PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu tertentu tidak
dikehendaki oleh manusia. Gulma tidak dikehendaki karena bersaing dengan tanaman yang
dibudidayakan dan dibutuhkan biaya pengendalian yang cukup besar yaitu sekitar 25-30% dari
biaya produksi (Soerjani et al. 1996).
Gulma mampu bersaing efektif selama jangka waktu kira-kira 1/4 - 1/3 dari umur tanaman
semusim (annual crops) sejak awal pertumbuhannya. Pada lahan kering gulma tumbuh lebih awal
dan populasinya lebih padat dan menang bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan, sehingga
gulma seringkali menjadi masalah utama setelah faktor air dalam sistem produksi tanaman di lahan
kering, terutama tanaman semusim (pangan dan sayuran) (Barus, E. 2003).
Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan
vegetasi itu sendiri dan tujuannnya misalnya untuk mengevaluasi hasil pengendalian gulma.
Metode yang digunakan untuk analisa vegetasi harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi.
Ada empat metode yang lazim dalam analisa vegetasi yaitu metode estimasi visual, metode
kuadrat, metode garis dan metode titik (Tim. 2014).
Pengamatan komposisi gulma berguna untuk mengetahui ada tidaknya pergeseran jenis
gulma yaitu keberadaan jenis gulma pada suatu areal sebelum dan sesudah percobaan/perlakuan.
Some Dominance Ratio (SDR) atau Nisbah Jumlah Dominan (NJD) berguna untuk
menggambarkan hubungan jumlah dominansi suatu jenis gulma dengan jenis gulma lainnya dalam
suatu komunitas, sebab dalam suatu komunitas sering dijumpai spesies gulma tertentu yang
tumbuh lebih dominan dari spesies yang lain. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum
pengendalian gulma dilakukan antara lain adalah jenis gulma dominan, tumbuhan budidaya utama,
alternatif pengendalian yang tersedia serta dampak ekonomi dan ekologi (Mas’ud, 2009).
Tujuan analisis vegetasi adalah sebagai berikut (Prawoto, dkk, 2008) :
1. Mengetahui komposisi jenis gulma dan menetapkan jenis yang dominan.
Biasanya hal ini dilakukan untuk keperluan perencanaan, misalnya untuk memilih herbisida yang
sesuai.
2. Untuk mengetahui tingkat kesamaan atau perbedaan antara dua vegetasi. Hal ini penting misalnya
untuk membandingkan apakah terjadi perubahan komposisi vegetasi gulma sebelum dan setelah
dilakukan pengendalian dengan cara tertentu.
Menurut Tjitrosoedirdjo (1984), dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau
kombinasi dari sebagian atau seluruh cara- cara ini:
1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium.
2. Konsultasi langsung, dengan para ahli di bidang yang bersangkutan.
3. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi.
4. Membandingkannya dengan determinasi yang ada.
5. Membandingkannya dengan ilustrasi yang tersedia.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum matakuliah Ilmu Gulma tentang
analisis vegetasi adalah kayu untuk membuat petakan, tali rafia, meteran, dan alat tulis
seperti pensil/pulpen dan buku, label,kantong plastik, pisau atau gunting
Setiap kelompok praktikan mencari areal lahan untuk dianalisa. Melakukan analisa
vegetasi secara bersama-sama untuk mengetahui gambaran umum mengenai jenis dan
penyebarannya, setelah itu menentukan analisis dengan metode:
1. Point Method
Caranya dengan membuat tanda sepanjang 10 meter dan memberi tanda setiap 1
meter, pengamatan berhenti jika jangkauan berikutnya mendapatkan jenis gulma yang
sama tetapi jika belum menemukan dilanjutkan untuk 1 meter berikutnya.
1m
10 m
2. Square method,
Membuat blok awal dengan luas 1 m2 ditandai dengan tanda A, kemudian membuat
blok B dengan luas 4 m2, dan membuat blok C dengan luas 9 m2, pengamatan berhenti jika
jangkauan berikutnya mendapatkan jenis gulma yang sama tetapi jika belum menemukan
dilanjutkan untuk diperlebar menjadi 16 m2 dst.
9 m2
4 m2
1 m2
Setelah itu catat dan hitunglah jumlah spesies dan jumlah individu dari masing -
masing plot. Serta cover (penutup ) setiap spesies gulma pada masing - masing plot.
Setelah itu data yang diperoleh dianalisis dan dihitung parameternya. Di samping
data – data di atas perlu juga dicatat :
1) Topografi daerah
2) Keadaan tanah
3) Jenis tanah
4) Sumber air serta jenis pengairannya
5) Tanaman pokok
6) Ada tidaknya pengolahan tanah
7) Data iklim lingkungan supaya dicantumkan dalam laporan.
Analisis Data :
Masing – masing jenis yang diamati dihitung nilai pentingnya
Nilai penting ( IV ) = kerapatan relatif + frekuensi relatif + dominasi relatif.
Kerapatan mutlak suatu jenis = jumlah individu jenis itu dalam petak contoh.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
= 𝑎𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
Dominasi mutlak suatu jenis = Jumlah dari nilai kelindungan atau nilai luas basal atau
volume dari jenis itu
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑡𝑢
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑡𝑢
Dominasi suatu jenis = x 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio :Spermatophyta
Classis :Angiospermae
Ordo :Rosales
Familia :Mimosaceae
Genus :Mimosa
Spesies :Mimosa pudica Linn
Putri malu tergolong ke dalam tumbuhan perdu yang memiliki atau berpotensi menjadi
gulma, dikarenakan tumbuhan ini cepat berkembang biak, tumbuhnya memanjat atau
rebah, tinggi mulai dari 0,3-1,5 meter.
Akar
Tanaman ini memiliki akar serabut, tumbuhnya menyebar menutupi permukaan
dan dan memiliki akar dengan menembus tanah hingga kedalaman 15- 60 cm.
Batang
Bentuk batang tanaman ini bulat, serta memiliki rambut-rambut pendek dan berduri
tajam. Batang dapat tumbuh tegak atau rebah kepermukaan tanah.
Daun
Putri malu memiliki daun majemuk kedudukannya menyirip genap ganda dua yang
sempurna. Setiap sirip terdiri dari 5-26 pasang anak daun. Helaian anak daun berbentuk
memanjang sampai lanset ujung runcing, pangkal bundar, tepi rata, permukaan atas dan
bawah licin, panjang helai anak daun 6-16 mm, lebar 1-3 mm, warnanya hijau, warna
tepi daun ungu. Apabila daun tersebut disentuh, maka akan menyungkup/melipat dan
akan normal setelah beberapa menit.
Bunga
Tanaman Putri malu memiliki mahkota bunga seperti bulu tersusun rapi membentuk
bola dalam tandan, memiliki tangkai yang berambut, berwarna ungu.
Tumbuhan ini dapat tumbuh dikarenakan lingkungannya mendukung tumbuh
tanaman ini, Tanaman ini dapattumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti
Indonesia dengan ketinggian1-1200 m di atas permukaan laut, serta penyebaran
tumbuh ini cenderung cepat dikarenakan bunga dan biji mudah menyebar dapat dibantu
dengan angin
Tumbuhan rumput gajah mini ini merupakan gulma rerumputan satu keluarga
dengan rumput gajah, jenis gulma ini merupakan gulma tahunan, yang biasanya
tumbuh diareal ladang dan pekarangan, gulma ini juga tergolong gulma penutup tanah,
karena gulma ini tumbuh cepat dan menutupi tanah. Gulma ini memiliki morfologi
sebagai berikut:
Akar
Sistem perakarannya tunggang, memiliki banyak cabang, berwarna coklat
keputihan. Akar muncul dari pangkal batang yang tegak dan juga terbaring.
Batang
Bentuk batang agak pipih, tidak berbulu, tumbunya tegak dan berumpun, memiliki
beberapa ruas. Setiap ruas batang dapat memuculkan akar dan tunas baru.
