Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

ACARA 7

“PENGIKATAN N OLEH BAKTERI SIMBIOSIS”

Disusun Oleh:

Nama : Shavya Juliana Gunawan

NPM : 1710401032

Kelompok : D3

Asisten : Ahmad Heru Triatmoko

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme di alam dapat terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan habitat
dimana ia berada. Secara umum, mikroorganisme terbagi atas mikroorganisme darat
(terrestrial), mikroorganisme perairan dan mikrorganisme udara. Di daerah terrestrial,
mikroorganisme dapat tumbuh dengan pesat serta berinteraksi dengan mahluk hidup
lainnya. Lingkungan terrestrial itu sendiri merupakan lingkungan yang secara fisik
berupa daratan (tanah). Dalam ekosistem ini terjadi berbagai hubungan antara mahluk
hidup. Seperti hubungan yang terjadi pada mikrorganisme terrestrial sangat
menguntungkan bagi mahluk hidup lainnya, atau dengan kata lain terjalin hubungan
mutualisme. Kebanyakan mikroorganime terrestrial hidup bersama–sama dengan
tumbuhan.
Mikroorganisme memiliki peran yang begitu besar bagi kehidupan. Seperti hubungan
beberapa jenis mikroorganisme dengan tumbuhan menyebabkan tumbuhan tersebut kaya
akan nitrogen. Dalam proses tersebut terjadi daur energi dimana nitrogen yang ditambat
oleh mikroorganisme yang bersimbiosis dengan jenis tumbuhan tertentu akan
dimanfaatkan oleh tumbuhan tersebut untuk pertumbuhannya. Selain itu mikroorganime
juga berperan dalam bidang pembusukan (dekomposer) sehingga sangat membantu
proses penguraian mahluk hidup yang telah mati atau sampah–sampah yang tidak
berguna lagi.
Beberapa jenis mikroorganisme juga berperan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
Sehingga dapat memudahkan dalam penentuan tempat yang akan dijadikan sumber
minyak bumi. Dalam praktikum ini akan dipelajari mikroba simbion spesifik pada
tanaman. Tanaman yang digunakan dalam pengematan mikronbiota simbion spesifik ini
adalah tanaman legum. Pada tanaman legum terdapat simbion spesifik tanaman untuk
menambat N misalnya Rhizobium dan pelarut P seperti mikoriza.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengisolasi dan mengamati bakteri pengikat N secara simbiotik.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri Rhizoma merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas yang
berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang
selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang, sedangkan Rhizoma sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi dari
tanaman inang (Prayitno, 2000).
Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legum mampu memfiksasi 100-300 kg
N/ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk tanaman berikutnya.
Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi inokulan Rhizobium untuk jenis
tanaman tertentu. Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan
meningkatkan produksi antara 10-25%. Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung
pada kondisi tanah da efektivitas populasi asli (Sutanto 2002).
Ada 2 jenis bakteri Rhizobium yaitu bakteri yang menghasilkan senyawa asam dan
ada juga bakteri yang menghasilkan senyawa basa. Jenis ini dapat dibedakan dengan
melakukan isolasi bakteri Rhizobium pada media YMA + BB. Bakteri yang menghasilkan
senyawa asam, warnanya akan berubah menjadi kuning sedangkan bakteri yang
menghasilkan senyawa basa, warnanya akan semakin biru. Keberadaan bakteri bintil akar
dapat diuji daya infeksi bakteri Rhizobium pada akar serta keefektivan kerja bakteri dalam
bintil akar terhadap tanaman melalui uji infektivitas dan uji efektifitas. Untuk melakukan uji
ini diperlukan koloni bakteri Rhizobium yang besar.Indikator infektif atau tidaknya suatu
bakteri bintil akar dilihat dari jumlah dan berat bintil.Sedangkan indikator efektivitas bakteri
bintil akar berdasarkan berat tanaman dan warna hijau daunnya (Handayanto, 2007).
Dalam proses pertumbuhannya, tanaman kedelai sangat memerlukan nitrogen dalam
jumlah yang cukup. Nitrogen ini dapat diperoleh melalui tanah dan melalui udara dengan
bantuan bintil-bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium. Sejumlah besar bakteri
Rhizobium dapat mati karena keasaman tanah. Oleh sebab itu diperlukan adanya inokulasi
apabila tidak adanya spesies Rhizobium, atau kalau ada sedikit jumlahnya sehingga tidak
efektif. Dalam situasi semacam itu, inokulasi dapat membentuk populasi galur yang efektif
yang menghasilkan tanaman legum yang baik perbintilannya. Pemberian pupuk ke dalam
tanaman dalam jumlah yang rasional dan berguna dapat meningkatkan hasil panen. Pengaruh
penambahan pupuk terhadap tanah adalah untuk menciptakan suatu kadar zat hara yang
tinggi, serta dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil tanaman (Mulyadi 2012).
Dalam kaitannya dengan jumlah total nitrogen tetap dalam ekosistem darat, kontribusi
utama berasal dari sistem simbiosis yaitu: asosiasi legum Rhizobium yang dihadapi: sistem
incultivated. Kacang-kacangan untuk tingkat besar atau kecil luasnya diwakili dalam sistem
rotasi dan padang rumput permanen (di mana 90% dari nitrogen tetap berasal dari nodul
leguminosa). Dalam berbagai daerah lahan alami di mana anggota tetap di bumi berasal dari
asosiasi leguminosa Rhizobium (FAO 1993).
BAB 3

