PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang
Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Bagi
lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan mencegah agar
tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya. Gizi merupakan unsur penting bagi
kesehatan tubuh dan gizi yang baik. Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting. Apabila
seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya utama adalah mempertahankan
atau membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang
bersangkutan lebih baik. Perubahan status gizi pada lanjut usia dapat disebabkan perubahan
lingkungan dan status kesehatan mereka. Perubahan ini makin nyata pada kurun usia dekade
70an.
Faktor lingkungan antara lain meliputi perubahan kondisi ekonomi, isolasi sosial
berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal, dan rendahnya pemahaman gizi
menyebabkan mundurnya atau memburuknya keadaan gizi lanjut usia. Perubahan gizi lanjut
usia merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi, hal ini terjadi oleh beberapa faktor
antara lain : perubahan pola makan, faktor ekonomi keluarga,perubahan fisik dan mental lanjut
usia. Perubahan fisik dan penurunan fungsi tubuh akan mempengaruhi konsumsi dan
penyerapan zat gizi. Zat gizi termasuk zat besi pada lanjut usia yang mempunyai efek dari
penurunan kemampuan lansia dalam beraktivitas dan menurunkan kekebalan tubuh
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kebutuhan gizi lansia?
2. Apa saja kecukupan gizi yang dianjurkan bagi kelompok lansia?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gizi lansia?
4. Apa saja masalah gizi pada lansia?
5. Apa saja perencanaan makan bagi lansia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan gizi lansia.
2. Untuk mengetahui kecukupan gizi yang dianjurkan bagi kelompok lansia.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi lansia.
4. Untuk mengetahui masalah gizi pada lansia.
5. Untuk mengetahui perencanaan makan bagi lansia.
1
BAB II
PEMBAHASAAN
Perubahan pada lansia yang dapat mempengaruhi status gizi antara lain:
Massa otot akan berkurang dan massa lemak bertambah, mengakibatkan jumlah cairan tubuh
yang berkurang, sehingga kulit terlihat mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul
garis-garis halus. Oleh karena itu lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan yang seringkali dihubungkan dengan kekurangan vitamin A,
vitamin C, dan asam folat. Juga terjadi gangguan pada indera pengecap yang berhubungan
dengan kekurangan kadar Zinc yang menyebabkan menurunnya nafsu makan. Untuk
penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf
pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal mengakibatkan gangguan pada fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Menurunnya mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif, dan
kesulitan mengunyah makanan, juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk melakukan fungsinya juga menurun, sehingga
dapat menyebabkan pengenceran natrium yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut. Lansia biasanya mengurangi minum
karena hal ini sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
Pada lansia, kebutuhan energi menurun sehubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini
disebabkan banyak sel yang sudah kurang aktif mengakibatkan menurunnya kalori basal
yang dibutuhkan tubuh, yang akhirnya menyebabkan kegiatan fisik juga menurun.
3
Laki-Laki Perempuan
inggris Indonesia inggris indonesia
Umur
Umur 60 + Umur 75 + Umur 60 +
75+
Energi(kal) 2100 2200 1900 1850
Protein (gram) 53 62 48 54
Zat besi(mgram) 10 13 10 14
Kalsium (mgram) 500 500 500 500
Vit. C (mgram) 30 60 30 60
1. Kalori
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolisme basal pada lansia menurun
sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kebutuhan kalori akan
menurun sekitar 5% pada usia 40-49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60 69
tahun. Laki-laki 2200 kalori dan wanita 1850 kalori. Bagi lansia komposisi energi
sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
2. Protein
Secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat
badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan
protein tidak berkurang. Bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen oleh tubuh telah berkurang. Sebaiknya untuk lansia
konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Laki-laki
55 gram/hari dan wanita 48 gram gram/hari.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi dapat menimbulkan penyakit
arteriosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari
konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty
acid
4. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita oleh lansia adalah konstipasi dan terbentuknya
benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti menyembuhkannya. Manula tidak
4
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat, karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu
banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat. Lansia
dianjurkan untuk mengurangi gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat
kompleks, yang berasal dari kacang dan biji-bijian sebagai sumber energi dan sumber serat.
5. Vitamin dan mineral
Umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat
vitamin C, D dan E umumnya disebabkan kurangnya konsumsi makanan, khususnya buah
dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang kalsium
yang menyebabkan osteoporosis dan kekurangan fe menyebabkan anemia.
6. Air
Lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
7
Dengan bertambahnya umur, kemampuan mengecap, mencerna, dan mematobolisme
makanan berubah. Penurunan indera pengecap dan pencium pada lansia menyebabkan
sebagian besar kelompok umur ini tidak dapat lagi menikmati aroma dan rasa makanan.
Keadaan ini dapat menyebabkan lansia kurang menikmati makan dan menurunnya nafsu
makan.
5. Penyakit periodontal (gigi tanggal)
Kondisi ini menyebabkan lansia mengalami kesulitan makan yang berserat dan
cenderung makan-makanan yang lunak.
6. Sistem pencernaan menurun
Mobilitas lambung dan pengosongan lambung menurun seiring dengan meningkatnya
usia. Lapisan lambung lansia menipis. Mobilitas lambung menurun dapat mengakibatkan
susah BAB, sehingga lansia menderita wasir yang akan menimbulkan perdarahan dan
anemia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya yaitu dari faktor usia. Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan
9
kualitas hidupnya. Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting. Apabila seseorang berhasil
mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya utama adalah mempertahankan atau membawa
status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan
lebih baik.
Takaran kebutuhan gizi untuk lansia seperti: Kalori, Protein, Lemak, Karbohidrat dan
serat makanan, Vitamin dan mineral, Air, Asam lemak omega 3, asupan garam setiap harinya
dan vitamin D, kalsium dan vitamin B juga berbeda- beda untuk setiap lansia. Takaran gizi
untuk lansia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor juga antara lain: Usia, Jenis Kelamin,
Faktor Lingkungan, Penurunan Aktifitas Fisik, Penyakit dan Pengobatan.
10