Daun
Daun tumbuhan Axonopus compressus berbangun daun lanset, pangkal daun
meluas dan melengkung, ujung daun tumpul, terdapat bulu-bulu halus pada permukaan
daun atas sedangkan bagian permukaan bawah daun tidak berbulu, ukuran panjangnya
kurang lebih 2,5-3,5 cm dan lebar kurang lebih 6-16 mm.
Bunga
Memiliki 2-3 tangkai, bentuknya ramping dan semua tergabung secara simpodial,
bunga muncul dari upih daun paling atas berkembang secara berturut-turut, tangkai
bunga tidak berbulu, pada bagian ujung (apex) terbentuk dua cabang bunga atau bulir
(spica) yang saling berhadapan membentuk pola huruf V.
Buah
Buah bewarna hijau muda, berukuran kecil. Buah jukut pahit kedudukannya tidak
tumpang tindih dan tersusun secara berselang-seling pada kedua sisi sumbu yang rata.
Dikarenakan gulma ini merupakan jenis gulma tahunan sehingga untuk mencabut
nya sebagian akar akan tertinggal didalam tanah sehingga, siklus pertumbuhannya akan
tetap berjalan, dan juga tumbuhan rumput gajah mini termasuk gulma yang dapat
beradaptasi dilingkungan ekstrim atau dengan suhu yng tinggipun tumbuhan ini masih
dapat tumbuh, karena itu gulma ini sering dijumpai di areal tegal,ladang dan
pekarangan sekitar rumah.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies :Cyperus rotundus
Rumput teki termasuk gulma reruputan dan tergolong gulma tahunan dengan tinggi
10-80 cm. Tanaman initumbuh liar di tempat terbuka atau bisa juga tumbuh di tempat
yang sedikit terlindungidari sinar matahari. Di lahan pertanian jenis rumput teki
merupakan gulma yang sukardiberantas.
Akar
Akar Rumput teki(Cyperus rotundus L.) merupakan sistem perakaran serabut, akar
rumput teki memiliki banyak percabangan dan akar rumput teki memiliki banyak anak
cabang akar, akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar rumput teki tumbuh
memanjang dan menyebar di dalam tanah.
b. Batang
c. Daun
Daun Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbangun daun garis, licin, tidak
berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah hijau muda,
mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya agak runcing, lebih
pendek dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-6 mm.
d. Bunga
Bunga Rumput teki(Cyperus rotundus L.) memiliki bulir longgar terbentuk di ujung
batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya lebih kurangnsama atau
melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga sampai Sembilan yang menyebar,
satu bulir berbunga sepuluh sampai empat puluh.
e. Buah
Buah Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbentuk bulat telur berisi tiga, panjangnya
kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki warna coklat kehitam-hitaman. Buah
rumput teki tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke
sumbu, buah rumput teki berbentuk bulat telur dan lepes.
f. Biji
Biji Rumput teki(Cyperus rotundus L.) terdiri dari sepuluh sampai empat puluh buliran
yang tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, biji
berbentuk bulat telur dan lepes, panjangnya kurang lebih 3 mm, berwarna coklat
kemerah-merahan, benang sari dan putik tersembul keluar.
Tumbuhan ini tumbuh dengan mudah karena tanaman ini dapat tumbuh di habitat
apapun serta dalam kondisi ekstrem sekalipun tanaman ini dapat tumbuh, pertumbuhan
dapat dengan cepat menyebar dengan biji yang jatuh.
4. Belulang (Eleusine indica )
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Eleusine
Spesies : Eleusine indica
Tumbuhan ini tergolong gulma rerumputan dan gulma tahunan, Gulma ini sering
ditemui di daerah pekarangan maupun daerah tegalan, tumbuhan ini memiliki
morfologi seperti berikut:
Akar
Eleusine indica merupakan salah satu tumbuhan gulma berumpun dengan sistem
perakaran serabut dan berserat. Perakarannya tidak dalam namun lebat dan kokoh
merekat kuat pada tanah sehingga sulit untuk mencabutnya.
Daun
Permukaan daun pada tumbuhan ini berwarna hijau, sedangkan pada bagian
dasarnya seperti perak. Bentuk daun seperti pita memanjang dan memiliki helaian daun
yang berlipat, bagian permukaan daun hampir tidak memiliki bulu.
Bunga
Bunga berbentuk malai yang tampak bergerigi. Biji-biji tersusun seperti tandan
pada tangkai bunga. Permalai memiliki 3-7 tandan pada ujung batang dan lebih dari
50.000 biji.
5. Rumput Jawan(Echinochloa cruss)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotiledonae
Ordo : Graminales
Famili : Gramineae
Genus : Echinochloa
Spesies : Echinochloa cruss
Gulma ini termasuk golongan atau jenis gulma rerumputan dan termasuk gulma
tahunan dan sering kita jumpai di manapun, baik di dataran rendah, sedang atau tinggi.
Tumbuhan ini memiliki batang tegak dan bertandan 5 sd 10 tandan kemudian
merunduk sepanjang 5 sd 21 cm akar serabut tumbuh pada pangkal batang sedangkan
buahnya kariopsis berbentuk lonjong dengan tebal dan panjang antara 2 sd 3 5 mm biji
yang telah tua berwarna coklat sapai hitam dengan bagian bawah tumpul.
pada saat masih muda sangat mirip dengan daun padi daerah pangkal daun dapat
digunakan untuk membedakan daun e crus-galli dan daun padi pangkal daun e crus-
galli tidak memiliki ligula dan aurikel sedangkan pangkal daun padi memiliki ligula
yang bermembran dan aurikel yang berbulu itoh 1991 e crus-galli memiliki daun yang
tegak atau rebah pada dasarnya daunnya memiliki ukuran panjang sampai 35 cm dan
lebar 0.5-1.5 cm warna daun rumput ini hijau sampai hijau keabuan setiap daun
memiliki pelepah yang tidak berambut dan memiliki panjang 9-13 cm
memiliki jenis akar yang berserat dan tebal akar e crusgalli dihasilkan pada setiap
ruasnya soerjani et al 1987 bunga pembungaan berupa panikel apikal atau malai yang
berada di ujung dengan 5-40 bunga majemuk bulir yang mempunyai tipe raceme
dengan cabang-cabang pendek yang menaik bunga majemuknya terdiri dari banyak
spikelet yang berbelok pada satu sisi berbentuk tegak pada awalnya tetapi selanjutnya
sering membengkok ke bawah
6. Pahitan (Paspalum conjugatum)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotiledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Paspalum
Spesies : Paspalum conjugatum
Tumbuhan ini tergolong gulma berdaun lebar, serta golongan gulma darat yang
tidak terlalu mengganggu sering dijumpai di daerah dataran sedang sampai dataran
tinggi.
Batang
Padat agak pipih, tingginya 20-75 cm, tidak berbulu, warnanya hijau bercorak ungu,
tumbuhtegak berumpun, membentuk geragih yang bercababang-caban. Pada tiap buku
yang bergeragih dapat membantuk akar dan batang baru; geragih merupakan
saranaperkembang-biakan yang vegetative. Akar serabut, banyak dan halus, mencapai
ke kedalaman ± 20 cm dalam tanah.
Daun
Helai daun berbentuk pita atau pita-lanset uungnya lancip, berbuu sepanjang
tepinya dan permukaannya. Hekai daun palling atas sering rudimeter. Ungu daun
berwarna hijau atau bercorak ungu, berbentuk lunas perahu yang sangat pipih, tepinya
bebulu halus.
Pada sumbu buliran tersusun dalam dua barisan seperti atap genteng dan sedikit
bagian yang bertindihan.Buliran : Sangat kecil (1¾-2 mm), berbentuk ellips lebar
dengan ujung yang tumpul, sepanjang sisinya (G2) terdapat bulu-bulu halus yang
panjang, warnanya hijau sangat pucat, bertangkai pendek ¼-¾ mm, benang sari
berwarna kuning cerah sedangkan putik berwarna putih atau kekuning-kuningan.
7. Pegagan (Centella asiatica)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Umbillales
Famili : Umbilliferae (Apiaceae)
Genus : Centela
Spesies : Centella asiatica
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga
sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai
hingga dijadikan pennutup tanah.
Centella asiatica merupakan tanaman herba tahunan, tanpa batang tetapi dengan
rimpang pendek dan stolon-stolon yang melata, panjang 10-80 cm. Daun tunggal,
tersusun dalam roset yang terdiri dari 2-10 daun, kadang-kadang agak berambut,
tangkai daun panjang sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal, lebar, dan bundar
dengan garis tengah 1-7 cm, pinggir daun beringgit sampai beringgit-bergerigi,
terutama ke arah pangkal daun. Perbungaan berupa payung tunggal atau 3-5 bersama-
sama keluar dari ketiak daun kelopak, gagang perbungaan 5-50 mm, lebih pendek dari
tangkai daun. Bunga umumnya 3, yang ditengah duduk, yang disamping bergagang
pendek, daun pelindung 2, panjang 3-4 mm, bentuk bundar telur, tajuk berwarna merah
lembayung, panjang 1-1,5 mm, lebar sampai 0,75 mm. buah pipih, lebar lebih kurang
7mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk dua, jelas berusuk, berwarna kuning
kecoklatan, berdinding agak tebal.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Clasis : Magnoliopsida
Ordo:Caryophyllale
Famili:Amaranthaceae
Genus :Alternanthera
Spesies :Alternanthera sessilis
Seperti yang disebutkan pada pendahuluan, tanaman kremah digolongkan
berdasarkan siklus hidupnya termasuk gulma semusim. Berdasarkanmorfologinya,
kremah termasuk gulma berdaun lebar.
Kremah merupakan Semak, merambat, berbatang masif, dan beruas-ruas.Kremah
mempunyai warna hijau kekuningan. Daun kremah majemuk berhadapan, bentuk
lonjong, ujung dan pangkal runcing, warna hijau. Perbungaan bentuk bulir,diketiak
daun dan diujung batang, mahkota bunga berwarna putih kehijauan. Buahkotak, warna
cokelat, biji bulat dan berwarna hitam.
Tanaman kremah merupakan gulma dengan alat perkembangbiakan biji. Bijikremah berbentuk
sangat kecil dan mudah terbawa oleh angin.sehingga penyebarantanaman kremah dibantu oleh
angin atau yang biasa disebut dengan anemogami. Selainangin kremah juga dapat
menyebar melalui air atu yang biasa disebut denganHidrogami.Angin akan membawa
biji kremah dari suatu daerah ke daerah lain.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Species : Ageratum conyzoides L
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Violales
Family : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Gulma ini termasuk gulma dataran sedang dan tergolong gulma berdaun sempit
atau kecil, dan salah satu gulma yang tidak terlalu mengganggu.
a. Akar
b. Batang
Batang Rumput kancing ungu (Borreria laevis (Lamk.) Griseb.) tumbuh tegak
tingginya 15-20 cm biasanya kurang lebih 25 cm, membentuk cabang dari bagian
pangkal batang, warnanya ungu, bentuk penampangnya segi empat, sisi-sisinya
berambut halus, pada buku-bukunya tumbuh dua helai daun yang berhadapan.
c. Daun
Daun Rumput kancing ungu (Borreria laevis (Lamk.) Griseb.) berbangun daun
bulat panjang lanset, bagian pangkal melebar dan ujungnya runcing, ukuran
panjangnya 2,5-5,5 cm dan lebarnya 0,75-2 cm, tepi daun terasa kasar bila diraba
karena adanya bulu-bulu halus yang keras, permukaan atas berwarna hijau gelap
keungu-unguan dengan urat daun yang nyata.
d. Bunga
e. Buah
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Passiflora
Tumbuhan ini termasuk jenis gulma berdaun lebar, dan termasuk gulma tidak
terlalu berbahaya atau mengganggu, dan juga tergolong jenis gulma tahunan.
a. Akar
Akar Godong puser (Hyptis rhomboidea Mart. Gal.) termasuk ke dalam sistem
perakaran serabut, akar Godong puser berwarna kuning kecoklatan dan akarnya
tumbuh menjalar. Akar Godong puser biasanya tumbuh menjalar pada tanaman lain.
Pada akar Godong puser memiliki banyak percabangan dan banyak terdapat bulu –
bulu halus.
b. Batang
Batang Godong puser (Hyptis rhomboidea Mart. Gal.) tumbuh tegak tingginya 50-
200cm, berbentuk segi empat dengan alur dangkal yang membujur, sisi-sisinya
berambut pendek, warnanya hijau bercorak lembayung, pada buku-buku batang dan
cabang daun duduk berhadapan, pada buku tumbh sepasang daun yang duduk
berhadapan.
c. Daun
Daun Godong puser (Hyptis rhomboidea Mart. Gal.) berbangun daun bulat telur,
tepinya beringgit dengan taju agak tumpul mengarah ke depan, ujung daun agak
runcing, pangkal daun agaklancip, tangkainya pendek 0-3 cm, urat daun sebelah
bawah nyata berambut halus dan jarang, ukuran panjangnya 3,5-18,5 cm dan lebarnya
1-7 cm.
d. Bunga
Bunga Godong puser (Hyptis rhomboidea Mart. Gal.) berbentuk lonceng atau genta
yang ramping, kelopka panjangnya 4-6 mm hijau dan berambut, tajuk berdaun lima
warnanya putih, bibir atas bercorak agak lembayung sedang bibir bawah tepinya
berwarna lembayung kecoklatan, panjangnya 5-6 mm, muncul sendirian dari ketiak
daun.
e. Biji
Biji Godong puser (Hyptis rhomboidea Mart. Gal.) berbentuk kecil, biji godong puser
berwarna coklat kehitam-hitaman. Biji godong puser tidak memiliki rambut-rambut
atau bulu-bulu halus di seluruh permukaannya. Biji godong puser memiliki hilum atau
bekas tempat melekatnya biji yang berwarna putih.
BAB V
PENUTUP
Vegetasi Merupakan gambaran perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu
wilayah atau daerah. tipe vegetasi menggambarkan keadaan suatu daerah dari segi
penyebaran tumbuhan yang ada. Rawa-rawa, padang rumput dan hutan merupakan suatu
contoh vegetasi.
Pada acara praktikum Analisis Vegetasi Gulma, kelompok kami areal tegalan atau
ladang, disimpulkan bahwa gulma yang mendominasi adalah gulma rumput gajah mini.
Dikarenakan gulma ini memiliki adaptasi lingkungan yang tinggi dan dapat tumbuh di areal
atau habitat apapun. Dan setelah rumput gajah mini gulma yang mendominasi adalah
tumbuhan putri malu tetapi lebih banyak gajah mini
DAFTAR PUSTAKA
Barus, E. 2003.Pengendalian gulma di perkebunan. Kanisius. Yogyakarta.
Jumin, Hasan Basri.1991. Dasar- Dasar Agronomi. CV. Rajawali. Jakarta.
Mahfudz. 2003. Studi Dinamika Gulma pada Berbagai Sistem Pertanaman di Taman
Nasional Lore Lindu.Jurnal Agroland 10 (4) : 334-339.
Mas’ud, hidayati. 2009. Komposisi dan Efisiensi Pengendalian Gulma pada Pertanaman
Kedelai dengan Penggunaan Bokashi . Jurnal Agroland 16 (2) : 118 – 123.
Prawoto, A. A., dkk. 2008. Panduan Lengkap Kakao .Manajenem Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soerjani, M., M. Soendaru dan C. Anwar. 1996.Present Status of Weed Problems and
Their Control in Indonesia.Biotrop. Special Publication.
Tim. 2014.Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma. UNIB: Bengkulu.
Tjitrosoedirdjo, S., H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di
Perkebunan. PT Gramedia. Jakarta