
 Selalu baca dan patuhi petunjuk standar keselamatan di mana saja, baik dalam
perjalanan, di tempat rekreasi, maupun di tempat umum lainnya.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

11
1. Jenis Trauma Kepala
A. Fraktur
Pengertian dari setiap fraktur adalah sebagai berikut:
 Simple : retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit
 Linear or hairline: retak pada kranial yang berbentuk garis halus tanpa
depresi, distorsi dan ‘splintering’.
 Depressed: retak pada kranial dengan depresi ke arah otak.
 Compound : retak atau kehilangan kulit dan splintering pada tengkorak. Selain
retak terdapat juga hematoma subdural (Duldner, 2008).
B. Luka memar (kontosio)
Luka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh
darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak
rusak, menjadi bengkak dan berwarna merah kebiruan.
C. Cedera kepala ringan (Komosio)
Cedera kepala ringan adalah kehilangan kesadaran selama kurang dara 30
menit.Setelah cidera kepala ringan,akan terjadi kehilangan fungsi neurologis
sementara dan tanpa kerusakan struktur.
D. Laserasi (luka robek atau koyak)
Luka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul atau runcing.
E. Abrasi
Luka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. Luka ini bisa
mengenai sebagian atau seluruh kulit. Luka ini tidak sampai pada jaringan
subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri karena banyak ujung-ujung saraf yang
rusak.
F. Avulsi
Luka avulsi yaitu apabila kulit dan jaringan bawah kulit terkelupas,tetapi sebagian
masih berhubungan dengan tulang kranial. Dengan kata lain intak kulit pada
kranial terlepas setelah kecederaan 

2. Pendarahan Intrakarnial
a) Perdarahan Epidural (Hematoma Epidural)

12
Setelah cedera kepala ringan, darah terkumpul diruan epidural (ekstradural)
diantara tengkorak dan durameter. Keadaan ini sering diakibatkan karena
terjadinya fraktur tulang tengkorak yang menyebabkan arteri meningeal tengah
putus atau rusak (laserasi)-dimana arteri ini berada diantara dura meter dan
tengkorak menuju bagian tipis tulang temporal-dan terjadi hemoragik sehingga
terjadi penekanan pada otot.
b) Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural adalah pengumpulan darah pada ruang diantara dua meter
dan dasar otak,yang pada keadaan normal diisi oleh cairan. Hematoma subdural
paling sering disebabkan karena trauma,tetapi dapat juga terjadi akibat
kecenderungan pendarahan yang serius dan aneurisma.
Pendarahan subdural dibagi 2:
1) Perdarahan subdural akut
Gejalanya:
 Gejala klinis berupa sakit kepala, perasaan mengantuk, dan kebingungan,
respon yang lambat, serta gelisah.
 Keadaan kritis terlihat dengan adanya perlambatan reaksi ipsilateral pupil.
2) Perdarahan subdural subakut
Gejalanya:
 Nyeri kepala
 Bingung
 Mengantuk
 Menarik diri
 Berfikir lambat
 Kejang
 Oedema pupil
3) Perdarahan subdural kronis
Hematoma subdural kronis menyerupai kondisi lain yang mungkin dianggap
sebagai stroke. Pendarahan sedikit menyebar dan mungkin dapat kompresi
pada intracranial. Darah dalam otak mengalami perubahan karakter dalam 2-4
hari,menjadi kental dan lebih gelap. Dalam beberapa minggu bekuan
mengalami warna serta konsistensi seperti minyak mobil.
Gejalanya :

13
 sering sakit kepala hebat
 kejang fokal.
3. Skor Koma Glasglow
Skala koma Glasgow adalah nilai (skor) yang diberikan pada pasien trauma
kapitis, gangguan kesadaran dinilai secara kwantitatif pada setiap tingkat kesadaran.
Bagian-bagian yang dinilai adalah;
 Proses membuka mata (Eye Opening)
 Reaksi gerak motorik ekstrimitas (Best Motor Response)
 Reaksi bicara (Best Verbal Response)
Berdasarkan Skala Koma Glasgow, berat ringan trauma kapitis dibagi atas;
 Trauma kapitis Ringan, Skor Skala Koma Glasgow 14 – 15
 Trauma kapitis Sedang, Skor Skala Koma Glasgow 9 – 13
 Trauma kapitis Berat, Skor Skala Koma Glasgow 3 – 8
4. Macam-Macam Trauma Kepala
1) Trauma Kepala Ringan
Cedera kepala ringan adalah cedera kepala tertutup yang ditandai dengan
hilangnya kesadaran sementara (Corwin, 2000). Pada penelitian ini didapat kadar
laktat rata-rata pada penderita cedera kepala ringan 1,59 mmol/L (Parenrengi,
2004).
Tanda dan gejala:
 Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian
sembuh.
 Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
 Mual atau dan muntah.
 Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
 Perubahan keperibadian diri.
 Letargik.

2) Trauma Kepala Sedang


Dengan Skala Koma Glasgow 9 - 12, lesi operatif dan abnormalitas dalam CT-
scan dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit (Torner, Choi, Barnes, 1999).

14
Gejala:
Pasien mungkin bingung atau somnolen namun tetap mampu untuk mengikuti
perintah sederhana (SKG 9-13).
Pada suatu penelitian penderita cedera kepala sedang mencatat bahwa kadar asam
laktat rata-rata 3,15 mmol/L (Parenrengi, 2004).
3) Trauma Kepala Berat
Pada cedera kepala berat terjadinya cedera otak primer seringkali disertai cedera
Otak sekunder apabila proses patofisiologi sekunder yang menyertai tidak segera
Dicegah dan dihentikan
Gejalanya:
Simptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di otak
menurun atau meningkat.
Perubahan ukuran pupil (anisokoria).
Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi pernafasan).
Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau posisi
abnormal ekstrimitas.
5. Penyebab Trauma Kepala
1. Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas adalah dimana sebuah kenderan bermotor bertabrakan
dengan kenderaan yang lain atau benda lain sehingga menyebabkan kerusakan
atau kecederaan kepada pengguna jalan raya
2. Jatuh
Jatuh adalah (terlepas) turun atau meluncur ke bawah dengan cepat karena
gravitasi bumi, baik ketika masih di gerakan turun maupun sesudah sampai ke
tanah.
3. Kekerasan
kekerasan adalah suatu perihal atau perbuatan seseorang atau kelompok yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik
pada barang atau orang lain (secara paksaan)

DAFTAR PUSTAKA

15
file:///C:/Users/Asus/Documents/ayeeeayeeee/ANNISA%20RAHMAH
%20ISNAENI%20BAB%20II%20(1).pdf

file:///C:/Users/Asus/Documents/semester%201/BIOLOGI/Bab_2.pdf

file:///C:/Users/Asus/Documents/semester%201/BIOLOGI/Netters%20Atlas
%20of%20Human%20Anatomy.pdf

file:///C:/Users/Asus/Documents/semester%201/BIOLOGI/Vita%20Fatimah
%20BAB%20II.pdf

https://www.google.co.id/search?
safe=strict&ei=rHn6W5yZKY39rQHM5Jz4CA&q=GANGGUAN+JARINGA
N+PADA+BENDA+TUMPUL+DI+KEPALA+makalah&oq=GANGGUAN+J
ARINGAN+PADA+BENDA+TUMPUL+DI+KEPALA+makalah&gs_l=psy-
ab.3...7597.12492..13069...0.0..0.1861.4903.4-1j0j2j1j1......0....1..gws-
wiz.......0i71j35i302i39j33i160.W9UbQ9vhBvg

http://gloriabetsy.blogspot.com/2012/12/trauma-kepala.html

http://lhianman.blogspot.com/2015/05/makalah-cedera-kepala.html

https://id.scribd.com/doc/76919926/Trauma-Tumpul-Pada-Kepala

16

Anda mungkin juga menyukai