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan tempat


Acara praktikum ini dilakukan pada hari Senin di ruang P2.03 Laboratorium
Fakultas Pertanian Universitas Tidar pukul 18.15 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat : Cawan petri steril, Gelas benda, Jarum ose, Pinset
B. Bahan: Bintil akar tanaman Leguminoceae yang berwarna merah atau hijau, 1 tabung
medium yeast maintol, Yeast maintol agar miring, 1 tabung berisi aquades steril,
Larutan HgCl2 0,1%, Alkohol 95%
3.3 Cara Kerja
1. Mengambil bintil akar yang berwarna merah atau hijau dan mencuci dengan air
saluran sampai bersih.
2. Memiindahkan bintil akar tersebut dengan pinset kedalam cawan petri berisi 95%
alkohol selama 2 menit.
3. Mengambil bintil akar tersebut dan memindahkan kedalam tempat yang berisi HgCl2
selama 3 menit.
4. Memindahkan bintil akar tersebut kedalam tempat yang berisi air steril dan mencuci
dengan air mengalir steril sampai HgCl2 hilang.
5. Mencairkan 2 tabung dari nutrien agar dengan penangas air.
6. Membiarkan agar mendingin sampai ± 900 C, menuangkan kedalam cawan petri steril
dan membiarkan mengeras / dingin.
7. Memegang salah satu sisi gelas benda dengan hati – hati di atas api lampu spiritus.
8. Meletakkan di atas meja dengan bagian yang telah dipanggang terletak dibagian atas.
9. Menghancurkan bintil akar dengan meletakkan dibagian tengah dari gelas benda yang
telah dibakar dan meletakkan gelas benda yang lain diatasnya lalu menekannya
dengan kuat.
10. Memisahkan gelas benda dan menambahkan setetes aquades steril pada bintil akar
yang telah dihancurkan dan mencampurkannya.
11. Mengambil suspensi bakteri dengan jarum ose dan menggoreskannya diatas
permukaan agar pada cawan petri beberapa kali.
12. Menginkubasikan cawan petri tersebut pada suhu 250 C selama 5 – 10 hari dalam
keadaan berbalik.
13. Membuat preparat dari suspensi bintil akar dan membuat pengecatan negatif setelah
tumbuh mengamati dengan mikroskop.
14. Membandingkan dengan preparat dari koloni yang tampak pada agar dalam cawan
petri.
15. Mengambil secara aseptik dengan ose steril sedikit koloni bakteri Rhizobium dan
memindahkan kedalam medium agar miring.
16. Menginkubasikan dalam suhu 250 C selama 5 – 10 hari.
17. Setelah tumbuh memeriksa kembali secara mikroskopis dengan pengecatan
sederhana.
BAB 4

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar Keterangan
4.2 Pembahasan

Klasifikasi bakteri Rhizobium leguminosarum yaitu:

Kingdom : Monera

Kelas : Psilopsida

Ordo : Psilotales

Family : Psilotaceae

Genus : Rhizobium

Species : Rhizobium leguminosarum

Syarat tumbuh bakteri Rhizobium leguminosarum yaitu faktor lingkungan yang


mempengaruhi penamban N2 oleh rhizobium adalah keasaman tanah, kandungan hara,
fotosintesis, iklim dan pengelolaan tanaman.

1. Keasaman tanah. Kemasaman tanah sangat mempengaruhi infektifitas dan efektifitas


rhizobium, pengeruhnya nyata pada pembibitan dan fiksasi N2 udara. Rhizobia dan
akar tanaman kacang-kacangan dapatt diruikan oleh unsure meracun Al3+ dan
H2PO4- tersedia. Sensitifitas rhizobium terhadap kemasaman tanah berbeda menurut
spesiesnya. Rhizobium meliloti pada perakaran alfalfa sangat berkurang populasinya
pada tanah dengan pH kurang dari 6. Hal ini menyebabkan bintil akar dan hasil alfafa
sangat berkurang. Lain halnyya dengan R trifoli dimana jumlah bintil akar dan hasil
tanaman inang red clover tidak berpengaruh pada pH berkisar 5,0-7,0.
2. Kandungan hara. Maksimum penambatan N2 terjadi hanya bila ketersediaan N di
dalam tanah minimum. Kelebihan konsentrasi NO3- di dalam tanah dapat mengurangi
aktifitas nitrogenase sehingga mengurangi aktivitas nitrogenase sehingga mengurangi
aktivitas rhizobium dan penambatan N2. Pengurangan penambatan N2 dihubungkan
dengan adanya kompetisi untuk fotosintat antara reaksi reduksi NO3- dan penambatan
N2.
3. Fotosintsis dan iklim.

Manfaat bakteri Rhizobium leguminosarum:

- Sebagai pupuk hijau

- Simbiosis mutualisme antara tanaman dan bakteri


BAB 5

PENUTUP

Dari praktikum yang sudah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa bakteri


Rhizobium leguminosarum mampu bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan.
Manfaat utama bakteri ini yaitu pengikat nitrogen. Namun bakteri ini juga masih mempunyai
mamfaat lain seperti sebagai pupuk.
DAFTAR PUSTAKA

FAO 1993. Technical Handbook on Symbiotic Nitrogen Fixation. Rome: FAO of The UN.

Handayanto, E. dan Hairiah.K., 2007. Biologi Tanah. Yogyakarta : Pustaka Adipura.

Mulyadi, A 2012. Pengaruh Pemberian Legin, Pupuk NPK (15:15:15) Dan Urea Pada Tanah
Gambut Terhadap Kandungan N, P Total Pucuk Dan Bintil Akar Kedelai (Glycine max
(L.) Merr.). Jurnal Kaunia. 8(1):21-29.

Prayitno, 2000. Analisis Mikroorganisme di Laboratorium. Jakarta: Erlangga.

Sutanto, R 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai